Anda di halaman 1dari 10

KLIPING IPS

PENINGGALAN SEJARAH HINDU & BUDHA

DISUSUN OLEH :
NAMA :
KELAS :
NIS :

SMP NEGERI 2 TAMBAK


TAHUN 2019

i
BAB I
PENINGGALAN SEJARAH HINDU

Pada awal abad masehi para pedagang India telah mendatangi berbagai daerah
di Nusantara ini. Tujuan pertama mereka adalah untuk berdagang. Namun, di
samping itu mereka juga menyebarkan agama Hindu dan Budha. Perkembangan
dan pengaruh peninggalan-peninggalan sejarah berupa candi, pura dan yupa.
Peninggalan-peninggalan bercorak Hindu, antara lain berupa prasasti, candi, arca,
tradisi perayaan agama, dan adat istiadat.
A. Candi
Candi merupakan salah satu bangunan peninggalan sejarah pada masa
Hindu. Dahulu, candi banyak digunakan sebagai tempat menyimpan abu
jenazah seorang raja. Beberapa bangunan candi peninggalan pada masa Hindu
adalah sebagai berikut :

Candi Prambanan
Candi Prambanan yang disebut juga Candi Lara Jonggrang merupakan
candi yang bercorak Hindu yang cukup besar. Berdasarkan Prasasti Mantiasih,
Siwargha, dan tulisan pendek pada Candi Prambanan, diketahui bahwa pendiri
Candi Prambanan adalah Sri Maharaja Rakai Pikatan. Candi ini dibangun
pada abad IX Masehi, pada masa Kerajaan Mataram Kuno.
Candi Prambanan dibagi menjadi 3 bagian. Ketiga bagian itu adalah
halaman pertama atau jeroan, halaman kedua atau tengahan, dan halaman
ketiga atau jaba.

1
Candi-candi di kompleks Candi Prambanan di antaranya Candi Syiwa
Mahadewa, Candi Wishnu, Candi Brahma, Candi Angsa, Candi Nandi, dan
Candi Garuda.

Candi Cangkuang
Candi Cangkuang terletak di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles,
Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Candi ini diperkirakan berasal dari
abad VII-VIII Masehi. Bentuk bangunan candi sangat sederhana. Keterangan
mengenai Candi Cangkuang belum lengkap.

Peninggalan Hindu Candi Dieng


Candi Dieng
Candi Dieng terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur,
Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Candi Dieng bercorak agama
Hindu, yang dibangun sekitar abad VIII-XI Masehi. Candi Dieng
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut :

2
 Candi kelompok utara, yaitu Parikesit dan Dwarawati.
 Candi kelompok tengah, yaitu Arjuna, Srikandi, Puntadewa, Sembadra,
dan Semar. Kelompok candi ini disebut kelompok Candi Pandawa.
 Candi kelompok barat, yaitu Setyaki, Antareja, Petruk, Gareng, Sadewa,
dan Gatotkaca.
 Candi kelompok timur, yaitu Abiyasa dan Pandu.
 Candi kelompok selatan, yaitu Bima.
Untuk candi sebelah utara sudah tidak utuh, candi kelompok barat pun sudah
tidak utuh, kecuali Candi Gatotkaca.

B. Prasasti
Masuknya agama Hindu bisa dilihat dari peninggalan sejarah berupa
prasasti. Prasasti disebut juga "batu bersurat" atau "batu bertulis". Bahan
prasasti biasanya terbuat dari batu atau lempengan logam yang terbuat dari
tembaga. Prasasti peninggalan agama Hindu yang terkenal adalah sebagai
berikut :

Prasasti Kerajaan Kutai


Yupa merupakan prasasti peninggalan Kerajaan Kutai yang berbentuk
tugu peringatan pada upacara tertentu. Tulisan pada Yupa menggunakan huruf
Pallawa dengan bahasa Sansekerta. Dari keterangan pada Yupa tersebut dapat
diketahui masuknya agama Hindu ke Indonesia.
Prasasti Yupa diperkirakan berasal dari abad ke-4 Masehi. Prasasti ini
membuktikan adanya kerajaan Hindu tertua Nusantara, yaitu Kerajaan Kutai

3
yang berada di Kalimantan timur. Selengkapnya mengenai kerajaan ini
silahkan baca di artikel sejarah Tentang Kerajaan Kutai dan 3 rajanya
Yupa pertama kali dibuat oleh Raja Mulawarman sebagai bukti bahwa
raja sudah mempersembahkan korban dan berbagai hadiah kepada brahmana.

Prasasti Kerajaan Tarumanegara


Ada beberapa prasasti yang ditemukan pada zaman Kerajaan
Tarumanegara. Prasasti tersebut adalah Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Pasir
Awi, dan Prasasti Muara Cianteun. Kesemua prasasti tersebut ditemukan di
daerah Bogor, Jawa Barat. Prasasti Tugu ditemukan di Cilincing, Jakarta,
Prasasti Lebak ditemukan di Desa lebak, di tepi sungai Cidanghiang, Banten.
Melalui keterangan yang ada pada prasasti dapat diketahui bahda di
Jawa Barat pada zaman dahulu terdapat masyarakat yang hidup teratur.
Masyarakat sudah hidup menetap dan bertani. Mereka hidup makmur. Untuk
keperluan pengairan dibangun Sungai Gomati sepanjang 12 kilometer. Sungai
Gomati juga berguna untuk mencegah bahaya banjir.
Keterangan pada prasasti membuktikan bahwa Raja tarumanegara,
yaitu Purnawarman yang telah memperhatikan rakyatnya. Sepeninggal Raja
Purnawarman belum diketahui lagi perkembangan selanjutnya.
C. Karya Sastra
Peninggalan sejarah masa lampau juga berupa kesusastraan. Sastra pada waktu
itu umumnya berupa nasihat, pujian terhadap raja yang memerintah, dan cerita
kepahlawanan. Karya sastra yang terkenal antara lain sebagai berikut :
 Negarakertagama, ditulis oleh Mpu Prapanca.
 Sutasoma, ditulis oleh Mpu Tantular.
 Arjunawiwaha, ditulis oleh Mpu Kanwa.

4
D. Tradisi/Kebiasaan
Tradisi/Kebiasaan adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama,
turun-temurun dari nenek moyang dan masih dijalankan dalam masyarakat.
Tradisi dapat berupa adat istiadat, ritual-ritual, ajaran sosial, nilai-nilai,
maupun aturan perilaku.
Contoh tradisi atau kebiasaan peninggalan sejarah pada masa Hindu
antara lain tradisi di Hari Raya Nyepi dan upacara Ngaben.

Tradisi di Hari Raya Nyepi


Nyepi merupakan upacara agama Hindu di Bali dalam rangka
pergantian Tahun Saka. Rangkaian upacara Nyepi terdiri atas Mekiis, Tawur
kesanga, Nyepi, dan Ngembak api.

 Mekiis, Melis, atau Melasti, adalah upacara pembersihan sarana dan


prasarana perangkat sembahyang.

 Tawur Kesanga, Tawur Agung, atau Mararu adalah persembahan kurban


suci bagi roh-roh yang membahayakan.

 Nyepi atau Sipeng, adalah kegiatan yang dilakukan tepat pada tanggal 1
bulan 1tahun baru Saka. Pada tanggal itu umat Hindu melakukan amati
geni, amati karya, amati lalungunan, dan amati lelalungan. Maksudnya,
umat Hindu tidak melakukan kegiatan yang menggunakan api, tidak
melakukan perjalanan, dan tidak bersuka ria.

 Ngembak api atau Ngembak Geni, adalah mulai menggunakan api kembali
seperti biasa.

5
E. Adat Istiadat

Adat istiadat peninggalan Hindu adalah ngaben dan kosodo. Ngaben


yaitu upacara pembakaran jenazah di Bali sedangkan kasodo adalah upacara
adat suku tengger di Bromo Jawa Timur.

6
BAB II
PENINGGALAN SEJARAH BUDHA

A. Candi
Peninggalan sejarah berupa candi yang bercorak Buddha antara lain
sebagai berikut
a. Candi Borobudur, candi Pawon, dan candi Mendut di Magelang, Jawa
Tengah, adalah peninggalan sejarah Kerajaan Mataram Kuno.
b. Candi Kalasan di Desa Kalasan, terletak di Yogyakarta merupakan
peninggalan sejarah Kerajaan Mataram Kuno.
c. Candi Gedong Songo di Semarang, Jawa Tengah.
d. Candi Muara Takus, di Bangkinang, Riau.
e. Candi Biaro Bahal, di Padang Sidempuan, Sumatera Utara.
f. Candi Tinggi, di Batanghari, Jambi.

B. Prasasti

Peninggalan sejarah yang bercorak agama Buddha antara lain sebagai


berikut:
a. Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang, Sumatra Selatan.
b. Prasasti Talang Tuo dan Telaga Batu, di Palembang, Sumatra
Selatan.

7
c. Prasasti Karang Berahi, di Jambi Hulu, Jambi

C. Karya Sastra
Peninggalan sejarah yang bercorak agama Buddha berupa karya sastra
antara lain sebagai berikut:
a. Sang Hyang Kamahayanikan, ditulis oleh Mpu Sendok.
b. Buddhacarita, ditulis oleh Aswasaga.
c. Jatakamala, ditulis oleh Aryasura.

8
D. Tradisi
Peninggalan sejarah yang berupa tradisi atau kebiasaan, atau adat
istiadat yang bercorak Buddhaadalah sebagai berikut:
a. Ullambana, yaitu hari untuk menghormati leluhur atau seorang yang
telah meninggal dunia.
b. Asadha, yaitu hari untuk memperingati pembabaran Dharma yang
pertama kali.
c. Penyalaan api dari Mrapen, Grobogan Jawa Tengah. Penyalaan api
tersebut dilakukan oleh masyarakat bersama para biksu. Biksu adalah
pendeta pria agama Buddha. Mrapen terletak di Desa Manggarmas,
Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.Api Mrapen
merupakan api alam yang muncul dari dalam perut bumi yang selalu
menyala. Api Mrapen berasal dari gas minyak bumi yang terbakar.
Api Mrapen digunakan oleh para Biksu dan masyarakat sebagai
tempat upacara menyalakan api. Api yang diambil dari Mrapen
dipercaya mempunyai berkah tertentu sesuai kepercayaan mereka.

Anda mungkin juga menyukai