Anda di halaman 1dari 13

KARYA TULIS ILMIAH

STUDY TOUR GOES TO YOGYAKARTA

MAKALAH
Tugas ini disusun sebagai syarat ujian sekolah Bahasa Indonesia
TA.2022/2023.

Disusun Oleh:
. Basmatul Hana A.M
. Citra Ananda
. Firyal Aquila D.K
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pembelajaran tidak hanya dilaksanakan di dalam ruangan tetapi juga dapat
dilaksanakan di luar ruangan. Hal ini berguna untuk menambah wawasan dan
mengurangi kejenuhan dalam belajar. Salah satu bentuk pembelajarannya yaitu
dengan mengadakan Study Tour. Study Tour adalah kegiatan yang dilakukan
seseorang atau kelompok untuk pergi ke suatu tempat dengan tujuan belajar
sambal liburan. Study Tour merupakan program pembelajaran santri dengan cara
turun langsung ke lapangan,dengan tujuan melihat dan mengamati lingkup yang
di kaji sehingga otomatis akan timbul perasaan ingin tahu santri dan keinginan
santri untuk lebih banyak bertanya sebab suatu hal yang belum mereka ketahui
sebelumnya. Oleh karena itu, seluruh santri SMP-SMAIT Baitussalam melakukan
Study Tour ke Jogja. Banyak destinasi yang kita kunjungi, seperti: Universitas
Islam Indonesia (UII), Tebing breksi, Universitas Islam Negri (UIN), Pantai
Parangritis, Lava Tour, Malioboro. Dengan dilaksanakannya Study Tour ini
diharapkan mampu memberikan banyak manfaat dan pengetahuan baru bagi
seluruh santri SMP-SMAIT Baitussalam.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan study tour?
2. Destinasi apa saja yang di kunjungi?
3. Apa yang diperoleh dari perjalanan menuju Yogyakarta?

1.3.Tujuan Study Tour


1. Menambah wawasan.
2. Melihat dan mengamati keindahan alam.
3. Meningkatkan minat belajar.
4. Memiliki pengalaman menarik.
1.4.Metode Penelitian
1. Observasi.
2. Wawancara.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Study Tour
Study Tour adalah kegiatan yang dilakukan seseorang atau kelompok
untuk pergi ke suatu tempat dengan tujuan belajar sambal liburan. Study Tour
merupakan program pembelajaran santri dengan cara turun langsung ke
lapangan,dengan tujuan melihat dan mengamati lingkup yang di kaji sehingga
otomatis akan timbul perasaan ingin tahu santri dan keinginan santri untuk lebih
banyak bertanya sebab suatu hal yang belum mereka ketahui sebelumnya.

B. Destinasi yang dikunjungi di Yogyakarta


1. Universitas Islam Indonesia (UII)
Universitas Islam Indonesia didirikan pada tanggal 27 Rajab 1364 H, atau
bertepatan dengan 8 Juli 1945. Awalnya, kampus ini bukan universitas, tetapi
Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta. STI merupakan cita-cita dari tokoh-tokoh
nasional Indonesia. Tokoh yang berperan dalam lahirnya STI adalah tokoh
nasional seperti, Dr. Moh. Hatta, Moh. Natsir, Prof. KHA. Muzakkir, Moh. Roem,
KH. Wachid Hasyim. Ketika Ibukota Negara pindah dari Jakarta ke Jogja, STI
juga ikut hijrah. Kemudian sekolah tinggi ini di resmikan kembali oleh presiden
Soekarno pada tanggal 27 rajab 1365 H atau bertepatan dengan 10 April 1946.
Setelah bertransformasi menjadi universitas dan merupakan universitas
swasta tertua di Indonesia, perkembangannya sangat pesat. Ada lebih dari 22
fakultas dan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Cabang UII kala itu ada di
Surakarta, Madiun, Klaten, Purwokerto, Cirebon, Gorontalo, dan Bangli, dengan
pusatnya ada di Jogja. Tapi, seiring dengan perubahan kebijaksanaan pemerintah
bahwa cabang universitas harus ditiadakan, maka cabang UII kemudian tumbuh
sendiri. Cabang-cabang ini tumbuh menjadi perguruan tinggi baru, baik negeri
atau swasta, atau tergabung dengan perguruan tinggi negeri yang sudah ada.
UII tentu saja secara tidak langsung mendorong pertumbuhan dan
perkembangan perguruan tinggi di berbagai kota yang ada di Indonesia. Selain itu,
UII juga menjadi bagian dari sejarah pendidikan nasional negeri ini. Misi yang
diemban dalam perjuangan UII ini sangat berat, seperti dalam perjalanan sejarah
mewujudkan kata-kata Bung Hatta saat pidato peresmian UII. Bung Hatta
berpesan,: “Di Sekolah Tinggi Islam ini akan bertemu agama dengan ilmu dalam
kerjasama yang baik untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2. Tebing Breksi
Awalnya Tebing Breksi merupakan area tambang batuan kapur yang
menjadi sumber penghidupan warga di sekitarnya. Batuan kapur yang ada di
Tebing Breksi pada mulanya merupakan abu yang di lontarkan Gunung Api
Nglanggeran saat terjadi erupsi berpuluh-puluh tahun yang lalu.
Berkubik-kubik abu tersebut mengendap menjadi lumpur dan mengeras
menjadi batuan. Cuaca dan waktulah yang menjadikan abu hasil erupsi menjadi
batuan kapur besar di Desa Sambirejo.

Pada tahun 2014, gabungan peneliti dari  Institut Teknologi Bandung


(ITB) dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) melakukan peninjauan pada
Tebing Breksi dan mereka menemukan jenis batuan tufan yang langka. Sehingga
penambangan harus dihentikan dan pada tahun 2015 Tebing Breksi ditetapkan
sebagai salah satu Geoheritage Yogyakarta.

Sejak saat itu, masyarakat setempat mulai berinisiatif untuk


mengembangkan Tebing Breksi dengan kreativitas yang dimiliki. Tebing bekas
tambang setinggi sekitar 30 meter ini dipahat membentuk relief dan cerita
pewayangan yang dihiasi dengan detail pada pahatannya. Keindahan karya artistik
yang dihasilkan ini kemudian disebarluaskan menggunakan media sosial,
sehingga Tebing Breksi menjadi destinasi wisata yang populer di kalangan
masyarakat. Keindahan lain yang dapat ditemui di Tebing Breksi adalah
pemandangan alam yang luar biasa indah. Karena objek wisata ini berada pada
200 mdpl, maka pengunjung bisa melihat Kota Yogyakarta dari ketinggian.
Terlebih ketika menjelang matahari terbenam, pengunjung akan disuguhi
indahnya sunset di atas Tebing Breksi.

Perjalanan menuju lokasi Tebing Breksi dapat ditempuh dalam waktu 28


menit atau sekitar 17 km dari Kota Yogyakarta. Jalan menuju lokasi telah diaspal
maupun di cor semen sehingga aksesibilitas sangat mudah, meskipun sebagian
kecil jalan tidak rata dan menanjak. Berbagai macam kendaraan, seperti motor,
mobil, minibus, truk, bahkan bus pariwisata dapat melalui jalan tersebut.
Pengunjung juga dimudahkan dengan adanya petunjuk arah jalan menuju Tebing
Breksi. Keberadaan rambu-rambu penunjuk arah ini juga dapat memudahkan
pengunjung objek wisata lain di sekitar Tebing Breksi, seperti Candi Ratu Boko,
Candi Ijo, dan Batu Papal.

3. Pantai Parangtritis

Pantai di Selatan Yogyakarta ini dinamakan Parangtritis konon karena di


sini adalah tempat pelarian pangeran Dipokusumo. Kejadian ini terjadi pada
zaman kejaraan Majapahit. Pangeran Dipokusumo melakukan pelarian ke tepi
pantai sekaligus menjadikan tempat ini sebagai tempat bertapa.  Di sini ia
menemukan batu karang besar yang memiliki aliran tetesan air. Parang berarti
karang sedangkan Tritis berarti menetes. Dari sini lah asal usul nama Parangtritis
tercipta. 

4. Lava Tour Merapi


Sejarah Lava Tour Merapi di mulai sejak tahun 2010 pasca erupsi Merapi
yang telah meluluh latakan beberapa pemukiman warga, menelan banyak korban
sampai dengan habisnya harta benda, terutama salah satu juru kunci Merapi mbah
Maridjan juga ikut menjadi korban erupsi tahun 2010. Kerusakan parah terjadi di
Desa Kepunharjo, Desa Glagaharjo dan beberapa di desa lainnya di lereng gunung
Merapi. Tanah yang hancur oleh siklus alam letusan Gunung Merapi kini mulai
bangkit, pertanian menjadi subur memberikan hasil bumi yang begitu melimpah,
banyak mata pencaharian baru masyarakat sekitar dari dampak letusan Gunung
Merapi salah satunya membuka pariwisata Lava Tour Merapi.
Dengan menaiki mobil jip sudah bisa menikmati pemandangan indah
dengan cuaca yang sangat sejuk, kini mulai tampak Merapi yang berbulan bulan
dikelilingi kabut asap gelap kini memperlihatkan wajah tampannya.
Lava Tour Merapi kegiatan mengelilingi kaki Gunung Merapi dan
mengetahui sejarah letusan tersebut dengan menggunakan kendaraan mobil jeep.
Tercatat sudah ada sekitar 800 jeep yang beroperasi yang tergabung dalam 29
komunitas di bawah naungan asosiasi. Pasca letusan tersebut berdampak pada
keindahan alam, banyak spot-spot sejarah yang bagus kemudian dijadikan sebagai
sarana edukasi untuk menceritakan kembali sejarah bagaimana saat itu
masyarakat jogja berduka. Tak mengherankan, kini ribuan warga banyak yang
menggantungkan hidup dari wisata jip, banyak warga yang bekerja sebagai tukang
parkir, penjual bensin, hingga tukang foto. Pekerjaan itu tersebut berkaitan juga
dengan keberadaan jip wisata.
5. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ( UIN SUKA)
Merupakan perguruan tinggi negeri yang di dirikan pada tanggal 26
September tahun 1951. UIN Sunan Kalijaga menjadi PTKIN tertua di Indonesia .
Kampus UIN Sunan Kalijaga terletak di dekat perbatasan antara kota Yogyakarta
dan Kab. Sleman, tepat di jalan Marsda Adisucipto no.1.
UIN Sunan Kalijaga merupakan lembaga pendidikan tinggi Islam tertua
di tanah air. Pada tanggal 14 Oktober 2004, terjadi transformasi perkembangan
kelembagaan, yaitu transformasi Institut Agama ISlam Negeri (IAIN) Sunan
Kalijaga menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga. Perubahan
Institut menjadi universitas dilakukan untuk mencanangkan sebuah paradigma
baru dalam melihat dan melakukan studi terhadap ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu
umum, yaitu paradigma Integrasi interkoneksi. Paradigma ini mensyaratkan
adanya upaya untuk mendialogkan secara terbuka dan intensif antara hadlarah
an-nas, hadlarah al-ilm, dan hadlarah al-falsafah. Dengan paradigma ini, UIN
Sunan Kalijaga semakin menegaskan kepeduliannya terhadap perkembangan
masyarakat muslim khususnya dan masyarakat umum pada umumnya. Saat ini,
ada 61 program studi yang terselenggara di UIN Sunan Kalijaga, terdiri dari
program sarjana, magister, dan doktor, serta program internasional.

6. Malioboro
MALIOBORO merupakan salah satu jalan paling populer di Yogya.
Selain berada di jantung kota, Malioboro menjadi cukup dikenal karena cerita
sejarah yang menyertainya. Keberadaan Malioboro sering pula dikaitkan dengan
tiga tempat sakral di Yogya yakni Gunung Merapi, Kraton dan Pantai Selatan.
Dalam Bahasa Sansekerta, kata Malioboro bermakna karangan bunga. Kata
Malioboro juga berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama
Marlborough yang pernah tinggal disana pada tahun 1811 - 1816 M. Pendirian
jalan malioboro bertepatan dengan pendirian Kraton Yogyakarta. Awalnya Jalan
Malioboro ditata sebagai sumbu imaginer antara Pantai Selatan (Pantai
Parangkusumo) - Kraton Yogya - Gunung Merapi. Malioboro mulai ramai pada
era kolonial 1790 saat pemerintah Belanda membangun benteng Vredeburg pada
tahun 1790 di ujung selatan jalan ini. Selain membangun benteng, Belanda juga
membangun Dutch Club tahun 1822, The Dutch Governor's Residence tahun
1830, Java Bank dan Kantor Pos tak lama setelahnya. Setelah itu Malioboro
berkembang kian pesat karena perdaganagan antara orang belanda dengan
pedagang Tiong Hoa.
Tahun 1887 Jalan Malioboro dibagi menjadi dua dengan didirikannya
tempat pemberhentian kereta api yang kini bernama Stasiun Tugu Yogya. Jalan
Malioboro juga memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia. Di sisi selatan Jalan Malioboro pernah terjadi pertempuran sengit
antara pejuang tanah air melawan pasukan kolonial Belanda yang ingin
menduduki Yogya.
Pertempuran itu kemudian dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1
Maret 1949 yakni keberhasilan pasukan merah putih menduduki Yogya selama
enam jam dan membuktikan kepada dunia bahwa angkatan perang Indonesia tetap
ada. Malioboro terus berkembang hingga saat ini. Dengan tetap mempertahankan
konsep aslinya dahulu, Malioboro jadi pusat kehidupan masyarakat Yogya.
Penamaan Malioboro berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris
yang dahulu pernah menduduki Jogja pada tahun 1811 - 1816 M yang bernama
Marlborough Kolonial Hindia Belanda membangun Malioboro di pusat kota
Yogyakarta pada abad ke-19 sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan
perekonomian. Secara simbolis juga bermaksud untuk menandingi kekuasaan
Keraton atas kemegahan Istananya yang mendominasi kawasan tersebut. Untuk
menunjang tujuan tersebut maka selanjutnya Kolonial Belanda mendirikan :
Benteng Vredeburg, ( didirikan pada tahun 1765.
Sekarang benteng tersebut dikenang menjadi sebuah museum yang di
buka untuk wisata publik ) Istana Keresidenan Kolonial ( sekarang menjadi Istana
Presiden Gedung Agung di tahun 1832M ) Pasar Beringharjo, Hotel Garuda
( dahulu sebagai tempat menginap dan berkumpul para elit kolonial. Kawasan
Pertokoan Malioboro ( menjadi pusat perekonomian kolonial ) Bangunan-
bangunan bersejarah yang terletak di kawasan Malioboro tersebut menjadi saksi
bisu perjalanan kota ini dari masa ke masa. Malioboro menyajikan berbagai
aktivitas belanja, mulai dari bentuk aktivitas tradisional sampai dengan aktivitas
belanja modern. Salah satu cara berbelanja di Malioboro adalah dengan proses
tawar-menawar terutama untuk komoditi barang barang yang berupa souvenir dan
cenderamata yang dijajakan oleh pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang
trotoar jalan Malioboro. 
 Malioboro Jogja adalah suatu nama jalan yang keberadaannya sudah lama
sekali. Kira kira tempat itu dibangun sekitar tahun 1750-an. Nah, penamaan jalan
ini ternyata ada kaitannya dengan nama kota Jogja itu sendiri. Jadi begini,
menurut Dosen Sejarah UI, Prof Peter Brian Ramsey Carrey, nama asli kota Jogja
adalah Ngayogyakarta. Nama itu terinspirasi dari sebuah nama kerajaan di kitab
Ramayana, yaitu Ayodya. Orang Jawa menyebutnya Ngayodya, sehingga
terdengar seperti Ngayogya. Di dalam kitab itu juga, ada satu jalan utama yang
sangat terkenal. Jalan merupakan jalan utama tempat penyambutan Raja dan tamu
tamunya, serta merupakan jalan penting yang memiliki banyak berkah. Nama
yang jalan tersebut adalah Malyabhara. Dalam Bahasa Sansekerta, Malya berarti
bunga dan bhara yang diambil dari kata bharin yang artinya mengenakan. Jadi
jalan yang mengenakan bunga (jalan yang istimewa). Nah, maka nama itu diambil
untuk menamai jalan yang terletak dekat dengan Keraton Yogyakarta itu. Karena
pengaruh pengucapan orang Jawa dimana huruf a dibaca o, maka terdengar jadi
Malioboro. Ketika awal dibangun, jalan tersebut tidak langsung ramai.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan cara
melakukan observasi yang focus pada pengamatan dan pendekatan yang
mempergunakan metodologi subjektif untuk mengumpulkan informasi atau data.
Pengamatan dan pendekatan ini dipergunakan untuk mengetahui tujuan serta
manfaat diselenggarakannya study tour.
Metode yang kami gunakan untuk memperoleh data tersebut yaitu dengan
melakukan pengamatan dan wawancara.
BAB IV
HASIL RISET

1. Universitas Islam Indonesia (UII)


Menurut hasil riset yang kita lakukan Universitas Islam Indonesia (UII)
merupakan universitas islam tertua di Indonesia. Universitas Islam Indonesia
(UII) juga memiliki bangunan dengan luas lebih dari 35 hektar yang terletak di
pinggiran utara Yogyakarta, dikelilingi oleh lingkungan sub-urban yang nyaman
dan mengahadap ke keindahan gunung Merapi yang menajubkan. Memiliki 8
fakultas serta 54 program studi dan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Cabang UII kala itu ada di Surakarta, Madiun, Klaten, Purwokerto, Cirebon,
Gorontalo, dan Bangli, dengan pusatnya ada di Jogja. Tapi, seiring dengan
perubahan kebijaksanaan pemerintah bahwa cabang universitas harus ditiadakan,
maka cabang UII kemudian tumbuh sendiri. Cabang-cabang ini tumbuh menjadi
perguruan tinggi baru, baik negeri atau swasta, atau tergabung dengan perguruan
tinggi negeri yang sudah ada. Universitas Indonesia (UII) juga menjadi salah satu
Universitas yang membuka kelas Internasional dan mayoritas program studi
berakreditasi A bahkan unggulan.
Adapun setelah kami mengunjingi Universitas Islam Indonesia (UII)
kemudian destinasi yang kami kunjungi yaitu Tebing Breksi. Perjalanan menuju
lokasi Tebing Breksi dapat ditempuh dalam waktu 28 menit atau sekitar 17 km
dari Kota Yogyakarta. Jalan menuju lokasi telah diaspal maupun di cor semen
sehingga aksesibilitas sangat mudah, meskipun sebagian kecil jalan tidak rata dan
menanjak. Berbagai macam kendaraan, seperti motor, mobil, minibus, truk,
bahkan bus pariwisata dapat melalui jalan tersebut. Pengunjung juga dimudahkan
dengan adanya petunjuk arah jalan menuju Tebing Breksi. Keberadaan rambu-
rambu penunjuk arah ini juga dapat memudahkan pengunjung objek wisata lain di
sekitar Tebing Breksi.
Tebing Breksi merupakan area tambang batuan kapur Batuan kapur yang
ada di Tebing Breksi pada mulanya merupakan abu yang di lontarkan Gunung Api
Nglanggeran saat terjadi erupsi berpuluh-puluh tahun yang lalu. Berkubik-kubik
abu tersebut mengendap menjadi lumpur dan mengeras menjadi batuan. Cuaca
dan waktulah yang menjadikan abu hasil erupsi menjadi batuan kapur besar di
Desa Sambirejo. Dari atas tebing kita di sajikan pemandangan yang cantik dan
memiliki banyak spot-spot foto menarik dan instagramable.Setelah dari Tebing
Breksi kami melanjutkan perjalanan menuju Parangtritis. Pantai Parangtritis bisa
menjadi salah satu objek wisata pantai yang recomended untuk di kunjungi. Selain
merupakan salah satu pantai yang terkenal di Yogyakarta pantai ini pun memiliki
pemandangan yang sangat indah, dapat terlihat jelas hamparan air yang luas.
Pantai ini dinamakan Parangtritis konon karena di sini adalah tempat
pelarian pangeran Dipokusumo. Kejadian ini terjadi pada zaman kejaraan
Majapahit. Pangeran Dipokusumo melakukan pelarian ke tepi pantai sekaligus
menjadikan tempat ini sebagai tempat bertapa. Matahri pun mulai
menyembunyikan sinarnya tiba waktunya bintang yang menghiasi indahnya langit
Yogyakarta pertanda perjalanan di hari pertama telah usai, kami para rombongan
bergegas menju hotel untuk beristirahat.
Di hari kedua yang di awali dengan menyantap sarapan dan di lanjutkan
menuju wisata Tour Lava. Tour Lava merupakan wisata mengelilingi kaki
Gunung Merapi dan mengetahui sejarah letusan tersebut dengan menggunakan
kendaraan mobil jeep. Pasca letusan tersebut berdampak pada keindahan alam,
banyak spot-spot sejarah yang bagus kemudian dijadikan sebagai sarana edukasi
untuk menceritakan kembali sejarah bagaimana saat itu masyarakat jogja berduka.
Disana pun banyak warga yang bekerja sebagai tukang parkir, penjual
bensin, hingga tukang foto. Pekerjaan itu tersebut berkaitan juga dengan
keberadaan jip wisata. Rute yang dikunjungi: Basecamp – Museum Sisa Hartaku -
Batu Alien - Bunker Kaliadem – Offroad Air Kali Kuning / Petilasan Mbah
Marijan dengan waktu selama 2 jam. Setelah menghabiskan waktu untuk
menikmati alam gunung Merapi dan memicu adrenalin kami bersiap-siap dengan
berganti seragam untuk mengunjungi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
( UIN SUKA)
Kini Univesritas Islam Negri sudah tersebar di seluruh daerah di Indonesia
salah satunya adalah Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga (UIN SUKA) yang
sudah mendapat predikat PTKIN terbaik pertama di Indonesia. Berdiri sejak 14
Oktober 2004.
Saat ini Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga (UIN SUKA) memiliki 41
program sarjana 1, terdiri dari beberapa fakultas diantaranya yaitu, fakultas Adab
dan Ilmu Budaya, fakultas Dakwah dan Komunikasi, fakultas Syariah dan
Hukum, fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, fakultas Ilmu Tarbiyah dan
keguruan, fakultas Ushuludhin dan Pemikiran Islam, fakultas Sains dan
Teknologi. Tiba di malam hari dimana merupakan malam yang sangat di nantikan
karena kita akan menikmati indahya jalan malioboro yang di suguhi oleh pernak-
pernik yang membuat mata tertarik. Nah, ternyata malioboro merupakan salah
satu jalan paling antic di Yogya. Dalam Bahasa Sansekerta, kata Malioboro
bermakna karangan bunga. Kata Malioboro juga berasal dari nama seorang antic
Inggris yang bernama Marlborough yang pernah tinggal disana pada tahun 1811 –
1816 M. Pendirian jalan malioboro bertepatan dengan pendirian Kraton
Yogyakarta. Awalnya Jalan Malioboro ditata sebagai sumbu imaginer antara
Pantai Selatan (Pantai Parangkusumo) – Kraton Yogya – Gunung Merapi.
Malioboro mulai ramai pada era antic 1790 saat pemerintah Belanda membangun
antic Vredeburg pada tahun 1790 di ujung selatan jalan ini. Selain membangun
antic, Belanda juga membangun Dutch Club tahun 1822, The Dutch Governor’s
Residence tahun 1830, Java Bank dan Kantor Pos tak lama setelahnya. Setelah itu
Malioboro berkembang kian pesat karena perdaganagan antara orang belanda
dengan pedagang Tiong Hoa.
Di Malioboro terdapat banyak pusat perbelanjaan oleh oleh yang sangat
ramai di kunjungi oleh masyarakat sekitar maupun turis yang sedang berwisata.
Disana terdapat banyak makanan khas Yogya yaitu salah satunya Gudeg.Selain
beragam macam makanan ada beberapa ant yang menjual pakaian dengan corak
batik khas Yogya.Suasana malam di Maliobro sangat menarik, terdapat lampu
lampu antic yang menghiasi sepanjang jalan Malioboro. Rasanya seperti kurang
jika kita berwisata ke Yogya namun tidak mendatangi Malioboro ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Study Tour adalah kegiatan yang dilakukan seseorang atau kelompok
untuk pergi ke suatu tempat dengan tujuan belajar sambal liburan. Study Tour
merupakan program pembelajaran santri dengan cara turun langsung ke
lapangan,dengan tujuan melihat dan mengamati lingkup yang di kaji sehingga
otomatis akan timbul perasaan ingin tahu santri dan keinginan santri untuk lebih
banyak bertanya sebab suatu hal yang belum mereka ketahui sebelumnya dan dari
perjalanan kita mengetahui bahwa Indonesia memiliki beragam keindahan alam
yang menyimpan makna dalam setiap perjalanan dan pengetahuan salah satunya
tentang indahnya kota Yogyakarta.

b. Saran
Semoga untuk perjalanan yang akan dating mampu menyajikan banyak
destinasi lainnya yang belum pernah di kunjungi sebelumnya. Fsilitas mampu
melayani lebih untuk kami para rombongan.
DAFTAR PUSTAKA

https://contoh-karya-tulis.blogspot.com/2015/12/contoh-latar-belakang-laporan-
study-tour.html?m=1
http://smkpgricibaribis.sch.id/?page_id=264#:~:text=Study%20Tours
%20merupakan%20kegiatan%20diluar,untuk%20mendapat%20pengalaman
%20secara%20langsung.
https://id.wikipedia.org/wiki/
Universitas_Islam_Negeri_Sunan_Kalijaga_Yogyakarta
https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Islam_Indonesia
https://kumparan.com/aisyah-nurafifah/lava-tour-merapi-yogyakarta-
1x1IX6gmcdT
https://sibakuljogja.jogjaprov.go.id/pasarkotagedeyia/blog/2022/07/13/tebing-
breksi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pantai_Parangtritis
https://www.hipwee.com/narasi/malioboro-adalah-tempat-wajib-untuk-kalian-
yang-ingin-berlibur-ke-jogja/
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai