Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRATIKUM SISTEM RANGKA PADA KATAK

TUGAS MATA PELAJARAN BIOLOGI

OLEH:
 AYIKIMA RAMBU RADA BERA
 BERNIKE RAMBU MILA

SMA KRISTEN WAIBAKUL


2022/2023
A. Latar belakang.
Kodok merupakan salah satu anggota dari kelas amfibi(hewan yang hidup di darat dan di air) dan
termasuk dalam ordo anura(kelompok yang tidak memiliki ekor). Kodok biasa hidup di daerah yang
lembab, seperti rawa,kebun yang becek, dan sawah. Ketika kodok saat masih berupa larva, kodok
hidup di air. Larva kodok atau yang biasa kita sebut kecebong atau berudu ini, tidak memiliki kaki
namun memiliki insang dan berekor. Kemudian, dalam metamorfosis selanjutnya dua pasang kaki
berkembang. Terdapat perbedaan Ketika kodok hidup di air dan dan darat, yaitu Ketika hidup di
darat kodok bernafas menggunakan paru-paru. Sedangkan Ketika di air, kodok bernafas
menggunakan insang.
Kodok kebanyakan aktif di waktu gelap dan pagi hari,di siang hari kodok berlindung di balik
rerumputan atau celah di pematang. Apabila hendak terpijak, mereka akan langsung melompat tiba-
tiba ke air. Pada malam hari, terutama sehabis hujan setiap kodok jantan akan berbunyi memanggil
betinanya ke tepi air.
Kodok sawah sering digunakan sebagai objek percobaan, karena mudah didapat dan kulitnya tidak
beracun. Selain itu, hewan ini juga memiliki struktur dan morfologi yang mudah diamati.
B. Tujuan.
Tujuan dari kami melakukan pratikum ini adalah untuk mengetahui morfologi, fisiologi, dan
anatomi dari kodok.
C. Alat dan bahan
 Jarum pentul
 Silet
 Pisau bedah
 Gunting bedah
 Kardus/dos
 Spoit
 Alcohol 70%
 Jarum suntik
 Kodok (Dalam pratikum ini, kami memakai kodok sawah)
D. Tahap pembedahan
1. Kodok dibiarkan pingsan dengan cara dibius menggunakan alcohol.
2. Setelah katak pingsan, kodok ditelentangkan di Papan bedah(Dos/Kardus)
3. Tangan dan kaki katak ditusukkan jarum agar katak tidak bergerak saat proses pembedahan.
4. Kuliti kodok tersebut hingga tersisa daging(Pembedahan bisa dimulai dari bagian perut kodok
secara melintang menggunakan silet hingga ke bagian bawah perut.)
5. Ambil organ dalam kodok dan bersihkan daging kodok hingga tersisa tulang.
6. Rendam kodok menggunakan alcohol 70% selama beberapa jam (Kalau pada pratikum ini, kami
merendam kodokselama 1 hari)
7. Setelah direndam, jemur kodok tersebut hingga kering.

E. Hasil percobaan.
1. Morfologi.
Gambar 1.1
Kodok sawah, bertubuh kecil sampai agak besar, gempal, dengan kaki yang kuat dan paha yang
berotot besar. Hewan jantan dewasa sekitar 60 mm dan betina dewasa sekitar 70-80 mm; namun
yang terbesar bisa sampai dengan 120 mm SVL (snout to vent length, dari moncong ke anus).
Punggung berwarna lumpur kecokelatan, dengan bercak-bercak gelap tidak simetris. Terkadang
terdapat warna hijau lumut terang pada spesimen-spesimen yang besar. Sisi tubuh dan lipatan paha
dengan bercak-bercak hitam. Tangan dan kaki kerap bercoreng-coreng. Bibir berbelang hitam.
Terdapat lipatan-lipatan kulit tipis memanjang di atas punggung, serupa jalur bintil atau pematang.
Kaki dengan selaput renang yang penuh sampai ke ujung jari, kecuali pada jari kaki keempat. Bintil
metatarsal tunggal, terdapat di sisi dalam (pangkal jari pertama) kaki, memanjang bentuknya.
2. Anatomi dan fisiologi.
 Berdasarkan gambar 1.2 di bawah ini, kita dapat melihat organ bagian dalam dari kodok. Dimana
organ dalam kodok terdiri dari paru-paru yang berperan sebagai alat pernafasan, pankreas, liver
atau hati, lambung dan usus besar yang berperan sebagai alat pencernaan, serta jantung yang
berperan dalam peredaran kodok.

Gambar 1.2
Gambar 1.3
 Berdasarkan gambar 1.3 di atas, kita dapat melihat pada struktur rangka kodok terdapat;
a. 1 Tulang tengkorak
b. 2 tulang rongga mata
c. 2 tulang ulna
d. 2 tulang belikat
e. 2 tulang radius
f. 4 ruas tulang belakang
g. 2 tulang humerus
h. 4 pasang/8 tulang prosesus tulang belakang
i. 2 tulang paha atas
j. 2 tulang pangkal paha
k. 1 tulang ekor
l. 14 pasang/28 ruas jari
m. 1 tulang ekor
n. 2 tulang mata kaki
 Sistem Otot pada kodok dibagi menjadi 4 bagian, yaitu sistem otot pada bagian kepala, sistem
otot daerah pectoral, sistem otot daerah abdomen atau ventral, dan sistem otot pada extrimitas
posterior.
a) Sistem otot daerah abdomen atau ventral terdiri dari:
 Musculus rectus abdominis
 Musculus obliqus internus
 Musculus obliqus externus
*musculus rectus abdominis terdapat media ventral tubuh yang di tengahnya terdapat tendo
berwarna putih yang di sebut “linea alba” dan juga terdapat “inscripto tendinae” yang
berjumlah 4 pasang.
b) Sistem otot pada extrimitas posterior terdiri dari:
 Femur (paha), terdiri dari musculus trisep femoris, musculus sartorius, musculus
adductor magnus, musculus gracillis mayor dan musculus gracillis minor
 Crus (betis), terdiri dari musculus gastronimenus, musculus tibialis anticus longus,
musculus tibialis anticus brevis, dan musculus tibialis posticus.
*Pada kodok, terdapat otot gastroknemus. Otot ini lebar dan terletak di atas fibiofibula, serta
disisispi oleh tendon tumit yang tampak jelas(tendon achillus) pada permukaan kaki.
 Sistem pencernaan pada kodok sawah, yaitu rongga mulut(cavum oris) sebagai alat pencernaan
awal, kemudian pharynx yaitu semacam lanjutan dari cavum oris dengan ukuran pendek dan
menyempit. Setelah pharynx, terdapat oesophagus, gastum, pylorus, intestine, dan cloaca.
Dalam cavum oris, terdapat dentis dan lingua. Dimana lingua dapat dijulurkan keluar dengan
cepat yang berfungsi untuk menangkap dan memasukkan mangsanya ke dalam
mulut(Radiopoetro, 1977).
 sistem reproduksi pada kodok sawah
Pada sistem reproduksi kodok sawah, proses pembuahannya terjadi di luar dimana saat
melakukan pembuahan katak jantan akan melekat pada punggung serta memeluk dengan erat
ketiak betina.
Proses pembuahan kodok sawah, terjadi di dalam air sambil berenang-renang, dengan cara
kodok jantan memijat perut kodok betina sebagai bentuk rangsangan. Selanjutnya, kodok betina
akan mengeluarkan telur, dan saat bersamaan juga kodok jantan akan mengeluarkan sperma ke
dalam air.
Sehingga telur-telur yang telah dikeluarkan oleh kodok betina langsung dibuahi oleh kodok
jantan. Setelah proses pembuahan sudah terjadi, telur-telur tersebut akan menjadi larva kodok
atau yang sering disebut berudu yang mencari nutrisi untuk perkembangannya, sehingga
kemudian menjadi kodok dewasa.
 Sistem peredaran darah pada kodok sawah
Sistem peredaran darah pada kodok sawah yaitu sistem peredaran tertutup dan
ganda( Dalamperedaran darah terdapat dua kali yang melalui jantung.
Dimana darah dari jantung menuju paru-paru kemudian kembali lagi ke jantung. Kedua darah
yang bersumber dari jantung disebarkan ke seluruh tubuh, dan kembali lagi ke jantung, begitu
pula seterusnya.
 Sistem pernafasan pada kodok sawah
Alat pernafasan pada kodok yaitu insang, paru-paru, dan kulit. Pada saat kodok sawah masih
berupa berudu, alat pernafsan yang dipakai oleh berudu adalah insang. Sedangka pada kodok
dewasa, alat penafasan yang dipakai yaitu paru-paru.

F. Kesimpulan.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa perbedaan
antara susunan kerangka manusia dan hewan yaitu:
 Kaki
Pada kaki, kaki belakang kodok lebih besar karena terdiri dari tulang paha sebagai penopang
kaki bagian atas yang kuat, sama seperti manusia, meskipun ukurannya berbeda.
 Lengan dan kaki depan
Tulang kaki kodok, terdiri dari humerus yang juga merupakan begian kuat dari lengan
manusia, menghubungkan siku. Ulna dan jari-jari juga ada dilengan kodok sama seperti
manusia. Pada kodok juga, terdapat radius yang mana pada manusia disebut dengan tulang
pengumpil dan hasta.
 Tulang gelang bahu
Pada bagian tulang gelang bahu, manusia dan kodok sama-sama mempunyai tulang belikat
dan tulang selangka.
 Jari kaki dan jari tangan
Perbedaan antara keduanya yaitu terletak pada jumlah jari kaki dimana jumlah jari kaki
kodok 4 dan manusia 5. Perbedaannya tidak hanya pada jumlahjari saja, tetapi
perbedaannya juga terletak pada ukuran jari kaki katak yang lebih panjang dibandingkan
dengan manusia.
G. Saran
 Melalui laporan ini, kami ingin menyarankan agar ketika menguliti kodok untuk memakai
silet atau benda yang sangat tajam sehingga lebih mudah ketika proses pengulitan
dikarenakan kulit kodok yang keras.
 Kami juga ingin menyarankan bahwa setiap spesies katak mungkin memiliki struktur dan
cirinya tersendiri, sehingga kami berharap agar laporan ini tidak dijadikan acuan atau
informasinya dipakai dalam pratikum kodok atau katak lain.

Anda mungkin juga menyukai