5112417006
Corak motif pada bata candi kunjungan pelajar ke candi muaro jambi
2. Tujuan Rekreasi, Kompleks Candi Muaro Jambi menjadi salah satu tempat
tujuan wisata di Pulau Sumatera khususnya di Provinsi Jambi. Sampai
dengan saat ini telah ada puluhan bahkan ratusan situs peninggalan yang
ditemukan di area ini. Dan berdasarkan penelitian arkeologi dan sumber-
sumber sejarah, Situs Senyawa Kuil Muarajambi pernah menjadi pusat ibadah
dan pendidikan agama Buddha di masa Kerajaan Melayu Kuno pada abad ke
7 - 14 Masehi. Walaupun baru sebagian kecil yang di pugar, Namun bagi para
wisatawan yang sedang berkunjung ke Provinsi Jambi dan pecinta Sejarah
Indonesia, wajib untuk mengunjungi Komplek Candi Muaro Jambi ini, karena
dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah di provinsi jambi terutama
candi Muaro Jambi kita akan mendapatkan kesenangan tersendiri dalam
mengunjungi obyek-obyek bersejarah, dan mendapatkan gambaran
bagaimana orang jaman dulu membentuk lingkungan binaan. , tampak jelas
bahwa masyarakat setempat pada waktu itu di sekitar kompleks candi
Muarajambi sudah memiliki kapasitas untuk merancang dan membangun
struktur dari batu bata mengikuti filosofi Hindu-Budha. Teknologi dalam
memproduksi batako, mulai dari pemilihan material, cetakan, pemanasan, dan
penerapan teknik konstruksi dianggap sebagai pengetahuan dan
keterampilan unik orang-orang di zaman itu. Jadilah contoh luar biasa dari
jenis bangunan, arsitektur, atau teknologi ansambel atau lansekap yang
menggambarkan tahapan signifikan dalam pemukiman manusia tradisional,
penggunaan lahan, atau pengelolaan air yang mewakili nilai-nilai budaya atau
interaksi suatu budaya (atau budaya), atau interaksi manusia dengan alam,
terutama ketika telah menjadi rentan di bawah dampak perubahan yang tidak
dapat diubah. Struktur menggambarkan keterampilan dan pengetahuan di
berbagai bidang mulai dari memilih lokasi, metode membangun candi dan
penggunaan lahan disesuaikan dengan Kondisi geografis dan lingkungan
senyawa candi. Wilayah Muarajambi yang terletak di cagar alam Sungai
Batanghari dan merupakan daerah rawan banjir telah disesuaikan menjadi
area yang layak untuk ritual ibadah dan untuk pemukiman pada waktu itu.
Temuan kanal buatan manusia yang melewati kompleks candi dan waduk air
adalah bukti bahwa orang-orang di masa lalu memiliki kearifan lokal untuk
menghemat air, menggunakan kanal untuk transportasi, mendapatkan sumber
protein dari berbagai ikan yang dibudidayakan di kanal-kanal
Candi ini memiliki luas sekitar 12 km persegi dengan panjang lebih dari 7 km
serta luas nya mencapai 260 hektar. Kompleks Percandian Muaro Jambi secara
total berisi 61 bangunan candi yang sebagian besar masih berupa gundukan tanah
(menapo) yang belum digali (diokopasi). Kompleks Percandian Muaro Jambi
pertama kali ditemukan pada tahun 1824 masehi oleh seorang letnan Inggris yang
bernama S.C Crooke yang tengah melakukan pemetaan di daerah aliran sungai
untuk kepentingan militer. Baru pada tahun 1975, Pemerintah Indonesia melakukan
pemugaran yang lebih serius. Berdasarkan pada aksara jawa kuno yang ditemukan
pada beberapa lempeng bangunan candi yang ditemukan, Pakar Epigrafi Boechari
menyimpulkan bahwa kompleks candi ini peninggalan dari sekitar abad ke-9 hingga
12 masehi. Proyek pemugaran di mulai pada tahun 1975 hingga tahun 1988 di
pimpin oleh seorang akeolog yang pernah memimpin pemugaran candi Bodorobudur
Di jawa tengah, beliau adalah R. Soekmono. Diantara candi tersebut, ada beberapa
candi yang menarik untuk dikunjunggi salah satu nya yakni candi Tinggi. Candi
Tinggi merupakan candi yang akan ditemui pertama kali oleh wisatawan ketika
memasuki area kompleks candi. Di candi Tinggi ini wisatawan bisa naik sampai ke
puncak melalui tangga. Selain itu ada candi Gumpung yang juga cukup terkenal,
karena letak nya di atas lapangan yang luas. Candi Gumpung merupakan candi
terbesar kedua setelah candi Kedaton di kompleks Candi Muaro Jambi ini. selain
dapat menyaksikan kemegahan candi, di kompleks candi Gumpung ini juga terdapat
sebuah telaga, yang berdasarkan informasi bahwa telaga tersebut merupakan
tempat pemandian para raja zaman dahulu.
Candi Muaro Jambi bukan bersal dari batu kali atau batu alam yang biasa di
temukan di candi lain, melainkan dari batu bata merah dimana setiap batu terdapat
pahatan relief. jika ditinjau dari segi corak arsitekturnya candi ini beberapa komplek
percandian di dominasi oleh corak khas peninggalan ajaran budha, khususnya
budhaa tantarayana, meski demikan ada beberapa bangunan terpangurah ajaran
hindu.
Disusun Oleh :
Dyah Ayu Pinaringtyas
5112417006
Teknik Arsitektur
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019