Anda di halaman 1dari 18

MATERI PANCASILA

Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Kelompok 8 :
- Slamet Riyadi
- Tommy A. F.
- Trio Adiprasetiyo
Latar Belakang
 Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki penduduk yang sangat banyak, tetapi
banyak masyarakat yang tidak tahu akan nenek
moyang bangsa Indonesia sendiri.
 Dengan semakin berkembangnya zaman, semakin
banyak masyarakat yang tidak perduli akan sejarah
nenek moyangnya sendiri . Hal ini mengakibatkan
Sumber Daya Manusia di Indonesia masih di
ragukan . berangkat dari permasalahan ini, kami
ingin membahas tentang Asal Usul Nenek Moyang
Di Indonesia .
ASAL-USUL DAN PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA

 Menurut penyelidikan para ahli, nenek moyang bangsa


Indonesia bukan asli dari Indonesia. Hasil penyelidikan Von
Hiene Geldern tentang penyebaran kapak persegi,
menyimpulkan bahwa jenis manusia Homo Sapiens bukan
asli dari Indonesia. 
 Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah
Campa, Cochin China, Kamboja, dan daerah-daerah di
sepanjang pantai di Teluk Tonkin. Sementara itu, kalau
dilihat dari pangkal kebudayaannya, mereka berasal dari
wilayah Yunnan di Tiongkok Selatan. Mereka termasuk
rumpun bangsa Austronesia. Rumpun bangsa Austronesia
terdiri atas dua subspesies/ras, yaitu ras Mongoloid dan ras
Austro Melanesoid.
1. Ras Mongoloid
 Ras ini berasal dari daerah Asia Tengah (Mongoloid).
Persebaran ras tersebut ditempuh melalui jalar darat sebab
saat itu bagian barat Indonesia masih bersatu dengan
benua Asia Tenggara. Khususnya seperti Sumatra,
Kalimantan dan Jawa, daratan yang menjadi lautan disebut
paparan sunda.
 Dengan arus persebaran Dari Mongolia menuju ke daerah-
daerah dia Asia Tenggara seperti Vietnam, Laos, Thailand,
Malaysia, Singapura, baru menuju ke Indonesia bagian
barat.
2. Ras Austroloid

 Ras ini berpusat di Australia dan menyebar ke Indonesia


bagian Timur khususnya wilayah Papua/Irian Jaya.
Persebaran ke daerah ini pun dilakukan melalui darat
sebab saat itu papua masih bersatu dengan benua
Australia perkembangannya daratan yang menjadi lautan
disebut paparan sahul.
 Sementara itu daerah di zone Wallacea seperti Sulawesi,
Nusa Tenggara, dan Maluku merupakan daerah
penyaringan bagi migrasi manusia dan fauna dari paparan
sunda ke paparan sahul maupun sebaliknya sehingga
sangat terbatas sekali ras yang dapat masuk ke wilayah ini.
 Perkembangan selanjutnya pada tahun 2000
SM mulai terjadi migrasi/ perpindahan ras dari
berbagai daerah ke Indonesia, yaitu :

 Migrasi pertama, Ras Negroid


 Migrasi kedua, Ras Weddoid
 Migrasi Ketiga, Ras Melayu Tua (Proto Melayu)
 Migrasi Keempat, Ras Melayu Muda (Deutro Melayu)
a. Migrasi pertama, Ras Negroid
 Ciri dari Ras Negroid adalah :
- berkulit hitam
- bertubuh tinggi
- berambut keriting.
 Ras ini datang ini dari Afrika. Di Indonesia ras ini sebagian
besar mendiami daerah Papua.
 Keturunan ras ini terdapat di Riau (pedalaman) yaitu
suku Siak (Sakai), serta suku Papua melanesoid mendiami
Pulau Papua dan Pulau Melanesia.
b. Migrasi kedua, Ras Weddoid

 Ciri ras Ras Weddoid adalah :


- berkulit hitam
- bertubuh sedang
- berambut keriting.
 Ras ini datang dari India bagian selatan.
 Keturunan ras ini mendiami kepulauan Maluku dan Nusa
Tenggara Timur (Kupang).
c. Migrasi Ketiga, Ras Melayu Tua (Proto Melayu)

 Ciri ras Ras Melayu Tua (Proto Melayu) adalah :


- berkulit sawo matang
- bertubuh tidak terlalu tinggi
- berambut lurus.
 Ras ini termasuk dalam Ras Mongoloid (sub ras Malayan
Mongoloid) berasal dari daerah Yunan (Asia Tengah)
masuk ke Indonesia melalui Hindia Belakang (Vietnam) /
IndoCina baru selanjutnya ke Indonesia.
d. Migrasi Keempat, Ras Melayu Muda (Deutro Melayu)

Sekitar 500 SM datang migrasi dari ras Deutro Melayu dari daerah Teluk
Tonkin, Vietnam selanjutnya mendesak keturunan ras Proto Melayu
yang telah menetap lebih dahulu dan masuk Indonesia menyebar
keberbagai daerah baik di pesisir pantai maupun pedalaman.
Mereka masuk membawa kebudayaan yang relatif lebih maju
yaitu kebudayaan logam terutama benda-benda dari Perunggu, seperti
nekara, moko, kapak corong, dan perhiasan. Hasil kebudayaan ras ini
sangat terpengaruh dengan kebudayaan asalnya dari Vietnam yaitu
Budaya Dongson. Tampak dengan adanya kemiripan antara artefac
perunggu di Indonesia dengan di Dongson.
Keturunan dari Deutro Melayu yaitu suku Minang (Sumatra barat), Suku
Jawa, dan Suku Bugis (Sulawesi Selatan). Ras ini pada
perkembangannya mampu melahirkan kebudayaan baru yang
selanjutnya menjadi kebudayaan bangsa Indonesia sekarang.
 
 Migrasi dari berbagai macam ras tersebut perkembangannya
saling berbaur/bercampur hingga menghasilkan berbagai
macam suku dengan beraneka ragam cirinya.
 Keanekaragaman tersebut disebabkan karena perbedaan
keadaan alam (letak geografis, iklim), Makanan(nutrisi), dan
terjadi perkawinan campur.
 Sehingga secara umum ciri fisik masyarakat Indonesia adalah
sebagai berikut :
- Tinggi badan berkisar antara 135-180 cm
- Berat badan berkisar antara 30-75 kg
- Warna kulit berkisar antara kuning langsat dan coklat hitam
- Warna rambut antara coklat dan hitam
- Bentuk rambut antara lurus dan keriting
Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
 Nenek moyang bangsa Indonesia adalah para pelaut ulung. Sejak 2000
SM hingga 50 SM, terjadi gelombang perpindahan penduduk dari bagian
Asia (Yunan) ke wilayah nusantara. Pendapat ini dikuatkan dengan
adanya kesamaan hasil kebudayaan yang ditemukan berupa beliung
atau kapak persegi di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi bagian
barat. Alat berupa kapak persegi atau beliung ini juga ditemukan di Siam,
Malaka, Burma, Vietnam, Kamboja, dan terutama di Yunnan. 
 Penduduk dari Yunnan bergerak ke arah selatan sampai ke wilayah
Vietnam. Sebagian menetap di wilayah ini, sebagian lagi melanjutkan
perjalanan berlayar untuk mencari tempat tinggal yang baru. Dengan
menggunakan perahu bercadik mereka secara bergelombang berlayar
akhirnya sampai ke Kepulauan Nusantara. Tersebarlah orang-orang dari
Yunnan itu ke nusantara. Mereka kemudian menetap dan
mengembangkan kebudayaan di Indonesia. 
 kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia tidak
serempak. Mereka datang secara bergelombang yang
secara garis besar terbagi dalam dua gelombang :

1. Gelombang Pertama
Gelombang pertama diperkirakan datang sekitar tahun 2000 SM–1500
SM. Dari Vietnam ini, rombongan orang-orang dari Yunnan terbagi
menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama meneruskan perjalanan
dan berlayar sampai ke Malaka, Sumatra, Jawa, Bali, dan tempat-tempat
lain, seperti di Kalimantan Barat. Kemudian, kelompok yang lain
(kelompok kedua) berlayar ke arah perairan Laut Cina Selatan, terus ke
Kepulauan Filipina, Sulawesi, Maluku sampai ke Irian.
 Kelompok pertama yang berlayar ke wilayah Malaka,
Sumatra, Jawa, Bali, dan tempat-tempat lain, seperti di
Kalimantan Barat termasuk ras Mongoloid. Mereka inilah
yang membawa dan menyebarkan beliung atau kapak
persegi ke berbagai daerah tersebut. Kapak persegi adalah
alat yang sangat mendukung untuk mengerjakan sawah
(untuk kegiatan pertanian). Daerah-daerah yang dilewati
dan ditempati ras Mongoloid, seperti Malaka, Jawa, dan
Sumatra merupakan daerah perkembangan pertanian.
 Kelompok kedua yang bergerak dan berlayar sampai ke
Sulawesi, Maluku, Irian, dan sekitarnya adalah orang-orang
Ras Austro Melanesoid. Mereka inilah yang membawa dan
menyebarkan kapak lonjong. Kapak lonjong ini umumnya
menyebar di Indonesia bagian timur. Kapak lonjong banyak
digunakan untuk bekerja di ladang, perkebunan, atau hutan.
2. Gelombang Kedua
 Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia gelombang
kedua diperkirakan terjadi sekitar tahun 500 SM. Pada
waktu itu, orang-orang Austronesia bergerak dari Tonkin,
terus melewati Malaka (Malaysia) Barat. Mereka menyebar
ke Sumatra, Jawa, Madura, Bali, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, dan sekitarnya. Dengan demikian,
dapat ditegaskan bahwa kedatangan nenek moyang
bangsa Indonesia gelombang kedua ini hanya satu
kelompok besar, yaitu orang-orang Austronesia. Mereka
menyebar ke Indonesia melalui Indonesia bagian barat.
 Orang-orang Yunnan ataupun Tonkin yang termasuk rumpun
bangsa Austronesia, baik itu Ras Mongoloid maupun Austro
Melanesoid, baik yang datang pada gelombang pertama
maupun yang datang pada gelombang kedua, menetap di
Kepulauan Indonesia. Mereka bercampur dan berpadu
membentuk komunitas di Kepulauan Indonesia. Merekalah
yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia. Dengan
demikian, nenek moyang bangsa Indonesia bukanlah mereka
yang dikenal dengan Pithecantrhopus atau Meganthropus,
melainkan orang-orang dari Yunnan yang datang secara
bergelombang ke Indonesia.
 Karena dorongan untuk maju, nenek moyang rela melakukan
perjalanan jauh dengan peralatan sederhana. Padahal, mereka
menghadapi rintangan yang ganas dan sulit.
Kesimpulan

 Ras nenek moyang bangsa Indonesia bukan asli dari


Indonesia. Melainkan ras nenek moyang bangsa kita
adalah Ras Mongoloid dan Ras Austroloid yang
merupakan penduduk dari bagian Asia (Yunan) yang
berpindah menuju ke wilayah nusantara
 Mereka datang secara bergelombang yang secara garis
besar terbagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama
diperkirakan datang sekitar tahun 2000 SM–1500 SM.
Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia gelombang
kedua diperkirakan terjadi sekitar tahun 500 SM.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai