Anda di halaman 1dari 12

B.

Pengaruh Hindu Budha Di Indonesia

Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India telah mengubah dan
menambah khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan. Tersebarnya agama
dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia berpengaruh luas dalam kehidupan masyarakat
Indonesia, diantaranya dalam bidang berikut ini :

1. Kepercayaan

Bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindudan Budha walaupun tidak


meninggalkan kepercayaan aslinya, seperti pemujaan terhadap roh nenek moyang.

2.Sosial

Dalam bidang sosial, terjadi bentuk perubahan dalam tata kehidupan sosial
masyarakat. Misalnya dalam masyarakat Hindu diperkenalkan adanya sistem kasta.

3.Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, tidak begitu besarpengaruh dan perubahannya, karena


masyarakat Indonesia telah mengenal aktifitas perekonomian melalui pelayaran dan
perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha.

4.Kebudayaan

Pengaruh kebudayaan Hindu-budha terlihat darihasil-hasil kebudayaan seperti


bangunan candi, senisastra, berupa cerita-cerita epos diantaranya Epos Mahabharata dan Epos
Ramayana. Pengaruh lainnya adalah sistem tulisan. Kebudayaan Hindu-Budha amat berperan
memperkenalkan sistem tulisan di masyarakat Indonesia.

5. Agama

Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat di Indonesia telah menganut


kepercayaan animis medan dinamisme. Masyarakat mulai menerima sistem kepercayaan
baru, yaitu agama Hindu-Buddha sejak berinteraksi dengan orang-orang India. Budaya baru
tersebut membawa perubahan pada kehidupan keagamaan, misalnya dalam hal tata krama,
upacara-upacara pemujaan, dan bentuk tempat peribadatan.

6. Pemerintahan

Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini
kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala
suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahir
kerajaan-kerajaan, seperti Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya.

7. Arsitektur

Salah satu tradisi megalitikum adalah bangunan punden berundak-undak. Tradisi


tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Jika kita
memperhatikan Candi Borobudur, akan terlihat bahwa bangunannya berbentuk limas yang
berundak-undak. Hal inimenjadi bukti adanya paduan budaya India-Indonesia.

8. Bahasa

Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang


sebagian besar berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta.Dalam perkembangan selanjutnya
bahkan hinggasaat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri denganbahasa Sanskerta itu.
Kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapandari bahasa Sanskerta,
yaitu Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha, dan
sebagainya.

9. Sastra

Berkembangnya pengaruh India di Indonesiamembawa kemajuan besar dalam bidang


sastra.Karya sastra terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayana dan Mahabharata.
Adanya kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya sendiri.

Karya-karya sastra yang muncul di Indonesia adalah :


1.Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa,
2.Sutasoma, karya Mpu Tantular, dan
3.Negara kertagama, karya Mpu Prapanca.

C.Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia

a. Kerajaan Hindu/Buddha di Kalimantan Kerajaan Kutai.

b. Kerajaan Hindu/Buddha di Jawa

- Kerajaan Salakanagara (150-362)


- Kerajaan Tarumanegara (358-669)
- Kerajaan Sunda Galuh (669-1482)
- Kerajaan Kalingga
- Kerajaan Mataram Hindu
- Kerajaan Kadiri (1042 – 1222)
- Kerajaan Singasari (1222-1292)
- Kerajaan Majapahit (1292-1527)c.Kerajaan Hindu/Buddha di Sumatra
- Kerajaan Malayu Dharmasraya
- Kerajaan Sriwijaya

D. Peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia

Peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di daerah-daerah


Indonesia umumnya berupa seni bangunan (candi, petirtaan/pemandian, benteng, gapura),
seni rupa (relief, dan patung), serta karya sastra.
1. SENI BANGUNAN

a. Candi

1) Candi Peninggalan Kerajaan Mataram Lama

A. Candi yang bersifat Hindu

- Candi Gunung Wukir, terletak di sebelah selatan Muntilan


-Kelompok Candi Dieng, terletak di Kabupaten Wonosobo. Dikelompok candi ini terdapat
beberapa candi yang oleh penduduk setempat diberi nama tokoh wayang, misalnya : Bima,
Gatotkaca, Puntadewa, Arjuna, Semar, dan lain-lain
-Candi Selogriyo, terletak di kaki Gunung Sumbing
-Candi Pringapus, terletak di timur Gunung Sundoro
-Kelompok Candi Gedong Songo, terletak di lereng Gunung Ungaran
-Candi Perot, terletak di lereng Gunung Sumbing
-Candi Argopuro, terletak di lereng Gunung Sumbing
-Candi Ijo, terletak di dekat Prambanan
-Candi Gebang, terletak di dekat Yogyakarta
-Candi Sambisari, terletak di dekat Yogyakarta
-Kelompok Candi Lorojonggrang ( Prambanan), terletak di perbatasan Yogyakarta-Klaten. Di
kelompok ini ada 3 candi induk, Candi Syiwa,Candi Brahma, dan Candi Wisnu.

Candi yang bersifat Budha, bercorak budha, bermitologi budha, bernuansa arsitektur buadan
ajaran budha :

-Candi Borobudur, terletak di Kabupaten Magelang


-Candi Kalasan, terletak di kabupatensleman. Dibangun oleh Raja Panangkaran
-Candi Sari, terletak di dekat Candi Kalasan.
-Candi Banyunibo, terletak di dekat Prambanan.
-Candi Sajiwan, terletak didekat Prambanan.Candi ini untuk menghormat Awalokiteswara.
-Candi Plaosan, terletak di dekat prambanan.Dibangun pada masa Raja Pikata
-Candi Sewu, terletak didekat Prambanan
-Candi Bubrah, terletak didekat Prambanan
-Candi Lumbung, terletak didekat Prambanan
-Candi Asu, terletak didekat Candi Sewu
-Candi Ngawen, terletak di dekat Muntilan Candi ini dibuat oleh raja yang beragama Hindu,
dan diperuntukan untuk umat yang beragama Budha
-Candi Mendut, terletak di kabupaten Magelang. Di dalamnya terdapat Patung Padmapani
dan Wajrapani
-Candi Pawon (Bajranalan), terletak dikabupaten Magelang. Di bangun oleh
Pramodhawardhani

2) Candi Peninggalan Kerajaan Medang (Dinasti Isyana)


-Candi Lor (Anjuk Ladang),terletak di Brebek,Nganjuk.
-Candi Gunung Gangsir, terletak di di Bangil.
-Candi Songgoroti, terletak di Batu Malang
-Candi Sumber Nanas, terletak di Blitar
-Candi Belahan, dibangun oleh Raja Airlingga
-Pertapaan Pucangan, terletak di Gunung Penanggungan

3) Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

-Kelompok Candi Muara Takus, terletak di Bangkinang, Tampar, Riau


-Kelompok Candi Gunung Tua, terletak dipadang si dempuan, Tapanuli, Sumatra Utara.
-Di kelompok ini ada 1 candi yang bentuknya khas, yaitu Candi Biaro Baha

4) Candi Peninggalan Kerajaan Singasari

-Candi Kidal, terletak di Malang


-Candi Jawi, terletak di dekat Prin
-Candi Singasari, terletak di Malang
-Candi Jago, terletak di Malang

5) Candi Peninggalan kerajaan Majapahit

-Candi Simping
-Candi Rimbi, terletak di Mojokerto
-Candi Panggih
-Candi Surawana, terletak di Kediri
-Candi Tigawangi, terletak di Par
-Candi Kalicilik, terletak di Blitar
-Candi Jabung, terletak di Kraksaan,Probolinggo
-Candi Pari, terletak di Poro
-Candi Tikus, terletak di Mojokerto
-Candi Brahu, terletak di Mojokerto
-Candi Panataran, terletak di Blitar
-Candi Sukuh, terletak di Karanganyar. Candi ini menunjukan unsure Jawa asli.
-Candi Samentar, terletak di Blitar

6) Candi Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan

-Candi Badut, terletak di Malang

7) Candi Peninggalan Kerajaan Bali

-Kompleks Candi Gunung Kawi, terletak di Tampak siring


b. Berupa Prasasti

Yupa (batu bertulis) Peniggalan Kerajaan Kutai- Prasasti Canggal (732 M), Prasasti
Kalasa (778M), Prasasti Karang Tengah (824 M), Prasasti Argapura (963 M), Merupakan
Sumber Sejarah yang mengungkapkan Keberadaan Kerajaan Mataram Kuno.- Tujuh Prasasti
Peninggalan Kerajan Taruma Negara, 5 ditemukan di Bogor, 1 di Cilincing, dan 1 di Lebak
Banten, yaitu Prasasti Ciaterun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Cianten, dan Prasasti Lebak.-
Prasasti Anjuk Ladang berangka tahun 937 M sumber Sejarah yang mengungkapkan
keberadaan Mpu Sindok (raja pertama Medang dan pendiri Dinasti Isyana ). Prasasti-prasasti
sebagai sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya di Sumatra, Berangka padatahun 684-775 M,
Antara lain P. Kedudukan Bulat, P. Talang Tuwo , P. Telayu Batu Kecil , P.Kota , P.Karang
Berahi.

c. Pertirtaan

Pertirtaan merupakan pemandian suci untuk rajadan para bangsawan.Contoh petirtaan


yang penting adalah :

-Petirtaan Jalatunda, terletak di lereng barat Gunung Pananggungan. Dibangun pada masa
pemerintahan Raja Airlangga
-Pertirtaan Belahan, terletak di lereng timur Gunung Pananggungan. Dibangun pada masa
pemerintahan Raja Airlangga
-Pertirtaan di Candi Tikus, terletak di Trowulan, Mojokerto
-Petirtaan Gua Gajah, terletak di Gianyar, Bali
-Petirtaan Tirta Empul. Terletak di desa Manukaya, Tampaksiring, Bali.

d. Benteng

Istana kerajaan umumnya dibangun di balik benteng yang kua tBenteng ada 2 macam, yaitu :

-Benteng Buatan, dibangun dengan sengajaberwujud tembok, parit yang dalam dan ebar
-Benteng alam, yamg berwujud sungai ataupegunungan. Contoh benteng alam adalah
-benteng yang terdapat di Bukit Ratu Boko yangdikenal dengan nama Candi Ratu Boko.
Candiini dibangun oleh Balaputradewa.
e. Gapura

Ada 2 macam bentuk gapura :

Kori Agung, yaitu berupa bangunan seperti candi yang di tengahnya terdapat pintu untuk
keluar masuk. Contoh Kori Agung, antara lain :Candi Jedong, Candi Plumbangan, dan Candi
Bajang Ratu.

2.) SENI RUPA

Berupa Relief- Relief adalah hasil seni pahat sebagai pengisi bidang pada dinding candi

1.Relief Candi Borobudur


a.karma wibbhangga, pada kaki candi, sebab akibat perbuatan baik / buruk manusia
b.jatakamala-awadana, dinding lorong 1,2 perbuatan sang budha, bodhisatva
c.gandawyudha-badhracari, dinding 2-4, usaha sudana mencara ilmu yang tinggi sampai ia
bersumpah mengikuti bodhisatva, samantharbhadra

2.Relief Candi Lorojonggrang

a.Cerita ramayana, pada dinding serambi atas candi sywa dan candi brahmana
b.Carita kresnayana, pada pagar candi wisnu
c.Relief candi jajaghu, mamuat cerita kresnayana, partayajna, kunjarakarna. 1 kalikita jumpai
punokawan.
d.Relief candi surowono, memuat cerita arjuna wiwaha, adegan sri tanjung yang dibunuh
oleh si dapaksa.
e.Relief candi panataran, memuat cerita ramayana, kresnayana.

3.SENI PATUNG

1.Peninggalan Bercorak Hindu

.a.Patung Dewa-Dewi : trimurti (dalam wujudmaha guru, mahakala, mahabirawa), durga


b.Patung Airlangga, dalam wujud dewa wisnumenunggang garuda
c.Patung Kendedes, wujud dewiprajnaparamita
d.Patung Kertanegara, wujud joko dolok danamong hapasae Patung Kertajasa, wujud dewa
sywaf Patung Dwarapala, wujud raksasa menggenggam gada.

2.Peninggalan Patung Budha

1.Arca Aksobhya, sikap bumi sparcamudr /tangan sentuh bumi sebagai saksi, hadaptimur
2.Arca Ratnasambhawa, sikap waramudra/memberi anugerah, selatan.
3.Arca Amitaba, sikap dayana mudra/bersemedi, barat
.4.Arca Amogasidhi, sikap abaya mudra/tangan menentramkan,utara.
5.Arca Wairicana, sikap darmacakara mudra /tangan memutar roda darma,di dalam stupa

4.SENI SASTRA

1.Masa Kerajaan Kediri

a.kitab kakawin barata yudha : mpu sedah, panuluh


b.kitab kakawin hari wangsa, gatot kacasraya: mpu panuluh
c.kitab smaradhana : mpu dharmaja
d.kitab lubdaka,wratasancaya: mpu tanakung
e.kitab kresnayana : mpu triguna

2.Masa Kerajaan Majapahit

a.kitab negara kertagama: mpu prapanca


b.kitab sutasoma: mpu tantular
c.kitab pararaton: riwayat raja-raja singha sari, majapahit
d.kitab sundayana: peristiwa bubat
e.kitab ranggalawe, pemberontakan ranggalawa
f.kitab sorandoka : pemberontakan sora
g.kitab usana jawa : penakhlukan bali oleh gajah mada dan arya dama

SEJARAH PERKEMBANGAN HINDU – BUDHA DI INDONESIA

Penyebaran Agama Hindu – Budha di Nusantara

A. Penyebaran Agama Budha

Melihat bukti-bukti antropologi yang ada, agama Budha diperkirakan masuk ke


nusantara sejak abad ke-2 Masehi. Hal tersebut dapat dinyatakan dengan penemuan patung
Budha dari perunggu di Jember dan Sulawesi Selatan. Patung-patung itu menunjukkan gaya
seni Amarawati. Agama Budha di nusantara berasal dari laporan seorang pengelana Cina
bernama Fa Hien pada awal abad ke-5 Masehi. Dalam laporan tersebut, Fa Hien
menceritakan bahwa selama bermukim di Jawa, ia mencatat adanya komunitas Budha yang
tidak begitu besar di antara penduduk pribumi. Seorang Biksu Budha bernama Gunawarman,
putera dari seorang raja Kashmir di India, yang datang ke negeri Cho-Po untuk menyebarkan
agama Budha Hinayana. Negeri Cho-Po mungkin terletak di Jawa atau Sumatera.

B. Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha

1. Kutai

Di daerah Kutai, Kalimantan Timur, bukti itu berupa tujuh buah prasasti berbentuk
yupa. Yupa ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Prasasti itu dibuat kira-kira
pada abad ke-5 Masehi. Kerajaan Kutai di Hulu sungai Mahakam. Pendiri kerajaan itu
bernama Kudungga, dipastikan bukanlah sebuah nama Hindu, namun asli nusantara. Prasasti-
prasasti itu sendiri dibuat untuk memuliakan Raja Kutai yang ketiga, Mulawarman. Prasasti
yang menyebutkan bahwa raja tersebut telah memberikan sumbangan berupa 20.000 ekor
sapi kepada para Brahmana.

2. Tarumanegara

Kerajaan Hindu pertama di Jawa Barat dan kedua di nusantara ialah Tarumanegara.
Kerajaan ini terletak di antara sungai Cisadane dan sungai Citarum pada abad ke-5 Masehi.
Catatan para pengelana Cina yang singgah di Jawa seperti kisah Fa-Shien mengenai sebuah
kerajaan yang bernama To-lo-mo (Tarumanegara). Tang dan Sung menyebutkan bahwa
kerajaan tersebut beberapa kali mengirimkan utusannnya ke Cina.

3. Kalingga

Dalam sebuah berita Cina yang berasal dari seorang biksu Budha bernama I-Tsing,
pada pertengahan abad ke-7 terdapat sebuah kerajaan bernama Holing atau Kalingga di
daerah Jawa Tengah. Kerajaan Kalingga diperintah oleh seorang ratu bernama Sima.
Pemerintahannya sangat keras, namun adil dan bijaksana.

4. Melayu

Melayu merupakan salah satu kerajaan terkuat di nusantara. Banyak ahli sejarah yang
memperkirakan bahwa kerajaan tersebut terletak di daerah Sungai Batanghari, Jambi.
Banyaknya peninggalan kuno seperti candi dan arca yang ditemukan di sana. Pada masa
pemerintahan dinasti Tang, dilaporkan bahwa pada tahun 644 dan 645 utusan dari negeri
Moloyeu (Melayu) membawa hasil bumi. Pengelana Cina I-Tsing kemudian melaporkan
bahwa pada abad ke-7 kerajaan tersebut ditaklukkan oleh Sriwijaya. Nama Melayu baru
muncul kembali pada abad ke-12 ketika kerajaan Singasari melancarkan ekspedisi. Pemelayu.
Melayu mengalami masa kejayaan pada pemerintahan raja Adityawarman. Menurut catatan
pada arca Manjusti di Candi Jago, Jawa Timur, bahwa Aditya warman membantu Gajah
Mada menaklukkan pulau Bali.

5. Sriwijaya

Sriwijaya pertama kali dijumpai di dalam Prasasti Kota Kapur dari pulau Bangka.
Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan di Sumatera Selatan yang berpusat di Palembang. Pada
tahun 671, seorang biksu Budha bernama I-Tsing menceritakan bahwa ketika ia pergi dari
Kanton ke India, ia singgah terlebih dahulu di Sriwijaya selama enam bulan untuk belajar tata
bahasa Sansekerta. Kerajaan Sriwijaya juga diperkuat oleh penemuan beberapa prasasti yang
semuanya ditulis dengan Pallawa dalam bahasa Melayu Kuno. Prasasti Kedukan Bukit,
Talang Tuo, Telaga Batu, Kota Kapur, dan Karang Berahi.

6. Mataram Kuno

Kerajaan Mataram berada di wilayah Sungai Bogowonto, Progo, Elo, dan Bengawan
Solo di Jawa Tengah. Kerajaan ini dapat diketahui dari prasasti Canggal. Prasasti Belangka
tahun 732 M menyebutkan bahwa kerajaan itu pada awalnya dipimpin oleh Sana, diteruskan
oleh keponakannya, Sanjaya. Kerajaan Mataram Kuno terkenal keunggulannya dalam
pembangunan candi Agama Budha dan Hindu. Candi yang diperuntukkan bagi Agama Budha
antara lain candi Borobudur yang dibangun oleh Samaratungga dari dinasti Syailendra. Candi
Hindu yang dibangun antara lain candi Roro Jongrang di Prambanan yang dibangun oleh
Raja Pikatan.

7. Wangsa Warmadewa di Bali

Keluarga Raja Warmadewa muncul pertama kali pada tahun 914. Hal itu diketahui
dalam prasasti dari Sanur yang dikeluarkan oleh Sri Kesariwarmedewa.

8. Medang Kamulan

Kerajaan Medang Kamulan terletak di muara Sungai Brantas di Jawa Timur. Kerajaan
ini dibangun oleh Mpu Sendok yang sebelumnya memerintah kerajaan Mataram Kuno di
Jawa Tengah. Di tempat barunya ini Mpu Sendok mendirikan sebuah dinasti yang bernama
Isyana.

9. Kediri

Keputusan Airlangga untuk membagi dua kerajaannya menghasilkan pembentukan


dua kerajaan, Jenggala dan Panjalu (Kediri). Panjalu berhasil mendesak Jenggala. Sebagai
gantinya, 60 tahun kemudian muncullah kerajaan Kediri. Pada tahun 1116, Kediri diperintah
oleh Sri Kameswara (1116-1135). Kemudian ia digantikan oleh Jayabaya. Jayabaya
memerintah antara tahun 1135 hingga 1157, ia memakai lambang Garudamukha untuk
menunjukkan bahwa dirinya adalah keturunan sah Airlangga.

10. Singasari

Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok setelah dia berhasil mengalahkan Kediri.
Riwayat Ken Arok sendiri tidak banyak diketahui karena namanya tidak dikenal dalam
prasasti. Dalam kitab Pararaton dan Negarakertagama, ia dikatakan berasal dari sebuah
keluarga biasa dari desa Pungkur. Melalui bantuan pendeta bernama Danghyang Lohgawe, ia
kemudian berhasil bekerja pada Akuwu Tumapel bernama Tunggul Ametung. Tertarik oleh
isteri sang akuwu yang cantik bernama Ken Dedes, Ken Arok kemudian membunuh Tunggul
Ametung dengan sebilah keris buatan Mpu Gandring. Setelah itu ia menikahi Ken Dedes
yang saat itu sedang mengandung. Kisah tragedi Anusapati, anak yang dikandung Ken Dedes
dari Tunggul Ametung, mengetahui tragedi yang menimpa ayahnya. Ia kemudian membunuh
ayah tirinya itu dengan keris yang telah membunuh ayah kandungnya dan mengambil alih
tahta kerajaan.

Pemerintahan Anusapati berlangsung selama 21 tahun (1227 – 1248). Masa


pemerintahannya tidak banyak diketahui selain dia gemar mengabung ayam, dia dibunuh oleh
Tohjaya, seorang anak Ken Arok dari istri lainnya yang bernama Ken Umang. Pada
gilirannya, Tohjaya kemudian dibunuh oleh anak Anusapati yang bernama Ranggawuni.
Ranggawuni naik tahta pada tahun 1248 dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana. Ia merupakan
raja Singasari pertama yang namanya diabadikan dalam prasasti Narasingharmuti. Perluasan
pengaruh Kemaharajaan Cina – Mongol di bawah Khubilai Khan menimbulkan tantangan
terhadap kekuasaan Kertanegara. Ketika sang kaisar mengirimkan utusan yang menuntut agar
Singasari tunduk kepada Cina. Kertanegara melukai wajah sang utusan yang bernama
Mengki Khubilai Khan murka dan mengirimkan pasukan untuk menyerang Jawa pada tahun
1292. Akan tetapi, keruntuhan Kertanegara ternyata datang dari jurusan lain. Seorang
keturunan raja-raja Kediri bernama Jayakatwang memberontak terhadap kekuasaan Singasari
untuk memulihkan kembali kejayaan Kediri yang diruntuhkan oleh leluhur Kertanegara.
Jayakatwang berhasil membunuh Kertanegara meskipun menantunya yang bernama Raden
Wijaya berhasil lolos.

11. Majapahit

Pendiri Majapahit ialah Raden Wijaya. Raden Wijaya merupakan menantu


Kertanegara yang berhasil meloloskan diri ke Madura setelah kematian mertuanya. Dengan
bantuan penguasa Madura bernama Arya Wirajaya, ia menawarkan diri untuk bekerjasama
dengan Jayakatwang di Kediri. Jayakatwang kemudian memberikan daerah Hutan Tarik
(sekarang Trowulan) kepada Raden Wijaya. Raden Wijaya diam-diam memperkuat diri
sambil menunggu saat yang tepat untuk membalas dendam. Pada awal tahun 1293 tentara
Cina – Mongol yang dikirim untuk menghukum Kertanegara tiba di Pulau Jawa. Raden
Wijaya berhasil membunuh Jayakatwang. Setelah berhasil mengalahkan Kediri, Raden
Wijaya berbalik menyerang tentara Mongol dan memaksa mereka lari meninggalkan pulau
Jawa. Ia dinobatkan menjadi Raja Majapahit dengan gelar Sri Kertarajasa Jaya Wardhana
pada 12 November 1293. Para pengikut Kertarajasa yang berjasa dalam mendirikan
Majapahit kemudian diangkat menjadi pejabat tinggi kerajaan. Di antara mereka terdapat
tokoh-tokoh, yaitu Arya Wiraraja. Pu Tambi (Nambi), dan Ronggo Lawe. Pengangkatan
tersebut menimbulkan rasa tidak puas bagi jabatan yang lebih tinggi. Timbullah serangkaian
pemberontakan seperti yang dilakukan Ronggo Lawe pada tahun 1295 serta Pu Sora dan Juru
Demung antara tahun 1298 – 1300. Di tengah-tengah kekacauan ini, Raden Wijaya wafat
pada tahun 1309. Pengganti Raden Wijaya adalah Jayanegara yang bergelar Sri Jayanegara.
Pemberontakan Nambi tahun 1316 dapat dipadamkan oleh Mahapati. Kemudian menyusul
pemberontakan Semi pada tahun 1318 dan Kuti 1319. Setelah peristiwa itu, raja Jayanegara
sadar kalau Mahapati ternyata tukang fitnah. Akhirnya, ia ditangkap dan di hukum mati.
Ketika terjadi pemberontakan Kuti inilah muncul nama Gajah Mada.

Pada tahun 1328, Jayanegara tewas dibunuh oleh Tanca. Tahta kerajaan kemudian
diwakilkan kepada puterinya, Tribhuwanatunggadewi (Bhre Kahuripan). Selama
pemerintahan ratu tersebut, kemelut politik masih muncul. Hal tersebut terlihat dengan
adanya pemberontakan Sadeng pada tahun 1331. Pemberontakan tersebut berhasil
dipadamkan oleh Gajah Mada. Sebagai balasan atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi
Mangkubumi (Perdana Menteri). Pada saat dilantik, Gajah Mada mengucapkan suatu sumpah
terkenal yang disebut sebagai Sumpah Palapa. Dalam sumpahnya itu, Gajah Mada bertekad
untuk tidak berhenti beristirahat sampai seluruh nusantara dipersatukan di bawah panji
Majapahit. Tribhuwanatunggadewi menduduki tahta selama 22 tahun dan kemudian
menyerahkan tahta Majapahit kepada puteranya Hayam Wuruk. Hayam Wuruk menjadi raja
dengan gelar Sri Rajasanegara. Pemerintahannya berlangsung selama 39 tahun, ia didampingi
oleh Gajah Mada sebagai patihnya. Di bawah duet Sri Rajasanegara dan Gajah Mada,
persatuan nusantara perlahan-lahan dapat diwujudkan meskipun sempat diwarnai keributan
dengan adanya peristiwa Bubat. Peristiwa yang menewaskan Maharaja Sunda Padjajaran
yang bernama Sri Bhaduga dan Dyah Pitaloka, puterinya yang menjadi calon permaisuri
Hayam Wuruk. Peristiwa ini meretakkan Hayam Wuruk dan Gajah Mada. Hayam Wuruk
sangat memperhatikan kehidupan agama. Ia berusaha mempersatukan tiga aliran agama, yaitu
Budha, Siswa dan Wisnu. Kerukunan hidup beragama di Majapahit dilukiskan oleh Mpu
Tantular dalam bukunya Sutasoma dengan kalimat “Bhineka Tunggal Eka”. Beberapa
pujangga besar yang hidup pada masa tersebut adalah Mpu Prapanca dengan karyanya kitab
Negarakertagama dan Mpu Tantular dengan karyanya Arjuna Wiwaha. Kematian Gajah
Mada pada tahun 1364, yang disusul oleh wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389
menyebabkan kemunduran besar bagi Majapahit.
C. Pengaruh dan Warisan Kebudayaan Hindu – Budha

1. Pengaruh Kebudayaan Hindu – Budha


Perkembangan Hindu – Budha di nusantara tidak sekedar membawa perubahan dalam
bidang keagamaan saja melainkan juga berpengaruh pada kehidupan politik, sosial dan
budaya.
2. Perubahan dalam bidang politik
Di bidang politik yang paling nyata adalah diperkenalkannya sistem kerajaan.
Sebelumnya, kedudukan pemimpin dalam masyarakat nusantara ialah orang yang dituakan
oleh sesamanya.
3. Perubahan dalam bidang sosial
Masyarakat nusantara terbagi menjadi beberapa golongan sesuai dengan aturan kasta.
Akan tetapi, sistem kasta yang berlaku di nusantara tidaklah seketat di negara asalnya.
4. Perubahan dalam bidang kebudayaan
Pengaruh di bidang kebudayaan terutama berkaitan dengan penyelenggaraan upacara
keagamaan, seperti upacara sesajen, pembuatan relief, candi serta penggunaan bahasa
sansekerta.
5. Warisan kebudayaan Hindu – Budha
– Arsitektur
Arsitektur warisan kebudayaan Hindu – Budha dapat dilihat dari stupa dan candi.
Awalnya stupa dikenal sebagai kuburan kubah atau bukit makam yang sederhana, kemudian
bentuk arsitektur ini menjadi sebagai bangunan suci bagi umat Budha. Gerbangnya terdapat
di empat penjuru mata angin, biasanya dihiasi dengan gambar-gambar timbul (relief).
Adapun candi merupakan bangunan peninggalan masa lalu yang digunakan untuk
memuliakan orang yang telah meninggal, khusus bagi para raja dan orang-orang terkemuka.
– Seni sastra
Seni sastra peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu – Budha ialah tampak dalam
penulisan prasasti, kitab dan kakawin. Prasasti biasanya ditulis untuk memberikan informasi
sehubungan dengan adanya peringatan, perintah, atau keberadaan suatu kerajaan. Pada masa
kerajaan Kutai, informasi itu dipahatkan pada Yupa (tugu batu). Kitab adalah sebuah
karangan tentang kisah, catatan atau laporan suatu peristiwa. Kitab ditulis dalam lembaran
daun lontar. Isi kitab berupa rangkaian puisi yang terdiri atas beberapa bait, ditulis dalam
bahasa yang indah. Ungkapan dalam puisi itu disebut kakawin. Beberapa kitab yang ditulis
misalnya, Mahabharata, Arjuna Wiwaha, Negarakertagama, dan Sutasoma.
– Seni rupa / ukir
Karya seni rupa banyak dijumpai dalam bentuk relief yang dipahatkan pada dinding
candi, biasanya berupa gambar dan hiasan serta ada yang merupakan rangkaian cerita atau
kisah orang-orang tertentu. Relief-relief itu antara lain dapat ditemui dalam berbagai candi
seperti Borobudur, Prambanan dan Panataran.

Anda mungkin juga menyukai