Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KISAH NABI IDRIS A.S

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Tafsir Ayat Kisah”)

Dosen Pengampu :

Ahmad Wafi Nur Safaat, S. Ud, M. Ag

Disusun Oleh:

Faza Nuraida Putri Aulia 2076231004

Lina Syarifatul Ainiyah 2076231023

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA (UNU)

KOTA BLITAR

NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kisah Nabi Idris” ini selesai
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Qowa’id Tafsir. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Kisah Nabi Idris” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ahmad Wafi Nur Safaat, S. Ud, M. Ag
selaku dosen mata kuliah “Tafsir Ayat Kisah” yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari makalah yang saya tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Blitar, 10 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Kisah Teladan Nabi Idris As...........................................................................................3
B. Mukjizat-Mukjizat Nabi Idris As ...................................................................................4
C. isah Nabi Idris a.s dalam penafsiran Al-Qurtubi dan At-Thabari ..................................4
D. Bukti sejarah Nabi Idris a.s sebagai penemu ilmu falak ................................................6
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUPAN............................................................................................................................9
KESIMPULAN..........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi Idris a.s adalah Nabi kedua yang wajib diimani dari 25 nabi dan Rasul. Beliau
diutus oleh Allah untuk menyampaikan risalah di daerah Babilonia. Nabi Idris dikenal
sangat cerdas dan bijak, beliau disebut sebagai orang pertama yang menulis dengan pena. 1
Salah satu ilmu yang dikuasai oleh Nabi Idris adalah ilmu falak atau ilmu perbintangan.

Nabi Idris As. lahir ketika Nabi Adam berusia 622 tahun. Nabi Idris tidak diangkat
menjadi rasul karena pada masa itu semua orang masih beriman kepada Allah Swt,sehingga
tidak dibutuhkan adanya seorang rasul untuk berdakwah kepada orang-orang agar mereka
beriman. Pada masa kenabian Idris As, terdapat seribu orang yang beriman kepada Allah
Swt tanpa ada satu pun yang menyembah berhala. Nabi Idris As mendapat 30 Shuhuf dari
Allah yang berisi ajaran-ajaran seperti tauhid, ibadah kepada Allah, beramal saleh, serta
perintah untuk salat dan berpuasa. Nabi Idris diangkat ke langit keempat dalam keadaan
masih hidup dan ia pun meniggal di sana.

Allah mengangkat Nabi Idris ke derajat yang lebih tinggi karena kesabaran dan
kecintaannya kepada kebenaran. Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an surah
Maryam ayat 56 yang artinya “Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka, kisah)
Nabi Idris didalam kitab (Al-Qur’an). Sesungguhnya dia adalah orang yang sangat benar da
membenarkan bagi seorang Nabi.”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kisah Nabi Idris a.s?
2. Apa saja mukjizat Nabi Idris a.s?
3. Bagaimana kisah Nabi Idris a.s dalam penafsiran Al-Qurtubi dan At-Thabari ?
4. Apa saja bukti sejarah Nabi Idris a.s sebagai penemu ilmu falak?

1
Abu Jafar Muhammad bin Jarir at-Thabari, Tafsir At-Thabari Juz V (Beirut: Muassasah ar-Risalah), hal. 164

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kisah Nabi Idris a.s.
2. Untuk mengetahui mukjizat Nabi Idris a.s.
3. Untuk kisah Nabi Idris a.s dalam penafsiran Al-Qurtubi dan At-Thabari.
4. Untuk mengetahui bukti sejarah Nabi Idris a.s sebagai penemu ilmu falak.
5.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. kisah Teladan Nabi Idris AS


Nabi Idris adalah nabi pertama yang diberikan wahyu oleh Allah melalui
malaikat Jibril. Nabi Idris adalah orang pertama yang menggunakan pena dan manusia
pertama yang menjahit baju dan memakainya. Selain itu manusia sebelumnya memakai
baju dari kulit binatang yang tidak dijahit2, dan tidak mengerti masalah kesehatan medis.
Nabi Idris berdakwah untuk menegakkan agama Allah dengan mengajarkan tauhid dan
beribadah menyembah Allah, serta memberi beberapa pedoman hidup bagi beberapa
pengikutnya agar selamat dari siksaan di akhirat dan kehancuran di dunia.
Nabi Idris As. lahir di Babilonia. Ia adalah keturunan keenam dari Nabi Adam
As.3 bernama Yarid bin Mihla'iel bin Qinan bin Anusy bin Syits bin Adam. Idris adalah
bapak dari kakek Nabi Nuh As. Dalam bahasa Yunani, Idris dikenal dengan nama
Aramis. Nama ini diarahkan menjadi Harmas. Sedangkan dalam bahasa Ibrani, Idris
dikenal dengan nama Khanukh. Dinamakan Idris karena ia Ayahnya suka mempelajari
buku-buku.
Ahli sejarah tidak menjelaskan lebih jauh terkait perbedaan nama Idris dan
Akhnukh. Hal ini dikarenakan mereka tidak yakin apakah Idris yang diceritakan dalam
Alquran merupakan sosok yang sama dengan Akhnukh dalam Taurat atau justru
merupakan dua orang yang berbeda. Karena jika mereka mengetahui dan yakin
tentangkedua nama tersebut, maka mereka pasti akan membahasnya secara panjang
lebarsebagaimana mereka menjelaskan tentang ayah Nabi Ibrahim As yang di Alquran
disebut Azar, tapi dalam Taurat dipanggil dengan nama Tarah.
Nabi Idris As. Adalah nabi yang sangat tekun beribadah. Dalam setiap
kegiatannya, ia tidak pernah sekali pun melupakan Allah Swt. sejak kecil, Nabi Idris
As.sudah pandai membaca sahifah (lembaran tertulis) yang diajarkan oleh ayahnya.
Kemudian, ia pun menerima wahyu dari-Nya melalui Malaikat Jibril sebanyak 30 sahifah
yang berisi ajaran agama yang harus disampaikan kepada umatnya, Bani Qabil.
2
Abu Bakar Ahmad bin Ali Al-Baghdadi, Tarikh Al-Anbiya, (Kairo: Daar Ibnu al-Jauzi), hal. 35
3
Manshur Abdul Hakim Muhammad, Idris wa Safar Akhnukh, (Kairo: Maktabah Manshur Abdul Hakim), hal. 7-8

3
Selama menjadi nabi, Nabi Idris pernah menyelamatkan umatnya dari adzab
Allah Swt. berupa kemarau panjang. Ada orang yang mengatakan bahwa usianya 345
tahun, 308 tahun, atau ada juga yang menerangkan bahwa ia mendampingi umatnya
hanya sampai usia 82 tahun. Pada masa kenabian Idris terdapat seribu orang yang
beriman kepada Allah SWT.

B. Mukjizat-mukjizat Nabi Idris AS


Mengenai mukjizat, Allah Swt pun memberikan mukjizat kepada Nabi Idris As.
berupa kepandaian dalam segala bidang. Diantara mukjizatnya adalah sebagai berikut:
1. Hebat dalam menunggang kuda, pada waktu itu sedikit orang yang menunggang
kuda.
2. Mampu menulis, saat itu tidak ada umatnya yang pandai menulis.
3. Sanggup menjahit pakaian, waktu itu belum ada orang yang mampu menjahit
pakaian.

Nabi Idris As. mendapat 30 Shuhuf dari Allah Swt yang berisikan ajaran-ajaran
agama. Di antara ajaran Nabi Idris As yang terdapat di Shuhufnya yaitu tauhid, beribadah
kepada Allah Swt, beramal saleh dan berlaku adil. Ia juga memotivasi kaumnya untuk
bersikap zuhud terhadap dunia dan berpuasa pada hari-hari tertentu di setiap bulannya.
Selain itu, beliau juga mengingatkan bahwa kematian bukanlah akhir, karena masih ada
kehidupan setelahnya di mana seluruh amal perbuatan kita akan dihitung. Beliau juga
memerintahkan kaumnya untuk mendermakan sebagian hartanya kepada orang-orang
fakir. Di masa Nabi Idris As terdapat banyak hari raya yang berkorelasi dengan objek
astronomi seperti ketika melihat hilal.4

Selain itu, Nabi Idris As. juga mendapat gelar Asadul Usud yang berarti singa, karena
ia tidak pernah berputus asa dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang nabi. Ia juga
tidak pernah takut menghadapi umatnya yang kafir. Meskipun demikian, ia tidak pernah
sombong melainkan bersifat pemaaf.

C. kisah Nabi Idris a.s dalam penafsiran Al-Qurtubi dan At-Thabari


Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman pada surah Maryam ayat 56-57
4
Rusydi Albadrawi, Qasas al-Anbiya wa at-Tarikh juz I Cet III, (Kairo: Mathabi’u al-Mujallid al-Arabi), hal.54

4
)٥٧( ‫) َو َر َفْع َٰن ُه َم َك اًنا َع ِلًّيا‬٥٦( ‫َو ٱْذ ُك ْر ِفى ٱْلِكَٰت ِب ِإْد ِريَس ۚ ِإَّن ۥُه َك اَن ِص ِّديًقا َّنِبًّيا‬
Yang artinya :”Dan ceritakannlah (Muhammad) kisah Idris di dalam kitab (Al-
Qur’an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang Nabi,
dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (Maryam: 56-57)
Dalam surah Al-Anbiya’ Allah SWT berfirman:
)٨٦( ‫) َو َأْدَخ ْلَٰن ُهْم ِفى َر ْح َم ِتَنٓاۖ ِإَّنُهم ِّم َن ٱلَّٰص ِلِح يَن‬٨٥( ‫َو ِإْس َٰم ِع يَل َو ِإْد ِر يَس َو َذ ا ٱْلِك ْفِل ۖ ُك ٌّل ِّم َن ٱلَّٰص ِبِريَن‬
Yang artinya:” Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Zulkifli. Mereka semua
termasuk orang-orang yang sabar, Dan kami masukkan mereka ke dalam rahmat Kami.
Sungguh, mereka termasuk orang-orang saleh.” (Al-Anbiya’ : 85-86)
Al-Qur’an hanya menyebutkan bahwa Idris As adalah: “Seorang yang sangat
mencintai kebenaran dan seorang nabi,” dan ia “Termasuk orang-orang yang sabar.”
Artinya, ia menghadapi ujian seperti yang dihadapi para Nabi. Tapi seperti apa ujian
yang dihadapi? Seberapabatas kebesarannya? Itu semua tidak kita ketahui dan tidak
disebutkan dalam Al-Qur’an, sehingga tiak ad acara untuk mengetaui semua itu karena
wahyu sudah tidak ada lagi.
Para perawi khususnya Ath-Thabari dan Suyuthi menyebutkan riwayat saat
menafsirkan firman Allah SWT, ”Dan ceritakannlah (Muhammad) kisah Idris di dalam
kitab (Al-Qur’an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan
seorang Nabi, dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (Maryam: 56-
57). Mereka menyebut riwayat yang dunukil dari Ka’ab Al-Akhbar.5
Pertama Ath-Thabari meriwayatkan, ia berata: Yunus bin Abdul A’la
menceritakan kepadaku, ia berkata: Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, ia berkata:
Jarir bin Hazim mengabarkan kepadaku, dari Sulaiman Al-A’masy, dari Syamar bin
Athiyah, dari Hilal bin Yasaf, ia berkata “Apa makna firman Allah kedapa “Dan Kami
telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi?” Ka’ab menjawab, “Adapun Idris, Allah
mewahyukan kedapanya, “Aku mengangkat untukmu setiap hati seperti amalan seluruh
anak-anak Adam. “Idris ingin meambah amalannya, lalu salah seorang malaikat yang
dekat dengan Allah datang kepadanya, lalu Idris berkata: “ Allah mewahyukan kepadaku
ini dan itu. Maka berbicaralah kepada Malaikat maut untuk menunda ajalku agar aku bisa
menambahi amalanku. “malaikat kemudian membawa Idris di antara kedua sayapnya lalu

5
Dr. Hamid Ahmad Ath-Thahir, Kisah-kisah dalam Al-Qur’an, (Ummul Qura: Agustus 2017 M), hal.131

5
membawanya terbang ke langit. Ketika sampai ke langit keempat,malaikat maut
menemuinya saat ia turun. Malaikat yang membawa Idris kemudian berbicara kedapa
Malaikat Maut tentang apa yang dikatakan Idris. Malaikat Maut bertanya, “Mana Idris?”
malaikat menjawab, “ini dia, ada di punggungku.” Malaikat Maut berkata, “Aneh! Aku
diutus untuk mencabut nyawa Idris di langit keempat, hingg aku berkata, “Bagaimana
aku mencabut nyawanya dilangit keempat sementara ia berada di bumi, “Akhirnya
Malaikat Maut mencabut nyawa Idris di sana.”6
Kedua, Al-Qurthubi juga menyebutkan kisah ini dari Ka’ab, hanya saja dengan
memberikan tambahan di bagian awal kisah sebagai berikut: suatu hari, Idris berjalan
untu suatu keperluan hingga terkena terik matahari. Dia berkata, “Ya Rabb! Aku berjalan
sehari saja sudah seperti ini rasanya. Lantas bagaimana dengan malaikat yang memikul
matahari selama lima ratus tahun dalam satu hari. Ya Allah! Ringankanlah beban berat
yang ia pikul. Yang dia maksud adalah malaikat yang ditugaskan mengurus matahari.
Idris berkata: Ya Allah! Ringankanlah bebna berat yang ia pikul, dan gantilah dia dalam
menahan panasnya (matahari). Pada pagi harinya, malaikat (pemikul matahai) merasakan
matahari ringan dan ia mendapatkan naungan tanpa ia ketahui. Malaikat itu berkata ‘Ya
Rabb! Engkau menciptakanky untuk memikul matahari. Lantas apa yang Engkau
putuskan?’ Allah berfirman, “ketahuilah! Hamba-Ku Idris yang memintaku untuk
meringankan beratnya dan panasnya matahari darimu, lalu aku mengabulkan
permintaanya.’ Malaikat itu berkata ‘Ya Rabb! Pertemukanlah aku dengannya, dan
jadikanlah ikatan kedekatan antara aku dan dia.’ Allah mengizinka malaikat mendekati
Idris, lalu Idris bertanya kepadanya, Idris berkata, ‘Aku diberi tahu bahwa engkau adalah
malaikat paling mulia dan paling tinggi kedudukannya di mata malaikat maut. Maka
sampaikanlah kepadanya agar ia menunda ajalku, agar aku semakin bersyukur dan
meningkatkan ibadah.’ Malaikat itu berkata, Allah tidak menunda suatu jiwa ketika
ajalnya telah tiba.’ Idris berkata,’ Aku sudah mengetahui hal itu, tapi hal itu lebih
menyenangkan jiwaku’. Setelah itu Al-Qurthubi menyebutkan lanjutan riwayat diatas
dari As-Suddi dalam tafsirnya.7
D. Bukti sejarah Nabi Idris a.s sebagai penemu ilmu falak

6
Dr. Hamid Ahmad Ath-Thahir, Kisah-kisah dalam Al-Qur’an, (Ummul Qura: Agustus 2017 M), hal.132
7
Ibid, 132

6
Rahimsyah mengatakan bahwa Nabi Idris As. adalah orang pertama yang
pandaimembaca, menulis dengan pena, dan berhitung. Generasi ke tujuh dari Nabi Adam
yaituseorang anak yang bernama Akhnukh bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Unusy
bin Syit bin Adam as. Akhnukh inilah Nabi Idris as yang merupakan satu garis nasab
dengan Rasulullah saw.8
Salah satu temuan pada masa Nabi Idris adalah arah utara, yaitu dengan
dibuktikanadanya salah satu piramida yang dibangun konon zaman Nabi Idris sisinya
mengarah kearah empat mata angin. Ini menunjukkan bahwa Nabi Idris adalah ahli
astronomi, karena pada masa itu kompas belum ditemukan. Ilmu falak dimitoskan bisa
meramalkan kapanmati seseorang, sesungguhnya itu sudah terjadi pada masa Nabi Idris
yaitu ketika beliauakan dicabut nyawanya oleh Malaikat Izrail.
Nabi Idris rajin mengobservasi bintang dan mengembangkan ilmu astronomi
yangkemudian oleh ahli nujum disimpangkan dalam ilmu horoskop dan astrologi, serta
banyak dimanfaatkan oleh penyihir- penyihir pada zamannya yang berguru pada Hārut-
Mārut. Bangsa Mesir kuno meninggalkan kita catatan-catatan dalam bentuk lukisan
yangmenceritakan sejarah Mesir sejak 4000-an tahun lalu, segala sesuatu mengenai
sejarahmereka, namun tidak ada secuil-pun catatan mengenai piramid Giza. Tiga
piramida Giza(salah satunya Khufu) memiliki jarak antar piramida yang sangat akurat
terhadap posisi 3 bintang sabuk Orion (bintang alnitak, almilam, dan mintaka). Akurasi
sudut hanyameleset 0,1364 derajat. Nabi Idris adalah pelopor matematika sekitar tahun
3000 SM.Kedua rasi bintang ini digunakan para nelayan atau musafir dahulu sebagai
penunjuk jalan.
Keterkaitan bangsa Babilonia dengan Nabi Idris AS, semakin jelas ketika
parailmuan menemukan jejak astronomi tertua dalam peradaban Bangsa Babilonia
danSumeria yang menetap di Mesopotamia (3.500-3.000 SM), dan bangsa Sumeria
telahmengetahui pola-pola konstelasi perbintangan seperti rasi Aquarius yang dikenal
berasaldari bangsa Sumeria. berdasarkan riset dan catatan sejarah, bangsa Sumeria
merupakan bangsa tertua di dunia yang memiliki bukti kemampuan menulis sekitar
(3.500-3.000SM), dan sekitar (2.500-2.000 SM) bangsa Mesir membuat piramida Berkat
para ahliarkeolog dan ilmuan modern, mereka berhasil menemukan sejumlah lempengan

8
Ziedan Maulana, Mutiara KIsah 25 Nabi-Nabi dan Rasul, (Surabaya, Amelia, 2010), hal.20

7
daritanah dan di atas lempengan tersebut terdapat tulisan tentang matematika dalam
bentuktulisan huruf paku yang diperkirakan sudah berusia 4.000 tahun dan lempengan
tersebut berasal dari zaman Sumeria Di timur tengah astrologi atau ilmu perbintangan
juga telah jauh lebih dulu dikenal, hal itu didasari oleh jejak peninggalan artefak-artefak
kuno ditimur tengah sekitar 15.000 SM.

8
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Nabi Idris As merupakan nabi pertama yang diutus di bumi setelah Nabi Adamdan Nabi
Syits As. Meskipun ia bukan manusia pertama maupun rasul pertama, tapi iamenjadi manusia
pertama dalam banyak bidang keahlian, seperti menjahit, mempelajariastronomi, mempelajari
ilmu tata kota, hingga ilmu medis. Hal ini mengindikasikan bahwa beliau merupakan sosok yang
cerdas.Beliau menerima Shuhuf yang berisikanajaran-ajaran agama. Di antara ajaran yang
terdapat dalam Shuhuf Nabi Idris yaitutentang tauhid, beribadah kepada Allah, beribadah kepada
Allah Swt, beramal saleh dan berlaku adil. Ia juga memotivasi kaumnya untuk bersikap zuhud
terhadap dunia dan berpuasa pada hari-hari tertentu di setiap bulannya.
Nabi Idris memiliki hati yang lembut, bisa dilihat dari permintaan beliau kepadaAllah
agar berkenan meringankan beban malaikat yang mengatur atau mengurusmatahari agar ia tidak
kepanasan. Nabi Idris juga memiliki kedekatan dengan malaikatmaut sehingga ia berani meminta
dispensasi agar malaikat maut bersedia menundakematian Nabi Idris As. Hingga pada akhirnya,
beliau diangkat ke langit keempat dan meninggal di sana.

9
DAFTAR PUSTAKA

Albadrawi, Rusydi Qasas al-Anbiya wa at-Tarikh juz I Cet III, (Kairo: Mathabi’u al-Mujallid al-
Arabi)
Al-Baghdadi, Abu Bakar Ahmad bin Ali Tarikh Al-Anbiya, (Kairo: Daar Ibnu al-Jauzi)
At-Thabari, Abu Jafar Muhammad bin Jarir Tafsir At-Thabari Juz V (Beirut: Muassasah ar-
Risalah)
Ath-Thahir, Dr. Hamid Ahmad Kisah-kisah dalam Al-Qur’an, (Ummul Qura: Agustus 2017 M)
Maulana, Ziedan Mutiara KIsah 25 Nabi-Nabi dan Rasul, (Surabaya, Amelia, 2010)
Muhammad, Manshur Abdul Hakim Idris wa Safar Akhnukh, (Kairo: Maktabah Manshur Abdul
Hakim)

10

Anda mungkin juga menyukai