Anda di halaman 1dari 12

KISAH NABI IDRIS A.

S
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
SEJARAH NABI-NABI
Dosen Pengampu : Ust. Dr. M. Izdiyan Muttaqin, Lc. M.Pd.

Disusun oleh :
Lula Chaerunnisa 16.22.73.1.08.020
Saraswati Sapta 16.22.73.1.08.032

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM


MA`HAD ALY SA`IIDUSSHIDDIQIYAH JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

Jl. Panjang No. 6c, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayah
serta nikmat islam, iman, dan ihsan kepada kami sehingga atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelasaikan salah satu tugas makalah yang berjudul “Kisah Nabi Idris
As.”

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Sejarah Nabi-
Nabi.” Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang kisah para
Nabi bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ust. Dr. M. Izdiyan Muttaqin, Lc. M.Pd.
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Sejarah Nabi-Nabi. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan kata.
Semoga tugas ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang
kurang berkenan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Penyusun,

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
ABSTRAK ................................................................................................................................... iii
BAB I............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 1
BAB II ........................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 2
A. Kisah Teladan Nabi Idris As. ................................................................................................ 2
B. Mukjizat-Mukjizat Nabi Idris As........................................................................................... 3
C. Nabi Idris As. dan Malaikat Izrail ......................................................................................... 3
D. Bukti Sejarah Nabi Idris As. Sebagai Penemu Ilmu Falaq .................................................... 5
BAB III ......................................................................................................................................... 7
PENUTUP..................................................................................................................................... 7
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 8

ii
ABSTRAK

Akhnuh atau Nabi Idris As bin Yarada merupakan keturunan keenam dari Nabi
Adam As. Nabi Idris lahir ketika Nabi Adam berusia 622 tahun. Nabi Idris As
merupakan orang pertama yang menulis menggunakan pena. Ia juga memiliki berbagai
keahlian dan menjadi orang pertamayang memelopori berbagai disiplin ilmu seperti ilmu
medis, ilmu tata kota, dan juga ilmu perbintangan atau astronomi. Nabi Idris tidak
diangkat menjadi rasul karena pada masa itu semua orang masih beriman kepada Allah
Swt, sehingga tidak dibutuhkan adanya seorang rasul untuk berdakwah kepada orang-
orang agar mereka beriman. Pada masa kenabian Idris As, terdapat seribu orang yang
beriman kepada Allah Swt tanpa ada satu pun yang menyembah berhala. Nabi Idris As.
mendapat 30 Shuhuf dari Allah yang berisi ajaran-ajaran seperti tauhid, ibadah kepada
Allah, beramal saleh, serta perintah untuk salat dan berpuasa. Nabi Idris diangkat ke
langit ke empat dalam keadaan masih hidup dan ia pun meniggal di sana.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nabi Idris As. adalah Nabi kedua yang wajib diimani dari 25 nabi dan rasul. Beliau
diutus oleh Allah umtuk menyampaikan risalah di daerah Babilonia. Nabi Idris dikenal
sangat cerdas dan bijak, beliau disebut sebagai orang pertama yang menulis dengan
pena.1 Salah satu ilmu yang dikuasai oleh Nabi Idris adalah ilmu falak atau ilmu
perbintangan.
Nabi Idris As. lahir ketika Nabi Adam berusia 622 tahun. Nabi Idris tidak diangkat
menjadi rasul karena pada masa itu semua orang masih beriman kepada Allah Swt,
sehingga tidak dibutuhkan adanya seorang rasul untuk berdakwah kepada orang-orang
agar mereka beriman. Pada masa kenabian Idris As, terdapat seribu orang yang beriman
kepada Allah Swt tanpa ada satu pun yang menyembah berhala. Nabi Idris As mendapat
30 Shuhuf dari Allah yang berisi ajaran-ajaran seperti tauhid, ibadah kepada Allah,
beramal saleh, serta perintah untuk salat dan berpuasa. Nabi Idris diangkat ke langit ke
empat dalam keadaan masih hidup dan ia pun meniggal di sana.
Allah mengangkat Nabi Idris ke derajat yang tinggi karena kesabaran dan
kecintaannya kepada kebenaran. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur`an Surat
Maryam ayat 56 yang Artinya “Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka,
kisah) Idris di dalam kitab (Al Quran). Sesungguhnya dia adalah orang yang sangat
benar dan membenarkan lagi seorang nabi.”

B. Rumusan Masalah

1. Siapakah Nabi Idris As.?


2. Apa saja mukjizat Nabi Idris As.?
3. Bagaimana pertemuan Nabi Idris As. dan Malaikat Izrail?

4. Apa saja bukti sejarah Nabi Idris As. sebagai penemu Ilmu Falaq?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui siapa Nabi Idris As.


2. Untuk mengetahui mukjizat Nabi Idris As.
3. Untuk mengetahui kisah Nabi Idris As. dan Malaikat Izrail

4. Untuk mengetahui bukti sejarah Nabi Idris As. sebagai penemu Ilmu Falaq

1
Abu Jafar Muhammad bin Jarir at-Thabari, Tafsir at-Thabari Juz V, (Beirut: Muassasah ar-Risalah), hal. 164

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kisah Teladan Nabi Idris As.

Nabi Idris adalah nabi pertama yang diberikan wahyu oleh Allah melalui
malaikat Jibril. Nabi Idris adalah orang pertama yang menggunakan pena dan manusia
pertama yang menjahit baju dan memakainya. Selain itu manusia sebelumnya memakai
baju dari kulit binatang yang tidak dijahit2, dan tidak mengerti masalah kesehatan medis.
Nabi Idris berdakwah untuk menegakkan agama Allah dengan mengajarkan tauhid dan
beribadah menyembah Allah, serta memberi beberapa pedoman hidup bagi beberapa
pengikutnya agar selamat dari siksaan di akhirat dan kehancuran di dunia.
Nabi Idris As. lahir di Babilonia. Ia adalah keturunan keenam dari Nabi Adam
3
As. bernama Yarid bin Mihla'iel bin Qinan bin Anusy bin Syits bin Adam. Idris adalah
bapak dari kakek Nabi Nuh As. Dalam bahasa Yunani, Idris dikenal dengan nama
Aramis. Nama ini diarahkan menjadi Harmas. Sedangkan dalam bahasa Ibrani, Idris
dikenal dengan nama Khanukh. Dinamakan Idris karena ia Ayahnya suka mempelajari
buku-buku.

Ahli sejarah tidak menjelaskan lebih jauh terkait perbedaan nama Idris dan
Akhnukh. Hal ini dikarenakan mereka tidak yakin apakah Idris yang diceritakan dalam
Alquran merupakan sosok yang sama dengan Akhnukh dalam Taurat atau justru
merupakan dua orang yang berbeda. Karena jika mereka mengetahui dan yakin tentang
kedua nama tersebut, maka mereka pasti akan membahasnya secara panjang lebar
sebagaimana mereka menjelaskan tentang ayah Nabi Ibrahim As yang di Alquran disebut
Azar, tapi dalam Taurat dipanggil dengan nama Tarah.4
Nabi Idris As. Adalah nabi yang sangat tekun beribadah. Dalam setiap
kegiatannya, ia tidak pernah sekali pun melupakan Allah Swt.sejak kecil, Nabi Idris As.
sudah pandai membaca sahifah (lembaran tertulis) yang diajarkan oleh ayahnya.
Kemudian, ia pun menerima wahyu dari-Nya melalui Malaikat Jibril sebanyak 30
sahifah yang berisi ajaran agama yang harus disampaikan kepada umatnya, BaniI Qabil.

Selama menjadi nabi, Nabi Idris pernah menyelamatkan umatnya dari adzab
Allah Swt. berupa kemarau panjang. Ada orang yang mengatakan bahwa usianya 345
tahun, 308 tahun, atau ada juga yang menerangkan bahwa ia mendampingi umatnya
hanya sampai usia 82 tahun. Pada masa kenabian Idris terdapat seribu orang yang
beriman kepada Allah Swt.5

2
Abu Bakar Ahmad bin Ali, Tarikh Al-Anbiya, (Kairo: Daar Ibnu al-Jauzi), hal.35
3
Manshur Abdul Hakim Muhammad, Idris wa Safar Akhnukh, (Kairo: Maktabah Manshur Abdul Hakim),
hal. 7-8
4
Rusydi al-Badrawi, Qasas al-Anbiya wa at-Tarikh Juz I Cet. III, (Kairo: Mathabi’u al-Mujallid al-Arabi),
hal.45
5
Manshur Abdul Hakim Muhammad, Idris wa Safar Akhnukh, (Kairo: Maktabah Manshur Abdul Hakim),

2
B. Mukjizat-Mukjizat Nabi Idris As.
Mengenai mukjizat6, Allah Swt pun memberikan mukjizat kepada Nabi Idris As.
berupa kepandaian dalam segala bidang. Diantara mukjizatnya adalah sebagai berikut:
1. Hebat dalam menunggang kuda, pada waktu itu sedikit orang yang menunggang kuda.
2. Mampu menulis, saat itu tidak ada umatnya yang pandai menulis.
3. Sanggup menjahit pakaian, waktu itu belum ada orang yang mampu menjahit pakaian.

Nabi Idris As. mendapat 30 Shuhuf dari Allah Swt yang berisikan ajaran-ajaran
agama. Di antara ajaran Nabi Idris As yang terdapat diShuhufnya yaitu tauhid, beribadah
kepada Allah Swt, beramal saleh dan berlaku adil. Ia juga memotivasi kaumnya untuk
bersikap zuhud terhadap dunia dan berpuasa pada hari-hari tertentu di setiap bulannya.15
Selain itu, beliau juga mengingatkan bahwa kematian bukanlah akhir, karena masih ada
kehidupan setelahnya di mana seluruh amal perbuatan kita akan dihitung. Beliau juga
memerintahkan kaumnya untuk mendermakan sebagian hartanya kepada orang-orang
fakir. Di masa Nabi Idris As terdapat banyak hari raya yang berkorelasi dengan objek
astronomi seperti ketika melihat hilal.7
Selain itu, Nabi Idris As. juga mendapat gelar Asadul Usud yang berarti singa,
karena ia tidak pernah berputus asa dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang nabi. Ia
juga tidak pernah takut menghadapi umatnya yang kafir. Meskipun demikian, ia tidak
pernah sombong melainkan bersifat pemaaf.

C. Nabi Idris As. dan Malaikat Izrail


Dalam literatur islam, Nabi Idris As. diangkat menjadi nabi pada usia 40 tahun,
usia yang sama dengan Nabi muhammad Saw. Nabi idris ketika kaumnya mulai
menyembah api [kaum Nabi Idris As. adalah keturunan Qabil, Putra Nabi Adam As.
yang melakukan pembunuhan pertama].
Nabi Idris As. membagi waktunya menjadi 2 dalam seminggu, yakni selama 3
hari, ia mengajarkan kepads kaumnya. Sedangkan 4 hari berikutnya Ia akan
mencurahkan seluruh waktunya untuk beribadah kepada Allah Swt.
Salah satu kisah menarik tentang Nabi Idris As. ialah ia berjumpa dengan Malaikat
Izrail, malaikat pencabut nyawa. Konon, Malaikat itu sangat mengagumi kepandaian
Nabi Idris As. Malaikat ini ingin lebih mengenalnya. Atas izin Allah Swt, diam-diam
malaikat tersebut menyamar sebagai manusia, lalu bertemu ke rumah Nabi Idris As.

hal. 7-8
6
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mukjizat bermakna kejadian ajaib yang sukar dijangkau oleh
kemampuan akal manusia. Pengertian ini berbeda menurut agama islam. Menurut islam, mukjizat berasal
dari bahasa Arab a’jaza yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Secara istilah, mukjizat
adalah suatu keajaiban luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku nabi, sebagai bukti
kenabiannya, yang ditantangkan kepada orang yang ragu, untuk melakukan ataupun mendatangkan hal
serupa, tetapi orang lain tidak mampu melayani tantangan itu. Mukjizat diberikan oleh Allah khusus
kepada para nabi. Oleh karena itu, mukjizat tidak dapat dielajari. [Taofik Yusmansyah, Akidah dan Akhlak
untuk Kelas VII MTs (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), hlm.68].
7
Rusydi Albadrawi, Qasas al-Anbiya wa at-Tarikh Juz I Cet. III, (Kairo: Mathabi’u al-Mujallid al-Arabi),
Hal.54

3
“Assalamualaikum,” ucap Malaikat Izrail memberi salam sambil mengetuk pintu
rumahnya Nabi Idris As.

“Wa’alaikumsalam,”jawab Nabi Idris As. “Silahkan masuk, Siapakah itu, dan ada
perlu apa datang kemari?”
Malaikat Izrail menyampaikan maksudnya untuk berkenalan dengan Nabi Idris As.
sebagai utusan Allah Swt. Akhirnya, Nabi Idris As. mengajak Malaikat Izrail menginap
di rumahnya.
Di rumah Nabi Idris As. mereka asyik beribadah. Mereka tidak banyak berbicara,
melainkan banyak beribadah. Ketika tiba waktu makan Nabi Idris mempersilahkan
tamunya makan. Tamunya menolak.
“Silahkan Tuan makan sendiri. Saya ingin melanjutkan ibadah saya kepada
Allah,”jawab Malaikat Izrail.
Setelah makan, Nabi Idris As. melanjutkan ibadah bersama tamunya sampai tiba
waktu libur.

“Silahkan Tuan tidur disini,” ujar Nabi Idris seraya menunjukan tempat tidur tamu.
“Silahkan Tuan tidur terlebih dahulu. Saya masih ingin melanjutkan ibadah saya,”
jawab sang tamu, tanpa menunjukan rasa lelah.

Keeaokan harinya, kejadian yang sama terulang. Nabi Idris As. sangat heran,
siapakah sebenarnya tamu itu? Kenapa tamu aneh itu tidak mau makan dan tidur?

Dengan hati-hati, Nabi Idris As. menanyakan hal itu kepada tamunya.
“Saya adalah malaikat maut,” kata sang tamu. Nabi Idris As. sangat kaget.
“Jadi, engkau datang untuk mencabut nyawa saya?” tanya Nabi Idris As.

Malaikat Izrail menggeleng, lalu menjelaskan keinginannya untuk mengenal Nabi


Idris As. lebih jauh. Barulah Nabi Idris As. sadar, memang begitulah kehidupan
malaikat. Dan malaikat memang suka mendejkati orang-orang yang beriman. Bila orang
beriman sedang shalat, berdo’a, atau pun melakukan amal shalih, maka banyak malaikat
mengerumuinya.
“Sebenarnya, saya ingin mengetahui rasanya jika nyawa orang sedang
dicabut,”Ujar Nabi Idris As. secara tiba-tiba.
“Permintaan Tuan aneh sekali,” justru orang-orang takut nyawanya akan di cabut.
Nabi Idris As. menjelaskan kepada Malaikat Izrail bahwasannya pengalamannya
akan menjadi bekalnya dalam berdakwah. Dengan izin Allah, Malaikat Izrail mencabut
nyawa Nabi Idris dan segera mengembalikannya kembali.” Namun, Nabi Idris tidak
merasakan apapun saat dicabut nyawanya, karena Malaikat Jibril mencabutnya dengan
lemah lembut. Begitulah yang Malaikat Izrail lakukan terhadap otang-orang yang

4
beriman, sedangkan bagi orang-orang yang tidak beriman Malaikat Izrail mencabut
nyawa dengan kesakitan yang luar biasa mereka rasakan sewaktu nyawanya dicabut.

Nabi Idris As. tidak bisa membayangkan dan merinding mendengarnya. Terlebih
sewaktu Malaikat Izrail mengatakan bahwa rasa sakit itu akan dirasakan oleh orang yang
mati sampai hari kiamat. Adapun orang-orang yang beriman akan merasakan
kebahagiaan. Setelah mati, Mereka akan menikmati hasil setiap amal shalih mereka
ketika di dunia.
Selain ingin merasakan sakaratul maut, Nabi Idris As. juga ingin melihat neraka.
Lagi-lagi malaikat izrail melihatkan keheranannya, sebab para malaikat pun takut
melihat neraka. Namun,tujuan Nabi Idris As. ingin melihat neraka ialah supaya imannya
menjadi tebal setelah melihatnya. Kemudian Malaikat Izrail mengantar Nabi Idris untuk
melihat neraka. Setibanya di neraka, Nabi Idris As. langsung pingsan, tak sanggup
melihat kekejaman di neraka. Malaikat penjaga neraka sangat mengerikan, dan menyeret
semua manusia yang durhaka kepada Allah Swt kedalam berbagai siksaan yang
mengerikan dengan api yang berkobar dahsyat. Setelah itu, Nabi Idris As. dan Malaikat
pergi meninggalkan neraka.
Setelah melihat neraka, Nabi Idris meminta Malaikat Izrail untuk membawanya
melihat surga. Atas izin Allah Swt, keduanya pun akhirnya pergi ke surga dan berhenti di
depan pintu surga. Disana, Nabi Idris As. dapat melihat segala kenikmatan yang ada di
dalam surga tersebut. Nabi Idris As. meminta Malaikat Izrail untuk memohon izin
kepada Allah Swt supaya dirinya dapat masuk ke dalam surga untuk meminum air surga.
Atas izin Allah, lalu keduanya masuk surga dan Nabi Idris As. meletakkan
sandalnya di bawah salah satu pohon di surga, dan setelah keduanya keluar
meninggalkan surga, Nabi Idris berkata kepada Malaikat “Sungguh sendal saya
tertinggal di surga, maka kembalikan saya ke surga.”
Setelah Nabi Idris kembali tiba di surga, Nabi idris tidak mau diajak keluar hingga
Malaikat berteriak “Hai Idris,keluarlah.” Meskipun demikian, Nabi Idris tetap tidak mau
keluar. Kemudian Allah berfirman “Tinggalkanlah Nabi Idris di surga, sungguh Aku
telah menetapkannya bahwa ia termasuk ahli surga.”
Kemudian Malaikat itu meninggalkan Nabi Idris As. di surga, dan tetaplah beliau
berada di dalam surga untuk selama-lamanya.

D. Bukti Sejarah Nabi Idris As. Sebagai Penemu Ilmu Falaq

Rahimsyah mengatakan bahwa Nabi Idris As. adalah orang pertama yang pandai
membaca, menulis dengan pena, dan berhitung.8 Generasi ke tujuh dari Nabi Adam yaitu
seorang anak yang bernama Akhnukh bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Unusy bin

8
Rahimsyah dan Ema Wardhana, Kisah Nabi Idris As. : Seorang Nabi yang Benar dan Diangkatnya ke
Tempat yang Tinggi, (Surabaya: Terbit Terang, 2005), h.118

5
Syit bin Adam as. Akhnukh inilah Nabi Idris as yang merupakan satu garis nasab dengan
Rasulullah saw.9

Salah satu temuan pada masa Nabi Idris adalah arah utara, yaitu dengan dibuktikan
adanya salah satu piramida yang dibangun konon zaman Nabi Idris sisinya mengarah ke
arah empat mata angin. Ini menunjukkan bahwa Nabi Idris adalah ahli astronomi, karena
pada masa itu kompas belum ditemukan. Ilmu falak dimitoskan bisa meramalkan kapan
mati seseorang, sesungguhnya itu sudah terjadi pada masa Nabi Idris yaitu ketika beliau
akan dicabut nyawanya oleh Malaikat Izrail.

Nabi Idris rajin mengobservasi bintang dan mengembangkan ilmu astronomi yang
kemudian oleh ahli nujum disimpangkan dalam ilmu horoskop dan astrologi, serta
banyak dimanfaatkan oleh penyihir-penyihir pada zamannya yang berguru pada Hārut-
Mārut. Bangsa Mesir kuno meninggalkan kita catatan-catatan dalam bentuk lukisan yang
menceritakan sejarah Mesir sejak 4000-an tahun lalu, segala sesuatu mengenai sejarah
mereka, namun tidak ada secuil-pun catatan mengenai piramid Giza. Tiga piramida Giza
(salah satunya Khufu) memiliki jarak antar piramida yang sangat akurat terhadap posisi 3
bintang sabuk Orion (bintang alnitak, almilam, dan mintaka). Akurasi sudut hanya
meleset 0,1364 derajat. Nabi Idris adalah pelopor matematika sekitar tahun 3000 SM.
Kedua rasi bintang ini digunakan para nelayan atau musafir dahulu sebagai penunjuk
jalan.

Keterkaitan bangsa Babilonia dengan Nabi Idris AS, semakin jelas ketika para
ilmuan menemukan jejak astronomi tertua dalam peradaban Bangsa Babilonia dan
Sumeria yang menetap di Mesopotamia (3.500-3.000 SM), dan bangsa Sumeria telah
mengetahui pola-pola konstelasi perbintangan seperti rasi Aquarius yang dikenal berasal
dari bangsa Sumeria. berdasarkan riset dan catatan sejarah, bangsa Sumeria merupakan
bangsa tertua di dunia yang memiliki bukti kemampuan menulis sekitar (3.500-3.000
SM), dan sekitar (2.500-2.000 SM) bangsa Mesir membuat piramida Berkat para ahli
arkeolog dan ilmuan modern, mereka berhasil menemukan sejumlah lempengan dari
tanah dan di atas lempengan tersebut terdapat tulisan tentang matematika dalam bentuk
tulisan huruf paku yang diperkirakan sudah berusia 4.000 tahun dan lempengan tersebut
berasal dari zaman Sumeria Di timur tengah astrologi atau ilmu perbintangan juga telah
jauh lebih dulu dikenal, hal itu didasari oleh jejak peninggalan artefak-artefak kuno di
timur tengah sekitar 15.000 SM.

9
Ziedan Maulana, Mutiara Kisah 25 Nabi-Nabi dan Rasul, (Surabaya: Amelia, 2010), h.20

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nabi Idris As merupakan nabi pertama yang diutus di bumi setelah Nabi Adam
dan Nabi Syits As. Meskipun ia bukan manusia pertama maupun rasul pertama, tapi ia
menjadi manusia pertama dalam banyak bidang keahlian, seperti menjahit, mempelajari
astronomi, mempelajari ilmu tata kota, hingga ilmu medis. Hal ini mengindikasikan
bahwa beliau merupakan sosok yang cerdas.Beliau menerima Shuhuf yang berisikan
ajaran-ajaran agama. Di antara ajaran yang terdapat dalam Shuhuf Nabi Idris yaitu
tentang tauhid, beribadah kepada Allah, beribadah kepada Allah Swt, beramal saleh dan
berlaku adil. Ia juga memotivasi kaumnya untuk bersikap zuhud terhadap dunia dan
berpuasa pada hari-hari tertentu di setiap bulannya

Nabi Idris memiliki hati yang lembut, bisa dilihat dari permintaan beliau kepada
Allah agar berkenan meringankan beban malaikat yang mengatur atau mengurus
matahari agar ia tidak kepanasan. Nabi Idris juga memiliki kedekatan dengan malaikat
maut sehingga ia berani meminta dispensasi agar malaikat maut bersedia menunda
kematian Nabi Idris As. Hingga pada akhirnya, beliau diangkat ke langit keempat dan
meninggal di sana.

7
DAFTAR PUSTAKA

Al-Badrawi, Rusydi. 2009. Qasas al-Anbiya wa at-Tarikh Juz I Cet III. Kairo: Mathabi’u
al-Mujallid al- Arabi.

At-Thabari, Abu Jafar Muhammad bin Jarir. 1994. Tafsir at-Thabari Juz V. Beirut:
Muassasah ar-Risalah.

Muhammad, Manshur Abdul Hakim. t.t. Idris wa Safar Akhnukh. Kairo: Maktabah
Manshur Abdul Hakim.

Al-Baghdadi, Abu Bakar Ahmad bin Ali. 2004. Tarikh al-Anbiya. Kairo: Daar Ibnu al-
Jauzi

Wardhana, Ema. 2005. Seorang Nabi yangBbenar dan diangkatnya ke Tempat yang
Tinggi. Surabaya: Terbit Terang.

Maulana, Ziedan, 2010. Mutiara Kisah 25 Nabi-Nabi dan Rasul, Surabaya: Amelia.

Yusmansyah, Taofik. 2008. Akidah dan Akhlak. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Anda mungkin juga menyukai