Anda di halaman 1dari 4

LK 1.

2
Tugas Individu
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Jelaskan proses kedatangan dan migrasi bangsa-bangsa awal dengan mengedepankan
sudut pandang Indonesiasentris didukung bukti-bukti yang ditemukan ....
2. Jelaskan tradisi-tradisi masa praaksara yang masih berkembang sampai saat ini ....
3. Jelaskan ciri-ciri manusia purba jenis pithecanthropus dan homo ....
4. Jelaskan Nilai-nilai utama pendidikan karakter yang dapat ditumbuhkembangkan pada
peserta didik selama pembelajaran khususnya pada materi manusia dan kebudayaan
masa praaksara Indonesia ....
Jawaban

1. Menurut sudut pandang Indonesia sentris menyatakan bahwa asal mula


manusia yang menghuni wilayah indonesia tidak berasal dari luar
melainkan mereka sudah hidup dan berkembang di wilayah indonesia itu
sendiri. Teori ini disebut juga dengan teori Nusantara. Teori ini didukung
oleh Mr. Moh.Yamin. Menurut Moh. Yamin bangsa Indonesia berasal
dari daerah Indonesia sendiri,bahkan bangsa-bangsa lain yang berada di
wilayah Asia berasal dari Indonesia. Pendapat tsb. Didukung oleh suatu
pernyataan tentang Blood und Breden Unchro . Teori tsb.juga didukung
oleh sarjana- sarjana lain seperti J.Crowford, K.Himly, Sutan
TakdirAlisjahbana, dan Gorys Keraf
Hal ini didukung oleh bukti-bukti sebagai berikut:
1. Penemuan fosil dan artefak lebih banyak dan lebih lengkap
ditemukan diwilayah Indonesia di bandingkan dengan daerah-daerah
lainnya di Asia.
2. Manusia pra aksara Homo Soloensis dan Homo Wajakensis yang
ditemukan di Indonesia ( Solo dan Ngandong ) beserta artefaknya
3. Bahasa yang berkembang di Indonesia yaitu rumpun bahasa
Austronesia, mempunyai perbedaan yang sangat jauh dengan bahasa
yang berkembang di Asia Tengah yaitu bahasa Indo-Eropah
2. Tradisi masyarakat pra aksara yang masih berkembang sampai saat ini
antara lain:
a. Cara menghaluskan makanan atau pewarna dengan cara ditumbuk
dengan menggunakan batu.
b. Sebagian dari mayarakat Indonesia masih ada yang Dinamisme,
contohnya : keris,benda-benda pusaka dan acara ngruwat pusaka.
c. Jika ada bencana datang maasyarakat diungsikan menuju ketempat
yang aman yaitu tempat yang tinggi ( tempat ibadah )
d. Tempat ibadah dibuat menyerupai pundan berundak, misalnya Candi
atau masjid
e. Dalam masyarakat jawa masih ada tradisi menyediakan sesaji
dibawah pohon, diatas batu atau dipinggir sungai
f. Masyarakat dayak masih membuat rumah panggung dan membakar
hutan sebelum menanam. ( Menugal ).
g. Di sebagian masyarakat kita,masih memegang teguh tradisi bersih
desa yang popular dengan nama Nyadran yang ditujukan untuk
menghormati roh-roh leluhur yang membuka lahan perkampungan. (
Primus Interpares.
h. Menggunakan rakit sebagai sarana transportasi sungai
i. Masih menggunakan gerabah, cobek dan ulek2
j. Masyarakat umumnya bertempat tinggal memusat pada daerah yang
dekat dengan sumber air
k. Tradisi Tiwah, yaitu tradisi pembakaran mayat di kalimantan (suku
dayak) untuk mensucikan orang yang telah meninggal agar diterima
disurga
l. Tradisi rambu solo, yaitu tradisi mengantar jenasah badi masyarakat
toraja
m. Tradisi ngaben, yaitu tradisi pembakaran mayat di bali
3. ciri-ciri manusia purba jenis pithecanthropus dan homo erectus :
a. Memiliki volume otak 900 cc
b. Tulang keningnya menonjol
c. Tulang dahi lurus ke belakang
d. Tulang kaki sudah cukup besar
e. Gerahamnya masih besar
f. Tinggi homo erectus antara 165 170 cm dan berat badannya sekitar 100kg
4. Nilai-nilai utama pendidikan karakter yang dapat ditumbuhkembangkan pada
peserta didik selama pembelajaran khususnya pada materi manusia dan kebudayaan
masa praaksara Indonesia:
a. Nilai Religius
Masyarakat paraaksara sudah memiliki kepercayaan dengan adanya kekuatan gaib.
Meraka percaya bahwa pohon rimbun yang tinggi besar, hutan lebat, gua yang gelap,
pantai, laut atau tempat yang lainnya dipandang keramat karena ditempati oleh roh
halus atau mahluk gaib. Meraka meyakini bahwa kejadian-kejadian alam seperti
hujan, petir, banjir, gunung meletus. Atau gempa bumi adalah akibat perbuatan roh
halus atau mahluk gaib. Untuk menghindari malapetaka maka roh halus atau mahluk
gaib harus selalu dipuja. Kepercayaan terhadap roh halus ini disebut dengan
Animisme.
Selain percaya kepada roh halus, mereka juga percaya bahwa benda-benda tertentu
seperti kapak, mata tombak, atau benda lainnya memiliki kekuatan gaib, karena
memiliki kekuatan gaib maka benda tersebut harus dikeramatkan. Kepercayaan bahwa
benda memiliki kekuatan gaib disebut dengan Dinamisme.

b. Nilai Gotong Royong


Masyarakat praaksara hidup secara berkelompok, mereka bergotong royong untuk
kepentingan bersama, contohnya membangun rumah yang dilakukan secara bersama-
sama. Budaya gotong royong juga dapat terlihat dari peninggalan mereka berupa
bangunan-bangunan batu besar yag dapat dipastikan dibangun secara gotong royong.

c. Nilai Musyawarah

Dalam kehidupan berkelompok, masyarakat masyarakat praaksara telah


mengembangkan nilai musyawarah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan dipilihnya
pemimpin yang dianggap paling tua (sesepuh ) yang mengatur masyarakat dan
memberikan keputusan untuk berbagai persoalan yang dihadapi bersama.

d. Nilai Keadilan.
Nilai keadilan sudah diterapkan dalam masyarakat praaksara, yaitu dengan adanya
pembagian tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Tugas antara kaum
laki-laki berbeda dengan kaum perempuan. Hal ini mencerminkan sikap yang adil
karena setiap orang akan memperoleh hak dan kewajiban sesuai dengan
kemampuannya.

e. Tradisi Bercocok Tanam.


Salah satu cara yang dilakukan masyarakat praaksara untuk memenuhi kebutuhan
hidup ialah dengan bercocok tanam. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya alat
khas pertanian yang berupa beliung persegi dan alat lainnya.

f. Tradisi Bahari ( Pelayaran )


Masyarakat praaksara telah menganal ilmu astronomi. Ilmu ini sangat membantu pada
saat mereka berlayar dari pulau ke pulau dengan memakai perahu yang sangat
sederhana. Perahu-perahu cadik merupakan bentuk yang paling umum dikenal pada
waktu itu. Perahu bercadik adalah perahu yang kanan kirinya dipasang alat dari
bamboo dan kayu agar perahunya tidak mudah oleng. Perahu bercadik memegang
peranan yang penting dalam kehidupan masa paraaksara, selain sebagai lalulintas
sungai dan laut, perahu ini juga berperan sebagai alat penyebaran budaya.

Dari uraian ini dapat diketahui bahwa kehidupan masyarakat praaksara sudah
memiliki kebudayaan yang cukup maju. Dengan memiliki kebudayaan dan nilai-nilai
tersebut, masyarakat praaksara di Indonesia mampu mengadakan hubungan dan
menerima pengaruh kebudayaan baru yang datang dari luar tanpa mengorbangkan
kebudayaan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai