ULAR
m. Gigi ular berjumlah banyak dan condong kedalam sehingga ular tidak
mengunyah mangsanya melainkan menelan mangsanya.
Type gigi Ular
a. Aglypha : tidak memiliki taring bisa.
contoh: Ptyas korros (ular kayu), python reticulatus (sanca
batik).
b. Ophistoglypa : memiliki taring bisa pendek dan terletak
agak ke belakang pada rahang atas. Contoh Boiga
dendrophila (ular cicin emas). Ular ini berbisa menengah.
c. Proteroglypa : memiliki taring bisa panjang dan terletak di
bagian depan. Contoh : Naja naja sputatrix (ular kobra),
Ophiophagus Hannah (ular king kobra). Ular ini berbisa
tinggi.
d. Selenoglypa : memiliki taring bisa sangat panjang di bagian
depan dan dapat dilipat
Ular dapat memangsa mangsanya yang
berukuran 10 kali lipat lebih besar dari
kepalanya, karena pada rahang bagian
belakang dari mulutnya dihubungkan dengan
sendi yang berbentuk segi empat, sehingga
mulut ular dapat menganga 180° dan
didukung oleh rahang bawah yang hanya
dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat
elastis.
Organ reproduksi pada ular jantan adalah
HEMIPENIS yang terletak pada kloaka /
cloaca dan yang betina dengan cloaca.
Ular ada yang bertelur (ovipar) dan mengerami
telurnya selama 2 – 3 bulan dan menetas;
namun ada pula yang menyimpan telurnya
didalam tubuhnya selama 2 – 3 bulan dan
melahirkan (ovovivipar).
HABITAT ULAR
a. Ular Air (Aquatik)
ular yang seluruh aktifitasnya di dalam air. Contoh : Laticauda
laticauda (Ular Laut). Ini adalah ular air yang sesungguhnya.
b. Ular setengah perairan (semi Aquatik)
ular ini kadang melakukan aktifitas di darat dan di air. Contohnya :
Homalopsis bucata (ular kadut).
c. Ular darat (terresterial)
seluruh aktifitasnya dilakukan di darat. Contoh : Ptyas mucosus
(ular bandotan macan) dan Elaphe flavolineata (ular kopi).
d. Ular pohon (arboreal)
seluruh aktifitasnya dilakukan di atas pohon (arboreal), biasanya
ular pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan /
bergelantungan). Contoh : Boiga dendrophila (cincin emas) dan
Dryophis prasinus (ular pucuk).
e. Ular Gurun
seluruh aktifitasnya di gurun, biasanya menyembunyikan diri
dibawah pasir untuk menghindari sengatan matahari. Contoh :
Crotalus Artox, ular derik, rattle.
BISA (VENOM)
b. Haemotoxin
• menyerang darah dan sistem sirkulasinya
• terjadi haemolysis
• transport O2 ke tubuh terganggu, terutama metabolisme
Organ tubuh yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara
lain : jantung, ginjal, otot dan sel-sel darah
Bahaya Ular
1. BAHAYA PSIKIS
Bahaya Psikis disebabkan karena faktor
paradigma/pandangan/anggapan/mitos yang telah
tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat
kita. Bahaya psikis ini dapat berakibat fatal karena
bisa saja manusia melakukan hal – hal diluar dugaan
dan perhitungan saat bertemu ular.
2. BAHAYA BIOLOGIS
Berupa bahaya fisik yaitu gigitan, semburan dan
belitan. Bahaya ini timbul karena manusia cenderung
mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi
dimana si ular sedang mengerami telur atau terinjak.
PENGELOMPOKAN ULAR
A. Tidak Berbisa.
Ular ini memiliki type gigi Aglyfa (tidak bertaring) dan tidak memiliki
kelenjar bisa, jika tergigit hanya akan luka, tidak ada penanganan
khusus. Hanya perlu obat antiseptik. Relatif tidak berbahaya.
B. Berbisa menengah.
memiliki type gigi ophistoglyfa dan memiliki kelenjar bisa. Efek
bisanya pada manusia adalah pendarahan, demam, perubahan
suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa sakit
serta pembengkakan disekitar luka gigitan. Penanganannya,
korban hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi,
istirahat untuk meningkatkan stamina tubuh.
C. Berbisa tinggi.
memiliki type gigi Proteroglyfa dan Selenoglyfa. Jika manusia
tergigit kelompok ini, prinsipnya adalah segera keluarkan bisa dari
tubuh, hambat laju bisa ke jantung serta harus cepat mendapat
pertolongan pertama yang tepat dan benar. Jumlah dan jenis ular
berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain, kecuali
semua jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan.
PERBEDAAN ULAR BERBISA TINGGI
DAN RENDAH
Namun ciri berikut ini belum bisa secara tepat
menunjukkan tingkatan bisa ular, sehingga perlu
pengamatan dan penelitian lebih lanjut.
a. Ular berbisa rendah
• gerakannya cepat, takut kepada musuh, agresif
• aktifitas siang hari (diurnal)
• membunuh mangsanya dengan membelit
• bentuk kepalanya bulat telur (oval)
• tidak memiliki bisa taring
• gigitannya tidak mematikan
• setelah menggigit langsung lari
b. Ular berbisa tinggi
• gerakannya lambat, tenang, penuh percaya diri
• beraktifitas malam hari (nocturnal)
• membunuh mangsa dengan menyuntikkan
bisa
• bentuk kepalanya cenderung segitiga
sempurna
• memiliki taring bisa, racun mematikan
• kanibal
• setelah menggigit, masih tinggal ditempat
PENGECUALIAN
SAFE OUR
SNAKE
OLEH
SINDU A.P.