Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH CIREBON STUDIES

“Keraton Kaprabonan Cirebon”

Dosen: Fika Hidayani, M. Hum


NIP: 19840325201903 2 007

Oleh:
Suwana
NIM: 2281130592
Mahasiswa PJJ PAI Kelas A12

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


SYEKH NURJATI CIREBON
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM PJJ PAI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penyusun panjatkan atas limpahan rahmat, hidayah


serta karunia-Nya, Shalawat salam kita persembahkan keharibaan junjungan kita
Nabi Muhammad SAW. Selanjutkan penulis bersyukur karena dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Keraton Kaprabonan Cirebon” sebagai tugas mata
kuliah Cirebon Studies.
Terimakasih yang tak terhingga kepada Ibu Fika Hidayani, M. Hum. Selaku
Dosen Pengampu, atas bimbinganya semoga mendapat balasan pahala disisi Allah
SWT.
Penyusun menyadari dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif
sehingga menjadi lebih baik.
OKI Sumsel, 04 Desember 2023

Suwana
NIM. 2281130592

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................... i


Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………. 2


2
C. Tujuan Penulisan Makalah ……………………………………………...
Bab II Pembahasan ................................................................................................ 3
A. Profil dan Sejarah Keraton Kaprabonan ………………………………... 3
B. Kesenian dan Budaya yang terdapat dalam Keraton Kaprabonan …… 5
C. Tradisi yang terdapat dalam Keraton Kaprabonan ……………...……… 6
Bab III Penutup ..................................................................................................... 9
A. Simpulan ………………………………………………………………... 9
B. Saran …………………………………………………………………….. 10
Daftar Pustaka ………………………………………………………………….. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia mempunyai banyak bangunan peninggalan sejarah yang menarik
untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Keraton Kaprabonan. Bangunan yang terletak
di Kota Cirebon ini adalah milik keluarga kerajaan Kanoman. Warisan bangunan
leluhur jaman 1682 ini mempunyai banyak cerita menarik dibaliknya. Tak hanya
wisata alam, namun Indonesia juga punya segudang wisata sejarah yang tak kalah
seru. Jajaran wisata sejarah ini masih berada di tengah kota dan bisa dikunjungi
sewaktu waktu. Lokasi yang termasuk cagar budaya.
Keraton Keprabon terletak di Jalan Lemah Wungkung, di dekat Keraton
Kanoman. Keraton ini dari segi arsitektural lebih tepat disebut bangunan Ndalem,
karena Keraton Keprabon tidak memiliki struktur sebuah komplek atau bangunan
keraton, tidak memiliki alun-alun, dan masjid agung, namun lebih terlihat sebagai
sebuah kediaman pemangku adat (Ndalem). Akses masuk keraton ini adalah sebuah
gang selebar 3 meter diantara deretan ruko. Kami sampai-sampai melewati gerbang
masuknya karena tidak menyadari bahwa jalan masuk Keraton Keprabon tersebut
hanya berupa gang kecil. Bangunan di dalamnya pun sangat sederhana, tidak
menunjukkan kemewahan dan kemegahan sebuah keraton, lebih berbentuk rumah
dengan halaman kecil didalamnya. Sebagai situs sejarah, dan bagian dari garis
sejarah Kesultanan Cirebon, sesederhana apapun bentuk bangunannya, keraton ini
tetap merupakan potensi yang patut dikembangkan.
https://www.javatravel.net/history/keraton-kaprabonan)
Sebagai generasi sekarang sepatutnya harus mengenal dan mempelajari
sejarah dan peninggalan keraton-keraton yang ada di Negara kita, khusunya di
Cirebon terdapat Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman dan Keraton Kaprobonan.
Sehuhungan dengan permasalahan tersebut makalah ini membahas tentang keraton
keprabonan Cirebon dan apa-apa yang menjadi warisanya.

1
2

B. Rumusam Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana profil keraton kaprabonan?
2. Apa saja kesenian yang terdapat dalam keraton kaprabonan?
3. Apa saja budaya yang terdapat dalam keraton kaprabonan?
4. Apasaja tradisi yang terdapat dalam keraton kaprabonan?

C. Tujuan Penulisa Makalah


Tujuan penilisan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui profil keraton kaprabonan
2. Mengetahui kesenian yang terdapat dalam keraton kaprabonan
3. Mengetahui budaya yang terdapat dalam keraton kaprabonan
4. Mengetahui tradisi yang terdapat dalam keraton kaprabonan
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Keraton Kaprabonan


Keraton Kaprabonan adalah salah satu keraton di Kota Cirebon selain
Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan. Keraton Kaprabonan didirikan sekitar 1696
oleh Pangeran Raja Adipati (PRA) Kaprabon atau yang dikenal dengan sebutan
Sultan Pandita Torekot. PRA Kaprabon merupakan putra mahkota dari Sultan
Kanoman I, Sultan Raja Muhammad Badrudin Kartawijaya.
Sultan Kanoman I Muhammad Badrudin Kartawijaya memiliki dua orang
putera dari permaisuri yang berbeda, yaitu Pangeran Adipati Kaprabon yang
merupakan putera pertama dari permaisuri kedua yaitu Ratu Sultan Panengah.
Sedangkan putra kedua adalah Pangeran Raja Mandurareja Muhammad Qadirudin,
terlahir dari permaisuri ketiga yang bernama Nyimas Ibu. Setelah Sultan Kanoman I,
Muhammad Badrudin Kartawijaya wafat, Pangeran Raja Muhammad Qadirudin
dinobatkan sebagai Sultan Kanoman II.
Karena saat itu, sang kakak yakni PRA Kaprobon sedang berkelana
mendalami ilmu agama Islam. Bahkan, PRA Kaprabon kembali ke Keraton Kanoman
setelah mendapatkan kabar jika ayahandanya wafat.
Mengetahui sang adik yang menjadi sultan, PRA Kaprabon tidak
mempermasalahkan. Enam tahun kemudian, PRA Kaprabon membuat sebuah tempat
tinggal yang tidak jauh dari Keraton Kanoman. Tempat itulah yang kini menjadi
Keraton Kaprabonan. Kaprabonan sendiri memiliki arti tempat prabu. Prabu sendiri
maknanya raja. Jadi keprabonan berarti kerajaan. Ada pula yang mengartikan makna
dari Kaprabonan ialah kebonnya Cirebon. Setelah Keraton Kaprabonan berdiri,
banyak famili Kesultanan Cirebon yang menimba ilmu agama kepada PRA Kaprabon
di dalam Keraton Keprabonan.
Selain itu, Keraton Kaprabonan berfungsi sebagai tempat pengukuhan. Ketika
ada raja yang akan diberikan penobatan atau gelar, maka ia harus dikukuhkan di
4

Keraton Kaprabonan. Hingga kini Kaprabonan masih ditempati oleh keluarga sultan.
Namun kediaman raja atau istana tidak dibuka untuk umum.
Daftar Sultan di Keraton Keprabonan
• Pangeran Raja Adipati (PRA) Kaprabon (1699-1734)
• Pangeran Kusumawaningyun Kaprabon (1734-1766)
• Pangeran Brataningrat Kaprabon (1766-1798)
• Pangeran Raja Sulaiman Sulendraningrat Kaprabon (1798-1838)
• Pangeran Arifudin Kusumabratawidja Kaprabon (1838-1878)
• Pangeran Adikusuma Adiningrat Kaprabon (1878-1918)
• Pangeran Angkawijaya Kaprabon (1918-1946)
• Pangeran Aruman Raja Kaprabon (1946-1974)
• Pangeran Herman Raja Kaprabon (1974-2001)
• Pangeran Hempi Raja Kaprabon (2001-2021)
• Pangeran Handi Raja Kaprabon (2021 sampai sekarang)
Di dalam kawasan Keraton Kaprabonan terdapat sebuah masjid yang hingga
kini masih dipakai. Zaman dahulu saat listrik belum ada, masyarakat menggunakan
dalung damar yang dicampur dengan getah karet sebagai alat penerangan. Masjid
tersebut konon didirikan oleh Ki Gede Alang-alang pada tahun 1428. Semua
ornamennya masih asli dan tidak mengalami perubahan, dari mulai tembok dan kayu
penyangganya.
Maka dari itu dalung damar menjadi lambang dari Keraton Kaprabonan. Di
dalam masjid terdapat semacam kursi yang biasa dipakai untuk arak-arakan saat
peringatan maulud nabi atau pun panjang jimat. Area di dalam Keraton Kaprabonan
tidak terlalu luas bila dibandingan dengan keraton lainnya di Cirebon, yaitu hanya
sekitar 1 hektare. Berlokasi di Jalan Lemahwungkuk, gerbang utama keraton ini tidak
terlalu besar, bahkan tidak terlalu mencirikan sebagai keraton karena bercampur
dengan lokasi Pasar Kanoman.
5

B. Kesenian dan budaya yang terdapat dalam Keraton Kaprabonan


Keraton Kacirebonan kaya akan khasanah seni budaya seperti seni tari, seni
karawitan, seni ukir, lukis kaca, seni wayang wong dan lain-lain.
Adapun kesenian khas yang masih dapat dijumpai di Cirebon antara lain
Sintren, wayang kulit, Genjring Akrobat, batik, lukisan kaca, seni ukir kayu, Tayub,
Jaran Lumping, Ronggeng Umbul, Ronggeng Bugis, Macapat Cirebon, Berokan,
Topeng Cirebon, Tarling, Angklung Bungko, Debus, dan Genjring Sidapura. Selain
itu, julukan sebagai Kota Budaya, juga diperoleh Cirebon karena merupakan satu-
satunya kota di Jawa Barat yang memiliki 3 keraton, yaitu Keraton Kasepuhan,
Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan. Ketiga keraton tersebut memiliki akar
kebudayaan yang sama, yaitu banyak dipengaruhi perkembangan agama Hindu dan
Islam. Selain itu, warna kental bangunannya pun banyak dipengaruhi oleh budaya
Cina, yang pada waktu itu (ketika keraton masih memiliki fungsi sebagai pusat
pemerintahan) memiliki hubungan bilateral yang baik dengan ketiga keraton. (Toto
Sucipto, 2010).
Sebagai contoh tari adalah Kesenian yang ada di keraton Kaprabonan adalah:
Tari Sintren sebagai Kesenian Keraton Kaprabonan,
Tari Sintren adalah seni tari khas dari daerah Cirebon yang mengandung unsur
magis dalam pementasannya. Menurut sejarahnya, tarian ini berawal dari percintaan
Raden Sulandono dan Sulasih yang tidak mendapat restu dari orang tua Raden
Sulandono. Dalam pertunjukan Tari Sintren, biasanya diawali dengan ritual berdo’a
bersama untuk memohon perlindungan dari mara bahaya kepada Tuhan selama
pertunjukan berlangsung.
Ada beberapa bagian dalam pertunjukan Tari Sintren yaitu Paripurna,
Balangan, dan Temohan. Pada bagian Paripurna, pawang menyiapkan seorang yang
akan dijadikan Sintren dengan di temani oleh 4 pemain sebagi Dayang. Pada bagian
Balangan, penonton melempar sesuatu kearah penari Sintren. Saat penari terkena
lemparan itu maka penari Sintren akan pingsan. Pada bagian Temohan, para penari
Sintren dengan nampan mendekati penonton untuk meminta tanda terima kasih
dengan uang seiklasnya.
Tari Sintren berkembang di daerah pesisir pulau Jawa dan masyarakat
Bojongsari Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan Utara, Kabupaten
Pekalongan menyebutnya dengan tari Sintren labuh laut.
C. Tradisi yang terdapat dalam Keraton Kaprabonan
Upacara adat tahunan di Keraton Kacirebonan diantaranya:
1. Suraan yaitu acara memperingati Tahun Baru Islam dan Jawa jatuh pada
tanggal 1 Muharrom,
2. 10 Sura yaitu tradisi membuat bubur sura keratonan kemudian dibagikan
kepada famili dan masyarakat .
3. Syafaran yaitu tradisi selamatan membuatan apem (Ngapem).
4. Muludan dikenal dengan sebutan Upacara Tradisi Panjang Jimat,
dilaksanakan pada tanggal 12 Mulud tahun Aboge. Dalam even muludan ini
banyak ribuan dari berbagai daerah masyarakat berkunjung ke keraton untuk
menyaksikan upacara adat dan silaturahmi pada Sultan.
5. Rayagungan, melakukan Sholat Idul Adha di Langgar Agung Kacirebonan
kemudian kerabat Kacirebonan menuju Astana Gunung Sembung untuk
bersama-sama Sultan Kanoman berziarah ke Makam Sunan Gunung Jati
6. Pengaosan Bulan, Sultan dan Famili Kerabat Sentana Dalem melakukan tahlil
setiap malam Jum’at kliwon dan pengajian rutin
Sebagai contoh tradisi yang terdapat di karaton kaprabonan adalah:
Upacara Panjang Jimat sebagai Budaya Keraton Kaprabonan.
Upacara Panjang Jimat yang merupakan rentetan dari acara maulidan di
Keraton Kasepuhan awalnya hanyalah sebuah upacara peringatan kelahiran nabi
Muhammad Saw saja yang di dalamnya terdapat ritual-ritual khusus sebagai simbol
untuk meneladani kerasulannya.
Panjang Jimat adalah sebuah ritual tradisional yang rutin dan turun temurun di
laksanakan di Keraton Cirebon (Kanoman, Kasepuhan, Kacirebonan dan Kompleks
7

makam Syekh Syarief Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati, pendiri kasultanan
Cirebon), tiap malam 12 Rabiul Awal atau Maulid, yakni bertepatan dengan hari
kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dan memang, tujuan utama dari panjang jimat ini
sendiri adalah untuk memperingati dan sekaligus mengenang hari kelahiran Nabi
Muhammad. Sebutan Panjang Jimat sendiri adalah berasal dari dua kata yaitu
Panjang dan Jimat. Panjang yang artinya lestari dan Jimat yang berarti pusaka. Jadi,
secara etimologi, panjang jimat berarti upaya untuk melestarikan pusaka paling
berharga milik umat Islam selaku umat Nabi Muhammad yaitu dua kalimat syahadat.
Atau kalau merujuk pada utak atik gatuk dalam bahasa Jawa Cirebon, jimat yang
dimaksud adalah siji kang dirohmat yakni, lafadz Syahadat itu sendiri.
Prosesi adat “Panjang Jimat” adalah refleksi dari proses kelahiran Nabi
Muhammad SAW dan merupakan acara puncak dari serangkaian kegiatan Maulud
Nabi Muhamad di Keraton Kasepuhan Cirebon. “Panjang” berarti sederetan iring-
iringan berbagai benda pusaka dalam prosesi

itu dan “Jimat” berarti “siji kang dirumat” atau satu yang dihormati yaitu
kalimat sahadat “La Illa ha Illahah” sehingga arti gabungan dua kata itu adalah
sederetan persiapan menyongsong kelahiran nabi yang teguh mengumandangkan
kalimat sahadat kepada umat di dunia. Pada umumnya masing- masing upacara terdiri
atas kombinasi berbagai macam unsur upacara seperti berkorban, berdo’a, bersaji
makan bersama, berprosesi, semadi, dan sebagainya. Urutannya telah tertentu sebagai
hasil ciptaan para pendahulunya yang telah menjadi tradisi.
Pengaruh Khalifah Sholahuddin Al Ayubi seperti telah dijelaskan kemudian
menyebar ke seluruh dunia termasuk ke Kerajaan Cirebon dan Sultan Cirebon Syarif
Hidayatullah kemudian mengadopsikan acara maulud nabi itu dengan budaya Jawa
sehingga menjadi prosesi Panjang Jimat. Secara serentak, upacara pelal Panjang Jimat
di Cirebon diselenggarakan di empat tempat yang menjadi peninggalan dari Syarief
Hidayatullah. Masing-masing di Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton
Kacirebonan/Kasunanan dan kompleks makam Syekh Syarief Hidayatullah pendiri
8

Kasultanan Cirebon atau lebih dikenal dengan Sunan Gunung Djati.


Ada beberapa pengertian mengenai Panjang Jimat, yaitu :
1) Panjang, artinya terus menerus diadakan, yakni satu kali setahun. Jimat,
maksudnya dipuja-puja (dipundi-pundi/dipusti-pusti) di dalam memperingati
hari lahir Nabi Besar Muhammad saw.
2) Panjang Jimat, sebuah piring besar (berbentuk elips atau bundar) terbuat dari
kuningan atau porselin. Dan Panjang Jimat bagi Cirebon mempunyai sejarah
khusus yakni salah satu benda pusaka Kraton Cirebon ialah merupakan sebuah
pemberian dari Sang-hyang Bango ketika masa pengembangan dari Raden
Walangsungsang (Pangeran Cakrabuana), di dalam rangka mencari agama
Nabi (agama islam). Maka besar kemungkinan inilah sebabnya masyarakat
Cirebon menyebut-nyebut iring-iringan Panjang Jimat (piring panjang jimat di
Kraton Kanoman dan pendil jimat di Kraton Kasepuhan).
3) Saat turunnya/keluarnya Panjang Jimat ini sebagai Penggambaran lahirnya
sang bayi, jadi sebenarnya kita harus mengerti bahwa pawai allegorie tadi
memiliki falsafah yang sangat tinggi, yang erat sekali hubungannya di kala itu
dengan syi’ar Islam.
9

BAB III
PENUUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan dalam makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sejarah Keraton Kaprabonan didirikan sekitar 1696 oleh Pangeran Raja Adipati
(PRA) Kaprabon atau yang dikenal dengan sebutan Sultan Pandita Torekot. PRA
Kaprabon merupakan putra mahkota dari Sultan Kanoman I, Sultan Raja
Muhammad Badrudin Kartawijaya. Daftar Sultan di Keraton Keprabonan,
Pangeran Raja Adipati (PRA) Kaprabon (1699-1734), Pangeran
Kusumawaningyun Kaprabon (1734-1766), Pangeran Brataningrat Kaprabon
(1766-1798), Pangeran Raja Sulaiman Sulendraningrat Kaprabon (1798-1838),
Pangeran Arifudin Kusumabratawidja Kaprabon (1838-1878),Pangeran
Adikusuma Adiningrat Kaprabon (1878-1918), Pangeran Angkawijaya Kaprabon
(1918-1946), Pangeran Aruman Raja Kaprabon (1946-1974), Pangeran Herman
Raja Kaprabon (1974-2001), Pangeran Hempi Raja Kaprabon (2001-2021),
Pangeran Handi Raja Kaprabon (2021 sampai sekarang).
2. Adapun kesenian khas yang masih dapat dijumpai di Cirebon antara lain Sintren,
wayang kulit, Genjring Akrobat, batik, lukisan kaca, seni ukir kayu, Tayub, Jaran
Lumping, Ronggeng Umbul, Ronggeng Bugis, Macapat Cirebon, Berokan,
Topeng Cirebon, Tarling, Angklung Bungko, Debus, dan Genjring Sidapura.
3. Tradisi yang terdapat dalam Keraton Kaprabonan, Upacara adat tahunan di
Keraton Kacirebonan diantaranya, Suraan yaitu acara memperingati Tahun Baru
Islam dan Jawa jatuh pada tanggal 1 Muharrom, 10 Sura yaitu tradisi membuat
bubur sura keratonan kemudian dibagikan kepada famili dan masyarakat,
Syafaran yaitu tradisi selamatan membuatan apem (Ngapem), Muludan dikenal
dengan sebutan Upacara Tradisi Panjang Jimat, dilaksanakan pada tanggal 12
Mulud tahun Aboge. Dalam even muludan ini banyak ribuan dari berbagai daerah
10

masyarakat berkunjung ke keraton untuk menyaksikan upacara adat dan


silaturahmi pada Sultan. Rayagungan, melakukan Sholat Idul Adha di Langgar
Agung Kacirebonan kemudian kerabat Kacirebonan menuju Astana Gunung
Sembung untuk bersama-sama Sultan Kanoman berziarah ke Makam Sunan
Gunung Jati, Pengaosan Bulan, Sultan dan Famili Kerabat Sentana Dalem
melakukan tahlil setiap malam Jum’at kliwon dan pengajian rutin.
B. Saran
Untuk pembaca, sebagai generasi sekarang selayaknya mempelajari dan
menjaga tradisi, budaya sebagai kearifan local seperti yang terdapat di keraton-
keraton di Indonesia umunya dan khusunya masyarakat Cirebon seperti keraton
kesepuhanm kanoman dan Kaprabon.
Makalah ini tentunya jauh dari sempurna “tiada gading yang tak retak” seperti
halnya penulisan ini, karena keterbatasan referensi dan pengetahuan penulis oleh
karena itu saran dan masukan yang konstruktif sangat saya harapkan.
Ucapan terimakasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliyah Cirebon Studies
Fika Hidayani, M. Hum, atas bimbingannya semoga sehat selalu dan kita selalu dlam
lindungan Allah SWT. Aamiin.
11

DAFTAR PUSTAKA

Toto Sucipto. 2010. Eksistensi Keraton di Cirebon Kajian Persepsi Masyarakat


Terhadap Keraton-Keraton di Cirebon. Jurnal Patanjala Vol. 2, No. 3, September
2010: 472 - 489

https://www.javatravel.net/history/keraton-kaprabonan)

https://kabarcirebon.pikiran-rakyat.com/khasanah/pr-2936418257/mengenal-keraton-
kaprabonan-cirebon-ini-daftar-sultan-dari-tahun-1699-hingga-sekarang. diakses
04/12/2023

https://cirebon.tribunnews.com/2022/08/07/mengenal-keraton-keprabonan-satu-lagi-
keraton-di-cirebon-yang-nyaris-terlupakan Diakses, 05/12/2023

Anda mungkin juga menyukai