Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Peradaban adalah memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan masyarakat manusia. Seringkali
istilah ini digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat yang "kompleks": dicirikan oleh praktik
dalam pertanian, hasil karya dan pemukiman, berbanding dengan budaya lain, anggota-anggota sebuah
peradaban akan disusun dalam beragam pembagian kerja yang rumit dalam struktur hirarki sosial.

Dalam sebuah pemahaman lama tetapi masih sering dipergunakan adalah istilah "peradaban" dapat
digunakan dalam cara sebagai normatif baik dalam konteks sosial di mana rumit dan budaya kota yang
dianggap unggul lain "ganas" atau "biadab" budaya, konsep dari "peradaban" digunakan sebagai
sinonim untuk "budaya (dan sering moral) Keunggulan dari kelompok tertentu." Dalam artian yang
sama, peradaban dapat berarti "perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa".

B. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana Asal Usul Persebaran Nenek Moyang Di Indonesia?

b. Bagaimana Terbentuknya Kepulauan Indonesia?

c. Bagaimana Corak Hidup Masa Peraksara?

C. TUJUAN

a. Mengetahui Asal Usul Persebaran Nenek Moyang Di Indonesia

b. Mengetahui Terbentuknya Kepulauan Indonesia

c. Mengetahui Corak Hidup Masa Peraksara


BAB II

PEMBAHASAN
A. Asal Usul Persebaran Nenek Moyang Di Indonesia

Bertolak dari pendapat para ahli tersebut, terdapat hal menarik tentang asal usul nenek moyang
bangsa Indonesia.
Pertama, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan dan Campa. Argumen merujuk pada
pendapat Moh. Ali dan Kern bahwa sekitar tahun 3000 SM-1500 SM terjadi gelombang perpindahan
bangsa-bangsa di Yunan dan Campa sebagai akibat desakan bangsa lain dari Asia Tengah yang lebih
kuat. Argumen ini diperkuat dengan adanya persamaan bahasa, nama binatang, dan nama peralatan
yang dipakai di kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.

Kedua, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Argumen ini merujuk pada
pendapat Moh. Yamin yang didukung dengan penemuan fosil-fosil dan artefak-artefak manusia tertua di
wilayah Indonesia dalam jumlah yang banyak. Sementara, fosil dan artefak manusia tertua jarang
ditemukan di daratan Asia. Sinanthropus Pekinensis yang ditemukan di Cina dan diperkirakan sezaman
dengan Pithecantropus Erektus dari Indonesia, merupakan satu-satunya penemuan fosil tertua di
daratan Asia.
Ketiga, masyarakat awal yang menempati wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu. Oleh
karena itu, bangsa Melayu ditempatkan sebagai nenek moyang bangsa Indonesia. Argumen ini merujuk
pada pendapat Hogen yang berpendapat bahwa bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal
dari Sumatra.

Bangsa Melayu yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Bangsa Proto Melayu atau Melayu TuaOrang Proto Melayu telah pandai membuat alat bercocok
tanam, membuat barang pecah belah, dan alat perhiasan. Kehidupan mereka berpindah-pindah. Bangsa
ini memasuki Indonesia melalui dua jalur, yaitu :
a. Jalan barat dari Semenanjung Malaka ke Sumatera dan selanjutnya menyebar ke beberapa daerah di
Indonesia.
b. Jalan timur dari Semenanjung Malaka ke Filiphina dan Minahasa, serta selanjutnya menyebar ke
beberapa daerah di Indonesia. Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan yang setingkat lebih tinggi
dari kebudayaan Homo Sapiens di Indonesia.

Kebudayaan mereka adalah kebudayaan batu muda (neolitikum). Hasilhasil kebudayaan mereka masih
terbuat dari batu, tetapi telah dikerjakan dengan baik sekali (halus). Kapak persegi merupakan hasil
kebudayaan bangsa Proto Melayu yang masuk ke Indonesia melalui jalan barat dan kapak lonjong
melalui jalan timur. Keturunan bangsa Proto Melayu yang masih hidup hingga sekarang diantaranya
adalah suku bangsa Dayak, Toraja, Batak, dan Papua.
2. Bangsa Deutro Melayu atau Melayu Muda

Sejak tahun 5000 SM, bangsa Deutro Melayu memasuki wilayah Indonesia secara bergelombang
melalui jalan barat. Deutro Melayu hidup secara berkelompok dan tinggal menetap di suatu tempat.
Kebudayaan bangsa Deutro Melayu lebih tinggi dari kebudayaan bangsa Proto Melayu. Hasil
kebudayaan mereka terbuat dari logam (perunggu dan besi). Kebudayaan mereka disebut dengan
kebudayaan Dongsong, yaitu suatu nama kebudayaan dari daerah Tonkinyang memiliki kesamaan
dengan kebudayaan bangsa Deutro Melayu.

Daerah Tonkin diperkiraan merupakan tempat asal bangsa Deutro Melayu, sebelum menyebar ke
wilayah Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan perunggu yang penting di Indonesia adalah kapak corong atau
kapak sepatu, nekara, dan bejana perunggu. Keturunan bangsa Deutro Melayu yang masih hidup hingga
sekarang diantaranya adalah suku bangsa Melayu, Batak, Minang, Jawa, dan bugis

B. Bagaimana Terbentuknya Kepulauan Indonesia

Dikutip dari buku 'Sejarah Nasional Indonesia' karya Edi Hermadi, berdasarkan teori terbentuknya
kepulauan Indonesia dari para ahli, Nusantara berada di atas tungku api yang bersumber dari magma
dalam perut bumi.Adapun, inti perut bumi berupa lava cair bersuhu sangat tinggi. Makin ke dalam
tekanan dan suhunya semakin tinggi. Namun, ketika ada celah lubang, cairan tersebut keluar berbentuk
lava cair. Ketika mencapai permukaan bumi, suhu menjadi lebih dingin.Akhirnya, pada suhu ini cairan
lava akan membeku membentuk batuan beku atau kerak. Keberadaan kerak benua (daratan) dan kerak
samudra selalu bergerak secara dinamis akibat tekanan magma dari perut bumi.

Selanjutnya, sebagian wilayah kepulauan Indonesia diketahui merupakan titik temu antara tiga
lempeng, Lempeng Indo, Australia, dan Eurasia. Lokasi ini sering mendapatkan dampak dari pergerakan
lempeng-lempeng tersebut, baik subduksi, obduksi, dan kolisi.

Akibat pergerakan lempeng tersebut terjadi pemisahan atau divergensi (tabrakan) lempeng-
lempeng. Pada dasarnya, pergeseran lempeng-lempeng masih terus berlangsung.Para ahli pun
berpendapat bahwa wilayah kepulauan Indonesia secara tektonis merupakan wilayah yang sangat aktif
dan labil sehingga rawan gempa sepanjang waktu.Adapun, sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia
terjadi di masa Mesozoikum atau 65 juta tahun yang lalu. Saat itu kondisi

geografis masih merupakan samudera yang luas. Namun terjadi kegiatan tektonis yang aktif
sehingga lempengan-lempengan Indo-Australia , Eurasia dan Pasifik bergerak.Akibat adanya pergerakan
tersebut, benua Eurasia menjadi terpecah-pecah menjadi pulau yang terpisah satu sama lainnya.
Sebagian bergerak ke Selatan menjadi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Nusa Tenggara Barat dan
Pulau Banda.Hal yang sama juga terjadi pada benua Australia di mana bagian Utaranya bergerak
terbentuk Pulau Timor, Kepulauan Nusa Tenggara Timur, dan sebagian Maluku Tenggara.Kalimantan dan
Jawa dipisahkan laut dangkal yang terjadi akibat proses kenaikan permukaan laut atau transgresi. Saat
itu juga, Pulau Sulawesi sudah mulai terbentuk, sementara Papua sudah mulai bergeser ke Utara.
Faktor terbentuknya kepulauan Indonesia adalah kegiatan tektonis dari dalam bumi. Hingga saat
ini, kepulauan Indonesia masih terus bergerak secara dinamis hal ini juga terlihat dari seringnya gempa
vulkanis dan tektonis yang sering terjadi.

C. Bagaimana Corak Hidup Masa Peraksara

Masa praaksara disebut juga zaman prasejarah Masa praaksara berarti masa sebelum manusia
sebelum mengenal bentuk tulisan. Ada juga yang menyebutnya dengan sebutan masa nirleka yaitu masa
tidak ada tulisan. Manusia yang hidup pada masa ini ialah manusia purba. Meskipun masa praaksara
tidak mengenal tulisan, namun peninggalan-peninggalannya yang ditinggalkan oleh manusia yang hidup
masa itu seperti artefak dan fosil.

Pada awalnya corak hidup manusia zaman praaksara dengan cara nomaden (berpindah-pindah).
Kemudian mereka mengalami perubahan dari nomaden ke semi nomaden. Akhirnya mereka hidup
secara menetap di suatu tempat dengan tempat tinggal yang pasti. Untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya masyarakat praaksara menggunakan beberapa jenis peralatan mulai dari yang terbuat dari
batu hingga logam.

Oleh karena itu, kehidupan masyarakat praaksara telah menghasilkan alat untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Berdasarkan perkembangan kehidupannya atau corak hidupnya, masyarakat
praaksara terbagi menjadi tiga masa yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok
tanam, dan masa perundagian.

Anda mungkin juga menyukai