DI SUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas karunia dan hidayahnya
makakami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan tema " Keraton Kacirebonan ".
Makalah ini adalah salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah
Bahasa Indonesia Universitas Swadaya Gunung Jati.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
dalam teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang di miliki oleh penulis
masih terbatas. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan penyusunan makalah ini.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan
I.4 Manfaat
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Keraton Kacirebonan adalah Keraton yang ke tiga dan termuda terkecil di Cirebon.
Keraton Kacirebonan terletak di Jalan Pulasaren No. 49 Cirebon. Keraton Kacirebonan walaupun
secara fisik merupakan Keraton terkecil di Cirebon namun didalamnya terdapat berbagai
khasanah budaya, yang dipimpin seorang sultan sebagai pemangku adat turun temurun. Latar
belakang lahirnya Kecerbonan, sebelum menceritakan Kacirebonan berawal dari kehadiran
penjajah di bumi Cirebon sejak tahun 1681 setelah mengadakan perjanjian Cirebon dan
Kompeni. Belanda berhasil mengatur , memperlemah bahkan memperalat kedudukan kasultanan
di Cirebon dalam rangka untuk mencapai tujuan untuk kepentingan-kepentingan Belanda
( compagnie ). Keraton merupakan posisi yang strategis dan merupakan simbol kekuasaan lokal
tentunya sangat dipatuhi oleh rakyatnya. Keraton Kecirebonan dibangun tahun 1800, banyak
menyimpan benda-benda peninggalan sejarah seperti Keris Wayang, perlengkapan perang,
hingga gamelan.
Berdasarkan konsep tersebut diatas maka uraian ini membahas suatu pendekatan umum
yang menerangkan tentang Bagaimana Peranan Keraton Kesepuhan terhadap pemeliharaan
kebudayaan cirebon beserta Peninggalan-peninggalannya.
I.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui Sejarah Keraton Kacirebonan yang berada di Cirebon Jawa Barat.
4. Untuk Menarik Minat Mahasiswa untuk lebih mengenal lebih jauh Keraton Kacirebonan..
I.4 Manfaat
a) Observasi
Dalam penelitian yang di laksanakan menggunakan metode observasi, yakni terjun langsung
kelapangan. Hal ini dilakukan agar data yang di peroleh lebih akurat karena berasal dari
narasumbernya. Observasi yang di lakukan kami ini di laksanakan pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 7 Desember 2017
Waktu : 15.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Keraton Kacirebonan, Cirebon Jawa Barat
BAB III
PEMBAHASAN
Keraton Kacirebonan menurut sumber catatan sejarah Keraton, didirikan oleh Pangeran
Raja Kanoman pada tanggal 13 Maret 1808. Pangeran Raja Kanoman adalah seorang putera dari
Sultan Kanoman ke IV yang bergelar Amirul Mu’minin Sultan Muhammad Khairuddin.
Pernikahan Pengeran Raja Kanoman dengan permaisurinya yang bernama Ratu Sultan
Gusti Lasminingpuri mempunyai seorang putera yang bernama Pangeran Raja Hidayat beserta
keturunannya meneruskan tradisi Keraton Kacirebonan secara turun temurun sampai sekarang.
Pada tahun 2008 Keraton Kacirebonan genap berusia 200 (Dua ratus) tahun.
Fisik bangunan komplek Keraton Kacirebonan di bangun tahun 1814 dengan perpaduan
arsitektur tradisional dan colonial di kelilingi tembok setinggi dua setengah meter yang terdiri
dari :
1. Alun-alun keraton.
3. Paseban Wetan dan Paseban Kulon, sebagai pos jaga keratin dan sebagai penerima tamu untuk
kunjungan ke Keraton.
4. Gerbang Selamatangkep, gerbang keratin bagian dalam.
5. Dua Pintu Kliningan terletak di sebelah kanan dan kiri gerbang Selamatangkep, berfungsi
sebagai pitu keluar masuk menuju angunan utama keratin.
6. Prabayaksa, berfungsi sebagai tempat utama pelaksanaan tradisi keratin dan penyambutan
tamu kehormatan.
7. Kamar jimat, tempat panyimpanan Tujuh Piring Panjang dan pasaka (properti) tradisi Panjang
Jimat.
11. Gedung Pusaka (Museum Alit) tempat penyimpanan koleksi benda-benda pusaka keratin.
12. Gedung Ijo tempat pesanggrahan abdi dalem dan dapur Mulud.
13. Langgar Keramat (Langgar Keraton), tempat sholat berjamaah di ligkungan keratin terletak
di luar tembok keratin.
1.Suraan, Peringatan tahun baru Islam (1 Muharram), dan syukuran bubur Sura (10 Muharram).
2.Syafaran, Syukuran Tradisi Apeman.
3.Muludan, memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
4.Rajaban, pembacaan Kitab Isra Mi’raj (27 Rajab).
5.Rowahan, pembacaan Kitab Nifsu Sya’ban.
6.Romadonan, melaksanakan ibadah Puasa, Shalat Tarawih, Tadarusan, dan Likuran (Itikaf).
7.Grebeg Syawal, melakukan puasa sunnah Syawal dan berjiarah bersama sultan Kanoman ke
Astana Gunung Sembung tempat pemakaman sultan-sultan Cirebon.
8.Rayagungan, melakukan sholat Idul Adha bersama di langgar Keramat dan memotong hewan
kurban beserta para family dan abdi dalem.
9.Kliwonan, berdzikir bersama di malam jumat kliwon setiap bulan.
Puncak penyelenggaraan tradisi terjadi di bulan Maulid atau di kenal dengan tradisi
“Panjang Jimat” dilaksanakan pada 12 Rabiul awwal tahun Hijriyah. Dalam acara ini masyarakat
berkunjung ke keratin untuk melaksanakan tradisi tersebut dan bersilahturahmi dengan Sultan.
Gedung Pusaka (Museum Alit) Keraton Kacirebonan adalah bangunan baru tempat
penyimpanan koleksi benda-benda pusaka yang erat kaitannya dengan sejarah eksistensi
Kasultanan Kacirebonan dan perkembangan Cirebon. Gedung ini di bangun pada tahun 2007. Di
dalam gedung pusaka keratin Kacirebonan tersimpan koleksi benda-benda sebagai berikut :
10. Koleksi senjata pusaka Keraton Kacirebonan seperti tombak, pedang, dan lain sebagainya.
IV.1 Kesimpulan
Kemudian selain itu ada pula bangunan –bangunan fisik yang masih di pakai
diantaranya : Alun-alun, Gerbang Agung, Paseban, Prabayaksa, Kamar Jimat, Kamar Kitab,
Gedung Ijo, dan lain sebaginya.
Di keraton Kacirebonan memiliki tradisi dan kegiatan adat yang masih dilakukan
diantaranya : ada Suraan, Syafaran, Muludan, Rowahan, Romadonan, dan lain-lain. Namun,
puncak penyelenggaraan tradisi terjadi pada acara Panjang Jimat pada tanggal 12 Rabiul Awwal
tahun Hijriyah.
Selain itu kami juga mengetahui tentang Gedung Pusaka Keraton, yakni tempat untuk
penyimpanan koleksi benda-benda pusaka yang erat kaitannya dengan sejarah eksistensi
Kasultanan. Silsilah kasultanan Keraton Kacirebonan berawal dari Sunan Gunung Jati dan
kemudian turun temurun, dan kini sultan Kacirebonan di pimpin oleh Pangeran Abdul Ghani
Natadiningrat SE.
IV.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan maka dapat di ajukan saran-saran penelitian sebagai
berikut :
1. Pihak keraton untuk lebih memperhatikan adanya hubungan antara keluarga keraton dan
warga sekitar, jangan hanya pada acara “panjang Jimat” saja. Agar antara pihak keraton dan
warga sekitar adanya kekeluargaan yang erat.
http://www.Cirebon kota.go.id
http://kebudayaankesenianindonesia.blogspot.co.id/2011/06/keraton-kacirebonan-
cirebon_08.html?m=1
http://sapsepshop.blogspot.co.id/2011/01/pengamatan-di-keraton-kacirebonan.html?m=1
http://id.wikipedia.org/wiki/keraton_kacirebonan
http://silihasih.blog.com/sejarah-cirebon/
http://www.keratonkacirebonan.kk5.org/
http://id.merbabu.com/keraton/keraton_kacirebonan_cirebon.html