Anda di halaman 1dari 8

Modul 1

Nilai-nilai Kebudayaan Pada Masa Pra-aksara dan Nenek Moyang Bangsa Indonesia

A. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4.1. Menjelaskan pengertian nilai budaya
3.4.2. Mengidentifikasi nilai-nilai budaya masa pra-aksara di Indonesia
3.4.3. Membedakan nilai-nilai budaya yang ada sekarang dengan nilai budaya dan
tradisi pada masyarakat pra-aksara
3.4.4. Mengemukakan asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia.
3.4.5. Menjelaskan rute Jalur kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia
4.4.1. Menyajikan hasil identifikasi nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat pra-aksara
Indonesia dan perbedaannya dengan nilai-nilai dan tradisi yang ada sekarang.
4.4.2. Menyajikan hasil analisis jalur kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia.

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan modul ini yang menerapkan 4 C ( Creatif,
Critcal thinking, Communicative, dan Collaborative ) dan literasi, Peserta didik mampu
:
1. Menganalisis nilai nilai kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa pra-aksara dan
asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia dengan tepat.
2. Menyajikan kesamaan nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat di sekitar dengan tradisi
masyarakat pra-aksara Indonesia benar

C. Materi Pembelajaran dan Pengayaan


C.1. Materi

Pengertian Nilai Budaya


Nilai budaya adalah nilai-nilai yang telah berlaku di masyarakat baik di dalam
organisasi maupun di masyarakat, dan telah disetujui oleh kesepakatan bersama. Nilai-nilai
budaya dalam masyarakat dapat dicirikan dengan adanya benda-benda yang menjadi
kebiasaan, keyakinan masyarakat, simbol dan karakteristik yang berbeda satu sama lain.

Nilai-nilai Budaya Masa pra-aksara di Indonesia


a. Nilai Religius
Masyarakat pada masa pra-aksara sudah memiliki kepercayaan dengan adanya
kekuatan ghaib. Mereka percaya bahwa pohon rimbun yang tinggi besar, hutan yng
lebat, gua yang gelap, pantai, laut atau tempat yang lainnya dipandang keramat karena
ditempati oleh roh halus atau mahluk gaib. Meraka meyakini bahwa kejadian-kejadian
alam seperti hujan, petir, banjir, gunung meletus. Atau gempa bumi adalah akibat
perbuatan roh halus atau mahluk gaib. Untuk menghindari malapetaka maka roh halus
atau mahluk gaib harus selalu dipuja. Kepercayaan terhadap roh halus ini disebut
dengan “Animisme”.
Selain percaya kepada roh halus, mereka juga percaya bahwa benda-benda tertentu
seperti kapak, mata tombak, atau benda lainnya memiliki kekuatan gaib, karena memiliki
kekuatan gaib maka benda tersebut harus dikeramatkan. Kepercayaan bahwa benda
memiliki kekuatan gaib disebut dengan
“Dinamisme”.

b. Nilai Gotong Royong


Masyarakat pra-aksara hidup secara berkelompok, mereka bergotong royong untuk
kepentingan bersama, contohnya membangun rumah yang dilakukan secara bersama-
sama. Budaya gotong royong juga dapat terlihat dari peninggalan mereka berupa
bangunan-bangunan batu besar yang dibangun secara gotong royong.

c. Nilai Musyawarah Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id


Dalam kehidupan berkelompok, masyarakat masyarakat pra-aksara telah
mengembangkan nilai musyawarah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan dipilihnya
pemimpin  yang dianggap paling tua (sesepuh) yang mengatur masyarakat dan
memberikan keputusan untuk berbagai persoalan yang dihadapi bersama.

d. Nilai Keadilan
Nilai keadilan sudah diterapkan dalam masyarakat pra-aksara, yaitu dengan adanya
pembagian tugas sesuai dengan  kemampuan dan keahliannya. Tugas antara kaum laki-
laki berbeda dengan kaum perempuan. Hal ini mencerminkan sikap yang adil karena
setiap orang akan memperoleh hak dan kewajiban sesuai dengan kemampuannya.

e. Tradisi Bercocok Tanam.


Salah satu cara yang dilakukan masyarakat pra-aksara untuk memenuhi kebutuhan
hidup ialah dengan bercocok tanam. Hal ini dibuktikan  dengan ditemukannya alat khas
pertanian yang berupa beliung persegi dan alat lain nya.

f. Tradisi Bahari (Pelayaran)


Masyarakat pra-aksara telah menganal ilmu astronomi. Ilmu ini sangat membantu
pada saat mereka berlayar dari pulau ke pulau dengan memakai perahu yang sangat
sederhana. Perahu-perahu cadik merupakan bentuk  yang paling umum dikenal pada
waktu itu. Perahu bercadik adalah perahu yang kanan kirinya dipasang alat dari bamboo
dan kayu agar perahunya tidak mudah oleng”. Perahu bercadik memegang peranan
yang penting dalam kehidupan masa paraaksara, selain sebagai lalulintas sungai dan
laut, perahu ini juga berperan sebagai alat penyebaran budaya.

Nenek Moyang Bangsa Indonesia

1. Ras Vedda

Menurut teori dari Sarasin bersaudara (Paul dan Fritz Sarasin) yang menyebut bahwa
populasi asli Indonesia adalah suatu ras berkulit gelap dan bertubuh kecil yang turunan
dari ras asli ini disebut orang Vedda. 

Ras Vedda diperkirakan mulai bermigrasi sejak 2.000 SM pada masa neolithikum tapi
masih menjalani tradisi primitif. Ciri fisik orang Vedda hampir sama dengan penduduk
asli Australia (Aborigin), sehingga Koentjaraningrat (seorang ahli Antropologi Indonesia)
menyebut orang Vedda sebagai Austro-Melanosoid. Ciri-ciri fisiknya yaitu berambut
berombak, kulit sawo matang, dan bertubuh kecil. Keturunannya adalah suku bangsa
Sakai, Kubu, Lubu, Talang Mamak di Sumatra, dan Tomuna, Toala di Sulawesi.

Orang Vedda mendiami Asia Bagian Tenggara yang saat itu masih bersatu sebagai
daratan pada zaman es atau periode glasial. Namun, setelah periode es berakhir dan es
mencair, maka dataran tersebut kemudian terpisah oleh lautan yaitu laut China Selatan
dan laut Jawa. Akibatnya, daratan yang tadinya bersatu kemudian terpisah menjadi
daratan utama Asia dan Kepulauan Indonesia. Penduduk asli tinggal di daerah
pedalaman dan penduduk pendatang tinggal di daerah pesisir.Ras Vedda kemudian
menyebar ke timur dan mendiami wilayah Papua, Sulawesi Selatan, Kai, Seram, Timor
Barat, Flores Barat, dan terus ke timur sampai Kepulauan Melanesia. Walaupun
umumnya ke timur, tapi sebagian ada juga yang menyebar ke arah barat dan menghuni
Pulau Sumatra. Orang Vedda di Sumatra mengembangkan kapak genggam dan suka
memakan kerang-kerangan. Buktinya adalah adanya fosil kulit kerang di dekat Langsa
(Aceh), Sumatra Utara, Pahang, Kedah dan Perak di Malaysia.

Bukti penggunaan kapak genggam sebenarnya tidak hanya ditemukan di Sumatra


tetapi juga pada gua-gua yang ada di Pulau Jawa. Beberapa gua di Jawa yang
menyimpan bukti penggunaan kapak genggam adalah gua Petruruh (Tulungagung), Gua
Sodong (Besuki). Gua Sampung (Ponorogo). Bahkan, kapak genggam juga ditemukan
hingga Vietnam Utara, sehingga Koentjaraningrat berpendapat bahwa telah terjadi
perpindahan Austro Melanosoid dari wilayah timur ke wilayah barat Nusantara, dari Jawa
ke Sumatra, Semenanjung Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Dalam perkembangannya,
ternyata ada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebelum bangsa Vedda
mendiami wilayah Nusantara, terdapat orang-orang asli yang lebih dulu tinggal seperti
orang kubu di Sumatra dan orang Toala di Sulawesi. Karena itu, orang Vedda sendiri
dianggap pendatang atau imigran pertama yang datang ke pulau-pulau di Nusantara
yang sudah berpenghuni.

2. Ras Proto Melayu dan Deutero Melayu

Masyarakat Indonesia digolongkan ke dalam bangsa Melayu yang merupakan nenek


moyang Bangsa Indonesia. Kedatangan bangsa Melayu ke kepulauan Nusantara terjadi
secara bergelombang. Kedatanan bangsa Melayu pada gelombang pertama disebut
sebagai Proto Melayu atau Melayu Tua, datang dengan menggunakan perahu bercadik
satu ke Nusantara sekitar 2000 tahun Sebelum Masehi. Ras dari Melayu Tua ini disebut
sebagai ras Austromelanosoid. Kedatangan bangsa Melayu Tua melalui dua jalur
kedatangan, yaitu jalur Barat dan jalur Timur.

Jalur Barat melalui Yunan kemudian ke Semenanjung Malaya, selanjutnya ke


Sumatra, menyeberang ke Jawa, sebagian ke Kalimantan, sebagian lagi terus ke Bali
dan kepulauan Nusa Tenggara. Beberapa peninggalan kebudayaan yang dibawah
masyarakat Melayu Tua yang melewati jalur Barat ini adalah kapak lonjong. Sementara
suku bangsa yang termasuk ke dalam Melayu Tua yang melewati jalur Barat ini
diantaranya Suku Nias, Dayak, Sasak, Gayo, Rejang, Batak.

Sementara jalur Timur


melalui Yunan kemudian ke
pulau Taiwan, selanjutnya ke
kepulauan Pilipina,
menyeberang ke Pulau
Sulawesi, kepulauan Maluku,
Pulau Irian, dan sebagian
terus ke Australia. Beberapa

https://attoriolong.com/2018/11/asal-usul-dan-proses-kedatangan-nenek-moyang-bangsa-indonesia/
peninggalan kebudayaan yang dibawah masyarakat Melayu Tua yang melewati jalur
Timur ini adalah kapak persegi.

Sementara suku bangsa yang termasuk ke dalam Melayu Tua yang melewati jalur Timur
ini diantaranya Suku Toraja.

Sedangkan kedatanan bangsa Melayu pada gelombang kedua disebut sebagai Deutro
Melayu atau Melayu Muda, datang dengan menggunakan perahu bercadik dua ke
Nusantara sekitar 500 tahun Sebelum Masehi. Ras dari Melayu Muda ini disebut sebagai
ras Mongoloid

Kedatangan bangsa melayu muda ini sama dengan jalur kedatangan bangsa Melayu
Tua yang melewati jalur Barat, yaitu melalui Yunan selanjutnya ke Indo-cina, semanjung
Malaya, dan selanjutnya menyebar ke wilayah Nusantara. Beberapa peninggalan
kebudayaan yang dibawah masyarakat Melayu Muda ini diantaranya perhiasan, nekara,
kapak corong, candrasa, dan moko. Sementara suku bangsa yang termasuk ke dalam
Melayu Muda ini diantaranya Suku Minagkabau, Bugis, Jawa, Aceh, Sunda, Makassar,
Mandar, Bali.

Selanjutnya masyarakat Melayu Tua yeng telah lebih dahulu datang ke kepulauan
Nusantara memilih menyingkir ke pedalaman ketika masyarakat Melayu Muda datang,
faktor yang menyebabkan itu terjadi karena bangsa Melayu Muda membawa
kebudayaan yang lebih maju dibanding yang dimiliki Melayu Tua, sehingga bangsa
Melayu Tua kalah dalam persaingan. Itulah sebabnya sehingga beberapa suku dari
bangsa Melayu Tua seperti Suku Dayak dan Toraja memilih tinggal di pedalaman atau
pegunungan.

Meskipun proses kedatangan bangsa Melayu tidak terjadi secara bersamaan, namun
hal yang membuktikan bahwa semuanya berasal dari tempat yang sama yaitu bisa
ditelusuri melalui bahasa yang digunakan. Ada ratusan bahasa daerah yang digunakan
di seluru penjuru Nusantara, namun hampir keseluruhan bahasa-bahasa itu memiliki
kesamaan kosakata pada beberapa perbendaharaan katanya, itu kerena bahasa-bahasa
daerah yang digunakan di Nusantara merupakan turunan dari rumpun Bahasa
Austronesia.

Rumpun Bahasa Austronesia atau yang kadang disebut bahasa kepulauan adalah
sebuah rumpun bahasa yang sangat luas penyebarannya di dunia. Adapun beberapa
kesamaan kosakata dari berbagai bahasa daerah di nusantara bisa disimak dari
beberapa contoh, diantaranya penyebutan nama angka satu sampai sepuluh dalam
beberapa bahasa daerah seperti dalam bahasa Bugis, seddi, dua, tellu, eppa, lima,
enneng, pitu, arua, asera, seppulo.

Dalam bahasa Makassar, sere, rua, tallu, appa, lima, annang, tuju, sagangtuju,
salapang, sampulo. Dalam bahasa Jawa, siji, loro, telu, papat, lima, enem, pitu, wolu,
songo, sepuloh. Dalam bahasa Sunda, hiji, dua, tilu, opat, lima, genep, tujuh, dalapan,
salapan, sapuluh. Dalam bahasa Minangkabau, ciek, duo, tigo, ampek, limo, anam,
tujuh, salapan, sambilan, sapuluah.
3. Ras Melanosoid

Ras melanesoid adalah penduduk asli Indonesia bagian timur, sebelum datang dan
menyebarnya ras Mongoloid dari benua Asia. Di Indonesia, Ras melanesoid sekarang
banyak di temukan di pulau Papua dan sekitarnya seperti pulau Biak, pulau Raja Ampat,
pulau Halmahera, pulau Flores dan pulau Seram. Ras melanesoid juga banyak
ditemukan di luar Indonesia, yaitu di Papua Nugini, Kaledonia Baru dan di Kepulauan
Solomon.

Ras ini diduga merupakan keturunan manusia yang pertama kali datang di Nusantara.
Kedatangan mereka diperkirakan sekitar 60 ribu tahun yang lalu. Mereka bermigrasi
dengan memanfaatkan daratan yang ada karena turunnya permukaan laut di Jaman Es,
serta dengan menggunakan rakit sederhana. Meskipun sama-sama berkulit hitam, Ras
melanesoid berbeda dengan penduduk asli Afrika. Malah, karena migrasi yang sudah
sejak ribuan tahun, ras Melanesoid dan Australoid dapat disebut sebagai ras dengan
perbedaan genetik paling besar dengan penduduk Afrika.

Suku-suku dari ras Melanesoid misalnya adalah suku Asmat, Dani, dan Bauzi. Suku-
suku di pedalaman Papua menggunakan bahasa yang tidak berkerabat dengan bahasa
lain di dunia. Namun suku di pulau sekitarnya banyak yang menggunakan bahasa-
bahasa dari rumpun bahasa Austronesia, yang dibawa ras Australoid.

Ciri fisiknya yaitu kulit kehitam hitaman, hidung tebal, rambut keriting hitam, bibir tebal,
adan tegak, hidung mancung

C.2. Materi Pengayaan :


Untuk memperdalam wawasan kalian, dianjurkan membuka :
a. Kanal belajar di youtube dengan contoh link sebagai berikut :
 https: //youtu.be/b7zfJd1w10g untuk asal usul dan persebaran nenek moyang
bangsa Indonesia.
b. Internet :
 https://kuliahpendidikan.com/pengertian-nilai-budaya/
 https://www.dosenpendidikan.co.id/sal-usul-indonesia/
c. Literasi lainnya

D. Aktivitas Pembelajaran
1. Pembiasaan Sikap
Petunjuk pengisian :
a. Isi format dibawah ini sesuai dengan apa yang kalian lakukan
b. Berilah tanda ( V ) pada kolom yang sesuai.
c. Berikan salah satu foto atau vidio kegiatanmu dan kirimkan ke guru mu melalui media
yang disepakati.

Tabel 1 : Pembiasaan Sikap


Tidak
Kadang-
No. Pernyataan Pembiasaan Perna Sering Selalu
kadang
h
1. Setiap hari menjalankan Ibadah
sesuai agamamu :
Sholat/Doa/membaca Kitab Suci
2. Setiap bangun tidur membersihkan
dan merapihkan kamar tidur.
3. Setiap habis makan mencuci piring
dan sendok makan.
4. Mencuci pakaian sendiri dan
merapihkannya.
5. Mengerjakan setiap tugas yang
diberikan oleh guru.
Upload satu foto/vidio dari salah satu kegiatan diatas, melalui media yang
disepakati!

Skor :
1. Tidak Pernah 3. Sering
2. Kadang-kadang 4. Selalu
Upload Kegiatan 10 poin

Nilai = ∑ Skor diperoleh X 100


25

2. Aktivitas Pengetahuan
Aktivitas Pembelajaran 1.1 :
Setelah kalian menggunakan literasi nilai-nilai kebudayaan masa pra-aksara baik dari
modul, internet atau pun youtube kerjakan LK dibawah ini !

Petunjuk/langkah kerja
1) Bacalah bagian uraian materi modul 1 pada kegiatan pembelajaran 1.1 tentang nilai-
nilai kebudayaan masa pra-aksara secara cermat
2) Siapkan alat tulis
3) Kerjakan lembar kerja LK.1.1 di bawah ini dengan benar
4) Setelah tugas dikerjakan beri nama, kelas dan ditandatangani orang tua, lalu
kirimkan ke guru mapel melalui google classrom atau WA pada hari itu paling lambat
pukul 14.00

Tabel 2: LK 1.1 Nilai-nilai Budaya Masa pra-aksara di Indonesia

LEMBAR KERJA - Kehidupan Bangsa Indonesia


Topik : Nilai-nilai Budaya Masa Pra-aksara di Indonesia
Pengertian nilai budaya :
Ciri nilai-nilai budaya masa
pra-aksara di Indonesia :

Perbedaan kepercayaan
animisme dan dinamisme
masyarakat pra-aksara :
Berikan contoh nilai
musyawarah yang sudah ada
pada masa pra-aksara di
Indonesia
Sebutkan perbedaan nilai-nilai
budaya yang ada sekarang
dengan nilai budaya dan
tradisi pada masyarakat pra-
aksara
Paparkan kesamaan nilai-nilai
budaya dan tradisi masyarakat
di sekitar dengan tradisi
masyarakat pra-aksara
Indonesia.

Catatan :
Kalau kalian mengerjakan dengan baik akan mendapatkan nilai sebagai berikut :
Bagian 1 Skor 1 Nilai : ∑ skor diperoleh X 100
Bagian 2 Skor 3 20
Bagian 3 Skor 3
Bagian 4 Skor 3
Bagian 5 Skor 5
Bagian 6 Skor 5

Aktivitas Pembelajaran 1. 2 :
Setelah kalian menggunakan literasi tentang nenek moyang bangsa Indonesia dari modul,
internet, ataupun youtube kerjakan LK dibawah ini !

Petunjuk/langkah kerja
1) Bacalah bagian uraian materi modul 1 tentang Nenek Moyang Bangsa Indonesia
secara cermat
2) Siapkan alat tulis
3) Kerjakan lembar kerja LK.1.2 di bawah ini dengan benar
4) Setelah tugas dikerjakan beri nama, kelas dan ditandatangani orang tua, lalu kirimkan
ke guru mapel melalui google classrom atau WA pada hari itu paling lambat pukul
14.00

Tabel 3 : LK 1.2 Nenek Moyang Bangsa Indonesia

LEMBAR KERJA - Kehidupan Bangsa Indonesia


Topik : Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Asal-usul nenek moyang
bangsa Indonesia
menurut Paul dan Frit
Rute kedatangan nenek Jalur Barat
moyang bangsa Jalur Timur
Indonesia :
Sebutkan ciri-ciri fisik
Ras Proto Melayu dan
Deutro Melayu :
Jelaskan Ras
Melanosoid yang ada di
Indonesia :
Catatan :
Kalau kalian mengerjakan dengan baik akan mendapatkan nilai sebagai berikut :
Bagian 1 Skor 2
Bagian 2 Skor 8
Bagian 3 Skor 5
Bagian 4 Skor 5

Nilai = ∑ skor yang diperoleh X 100


20

3. Aktivitas Keterampilan
Aktivitas Pembuatan Produk :
(Diselesaikan selama 3 minggu pada saat mempelajari sub pokok bahasan Nilai-nilai
Kebudayaan Pada Masa Praaksara dan Nenek Moyang Bangsa Indonesia)

Buatlah peta jalur migrasi bangsa proto melayu dengan cara sebagai berikut :
1. Pilih peta Indonesia dan jadikan model. Contoh:

2. Buatlah gambar jalur/rute migrasi bangsa Proto Melayu


3. Lengkapilah peta dengan keterangan jalur jalur yang dillalui
4. Apabila belum jelas hubungi gurumu.
5. Kerjakan dengan sebaik-baiknya; tepat, bersih, rapih dan indah.
6. Kumpulkan hasilnya, dengan cara di foto dan dikirim melalui : Google Class Room,
Email, WA atau berdasarkan kesepakatan dengan gurumu.

Mengetahui Orangtua :
(Tanda Tangan/Centang)

Nama Orang tua/wali ....................................................


Tanggal ....................................................

Anda mungkin juga menyukai