Anda di halaman 1dari 7

PEMBAGIAN ZAMAN

BERDASARKAN
ARKEOLOGI
1. ZAMAN PALAELITICUM
2. ZAMAN MEZOLITICUM
3. ZAMAN NEOLITICUM
4. ZAMAN MEGALITICUM
5. ZAMAN PERUNGGU
1. Zaman Palaeolitikum
Zaman Palaeolitikum disebut juga zaman batu
tua. Zaman ini ditandai dengan penggunaan
perkakas yang bentuknya sangat sederhana dan
primitif. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman
ini, yaitu hidup berkelompok; tinggal di sekitar
aliran sungai, gua, atau di atas pohon; dan
mengandalkan makanan dari alam dengan cara
mengumpulkan (food gathering) serta berburu.
Maka dari itu, manusia purba selalu berpindah-
pindah dari satu tempat ke tempat yang lain
(nomaden).
2. Zaman Mezolitikum
Zaman Mezolitikum artinya zaman batu madya
(mezo) atau pertengahan. Zaman ini disebut pula zaman
”mengumpulkan makanan (food gathering) tingkat
lanjut”, yang dimulai pada akhir zaman es, sekitar
10.000 tahun yang lampau.
Manusia yang hidup pada zaman ini adalah bangsa
Melanesoide yang merupakan nenek moyang orang Papua,
Semang, Aeta, Sakai, dan Aborigin. Sama dengan zaman
Palaeolitikum, manusia zaman Mezolitikum mendapatkan
makanan dengan cara berburu dan menangkap ikan. Mereka
tinggal di gua-gua di bawah bukit karang (abris souche roche),
tepi pantai, dan ceruk pegunungan. Gua abris souche roche
menyerupai ceruk untuk dapat melindungi diri dari panas dan
hujan.
3. Zaman Neolitikum
Zaman Neolitikum atau zaman batu muda. Di
Indonesia, dimulai sekitar 1.500 SM. Cara hidup telah
mengalami perubahan dari cara food gathering
menjadi food producting, yaitu dengan cara bercocok
tanam dan memelihara ternak. Pada masa neoliticum
manusia sudah mulai menetap di rumah panggung
untuk menghindari bahaya binatang buas, mulai
membuat lumbung-lumbung guna menyimpan
persediaan padi dan gabah.
Dua jenis peralatan yang digunakan, yakni beliung persegi dan kapak lonjong.
Beliung persegi menyebar di Indonesia bagian Barat, diperkirakan budaya ini
disebarkan dari Yunan di Cina Selatan yang berimigrasi ke Laos dan selanjutnya ke
Kepulauan Indonesia. Kapak lonjong tersebar di Indonesia bagian timur yang
didatangkan dari Jepang, kemudian menyebar ke Taiwan, Filipina, Sulawesi Utara,
Maluku, Irian dan kepulauan Melanesia
4. Zaman Megalitikum
Zaman Megalitikum atau zaman batu besar, manusia
sudah mengenal kepercayaan animisme dan
dinamisme. Animisme merupakan kepercayaan
terhadap roh nenek moyang (leluhur) yang mendiami
benda-benda, seperti pohon, batu, sungai, gunung,
senjata tajam. Sedangkan dinamisme adalah bentuk
kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan
atau tenaga gaib yang dapat memengaruhi terhadap
keberhasilan atau kegagalan dalam kehidupan
manusia. Manusia pada Zaman Megalitikum ini sudah
mengenal bentuk kepercayaan rohaniah, yaitu dengan
cara memperlakukan orang yang meninggal dengan
baik sebagai bentuk penghormatan.
Menhir adalah tugu batu sebagai tempat pemujaan;
Dolmen adalah meja batu untuk menaruh sesaji;
Sarkopagus adalah bangunan berbentuk lesung yang
menyerupai peti mati;
Kuburan batu adalah lempeng batu yang disusun untuk
mengubur mayat;
Punden berundak adalah bangunan bertingkat-tingkat
sebagai tempat pemujaan; sedangkan
Arca adalah perwujudan dari subjek pemujaan yang
menyerupai manusia atau hewan.
5. Zaman Perunggu
Manusia purba Indonesia hanya mengalami Zaman
Perunggu tanpa melalui zaman tembaga. Kebudayaan
Zaman Perunggu merupakan hasil asimilasi dari antara
masyarakat asli Indonesia (Proto Melayu) dengan
bangsa Mongoloid yang membentuk ras Deutero
Melayu (Melayu Muda). Disebut zaman perunggu
karena pada masa ini manusianya telah memiliki
kepandaian dalam melebur perunggu.
Artefak yang paling menarik dari masa ini adalah genderang
perunggu yang amat besar, disebut nekara. Ada pula Genderang
moko yang bentuknya tinggi dan ramping Nekara-nekara ini
digunakan sebagai genderang perang dan untuk keperluan
upacara keagamaan.

Anda mungkin juga menyukai