Anda di halaman 1dari 75

Wisata Candi

di Blitar

Menjelajah waktu
menyusuri peninggalan
kerajaan-kerajaan
besar Nusantara
di
BLITAR
Page | i

Wisata Candi
di Blitar

didedikasikan untuk
kemajuan pariwisata Blitar

Page | ii

Ngapain Nyandi??
Nyandi atau maen ke candi memang masih dipandang sebelah
mata bagi beberapa kalangan. Pertanyaan yang sering muncul ketika
ada ajakan nyandi adalah Mau ngapain?? atau Ngapain liat batu??.
Eit jangan salah.. Nyandi engga cuma liat batu doank lho.. Banyak yang
bisa diperoleh dari aktivitas ini.
Ditilik dari aspek wisata, berwisata adalah kegiatan yang
dilakukan perorangan atau kelompok untuk memperoleh kepuasan dan
experience. Nah.. Candi mampu memberikan kepuasan dan experience
tersebut. Kepuasan berwisata dapat diwujudkan dengan berbagai cara.
Misalnya: Dengan suasana dan arsitektur candi yang khas, seorang
wisatawan

dapat

memperoleh

kepuasan

dari

bidikan-bidikan

kameranya; Dengan mengunjungi candi, seseorang akan memperoleh


pengetahuan mengenai sejarah masa lampau; Dengan melihat
kemegahan

arsitektur

candi,

seseorang

dapat

terpacu

untuk

menghasilkan suatu maha karya; Dan bagi wisatawan lokal,


mengunjungi candi dapat memupuk nasionalisme dan cinta terhadap
bangsanya. Selain hal-hal tersebut, masih banyak experience lain yang
bisa diperoleh dari nyandi.

Page | iii

Salah satu keunikan dari wisata candi di Blitar adalah adanya


perananan juru pelihara. Juru pelihara adalah seseorang yang bertugas
menjaga dan merawat candi. Juru pelihara ini biasanya menjadi
tumpuan wisatawan untuk memperoleh informasi terkait candi. Meski
terkadang informasi yang diberikan hanyalah folklore, namun hal
tersebut cukup memberikan wawasan bagi wisatawan. Di sela-sela
ceriteranya, seorang juru pelihara biasanya menyisipkan wejanganwejangan hidup. Dari situ akan terjalin sebuah ikatan antara wisatawan
dan juru pelihara, sehingga wisatawan akan betah berlama-lama di
candi.
Demikianlah bagaimana candi dan suasana di sekitarnya
mampu memberikan experience bagi wisatawan. Experience yang
ditawarkan tidak hanya berupa material saja, melainkan juga experience
batiniah. Bagaimana?? Apakah masih memandang nyandi sebelah
mata??

Page | iv

Selayang Pandang

Candi-Candi di Blitar
Asal Usul Keberadaan Candi di Blitar

Blitar begitu kaya akan peninggalan kebudayaan masa lampau.


Hal ini berkaitan erat dengan lokasi Blitar yang diapit dua kekuatan
besar di nusantara kuno. Kekuatan tersebut adalah Kerajaan Kadiri
(sekarang Kediri) dan Kerajaan Singosari (sekarang Malang). Kerajaan
Kadiri yang berdiri lebih dahulu pada 1042 1222 M banyak meletakkan
dasar-dasar pembangunan candi di Blitar. Setelah Kadiri runtuh,
pembangunan dan pemanfaatan candi-candi dilanjutkan oleh Singosari
(1222 1292 M) dan Majapahit (1293 1528 M).

Page | v

Selain

disebabkan

oleh

unsur

legitimasi,

kelanjutan

pembangunan candi-candi di Blitar juga didasarkan pada kondisi


geografis, terutama keberadaan gunung dan sungai. Gunung dianggap
sebagai tempat tinggal para dewa, sedangkan sungai dianggap sebagai
sumber kehidupan, keduanya merupakan unsur penting dalam
pembangunan candi. Secara geografis Blitar memiliki banyak gunung
dan sungai. Oleh karenanya tidak mengherankan jika banyak candi yang
didirikan di kawasan ini.
Sebaran Candi-Candi di Blitar

Blitar memiliki sebaran benda cagar budaya (BCB) yang cukup


merata. Hampir setiap kecamatan di Blitar memiliki BCB baik berupa
candi maupun situs lainnya. Sayangnya, tidak semua BCB siap untuk di
wisatakan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor penghambat
seperti: akses, infrastruktur, keamanan, dan kelayakan BCB itu sendiri.
Berikut ini ditampilkan data sebaran candi/situs di blitar yang telah siap
diwisatakan:

Kecamatan Doko
Candi Plumbangan

Kecamatan Gandusari
Candi Kotes, Candi Rambut Monte, Candi Sumberagung,
Komplek Candi Gunung Gedang
Page | vi

Kecamatan Kademangan
Candi Simping, Kekunaan Jimbe

Kecamatan Kanigoro
Kelompok Arca Gaprang, Komplek Candi Sawentar

Kecamatan Kesamben
Candi Selotumpuk, Candi Tepas

Kecamatan Nglegok
Candi Gambar Wetan, Komplek Candi Penataran

Kecamatan Ponggok
Candi Kalicilik, Candi Sumbernanas

Kecamatan Sanankulon
Arca Ganesa Boro

Kecamatan Srengat
Kekunaan Mleri

Kecamatan Sutojayan
Candi Bacem

Kecamatan Wlingi
Candi Sirah Kencong

Karakteristik Candi di Blitar

Sebagian besar candi-candi di Blitar merupakan candi langgam

Jawa Timur. Candi-candi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda


jika dibandingkan dengan Candi Borobudur, Candi Mendut, maupun
Candi Pawon yang tergolong dalam candi langgam Jawa Tengah. Berikut
Page | vii

akan dipaparkan perbedaan karakteristik antara candi-candi di Blitar


yang tergolong candi langgam Jawa Timur dengan candi langgam Jawa
Tengah.
Langgam Jawa Timur

Bentuk bangunan ramping


Atapnya merupakan
perpaduan tingkatan
Puncaknya berbentuk
kubus

Langgam Jawa Tengah

Bentuk bangunan tambun


Atapnya nyata berundakundak
Puncaknya berbentuk ratna
atau stupa

Page | viii

Terdapat kala di atas relung


dan pintunya

Reliefnya timbul sedikit


saja dan lukisannya
simbolis menyerupai
wayang kulit

Candi induk berada di


bagian belakang halaman
Kebanyakan menghadap ke
barat
Kebanyakan tersusun dari
bata

Gawang pintu dan


relungnya berhiaskan kala
makara
Reliefnya timbul agak tinggi
dan lukisannya naturalis

Candi induk di tengah


halaman
Kebanyakan menghadap ke
timur
Kebanyakan tersusun dari
batu andesit *

*) Soekmono. 2010. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Cetakan ke- 26.


Kanisius. Yogyakarta

Page | ix

Daftar Isi
Page
Ngapain Nyandi ?? .................................................................... iii
Selayang Pandang Candi-Candi di Blitar ...................................... v
Daftar Isi .....................................................................................x
Candi-Candi di Blitar ................................................................... 1
Candi Plumbangan ............................................................................ 2
Candi Kotes ....................................................................................... 6
Candi Rambut Monte ........................................................................ 9
Candi Sumberagung ........................................................................ 12
Komplek Candi Gunung Gedang ..................................................... 14
Candi Simping ................................................................................. 19
Kekunaan Jimbe .............................................................................. 22
Kelompok Arca Gaprang ................................................................. 25
Komplek Candi Sawentar ................................................................ 27
Candi Selotumpuk ........................................................................... 31
Candi Tepas ..................................................................................... 33
Candi Gambar Wetan ..................................................................... 35
Komplek Candi Penataran .............................................................. 39
Candi Kalicilik .................................................................................. 44
Candi Sumbernanas ........................................................................ 47
Arca Ganesa Boro ........................................................................... 49
Kekunaan Mleri ............................................................................... 52
Candi Bacem ................................................................................... 56
Candi Sirah Kencong ....................................................................... 58
Situs-Situs Marginal di Blitar ..................................................... 60
Glosarium ................................................................................ 62
DTravellers ............................................................................. 63
Page | x

CANDI-CANDI DI BLITAR

Page | 1

Candi Plumbangan
Page | 2

Candi Plumbangan
Dimensi
Jarak
Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: 4.09 x 2.27 x 5.6 m


: 19.4 km dari pusat Blitar
: Hadi Winoto
: 8 4' 27.98" S 112 20' 22.21" E
: Blitar Pasar Wlingi Kawedanan Wlingi Desa
Tembalang Desa Plumbangan
: sukarela
:-

Candi Plumbangan secara administratif terletak di Desa


Plumbangan, Kecamatan Doko. Lokasinya berada di tengah pemukiman
penduduk dan dikelilingi jalan desa. Kondisi jalan tersebut sudah
memadai, sehingga dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda
empat.
Candi Plumbangan merupakan gapura bergaya paduraksa yang
tersusun dari batu andesit. Gapura ini menghadap ke barat dan
memiliki atap berbentuk kubus. Selain bangunan gapura, dijumpai pula
tinggalan lepas berupa batu candi, prasasti Panumbangan, dan yoni.
Kondisi bangunan gapura beserta tinggalan lepas di sekitarnya masih
baik dan terawat. Tinggalan-tinggalan tersebut ditata pada sebuah
taman sehingga tampak rapi dan indah.
Ditinjau dari kurun waktunya, peresmian Candi Plumbangan
tidaklah bersamaan dengan peresmian

prasasti Panumbangan.

Kronogram terkait bangunan Candi Plumbangan terpahat pada ambang


Page | 3

pintu gapura. Kronogram tersebut menunjukkan tarik 1312 Saka atau


1390 Masehi yang merupakan era Kerajaan Majapahit. Sementara itu,
prasasti Panumbangan justru berasal dari era yang lebih awal, yakni dari
Kerajaan Kadiri masa pemerintahan Bameswara (1115 1130 M).
Prasasti ini diresmikan pada tahun 1042 Saka atau 1120 Masehi. Isi
Prasasti Panumbangan berkaitan dengan anugrah swatantra yang
diberikan raja kepada penduduk Panumbangan.

Pada halaman Candi Plumbangan dapat dijumpai beberapa


yoni. Yoni merupakan simbol Dewi Parwati, salah satu dewa dalam
agama Hindu. Yoni pada Candi Plumbangan memiliki ragam hias yang
Page | 4

unik, di mana bagian ceratnya berbentuk makara yang disangga seekor


singa.

Page | 5

Candi Kotes
Dimensi

Jarak
Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: Batur 3.50 x 2.40 x 1.40 m


Candi 7.40 x 5.30 x 1.00 m
: 14.2 km dari pusat Blitar
: Supriyano
: 8 3' 1.98" S 112 17' 15.85" E
: Blitar Garum Talun Sukosewu (Gandusari)
: sukarela
:-

Candi Kotes secara administratif terletak di Desa Sukosewu,


Kecamatan Gandusari. Keadaan candi ini terawat dengan baik. Area di
sekelilingnya dihias dengan taman sederhana yang ditumbuhi aneka

Page | 6

tanaman. Untuk menambah estetika, tanaman-tanaman tersebut


dipangkas dengan bentuk aneka satwa.
Candi Kotes terdiri dari dua bangunan utama, yakni bangunan
batur dan candi induk. Candi induk menghadap ke barat dan
menempati posisi paling belakang dari komplek percandian. Kondisi
bangunan tersebut telah runtuh dan terdapat sisa-sisa umpak di
atasnya. Bangunan batur terletak di kanan depan candi induk. Di
atasnya terdapat dua buah altar dan sebuah miniatur candi.
Selain bangunan batur dan
candi induk, dijumpai pula beberapa
tinggalan lepas terkait Candi Kotes.
Tinggalan-tinggalan tersebut berupa
batu

candi,

miniatur

candi,

potongan arca, dan yoni. Miniatur


candi terletak di depan bangunan batur, sedangkan tinggalan lainnya
ditata di belakang candi induk.
Kronogram terkait Candi Kotes dapat dijumpai pada pipi tangga
candi induk dan altar. Kronogram tersebut menunjukkan tarik 1222 dan
1223 Saka atau 1300 dan 1301 Masehi. Kurun waktu tersebut sezaman
dengan masa pemerintahan Kertarajasa Jayawardhana, raja pertama
Majapahit.

Page | 7

Di sebelah timur laut, dapat


dijumpai situs lain yang berkaitan
dengan Candi Kotes. Situs tersebut
adalah Situs Sukosewu. Pada situs
ini terdapat beberapa tinggalan
lepas seperti altar dan miniatur
candi. Untuk menuju lokasi situs, wisatawan harus menyusuri jalan
setapak yang terletak 200 m di utara candi. Jalan setapak tersebut
mengarah ke area persawahan di belakang Candi Kotes. Situs Sukosewu
terletak di area persawahan yang dimaksud.

Page | 8

Candi Rambut Monte


Page | 9

Candi Rambut Monte


Dimensi
Jarak
Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: 3.75 x 2.90 m
: 27.1 km dari pusat Blitar
: Kaseno
: 7 57' 44.49" S 11222'6.28"E
: Blitar Wlingi Semen Krisik
: Rp 3.000,: Blitar Wlingi
Wlingi Semen Krisik

Kondisi Candi Rambut Monte telah runtuh dan bentuk aslinya


tidak diketahui lagi. Candi yang dijumpai saat ini merupakan susunan
baru dari batu-batu candi yang masih tersisa. Di antara susunan
tersebut, dapat dijumpai beberapa ragam hias seperti: fragmen kepala
naga, kala, dan ukiran padma (teratai). Sayangnya, tidak dijumpai
kronogram apapun terkait candi ini, sehingga asal usulnya belum dapat
dipastikan. Berdasarkan mitos yang berkembang, candi ini dipercaya
sebagai petilasan Eyang Rsi Rambut Monte, seorang rsi dari Majapahit.
Candi Rambut Monte berada di Kawasan Wisata Rambut
Monte, Desa Krisik, Kecamatan Gandusari. Lokasinya cukup strategis,
karena berada tidak jauh dari jalur alternatif Blitar Batu. Selain itu,
rambu penunjuk arah ke kawasan wisata juga telah terpasang dengan
jelas, sehingga lokasinya cukup mudah ditemukan.
Kawasan Wisata Rambut Monte mengusung konsep wisata
terpadu yang menggabungkan unsur alam dan sejarah. Unsur alam
Page | 10

diwakili oleh adanya telaga alami, sedangkan unsur sejarah diwakili oleh
keberadaan candi. Keberadaan kedua unsur tersebut saling melengkapi
dan membuat kawasan wisata ini menarik untuk dikunjungi.

Telaga Rambut Monte memberikan daya tarik tersendiri bagi


wisatawan yang berkunjung. Di balik panoramanya yang indah, telaga
ini juga dihuni spesies ikan langka yang tidak dijumpai di tempat lain.
Ikan tersebut dikeramatkan dan dikenal sebagai Ikan Sengkaring.

Page | 11

Candi Sumberagung
Dimensi
Jarak
Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: belum diketahui
: 13.6 km dari pusat Blitar
: Rohmiatun
: 8 3' 4.02" S 112 16' 19.74" E
: Blitar Garum Talun Sumberagung (Gandusari)
::-

Candi Sumberagung dikenal juga dengan nama Candi Kali Putih.


Candi ini terletak di aliran Kali Putih, Desa Sumberagung, Kecamatan
Gandusari. Kondisi candi telah runtuh, yang tersisa hanyalah bagian kaki
candi dengan sedikit ragam hias. Sebagian candi juga masih terpendam,
sehingga dimensinya belum bisa diketahui.
Page | 12

Di tengah candi terdapat sumuran berbentuk persegi. Sumuran


memiliki fungsi yang berbeda pada tiap candi. Sumuran bisa berfungsi
sebagai media upacara pembakaran, bisa pula sebagai tempat
peletakan kotak peripih.

Page | 13

Komplek

Candi Gunung Gedang


Komplek Candi Gunung Gedang adalah gugusan percandian
yang terletak di kaki Gunung Gedang, Desa Gadungan, Kecamatan
Gandusari. Komplek percandian ini masih sulit untuk dituju karena
berada di dalam hutan. Akses jalan menuju lokasi juga sulit untuk dilalui
karena berupa jalan tanah.
Komplek Candi Gunung Gedang terdiri dari beberapa bangunan
kuno yang tersebar pada area seluas 3 ha. Bangunan-bangunan
tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok I disebut Candi
Wringin Branjang, sedangkan kelompok II disebut Situs Gadungan.

Page | 14

Candi Wringin Branjang


Dimensi
Jarak
Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: 4.00 x 3.00 x 5.00 m


: 17.4 km dari pusat Blitar
: Sumantri
: 8 0' 10.68" S 112 16' 54.85" E
: Blitar Garum Talun Gadungan (Gandusari)
: sukarela
:-

Candi Wringin Branjang memiliki bentuk yang tidak lazim.


Tubuhnya berbentuk kubistis dan atapnya berbentuk limas. Bentuk
yang demikian membuat candi ini terlihat seperti rumah modern.
Saat pertama kali ditemukan, candi ini merupakan bangunan
tunggal. Namun setelah ditemukannya struktur lain di sekitar candi,
Page | 15

baru diketahui bahwa Candi Wringin Branjang merupakan bagian dari


komplek percandian. Komplek percandian tersebut menghadap ke
selatan dan berorientasi pada Gunung Kelud di sebelah utara. Candi
Wringin Branjang menempati bagian paling muka sehingga dapat
disimpulkan bahwa candi ini bukanlah candi induk. Struktur bangunan
yang ditengarai sebagai candi induk kini dikenal sebagai Situs
Gadungan, yang berada 200 m di utara Candi Wringin Baranjang.

Situs Gadungan
Dimensi
Jarak

: Gapura
: 1.50 x 2.55 m
Undak
: 3.05 x 2.85 x 0.41 (tiga undakan) m
: 17.6 km dari pusat Blitar
Page | 16

Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: Pujo Utomo
: 8 0' 05.90" S 112 16' 54.85" E
: Blitar Garum Talun Gadungan (Gandusari)
: sukarela
:-

Situs Gadungan terdiri dari struktur gapura (pure*), struktur


bangunan berundak (sanggar*), struktur pendopo (sepen*), dan
beberapa tinggalan lepas. Struktur bangunan berundak diperkirakan
merupakan bangunan utama, sebab lokasinya berada di teras tertinggi
dan di atasnya terdapat beberapa miniatur candi dan lapik arca.
Bangunan ini tidak memiliki tubuh candi dan terlihat seperti punden
berundak. Bentuk seperti ini lazim dijumpai pada candi-candi era akhir
Majapahit. Biasanya bangunan seperti ini memiliki tiga teras. Memang,
jika dikaitkan dengan Candi Wringin Branjang, didapati bahwa Komplek
Percandian Gunung Gedang memiliki tiga teras. Pada teras pertama
terdapat Candi Wringin Branjang, teras ke dua terdapat struktur gapura,
dan teras ke tiga terdapat struktur bangunan berundak dan pendopo.
Kronogram terkait situs ini dapat dijumpai pada salah satu
miniatur candi. Kronogram tersebut bertarik 1330 Saka atau 1408
Masehi. Kurun waktu tersebut sezaman dengan masa akhir kekuasaan
Majapahit.

*) penyebutan setempat

Page | 17

Latar belakang keagaman


Komplek Candi Gunung Gedang
adalah

agama

Hindu.

Hal

ini

didasarkan atas adanya yoni di


antara tinggalan lepasnya. Ada pun
fungsi

dari

bangunan

ini

kemungkinan adalah sebagai karsyan, yakni tempat yang diperuntukan


bagi rsi dan untuk orang-orang yang mengundurkan diri dari keramaian
dunia dengan tujuan mendekatkan diri dengan dewa tertinggi.

Page | 18

Candi Simping
Dimensi
Jarak
Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: 6.00 x 7.50 m
: 7.6 km dari pusat Blitar
: Susilo
: 8 9' 51.49" S 112 8' 46.14" E
: Blitar Kademangan Sumberjati
: sukarela
: Blitar Kademangan Gawang

Candi Simping secara administratif terletak di Desa Sumberjati,


Kecamatan Kademangan. Lokasinya mudah untuk dijangkau kerena
berada tidak jauh dari jalur wisata Pantai Tambakrejo. Untuk menuju

Page | 19

lokasi sudah tersedia infrastruktur jalan dan rambu penunjuk arah yang
memadai.
Kondisi Candi Simping telah runtuh, namun jika dicermati akan
tampak keindahan yang istimewa pada candi ini. Keistimewaan itu
terlihat pada pahatan reliefnya yang indah dan keberadaan ragam motif
kala yang unik.

Pada bagian tengah candi terdapat sebuah batu persegi yang


bereliefkan kura-kura dililit naga. Relief tersebut kemungkinan
menggambarkan ritual Samodramanthana, di mana kura-kura dililit
Naga Basuki dalam rangka membantu para dewa dan asura untuk
memperoleh tirta amerta.
Page | 20

Candi Simping merupakan salah satu bukti pentingnya kawasan


Blitar bagi raja-raja Majapahit. Candi ini tercatat dalam Kitab Negara
Krtagama sebagai tempat pendarmaan raja pertama Majapahit, dan
pernah dikunjungi oleh Hayam Wuruk. Raja pertama Majapahit, Sri
Kertarajasa Jayawardhana wafat pada tahun Matryaruna 1231 Saka
(1309 M) dan diarcakan sebagai Harihara (perpaduan Siwa-Wisnu). Sri
Kertarajasa merupakan kakek dari Hayam Wuruk, raja terbesar
Majapahit.

Page | 21

Kekunaan Jimbe
Jarak
Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: 7.6 km dari pusat Blitar


: Hadi Purnomo
: 8 8' 5.86" S 112 7' 34.64" E
: Blitar Kademangan Jimbe
: sukarela
: Blitar Tulungagung

Kekunaan Jimbe secara administratif terletak di Desa Jimbe,


Kecamatan Kademangan. Kekunaan ini cukup terkenal di kalangan
wisatawan yang menggandrungi dunia kejawen. Pada umumnya
wisatawan mengunjungi kekunaan ini untuk melakukan ritual kebatinan
Jawa.
Page | 22

Bangunan utama pada Kekunaan Jimbe merupakan bangunan


baru dengan bentuk rumah modern. Di dalam bangunan tersebut
tersimpan beberapa BCB seperti: potongan arca, batu candi, inskripsi,
lesung, nandi, dan pecahan yoni. Berdasarkan adanya nandi dan yoni,
diperkirakan bahwa latar belakang keagamaan Kekunaan Jimbe adalah
Hindu. Nandi adalah kendaraan Dewa Siwa yang berupa lembu jantan
berwarna putih, sedangkan yoni merupakan penggambaran Dewi
Parwati. Inskripsi terkait situs ini menunjukkan angka tahun 1208 Saka
atau 1286 Masahi. Ditilik dari angka tahun tersebut diketahui bahwa
Kekunaan Jimbe berasal dari era Singosari.

Page | 23

Mitos mengenai Kekunaan Jimbe dapat dijumpai dalam cerita


rakyat Blitar. Mitos tersebut terkait dengan perjalanan Empu Supa di
suatu hutan di Blitar selatan untuk mencari keris raja Majapahit yang
hilang. Dalam pencariannya itu, Empu Supa dihadang oleh Raja Jin
bernama Omyang Jimbe. Pertikaian pun tak terelakkan dan berujung
pada kekalahan Omyang Jimbe. Setelah mengaku kalah, Omyang Jimbe
diperintahkan oleh sang empu untuk mengisi keris yang akan diberikan
kepada raja sebagai pengganti keris yang hilang.

Page | 24

Kelompok Arca Gaprang


Jarak
Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: 3.4 km dari pusat Blitar


: Agus Sunariyanto
: 8 7' 4.36" S 112 11' 18.82" E
: Blitar Gaprang
: sukarela
: Blitar Lodoyo

Kelompok Arca Gaprang adalah sebuah situs bersejarah yang


terletak di Desa Gaprang, Kecamatan Kanigoro. Lokasinya cukup
berdekatan dengan SDN Gaprang 2. Di timur SD tersebut terdapat
sebuah perempatan. Situs ini terletak 50 m di selatan perempatan yang
dimaksud.
Page | 25

Seperti namanya, Kelompok Arca Gaprang terdiri dari kumpulan


arca. Arca-arca yang dapat dijumpai antara lain: sebuah dwarapala
(reco pentung), sebuah arca tokoh, dan dua buah arca yang
menggambarkan sosok laki-laki dan wanita. Di antara kesemuanya, arca
laki-laki dan wanita ini lah yang paling fenomenal, sebab dianggap
sebagai perwujudan manusia pertama dalam mitologi kuno.

Selain arca, pada situs ini juga dapat dijumpai beberapa


komponen penyusun candi. Komponen-komponen tersebut terdiri dari
kemuncak, kala, dan makara.

Page | 26

Komplek Candi Sawentar


Page | 27

Komplek Candi Sawentar


Dimensi
Jarak
Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: 7.00 x 7.00 x 10.56 m


: 7.7 km dari pusat Blitar
: Sugeng Ahmadi
: 8 5' 56.05" S 112 14' 6.24" E
: Blitar Garum SPBU Bence Sawentar
: sukarela
:-

Candi Sawentar secara administratif terletak di Dusun Centong


Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro. Lokasi candi ini agak jauh dari
jalan raya dan tidak dilalui trayek kendaraan umum. Kendaraan umum
terdekat hanya melewati SPBU Bence di ruas jalan raya Blitar Malang.
Selebihnya, dari SPBU hingga candi belum tersedia kendaraan umum.
Keadaan Candi Sawentar masih utuh dan terawat. Sebagian
atapnya yang runtuh juga telah dipugar. Hanya saja bagian
kemuncaknya belum disusun secara sempurna.
Candi ini sangat minim akan
relief. Relief yang biasanya berada
di

dinding

selasar

digantikan

dengan ragam hias berbentuk belah


ketupat.

Sedangkan

pada

pipi

tangganya hanya dijumpai pahatan


menyerupai sayap burung.

Page | 28

Candi Sawentar telah tertimbun tanah dalam waktu yang cukup


lama dan baru digali kembali pada tahun 1915 sampai 1920. Pada tahun
1999 ditemukan gugusan candi lain di sebelah selatan pasar desa, dekat
Candi Sawentar. Berdasarkan temuan baru tersebut, diketahui bahwa
Candi Sawentar merupakan komplek percandian.

Candi Sawentar dan candi yang baru ditemukan diperkirakan


dibangun pada masa yang berbeda. Pada Candi Sawentar utara
memang tidak ditemukan angka tahun pendirian, namun mitos
setempat mengisahkan bahwa candi tersebut didirikan untuk Raja
Anusapati dari era Kerajaan Singosari. Memang jika ditinjau dari sudut
Page | 29

kebudayaan,

bangunan

Candi

Sawentar

utara

memperlihatkan

persamaan arsitektur serta ornamentik dengan bangunan candi zaman


Singosari, yaitu dengan Candi Kidal*. Sedangkan candi baru (Candi
Sawentar II / Candi Sawentar Kidul) merupakan kumpulan monumen
perang paregreg pada masa Wikramawardhana di era Kerajaan
Majapahit.

Pendirian

monumen

ini

berlangsung

pada

masa

pemerintahan Suhita, putri Wikramawardhana**. Sebenarnya lintasan


sejarah Candi Sawentar tidak hanya terpaku pada dua peristiwa
tersebut. Di dalam Kitab Negara Krtagama dikisahkan bahwa
rombongan Hayam Wuruk sempat singgah di Sawentar setelah
berkunjung ke Candi Penataran.

*)
**)

Bernet Kempers. 1959. Ancient Indonesian Art. Harvard University Press


TjahjonB.D. 2009. Relief Pada Candi Sawentar Kidul Karya Seni Kriya Abad Ke-15
yang Sarat Makna. hp://www.purbakala.jawatengah.go.id
/detail_berita.php?act=view&idku=35

Page | 30

Candi Selotumpuk
Dimensi
Jarak
Juru pelihara
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: 5.00 x 4.00 x 0.75 m


: 24.0 km dari pusat Blitar
: Sutaji
: Blitar Garum Talun Wlingi Kesamben
Pagerwojo
: sukarela
:-

Candi Selotumpuk adalah reruntuhan bangunan kuno yang


berada di puncak Gunung Batok, Desa Pagerwojo, Kecamatan
Kesamben. Keberadaan sebuah bangunan kuno di puncak gunung
sering diidentifikasikan sebagai bangunan pemujaan kepada dewa.
Page | 31

Dalam mitologi kuno puncak gunung sering dianggap sebagai kediaman


para dewa.
Nama candi ini sesuai dengan kondisinya yang lebih terlihat
seperti tumpukan batu. Selo berarti batu, sehingga Selotumpuk berarti
batu yang ditumpuk. Meskipun telah runtuh, keindahan seni pahat pada
Candi Selotumpuk masih dapat dinikmati, misalnya saja pahatan pada
antefik candi, kala, maupun relief dinding candi. Dari relief yang tersisa,
terlihat adegan dua tokoh yang saling duduk berhadapan.

Page | 32

Candi Tepas
Dimensi
Jarak
Juru pelihara
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: 11.20 x 11.20 x 4.60 m


: 24.6 km dari pusat Blitar
: Darno S.
: Blitar Garum Talun Wlingi Kesamben
Pagerwojo Tepas
: sukarela
:-

Secara administratif Candi Tepas terletak di Desa Tepas,


Kecamatan Kesamben. Kondisi candi ini telah runtuh dan hanya
menyisakan bagian kaki candi. Batu-batu penyusun tubuh candi yang
tidak dapat disusun ditata di sekitar kaki candi. Sebagian besar batuan
penyusunnya telah aus sehingga seakan-akan candi ini tersusun dari
Page | 33

batu yang lonjong. Pada sebagian dinding candi yang masih untuh tidak
dijumpai adanya relief maupun ragam hias apapun.

Candi Tepas mengahadap ke arah barat sebagaimana candicandi langgam Jawa Timur pada umumnya. Sekitar 15 meter disekeliling
bangunan terdapat struktur batu bata yang terpendam. Diduga struktur
tersebut merupakan pagar candi.

Page | 34

Candi Gambar Wetan


Dimensi
Jarak
Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: belum diketahui
: 15.6 km dari pusat Blitar
: Kasajuli
: 7 58' 5.37" S 112 14' 17.08" E
: Blitar Nglegok Kali Bladak Perkebunan Gambar
Candi Gambar Wetan
: sukarela
:-

Candi Gambar Wetan terletak di lereng Gunung Kelud, Desa


Sumberasri, Kecamatan Nglegok. Lokasinya cukup terpencil karena
berada di dalam hutan. Hanya tersedia jalan macadam untuk menuju
lokasi tersebut.
Page | 35

Meski lokasinya cukup terpencil, candi ini tetap menarik untuk


dikunjungi. Selain suasananya yang syarat dengan kekunaan, Candi
Gambar Wetan juga menyuguhkan pemandangan alam yang eksotis.
Dari sekitar lokasi candi, wisatawan dapat menikmati keindahan
pemandangan Kali Bladak yang merupakan kantong lahar Gunung
Kelud. Sembari menikmati pemandangan tersebut, wisatawan juga akan
dimanjakan oleh suasana taman yang asri.

Bangunan Candi Gambar Wetan terletak di atas sebuah bukit.


Untuk menuju ke lokasi bangunan, terdapat struktur tangga yang
tersusun dari batu andesit. Di sekitar struktur tangga terdapat beberapa
Page | 36

arca dwarapala. Arca pertama terletak di kaki tangga, arca kedua di


ujung tangga, dan arca ketiga terpisah agak jauh di selatan tangga.
Kronogram terkait candi ini terdapat di kaki arca dwarapala
kedua. Kronogram tersebut menunjukkan tarik 1360 Saka atau 1438
Masehi. Kronogram tersebut sezaman dengan era Majapahit masa
pemerintahan Suhita.

Candi Gambar Wetan telah runtuh dan tampak disusun


sekedarnya saja. Bentuk keseluruhannya masih belum diketahui secara
pasti. Berdasarkan ekskavasi yang dilakukan pada Mei 2012, berhasil
diketahui adanya struktur bangunan candi yang masih terpendam.
Page | 37

Struktur tersebut kini dikubur kembali untuk menunggu penelitian lebih


lanjut.

Page | 38

Komplek Candi Penataran


Jarak
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: 10.4 km dari pusat Blitar


: 8 0' 58.64" S 112 12' 32.08" E
: Blitar Nglegok Penataran
: Rp. 3.000,: Blitar Penataran

Komplek Candi Penataran terletak di Desa Penataran,


Kecamatan Nglegok. Komplek percandian ini pertama kali dilaporkan
oleh Raffles dalam History of Java di mana disebutkan bahwa pada
tahun 1815 Dr. Horsfield menemukan reruntuhan candi Hindu di
Penataran. Dari sisa-sisa struktur yang ada di komplek candi, diketahui
Page | 39

bahwa komplek ini terdiri dari beberapa bangunan yang pendiriannya


tidak serempak. Pembangunannya bertahap dan dilakukan sejak era
Kadiri hingga Majapahit.
Komplek Candi Penataran berfungsi sebagai tempat pemujaan,
hal ini didasarkan dari isi prasasti Palah yang menyatakan bahwa Raja
Srengga dari Kadiri sering mengadakan pemujaan di candi ini.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh keterangan dari Negara
Krtagama yang menyatakan bahwa bangunan suci Palah merupakan
bangunan Dharma Ipas, yakni bangunan suci para rsi Siwa-Sugata yang
didirikan sebagai tempat pemujaan.

Page | 40

Komplek Candi Penataran adalah komplek percandian terbesar


di Blitar. Komplek ini menempati lahan seluas 180 x 130 m dan terbagi
menjadi tiga halaman. Pada halaman I terdapat enam buah bangunan,
yakni: bale agung, batur pendopo, tiga miniatur candi, dan candi angka
tahun. Pada candi angka tahun terdapat kronogram bertarik 1291 Saka
atau 1369 Masehi. Kronogram ini sezaman dengan era Majapahit masa
pemerintahan Hayam Wuruk. Pada halaman II terdapat bangunan candi
naga. Candi ini berbentuk bujur sangkar dengan relief naga yang melilit
pada bangunan. Pada halaman III dapat dijumpai candi induk berdenah
32.5 x 29.5 x 7.2 m. Di sudut belakang candi tersebut terdapat jalan
setapak menuju ke petirtaan.

Page | 41

Komplek Candi Penataran telah dikelola secara terpadu. Selain


candi sebagai daya tarik utama, obyek ini juga menawarkan berbagai
sarana rekreasi tambahan seperti: waterboom dan Museum Penataran
yang memamerkan koleksi BCB dari antero Blitar.

Pada Komplek Candi Penataran juga sering dilakukan berbagai


atraksi budaya seperti pagelaran Purnama Seruling Penataran dan
prosesi Tumpeng Agung Nusantara. Purnama Seruling Penataran
merupakan pagelaran kesenian yang biasa digelar pada malam
purnama, sedangkan prosesi Tumpeng Agung Nusantara adalah prosesi

Page | 42

pengarakan tumpeng dari Situs Umpak Balekambang menuju Komplek


Candi Penataran.
Perlu diketahui bahwa di sekitar Komplek Candi Penataran
dapat dijumpai situs-situs lain yang kemungkinan masih berkaitan satu
sama lain. Situs-situs tersebut adalah: Candi Pemandian Penataran yang
terletak di timur pintu masuk Kawasan Wisata Penataran; Situs Umpak
Balekambang dan Situs Arca Warak yang terletak di Desa Modangan
(2.km di timur kawasan wisata).

Page | 43

Candi Kalicilik
Page | 44

Candi Kalicilik
Dimensi
Jarak
Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: 6.80 x 6.80 x 8.30 m


: 11.5 km dari pusat Blitar
: Basir
: 7 59' 53.58" S 112 8' 25.08" E
: Blitar Sanankulon Srengat Perempatan Poluhan
Ponggok Candirejo
: sukarela
:-

Candi Kalicilik bukanlah satu-satunya candi bata yang ada di


Blitar, namun setidaknya candi bata ini masih berdiri dengan kokoh.
Bata memang tak sekuat batu andesit, sehingga hanya sedikit candi
bata yang dapat bertahan. Keberadaan candi bata memang selalu
memberikan

kekaguman

bagi

wisatawan,

terutama

perihal

penyusunannya. Tidak seperti pada candi batu andesit yang disusun


dengan sistem batu kunci, candi bata disusun dengan menggosokkan
bata agar tercipta bubuk bata, bubuk tersebut kemudian diperciki air
agar dapat melekat.
Tidak banyak ragam hias yang tersisa pada Candi Kalicilik.
Atapnya telah runtuh dan kakinya telah dipugar, sehingga ragam hias
yang masih dapat dijumpai hanyalah relief sulur pada tubuh candi.
Ragam hias lainnya adalah kala yang terletak pada ambang pintu dan
relung, serta relief surya pada langit-langit bilik candi.

Page | 45

Candi Kalicilik secara administratif terletak di Desa Candirejo,


Kecamatan Ponggok. Kronogram terkait candi ini dapat dijumpai di atas
ambang pintu. Kronogram tersebut bertarik 1271 Saka atau 1349 M.
Kronogram

tersebut

sezaman

dengan

era

Majapahit

masa

pemerintahan Tribhuwanattunggadewi Jayawisnuwardhani.

Page | 46

Candi Sumbernanas
Dimensi
Jarak
Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: 7.60 x 7.40 m
: 10.5 km dari pusat Blitar
: Wakini
: 8 0' 44.47" S 112 8' 35.73" E
: Candi Kalicilik Kantor Desa Candirejo Rejoso
: sukarela
:-

Candi Sumbernanas pertama kali ditemukan pada tahun 1919,


saat tanah di sekitar candi longsor akibat letusan Gunung Kelud.
Keadaan bangunanya telah runtuh dan berantakan, hanya tersisa

Page | 47

bagian pondasi candi. Oleh karena itu, masyarakat sekitar menyebut


Candi Sumbernanas dengan sebutan Candi Bubrah (berantakan).

Pada Candi Sumbernanas pernah ditemukan arca Siwa


Mahadewa dan Brahma. Berdasarkan temuan tersebut diduga candi ini
merupakan candi yang bernafaskan agama Hindu.

Page | 48

Arca Ganesa Boro


Page | 49

Arca Ganesa Boro


Jarak
Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: 5.0 km dari pusat Blitar


: Robby Marwanaya
: 8 8' 20.15" S 112 8' 46.45" E
: Blitar Jl. Cemara Tuliskriyo Arca Ganesa Boro
(utara Jembatan Kademangan)
: sukarela
: Blitar Kademangan

Arca Ganesa Boro secara administratif terletak di Dusun Boro,


Desa Tuliskriyo, Kecamatan Sanankulon. Arca ganesa ini cukup unik
karena pada bagian belakangnya terpahat wujud mahakala. Di bagian
bawah arca terpahat kronogram berbunyi hana gana hana bumi.
Kronogram tersebut jika ditulis menggunakan angka arab menjadi 1611.
Namun karena kronogram yang terpahat adalah tahun Saka, maka
harus dibaca dari kanan menjadi 1161 Saka. Berdasarkan kronogram
tersebut diketahui bahwa arca ini berasal dari era Singosari masa
pemerintahan Anusapati.
Ganesa adalah salah satu dewa dalam agama Hindu. Ganesa
selain dikenal sebagai dewa ilmu pengetahuan, juga dikenal sebagai
dewa

penghalau

rintangan,

sehingga

sering

diletakkan

pada

perempatan jalan, di tempat-tempat angker, dan di pinggiran sungai.


Oleh karenanya, sangat masuk akal apabila arca ganesa ini diletakkan di
pinggiran Sungai Brantas.
Page | 50

Page | 51

Kekunaan Mleri
Jarak
Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: 9.7 km dari pusat Blitar


: Sunarmi
: 8 3' 21.98" S 112 5' 6.04" E
: Blitar Srengat Bagelen
: sukarela
:-

Kekunaan Mleri terletak di kaki Gunung Pegat, Desa Bagelen,


Kecamatan Srengat. Pada kekunaan ini dapat dijumpai berbagai BCB
bercorak Hindu, seperti : antefik, batu candi, kala, lingga, panil berrelief,
prasasti, swastika, dan yoni. BCB-BCB tersebut ditata sedemikian rupa
sehingga menyerupai komplek pemakaman Islam. Mungkin setelah
Page | 52

pengaruh Hindu-Budha di tanah Jawa memudar, kekunaan ini


mengalami akulturasi dengan kebudayaan Islam.

Kronogram terkait kekunaan ini dapat dijumpai di balik arca


Durga. Kronogram tersebut bertarik 1102 Saka atau 1180 Masehi.
Berdasarkan kronogram tersebut, diketahui bahwa Kekunaan Mleri
telah didirikan sejak era Kerajaan Kadiri masa pemerintahan
Aryyeswara. Aryyeswara memerintah dari tahun 1170 sampai 1180
Masehi dengan lambang atau lancana kerajaan berupa ganesa. Lancana
ganesa Aryyeswara terpahat pada salah satu prasasti di Kekunaan
Mleri.
Page | 53

Mitos setempat menyatakan bahwa Kekunaan Mleri merupakan


tempat pendharmaan Ranggawuni atau Sri Jaya Wisnuwardhana, raja
ke tiga Singosari. Mitos ini berkembang karena adanya kemiripan nama
antara Mleri dengan Waleri. Waleri merupakan tempat pendharmaan
Wisnuwardhana. Di Waleri ia dicandikan sebagai Siwa. Selain di Waleri
ia juga di dharmakan di Jajaghu (sekarang Candi Jago, Malang) sebagai
Budha Amoghapasa.
Tidak jauh dari Kekunaan Mleri, terdapat situs lain yang disebut
sebagai Candi Petapan. Lokasi candi tersebut terletak di salah satu
puncak Gunung Pegat. Candi ini merupakan peninggalan dari seorang
Page | 54

yang dikenal dengan sebutan buyut


di Makudutan. Ia adalah sesepuh
dari desa-desa disekitarnya seperti
Waleri,

Pandyasan,

Lwapandak,

Padlegan pinggir ing tasik (Desa


Pikatan, Wonodadi), dan Hajiran.
Prasasti yang mengulas mengenai candi ini bertarik 1120 Saka atau
1198 Masehi. Kurun waktu tersebut sezaman dengan berkuasanya Raja
Srengga dari Kerajaan Kadiri. Ada pun mitos yang berkembang, candi ini
dipercaya sebagai tempat pertapaan Dewi Kilisuci, tokoh mitologi yang
identik dengan Sanggramawijaya Tunggadewi putri Airlangga.

Page | 55

Candi Bacem
Dimensi

Jarak
Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: Candi perwara 3.50 x 3.50 x 1.50 m


Candi induk 5.50 x 5.50 x 1.50 m
: 13.8 km dari pusat Blitar
: Sugeng Suryawan
: 8 11' 41.63" S 112 14' 38.71" E
: Blitar Sutojayan Lodoyo Bacem
: sukarela
:-

Secara administratif Candi Bacem terletak di Dusun Cungkup,


Desa Bacem, Kecamatan Sutojayan. Lokasi candi ini berada di belakang
SDN Bacem 3. Lokasinya cukup terpencil dan berada di antara
rerimbunan bambu.
Page | 56

Candi Bacem terdiri dari sebuah candi induk dan sebuah candi
perwara. Kondisi kedua candi tersebut telah runtuh sehingga hanya
terlihat seperti tumpukan batu bata saja. Di atas reruntuhan candi
dapat dijumpai kemuncak dan sejumlah umpak yang terbuat dari batu
andesit. Secara keseluruhan terdapat 13 umpak di kedua candi
tersebut. Berdasarkan adanya umpak diduga tubuh Candi Bacem
berbentuk balai dengan atap dari genting. Hal tersebut didukung
dengan adanya pecahan genting disekitar candi induk.

Page | 57

Candi Sirah Kencong


Dimensi
Jarak
Juru pelihara
Koordinat
Rute
Tiket masuk
Trayek MPU

: 3.00 x 3.00 x 2.15m


: 31.6 km dari pusat Blitar
: Hari Suciono
: 7 58' 47.94" S 11225'40.19"E
: Blitar Wlingi Semen Sirah Kencong
::-

Candi Sirah Kencong terletak di lereng Gunung Kawi pada


ketinggian 1200 mdpl. Lokasinya berada di area perkebunan Bantaran
PTPN XII, Dusun Sirah Kencong, Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi.
Akses menuju lokasi ini masih sulit karena belum tersedia infrastruktur
jalan yang memadai.
Page | 58

Candi Sirah Kencong ditemukan pada tahun 1967 oleh para


pekerja perkebunan. Ketika ditemukan, kondisi fisik candi telah runtuh
dan tidak utuh lagi. Candi ini terdiri dari tiga bangunan yang menghadap
ke arah Barat. Pada masing-masing bangunan dipahatkan relief yang
sangat tipis. Relief bangunan I mengisahkan tentang Bubuksahganggangaking.

Relief

bangunan

II

mengisahkan

tentang

Samodramanthana. Relief bangunan III mengisahkan Bima yang mencari


Tirthamanthana. Filosofi dari relief-relief tersebut adalah tentang
penyucian diri. Filosofi ini banyak dianut oleh umat Hindu, khususnya
sekte Saiwasiddhanta.
Daya tarik Candi Sirah Kencong tidak
hanya

terletak

melainkan

juga

pada
pada

bangunannya,
lingkungan

di

sekitarnya. Candi ini terletak di tengah area


kebun teh. Dari sekitar candi, wisatawan
dapat menikmati indahnya hamparan kebun
teh yang eksotis. Sedikit bergeser ke timur
laut, dapat dijumpai sebuah air terjun. Air
terjun ini di kenal dengan sebutan Air Terjun Wanatirtakencana.
Lokasinya tersembunyi di dalam hutan dengan jalur yang menantang.

Page | 59

SITUS-SITUS MARGINAL
DI BLITAR

Selain candi-candi yang telah


dipaparkan sebelumnya, Blitar
masih menyimpan begitu banyak
benda cagar budaya. Sayang
keberadaannya banyak yang
termarginalkan

Page | 60

Page | 61

Glosarium
Antefik
Unsur bangunan yang berfungsi sebagai hiasan
bagian luar. Sering ditemukan pada bangunan candi
dalam bentuk segitiga meruncing.
Kala
Hiasan berbentuk kepala raksasa dengan ekspresi
menakutkan. Hiasan ini pada
umumnya
ditempatkan di tengah bingkai bagian atas pintu
masuk candi.
Kemuncak
Bagian puncak bangunan candi
Lingga
Simbol laki-laki
Umpak
Komponen penyangga tiang pada bangunan candi
maupun pendopo.

Yoni
Simbol aspek wanita, juga dianggap sebagai
penggambaran Parwati. Pada bagian atas yoni
terdapat sebuah lubang berbentuk segi empat
untuk meletakkan lingga. Lubang ini dihubugkan
pada sebuah cerat.
Page | 62

Sri Maharaja

Achmad Wahyu Rizky W.

Page | 63

Bathara Panca Prabu

Bathara i Sanankulon (Galy)

Bathara i Kanigoro (Meitika)

Bathara i Kademangan (Pristiko)

Bathara i Sananwetan (Riezta)

Bathara i Sukorejo (Yulangga)

Kritik dan saran:


: http://www.facebook.com/groups/travellers2009/
: http://travellers2009.wordpress.com/
: 085746142500 (Riezta) atau 085743119984 (Galy)
Page | 64

Tips :

Gunakan koordinat yang termuat dalam ebook ini untuk menemukan


lokasi candi-candi di Blitar. Masukkan koordinat pada kotak pencarian
Google Map dan dapatkan detail lokasinya.

Page | 65

Anda mungkin juga menyukai