b) Mesolithikum
Mesolithikum berasal dari kata Meso yang artinya tengah dan
Lithos yang artinya batu sehingga zaman ini dapat disebut zaman batu
tengah. Hasil kebudayaan batu tengah sudah mulai lebih maju apabila
di bandingkan hasil kebudayaan pada zaman Paleothikum(batu tua).
Kejokkenmoddinger adalah istilah yang bersal dari Bahasa
Denmark,yatu kjokken artinya dapur dan modding artinyah sampah.
Kjokkenmoddinger adalah timbunan kulit kerang dan siput yang
menggunung dan sudah menjadi fosil. Kjokkenmonddinger ditemukan
di sepanjang pantai timu Sumatra, yakni antara langsa dan medan. Dari
timbunan itu, ditemukan kapak genggam yang ternyata sangat berbeda
dengan kapak palaeotikhum. Kapak genggam yang ditemukan tersebut
dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatra sesuai denagan lokasi
penemuannya.
c) Neolithikum
Neolithikum berasal dari kata Neo yang artinya baru dan Lithos yang
artinya batu.Neolithikum berarti zaman batu baru. Pada zaman ini
terjadi perubahan mendasar pada kehidupan masyarakat pada masa
praaksara. Mereka mulai hidup menetap dan ampu menghasilkan
bahan makanan sendiri melalui kegiatan bercocok tanam. Hasil
kebudayaan yang terkenal pada zaman ini adalah kapak persegi dan
kapak lonjong
Kapak persegi Kapak lonjong Gelang batu
d) Tradisi Megalithik
Megalithik berasal dari kata Mega yang artinya besar dan Lithos yang
artinya batu.Megalithik berarti batu besar.Jadi yang dimaksud dengan
tradisi megalithik adalah pendirian bangunan dari batu yang berukuran
besar
(1). Menhir adalah bangunan berupa batu tegak atau tugu
(2). Dolmen adalah bangunan berupa meja batu, terdiri atas batu lebar
yang ditopang oleh beberapa batu yang lain.
(3). Kubur peti batu adalah tempat menyimpan mayat.
4). Waruga merupakan peti kubur batu dalam ukuran yang kecil.
Bentuknya kubus dan bulat
(7). Patung. Bentuk patung masih sangat sederhana umumnya
berbentuk binatang atau manusia
3. Nilai Nilai Budaya Masa Praaksara Di Indonesia
a) Nilai Religius ( kepercayaan)
Masyarakat praaksara sudah mulai memiliki kepercayaan
terhadap adanya kekuatan gaib. Mereka mempercayai bahwa
pohon rimbun tinggi besar, hutan lebat, gua yang gelap, pantai,
laut atau tempat-tempat yang lainnya dipandang keramat karena
ditempati oleh roh halus atau maklk gaib. Untuk menghilagkan
mala petaka maka roh atau makluk gaib harus selalu dipuja.
Kepercayaan terhadap roh atau makluk gaib.
d) Nilai Keadilan
Nilai keadilan sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat
praaksara, yaitu adanya pembagian tugas sesuai dengan
kemampuan dan keahliannya. Tugas antara kaum laki-laki
berbeda dengan kaum perempuan. Hal ini mencerminkan sikap
yang adil karena setiap orang akan memperoleh hak dan
kewajiban sesuai dengan kemampuannya.
f) Tradisi Bahari(Pelayaran)
Masyarakat praaksara telah mengenal ilmu astronomi. Ilmu ini
sangat membantu mereka berlayar dari pulau dengan
menggunakan perahu yang sangat sederhana. Perahu-perahu
cadik merupakan bentuk yang paling umum dikenal pada waktu
itu. Perahu candik adalah perahu yang kanan kirinya dipasang alat
dari bambu dan kayu agar perahunya tidak mudah oleng. Perahu
candik sangat berperan penting dalam masa praaksara, selain
sebagai sarana lalu lintas sungai dan laut, perahu ni juga berperan
sebagai alat penyebaran budaya.masyarakat praaksara di
Indonesia mampu mengadakan hubungan dan menerima
pengaruh kebudayaan baru yang datang dari luar tanpa
mengorbankan kebudayaan sendiri