Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Indonesia

Asal Usul Pesebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Proto Melayu

Nama : Nengah Satya Atmana Wijaya


No : 5
Kelas : X MIPA 3

Tahun Ajaran 2017/2018


Asal Usul dan Pesebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Menurut Sarasin bersaudara, penduduk asli kepulauan Indonesia adalah ras berkulit
gelap dan bertubuh kecil yang mulanya mereka tinggal di Asia bagian tenggara. Ketika
zaman es mencair dan air laut naik hingga membentuk Laut China Selatan dan Laut Jawa
yang memisahkan pegunungan vulkanik Kepulauan Indonesia dari daratan utama. Penduduk
asli Kepulauan Indonesia yang tersisa menetap di daerah-daerah pedalaman dan daerah pantai
dihuni oleh penduduk pendatang. Penduduk asli itu disebut sebagai suku bangsa Vedda oleh
Sarasin. Ras yang termasuk dalam kelompok ini adalah suku bangsa Hieng di Kamboja,
Miao-Tse danYao-Jen di Cina dan Senoi di Semenanjung Malaya.

Beberapa suku bangsa seperti Kubu, Lubu, Talang Mamak yang tinggal di Sumatra
dan Toala di Sulawesi merupakan penduduk tertua di Kepulauan Indonesia. Mereka
mempunyai hubungan erat dengan nenek moyang Melanesia masa kini dan saat ini orang
Vedda masih terdapat di Afrika, Asia Selatan dan Oceania. Vedda itulah manusia pertama
yang datang ke pulau-pulau yang telah berpenghuni. Mereka membawa budaya perkakas
batu. Kedua ras Melanesia dan Vedda hidup dalam budaya mesolitik. Zaman mesolitikum
adalah salah satu periode zaman prasejarah, yaitu zaman batu di mana manusia masih
menggunakan batu sebagai alat dalam kegiatan sehari harinya. Zaman mesolitikum sendiri
disebut dengan zaman batu tengah dan terjadi pada masa holosen sekitar 10. 000 tahun yang
lalu.

Pendatang berikutnya membawa budaya baru yaitu budaya neolitikum.


Neolitikum atau Zaman Batu Muda adalah fase atau tingkat kebudayaan pada zaman
prasejarah yang mempunyai ciri-ciri berupa unsur kebudayaan, seperti peralatan dari batu
yang diasah, pertanian menetap, peternakan, dan pembuatan tembikar. Jumlah para pendatang
baru jauh lebih banyak daripada penduduk asli. Mereka datang dalam dua tahap. Oleh
Sarasin, mereka disebut Proto Melayu dan Deutro Melayu. Kedatangan mereka terpisahkan
diperkirakan lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
Proto Melayu

Bangsa ini memasuki wilayah Indonesia dengan melalui dua jalur, yaitu jalan barat
(melalui Semenanjung Malaya terus ke Sumatra dan selanjutnya tersebar ke seluruh
Indonesia) dan jalan timur (melalui Filipina terus ke Sulawesi dan selanjutnya tersebar ke
seluruh Indonesia). Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan setingkat lebih tinggi
daripada Homo sapiens yang ditemukan di Indonesia. Kebudayaan mereka adalah
kebudayaan batu tua (mesolitikum). Benda-benda hasil kebudayaan mereka masih terbuat
dari batu dan telah dikerjakan dengan lebih halus. Kebudayaan kapak persegi dibawa oleh
bangsa Proto Melayu melalui jalan barat, sedangkan kebudayaan kapak lonjong melalui jalan
timur.

Proto Melayu diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia yang tersebar
dari Madagasakar hingga pulau-pulau paling timur di Asia Pasifik. Mereka diperkirakan
datang dari Cina bagian selatan. Ras Melayu ini memiliki ciri-ciri rambut lurus, kulit kuning
kecoklat-coklatan dan bermata sipit. Dari Cina bagian selatan (Yunan), mereka bermigrasi ke
Indocina dan Siam, kemudian ke Kepulauan Indonesia. Pada awalnya mereka menempati
pantai-pantai Sumatera Utara, Kalimantan Barat dan Sulawesi Barat. Ras ini membawa
peradaban batu di Indonesia. Namun ketika datang para imigran baru yaitu Deutro Melayu
atau Melayu Muda, mereka berpindah masuk ke dalam pedalaman dan mencari tempat baru
ke hutan-hutan sebagai tempat huniannya. Kehidupan di dalam hutan menjadikan mereka
terisolasi dari dunia luar, sehingga memudarkan peradaban mereka. Bangsa Proto Melayu
kemudian terdesak ke arah timur setelah kedatangan Deutro Melayu. Keturunan bangsa Proto
Melayu yang sekarang masih ada, misalnya suku bangsa Dayak, Toraja, Batak, Papua dan
lain sebagainya.

Kehidupan mereka yang terisolasi itu membuat mereka mendapat sedikit pengaruh
dari kebudayaan Hindu maupun Islam dikemudian hari. Mereka kelak mendapat pengaruh
kristen setelah mengenal para penginjil yang masuk ke daerah mereka untuk
memperkenalkan agama Kristen dan peradaban baru dalam kehidupan mereka. Pesebaran
suku bangsa Dayak hingga ke Filipina Selatan, Serawak dan Malaka menunjukan rute
perpindahan mereka dari Indonesia. Sementara suku bangsa Batak mengambil rute ke barat
menyusuri pantai-pantai Burma dan Malaka Barat.
Peta Pesebaran Proto Melayu dan Deutro Melayu

Hasil Kebudayaan Zaman Mesolitikum

1. Kjokkenmoddinger.

Diambil dari bahasa Denmark, kjokken yang artinya dapur dan


modding yang artinya sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah sampah dapur
atau fosil yang berupa timbunan kulit kerang dan siput hingga setinggi 7 meter

2. Kapak Genggam Sumatra

Tahun 1925, Dr. P.V Van Stein Callenfels melakukan penelitian di


fosil bukit kerang dan menemukan kapak genggam dan sesuai dengan
lokasinya, maka dinamakan kapak genggam Sumatra.
3. Hachecourt (kapak pendek)

Dr. P.V Van Stein juga menemukan kapak yang lebih pendek
(setengah lingkaran) di bukit kerang.

4. Pipisan

Di dalam bukit kerang juga ditemukan batu-batu penggiling serta


alasnya. Alat ini digunakan untuk menggiling makanan dan menghaluskan cat
yang berasal dari tanah merah. Cat ini diperkirankan untuk keperluan
keagamaan atau ilmu sihir.

Kesimpulan

Penduduk asli Indonesia adalah ras berkulit gelap dan bertubuh kecil yang disebut
suku bangsa Vedda

Terjadi 2 gelombang migrasi di nusantara antara lain, Proto Melayu dan Deutro
Melayu.

Proto Melayu datang melalui 2 jalur, yaitu jalan barat dan timur

Hasil kebudayaan Bangsa Proto Melayu antara lain, kjokkenmoddinger,kapak


genggam, hachecourt (kapak pendek) dan pipisan.

Anda mungkin juga menyukai