Anda di halaman 1dari 13

MENIKMATI PESONA

CANDI IJO
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pariwisata di Indonesia saat ini adalah salah satu sumber pendapatan negara yang
sangat menjanjikan, mengingat kekayaan yang dimiliki Indonesia sangat beragam baik
kekayaan alam maupun budaya. Perkembangan bisnis pariwisata di Indonesia kini sudah
sangat pesat. Perkembangan dalam sektor pariwisata tersebut akan memicu berbagai
perkembangan dalam sektor lain seperti sektor ekonomi, sosial dan budaya. Berbagai daerah
di Indonesia memiliki daya tarik wisata yang beragam, salah satunya di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta yang menjadi tujuan favorit wisatawan di Indonesia. Sebagai salah satu
provinsi dengan daerah tujuan wisata yang beragam, Yogyakarta memiliki beberapa jenis
wisata yaitu wisata alam, wisata budaya dan wisata sejarah maupun gabungan dari jenis-jenis
wisata tersebut.
Salah satu wisata budaya dan sejarah yang ada di Yogyakarta adalah Candi Ijo.
Letaknya yang berada di perbukitan dengan ketinggian 375 meter di atas permukaan air laut
membuat Candi Ijo menjadi candi yang paling tinggi di Yogyakarta. Oleh sebab itu daya
tariknya tidak hanya bangunan candi yang megah, namun juga pemandangan yang begitu
indah.Hal tersebut membuat wisatawan yang datang ke Candi Ijo dapat sekaligus menikmati
pemandangan alam Yogyakarta dari atas dan menjadikan salah satu alasan untuk berkunjung.
Apabila berwisata ke Candi Ijo pada sore hari, wisatawan dapat melihat pemandangan
matahari terbenam (sunset) dengan sangat jelas. Maka tak heran jika jumlah wisatawan di
Candi Ijo semakin meningkat.
Dalam pengelolaannya, Candi Ijo dikelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan Cagar
Budaya DIY dan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman. Berdasarkan hasil dari wawancara
penulis pada tanggal 17 Februari 2017 dengan Ibu Tri Hartini selaku kepala unit pengelola
Ratu Boko dan Candi Ijo, Candi Ijo mulai ramai dikunjungi oleh wisatawan pada tahun 2010,
saat itu jumlah kunjungan wisatanya hanya sekitar ratusan wisatawan per bulan dan terus
mengalami peningkatan setiap tahun. Hingga pada tahun 2015 saat mulai diresmikannya
Taman Tebing Breksi yaitu destinasi wisata baru yang berlokasi tidak jauh dari Candi Ijo,
jumlah pengunjung di Candi Ijo mengalami peningkatan yang sangat drastis. Hal tersebut
dikarenakan limpahan wisatawan yang mengunjungi Taman Tebing Breksi kemudian

1
mengunjungi Candi Ijo maupun sebaliknya. Hingga pada tahun 2016 total keseluruhan
jumlah pengunjung Candi Ijo mencapai 162.827 orang. Sebelumnya pengunjung yang datang
ke Candi Ijo belum dikenakan biaya tiket masuk, pengunjung yang datang cukup mengisi
buku tamu yang sudah disediakan sebelum memasuki kompleks Candi Ijo, hingga mulai
bulan Oktober 2016 sudah dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp 5.000 untuk wisatawan
domestik. Tiket di Candi Ijo dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, dengan
demikian Balai Pelestarian Peninggalan Cagar Budaya DIY bekerja sama dengan Dinas
Pariwisata Kabupaten Sleman untuk pengelolaan Candi Ijo ini. BPCB DIY mengelola seluruh
aktivitas cagar budaya, sedangkan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman sebagai pengelola
tiket dan segala hal yang berhubungan dengan wisata yang ada di lokasi tersebut. Secara
umum Candi Ijo terletak di ujung timur Daerah Istimewa Yogyakarta bersebelahan dengan
kota Klaten, Jawa Tengah. Jarak tempuh Candi Ijo dari pusat kota Yogyakarta kurang lebih
berjarak 20 kilometer dan dapat dikatakan cukup susah untuk dijangkau. Meskipun demikian
wisatawan yang datang terus bertambah.
Oleh sebab itu berdasarkan uraian diatas kami selaku penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut Obyek Wisata Candi Ijo, dengan harapan hasil penelitian ini dapat memberi masukan
dalam pengembangan Candi Ijo.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian latar belakang di atas berikut ini adalah rumusan masalah antara lain :
1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya Candi Ijo?
2. Apa saja yang menjadi Daya Tarik Wisata dari Candi Ijo ?
3. Bagaimana keterlibatan masyarakat sekitar Candi Ijo ?
4. Apa saja potensi Wisata Candi Ijo?
5. Bagaimana strategi pengembangan Wisata Candi Ijo?

1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui sejarah candi Ijo
2. Untuk mengetahui potensi Wisata candi Ijo
3. Untuk mengetahui keterlibatan masyarakat sekitar Wisata Candi Ijo
4. Untuk mengetahui strategi pengembangan Wisata Candi Ijo

2
1.4 SEJARAH CANDI IJO

Candi Ijo terletak di perbukitan ijo yang berada di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo,
Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta 11’.00 32.86 BT-46’55 LS. Nama
candi tersebut diambil dari lokasi candi tersebut dibangun. Candi Ijo sendiri merupakan candi
tertinggi di Yogyakarta dibandingkan dengan candi lainnya di wilayah Yogyakarta, karena
bukit ijo ini mempunyai ketinggian sekitar 357,402 m – 395,481 m dpl.
Pemberian nama sebuah candi dapat didasarkan pada 3 hal. Pertama, berdasarkan
legenda yang dikenal masyarakat. Kedua, berdasarkan penyebutan yang ada dalam prasasti.
Ketiga adalah berdasarkan lokasi candi itu berada. Demikian halnya penamaan Candi Ijo.
Kompleks percandian bercorak Hindu ini dinamakan sesuai lokasinya yang berada di lereng
bukit padas yang bernama Gunung Ijo.
Wilayah Candi Ijo kalasan masih terletak diantara perbukitan yang sama dengan candi
lainnya seperti Candi Ratu Boko, Candi Barong dan Candi Banyunibo yang terletak di atas
perbukitan kecamatan Prambanan. Menurut perkiraan, Candi Ijo ini dibangun sekitar abad
ke-9 Masehi. Bila wisatawan sudah sampai pada area candi, ke arah selatan akan nampak
sebuah lembah yang curam yang sangat indah. Apabila wisatawan memandang ke arah Barat,
akan tampak Bandara Adisucipto yang terletak di tepi barat perbukitan ini.
Bangunan Candi Ijo ini terdiri dari 17 struktur bangunan dan terbagi lagi menjadi 11
teras berundak. Teras pertama merupakan halaman yang akan menuju ke pintu masuk
merupakan teras berundak yang membujur dari barat ke timur. Pada teras paling atas terdapat
delapan lingga patok, bangunan candi utama dan tiga candi perwara. Dari ke-11 teras ini,

3
yang paling sakral terletak pada teras tertinggi yaitu teras ke-11. Candi perwara selatan
mempunyai ukuran denah 519 x 517 cm, dengan tinggi 662 cm. Di dalam bilik candi perwara
selatan tidak ditemukan apa-apa. Candi perwara tengah mempunyai ukuran denah 630 x 515
cm tinggi 650 cm. Di dalam bilik candi perwara tengah ditemukan nandi dan meja batu
(padmasana). Candi perwara utara mempunyai ukuran denah 511 x 511 cm tinggi 630 cm.
Pada bilik candi ini tidak ditemukan apa-apa.
Candi Ijo pertama kali ditemukan tanpa sengaja oleh seorang administratur pabrik
gula Sorogedug yang bernama HE Doorepaal pad atahun 1886. Waktu itu ia sedang mencari
lahan bagi penananan tebu.
Candi Ijo ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya pada tahun 1988. Upaya
pelestarian Candi Ijo diwujudkan dalam berbagai kegiatan pemugaran. Pemugaran tersebut
meliputi berbagai kegiatan, seperti: restorasi, rekonstruksi, rehabilitasi, konsolidasi, serta
konservasi-preservasi.Pemugaran Candi Ijo dimulai pada tahun 1980an diawali dengan
pemugaran candi induk. Pada tahun 2000 hingga 2003 juga dilakukan pemugaran terhadap 3
buah candi perwara. Di tahun 2005 pagar teras XI untuk pertama kali dilakukan pemugaran
yakni pagar sisi timur.
Ragam relief yang dapat kita jumpai yang terpahat pada dinding candi menandakan
candi ini peninggalan umat Hindu. Diatas pintu masuk terdapat kala makara dengan motif
kepala ganda dan atributnya. Kala makara dapat juga dijumpai pada candi penganut Budha
yang menunjukkan bahwa candi ini merupakan bentuk akulturasi yaitu proses sosial yang
timbul apabila terjadi pencampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan
saling mempengaruhi dalam hal ini antara kebudayaan Budha dan kebudayaan Hindu.
 Candi utama (Candi induk)

4
Candi utama atau candi induk berada di tengah kompleks, Wujudnya adalah sebuah
candi yang ukurannya paling besar diantara bangunan candi lainnya yang ada dikompleks
candi ini. Candi ini menghadap ke arah barat, Bangunan candi utama berbentuk persegi
empat yang berdiri diatas selasar yang cukup lebar sehingga pengunjung bisa mengelilingi
tubuh Candi. Tangga masuk ke kamar Candi hanya satu yaitu dari arah barat, dan yang unik
disebelah kiri tangga masuk dibawah selasar Candi ada Rongga kecil ada semacam batu
kubus berlubang.
Di bagian sebelah barat terdapat sebuah pintu masuk yang berhiaskan pahatan atau
relief kepala Kala bersusun dibagian atasnya menempel di dinding candi. Selain pahatan
kepala Kala bersusun pada ambang pintu masuk candi induk juga dihiasi dengan tubuh
sepasang naga yang menjulur ke bawah yang membingkai pintu. Letak kepala naga itu
membelakangi ambang pintu dan mulutnya terbuka lebar. Di dalam setiap mulut naga
tersebut terlihat ada burung Kakaktua yang ukurannya kecil.
Di sebelah kanan dan kiri pintu masuk terdapat masing masing satu relung (kosong)
kemudian di dinding candi sebelah kanan, belakang dan kiri masing – masing terdapat tiga
relung, relung yang tengah lebih besar, diatas bagian relung dihiasi Kala dan pahatan seperti
atap candi.
Keunikan lain yang dimiliki Candi Ijo ini adalah bekas salah satu pondasi candi yang
dipahat langsung dari bukit kapur yang tertanam pada tanah. Berbeda dengan pondasi candi
pada umumnya yang tersusun dari batu-batu andesit. Pahatan yang dilakukan di batu kapur
ini dapat anda lihat sementara badan bangunannya masih belum tersusun.Peninggalan lainnya
yang menarik adalah ditemukannya dua batu prasasti yang ditemukan di teras ke-8. Salah
satu prasasti tersebut diberi kode F bertulisakan Bluyutan atau Guywan yang berarti
pertapaan. Sedangkan prasasti yang lain terbuat dari batu dengan tinggi 14 cm dan tebal
sekitar 9 cm. Prasasti ini memuat mantra-mantra yang ditulis dan diperkirakan sebagai
kutukan sebanyak 16 kali mantra tersebut ditulis dan diantaranya yang terbaca “Om
Sarwwawinasa, Sarwwawinasa”. Meskipun sampai sekarang belum terkuak asal muasal
penulisan mantra tersebut, namun diyakini mantra tersebut berkaitan erat dengan peristiwa
tertentu yang terjadi di Candi ini . Kedua prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional
Jakarta

5
Sepanjang tepi lapisan dihiasi dengan deretan bingkai berpola kala. Dalam masing-masing
bingkai terdapat arca setengah badan yang menggambarkan dewa Brahma, Wisnu atau Syiwa
dalam berbagai posisi tangan.

Di dalam ruang candi utama terdapat sebuah ruangan dengan patung sepasang Lingga
Yoni yang cukup besar ukurannya. Batu Lingga berbentuk bulat silinder yang berdiri diatas
Yoni yang berbentuk ceruk yang mempunyai ujung sebagai tempat aliran air. Pahatan
berbentuk kepala naga dan kura-kura menopang tempat aliran air dari Yoni. Besar
kemungkinan pemujaan terhadap Dewa Siwa dilaksanakan dengan menuangkan air diatas
Lingga hingga mengalir ke Yoni dan aliran air tersebut dianggap sebagai air yang suci, di
dalam ada relung dinding yang dikanan kirinya juga dihiasi Absara.
Bagian Atap Candi Diantara tubuh Candi dan Atap Candi terdapat ragam hias salur
bunga horizontal diselang - seling relief gana atau manusia kerdil. Di bagiaan atap
yang tambun, paling bawah dengan hiasan atau motif bentuk Tumpal ada patung relief,
setengah badan yang tangan kanan dan kirinya memegang bunga teratai, puncak candi
berujud bulat ( Lingga) kemudian dasarnya teratai bertingkat.

6
 Candi Perwara

Di depan Candi Induk terdapat dari utara ke selatan 3 buah Candi Perwara menghadap
ke timur. Candi Perwara yang terletak di tengah ukurannya lebih besar dari 2 perwara yang
lain. Di dalam Cabdi Perwara dibagian tengah ini terdapat arca Nandi, Nandini yang
memiliki arti “yang menyenangkan” adalah seekor lembu betina, Lembu ini dipakai sebagai
wahana (kendaraan) Dewa Siwa dan Altar (Padmasana) . Lembu Nandini dikenal mempunyai
sifat tak kenal takut. Nandini juga melambangkan sebagai lembu kekayaan, milik Bagawan
Wasista, konon terlahir dari Surabhi, sang lembu kemakmuran yang muncul ketika samudra
diaduk pada proses penciptaan alam semesta.

Candi Perwara Kiri Candi Perwara Tengah Candi Perwara Kanan


2 Candi Perwara yang lain hanya terdapat lingga tanpa yoni dan yang satunya Sumuran.
Yang unik dari ketiga Candi Perwara ini hiasan dinding luarnya berbeda – beda. Yang tengah
dinding luarnya tidak berelung, ada hiasan motif bungazan. Sebelah kanan dinding luarnya
memiliki relung yang tidak begitu dalam diatasnya ada hiasan Kala. Candi Perwana ketiga
sebelah kiri, berada di bagian bangunan Candi Perwara di teras ke 11, dibagian ini terdapat

7
sebuah Homa (bak tempat api pengorbanan). Kemudian, tepat dibagian atas tembok belakang
bak tersebut terdapat beberapa lubang ventilasi yang berbentuk segitiga dan jajaran genjang.
Adanya Homa ini mencerminkan keadaan masyarakat Hindu yang memuja Brahma. Dan tiga
Candi Perwara menandakan penghormatan masyarakat kepada Hindu Trimurti yaitu Brahma,
Whisnu dan Siwa.
Sedangkan arca – arca lainnya seperti arca Agastya, Ganesha dan Durga yang dulunya
merupakan hiasan pada tempat-tempat tertentu pada dinding candi sekarang telah disimpan di
Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala ( BP3 ) Yogyakarta. Selanjutnya ada relief
yang menggambarkan seorang lelaki dan perempuan yang sedang melayang yang
menggambarkan Dewa Siwa dan Dewi Parwati sebagai lambang yang berguna untuk
mengusir roh jahat.
Jam buka dan Harga tiket masuk Candi Ijo :
Candi Ijo dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 06.00 - 18.00
Harga tiket masuk per orang wisatawan lokal/asing Rp. 5.000

1.5 DESKRIPSI LOKASI

A. PETA
Candi Ijo terletak di perbukitan ijo yang berada di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo,
Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta 11’.00 32.86 BT-46’55 LS dan 375
Dpl.
Rute menuju Candi Ijo dari Kota Yogyakarta:

Dari Yogyakarta menuju Jalan Raya Solo - Sampai pertigaan candi prambanan ambil ke arah
kanan menuju pasar Prambanan – lurus sampai lewat rel kereta api - ikuti jalan menuju arah
Candi Ratu Boko - ikuti papan petunjuk menuju candi Ijo.

8
B. AKSESIBILITAS

Aksesibilitas adalah keseluruhan infrastruktur transportasi yang menghubungkan


wisatawan menuju tujuan wisata (Inskeep, 1994; Damanik dan Weber, 2006). Candi Ijo
memiliki lokasi yang relatif mudah ditempuh karena berada pada jalur wisata di Yogyakarta.
Candi Ijo berada sekitar 7 km arah tenggara Pasar Prambanan dan satu jalur menuju ke lokasi
Candi Boko yang cukup terkenal di Yogyakarta. Lokasi Candi Ijo juga dekat dengan bandara
sehingga mudah untuk di akses oleh wisatawan yang menggunakan transportasi udara seperti
wisatawan mancanegara tetapi kemudahan akses menuju Candi Ijo tidak di dukung dengan
infrastruktur yang baik, terutama setelah melewati lokasi Candi Boko. Akses jalan menuju
Candi Ijo yang sempit dengan jalur menanjak curam dan jalan yang rusak di beberapa titik
aspal mengelupas. Pada dasarnya alasan utama wisatawan mengunjungi suatu lokasi wisata
adalah karena atraksinya. Namun demikian aksesibilitas juga harus diperhatikan dalam
pengelolaan suatu lokasi wisata karena akan berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan saat
berwisata.

1.6 METODE PENGUMPULAN DATA

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik


pengumpulan data sebagai berikut :
 Obsevasi, yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan atau peninjauan
langsung ke lokasi penelitian dalam mencari dan mengumpulkan data-data yang
diperlukan dalam pembuatan karya tulis ini. Penulis melakukan Observasi Obyek
Wisata Candi Ijo pada tanggal 23 Maret 2018.
 Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan penjaga loket tiket dan salah
seorang petugas kebersihan.
 Study pustaka, yaitu memanfaatkan brosur-brosur,buku panduan dan membuka situs-
situs yang berkaitan dengan Candi Ijo yang ada di internet sebagai pelengkap bahan.

9
BAB II
TEMUAN DATA DAN ANALISIS

2.1 DAYA TARIK WISATA

a) Menikmati kemegahan bangunan Candi Ijo

Candi Ijo terdiri dari 17 struktur bangunan yang terbagi ke dalam 11 teras berundak.
Pada teras ke 11 terdapat bangunan candi utama. Di dalam bilik candi induk terdapat lingga
yoni yang melambangkan Dewa Siwa yang menyatu dengan Dewio Parwati. Sedangkan di
dinding luarnya terdapat relung-relung untuk menempatkan arca Agastya, Ganesa, dan
Durga. Di depan candi induk terdapat tiga candi perwara yang menghadap ke timur.

b) Candi Ijo juga dikenal sebagai salah satu Wisata Candi dengan spot sunset terbaik di
Yogyakarta

10
c) Hal unik lain yang juga bisa dinikmati di Candi Ijo adalah boarding dan landing
pesawat di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta
d) Letaknya yang berada di perbukitan dengan ketinggian 375 meter di atas permukaan
air laut membuat Candi Ijo menjadi candi yang paling tinggi di Yogyakarta, Oleh
sebab itu daya tariknya tidak hanya bangunan candi yang megah namun juga
menawarkan panorama keindahan alam yang menakjubkan
Daya Tarik Wisata menurut hasil wawancara salah satu pengunjung :
Wisatawan beranggapan bahwa Candi Ijo merupakan candi yang berbeda dari candi-candi
yang pernah mereka kunjungi sebelumnya. Dari segi ukuran, Candi Ijo merupakan candi
kecil dan lebih kecil dari pada candi-candi lain yang pernah mereka kunjungi. Namun
demikian, Candi Ijo memiliki keunggulan dibanding candi-candi lain, yaitu kondisi
lingkungan alamnya yang masih asri dan panorama yang indah.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Candi Ijo merupakan salah satu Candi peninggalan kerajaan Hindu yang berada di
Yogyakarta tepatnya Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta. Daerah tersebut merupakan daerah perbukitan, dimana Candi Ijo sendiri
berada pada ketinggian 375 mdol. Candi Ijo dikelilingi perbukitan yang hijau dan
pemandangan alam yang membentang luas.
Lokasi Candi yang berada pada tempat tinggi menjadi suatu kelebihan karena dari Candi Ijo
ini dapat menyaksikan pemandangan alam yang bagus dengan bentangan panoramanya juga.
Candi Ijo ini juga di kenal sebagai spot bagus untuk menyaksikan matahari tenggelam
(Sunset). Candi Ijo memiliki potensi untuk menjadi salah satu wisata andalan di Provinsi
Yogyakarta namun terdapat berbagai hal yang tidak mendukung potensi tersebut, seperti
minimnya fasilitas sarana dan prasana, minimnya fasilitas pendukung, jumlah atraksi yang
kurang, kurangnya promosi .

4.2 Saran
Berdasarkan ulasan kondisi yang ada di Candi Ijo, maka kiranya kami
merekomendasikan beberapa hal guna meningkatkan daya saing destinasi tempat wisata
tersebut, antara lain :
1. Membenahi infrastruktur seperti perbaikan jalan rusak serta melengkapi fasilitas
seperti pembuatan toilet yang layak pakai, dll
2. Menambah Daya Tarik Wisata misalnya seperti mendirikan restaurant dengan
memanfaatkan view sunset diharapkan dapat menambah daya tarik dan menjadi salah
satu alasan wisatawan untuk berlama-lama mengunjungi Candi Ijo atau dengan
mendirikan toko cinderamata untuk menarik minat wisatawan sekaligus pemasukan
Candi Ijo .
3. Melakukan promosi melalui positioning dan branding, maksudnya adalah untuk
membangun citra atau image di benak wisatawan. Promosi tersebut dapat dilakukan
dengan membuat brosur wisata atau promosi melalui sosial media seperti instagram,
facebook, dll dengan menampilkan gambar/foto Candi Ijo yang diambil dengan angle
terbaik dengan tujuan menarik wisatawan. Selain itu dapat pula dilakukan dengan
memanfaatkan kelebihan atau ciri khas khusus yang terdapat di Candi Ijo ini

12

Anda mungkin juga menyukai