Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEGIATAN INDIVIDU KULIA H KERJA NYATA (KKN)

MODERASI BERAGAMA DAN PENGEMBANGAN ISLAM MELAYU


TAHUN 2022

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGHAFAL SURAH PENDEK


MELALUI METODE TALQIN UNTUK ANAK TPA AL-TAHFIDZ DI DESA AIR BATU
KABUPATEN BANYUASIN

RADEN FATAH
PALEMBANG

Di susun oleh:
Meca Arlianda 1930202212

Dosen Pembimbing Lapangan


Dr.Peny Cahaya Azwari,M.M.,M.B.A.,Ak.,C.A.

PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2022
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ARTIKEL ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama NIM
Jurusan/ProgramStudi MecaArlianda
Fakultas 1930202212
Pendidikan Agama Islam
Ilmu Tarbiyah
danKeguruan

Menyatakan Bahwa
Artikel ini adalah karya penulis sendiri,bukan contekan/plagiat,dan belum
pernah dipublikasikan di jurnal manapun

Palembang

Februari 2022

Mengetahui.

DPL KKN RegulerAngkatanke-76

Yang membuatpernyataan

Dr.Peny Cahaya
Azwari.M.M..M.B.AAKC.A. Meca
NIP.197701312000031002
Arlianda
NIM.1930202212
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGHAFAL
SURAH PENDEK MELALUI METODE TALQIN UNTUK ANAK TPA
AL-TAHFIDZ DI KELURAHAN AIR BATU KABUPATEN BANYUASIN
Meca Arlianda
Email:mecaarliandasamsul@yahoo.com

Peny Cahaya Azwari


Email:penycahayaazwari_uin@radenfatah.ac.id
UIN Raden Fatah Palembang1,2

Abstract

Program pengabdian masyarakat tersebut merupakan bentuk kerjasama anatara mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN)
angkatan 76 di kelurahan airbatu, kabupaten banyuasin, provinsi Sumatera Selatan. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di TPA al-
hafidz di kelurahan air batu selama 40 hari,yang terhitung dari mulai 10 januari sampai dengan 21 februari. Latar
belakang masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan menghafal anak dengan metode talqin,
yang dimana dalam metode tersebut peneliti mendiktekan terlebih dahulu kemudian anak mengikuti dan
menghapalnya, untuk mengetahui hasil dari itu maka peneliti melakukan setoran hapalan setiap harinya, peneliti
sudah melakukan semaksimal mungkin untuk mengajarkan anak-anak mengahafal surah pendek, namun masih ada
sebagian anak yang kesulitan dalam menghafal
Kata kunci : metode talqin, menghafal, Al-Quran

ABSTRACK

This community service program is a form ofcollaboration between the 76 real work college students (KKN) and
airbatu village, banyuasin regency, south sumatra province. The purpose ofthis study was to determine the effect of
learning discipline on student achievement. This research was conducted at Al-quran Education Park(TPA) in airbatu
village for 40 days, starting from january 10,2021 to februari 21,2021.The background ofthe problem in this study is
the lack ofinterest in memorizing children. Lack of children's interest in memorizing can be caused by inappropriate
methods. Therefore,the aim ofthis research is tosee an increase in memorizing children using the talqin method
through the Al-Quran education park (TPA) in airbatu village, banyuasin district, where in this method the researcher
dictates first then the children follow and memorize it. To see the results ofthis, the research made a memorizing
deposit every day. Researchers have done their best to teach the children to memorize short surahs, but there are still
some children who have difficulty memorizing them.
Keywords: talqin Method, memorization, Al-Quran.

A. PENDAHULUAN

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan,

gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang mengajar dan anak
didik belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif dengan

memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Disana semua komponen pengajaran diperankan

secara optimal guru mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran

dilaksanakan.

Pendidikan memegang peranan penting yang sangat menentukan dalam eksistensi

dan perkembangan suatu masyarakat,karena pendidikan merupakan usaha melestarikan dan

mengalihkan dan mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspek dan jenisnya

kepada generasi penerus. Demikian pula halnya dengan pendidikan islam. Pendidikan islam

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan di

indonesia,sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional pasal 12 ayat1 butir 1,bahwa setiap peserta peserta didik pada

setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan yang

dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.2

Dalam pendidikan islam kewajiban bagi setiapmuslim untuk mempelajari Al-Quran


karena merupakan firman Allah swt. Yang berisikan larangan dan perintah yang harus

dikerjakan oleh seorang muslim,barang siapa yang mengerjakan perintah dari Allah maka akan

mendapatkan pahala dari Allah begitu pula sebaliknya apabila kita melakukan perbuatan yang

dilanggar oleh Allah maka kita akan mendapatkan ganjaran dosa,

hlm.39 Syaiful Bahri Djamaran dkk, strategi belajar mengajar, (jakarta:Rineka Cipta,2006),
2 Undang-Undang RI No.20O tahun 2003, sistem pendidikan Nasional,(Bandung: fokus media, 2006),hlm 12

pembelajaran berbasis tahfidzul Quran sangat diminati oleh kalangan masyarakat indonesia pada saat

ini, hal ini dapat dilihat dari antuasias orang tua yang memasukkan anaknya kedalam pondok pesantren

yang memiliki keunnggulan tahfidzul quran.

Kurikulum pendidikan Al-Quran adalah membaca, menulis dan menhafal ayat-ayat Al-Quran,

tajwid serta menghafal doa-doa utama.Dalam menghafal yang terpenting adalah bagaimana kita

menjaga hafalan tersebut (Al-Quran) tetap ada dalam ingatan kita. untuk menjaga hafalan diperlukan

kemauan yang kuat dan istiqomah yang tinggi. Kita harus meluangkan waktu setiap hari untuk

mengulanginya.(Fuaddin:2006)

Menghafal juz 30 yang familiar disebut dengan surah pendek merupakan bagian dari belajar

agama pendidikan dasar. Hal ini tertuang dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia No 55 tahun

2007 tentang pendidikan Agama dan pendidikan Keagamaan pasal 24, menyatakan sebagai berikut: 1.

Pendidikan Al-Quran bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik menghafal, membaca, menulis,

dan memahami mengamalkan isi kandungan dari Al-Quran. 2. Pendidikan Al-Quran terdiri dari Taman

kanak-kana Al-Quran(TKQ), taman pendidikan Al-Quran(TPQ), Talimul Lil Aulad (TQA) dan bentuk

lainnya yang sejenis. 3. Pendidikan Al-Quran dapat dilaksanakan secara berjenjang dan tidak berjenjang.

4. Penyelenggaran pendidikan Al-Qurandipusatkan di masjid, Mushola, atau tempat lain yang memenuhi

syarat. (Zainal Ahmad Abidin)

Metode talqin itu sendiri adalah salah satu cara dimana seseorang guru mentalinkan bacaan

atau mendiktekan bacaan Al-Quran kepada anak kemudian anak didik mengikuti dan mengulang kembali

bacaan ayat yang telah ditalqinkan dengan menggunakan pengulangan tertentu. Anak diharuskan fokus

dan menyimak bacaan, karena dengan begitu anak bisa menirukan bacaan dari guru dengan benar, baik

itu harakat, pengucapan huruf per huruf, tajwid ataupun tanda waqafnya. Bacaan Al-Quran dibacakan

berulang-ulang, hal ini bertujuan untuk memperkuat ingatannya kepada bacaan yang telah
diberikan. Setalah bacaan dibaca berulang-ulang hal ini bertujuan untuk memperkuat ingatan
akan hafalan tersebut. Setelah itu anak didik akan menyetorkan hafalan yang sudah
dihapalkan sebelumnya kepada guru, dan tugas guru mengoreksi bacaan dari hafalan anak,
jika salah dibenarkan, karena apabila tidak dikoreksi maka itu akan terbawa sampai dewasa
nantinya.
Pendidikan islam berbeda dengan sistem pendidikan lainnya, bahkan lebih unggul dari pada

sistem pendidikan non islam, sebab pendidikan islam memiliki dua model yaitu model idealitistis(1) dan
(2) model progragmatis

1. Model idealistik, adalah model yang lebih mengutamakan penggalian sistem


pendidikan islam dari ajaran islam sendiri yaitu Al-Quran dan hadist yang mengandung
prinsip-prinsip pokok berbagai aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan.
2. Model pragmatis adalah model yang lebih mengutamakan aspek praktis dan
kegunaan artinya formulasi sistem pendidikan islam itu diambil dari sistem pendidikan
kontemporer dapat dikembangkan dalam pendidikan islam, selama tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip dasar yang terdapat dalam Al-Quran dan sunnah. Agama islam
bersumber dari Al-Quran yang memuat wahyu Allah dan al-Hadist yang memuat
sunnah Rasulullah. Komponen utama agama islam atau unsur utama ajaran agama
islam (akidah, syari'ah, dan akhlak) dikembangkan dengan rakyu atau akal pikiran
manusia yang memenuhi syarat untuk
mengembangkannya. Yang dikembangkan ajaran agama yang dapat dipahami
manusia adalah wahyu Allah dan sunnah Rasul yang merupakan agama (islam)itu..
dengan uraian singkat ini jelaslah bahwa sumber agama islam atau ajaran agama
islam adalah Al-Quran dan Hadist. Jelas pula bahwa Ajaran Islam adalah
ajaran yang bersumber dari agama islam yang dikembangkan oleh akal pikiran manusia yang

memenuhi syarat untuk mengembangkannya.

M.Daud Ali menyatakan bahwa mempelajari Agama Islam merupakan kewajiban bagi

setiap pemeluk agama islam, karena mempelajari ajaran agama islam hukumnya adalah

fardhu 'ainn, yakni kewajiban bagi setiap pribadi muslim dan muslimah, sedangkan mengkaji

ajaran islam, terutama yang dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada

masyarat atau kelompok masyarakat untuk mempelajarinya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa mempelajari Al-Quran

adalah merupakan kewajiban bagi setiap pemeluk Agama Islam. Karena Al-Quran merupakan

sumber nilai dan dan norma umat islam dalam menjalankan segala bentuk aktifitas dalam

kehidupan sehari-hari.
Tujuan dalam membaca Al-Quran adalah dapat meningkatkan keimanan bagi pembacanya,

membentuk kepribadian muslim yang baik, dapat menjadi petunjuk dunia dan akhirat, dapat

menyejukkan hati,dan sebagainya.

Untuk mewujudkan hal demikian, maka pendidikan Agama Islam di sekolah harus benar-benar

dilaksanakan dengan cara yang baik agar dapat diterima dan dioaktualisasikan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan apa yang kita cita-citakan dan yang kita

harapkan.

Pada jenjang TPA SDM 038 Airtiris di dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam terdapat

beberapa materi yang harus dikuasai oleh peserta didik diantaranya yaitu menghafal surat-surat pendek,
diantaranya adalah surah Al-Lahab dan surah Al-kafirun. Dari materi tersebut siswa diharapkan mampu

menguasainya

dengan proses pembelajaran yang akurat. Dalam kegiatan belajar tersebut keterlibatan siswa

dan guru sangat diharapkan. Guru dalam hal ini harus menguasai teknik dan strategi metode

pengajaran yang memudahkan anak didik mudah memahaminya.


Di TPA Al-Hafidz ini murid bervariasi dalam menghafal ayat yang sudah ditentukan ada yang cepat

hafal dan ada juga yang lambat, dan bahkan ada yang tidak hafal sama sekali. Dalam hal ini guru sudah

berusaha dengan maksimal, bagaimana supaya sebagian anak tidak hafal ayat-ayat pendek tersebut

bisa hafal sebagaimana temannya yang lain.

Hafalan memegang peranan yang sangat penting dalam belajar, apabila tidak hafal surat-

surat pendek Al-Quran, maka tidak bisa mengaplikasikannya didalam shalat, disamping itu

ibadah shalat tidak akan lengkap apabila tidak membaca surat-surat pendek Al-Quran.

Adapun tujuan menghafal Al-Quran dalam mata pelajaran Agama Islam yang sudah ada

tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

1. Agar siswa dapat mengaplikasikan ayat Al-Quran dalam mata pelajaran agama islam

yang sudah ada tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

2. Agar siswa dapat dapat membaca Al-Quran dengan fasih dan melafalkannya dengan baik

dan benar.

3. Agar siswa dapat dapat mempraktekkannya dalam melaksanakan ibadah lainnya.

4. Agar dapat mengetahui dan memahami poko-pokok syariat islam

5. Menumbuhkan kecintaan pada agama.


Dari amteri yang telah disebutkan diatas, menurut pengamatan penulis guru telah
mengajarkan materi tersebut kepada siswa agar mereka mampu menghafal surat-surat
pendek, dan guru telah melakukan beberapa metode salah satunya metode talqin untuk
pembelajaran tersebut antara lain dengan menggunakan latihan dan lainnya, akan tetapi
kenyataan kemampuan siswa dalam menghafal surat-surat pendek masih rendah. Hal ini
sesuai dengan pengamatan awal penulis menemukan gejala-gejala sebagai berikut:
1. Siswa kurang mampu melafalkan surat pendek dengan makhraj yang benar.
2. Ada sebagian siswa yang kurang mampu membedakan mana bacaan yang panjang
dan mana bacaan yang pendek.
3. Masih ada siswa yang kurang mampu mengenal hukum bacaan surah-surah pendek
secara baik dan benar..
4. Masih ada siswa yang hanya dapat menghafal sebagaian saja dari surat pendek
tersebut.
5. Masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah standar..
Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada mata pelajaran pendidikan agama islam
khususnya dalam menghafal surat-surat pendek kurang memberikan hasil yang optimal. Dengan kata
lain dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam menghafal surat-surat pendek masih cenderung
rendah.
Atas dasar itulah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan dengan judul:
“Meningkatkan siswa dalam menghafal surah-surah pendek dengan metode talqin di kelurahan airbatu
kabupaten banyuasin sumatera selatan”.

B.KAJIAN TEORI
1. Kemampuan menghafal surat-surat pendek
kemampuan berasal dari kata mampu yaitu kuasa melakukan sesuatu, sanggup, dapat,

berada, dan kaya3. Dalam kamus besar bahasa indonesia kemampuan adalah kesanggupan,

kecakapan, kekuatan.4

Melihat dari pendapat diatas, maka peneliti mengemukakan bahwa kemampuan adalah

kesanggupan atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang dengan segala potensi yang ada

padanya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan hasil yang lebih baik. Dalam hal ini adalah

kemampuan dalam menhapal surat pendek.

Sedangkan menghafal merupakan salah satu metode yang baik sesuai dengan

pendapat modern yang menyatakan metode menghafal didasarkan atas pengulangan,

kecendrungan, pemahaman, bahan pelajaran yang dihafal itu.5 Tohirin menjelaskan salah satu

pendekatan belajar adalah dengan pendekatan hukum jost. Selanjutnya tohirin menjelaskan

salah satu asumsi penting yang mendasari hukum jost adalah siswa yang lebih sering

mempraktekkan materi peljaran akan lebih mudah mereduksi kembali memori-memori lama yang

berhubungan dengan materi yang sedang ia tekuni. Menurut asumsi jos, belajar dengan kiat 5x3

lebih baik dari 3x5, padahal hasil perkalian bilangan itu sama, maksud dari perkalian itu adalah

mempelajari satu materi pelajaran dengan alokasi waktu 3 jam perhari selama lima hari akan
lebih efektif dari mempelajari materi tersebut dengan alokasi 5 jam sehari hanya selama 3 hari.

Materi belajar agama islam banyak yang menuntut hafalan, seperti Al-Quran, hadist,

bacaan-bacaan wudhu, tayamum, dan sholat, juga materi-materi yang menyangkut syarat dan

rukun suatu ibadah dalam islam dan lain-lain.

3 Rizki Maulana, Op.Cit,hlm,261


4Depdikbud, Kamus Besar Bhasa Indonesia, (jakarta:balai pustaka,2002),hlm.707

5 Abudin nata, pemikiran para tokoh pendidikan islam, (jakarta: Raja Grafindo pesada).

Tanpa hafal,bagaimana mungkin siswa bisa melaksanakan ibadah yang

bersangkutan dengan sempurna.6

Disamping dididik membaca, anak-anak juga penting dilatih menghafal(tahfidz) ayat-

ayat Al-Quran, baik sebagaiamana maupun seluruhnya untuk pedoman ibadah, disampaing

untuk memperkuat ingatan. Ibnu kutaibah mengingatkan bahwa awal ilmu adalah diam, kedua

mendengar, ketiga menghafal, keempat berfikir, dan kelima mengucapkan. Proses menghafal
dengan demikian sudah dapat dilakukan sebelum anak mengerti dan berfikir.

Bahasa Arab sebelum islam datang pada umumnya tidak pandang dalam membaca

dan menulis andalan mereka adalah menghafal. Dalam mempelajari syair pun mereka terkenal

dengan ingatan yang kuat. Setelah islam datang, metode menghafal tetap dilestarikan bahkan

dianggap efektif untuk pengajaran anak-anak.

Dalam masa kanak-kanak seorang anak dikekangkanhafal juz-amma (al-mufasshal

kategori sedang), setidak-tidaknya hafal surah an-nas hingga surah ad-duha (al-mufasshal

kategori pendek).?

2. Strategi pemelajaran
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia pendidikan yang diartikan

sebagai cara menggunakan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu

peperangan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebgai a plan method, or series

of ectivities designed to echieves a particuler editacional goa.8

Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian diatas, pertama, strategi

pembelajaran merupakan rencana tindakan (serangkaian kegiatan) pengguanaan

metode dan pemanfaatan sebagai

6Ibid,hlm.110
7 Abu Ahmad Dzaki, mendidik anak, membaca, menulis, dan mencintai Al-Quran, ( jakarta: gemma

insani,2004)hlm 81

8 Wina Sanjay, strategi pembelajran,(jakarta:kencana,2007)0,hlm,124

sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai

pada penyusun rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai

tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan

demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber

belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan

strategi, perlu dirumuskan tujuan jelas dan dapat diukur keberhasilannya.

Kemp dalam Wina Sanjaya juga menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu

kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

secara efektif dan efisien. Senada degan pendapat diatas, Dick and Carey dalam Wina Sanjaya

menyebutkan strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang

digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar siswa.9

Dari beberapa pendapat diatas diambil suatu kesimpulan bahwa strategi adalah merupakan

serangkain kegiatan pembelajaran yang harus dipersiapkan oleh seorang guru guna mencapai tujuan

pembejaran. Kemudian strategi juga merupakan suatu pendekatan yang dilakukan guru sebagai suatu

upaya menciptakan suasana belajar siswa yang nyaman dan kondusif serta dapat membangkitkan

semangat dan motivasi siswa untuk mengikuti proses belajar dan mengajar dengan baik.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Djamarah bahwa strategi juga dapat diartikan sebagai pola-pola

umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai yujuan

yang telah digariskan. Oleh karena itu dapat dikemukakan empat strategi
dasar dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi serta mendapatkan spesifikasi dan kualitas
perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana
yang diharpkan.
b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi
dan pandangan hidup masyarakat.
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, teknik belajar mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan
pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
d. Menetapkan norma-norma dan batas inimal keberhasilan atau
kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman
oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar
yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan
sistem intrksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
3.Metode Talqin
Talqin dalam bahasa arab berasal dari akar kata yang merupakan bentuk masdar (nominal

yang diturunkan dalam kata verba), yang secara etimologi berarti mendikte, mengajarkan, dan

memahamkan secara lisan, adapun metode talqin menyampaikan materi disertai latihan berulang-

ulang secara intensif sampai pelajar memiliki ketangkasan yang diharapkan.

Metode talqin merupakan bentuk mendasar talaqin (menimba atau


menerima).
Allah SWT berfirman yang artinya,” sesungguhnya kamu benar-benar menerima
atau (talaqin) Al-Quran dari sisi (Allah SWT) yang maha bijaksana lagi maha
mengetahui.(Qs. An-Naml[27]:6) syekh Abdurrahman Assaji menjelaskan maksud
dari ayat diatas :"sesungguhnya yang
diturunkan kepadamu (Muhammad), yang engkau terima dan ditalqinkan kepadamu, benar-benar turun

dari dzat yang maha bijaksana.” Metode talqin memiliki beberapa unsur penting yaitu: pentalqin

(mulaaqin), orang yang ditalqin (mulaqan) dan bacaan ( ayat atau surah) yang ditalqinkan.

Hafalan sebanyak 30 juz bukan merupakan suatu pekerjaan yang mudah. Semua pekerjaan atau

program akan berjalan lancar dan berhasil dalam mencapai target yang telah ditetapkan, jika

menggunakan suatu cara atau metode yang tepat. Keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah

ditentukan juga tergantung kepada pemilihan dan penetapan suatu metode, sistem atau cara yang tepat

dan semua akan berjalan secara efektif dan efisien.Metode talqin lebih menekankan kepada peniruan
murid kepada guru yang melafalkan bacaan Al-Quran lalu murid menirukan.Apabila murid salah dalam

pengucapannya maka guru wajib memperbaiki bacaan tersebut. Metode talqin merupakan suatu bentuk

pembelajaran yang memiliki perpaduan antara perbaikan bacaan Al-Quran dengan hafalan sekaligus.

Maka disini guru mencontohkan bacaan Al-Quran secara sistematika dan ditirukan oleh murid dengan

pengulangan tertentu. Metode talqin dapat digunakan untuk semua usia dan efektif digunakan dalam

keseharian agar memudahkan dalam menghafal.10

Dalam praktik talqin dalam pembinaan artikulasi fenom arab pengajar menyampaikan materi

dengan melafalkan satu kalimat pendek yang sedrhana, untuk selanjutnya diturunkan secara berulang-

ulang oleh seluruh pelajar hingga fasih pengucapannya. Jika dirasa dalam satu kalimat yang dijarkan itu

terdapat kata-kata yang sulit atau perlu perhatian khusus, guru melafalkan kata itu berulang-ulang dan

diturunkan oleh semua pelajar. Setelah selesai satu kalimat, pengajar dapat menambahkan kalimat

10
Sakinah assegaf, meraih prestasi belajar dengan tahfidz Al-Quran,(jakarta),hlm 162

berikutnya dengan mendemostrasikan bacaannya secara fasih, lalu ditirukan

oleh seluruh pelajar. Demikian seterusnya hingga akhir materi.


Tahapan yang tidak kalah penting dalam kegiatan talqin dalah aktifitas tashih yakni

proses validasi dan evaluasi terhadap artikulasi lisan pelajar dengan bantuan musahih (asisten

pelajar) jika diperlukan. Namun jika jumla pelajar hanya sedikit proses tashih dapat langsung

ditangani oleh guru utama. Disini guru meminta kepada pelajar satu demi satu untuk

melafalkan materi yang telah diajarkan guna validasi ketepatan artikulasi mereka.

Selain tashih kegiatan pendukung dari penerapan tekhnik talqin dalam metode jibril

inovatif ini adalah murojaah yakni pengulangan materi ajar oleh pengajar secara mandiri dalam

kelompok kecil. Didalamnya, mereka satu dengan lainnya saling mengoreksi, membenahi, dan

memperbaiki artikulasi lisan rekannya terhadap materi yang dijadikan sebagai objek pelafalan

secara lisan.

Diharapakan melalui metode ini pelajar mengembangkan bina ucap lisan terjalan dengan

optimal. Pada akhirnya pelajar diharapkan mampu mengenal huruf, melafalkan huruf,

membaca kata, dan kalimat bahasa arab dengan aksen dan intonasi yang baik dan benar dan

sekligus menghindarkan diri dari kesalahan-kesalahan mengucap, baik salah yang jelas

maupun yang samar.11

Metode menghafal bisa dilakukan dengan cara guru membaca dengan keras secara

berulang-ulang, sedangkan anak mengikuti apa yang dibaca oleh guru dan mengulang-ulang

sampai hafal. Setelah itu,hafalan dilestarikan dengan berulang-ulang rutin kapan dan dimana

saja. Metode ini dikenal dengan metode talqin,

Al- Qabisi asas mengatakan bahwa ada tiga dalam mengingat yaitu menghafal,
mengerti, dan mengulang lagi tanpa ragu. Dari sini diadakan tes

11Yusuf Hanafi,M. Alifuddin ikhsan,dkk, Literasi Al-Quran, (sidoarjo: Delta Pijar Khatulistiwa,2019),hlm 112-

114

hafalan anak, sebagaimana Allah SWT mengutus malaikat jibril melakukan

tes Al-Quran kepada Rasul SAW.

Menurut ibnu sina, metode talqin dapat pula ditemmpuh dengan cara seseorang guru

meminta bantuan kepada murid yang sudah ahli untuk membimbing teman-temannya yang

masih tertinggal. Cara seperti ini dalam ilmu pendidikan modern dikenal dengan istilah tutor

sebaya.dengan demikian dapatla dikatakan bahwa pemikiran ibnu sina tentang metode talqin

sejatinya telah melampaui jamannya.

Tentunya, metode talqin tidak hanya dapat digunakan untuk mengajarkan Al-Quran.

Pelajaran lain, semisal syair dalam bahasa arab, dapat pula menggunakan metode talqin.

Jelasla guru mesti cermat dalam menggunakan metode ini. Ia harus menyesuaikan metode

talqin dengan karakteristik materi pelajaran dan murid. Dengan begitu, metode talqin akan

mampu dijadikan sebagai metode pelajaran yang efektif dalam menunjang kesuksesan

belajar murid.12

4.Al-Quran
Al-Quran bagi kaum muslimin adalah kalam Allah yang diwayuhkan kepada

nabi Muhammad SAW melalui perantaraan jibril A.S. selama kurang lebih 32 tahun

kitab suci ini memiliki kekuatan luar biasa yang berada diluar kemampuan seluruh

makhluk Allah swt sekiranya kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung,maka

kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah karena takut kepada Allah SWT.

Maka dari itu kita sebagai umat muslim diwajibkan belajar Al-Quran karena Al-

Quran pedoman bagi umat islam, Al-Quran juga telah memperkenalkan dirinya dengan

berbagai ciri dan sifatnya,

12Yanuar Arifin, pemikiran emas pada tokoh pendidikan islam,(jogjakarta:IRCiSoD,2018), hlm

133

diantaranya bahwa ia merupakan kitab yang dijamin keautentikannya. “kami yang


menurunkan Al-Quran ini, dan kami pula yang menjaganya".Sebagai wahyu ilahi, maka
ia berlaku sepanjang jaman. Kedalaman ruang cakupan sangatlah luas, namun karena
keterbatasan kemampuan manusia untuk mengkaji dan meneliti kedalaman apa yang
terkandung didalamnya menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk yang asing dari
kehidupan manusia. kewajiban akan mempelajari Al-Quran telah memecah keterbatasan
tersebut, sehingga rahasia-rahasia misteri yang terkandung didalam surat maupun ayat
dapat terungkap.
Dari segi i'jaz, kemukjizatan Al-quran sebagai pemberitaan tentang hakikat sesuatu dapat

dibuktikan melalui ilmu eksperimental. Keterbatasan sarana dan prasarana dizaman permulihan

islam menjadikan Al-quran hanya bisa dibuktikan oleh umat akhir zaman yang telah menemukan

kekuatan teknologi.13

13
Abdul Hamid, pengantar studi Al-Quran, (jakarta: prenademedia grup,2016),hlm 1-3

B.METODE PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Airbatu, Kecamatan Talanag Kelapa, Kabupaten
Banyu Asin. Penelitian ini dilakukan selama masa Kuliah Keja Nyata (KKN) ke-76
dari tanggal 10 januari-21 februari 2021
2. Metode Penelitian
Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, teknik
pengambilan sample pada umumnya dilakukan secara random, dapat mengunakan
instrument penelitian, menganalislis data yang bersifat kuantitatif/statistic dengan
tujuan mengkaji hipotesis yang telah ditetapkan. Sugiyono (2013:13)
3.Evaluasi Program
Evaluasi program yang dilakukan dengan menggunakan model evaluasi context,
evaluasi input, evaluasi process, dan evaluasi product (CIPP). (Zhang, et al, 2011;
Tayibnafis 2000). Keberhasilan Program diindikasikan dengan perubahan positif
anak dalam menghapal surah pendek dengan metode talqin. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yang bertujan untuk
mendeskripsikan fakta, sifat, dan objek tertentu secara nyata, akurat, dan
sistematis.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Context
Hasi observasi menunjukkan yang menjadi kendala anak dalam menghafal surah-surah
pendek yaitu salah satunya faktor lingkungan. Yang pertama sekali dari keluarga,
kurangnya dukungan dari keluarga untuk belajar menghafal surah-surah pendek dalam
Al-Qur'an juga menjadi penyebab anak tidak bisa cepat untuk menghafal surah-surah
pendek dalam Al Qur'an. Selain itu minat anak, kurangnya minat anak untuk belajar
menghafal surah-surah pendek dalam Al-Qur'an pada usia dini pra-remaja
menyebabkan anak juga sulit menghapal. Problematika lainnya seperti sedikitnya
tenaga pendidik, metode yang kurang tepat, waktu yang sangat sedikit, dan jumlah
anak yang cukup banyak.
D.
Evaluasi Input
Sulitnya anak dalam menghapal dapat disebabkan karna metode yang kurang tepat,
maka dari itu guru harus bisa menemukan metode yang tepat untuk anak dalam menghapal.
Guru tidak hanya sekedar memberikan materi saja, tetapi juga harus melihat perkembangan
menghapal anak, bagaimana dengan pengucapan bacaannya, tajwidnya, bertambah atau
tidaknya hapalan dan sebagainya. Hal yang demikian harus terus diperhatikan untuk melihat
perkembangan anak.

Gambar 1:Guru mentalqinkan bacaan

Evaluasi Proses
Dalam proses pembelajaran anak di TPA desa Airbatu, anak diselingi dengan bermain dan

menghapal Al-Quran tidak hanya mengaji yang monoton, karna hal tersebut dapat membuat anak

bosan. Proses pembelajarannya dimulai dengan anak yang menghapal surah pendek seperti Al-Ikhas,

Al-Alaq, An-Nash dan surah pendek lainnya yang ada di Juz 30. Pada proses pembelajarannya guru

terlebih mencontohkan kepada anak bagaimana bacaan yang benar, setelah itu anak akan mengikuti

secara berulang-ulang agar lebih cepat diingat. Pada proses menghapal anak diharuskan focus untuk

menyimak bacaan guru,karna dengan begitu mereka akan lebih cepat dan mudah untuk
menghapalnya. Setelah anak selesai mendengarkan bacaan guru dan selesai mengulangnya berkali-

kali maka anak diminta untuk menghapalnya secara perlahan, setelah itu anak akan menyetorkan

hapalannya kepada guru.

Gambar 2:Guru mengajarkan Bacaan Al-Qur'an

Evaluasi Product

Metode Talqin Dalam Menghapal Surah Pendek di Desa


Metode menghafal al-Qur'ân adalah memilih cara atau sarana agar hafalan tercapai sesuia

yang diinginkan. Karena menghafal al-Qur'ân itu tidak mudah, maka dari itu perlu memilih metode

tersendiri dan lebih tepat sehingga dapat membantu kita selama proses menghafal. Talqin

secara bahasa merupakan bentuk mashdar dari laqqana-yulaqqinutalqinan yang berarti mendiktekan

atau mencontohkan untuk ditirukan. Anak diharuskan fokus dan menyimak bacaan, karena dengan

begitu anak bisa menirukan bacaan dari guru dengan benar, baik itu harakat, pengucapan huruf per

huruf, tajwid ataupun tanda waqafnya. Strategi menghafal al-Qur'an menggunakan metode talqin ada

lima yaitu pemenggalan ayat, pengulangan 7 kali, pembenaran bacaan, tidak menggunakan nada atau

lagu,memperhatikan ayat serupa (Salafudin, 2018).

Dari penelitian peneliti ditemukan ada dua strategi metode talqin yang digunakan dari lima

strategi yaitu, pemenggalan ayat dan pembenaran bacaan. Pemenggalan ayat diterapkan dengan

memenggal satu ayat panjang menjadi beberapa bagian, kemudian ditalqinkan ke murid agar mudah
dihafal. Sedangkan pembenaran bacaan digunakan guru membenarkan bacaan siswa yang salah

melafalkan ayat yang telah didektekan.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang peneliti lakukan, anak-anak di TPA desa Airbatu

hanya melakukan hapalan ketika di TPA saja. Ketika di rumah sedikit dari mereka yang meulang kembali

hapalannya, dan hal itu sangat disayangkan karna dapat menghambat dan memperlambat proses

hapalan anak. Anak-anak yang mengulamg kembali hapalannya akan mengalami progress hapalan yang

terus bertambah, sedangkan yang tidak akan mengalami hal yang sebaliknya.

Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi hafalan dalam belajar, salah
satunya factor biologis. Factor biologis merupakan factor yang berasal dari diri anak
itu sendiri. Factor biologis berupa kekuatan fisik dan jasmani. Abanila biologis anak
baik, maka anak akan bersemangat dalam menghapal,karena hal itu sangat
berpengaruh keberhasilan belajar anak.
Sebelum anak-anak menggunakan metode mengapal sambil bermain dan metode talqin anak

terlihat lebih sulit menghapal, selain itu


anak juga masih banyak yang belum serius dengan menghapal. Secara perlahan anak
diajarkan menghapal dengan metode talqin, guru membacakan terlebih dahulu kemudian anak
mengikuti secara berulang-ulang, dan menghapal. Setelah itu anak akan diminta untuk
setoran hapalan surah yang telah dihapalkan. Dengan adanya metode talqin tersebut
Alhamdulillah ada perkembangan dan kemajuan dalam hapalan anak.Mereka dapat mengikuti
lomba hapalan surah pendek yang diadakan mahasiswa KKN di desa Airbatu dengan tema
islamic festival yang diselenggarakan pada tanggal 13 Februari 2021

Gambar 3: anak didik menyetor Hafalan

KESIMPULAN
Aktivitas menghapal Al-Qur'an merupakan perbuatan yang dilakukan secara-terus menerus dan

berulang-ulang. Hal itu tidak terlepas dari bimbingan guru dan orang tua agar memperoleh hasil yang

memuaskan. Penggunaaan metode yang tepat juga memperngaruhi anak dalam menghapal Al-Quran.

Salah satu Metode yang digunakan di TPA desa Bulang adalah metode talqin

Dalam proses pembelajaran anak di TPA desa Bulang, anak diselingi dengan bermain dan

menghapal Al-Quran tidak hanya mengaji yang monoton, karna hal tersebut dapat membuat anak bosan.

Proses pembelajarannya dimulai dengan anak yang menghapal surah pendek seperti Al-Ikhas, Al-Alaq,

An-Nash dan surah pendek lainnya yang ada di Juz 30. Dengan diadakannya program hapalan surah

pendek dengan metode talqin di desa Bulang, kecamatan Belimbing, kabupaten Muara Enim dapat

mengetahui kurangnya minat anak dalam menghapal Al-Quran. Hal itu dapat disebabkan oleh metode

yang kuirang tepat dan kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar.

Dengan metode talqin dapat dilihat perkembangan anak dalam menghapal Al-Qur'an. Mereka

dapat mengikuti perlombaan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN dengan antusias yang luar biasa.

Selain itu bagian terpenting dalam menghafal adalah bagaimana anak menjaga hafalan tersebut,

istiqomah dengan murojaahnya

REFRENSI

Abudin nata. 2007. pemikiran para tokoh pendidikan islam.jakarta:Raja Grafindo


pesada.
Assegaf, Sakinah. 2006. meraih prestasi belajar dengan tahfidz Al-Quran. Jakarta:
Kencana
Ahmad Dzaki, Abu. 2004. mendidik anak, membaca, menulis, dan mencintai Al-
Quran. jakarta:gemma insani.
Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bhasa Indonesia. jakarta: balai pustaka
Djamaran, Bahri, dkk, Syaiful. 2006. strategi belajar mengajar. jakarta:Rineka
Cipta.
Hamid, Abdul . 2016. pengantar studi Al-Quran. jakarta: prenademedia grup.
Undang-Undang RI No.20 tahun 2003. 2006. sistem pendidikan Nasional. Bandung:
fokus media.
Yusuf Hanafi, M. Alifuddin ikhsan,dkk. 2011. Literasi Al-Quran. sidoarjo: Delta
Pijar Khatulistiwa.
Sanjay,Wina.2007. strategi pembelajran. jakarta: kencana.

Anda mungkin juga menyukai