Anda di halaman 1dari 4

Nama : Cici

NIM : 1901170064

Kelas : PGMI 5 A

Mata Kuliah : Budaya dan Bahasa Lokal

Dosen Pengampu : Dr. Jasiah, M.Pd

1. Asal usul suku dayak!


Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, beberapa ahli
mengatakan bahwa Suku Dayak bukan suku asli yang mendiami Pulau Kalimantan.
Mereka merupakan keturunan imigran dari Provinsi Yunnan, Cina Selatan, tepatnya
di Sungai Yangtse Kiang, Sungai Mekong, dan Sungai Menan. Menurut pendapat lain
Suku Dayak berasal dari pulau Kalimantan, dan terdiri dari berbagai etnis suku.
Masing-masing suku ini mempunyai kebiasaan, adat, dialek, budaya, serta wilayahnya
sendiri. Suku Dayak adalah nama yang diberi penjajah kepada penghuni pedalaman
pulau Borneo yang tinggal di pulau Kalimantan. Menurut pendapat umum
menyatakan bahwa orang Dayak ialah salah satu kelompok asli terbesar dan tertua
yang mendiami pulau Kalimantan (Tjilik Riwut 1993: 231)। Gagasan tentang
penduduk asli ini didasarkan pada teori migrasi penduduk ke Kalimantan। Bertolak
dari pendapat itu adalah dipercayai bahawa nenek moyang orang Dayak berasal dari
China Selatan, sebagaimana yang dinyatakan oleh Mikhail Coomans (1987: 3):
Semua suku bangsa Daya termasuk pada kelompok yang bermigrasi secara besar-
besaran dari daratan Asia. Suku bangsa Daya merupakan keturunan daripada imigran
yang berasal dari wilayah yang kini disebut Yunnan di Cina Selatan. Dari tempat
itulah kelompok kecil mengembara melalui Indo China ke jazirah Malaysia yang
menjadi loncatan untuk memasuki pulau-pulau di Indonesia, selain itu, mungkin ada
kelompok yang memilih batu loncatan lain, yakni melalui Hainan, Taiwan dan
Filipina.

2. Senjata-Senjata Suku Dayak


A. Mandau
Senjata tradisional suku Dayak pada masa lampau dan masih dipertahankan
oleh suku Dayak hingga kini. Mandau ini sejenis dengan parang dan berbentuk
panjang, terbuat dari bahan pilihan yang diambil dari batu gunung yang
mengandung besi. Mandau juga dikenal dengan senjata yang memiliki kekuatan
gaib, yang diperoleh dari proses pembuatannya yang melalui ritual tertentu, serta
Mandau yang digunakan untuk memenggal lawan. Orang pada zaman dahulu
meyakini bahwa semakin banyak memenggal kepala orang, maka makin sakti
Mandau tersebut.
B. Talawang
Talawang merupakan tameng atau perisai khas dari suku Dayak, yang
digunakan untuk melengkapi Mandau. Talawang berbentuk persegi panjang yang
dibuat meruncing pada bagian atas dan bawahnya. Panjang Talawang sekitar 1-2
meter dengan lebar maksimal 50 cm, pada bagian luarnya dihias dengan ukiran
yang menggambarkan kebudayaan suku Dayak, dan pada bagian dalamnya
terdapat pegangan.
C. Sipet
Sipet merupakan bahasa daerah untuk senjata tradisional yang cara
penggunaannya ditiup. Senjata Sipet terdiri dari dua bagian, yaitu Sipet atau
Selongsong yang terbuat dari bambu atau kayu berongga, sedangkan yang kedua
adalah Demek atau anak sumpit . Cara kerja senjata ini digunakan secara
bersamaan, dengan jarak tembakkan mampu mencapai 200 meter. Senjata
tradisional ini digunakan untuk berburu maupun dalam pertempuran terbuka atau
sebagai senjata rahasia untuk pembunuhan secara diam-diam. Di dalam Sipet
biasanya akan diisi racun yang berasal dari getah pohon ipuh, yang dikenal
mematikan dan belum ditemukan penawarnya.
D. Lonjo
Senjata tradisional suku Dayak adalah Lonjo, senjata ini berupa mata tombak
yang terbuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan menggunakan anyaman
rotan dan bertangkai yang terbuat dari bambu atau kayu keras. Sama halnya dengan
Mandau dan Talawang, Lonjo juga dikeramatkan oleh orang Dayak. Semakin
banyak nyawa yang dibunuh menggunakan Lonjo, akan semakin besar energi atau
kekuatan pada sebuah Lonjo ini.
E. Dohong
Berasal dari suku Dayak Ngaju, senjata tradisional ini hampir serupa dengan
keris yang dinamakan sebagai Dohong. Banyak masyrakat Dayak yang
mempercayai senjata tradisional satu ini sebagai senjata tertua milik suku Dayak
Ngaju

3. Kehidupan Suku Dayak di Kalimantan Tengah


A. Kepercayaan
Kepercayaan asli penduduk suku dayak Kalimatan Tengah adalah Hindu
Kaharingan, yaitu kepercayaan akan adanya benda-benda gaib pada tempat-
tempat tertentu seperti batu-batuan, pohon-pohon besar, tanam-taman dihutan,
danau, lubuk, dan lainnya yang menurut kepercayaan memiliki “kekuatan gaib”
dari Jubata dan Batara. Tetapi, di aman modern sekarang kepercayaan suku dayak
mulai beralih memeluk agama Islam, Kristen, dan lainnya karena adanya
pernikahan antar suku dan penyebaran agama di Kalimantan Tengah.
B. Budaya
Salah satu budaya suku dayak Kalimantan Tengah adalah dalam menyambut
tamu kehormatan dilaksanakan tetek (potong) pantan  yang terdapat dipedalaman
suku asli Kalimantan yakni Suku Dayak.
C. Tradisi
Lawang sekepeng adalah salah satu tradisi suku dayak, lawang sekepeng
biasanya dilaksanakan pada agenda pernikahan seseorang dengan pertujukan silat
asli kaltimantan tengah. Manyanggar adalah upacara adat yang dilakukan oleh
masyarakat suku Dayak Kalimantan Tengah. Ritual manyanggar ini menjadi
tradisi dalam lingkungan masyarakat Dayak karena mereka percaya bahwa dalam
kehidupan di dunia, selain manusia juga hidup makhluk halus.
D. Adat
kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang mengatur tingkah laku
manusia antara satu sama lain yang lazim dilakukan di suatu kelompok
masyarakat. Adat yang memiliki sanksi disebut dengan hukum adat sedangkan
yang tidak memiliki sanksi disebut dengan kebiasaan. Adat istiadat merupakan
tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan
terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya. Pelanggaran
terhadap adat istiadat ini akan menerima sanksi yang keras dari anggota lainnya.
Contoh Salah satu rumah adat yang berada di Kalimantan Tengah adalah rumah
adat Betang. Rumah adat tersebut dihuni oleh masyarakat Dayak terutama di
daerah hulu sungai yang menjadi pemukiman utama bagi masyarakat suku Dayak.
Rumah adat Betang memiliki bentuk seperti rumah panggung dan dibuat secara
memanjang. Ada beberapa rumah Betang yang dibuat memiliki panjang hingga
150 meter dan dengan lebar hingga 30 meter. Rumah yang berukuran besar ini
biasanya akan dihuni oleh banyak penduduk, setidaknya minimal 100 orang.
E. Sosial
Suku dayak kalimantan tengah dikenal dengan sikap sosial yang ramah
terhadap pendatang dari pulau dan suku lain. Semboyan sosial yang sering
didengar dari suku dayak adalah “and sopan kami segan”. Semboyan ini
mengisyaratkan sikap sosial suku dayak itu sendiri.
F. Pekerjaan
Pekerjaan suku dayak pedalaman masih mayoritas petani, nelayan, dan
berburu. Sedangkan suku dayak yang tinggal di perkotaan dan permukiman padat
penduduk lebih banyak masuk ke lembaga pemerintahan dan bekerja swasta di PT
perkebunan sawit.

Anda mungkin juga menyukai