Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS BAHASA INDONESIA

KEBUDAYAAN DARI DAERAH ASAL

NAMA : DONNI JEVAYONA GINTING

KELAS : XII IPS


Untuk Memenuhi Tugas Ujian Praktik Tulis , SMA Santo Thomas Yogyakarta ¸ Tahun 2019

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karuniaNyalah, karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya Adapun
tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas Ujian Praktik Bahasa Indonesia ,
dengan judul Budaya dari daerah asal. Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk
lebih mengenal tentang Budaya dari daerah asal kita , yang merupakan salah satu provinsi di
Indonesia dan seringkali kurang di ketahui secara dalam pada masyarakat Indonesia. Dalam
penyelesaian karya Tulis ini, saya banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan budaya yang saya . Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya karya tulis ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah
sepantasnya jika saya mengucapkan terima kasih kepada:

• Ibu Clara , sebagai guru Bahasa Indonesia yang selalu membimbing dalam proses belajar
di sekolah dan selalu menyemangati saya

• Orang Tua , Ayah dan Ibu yang selalu memberikan motivasi kepada saya supaya selalu
terus belajar dan bersemangat dalam mengerjakan tugas tugas yang telah di berikan
bapak/ibu guru di sekolah

Saya sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
karya tulis ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya tulis yang lebih baik
lagi dimasa yang akan datang. Harapan saya, semoga karya tulis yang sederhana ini,
dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda bahwa kita juga harus
mengetahui adat dan kebudayaan dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, karena kita
adalah bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………..........................................


i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A.1 Latar Belakang……………………………………………………………………....……….1

A.2 Topik…………………………………………………………………………………1

A.3 Tujuan………………………………………………………………………………..1

BAB II PEMABAHASAN
B.1 Adat Istiadat Masyarakat
……………………………………………………………………....2

Adat Istiadat
Masyarakat……………………………………………………………………3

B.2 Kuliner Khas


…………………………………………………………………………………...4

BAB III PENUTUP

C.1 Kesimpulan
……………………………………………………………………………………5

C.2 Saran
…………………………………………………………………………………………..5

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

• 1 LATAR BELAKANG

Masalah Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang
terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan
serta Kuliner Khas dari setiap daerah di setiap wilayahnya . Hal ini sungguh sangat
menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku
bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu sama lainnya. Namun, sungguh sangat
disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengtehaui tentang kebudayaan dari
setiap daerah yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui dan cukup mengerti tentang
kebudayaan dari salah satu daerah yang ada di Indonesia, itu juga karena pembahasan yang
sering dibahas selalu mengambil contoh dari daerah yang itu-itu saja. Yogyakarta adalah salah
satu pulau di Indonesia . Banyak yang tidak mengetahui bahwa Yogyakarta juga mempunyai
banyak hal-hal menarik yang dapat dijadikan berita utama .

• 2 TOPIK

Kali ini saya akan membahas tentang Adat dan Kebudayaan serta Kuliner Khas daerah KARO,
kebanyakan orang mengetahui daerah karo merupakan daerah yang mempunyai banyak
segudang tempat wisata terutama wisata gunung sibayak , namun kebanyakn orang juga tidak
mengetahui tentang Adat istiadat serta Kuliner khas yang berasal dari karo, maka dari situlah
saya mengajak semua orang orang untuk membaca serta mengetahui , terutama Adat dan
Kebudayaan serta Kuliner yang berasal dari Yogyakarta.

• 3 TUJUAN

Tujuan saya membuat karya tulis ini yaitu , ingin mengajak teman teman untuk lebih mengenal
serta mau membantu melestarikan Adat , Budaya , serta Kuliner Khas dari daerah tersebut ,
selagi kita mau mengenal dan melestarikan , disisi lain kita tidak hanya untuk mengenal dan
melestarikan , kita juga bisa ikut menjaga supaya Adat , Budaya dan Kuliner – kulliner yang ada
untuk tidak di akui oleh negara negara asing yang ingin mengambil Budaya – budaya asli dari
negara Indonesia
1

BAB II
PEMBAHASAN

• 1 ADAT ISTIADAT DAN MASYARAKAT

Kebudayaan dan kesenian yang ada pada kota ini menjadikannya memiliki daya tarik yang
sangat kuat bagi para wisata-wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.
Para wisata-wisatawan yang berkunjung ke tanah karo bukan hanya sekedar menikmati suasana
wisata alamnya saja, tetapi kebanyakan dari wisata-wisatawan yang berkunjung ke daerah
tersebut untuk menikmati kebudayaannya.
Apabila pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang kebudayaan dari suku lain, maka
pada kali ini kita akan membahas tentang kebudayaan tanah karo, dan berkenalan dengan rumah
adat, pakaian adat, tarian daerah, dan adat istiadat. Berikut lah ulasannya.
Rumah Adat tanah karo

Rumah adat merupakan salah satu aset kebudayaan bangsa ini. Setiap daerah memiliki rumah
adat dengan ciri khas dan keunikan masing-masing. Namun, sayang semakin hari semakin
banyak masyarakat daerah yang meninggalkan rumah adat dan beralih pada rumah biasa. Hanya
sebagian daerah, orang, atau suku yang masih bertahan di rumah adat.

Salah satu rumah adat yang menarik ialah rumah adat Batak Karo. Rumah Adat Karo Sumatera
Utara ini dikenal juga sebagai rumah adat Siwaluh Jabu. Siwaluh Jabu memiliki pengertian
sebuah rumah yang didiami delapan keluarga. Masing-masing keluarga memiliki peran tersendiri
di dalam rumah tersebut.

Rumah Adat Karo Sumatera Utara ini berbeda dengan rumah adat suku lainnya dan kekhasan
itulah yang mencirikan rumah adat Karo. Bentuknya sangat megah diberi tanduk. Proses
pendirian sampai kehidupan dalam rumah adat itu diatur oleh adat Karo, dan karena itulah
disebut rumah adat.

Penempatan keluarga-keluarga dalam Rumah Adat Karo Sumatera Utara ditentukan oleh adat
Karo. Secara garis besar rumah adat ini terdiri atas jabu jahe (hilir) dan jabu julu (hulu). Jabu
jahe juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu jabu ujung kayu dan jabu rumah sendipar ujung kayu.

Tetapi, ada kalanya Rumah Adat Karo Sumatera Utara terdiri atas delapan ruang dan dihuni oleh
delapan keluarga. Sementara dalam rumah ini hanya ada empat dapur. Masing-masing jabu
dibagi dua sehingga terbentuk jabu-jabu sedapuren bena kayu, sedapuren ujung kayu, sedapuren
lepar bena kayu, dan jabu sedapuren lepar ujung kayu.2

Inilah Nama – nama Pakaian Adat Yogjakarta


1. Surjan dan Jarik

Merupakan pakaian adat Yogyakarta yang dikenakan pria atau laki – laki dewasa. Surjan adalah
baju adat dan Jarik adalah kebawahan berupa kain batik.

Penggunaan Blankon (penutup kepala) juga menjadi keharusan pada saat penggunaan pakaian /
baju surjan. Selain blankon, lelaki dewasa Yogyakarta juga menggunakan alas kaki berupa
sendal / selop.

2. Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Wanita Dewasa

Wanita dewasa di Yogyakarta menggunakan pakaian adat berupa kebaya dengan bawahan kain
batik/jarik. Ciri khas lainnya adalah tatanan rambut yang disanggul / konde. Bahan kain yang
dipakai untuk pembuatan pakaian adat yogyakarta antara lain berasal dari bahan katun, bahan
sutera, kain sunduri, nilon, lurik, atau bahan-bahan estetis. Teknik pembuatannya ada yang
ditenun, dirajut, dibatik, dan dicelup. Sementara untuk kebaya sendiri kebanyakan menggunakan
bahan beludru, brokat, atau sutera.

Kede Kopi

Di kampung, para lelaki Karo punya kebiasaan pergi ke Kede Kopi. Biasanya kebiasaan singgah
ke Kede Kopi itu diawali pagi-pagi saat sebelum berangkat ke Ladang. Lalu sore atau malam
setelah pulang dari Ladang ataupun setelah mandi atau makan malam di rumah. Uniknya mereka
punya Kede Kopi langganan masing-masing.

Di Kede Kopi biasanya mereka bercengkerama, membahas topik (terutama politik) teraktual,
bermain catur, atau sekedar minum teh atau kopi. Pria Karo yang tidak biasa ke Kede Kopi
biasanya dianggap tidak bisa bergaul.

Upacara Adat di karo

1. ERPANGIR KU LAU
Erpangir kulau adalah upacara mandi untuk mengusir roh jahat atau menyucikan diri dari
pengaruh roh jahat, memberi sesajian kepada yang kuasa supaya diberikan rejeki. Upacara ini
masih dapat ditemukan dibeberapa tempat. Sering juga dilakukan dalam upacara perkawinan,
membuat nama anak dan menolak penyakit yang dibuat oleh roh-roh jahat.

2. UPACARA PERUMAH BEGU

Upacara perumah begu masih tetap ada diantara penganut animisme. Dalam upacara
perumah begu ini seorang dukun dapat berkomunikasi dengan roh-roh para leluhur dengan
mengijinkan roh-roh itu masuk ke dalam tubuhnya. Dengan cara ini kita dapat mengetahui
tentang hal-hal yang akan datang dan masa lalu para leluhur dapat disingkap.

3. ERDEMU BAYU

Upacara lain yang dapat dilihat di Karo adalah erdemu bayu yaitu pesta perkawinan, suatu
pesta upacara yang melibatkan banyak orang, baik dari pihak pengantin pria, pihak pengantin
wanita, kalimbubu, anak beru dan sembuyak. Di dalam perkawinan karo pihak wanita masuk
ke dalam pihak pria dan pihak pria harus membayar tukur (mas kawin) kepada kalimbubu.

4. MENGKET RUMAH DAN CAWIR METUA.

Mengket rumah adalah upacara memasuki rumah baru dan cawir metua adalah upacara untuk
orang yang meninggal pada usia tua (seluruh anak sudah menikah)

5. NGAMPEKEN TULAN – TULAN.

Ngampeken tulan-tulan adalah upacara untuk mengambil tulang tengkorak dan kerangka para
leluhur untuk ditempatkan pada kuburan rumah atau kuburan yang lebih baik. Ini adalah cara
untuk menaikkan status para leluhur (yang diangkat tulang bangkainya).

3
• 2 KULINER KHAS DAERAH
Masakan Khas Suku Karo
Cimpa. Kue ini terbuat dari beras ketan sebagai bahan utamanya, ...
Terites. Makanan Khas Masyarakat karo ini terbilang yang paling unik, dimana makan ini
terbuat dari berbagai jenis sayuran dan berisikan oleh jeroan atau bagian dalam Sapi,
Kerbau, atau kambing. ...
Cipera. ...
Tasak Telu. ...
Kidu-Kidu.
4

BAB III
PENUTUP

• 1 KESIMPULAN

Jadi kesimpulannya di semua daerah yang ada di Indonesia mempunyai berbagai macam
keanekaragaman Adat dan Budaya yang menjadi maskot atau sebagai ciri dari daerah itu sendiri ,
maka dari itulah kita harus berbangga menjadi warga Negara Indonesia , karena seperti tulisan “
Bhinneka Tunggal Ika “ yang mempunyai arti “ Berbeda-beda Tetapi Tetap Satu “ seperti pada
aslinya , Bangsa Indonesia mempunyai banyak kepulauan yang tersebar di Bangsa ini , dan dari
situlah Indonesia mempunyai berbagai macam suku , adat , dan budaya yang tersebar juga di
kepulauan yang ada di Negara Indonesia

Maka dari situlah kita harus mau untuk menjaga keutuhan dan kekompakan Bangsa Indonesia ini
, karena itu juga tidak ada kata Menyerah sebelum Menang .

• 2 SARAN

Saran dari saya sebaiknya kita sebagai warga negara harus ikut menjaga dan merawat keasrian
dan keindahan Bangsa Indonesia ini .
5

Anda mungkin juga menyukai