Kelompok 8 :
- Slamet Riyadi
- Tommy A. F.
- Trio Adiprasetiyo
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki penduduk yang sangat banyak, tetapi
banyak masyarakat yang tidak tahu akan nenek
moyang bangsa Indonesia sendiri.
Dengan semakin berkembangnya zaman, semakin
banyak masyarakat yang tidak perduli akan sejarah
nenek moyangnya sendiri . Hal ini mengakibatkan
Sumber Daya Manusia di Indonesia masih di
ragukan . berangkat dari permasalahan ini, kami
ingin membahas tentang Asal Usul Nenek Moyang
Di Indonesia .
ASAL-USUL DAN PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA
Sekitar 500 SM datang migrasi dari ras Deutro Melayu dari daerah Teluk
Tonkin, Vietnam selanjutnya mendesak keturunan ras Proto Melayu
yang telah menetap lebih dahulu dan masuk Indonesia menyebar
keberbagai daerah baik di pesisir pantai maupun pedalaman.
Mereka masuk membawa kebudayaan yang relatif lebih maju
yaitu kebudayaan logam terutama benda-benda dari Perunggu, seperti
nekara, moko, kapak corong, dan perhiasan. Hasil kebudayaan ras ini
sangat terpengaruh dengan kebudayaan asalnya dari Vietnam yaitu
Budaya Dongson. Tampak dengan adanya kemiripan antara artefac
perunggu di Indonesia dengan di Dongson.
Keturunan dari Deutro Melayu yaitu suku Minang (Sumatra barat), Suku
Jawa, dan Suku Bugis (Sulawesi Selatan). Ras ini pada
perkembangannya mampu melahirkan kebudayaan baru yang
selanjutnya menjadi kebudayaan bangsa Indonesia sekarang.
Migrasi dari berbagai macam ras tersebut perkembangannya
saling berbaur/bercampur hingga menghasilkan berbagai
macam suku dengan beraneka ragam cirinya.
Keanekaragaman tersebut disebabkan karena perbedaan
keadaan alam (letak geografis, iklim), Makanan(nutrisi), dan
terjadi perkawinan campur.
Sehingga secara umum ciri fisik masyarakat Indonesia adalah
sebagai berikut :
- Tinggi badan berkisar antara 135-180 cm
- Berat badan berkisar antara 30-75 kg
- Warna kulit berkisar antara kuning langsat dan coklat hitam
- Warna rambut antara coklat dan hitam
- Bentuk rambut antara lurus dan keriting
Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Nenek moyang bangsa Indonesia adalah para pelaut ulung. Sejak 2000
SM hingga 50 SM, terjadi gelombang perpindahan penduduk dari bagian
Asia (Yunan) ke wilayah nusantara. Pendapat ini dikuatkan dengan
adanya kesamaan hasil kebudayaan yang ditemukan berupa beliung
atau kapak persegi di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi bagian
barat. Alat berupa kapak persegi atau beliung ini juga ditemukan di Siam,
Malaka, Burma, Vietnam, Kamboja, dan terutama di Yunnan.
Penduduk dari Yunnan bergerak ke arah selatan sampai ke wilayah
Vietnam. Sebagian menetap di wilayah ini, sebagian lagi melanjutkan
perjalanan berlayar untuk mencari tempat tinggal yang baru. Dengan
menggunakan perahu bercadik mereka secara bergelombang berlayar
akhirnya sampai ke Kepulauan Nusantara. Tersebarlah orang-orang dari
Yunnan itu ke nusantara. Mereka kemudian menetap dan
mengembangkan kebudayaan di Indonesia.
kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia tidak
serempak. Mereka datang secara bergelombang yang
secara garis besar terbagi dalam dua gelombang :
1. Gelombang Pertama
Gelombang pertama diperkirakan datang sekitar tahun 2000 SM–1500
SM. Dari Vietnam ini, rombongan orang-orang dari Yunnan terbagi
menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama meneruskan perjalanan
dan berlayar sampai ke Malaka, Sumatra, Jawa, Bali, dan tempat-tempat
lain, seperti di Kalimantan Barat. Kemudian, kelompok yang lain
(kelompok kedua) berlayar ke arah perairan Laut Cina Selatan, terus ke
Kepulauan Filipina, Sulawesi, Maluku sampai ke Irian.
Kelompok pertama yang berlayar ke wilayah Malaka,
Sumatra, Jawa, Bali, dan tempat-tempat lain, seperti di
Kalimantan Barat termasuk ras Mongoloid. Mereka inilah
yang membawa dan menyebarkan beliung atau kapak
persegi ke berbagai daerah tersebut. Kapak persegi adalah
alat yang sangat mendukung untuk mengerjakan sawah
(untuk kegiatan pertanian). Daerah-daerah yang dilewati
dan ditempati ras Mongoloid, seperti Malaka, Jawa, dan
Sumatra merupakan daerah perkembangan pertanian.
Kelompok kedua yang bergerak dan berlayar sampai ke
Sulawesi, Maluku, Irian, dan sekitarnya adalah orang-orang
Ras Austro Melanesoid. Mereka inilah yang membawa dan
menyebarkan kapak lonjong. Kapak lonjong ini umumnya
menyebar di Indonesia bagian timur. Kapak lonjong banyak
digunakan untuk bekerja di ladang, perkebunan, atau hutan.
2. Gelombang Kedua
Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia gelombang
kedua diperkirakan terjadi sekitar tahun 500 SM. Pada
waktu itu, orang-orang Austronesia bergerak dari Tonkin,
terus melewati Malaka (Malaysia) Barat. Mereka menyebar
ke Sumatra, Jawa, Madura, Bali, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, dan sekitarnya. Dengan demikian,
dapat ditegaskan bahwa kedatangan nenek moyang
bangsa Indonesia gelombang kedua ini hanya satu
kelompok besar, yaitu orang-orang Austronesia. Mereka
menyebar ke Indonesia melalui Indonesia bagian barat.
Orang-orang Yunnan ataupun Tonkin yang termasuk rumpun
bangsa Austronesia, baik itu Ras Mongoloid maupun Austro
Melanesoid, baik yang datang pada gelombang pertama
maupun yang datang pada gelombang kedua, menetap di
Kepulauan Indonesia. Mereka bercampur dan berpadu
membentuk komunitas di Kepulauan Indonesia. Merekalah
yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia. Dengan
demikian, nenek moyang bangsa Indonesia bukanlah mereka
yang dikenal dengan Pithecantrhopus atau Meganthropus,
melainkan orang-orang dari Yunnan yang datang secara
bergelombang ke Indonesia.
Karena dorongan untuk maju, nenek moyang rela melakukan
perjalanan jauh dengan peralatan sederhana. Padahal, mereka
menghadapi rintangan yang ganas dan sulit.
Kesimpulan