Anda di halaman 1dari 7

1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang. Ular memiliki sisik
seperti kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata).
Perbedaannya adalah kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan kelopak
mata yang dapat dibuka tutup. Akan tetapi untuk kasus-kasus kadal tak berkaki
(misalnya Ophisaurus spp.) perbedaan ini menjadi kabur dan tidak dapat dijadikan pegangan.

Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia.
Di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai
ke lautan, dapat ditemukan ular. Hanya saja, sebagaimana umumnya hewan berdarah dingin,
ular semakin jarang ditemui di tempat-tempat yang dingin, seperti di puncak-puncak gunung,
di daerah Irlandia dan Selandia baru dan daerah daerah padang salju atau kutub.

Banyak jenis-jenis ular yang sepanjang hidupnya berkelana di pepohonan dan hampir tak
pernah menginjak tanah. Banyak jenis yang lain hidup melata di atas permukaan tanah atau
menyusup-nyusup di bawah serasah atau tumpukan bebatuan. Sementara sebagian yang lain
hidup akuatik atau semi-akuatik disungai-sungai, rawa, danau dan laut.

Ular memangsa berbagai jenis hewan lebih kecil dari tubuhnya. Ular-ular perairan
memangsa ikan, kodok, berudu, dan bahkan telur ikan. Ular pohon dan ular darat
memangsa burung, mamalia, kodok, jenis-jenis reptil yang lain, termasuk telur-telurnya.
Ular-ular besar seperti ular sanca kembang dapat memangsakambing, kijang, rusa dan
bahkan manusia.

Ciri-Ciiri Ular :

a. Berpenampang melintang, tubuh membulat dan memanjang

b. Tubuhnya tertutup oleh sisik (tidak berlendir seperti yang dianggap oleh kebanyakan
orang)

c. Ukuran panjang tubuhnya dari 10 mm – 9000 mm

d. Memiliki tulang belakang dan sepasang tulang rusuk pada setiap ruas tulang belakang
(sampai cloaca)

e. Suhu tubuhnya poikilotermik, suhu ideal 23,9 – 29,4°C. Namun ular masih dapat bertahan
pada suhu yang ekstrem 7.2°C atau 37.8°C, bila lebih dari suhu ini akan berakibat fatal bagi
ular.

f. Ular melata dengan menggunakan otot pada bagian perutnya secara bergantian sehingga
dapat bergerak menuju ke tempat lain.
g. Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi dilindungi oleh selaput transparan.
Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia. Sensor yang ditangkap adalah bayangan
dan sensitif terhadap cahaya.

h. Tidak seperti manusia, hidung pada ular hanya berfungsi sebagai alat untuk bernafas,
sedangkan alat penciumannya adalah lidahnya dengan dibantu organ Jacobson.

i. Indera panas, terletak diantara mata dan hidung, berfungsi untuk mendeteksi panas yang
dikeluarkan oleh makhluk lain yang berdarah panas (endotermik), Namun tidak semua ular
memiliki organ ini

j. Ular tidak memiliki lubang telinga, tapi memiliki membran tympani yang dapat
mendeteksi getaran. Ular yang “menari” mengikuti irama suling sebenarnya bergerak bukan
karena suaranya, namun karena mengkuti gerakan sulingnya.

k. Pewarnaan tubuh ular sangat beragam, menyesuaikan dengan lingkungan dimana dia
tinggal. Pewarnaan berfungsi sebagai penyamaran ular dalam mencari mangsa dan
menghindari musuh. Tidak semua warna menyala menandakan tingkat bisa ular.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebiasaan dan
reproduksi pada ular, dan mengetahui bagaimana cara ular mendapatkan makanan.

2. ISI ( cara ular medapatkan makanan, bisa pada ular, Kebiasaan dan
system Reproduksi pada Ular)
2.1. Cara mendapatkan makanan

- memburu mangsanya

- menghadang mangsanya

- memancing mangsanya

Gigi ular berjumlah banyak dan condong ke dalam sehingga ular tidak mengunyah
mangsanya melainkan menelan mangsanya. Berdasarkan tipe giginya, ular dibedakan
menjadi :

a. Aglypha : Tidak memiliki taring bisa.

Contoh : Ptyas korros (Ular kayu), Python reticulatus (Ular sanca batik). Ular ini tidak
berbisa

b. Ophistoglypha : Memiliki taring bisa pendek dan terletak agak ke belakang pada rahang
atas. Contoh : Boiga dendrophila. (ular cincin emas). Ular ini berbisa menengah.
c. Proteroglypha : Memiliki taring bisa panjang dan terletak di bagian depan. Contoh :
Naja naja sputatrix (ular kobra), Ophiophagus hannah(ular king kobra) Ular ini berbisa tinggi

d. Solenoglypha : Memiliki taring bisa sangat panjang di bagian depan dan dapat dilipat.
Contoh : Agkistrodon rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa tinggi.

Ular dapat memangsa mangsanya yang berukuran 10 kali lipat besar kepalanya, karena pada
rahang bagian belakang dari mulutnya dihubungkan oleh sendi yang berbentuk segiempat,
sehingga mulut ular dapat menganga 180º dan didukung oleh rahang bawah yang hanya
dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat elastis.

Berikut ini beberapa cara ular memangsa :

a. Menelan langsung

b. Membelit

c. Menyuntikkan bisa

Semua jenis ular adalah binatang Karnivora. Jenis makanan yang mereka makan antara lain :
insekta, ikan, amphibi, unggas, mamalia kecil sampai mamalia besar; bahkan ada beberapa
jenis ular yang memakan ular juga (kanibal). Jenis makanan ini tergantung dari jenis ular dan
habitatnya.

Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak pada cloaca dan yang
betina dengan cloaca. Ular luar negeri biasanya kawin pada bulan-bulan yang bersuhu
hangat, karena pada musim dingin mereka akan hibernasi (tidur panjang). Ular ada yang
bertelur (ovipar) dan mengerami telurnya yang diletakkan diantara tumpukan daun daun
kering selama 2-3 bulan dan menetas; namun ada pula yang di simpan didalam tubuhnya
selama 2-3 bulan dan melahirkan (ovovivipar).

Tambahan

- Ular sangat senang tinggal di tempat yang lembab


- Kadang ditemukan berjemur di panas matahari, tetapi kebanyakan waktunya digunakan
untuk bersembunyi menunggu mangsa sesuai dengan habitatnya.

- Ular juga senang berpindah-pindah tergantung dimana ia bisa mendapatkan mangsanya

- Ular juga senang tinggal di daerah dekat air yang tenang.

- Ular adalah perenang dan pemanjat yang ulung.

2.2 Bisa pada Ular

Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di dalam
kepala. Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang menghubungkan ke taring bisa yang
memiliki lubang pada ujung bawahnya. Khusus pada jenis Naja naja (ular Kobra) lubang
saluran bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring, sehingga ular-ular jenis ini dapat
menyemburkan/menyemprotkan bisanya.

Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia. Bisa pada ular berfungsi selain
sebagai senjata untuk membunuh musuhnya, juga membantu sistem pencernaan.

Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh menjadi sasaran racun ular :

a. Neurotoxin

- Menyerang dan mematikan jaringan syaraf

- Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan

- Kerusakan pada pusat otak

- Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk

b. Haemotoxin

- Menyerang darah dan sistem sirkulasinya

- Terjadi haemolysis

- Transport O2 ke tubuh terganggu, terutama metabolisme sel

Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain: jantung,
ginjal, otot, sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain.

2.3 Kebiasaan dan Reproduksi Pada Ular

Ular memakan mangsanya bulat-bulat; artinya, tanpa dikunyah menjadi keping-


keping yang lebih kecil. Gigi di mulut ular tidak memiliki fungsi untuk mengunyah,
melainkan sekedar untuk memegang mangsanya agar tidak mudah terlepas. Agar lancar
menelan, ular biasanya memilih menelan mangsa dengan kepalanya lebih dahulu.

Beberapa jenis ular, seperti sanca dan ular tikus, membunuh mangsa dengan cara melilitnya
hingga tak bisa bernapas. Ular-ular berbisa membunuh mangsa dengan bisanya, yang dapat
melumpuhkan sistem saraf pernapasan dan jantung (neurotoksin), atau yang dapat merusak
peredaran darah (haemotoksin), dalam beberapa menit saja. Bisa yang disuntikkan melalui
gigitan ular itu biasanya sekaligus mengandung enzim pencerna, yang memudahkan
pencernaan makanan itu apabila telah ditelan.

Untuk menghangatkan tubuh dan juga untuk membantu kelancaran pencernaan, ular kerap
kali perlu berjemur (basking) di bawah sinar matahari.

Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa beberapa butir
saja, hingga puluhan dan ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di lubang-lubang tanah,
gua, lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis ular
diketahui menunggui telurnya hingga menetas; bahkan ular sanca ‘mengerami’ telur-
telurnya.

Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut ‘melahirkan’ anak.
Sebetulnya tidak melahirkan seperti halnya mamalia, melainkan telurnya berkembang dan
menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar), lalu keluar sebagai ular kecil-kecil.

Sejenis ular primitif, yakni ular buta atau ular kawat Rhampotyphlops braminus, sejauh ini
hanya diketahui yang betinanya. Ular yang mirip cacing kecil ini diduga mampu bertelur dan
berbiak tanpa ular jantan (partenogenesis).

Gambar organ tubuh pada Ular:

Ular mempunyai tubuh yang panjang tanpa kaki, seluruh tubuhnya ditutupi sisik yang
tumpang tindih, berfungsi untuk meluncur di atas tanah. Ular mempunyai lidah bercabang
dua yang sering dijulurkan ke luar mulutnya, lidah ini berfungsi sebagai alat pembau yang
membantu organ perasa yang terletak di dalam mulutnya. Mata ular selalu terbuka karena
tidak mempunyai kelopak tetapi ditutupi oleh suatu lapisan bening.

Kesimpulan

Ular adalah salah satu binatang yang masuk dalam rangkaian alur mata rantai kehidupan.
Sampai saat ini, karena minimnya pengembangan studi tentang ular di masyarakat,
paradigma masyarakat umum tentang ular cenderung negatif. Semua jenis ular terkesan
menyeramkan dan mematikan, akibatnya, banyak sekali ular mati sia-sia karena dianggap
binatang yang berbahaya. Padahal, sebenarnya hanya sekitar 5% saja dari ± 380 jenis ular di
Indonesia yang berbisa dan mematikan sehingga perlu dihindari. Selebihnya adalah ular -
ular biasa yang tidak perlu dibunuh sehingga perlu dilestarikan.

Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa beberapa
butir saja, hingga puluhan dan ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di lubang-lubang
tanah, gua, lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis
ular diketahui menunggui telurnya hingga menetas; bahkan ular sanca ‘mengerami’ telur-
telurnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.nusantaraku.org/forum/reptilia-forum/59858-kebiasaan-dan-reproduksi-ular.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Ular

http://siouxindonesia.multiply.com/

http://id.dirale.info/website/alat_reproduksi_ularnya.html

Anda mungkin juga menyukai