Dinasti Mughal
Dosen Pengampu: Hima Suyudho, M.Pd.
Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kota, didirikan oleh Zahiruddin Babur
(1482-1530M) salah satu dari cucu Timu Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa
Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika masih berusia 11
tahun. Ia berambisi dan bertekat akan menaklukkan Samarkand tahun 1494 M pada tahun
1504 M, ia menduduki Kabul ibu kota Afghanistan.
Sistem Pemerintahan
Setelah kerajaan Mughal berdiri, raja-raja Hindu diseluruh India menyusun angkatan
besar yang menyerang Babur. Namun, pasukan Hindu ini dapat dikalahkan Babur. Babur
meninggal dunia dalam usia 48 tahun setelah memeritah selama 30 tahun, dengan
meninggalkan kejayaan-kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan selanjutnya dipegang
oleh anaknya Humayun. Humayun, putra sulung Babu, dalam melaksanaan pemerintahan
banyak menghadapi tantangan. Sepanjang masa kekuasaan selama sembilan (1530-
1539M) negara tidak pernah aman.
Humayun digantikan anaknya, Akbar. Pada masa Akbar inilah kerajaan Mughal mencapai
masa keemasan.
Sistem Pemerintahan
Akbar mulai menyusun program Espansi. Ia berhasil menguasai Chaundar, Ghaond, Chitos,
Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Benggal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala,
Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah yang sangat luas itu diperintah dalam suatu, pemerintahan
militeristik.
Dalam pemerintahan militeristik tersebut, Sultan adalah penguasa diktator, pemerintahan daerah
dipegang oleh seorang sipah salar (kepala komandan) sedang subdistrik dipegang oleh faudjar
(komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran.
Pejabat-pejabat itu memang diharuskan mengikuti latihan kemiliteran.
Akbar juga menerapkan apa yang dinamakan dengan politik sulakhul (toleransi universal). Dengan
politik ini, semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karna perbedaan etnis dan
agama.
Kemajuan yang dicapai Akbar masih dapat dipertahakan oleh 3 sultan berikutnya, yaitu Jehangir
(1606-1628 M), Syah Jehan (1628-1658M), dan Aurangzeb (1658-1707M).
Kemajuan Kerajaan Mughal
Kemantapan stabilitas politik, karena sistem pemerintahan yang diterapkan
Akbar membawa pada kemajuan dibidang yang lain. Dalam bidang ekonomi,
kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan
perdagangan, akan tetapi sumber keuangan negara lebih banyak bertumpu pada
sektor pertanian.
Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga
berkembang. Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair
istana, baik yang berbahasa Persia maupun berbahasa India.