Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

Candi Muara Takus adalah sebuah situs candi Budha yang terletak di desa Muara Takus,
Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Riau. Di dalam kompleks candi ini, terdapat
beberapa bangunan yang disebut dengan Candi Sulung, Candi Bungsu, Mahligai Stupa, dan
Palangka.
Para ahli berbeda pendapat terkait kapan candi ini didirikan. Ada yang mengatakan pada
abad ke-7, abad ke-9, dan bahkan ada yang mengatakan abad ke-11. Meski demikian, diyakini
bahwa Candi Muara Takus merupakan peninggalan peradaban Budha dari masa Kerajaan
Sriwijaya. Para ahli juga menganggap bahwa kawasan berdirinya candi merupakan salah satu
pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya.
A. Sejarah dan fungsinya

Candi Muara Takus diperkirakan dibangun pada masa perkembangan agama Hindu dan
Buddha di Indonesia. Meski demikian, asal-usul dari pendirian candi ini masih belum banyak
ditemukan karena kurangnya bukti-bukti yang kuat. Candi Muara Takus diperkirakan dibangun
pada masa Kerajaan Sriwijaya, yakni antara abad ke-4 hingga 11 M.
Candi ini merupakan candi Budha tertua di Indonesia yang ditemukan di Sumatera. Hal ini
dibuktikan pada bentuk stupa yang merupakan lambang dari Budha Gautama. Pada bangunan
candi ini juga terdapat Yoni dan Lingga sebagai simbol dari jenis kelamin dan juga ada
kemiripan arsitekturnya dengan candi-candi yang berada di Myanmar. Hal itu karena Candi
Muara Takus merupakan perpaduan antara Budha dan Syiwa.
Adapun terkait penamaan Candi Muara Takus terdapat dua pendapat. Pertama adalah nama
candi ini diambil dari nama sungai kecil yang bermuara di Sungai Kampar. Sungai kecil tersebut
namanya adalah Sungai Takus. Sedangkan pendapat kedua mengatakan bahwa penamaan Muara
Takus diambil dari dua kata, yaitu Muara yang berarti tempat akhir dari aliran sungai, dan Takus
diambil dari bahasa China yaitu Takuse. Ta dalam bahasa China berarti besar sedangkan ku

3
berarti tua atau kuil. Maka secara keseluruhan, Muara Takus memiliki makna sebuah kuil atau
candi tua yang besar dan berada di muara sungai.
Apabila dilihat dari bantuk dan struktur Candi Muara Takus yang berupa stupa, candi ini
diperkirakan digunakan sebagai tempat peribadatan dan ritual dari umat Budha saat itu, terutama
Budha Mahayana.

B. Bagian-Bagian Candi
1. Candi Mahligai

Candi Mahligai merupakan stupa candi dan saat ini kondisinya paling utuh di antara lainnya.
Stupa Mahligai terdapat tiga bagian, yaitu bagian atap, badan dan kaki. Candi ini berbentuk
persegi panjang dengan lebar 10,44 meter serta panjangnya 10,6 meter. Sedangkan untuk
tingginya sekitar 14 meter. Candi Mahligai berbentuk seperti menara yang mirip dengan
yoni.
Dulunya, pada setiap sisi sudut candi terdapat patung singa duduk yang terbuat dari batu
andesit. Bagian puncak menara terdapat batu yang diukir dengan relief-relief yang mana
salah satunya adalah lukisan daun berbentuk oval. Candi Mahligai diperkirakan dibangun
dalam dua tahap dengan tahap akhirnya terdapat penambahan bagian kaki candi.

2. Candi Tua

4
Candi Tua dibagi dalam tiga bagian, yaitu atap, badan dan kaki candi. Pada bagian kaki
dibagi lagi menjadi dua, di mana yang bagian pertama memiliki tinggi 2,37 meter.
Sedangkan pada bagian kedua kaki candi memiliki tinggi 1,98 meter. Pada bagian timur
candi terdapat tangga yang lebarnya 4 meter dan bagian barat juga ada tangga yang lebarnya
3,08 meter dengan dijaga patung singa.
Candi Tua diperkirakan berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 7 meter dan tinggi 2,5
meter. Candi ini memiliki pondasi persegi panjang dengan ukuran 31,65 meter x 20,20 meter
dan memiliki 36 sisi. Adapun pada bagian atas candi sudah rusak, yang dulunya
diperkirakan berbentuk bundaran. Candi Tua dibangun dengan menggunakan batu pasir dan
batu bata cetakan.

3. Candi Bungsu

Candi Bungsu terbuat dari batu bata merah dengan panjang 13,2 meter dan lebarnya 16,2
meter. Bagian atas candi ini berbentuk persegi, dan pada bagian timur terdapat tangga yang
terbuat dari batu putih, serta ada beberapa stupa yang berukuran kecil. Pembangunan Candi
Bungsu menggunakan batu bata dan batu pasir. Bagian utara candi dibuat dengan batu pasir,
sedangkan bagian selatan dibuat dengan batu bata. Diperkirakan, candi ini pada awalnya
dibangun dengan menggunakan batu pasir, akan tetapi setelah itu dibangun ulang dengan
batu bata.

5
4. Candi Palangka

Candi Palangka terletak di sebelah timur Candi Mahligai, dengan panjang 5,10 meter dan
lebar 5,7 meter serta tingginya sekitar 2 meter. Candi ini menghadap ke utara, dengan
ditandai pintu masuk pada bagian utara candi. Candi yang sepenuhnya dibangun dari batu
bata ini diperkirakan dipakai sebagai Altar.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Candi muara takus merupakan peninggalan sejarah dari kerajaan Sriwijaya yang berada di
Provinsi Riau, terbentuk karena sering di singgahi banyak pelaut dan pedagang yang menyusuri
sungai kampar kanan dengan Kampar Kiri yang menyebabkan terjadinya pertukaran budaya oleh
para pedagang dan penduduk yang akhirnya membuat pemerintah pada zaman itu memutuskan
untuk membuat candi sebagai tempat peribadatan dan berbagai acara keagamaan.
Sebagai provinsi yang memiliki peninggalan sejarah berupa candi yang menjadi pusat
pariwisata yang unik bagi orang orang yang ingin mengenal budaya peninggalan kerajaan
sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai