Anda di halaman 1dari 4

Nama : Florianus Denny

NIM : 220510025

Kelas / Semester : I B / Genap

Mata kuliah : Sosiologi Agama

Dosen : Dr. Yustinus Slamet Antono

1. Mandau Dayak

Mandau adalah salah satu senjata tajam tradisional yang dimiliki oleh suku Dayak.
Mandau bagi suku Dayak dianggap sebagai sesuatu yang sakral, karena memiliki kekuatan
magis. Mandau sendiri adalah senjata perang dari suku Dayak, bentuknya seperti parang, namun
dalam bentuk yang artistik khas suku Dayak, mulai dari gagangnya, bilahnya, sarungnya, dan
juga aksesorisnya, seperti; rambut manusia, taring atau tulang dari hewan. Bagi suku Dayak
sendiri, Mandau ini tidak boleh sembarangan dikeluarkan dari sarungnya, jika sebuah Mandau
dikeluarkan dari sarungnya, maka harus diberi minum darah.
2. Tempayan Tajau

Tempayan Tajau sendiri merupakan salah satu benda yang dianggap sakral oleh suku
Dayak, secara khusus bagi mereka yang masih memeluk agama tradisional Kaharingan.
Tempayan Tajau dianggap sakral karena merupakan salah satu sarana untuk mereka melakukan
upacara-upacara peribadatan tradisional. Tempayan Tajau menjadi sakral ketika digunakan pada
saat upacara tradisional.

3. Mangkok kuno Dayak

Mangkok kuno Dayak adalah mangkok keramik tradisional yang terbuat dari tanah liat,
yang mana mangkok ini juga dianggap sakral oleh suku Dayak. Mangkok kuno ini menjadi
sakral ketika digunakan pada saat acara-acara adat, misalnya membayar adat. Mangkok kuno ini
digunakan sebagai pengganti uang pada waktu itu, misalnya semakin banyak kesalahan yang
telah diperbuat oleh seseorang, maka semakin banyak pula mangkok ini diberikan kepada pihak
yang merasa dirugikan.
4. Pohon Beringin

Di Kalimantan sendiri pohon ini dianggap sakral karena dipercayai memiliki kekuatan
magis. Dahulu kala ada banyak dari orang-orang yang masih memeluk agama tradisional selalu
memberi sesajen/sesembahan dibawah pohon ini, dengan niat agar perkampungan dijauhkan dari
bencana alam atau mara-bahaya.

5. Burung Enggang

Burung Enggang adalah burung Endemik khas pulau Kalimantan. Burung Enggang
sendiri dianggap skral oleh suku Dayak yang ada di pulau Kalimantan. Letak kesakralaannya
ialah karena burung Enggang ini memiliki sarat akan makna filosofis bagi suku Dayak, misalnya
seperti; warna ekornya yang memiliki kombinasi antara warna putih, hitam dan putih, yang dapat
diartikan bahwa ketika hidup di dunia ini berbuat baiklah sebanyak-banyaknya lebih banyak dari
perbuatan jahat kita, serta masih banyak lagi makna filosofis yang terkandung dalam burung
Enggang oleh suku Dayak.

Anda mungkin juga menyukai