Anda di halaman 1dari 15

Presentasi

Candi-candi sebagai Produk


Kebudayaan Kerajaan
Sriwijaya
Galang Herdhananda
13030121130051
Sejarah Kebudayaan Indonesia (A)
Hal yang Dibahas

01 02
Candi Sriwijaya dan
Pendahuluan Warisan Budaya

03
Candi-candi Sriwijaya

04 05
Hubungan Candi dengan Penutup
Kebudayaan Sriwijaya
Pendahuluan
Sriwijaya adalah sebuah kerajaan berbasis maritim yang berkembang di
Nusantara. Kerajaan ini diperkirakan berpusat di Palembang. Kerajaan ini
tercatat mulai berkembang pada abad ke-7 M. Sebagai kerajaan besar,
tentu Sriwijaya memiliki berbagai macam bukti peradaban yang masih bisa
kita saksikan sampai saat ini, yakni berupa warisan budaya yang bersifat
tangible dan intangible. Salah satu hasil kebudayaan yang dihasilkan dari
kerajaan ini adalah candi-candi yang akan dibahas pada PowerPoint kali
ini. Terdapat 4 candi yang akan dipaparkan pada tayangan selanjutnya.
Candi Sriwijaya dan
Warisan Budaya
Seperti kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Nusantara, Sriwijaya
juga memiliki sejumlah candi yang tentu difungsikan untuk tujuan
keagamaan. Candi-candi ini juga merepresentasikan kemajuan peradaban
Sriwijaya kala itu, lengkap dengan gaya arsitekturnya yang khas. Candi-
candi ini tentu difungsikan untuk kegiatan keagamaan. Pada masa
kerajaan Sriwijaya, terdapat dua jenis candi berdasarkan orientasi
keagamaannya, yakni candi Hindu dan candi Buddha. Mayoritas candi di
daerah Sriwijaya adalah bercorak Buddha.
4 Candi Sriwijaya

Candi Muara Takus Candi Muaro Jambi Candi Bumi Ayu Candi Bahal
Candi Muara Takus
Candi ini terletak di Kampar, Riau. Kompleks percandian Muara Takus ini
terdiri dari empat buah candi yakni Candi Tuo, Candi Bungsu, Candi
Mahligai, dan Candi Palangka. Candi ini dibangun menggunakan material
batu bata, batu pasir, serta material kombinasi antara kedua batuan itu.
Candi ini pertama ditemukan pada tahun 1860 oleh Cornet de Groot.
Candi Mahligai menjadi candi dengan struktur paling lengkap bermula
dari kaki, tubuh, sampai atapnya. Adapun candi dengan struktur paling
minim adalah Candi Palangka, yang menyisakan kaki-kaki atau fondasinya
saja.
Candi Muaro Jambi
Candi Muaro Jambi juga merupakan satu kompleks candi yang luas.
Kompleks candi ini memiliki candi-candi yang lebih kecil. Diperkirakan
candi ini sudah ada antara abad 7-12 M pada masa Sriwijaya. Di dalam
kompleks candi ini juga terdapat kolam kuno buatan dan parit kuno
buatan. Kompleks Candi Muaro Jambi terdiri dari beberapa candi, yakni
Candi Gumpung, Candi Kedaton, Candi Kembar Batu, Candi Koto Mahligai,
Candi Astano, Candi Gedong I, Candi Gedong II, dan candi-candi lain.
Candi Bumi Ayu
Candi ini terletak di wilayah Kabupaten PALI atau Penukal Abab Lematang
Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Candi ini dibangun dengan bahan dasar
dari batu bata. Candi ini diperkirakan berasal dari masa Kerajaan Sriwijaya
yang dibangun pada abad 6-13 M. Candi ini digolongkan sebagai candi
Hindu karena banyak ditemukan arca dan prasasti bercorak Hindu.
Contohnya seperti arca Nandi, lingga-yoni, arca Agastya, arca Siwa
Mahadewa, dan peninggalan lain sebegainya. Kawasan percandian ini
pertama kali ditemukan oleh E.P. Tombarink, seorang pegawai Belanda.
Candi Bahal
Candi ini terletak di Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara. Candi
yang diperkirakan berasal dari abad 11 M ini diyakini sebagai peninggalan
Sriwijaya yang bercorak Buddha. Hal ini dibuktikan dengan letak candinya
yang berada di pinggiran sungai seperti candi-candi sebelumnya. Secara
rinci, candi ini terletak di pinggir Sungai Barumun dan Sungai Batang Pane.
Candi ini ditemukan pada abad 19 M oleh seorang geolog bernama Franz
Junghuhn. Ia berkunjung ke candi ini pada tahun 1846 M. Candi ini terdiri
dari tiga bangunan yang berbeda namun saling berdekatan.
Hubungan Candi dengan
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya sebagai sebuah peradaban kerajaan yang besar di
Nusantara tentu juga memiliki pengaruh yang besar bagi aspek
kebudayaan pada masanya. Salah satu manifestasinya terwujud pada
bangunan candi-candi yang ada di wilayah Sumatra. Dimulai dari Candi
Muara Takus yang memiliki arsitektur unik, Candi Muaro Jambi yang
memiliki sistem pengairan dan lingkungan yang sudah maju, Candi Bumi
Ayu yang erat kaitannya dengan aspek toleransi masyarakat dan kerajaan,
serta Candi Bahal yang menjadi titik pengaruh Sriwijaya di Sumatera Utara.
Hubungan Candi dengan
Kerajaan Sriwijaya
Material yang digunakan untuk membangun candi berbeda dengan
kebanyakan bangunan candi di Jawa yang menggunakan material batu
andesit. Struktur candi pada masa Sriwijaya ini juga unik. Terdapat
beberapa candi yang memiliki struktur bangunan agak melebar dan yang
agak ramping. Terdapat juga beberapa ukiran pada candi-candi ini seperti
Candi Muara Takus yang memiliki ukiran vajra, ukiran berpahat mantra,
ukiran gulungan daun emas, dan lain sebagainya. Terdapat juga arca-arca
dan artefak lain di sekitar candi.
Penutup
Simpulan
Sriwijaya sebagai sebuah kerajaan besar tentu memiliki jejak peradaban yang
panjang, Tentu kita bisa melihat jejak-jejak peradaban itu di antaranya melalui
peninggalan-peninggalan bernilai sejarah. Contohnya adalah peninggalan candi-
candi yang berasal dari masa Sriwijaya. Dari candi-candi ini kita juga bisa melihat
lebih jauh bagaimana keterampilan masyarakat saat itu dalam membangun candi
yang sedemikian besar. Selain itu, peninggalan candi ini juga mencerminkan
kehidupan masyarakat saat itu yang sudah memiliki pengetahuan mengenai sistem
agama yang maju (Hindu dan Buddha), ditambah lagi dengan perilaku toleransinya.
Segala keunggulan yang ada pada candi-candi tadi merepresentasikan kehidupan
masyarakat Sriwijaya pada masa lampau.
Daftar Pustaka
Direktorat Tinggalan Purbakala. (2011). Sriwijaya: Sebuah Kejayaan Masa Lalu di Asia
Tenggara. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Muljana, Slamet. (2006). Sriwijaya. Yogyakarta: LKiS.
Mundardjito, dkk. (2009). Muarojambi: Dulu, Sekarang, dan Esok, Palembang: Balai
Arkeologi Palembang.
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. (2008). Sejarah Nasional
Jilid 2. Jakarta: Balai Pustaka.
Sholeh, Kabib dan Wandiyo. (2020). “Candi Bumi Ayu sebagai Bentuk Toleransi
Beragama pada Masa Kerajaan Sriwijaya Abad IX – XIII M”. Jurnal Program Studi
Pendidikan Sejarah, 8(2), 163-180.
Daftar Pustaka
Simamora, Novita Sari. (2022). "Sejarah Candi Muaro Jambi, Komplek Candi Terluas di Asia
Tenggara". Diakses pada 14 September 2023, dari
https://lifestyle.bisnis.com/read/20221129/224/1603212/sejarah-candi- muaro-jambi-komplek-candi-
terluas-di-asia-tenggara.
Siswanto, Ari dan Ardiansyah. (2020). “Struktur Unik Candi Muaro Takus, Riau”. Jurnal Lingkungan
Binaan Indonesia, 9(4), 180-186.
Siswanto, dkk. (2018). “Pendekatan Lingkungan Lokasi Candi-candi Masa Kerajaan Sriwijaya di
Sumatera”. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI, 087-093.
Soekmono. (1973). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1. Yogyakarta: Kanisius.
Soekmono. (1973). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius.
Sumitro, Fia. (2023). "Sejarah Candi Bahal, Jejak Sriwijaya di Sumut Lokasi Peringatan Waisak 2023".
Detik.com. Diakses pada 14 September, dari https://www.detik.com/sumut/budaya/d-
6754581/sejarah-candi-bahal- jejak-sriwijaya-di-sumut-lokasi-peringatan-waisak-2023.
Sekian &
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai