Anda di halaman 1dari 15

L AI -N IL A I

NI M A S A
D A YA A N
KEBU A R A D A N
PR A- A K S
K M O Y A N G
NE N E S IA
S A I ND O N E
BA N G
pengertian:
Nilai-nilai yang telah berlaku di

NILAI
masyarakat baik di dalam organisasi
maupun di masyarakat, dan telah
disetujui oleh kesepakatan bersama

BUDAYA ciri-ciri:
Adanya benda-benda yang menjadi
kebiasaan, keyakinan nmasyarakat,
simbol dan karakteristik yang berbeda
satu sama lain
NILAI-NILAI BUDAYA
MASA PRA-AKSARA DI
INDONESIA
Nilai Religius
Masyarakat pada masa pra-aksara sudah memiliki kepercayaan dengan
adanya kekuatan ghoib. Mereka percaya bahwa banyak tempat dipandang
keramat karena ditempati oleh roh halus atau makhluk ghoib. Mereka
meyakini bahwa kejadian-kejadian alam adalah akibat perbuatan roh halus
atau makhluk ghoib. Untuk menghindari malapetaka maka roh halus atau
makhluk ghoib harus selalu dipuja

KEPERCAYAAN TERHADAP ROH HALUS DISEBUT


DENGAN ANIMISME
Selaiin percaya kepada roh halus, mereka juga percaya bahwa benda benda
tertentu seperti kapak mata tombak atau benda lainnya memiliki kekuatan
Ghoib, karena memiliki kekuatan Ghoib maka benda tersebut harus
dikeramatkan

KEPERCAYAAN BAHWA BENDA MEMILIKI


KEKUATAN GHOIB DISEBUT “DINAMISME”
Nilai Gotong Royong

Masyarakat pra-aksara hidup secara


berkelompok, mereka bergotong royong untuk
kepentingan bersama, contohnya membangun
rumah yang dilakukan secara bersama sama.
Budaya gotong royong juga dapat dilihat dari
peninggalan mereka berupa bangunan
bangunan batu besar yang dibangun secara
gotong royong
Nilai Musyawarah
Dalam kehidupan berkelompok,
masyarakat pra aksara telah
mengembangkan nilai musyawarah. Hal
ini dapat ditunjukkan dengan dipilihnya
pemimpin yang dianggap paling tua da
(sesepuh) yang mengatur masyarakat dan
memberikan keputusan untuk berbagai
persoalan yang dihadapi bersama.
Nilai Keadilan

Nilai keadilan sudah diterapkan dalam


masyarakat pra-aksara, yaitu dengan
adanya pembagian tugas sesuai dengan
kemampuan dan keahliannya. Tugas antara
kaum laki laki berbeda dengan kaum
perempuan. Hal ini mencerminkan sikap
yang adil karena setiap orang akan
memperoleh hak dan kewajiban sesuai
dengan kemampuannya
Tradisi Bercocok Tanam

Salah satu cara yang dilakukan masyarakat pra-aksara


untuk memenuhi kebutuhan hidup ialah dengan
bercocok-tanam. Hal ini dibuktikan dengan ditemukan
nya alat khas pertanian yang berupa beliung persegi
dan alat lainnya
radisi Bahari (Pelayaran) Masyarakat pra-aksara telah mengenal ilmu astronomi.
Ilmu ini sangat membantu pada saat mereka berlayar
dari pulau ke pulau dengan memakai perahu yang
sangat sederhana. Perahu perahu jadi merupakan bentuk
yang paling umum dikenal pada waktu itu. Perahu
bercadik adalah perahu yang kanan kirinya dipasang alat
dari bambu dan kayu agar tidak mudah Oleng. Perahu
bercadik memegang peranan penting dalam kehidupan
masa pra-aksara. Selain sebagai lalulintas sungai dan
laut, perahu ini juga berperan sebagai alat penyebaran
budaya
NENEK MOYANG
BANGSA INDONESIA
Ras Vedda
Menurut teori dari Sarasin bersaudara (Paul dan Fritz Sarasin) yang menyebut bahwa populasi asli Indonesia adalah suatu ras yang
berkulit gelap dan bertubuh kecil yang turunan dari asli ini disebut Vedda..
Ras Vedda diperkirakan mulai bermigrasi sejak 2.000 SM pada masa neolithikum tapi masih menjalani tradisi primitif.

CIRI FISIK:
• Hampit sama dengan penduduk asli Australia (Aborigin) sehingga Koentjaraningrat (seorang ahli Antropologi
Indonesia) menyebut orang Vedda sebagai Austro-Melanosoid
• Rambut berombak
• Kulit sawo matang
• Bertubuh kecil

KETURUNANNYA:
Suku bangsa Sakai, Kubu, Lubu, Talang Mamak di Sumatra, dan Tomuna, Toala di Sulawesi.
Ras Proto Melayu (Melayu Tua)
Setelah kedatangan orang Vedda ke Nusantara, kemudian disusul oleh kedatangan dua gelombang besar manusia. Kedatangan bangsa Melayu pada
gelombang pertama disebut sebagai Proto Melayu atau Melayu Tua datang dengan menggunakan perahu bercadik satu Nusantara sekitar 2000 tahun
sebelum Masehi. Ras dari Melayu tua ini disebut sebagai ras Austramelanosoid. Kedatangan bangsa Melayu melalui dua jalur kedatangan, yaitu jalur
Barat dan jalur Timur.

Jalur Barat melalui Yunan kemudian ke Semenanjung Malaya, selanjutnya Sumatra,


menyeberang ke Jawa, sebagian ke Kalimantan, sebagian lagi terus ke Bali dan kepulauan Nusa
Tenggara. Beberapa peninggalan kebudayaan yang dibawah masyarakat Melayu Tua yang
melewati jalur Barat ini adalah kapak lonjong. Sementara suku bangsa yang termasuk ke dalam
Melayu Tua yang melewati jalur Barat ini seperti Suku Nias, Dayak, Sasak, Gayo, Rejang, Batak.

Jalur Timur melalui Yunan kemudian selanjutnya ke kepulauan Pilipina, wilayah ke Pulau
Sulawesi, kepulauan Maluku, Pulau Irian, dan sebagian Beberapa peninggalan kebudayaan yang
dibawah masyarakat Melayu Tua yang melewati jalur Timur ini adalah kapak persegi. Sementara
termasuk ke dalam Melayu Tua yang melewati jalur Timur ini termasuk Suku Toraja. ke pulau
Taiwan, terus ke Australia..
Ras Deutero Melayu (Melayu Muda)
Kedatangan bangsa Melayu pada gelombang kedua disebut sebagai Deutero Melayu atau Melayu Muda, datang dengan menggunakan perahu
bercadik dua ke Nusantara sekitar 500 tahun SM. Ras dari Melayu Muda ini disebut sebagai ras Mongoloid Kedatangan bangsa melayu muda ini
sama dengan jalur kedatangan bangsa Melayu Tua yang melewati jalur Barat, yaitu melalui Yunan selanjutnya ke Indo-cina, semanjung Malaya, dan
selanjutnya menyebar ke wilayah Nusantara. Beberapa peninggalan kebudayaan yang dibawah masyarakat Melayu Muda ini diantaranya perhiasan,
nekara, kapak corong, candrasa, dan moko.

Suku bangsa yang termasuk ke dalam Melayu Muda ini termasuk Suku Angin Minagkabau,
Bugis, Jawa, Aceh, Sunda, Makassar, Mandar, Bali.
Selanjutnya masyarakat Melayu Tua yang datang ke kepulauan Nusantara memilih menyingkir
ke pedalaman ketika masyarakat Melayu Muda datang, faktor yang menyebabkan itu terjadi
karena bangsa Melayu Muda membawa kebudayaan yang lebih maju dibanding yang dimiliki
Melayu Tua, sehingga bangsa Melayu Tua kalah dalam persaingan. Itulah sebabnya sehingga
beberapa suku dari bangsa Melayu Tua seperti Suku Dayak dan Toraja memilih tinggal di
pedalaman atau pegunungan.

Meskipun proses kedatangan bangsa Melayu tidak terjadi secara bersamaan, namun hal yang membuktikan bahwa semuanya berasal dari tempat yang
sama yang dapat ditelusuri melalui bahasa yang digunakan. Ada ratusan bahasa daerah yang digunakan di seluruh penjuru Nusantara, namun hampir
keseluruhan bahasa-bahasa itu memiliki kesamaan kosakata pada beberapa perbendaharaan katanya, itu kerena bahasa-bahasa daerah yang digunakan
di Nusantara merupakan turunan dari rumpun Bahasa Austronesia.
Ras Melanosoid
Ras melanesoid adalah penduduk asli Indonesia bagian timur, sebelum datang dan menyebarnya ras Mongoloid dari benua Asia. Di
Indonesia, Ras melanesoid sekarang banyak di temukan di pulau Papua dan sekitarnya seperti pulau Biak, pulau Raja Ampat, pulau
Halmahera, pulau Flores dan pulau Seram. Ras melanesoid juga banyak ditemukan di luar Indonesia, yaitu di Papua Nugini, Kaledonia
Baru dan di Kepulauan Solomon.

Ras ini diduga merupakan keturunan manusia yang pertama kali datang di Nusantara. Kedatangan mereka diperkirakan sekitar 60 ribu
tahun yang lalu. Mereka bermigrasi dengan memanfaatkan daratan yang ada karena turunnya permukaan laut di Jaman Es, serta dengan
menggunakan rakit sederhana. Meskipun sama-sama berkulit hitam, Ras melanesoid berbeda dengan penduduk asli Afrika. Malah, karena
migrasi yang sudah sejak ribuan tahun, ras Melanesoid dan Australoid dapat disebut sebagai ras dengan perbedaan genetik paling besar
dengan penduduk Afrika.

Suku-suku dari ras Melanesoid misalnya adalah suku Asmat, Dani, dan Bauzi. Suku-suku di pedalaman Papua menggunakan bahasa yang
tidak berkerabat dengan bahasa lain di dunia. Namun suku di pulau sekitarnya banyak yang menggunakan bahasa-bahasa dari rumpun
bahasa Austronesia, yang dibawa ras Australoid.

• · Kulit kehitam hitaman


CIRI FISIK: • · Hidung tebal
• · Rambut keriting hitam
• · Bibir tebal
• · Badan tegak
• · Hidung mancung
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai