Anda di halaman 1dari 9

Peradaban Islam Pada Masa

Dinasti Mughal
Dosen Pengampu: Hima Suyudho, M.Pd.

HUKUM PIDANA ISLAM


UIN RADEN MAS SAID
SURAKARTA
Disusun oleh:

1. Evi Kurniasari (192131058)


2. Vidya Betarani (192131060)
3. Muhammad Raafi F (192131075)
4. Izzah Fauziah (212131101)
5. Amalia Nur Afifah H (212131053)

SEJARAH PERADABAN ISLAM


Dinasti Mughal
Berdirinya Dinasti Mughal di India
Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya Kerajaan Safari. Jadi,
diantara tiga kerajaan besar Islam tersebut, kerajaan ini yang termuda. Kerajaan Mughal
bukanlah kerajaan Islam pertama dianak benua India. Awal kekuasaan Islam di wilayah
India. Terjadi pada masa Khalifah Al-Walid, dari dinasti Bani Ummayah. Penaklukan
wilayah ini dilahkukan oleh tentara Bani Ummayah dibawah pimpinan Muhammad ibn
Qasim.

Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kota, didirikan oleh Zahiruddin Babur
(1482-1530M) salah satu dari cucu Timu Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa
Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika masih berusia 11
tahun. Ia berambisi dan bertekat akan menaklukkan Samarkand tahun 1494 M pada tahun
1504 M, ia menduduki Kabul ibu kota Afghanistan.
Sistem Pemerintahan

Setelah kerajaan Mughal berdiri, raja-raja Hindu diseluruh India menyusun angkatan
besar yang menyerang Babur. Namun, pasukan Hindu ini dapat dikalahkan Babur. Babur
meninggal dunia dalam usia 48 tahun setelah memeritah selama 30 tahun, dengan
meninggalkan kejayaan-kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan selanjutnya dipegang
oleh anaknya Humayun. Humayun, putra sulung Babu, dalam melaksanaan pemerintahan
banyak menghadapi tantangan. Sepanjang masa kekuasaan selama sembilan (1530-
1539M) negara tidak pernah aman.
Humayun digantikan anaknya, Akbar. Pada masa Akbar inilah kerajaan Mughal mencapai
masa keemasan.
Sistem Pemerintahan

Akbar mulai menyusun program Espansi. Ia berhasil menguasai Chaundar, Ghaond, Chitos,
Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Benggal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala,
Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah yang sangat luas itu diperintah dalam suatu, pemerintahan
militeristik.

Dalam pemerintahan militeristik tersebut, Sultan adalah penguasa diktator, pemerintahan daerah
dipegang oleh seorang sipah salar (kepala komandan) sedang subdistrik dipegang oleh faudjar
(komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran.
Pejabat-pejabat itu memang diharuskan mengikuti latihan kemiliteran.

Akbar juga menerapkan apa yang dinamakan dengan politik sulakhul (toleransi universal). Dengan
politik ini, semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karna perbedaan etnis dan
agama.

Kemajuan yang dicapai Akbar masih dapat dipertahakan oleh 3 sultan berikutnya, yaitu Jehangir
(1606-1628 M), Syah Jehan (1628-1658M), dan Aurangzeb (1658-1707M).
Kemajuan Kerajaan Mughal
Kemantapan stabilitas politik, karena sistem pemerintahan yang diterapkan
Akbar membawa pada kemajuan dibidang yang lain. Dalam bidang ekonomi,
kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan
perdagangan, akan tetapi sumber keuangan negara lebih banyak bertumpu pada
sektor pertanian.

Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga
berkembang. Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair
istana, baik yang berbahasa Persia maupun berbahasa India.

Seni arsitektur merupakan bidang yang mencapai kemajuan terbesar kerajaan


Mughal. Sejumlah bangunan peninggalan Mughal yang indah dan mengagumkan
masih dapat disaksikan sampai sekarang.
Kemunduran Dinasti Mughal
Kemunduran masa pemerintahan ini ditandai dengan terjadinya perebutan
suksesi kerajaan, terjadi sejumlah pemberontakan kelompok separatis Hindu.
Meskipun Mughal termasuk kerajaan Islam, namun mayoritas warganya tetap
beragama Hindu. Bersamaan raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan
penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik
dalam negeri.

Selanjutnya serangan Nadzir Syah, penguasa Persi yang berhasil merebut


kekuasaan Safawi pada tahun 1736, terhadap beberapa wilayah perbatasan
Mughal. Kekalahan dari serangan ini menyebabkan pretise Mughal semakin
menurun.

Ketika kerajaan Mughal dalam kondisi yang sempoyongan, Inggris semakin


memperkuat posisinya. Inggris turut ambil dalam peran politik India dan
menguasai India pada tahun 1857 M sampai 1947 M India menjadi jajahan
Inggris. Pada masa ini kekuatan militer dan politik umat Islam semakin menurun.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai