Anda di halaman 1dari 10

Suku Dayak

Kelompok 2

Umi salamah Najwa ainun


Shofiya aidatul Damelia laela
Lulu izzati Najwa shopia
Riva’na syifa Salsabila zahira

XII IPS 3
MAN 1 Tegal
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul: “Suku Dayak”.

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati menerima masukan, saran dan
usul guna penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................................
B. Tujuan penulisan....................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Sejarah suku Dayak...............................................................
B. Kepercayaan...........................................................................
C. Bahasa yang digunakan.........................................................
D. Baju adat................................................................................
E. Rumah adat............................................................................
F. Tarian.....................................................................................
G. Alat musik..............................................................................
H. Upacara adat..........................................................................
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................
B. saran.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia adalah negara dengan keragaman budaya dan suku bangsa. Dayak
merupakan salah satu dari ribuan suku yang terdapat di Indonesia. Dayak ini dikenal
sebagai salah satu suku asli di Kalimantan. Mereka merupakan salah satu penduduk
mayoritas di provinsi tersebut. Kata Dayak dalam bahasa lokal Kalimantan berarti orang
yang tinggal di hulu sungai.
Hal ini mengacu kepada tempat tinggal mereka yang berada di hulu sungai-sungai
besar. Agak berbeda dengan kebudayaan Indonesia lainnya yang pada umumnya bermula
di daerah pantai, masyarakat suku Dayak menjalani sebagian besar hidupnya di sekitar
daerah aliran sungai pedalaman Kalimantan. Dalam pikiran orang awam, suku Dayak
hanya ada satu jenis. Padahal sebenarnya mereka terbagi ke dalam banyak sub-sub suku.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh terpencarnya masyarakat Dayak menjadi kelompok-
kelompok kecil dengan pengaruh masuknya kebudayaan luar. Setiap sub suku memiliki
budaya unik dan memberi ciri khusus pada setiap komunitasnya

1.2Tujuan Penulisan

Tujuan dari pnulisan makalah ini adalah agar pembaca mengetahui:


1. Sejarah suku Dayak
2. Kepercayaan
3. Bahasa yang digunakan
4. Baju adat
5. Rumah adat
6. Tarian
7. Alat musik
8. Upacara adat
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Sejarah suku Dayak


Suku Dayak adalah suku yang berada di pedalaman Kalimantan. Suku ini memiliki
kehidupan yang jauh dari akses informasi global sehingga dapat dikatakan primitif. Tapi
inilah yang, menjadi ciri khas dari suku ini. Walaupun tergolong primitif tapi ada hal unik
yang dapat menarik perhatian yaitu kebudayaan suku Dayak.

Secara kaidah bahasa Dayak bukanlah nama suku tapi “orang Dayak” dalam
bahasa Kalimantan berarti orang pedalaman. Dikatakan orang pedalaman karena memang
jauh dari keramaian. Panggilan untuk orang Dayak bukan hanya sebutan untuk satu suku
saja. Tapi ada berbagai macam suku, diantaranya Dayak Tunjung, Dayak Punan, Dayak
Kenyah dan Dayak yang lainnya.

Dahulu nenek moyang suku Dayak berasal dari negeri “Yunan” wilayah China.
Mereka adalah keturunan dari keluarga kerajaan China yang kalah perang. Mereka
mengungsi sampai ke Pulau Kalimantan. Lambat laun mereka nyaman tinggal di situ.
Mereka menjauh dari keramaian dikarenakan trauma berat pasca perang.

Mereka khawatir jika bertemu dengan kelompok-kelompok penduduk akan terjadi


peperangan seperti yang sudah lewat. Jika terjadi peperangan maka suku mereka akan
punah. Dengan begitu leluhur membuat pantangan agar jangan bertemu dengan kelompok
yang berbeda.

Lamban laut kehidupan suku Dayak mulai berkembang. Anak cucunya sudah
mulai menjalin komunikasi dengan kelompok lain. Tapi masih ada juga anak cucu mereka
yang tidak melanggar pantangan bertemu kelompok lain. Adanya kejadian dimasa lalu
inilah yang menjadikannya menjadi manusia primitif.

2. kepercayaan

Masyarakat Dayak memiliki keyakinan tentang wujud tertinggi dimana segala


kekuatan yang ada diajgad raya berasal dari yang tunggal. Wujud tertinggi itu menguasai
manusia, roh halus, dan leluhur. sistem kepercayaan asli bagi masyarakat dayak tidak
dapat dipisahkan dengan nilai-nilai kehidupan mereka, kepribadian, Tingkah laku, sikap,
perbuatan, dan kegiatan sosial sehari-hari dibimbing didukung dan dihubungkan tidak
saja dengan sistem kepercayaan dan ajaran agama tetapi juga dengan nilai budaya dan
etnisitas.

Kepercayaan tersebut berhubungan erat dengan tradisi dalam masyarakat yang


mengandung dua hal prinsip, yaitu unsur kepercayaan nenek moyang yang menekankan
pada pemujaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Esa dengan kekuasaan
tertingginya sebagai kuasa Prima dari kehidupan manusia. Bagi mereka yang mempunyai
pengalaman religius setiap Benda mempunyai kemampuan untuk menjadi perwujudan
kesakralan.

3. Bahasa yang digunakan

Bahasa suku Dayak menggunakan bahasa Indonesia manyan dan bahasa maju
sebagai bangsa yang digunakan dalam kesehariannya orang Dayak di Kalimantan
mempunyai daya yang berada di Kalimantan Barat Timur Selatan dan Utara hampir
semuanya mengerti bahasa othenum atau the house sedangkan orang Dayak Kalimantan
Tengah dan Selatan sebagai bahasa perantaraan umumnya adalah bahasa Dayak ngaju
yang juga disebut bahasa Kapuas.

4. Baju adat

Terdapat 2 jenis pakaian khas yaitu pakaian untuk kaum wanita dan pakaian
untuk kaum lelaki. Sepei sadaq adalah sebutan baju untuk kaum laki-laki. Ciri-cirinya
yaitu memakai ikat kepala terbuat dari pandan yang biasanya dikenakan oleh orang tua.
Baju atasannya menggunakan rompi dan bawahannya berupa cawan bisa disebut juga
abed ko aq. Selain pakaiannya juga disertai dengan mandau yang diikat pada
pinggangnya.

Ta’a adalah sebutan untuk baju wanita suku Dayak. Pakaiannya bermotif yang
tidak jauh dari pakaian laki-laki. Hanya saja yang membedakannya yaitu baju atasannya.
Untuk kaum wanita disebut sepei inoq. Sedangkan bawahannya berupa rok. Pakaian
wanita memiliki manik-manik cantik yang dibuat hiasan.

5. Rumah adat

Rumah betang atau rumah panjang adalah nama dari rumah suku Dayak. Rumah
ini khas dari Kalimantan ini dapat ditemukan di wilayah penjuru Kalimantan. Untuk
lebih tepatnya berada di daerah hulu sungai yang menjadi pusat tempat tinggal
masyarakat Dayak.

Rumah panjang atau Betang memiliki ukuran dan bentuk yang bermacam-
macam. Rumah betang ada yang memiliki panjang hingga 15 meter dan lebar 30 meter.
Umumnya, rumah beteng ini dibuat seperti bentuk panggung dan memiliki ketinggian 5
meter.

Rumah ini dibuat tinggi yang nantinya dapat berfungsi untuk bertahan dari
banjir yang dapat mengancam daerah hulu. Cerminan dari kebersamaan ini dapat dilihat
dari rumah adatnya. Mereka menaati aturan yang sudah berlaku serta adat istiadat yang
sudah disepakati.

6. Tarian
Terdapat berbagai macam tarian adat dari suku Dayak. Diantaranya yaitu Tari
Leleng, Tari Hudoq dan Tari Kancet Papatai. Setiap tarian memiliki ciri khas yang
berbeda-beda.

 Tari Leleng.
Tari leleng adalah tarian gadis Dayak Kenyah. Tarian ini menceritakan tentang
seorang gadis yang bernama Utan Along. Gadis tersebut dipaksa kawin
dengan seorang pemuda yang memang tidak dicintainya. Pada akhirnya gadis
tersebut melarikan diri kehutan.
 Tari Hudoq.
Tari Hudoq adalah tarian yang menjadi bagian dari ritual. Tarian ini dilakukan
setelah menanam padi yang dilakukan oleh Dayak Modang dan Dayak Bahau.
Tarian ini memiliki inti yang berupa tarian untuk mengenang jasa atau
pengorbanan para leluhur.
 Tari Kancet Papatai.
Tari Kancet Papatai adalah tarian perang, tarian ini menceritakan tentang
seorang pahlawan Dayak Kenyah yang sedang berperang dengan musuhnya.
Karena menceritakan peperangan tarian ini memiliki gerakan yang lincah,
gesit, penuh semangat dan juga Indah.
 Tari Kancet Lalasan.
Tarian ini menggambarkan kehidupan burung Enggang yang merupakan salah
satu hewan sakral. Berbeda dengan tarian Kancet Papatai, tari ini dilakukan
oleh wanita. Tariannya didominasi dengan gerakan tubuh yang rendah. Contoh
gerakannya merunduk, berjongkok sampai duduk.
 Tari Kancet Ledo.
Tarian ini dimainkan oleh seorang wanita yang diiringi dengan Gong. Gerakan
tarian ini mencerminkan adanya kelembutan seorang wanita. Tarian ini biasa
digunakan untuk menyambut tamu. Tarian ini juga bisa disebut tarian Gong
karena diiringi oleh alat musik yang berupa Gong.
 Tari Gantar.
Tarian yang dapat dikenal sebagai tarian pergaulan antar muda-mudi Dayak.
Tarian ini berasal dari Dayak Tunjung dan Dayak Benauq. Tarian ini
melambangkan keramahtamahan dan juga kegembiraan ketika menerima
tamu. Baik untuk tamu investor, tamu kehormatan ataupun tamu wisatawan.

7. Alat musik

Suku Dayak memiliki alat musik yang sering mereka mainkan. Diantaranya
yaitu Gatarung (gong) alat ini terbuat dari logam. Selain itu ada juga Gandang atau
gendang. Alat musik tersebut digunakan untuk mengiringi tarian dan lagu yang
dinyanyikan. Suku Dayak juga memiliki berbagai alat musik lainnya yaitu Suling
Balawung, Kaali dan Tote.

1. Gong Garantung.
Alat musik ini memiliki suara yang sama seperti Gong pada umumnya. Yang
membedakannya yaitu suaranya yang tidak menggema lama dan lebih pendek
dari gong umumnya.
2. Sape.
Jika diartikan dalam bahasa Dayak ‘Sape’ memiliki arti memetik dengan jari.
Alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik. Sape terbuat dari kayu pilihan
seperti kayu Meranti dan kayu yang kuat serta tahan lama. Ciri khas dari alat
musik ini yaitu ukiran motif yang unik dan juga bentuknya yang unik.
3. Kangkuang.
Alat musik yang dapat dibilang sederhana karena hanya terbuat dari kayu yang
diukir. Cara memainkannya dengan dipukul.
4. Gamang.
Alat musik tradisional dari Dayak Maanyan. Cara memainkan alat musik ini
dengan dipukul. Sedangkan bahan yang digunakan untuk membuat alat musik ini
dari bahan kayu. Gamang sendiri memiliki 5 buah nada yaitu do, re, mi, fa, sol
dan la.
5. Keledik.
Alat musik yang unik karena terbuat dari labu yang dikeringkan, benang dan
Batang bambu. Alat musik ini juga bisa disebut kadire. Cara memainkannya
dengan ditiup, dengan begitu akan menghasilkan nada pentatonik.
6. Entebong.
Alat musik yang sama dengan Gendang, bentuk dan suaranya juga mirip. Hanya
saja mereka membuatnya sendiri sebagai alat musik kebanggaan.
7. Kollatung.
Alat musik ini terbuat dari tembaga Kuningan yang cara memainkannya dengan
dipukul. Tidak hanya digunakan sebagai alat musik saja, tapi bisa juga dijadikan
untuk mas kawin.

8. Upacara adat

Hingga saat ini suku dayak masih melestarikan budayanya salah satunya adalah
upacara adat, berikut ini upacara adat yang ada di lingkungan suku dayak.

 Upacara Tiwah.
Adapun upacara yang sudah terkenal dari masyarakat Dayak adalah Upacara
Tiwah. Upacara ini digunakan untuk ritual mengantarkan tulang belulang orang
yang meninggal ke Sandung. Rumah kecil yang sudah dibuat khusus oleh mereka
yang sudah meninggal disebut Sandung. Upacara ini termasuk upacara yang
sangat sakral.

 Ngehawa’k.
Upacara adat suku Dayak yang dilakukan ketika acara pernikahan. Pada upacara
ini banyak diperlihatkan benda-benda adat. Banyak sedikitnya benda adat tersebut
tergantung dari kedua mempelai berasal dari keturunan bangsawan atau tidak.
Jika keturunan bangsawan maka ia harus menyediakan berbagai benda yang
diminta oleh pihak wanita.

 Ngugu tahu.
Upacara ini dilakukan sebagai ungkapan syukur kepada sang pencipta atas segala
penghidupan yang didapatkan. Upacara ini dilakukan oleh Dayak Tunjung,
Dayak Bahau, Dayak Bentian dan Dayak Banaqau. Ketika upacara berlangsung
banyak masyarakat yang datang untuk melihat. Puncak dari upacara ini adalah
pemotongan kerbau.

 Dahau.
Dahau adalah upacara adat yang dilakukan untuk memberi nama anak yang baru
lahir. Upacara ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang karena upacara ini
hanya dilakukan oleh kaum bangsawan atau orang yang mampu. Hal ini
dikarenakan upacara ini berlangsung selama satu bulan penuh.
Selain itu dalam upacara ini juga mengandung berbagai Dayak lainnya. Jadi
acaranya memang besar-besaran dan juga meriah.

 Beliatn.
Upacara adat yang dilakukan sebagai ritual penyembuhan Suku Dayak Benauq.
upacara yang sering diadakan yaitu Belian Sentiyu dan Belian Bowo. Adapun
Belian bowo ini dilakukan oleh tabib wanita. Upacara ini dilakukan ketika
mengatasi demam anak-anak.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan dan analisis data pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang diangkat yaitu
antara lain:

1. Sebagian masyarakat suku dayak pada dasarnya masih sangat menghargai kebudayaan
tersebut dan juga sangat menghormati leluhur mereka, karena dalam kehidupan mereka
sangat percaya pada leluhur mereka, apapun yang ditinggalkan oleh leluhur mereka
itulah yang wajib dikerjakan dan mereka beranggapan bahwa bila ini tidak dijalankan
maka aka nada bencana bagi keluarga mereka dan juga orang yang ada disekitar
mereka.

2. Sistem kekerabatan suku dayak yaitu menggunakan system parental.

B. Saran
Adapun saran yang penulis sampaikan melalui makalah ini yaitu:

1. Hendakya suku dayak lebih di perkenalkan dan di perluas wawasannya supaya


masyarakat umum yang tinggal di Kalimantan Tengah dapat mngerti kebudayaan
Kalimantan.
2. Di dalam pelaksanaan pendidikan hendaknya suku dayak di perkenalkan kepada siswa
siswi sekolah (SD, SMP, SMA) agar banyak peminat untuk tetap melestarikan dan
menjaganya. Karena suku dayak ini adalah ciri khas Kalimantan Tengah.
3. Dalam penyajiannya, hendaknya penyampaian materi lebih singkat tapi jelas dan tidak
menghilangkan pokok-pokok penting dalam pembahasan, agar masyarakat dan siswa
mudah mengerti dan tanggap.

Anda mungkin juga menyukai