Anda di halaman 1dari 12

SISTEM

MEKANISME
PADA ULAR
Marsin Rombe (2240303037)
Ginco Ade Putra (2240303004)
Aidil Setiawan (2240303031)
Narsisco Agustinus (2240303016)
Pedro Andino (2240303040)
PENGERTIAN UMUM
Ular adalah kelompok reptilia tidak berkaki dan bertubuh panjang yang tersebar luas di dunia. Secara ilmiah,
semua jenis ular dikelompokkan dalam satu sub-ordo, yaitu Serpentes dan juga merupakan anggota dari ordo
Squamata (reptilia bersisik) bersama dengan kadal. Akan tetapi, ular (Serpentes) sendiri diklasifikasikan pada
cabang klade (Ophidia), yaitu segolongan reptilia-reptilia dengan atau tanpa kaki, bertubuh panjang, dan memiliki
fisiologis yang sangat berbeda dengan kadal. Ukuran ular tanah tidak terlalu besar, cenderung gemuk, dan agak
pendek. Panjang rata-rata 76 cm, yang betina lebih panjang dari yang jantan. Namun kadang-kadang ditemukan
pula yang panjangnya mencapai 91 cm.

Punggung berwarna cokelat agak kemerahan atau kemerah jambuan. Sepanjang bagian tengah punggung dihiasi
oleh 25-30 pasang corak segitiga besar atau coklat gelap, berseling dengan warna terang kekuningan atau
keputihan; dan puncak segitiga-segitiga itu bertemu atau berseling di garis vertebral.
CIRI – CIRI PADA ULAR
Ciri-ciri utama ular adalah bertubuh panjang dan tidak memiliki kaki. Akan tetapi, ciri-
ciri tersebut juga dimiliki oleh beberapa jenis kadal, misalnya (kadal-pensil Burton). Ciri-
ciri selanjutnya adalah ular tidak memiliki indera pendengaran sama sekali. Akan tetapi,
ular bisa merasakan getaran melalui rahang bawahnya saat menempel di tanah atau di
permukaan. Ular tidak memiliki kelopak mata yang dapat di buka-tutup, dan matanya
selalu terbuka selama hidupnya. Walaupun begitu, mata ular dilapisi oleh sisik bening
yang melindunginya dari kotoran. Ciri utama lainnya adalah, lidah ular bercabang dua
dengan masing-masing cabangnya berukuran panjang dan runcing, dan dapat dijulurkan
ke luar melalui rongga di tengah bibirnya. Dengan kata lain, ular dapat menjulurkan
lidahnya dalam keadaan mulut tertutup rapat.
Sisi samping (lateral) berwarna lebih pucat atau lebih buram, dengan bercak-
bercak cokelat gelap besar terletak beraturan hingga ke dekat anus. Sisi bawah
tubuh putih kemerah jambuan, bebercak cokelat gelap dan terang. Keseluruhan
warna punggung itu memberi kesan penyamaran yang kuat manakala ular
berada di antara seresah kering. Sisik ventral 148-166, anal tunggal (tak
terbagi). Subkaudal 35-52. Sisik dorsal dalam 21 (jarang 19) deret. Sisik labial
atas 7-9, tidak ada yang menyentuh mata. Tidak sebagaimana lazimnya
bandotan (viper) berdekik, sisi atas kepala ular tanah tertutupi oleh perisai-
perisai yang simetris. Ciri ini bersifat khas dan taka da duanya di antara
kelompok bandotan berdekik Asia.
SISTEM MEKANISME PADA
ULAR
Selama lebih dari 130 juta tahun sejak kemunculannya, ular telah berevolusi
menjadi vertebrata dengan kemampuan bergerak yang menakjubkan. Ular dapat
memanjat, melesat di air, dan bahkan beberapa spesies dapat terbang. Semuanya
dilakukan ular tanpa kaki atau tangan. Meski tidak memiliki kaki, ular telah
mengembangkan beberapa metode gerakan yang berbeda, beberapa di antaranya
dilakukan oleh hewan tanpa kaki lainnya.
01
BEBERAPA CARA
ULAR BERGERAK
1. Gerakan serpentine

Metode pertama, disebut penggerak serpentine, dimiliki oleh hampir semua hewan tak berkaki, seperti
beberapa kadal, cacing tanah, dan lain-lain. Ini adalah cara kebanyakan ular bergerak. Tubuh
mengasumsikan serangkaian loop horizontal berbentuk S dan setiap loop mendorong melawan
hambatan apa pun yang ditemukan di lingkungan, seperti batu, ranting, pasir, atau kerikil.

2. Gerakan terestrial

Metode lain adalah pergerakan terestrial yang juga melibatkan setidaknya beberapa resistensi dari
lingkungan. Salah satunya dikenal sebagai penggerak “concertina” karena aksi ular menyerupai
pembukaan dan penutupan akordeon atau concertina. Pertama, ekor dan bagian paling belakang dari
tubuh ditambatkan, kemudian kepala dan bagian tubuh lainnya direntangkan sejauh mungkin ke depan.
Pada ekstensi maksimum, kepala dan bagian depan tubuh ular ditambatkan dan bagian posterior ditarik
sedekat mungkin dalam lipatan, seperti akordeon.
3. Gerakan rectilinear
Metode ketiga disebut gerakan ulat atau “rectilinear” karena tubuh ular dapat bergerak dalam garis
lurus, menggunakan aliran kontraksi otot di sepanjang sisi yang terlihat seperti ulat yang sedang
bergerak. Otot tubuh ular digunakan untuk mengangkat, menahan, dan mendorong secara berurutan
terhadap skala perut individu, yang menghasilkan gerakan beringsut. Metode ini biasanya digunakan
oleh ular besar, seperti boa.

4. Gerakan berliku
Metode keempat adalah yang cara bergerak yang paling tidak bergantung pada gesekan dengan
permukaan, yang disebut gerakan berliku. Metode ini biasanya digunakan oleh ular yang hidup di
gurun (walaupun beberapa ular non-gurun juga menggunakannya). Saat berada di atas pasir, ular
mengangkat bagian depan tubuh, memindahkannya beberapa sentimeter ke samping, dan meletakkan
bagian tersebut di atas pasir untuk mempertahankan bagian tubuh lainnya sebagai putaran yang
terangkat. Lingkaran ini kemudian secara bertahap bergeser di sepanjang tubuh ke ujung ekor. Pada
saat itu, seluruh tubuh ular telah pindah ke samping dari posisi sebelumnya.
02
BISA PADA
ULAR
BISA PADA ULAR
Bisa ular merupakan senyawa kimiawi yang diproduksi oleh kelenjar khusus dari sejumlah spesies
ular tertentu (seperti: King Cobra dan Viper) yang digunakan untuk melumpuhkan mangsa dan
mempertahankan diri. Kelenjar yang mensekresikan zootoksin merupakan modifikasi kelenjar
parotis vertebrata lain, dan bisanya terletak di setiap sisi kepala di bawah dan di belakang mata,
terbungkus selubung otot. Kelenjar ini diperlengkapi dengan alveolus besar di mana bisa disimpan
sebelum disalurkan melalui sebuah duktus ke dasar taring bersaluran atau tubular yang dari situ
racun dikeluarkan. Bisa ular merupakan gabungan sejumlah protein dan enzim yang berbeda.
Banyak dari protein itu yang tak berbahaya bagi manusia, tetapi beberapa protein beracun. Namun,
bisa ular umumnya tak berbahaya ketika dihirup, oleh karena itu tidaklah beracun secara teknis.
Dilansir dari BBC Science Focus Magazine, racun ular dibuat oleh organ yang
berevolusi dari kelenjar ludah. Air liur biasa mengandung enzim untuk membantu
mencerna makanan saat dikunyah dan seleksi alam memberikan ular lebih banyak
enzim beracun dalam air liur mereka. genom ular king cobra dan menemukan
bahwa racun dalam bisanya adalah variasi kecil dari protein biasa. Saat mangsa
secara bertahap mengembangkan kekebalan, ular merespons dengan campuran
kompleks 50-100 protein berbeda untuk mengubah tekanan darah, mencegah
pembekuan darah, dan melumpuhkan saraf. Ular telah beradaptasi dengan ini
dengan mengembangkan racun yang mengandung campuran beberapa ratus enzim
dan protein yang berbeda. Beberapa di antaranya dapat memblokir transmisi saraf,
yang lain mengganggu irama detak jantung, dan memecah jaringan otot atau
menyebabkan pembuluh darah tiba-tiba pecah. Ular dapat mengontrol jumlah racun
yang mereka suntikkan dengan satu gigitan dan umumnya menggunakan jauh lebih
banyak daripada dosis mematikan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai