Kelas : IV b
Mata Pelajaran : Agama Islam
1. Al-Bashir
Al-Bashir adalah Allah memiliki sifat melihat. Penglihatan adalah salah satu sifat ZatNya
yang sesuai dengan keagunganNya. Nama ini disebutkan Allah di dalam firmanNya :
" Maka mohonlah perlindungan kepada Allah, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha
Melihat ". ( QS. Ghaffar : 56 ).
Allah adalah Al-Bashir yang melihat orang-orang yang beriman dengan kemuliaanNya dan
rahmatNya, memberi mereka anugerah berupa nikmat dan JannahNya, menambah untuk mereka
kenikmatan berjumpa denganNya dan melihatNya sebagai bentuk kemurahanNya. Dan Dia tidak
melihat kepada orang-orang kafir sebagai hukuman bagi mereka, maka mereka kekal di dalam
siksa dan dihalangi dari melihatNya.
Perilaku yang mencerminkan keyakinan bahwa Allah Maha Melihat adalah hendaklah kita
berusaha semaksimal mungkin untuk dapat melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini
sebagai bahan renungan akan kebesaran Allah Swt.
2. Al-Adzim
Allah memiliki sifat al-'Adzim artinya Allah itu Maha Agung. Keagungan Allah bersifat
mutlak sedangkan keagungan manusia adalah terbatas dan bersifat sementara.
Sebagai contoh adalah seorang raja yang amat terkenang, dia diagungkan atau di anggap
agung oleh rakyatnya. Setelah dia tidak menjadi raja, maka predikat keagungannya lambat laun
akan sirna. Dan mungkin dia di anggap agung di sebuah negara, namun di anggap sebagai penjahat
bagi negara lain.
Keagungan Allah itu meliputi segala hal, semua waktu, dan setiap tempat hingga manusia
tak akan mampu menandinginnya. Keagungan Allah ini tidak akan pernah dipengaruhi sedikit pun
oleh ulah makhluk-Nya. Seandainya saja seluruh penduduk bumi dan langit tidak mau menyembah
Allah, maka hal itu tidak akan mengurangi keagungan Allah, atau sebaliknya seluruh penduduk
kami dan langit tekun menyembah Allah, maka hal itu tidak menambah keagungan Allah. Dia
Maha agung karena zat-Nya sendiri. Bukan karena dukungan makhluk lain.
3. Al-Adl
Al-Adl artinya Mahaadil. Keadilan Allah Swt. bersifat mutlak, tidak dipengaruhi oleh apa
pun dan oleh siapa pun. Keadilan Allah Swt. juga didasari dengan ilmu Allah Swt. yang
MahaLuas. Sehingga tidak mungkin keputusanNya itu salah. Allah Swt. berfirman:
Artinya : Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (al-Qurn, sebagai kalimat yang benar dan adil.
Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimatNya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. (Q.S. alAnm/6:115).
Allah Swt. Mahaadil. Dia menempatkan semua manusia pada posisi yang sama dan
sederajat. Tidak ada yang ditinggikan hanya karena keturunan, kekayaan, atau karena jabatan.
Dekat jauhnya posisi seseorang dengan Allah Swt. hanya diukur dari seberapa besar mereka
berusaha meningkatkan takwanya. Makin tinggi takwa seseorang, makin tinggi pula posisinya,
makin mulia dan dimuliakan oleh Allah Swt., begitupun sebaliknya. Sebagian dari keadilan-Nya,
Dia hanya menghukum dan memberi sanksi kepada mereka yang terlibat langsung dalam
perbuatan maksiat atau dosa. Istilah dosa turunan, hukum karma, dan lain semisalnya tidak dikenal
dalam syariat Islam.