Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kami bersyukur atas nikmat Allah SWT. karena hanya atas kasih sayang dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Selanjutnya, semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan
Allah SWT. kepada Nabi Muhammad Saw., jugs kepada keluarga dan sahabat beliau.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi sesama.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tembilahan, Februarai 2024

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................. 1


Daftar Isi ........................................................................................................................................ 2
Bab I............................................................................................................................................... 3
A. Suku Bangsa....................................................................................................................... 3
B. Budaya .............................................................................................................................. 3
C. Adat Istiadat ..................................................................................................................... 5
D. Antar Golongan ................................................................................................................ 6
E. Agama ............................................................................................................................... 6
Bab II Permasalahan ..................................................................................................................... 8
Bab III Penutup ............................................................................................................................. 10

2
BAB I

A. Suku Bangsa

Suku merupakan perkumpulan suatu kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran
dan jati diri mereka akan kesatuan budaya mereka, sehingga kesatuan budaya tidak ditentukan
oleh orang luar melainkan oleh warga kebudayaan yang bersangkutan. Begitu pula dengan suku
Jawa, meskipun mereka tersebar dalam beberapa wilayah mereka tetap memegang jati diri
mereka sebagai masyarakat yang bersuku Jawa.

Suku Jawa merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari provinsi Jawa
Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Yogyakarta. Namun terlepas dari tempat asalnya suku jawa
sudah menyebar ke beberapa daerah seperti kabupaten Indrgairi Hilir. Di kabupaten Indragiri
Hilir suku Jawa menempati posisi kedua terbesar setelah suku Melayu.

Suku Jawa merupakan keturunan Deutro Melayu (Melayu Muda) yang memiliki ciri
sebagai berikut:

a. Rambut lurus berwarna hitam


b. Bola mata berwarna coklat
c. Kulit putih cenderung kuning dan sawo matang
d. Tulang rahang lebih kecil dari Proto Melayu
e. Tubuh cenderung kecil

Selain darii ciri-ciri fisik di atas suku Jawa juga memiliki ciri lain yaitu pekerja keras, ramah,
memiliki rasa sungkan. Suku Jawa terkenal sebagai pekerja keras hal ini dapat kita lihat dari suku
Jawa Madura yang tinggal di Jln. Mandala Tembilahan, masyarakat di daerah tersebut mayoritas
bersuku Jawa dan memiliki kebiasaan bekerja keras.

B. Budaya

Budaya merupakan cara hidup yang


berkembang dan dimiliki bersama serta
diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya. Setiap suku yang ada di
Indonesia tentunya memiliki ciri khas dan

3
keberagaman budayanya tanpa terkecuali, suku Jawa sendiri memiliki keberagaman budaya
yang masih berkembang sampai sekarang.

Suku Jawa memiliki keberagaman budayanya sendiri seperti seni tari, rumah adat, alat
musik, lagu daerah, seni pertunjukan, seni lukis, ukir, pahat, dan anyaman tradisional.
Kebudayaan suku Jawa akan dijelaskan lebih lanjut pada poin-poin berikut:

a. Seni tari
Tarian Jawa biasanya berhubungan dengan budaya keraton Jawa yang anggun, halus, dan
maju, seperti tari serimpi. Namun, dalam arti yang lebih luas tari Jawa juga mencakup tari
dari orang awam dan penduduk desa Jawa seperti ronggeng, tari tayub, kuda lumping, dan
reog. Namun, seni tari tersebut jarang kita jumpai di kabupaten Indragiri Hilir kecuali pada
acara-acara khusus seperti acara adat pernikahan suku Jawa. Meskipun demikian terdapat
beberapa seni tari yang dapat kita jumpai di Indragiri Hilir salah satunya adalah reog.
Penampilan reog ini dapat kita jumpai pada acara Grebek Syuro 23 Muharram 1444 H. Wakil
bupati kabupaten Indragiri Hilir H. Syamsuddin Uti, Minggu (21/8/2022) pagi melakukan
kunjungan kerja ke kecamatan Reteh dalam rangka Grebek Syuro 23 Muharram 1444 H yang
dimeriahkan dengan festival reog. Dikutip dari mediacenter.inhilkab.go.id.

b. Rumah adat

Rumah adat suku


Jawa adalah rumah
Joglo, rumah ini
dikenal memiliki
desain yang tidak
sembarangan. Rumah
Joglo memiliki desain
yang sangat khas,
selain memiliki
struktur bangunan yang mengerucut bangunannya yang berbentuk limas dan berasal dari
kayu jati memiliki makna tersendiri. Bangunan dan pondasi rumah Joglo sangat erat
kaitannya dengan keprcayaan kejawen yang dianut masyarakat. Namun sayangnya,
meskipun rumah adat ini memiliki struktur bangunan yang bagus dan sangat terkenal
dikalangan suku Jawa rumah adat Joglo ini masih tidak dapat kita jumpai di kabupaten
Indragiri Hilir. Hal ini disebabkan karena letak kabupaten Indragiri Hilir yang berada di
provinsi Riau.

c. Alat musik

Alat musik tradisional biasanya digunakan untuk acara tertentu. Misalnya upacar
adat, pentas seni budaya, dan lainnya. Selain itu, alat musik tradisional juga kerap

4
dijadikan sebagai media pembelajaran. Salah satu alat musik yang kerap digunakan
sebagai media pembelajaran adalah alat musik suku Jawa seperti angklung dan
kendang, hal ini menyebabkan alat musik tradisional menjadi terus berkembang dan
tidak akan punah. Selain digunakan sebagai media pembelajaran kendang juga
kerap digunakan dalam acara-acara agama seperti acara isra’ mi’raj, maullid nabi,
dan masih banyak lagi.

Namun, dari banyaknya kebudayaan yang dimiliki suku Jawa tersebut, masih banyak budaya
yang tidak diketahui oleh masyarakat kabupaten Indragiri Hilir dan hanya beberapa budaya
saja yang cukup menonjol di kabupaten Indragiri Hilir.

C. Adat Istiadat

Adat adalah peraturan


tentang perbuatan manusia yang
lazim dilakukan sejak zaman
nenek moyang yang kemudian
diikuti oleh keturunannya.
Adapun adat yang telah
melembaga disebut adat istiadat.
Adat istiadat berupa tata
kelakuan yang relatif turun
temurun dari generasi ke
generasi sebagai warisan nenek
moyang, sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku dalam masyarakat. Adat memiliki
sanksi hukum yang disebut hukum adat.

Suku Jawa terkenal dengan sifatnya yang ssangat kental dengan adat atau aturan nenek
moyang, dimanapun mereka berpijak mereka akan selalu mengikuti dan mentaati aturan adat.
Seperti ketika mengdakan upacara pernikahan, pemakaman, kelahiran, dan lainnya.

Selain itu suku Jawa juga menganut sistem kekerabatn parental. Yang mana sistem
kekerabatan parental merupakan sistem kekrabatan yang menarik garis keturunan dari kedua
belah pihak (ayah dan ibu), kedudukan laki-laki dan perempuan sama.

5
Di daerah parental, apabila suatu anggota masyarakat akan menyelenggarakan pesta
pernikahan, maka menurut adatnya biaya pesta ditanggung oleh kedua belah pihak, atau
berdasarkan kesepakatan masing-masing pihak.

D. Antar Golongan

Mayarakat suku Jawa sangat terkenal dengan keramahannya dan kebiasaannya yang
sering bekerja keras. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat ke pemukiman masyarakat suku
Jawa yang tinggal di kabupaten Indragiri Hilir, dalam pemukiman tersebut biasanya sering
diadakan musyawarah mufakat, gotong royong antar RT, dan yasinan mingguan disetiap RT.

Dapat kita lihat di jln. Mandala Tembilahan masyarakat Jawa madura yang ada di sana
bekerja sangat keras dalam bercocok tanam, beternak, dan berjualan, atau ada juga sebagian
masyarakat Jawa yang bekerja sebagai pegawai yang tinggal di perkotaan. Lalu dapat kita lihat
pula masyarakat yang bersuku Jawa yang tinggal di Prt. Gumpung Sebrang Tembilahan yang
mana penduduknya tinggal di pedesaan di sana masyarakatnya gemar berkebun dan ada
sebagian yang mencari ikan pada saat air surut. Nah, dari sini dapat kita simpulkan bahwa
kehidupan masyarakat yang bersuku Jawa cukup bragam dimana masyarakat Jawa yang tinggal
di perkotaan bekerja sebagai pedagang, pegawai, dan peternak sedangkan masyarakat Jawa
yang tinggal di pedesaan bekerja sebagai Petani.

Disamping mata pencahariannya tersebut masyarakat Jawa selalu hidup rukun dan gemar
bermusyawarah. Namun, terkadang juga terdapat beberapa masalah karena ada kepribadian
yang cukup mencengangkan, meskipun suku Jawa terkenal dengan kehalusannya, namun
sayangnya suku Jawa ini sangat pandai bersilat lidah sehingga dapat menyebabkan perpecahan
dalam masyarakat. Dalam istilahnya hal ini sering dikenal dengan “lain di mulut lain di hati”.

E. Agama

Agama merupakan ajaran yang didasarkan antara hubungan manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa, dengan sesamanya, dan juga dengan alam sekitarnya berdasarkan suatu kitab
suci. Di Indonesia agama memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat.
Sebagaimana tercantum dalam pasncasila sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Begitu juga
di kabupaten Indragiri Hillir agama juga memegang kekuasaan yang sangat penting pada setiap
penduduk dan suku.

Jika dilihat lebih dalam salah satu suku yang sangat besar atau bahkan yang paling besar
yang ada di Indonesia mayoritas memeluk agama Islam dan selebihnya atau minoritasnya

6
memeluk agama Kristen, Hindu, dan Budha. Suku tersebut adalah suku Jawa yang mana
mencapai 50% dari jumlah penduduk di Indonesia.

Hal ini juga dapat kita lihat di kabupaten Indragiri Hilir yang mana suku Jawa yang tinggal
di kabupaten ini mayoritasnya memeluk agama Islam, dan cukup jarang ditemui masyarakat
yang bersuku Jawa dan memeluk agama lain.

Selain itu mayoritas agama yang di peluk masyarakat yang bersuku Jawa dapat kita lihat
dari banyaknya masjid-masjid yang dibangun di kabupaten Indragiri Hilir. Melalui hal tersebut
sudah dapat kita simpulkan bahwa pemeluk mayoritas penduduk yang bersuku Jawa memeluk
agama Islam karena meskipun bukan mayoritas penduduk kabupaten Indragiri Hilir bersuku
Jawa, tetapi juga masih banyak penduduk suku Jawa yang tinggal di kabupaten Indragiri Hilir
baik di pedesaan maupun di perkotaan.

7
BAB II

PERMASALAHAN

A. Konflik Dalam Masyarakat

Adanya perbedaan pendapat atau pemikiran antar individu atau kelompok dapat menyebabkan
konflik bagi masyarakat. Bentuk konflik dalam masyarakat dapat diibedakan menjadi beberapa
macam.

a. Konflik antargolongan

Konflik antar golongan ini dapat terjadi apabila terdapat perbedaan pendapat atau gagasan
dalam sebuah acara musyawarah atau dalam pemilihan partai, sehingga menimbulkan
ujaran kebencian yanng menyebabkan konflik. Contohnya, dalam sebuah musyawarah
pemilihan ketua RW kelompok golongan RT 1 dan RT 5 mencalonkan seseorang untuk
menjadi ketua RW. Namun, pada rapat terakhir ternyata yang menjadi ketua RW adalah
seorang calon yang dicalonkan oleh golongan RT 5 karena RT 1 tidak setuju dengan
pendapat tersebut maka RT 1 memprotes dalam musyawarah tersebut, akan tetapi protes
dari RT 1 ditolak karena mayoritas mendukung calon dari RT 5. Oleh karena itu RT 1 menjadi
tidak terima dan marah kepada RT 5 hingga saling mengejek dan berakhir terpecah.

b. Konflik antaragama

Konflik antaragama merupakan pertentangan yang terjadi antara kelompok yang memiliki
keyakinan yang berbeda. Contohnya, suku Jawa yang beragama Islam dengan suku Jawa
yang beragama konghuchu merupakan tetangga yang dibedakan oleh agama. Dalam acara
hari-hari besar mereka merayakan hari besarnya dengan masing-masing cara yang berbeda,
ketika tetangganya yang kristen sedang mengadakan acara natalan yang merupakan hari
besarnya mereka menghidupkan kembang api dan musik hingga larut malam, hal tersebut
tentunya dapat mengganggu tetangga sebelahnya. Karena tetangga sebelahnya yang
beragama muslim merasa terusik tentunya mereka mendatangi rumah tetangganya yang
sedang berpesta. Namun, karena tetangganya yang mengadakan pesta merasa tidak
dihargai lantas mereka segera mengusir tetngganya yang sempat mengganggu pestanya.
Karena menerima perlakuan tersebut akhirnya terjadi konflik di antara mereka.

8
c. Konflik antarsuku

Meskipum suku Jawa terkenal dengan kehalusannya, namun suku Jawa juga memiliki sifat
yang berlawanan dengan kehalusannya. Pasalnya suku Jawa terkenal sangat pilih-pilih soal
jodoh untuk keturunannya, biasanya masyarakat yang bersuku Jawa hanya diperbolehkan
menikah dengan suku Jawa tidak dengan suku yang lain. Namun, hal seperti ini sering
ditentang oleh suku Jawa yang tinggal di Indragiri Hilir. Terkadang keputusan seperti ini
dapat menyebabkan konflik antar keluarga yang berbeda suku dan berakhir menjadi konflik
antar suku.

9
BAB III

PENUTUP
(KESIMPULAN)

Dari uraian tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa penduduk kabupaten Indragiri Hilir
mayoritas bukan dari suku Jawa. Dari luas daerah yang mencapai 12.615 km 2 dan dengan 717.803 jiwa
penduduk pada 2019 terdapat bebrapa penduduk yang bersuku Jawa yang berada di pelosok daerah
dan perkotaan. Suku Jawa yang tinggal di pelosok pedesaan biasanya memiliki adat yang lebih kental
dan tinggal dipemukiman yang dimana rata-rata penduduknya bersuku Jawa. Berbeeda dengan suku
Jawa yang tinggal di daerah perkotaan, suku Jawa yang tinggal di perkotaan biasanya tidak terlalu terikat
dengan atturan adat serta tempat tinggalnya biasanya bercampur dengan suku lain, contohnya suku
Jawa yang tinggal di kota Tembilahan. Keberadaan lingkungan tempat tinggal tersebut dapat
menyebabkan suku Jawa harus bisa beradaptasi dengan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
dalam lingkungan tersebut. Sehingga hal ini dapat menyebabkan mereka jarang menggunakan bahasa
sukunya. Namun, disisi lain hal ini juga menimbulkan masalah seperti sulit mengenali yang mana yang
merupakan suku Jawa dan yang mana yang bukan suku Jawa, atau dapat disebut juga dengan istilah sulit
mengenali sesama suku di perkotaan.

Terlepas dari berapa banyak suku Jawa yang berada di kawasan kabupaten Indragiri Hilir, suku
Jawa merupakan salah satu suku yang sangat beragam kebudayaannya seperti rumah adat, lagu daerah,
alat musik, tarian, dan masih banyak lagi. Selain itu suku Jawa juga memiliki keberagaman agama seperti
agama Islam, Kristen Protestan/Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu, meskipun suku Jawa memiliki
kebeagaman agama, namun suku Jawa mayoritas tetap beragama Islam.

Namun, keberagaman tersebut dapat menjadi akar dari sebuah permasalahan apabila kita tidak
menyikapinya dengan bijak. Keberagaman agama dapat menyebabkan konflik antaragama dan
keberagaman antargolongan dapat menjadi penyebab timbulnya konflik antar golongan. Maka dari itu
kita harus menghargai dan menoleransi perbedaan yang timbul dalam suatu lingkungan masyarakat,
untuk hal ini golongan atau kelompok suku yang tinggal di kabupaten Indragiri Hilir sudah cukup mampu
menghadapi konflik yang ditimbulkan akibat keberagaman tersebut. Hal ini dapat kita buktikan dengan
melihat penduduk yang tinggal di kabupaten ini yang cukup damai dan tentram, dan jika pun ada
permaslahan maka permasalahan itu merupakan permasalahan kecil yang cukup mudah untuk
diselesaikan oleh sesamanya.

10

Anda mungkin juga menyukai