Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan belajar bagi siswa dan guru.

Kegiatan belajar dapat dilakukan di dalam kelas maupun diluar kelas. Salah satu

bentuk kegiatan belajar di luar kelas adalah SKAL (studi kenal alam dan lingkungan)

yang dilaksanakan di wilayah Yogyakarta.

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata dengan

beragam jenis wisata. Mulai dari wisata sejarah, budaya, kuliner dan pusat oleh-oleh

ternama. Tak lupa keberadaan kesultanan Yogyakarta yang tak luput menjadi

perhatian dan menambah khazanah keilmuan.

Study tour yang dilaksanakan SMP Pawyatan Daha 1 merupakan agenda rutin

tahunan. Kemudian pada kegiatan ini siswa yang turut serta dalam perjalanan SKAL

diwajibkan membuat laporan perjalanan wisata secara lengkap.

Karya tulis merupakan pelaporan hasil dari suatu kegiatan yang telah

dilaksanakan.Laporan karya tulis ini merupakan tugas bagi seluruh siswa yang

mengikuti kegiatan SKAL. Dalam penyusunan karya tulis ini, siswa diharapkan

dapat melaporkan segala pengetahuan dan pengalamannya yang diperoleh selama

menjalankan SKAL. Dalam laporan karya tulis ini membahas tentang beberapa

objek wisata yang berada di Yogyakarta dan sekitarnya.

1.2 Ruang Lingkup Laporan.

Ruang lingkup penulisan laporan SKAL meliputi:

1. Tebing Breksi.

2. Taman Pintar.

1
3. Malioboro.

4. Museum Dirgantara.

5. Candi Prambanan.

1.3 Tujuan Penulisan.

Tujuan penulisan karya tulis ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat mengikuti kegiatan ujian akhir sekolah.

2. Mengenal lebih dekat sisi istimewa kota pelajar Yogyakarta.

3. Lebih mengenal dan meningkatkan pengetahuan tentang kebudayaan yang

dimiliki bangsa Indonesia khususnya Yogyakarta.

4. Memupuk rasa nasionalisme dengan cara mencintai budaya bangsa.

5. Meningkatkan keterampilan berbahasa khususnya penulisan karya tulis/karya

ilmiah.

2
BAB II

ISI LAPORAN

2.1 Tebing Breksi

2.1.1 Sejarah Tebing Breksi

Tebing Breksi merupakan salah satu destinasi wisata destinasi yang berada di

Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI

Yogyakarta. Destinasi wisata ini terletak di ketinggian kurang lebih 200 m di atas

permukaan laut.

Sebelum menjadi destinasi wisata Tebing Breksi, tempat ini merupakan sebuah

lokasi tambang batuan alam. Kegiatan penambangan di lokasi ini telah berjalan sejak

tahun 80-an. Kemudian kegiatan penambangan di lokasi ini ditutup pada pertengahan

tahun 2014 oleh pemerintah. Lokasi penambangan ini ditutup berdasarkan hasil kajian,

di mana dinyatakan bahwa batuannya berasal dari aktivitas vulkanis Gunung Api Purba

Semilir. Lokasi penambangan kemudian ditetapkan untuk dilindungi dan tidak lagi

diperkenankan menjadi lokasi kegiatan penambangan. Hingga akhirnya pada Oktober

2015 kawasan Taman Wisata Tebing Breksi ini ditetapkan menjadi salah satu

geoheritage Jogja.

Setelah ditutup, lokasi bekas penambangan didekorasi oleh masyarakat menjadi

destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi oleh para wisatawan. Kemudian Tebing

Breksi diresmikan menjadi tempat wisata baru di Yogyakarta oleh Sri Sultan

Hamengkubuwono X pada 30 Mei 2015.

2.1.2 Manfaat Ekonomis

Tebing Breksi memiliki manfaat ekonomis bagi warga sekitar. Manfaat tersebut

yang paling menonjol adalah meningkatkan pendapat ekonomis dari warga sekitar.

3
Selain itu tebing breksi merupakan wujud penyelamatan ekosistem bekas tambang

menjadi sesuatu yang memiliki nilai tambah bagi warga.

Aktivitas pelaku wisata yang akan menjadi daya Tarik wisatawan antara lain :

1. Pengelola Taman Tebing Breksi (Lowo Ijo)

Pengelola Taman Tebing Breksi (Lowo Ijo) melakukan pengelolaan

danpengembangan wisata agar menjadi daya tarik wisatawan. Hal yang dilakukan

merupakan membuat spot-spot baru dengan cara bergotong-royong untuk

pembangunan dan pengembangan lahan destinasi wisata.

2. Balkondes Sambirejo

Pelaku Balkondes Sambirejo menyediakan pelayanan resto dan homestay.

Balkondes Sambirejo juga menyediakan akomodasi sewa tempat untuk acara

wedding, ulang tahun dan ruang rapat.

3. Lapak dan Kuliner

Pelaku lapak dan kuliner menyediakan berbagai menu makanan dan minuman

dengan harga terjangkau. Pelaku kuliner melakukan pelayanan selalu dengan

Senyum, Salam, dan Sapa terhadap wisatawan. Hal tersebut bertujuan agar

wisatawan nyaman saat berada di kawasan wisata Taman Tebing Breksi.

4. Kegiatan Menambang

Menambang adalah kegiatan dari beberapa warga sekitar Taman Wisata

Tebing Breksi. Saat ini tebing masih ditambang guna merapikan bentuk tebing.

Kegiatan menambang juga dapat menjadi bahan edukasi bagi pelajar atau mahasiswa

yang berkunjung di Taman Tebing Breksi. Wisatawan juga dapat berwawancara atau

bertanya jawab langsung dengan wisatawan.

5. Kegiatan Perkemahan (Watu Tapak)

4
Taman Tebing Breksi Menyediakan tempat perkemahan bernama Watu

Tapak. Beberapa pengelola ikut serta menjadi anggota pengurus di Watu Tapak.

Lokasi ini sangat menarik untuk empat perkemahan bagi pelajar, camping keluarga,

teman atau pasangan.

6. Pelaku Jeep Wisata (Shiva Plateau)

Pelaku Jeep Wisata melayani pengunjung Tebing Breksi yang ingin

melakukan trip wisata di sekitar Taman Wisata Tebing Breksi.

7. Kegiatan Juru Foto (Enliven)

Juru Foto menyediakan jasa foto untuk pengunjung yang berada di Taman

Tebing Breksi. Spot-spot foto yang dimiliki menjadi daya tarik bagi wisatawan

untuk berkunjung ke Taman Tebing Breksi.

2.2 Taman Pintar

2.2.1 Sejarah dan Lokasi Taman Pintar

Sejak terjadinya ledakan perkembangan sains sekitar tahun 90-an, terutama

Teknologi Informasi, pada gilirannya telah mengantarkan peradaban manusia menuju

era tanpa batas. Perkembangan sains ini adalah sesuatu yang patut disyukuri dan

tentunya menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi perbaikan kualitas hidup manusia.

Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu, dan wujud kepedulian terhadap

pendidikan, maka Pemerintah Kota Yogyakarta menggagas sebuah ide untuk

Pembangunan ―Taman Pintar‖.

Disebut ―Taman Pintar‖, karena di kawasan ini nantinya para siswa, mulai

prasekolah sampai sekolah menengah bisa dengan leluasa memperdalam pemahaman

soal materi-materi pelajaran yang telah diterima di sekolah dan sekaligus rekreasi.

Dengan Target Pembangunan Taman Pintar adalah memperkenalkan science

kepada siswa mulai dari dini, harapan lebih luas kreatifitas anak didik terus diasah,

5
sehingga bangsa Indonesia tidak hanya menjadi sasaran eksploitasi pasar teknologi

belaka, tetapi juga berusaha untuk dapat menciptakan teknologi sendiri.Bangunan

Taman Pintar ini dibangun di eks kawasan Shopping Center, dengan pertimbangan

tetap adanya keterkaitan yang erat antara Taman Pintar dengan fungsi dan kegiatan

bangunan yang ada di sekitarnya, seperti Taman Budaya, Benteng Vredeburg, Societeit

Militer dan Gedung Agung.

Relokasi area mulai dilakukan pada tahun 2004, dilanjutkan dengan tahapan

pembangunan Tahap I adalah Playground dan Gedung PAUD Barat serta PAUD

Timur, yang diresmikan dalam Soft Opening I tanggal 20 Mei 2006 oleh Mendiknas,

Bambang Soedibyo.

Pembangunan Tahap II adalah Gedung Oval lantai I dan II serta Gedung Kotak

lantai I, yang diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh Mendiknas,

Bambang Soedibyo, bersama Menristek, Kusmayanto Kadiman, serta dihadiri oleh

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Pembangunan Tahap III adalah Gedung Kotak lantai II dan III, Tapak Presiden

dan Gedung Memorabilia. Dengan selesainya tahapan pembangunan, Grand Opening

Taman Pintar dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh

Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Taman Pintar Ngayogyakarta adalah wahana

wisata yang terdapat di pusat Kota Yogyakarta, tepatnya di Jalan Panembahan Senopati

No. 1-3, Yogyakarta.

2.2.2 Makna Logo Taman Pintar

Kembang api adalah simbolisasi dari intelegensi dan imajinasi. Dalam bahasa

Jawa, kembang api menggambarkan mlethik, pintar, padhang mak byaar. Kembang api

merupakan sesuatu yang menyenangkan, menghibur, sesuai dengan visi Taman Pintar

sebagai wahana ekspresi, apresiasi dan kreasi sains dalam suasana yang menyenangkan.

6
Gambar logo yang muncul ke luar mengandung makna Outward Looking, selalu

melihat ke luar untuk terus belajar mengikuti dinamika perubahan di luar dirinya.

Gambar logo tampak seperti matahari mengandung makna menyinari sepanjang masa.

Jari jemari kembang api melambangkan keselarasan antara intelegensi dan social life,

diharapkan pengguna Taman Pintar mempunyai IQ, SQ, dan EQ.

Efek perspektif adalah simbolisasi "sesuatu yang tinggi", cita-cita, pengharapan

bahwa Taman Pintar akan membantu generasi muda Indonesia, khususnya Yogyakarta

dalam meraih cita-citanya. Miring ke kanan sebagai visualisasi pergerakan ke arah yang

lebih baik. Warna gabungan hijau-biru melambangkan pertumbuhan tak terbatas.

2.2.3 Wahana dan Gedung di Taman Pintar

Taman Pintar terdiri dari 5 gedung yang masing-masing mempunyai wahana yang

berbeda-beda. Kelima gedung tersebut adalah Gedung Memorabilia, Gedung Oval,

Gedung Kotak, Gedung Planetarium, dan Gedung Paud.

1. Gedung Memorabilia

Gedung ini memiliki 3 wahana yaitu Sejarah Kasultanan Keraton, Tokoh

Pendidikan, dan Kepustakaan Presiden. Di gedung ini anak-anak bisa belajar

tentang sejarah 2 keraton yang ada di Jogja yaitu Keraton Ngayogyakarta dan Pura

Pakualaman. Selain itu anak-anak juga bisa belajar tentang beberapa tokoh

pendidikan seperti Ki Hajar Dewantara dan juga tentang presiden yang pernah

menjabat di Indonesia.

2. Gedung Oval

Gedung ini memiliki 10 wahana yaitu Aquarium Air Tawar, Zona Kehidupan

Prasejarah, Dome Area, Zona Cuaca Iklim dan Gempa, Terowongan Ilusi, Zona

Tata Surya, Zona Teknologi Komunikasi, Generator Van De Graaf, Generator

Pedal, dan Zona Nuklir.

7
3. Gedung Kotak

Gedung ini terdiri dari 16 zona yaitu Zona Microsoft, Zona Standar Nasional

Indonesia, Zona Dino Adventure dan Teater 4D, Zona Telekomunikasi, Zona

Sumber Daya Air, Hand on Science, Zona Melek Gizi, Zona Sains, Zona Tepi TV,

Zona, Olahraga, Zona Sahabat pemberani, Zona Indonesiaku, Zona Galeri Pusaka,

dan Perpustakaan.

4. Gedung Planetarium

Gedung ini merupakan salah satu gedung yang paling banyak dikunjungi

anak-anak. Di Gedung Planetarium ini anak-anak bisa melihat simulasi suasana

langit pada malam hari dengan menggunakan proyektor digital.

5. Gedung PAUD

Gedung ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu Paud Timur dan PAUD Barat.

Gedung ini memang dikhususkan untuk anak-anak usia 2-7 tahun yang belajar

tentang sains dan teknologi tapi dengan konsep bermain.

2.3 Malioboro

2.3.1 Asal Mula Penamaan Malioboro

Jalan Malioboro didirikan bertepatan dengan pendirian Keraton Yogyakarta.

Dalam bahasa Sansekerta, kata "malioboro" bermakna karangan bunga. Hal itu mungkin

ada hubungannya dengan masa lalu ketika Kraton mengadakan acara besar maka Jalan

Malioboro akan dipenuhi dengan bunga.

Ada pendapat bahwa nama Malioboro berasal dari kata Marlborough—gelar

Jenderal John Churchill (1650-1722) dari Inggris. Namun pendapat ini disanggah dengan

adanya bukti sejarah bahwa jalan Malioboro sudah ada sejak berdirinya Ngayogyakarta

Hadiningrat. Peter Carey berpendapat bahwa Jalan raya ini telah dibangun dan digunakan

8
untuk tujuan seremonial tertentu selama lima puluh tahun sebelum orang Inggris

mendirikan pemerintahannya di Jawa.

Konon Malioboro dimaknai sebagai perjalanan menjadi wali (mali) dan ‗oboro‘

yang berarti mengembara. Secara singkat, kawasan Malioboro yang terdiri dari dua nama

jalan utama yakni Margo Mulyo dan Margo Utomo, adalah bagian dari konsep Sangkan

Paraning Dumadi, atau perjalanan manusia dari lahir hingga kembali kepada Sang

Pencipta. Sangkan Paraning Dumadi memiliki simpul-simpul utama yakni Panggung

Krapyak-Keraton Yogyakarta-Tugu Jogja. Panggung Krapyak ke Keraton

melambangkan sangkaning dumadi, atau perjalanan manusia sejak lahir, dewasa, hingga

memiliki anak atau keluarga. Sementara, Tugu menuju keraton yang melalui Malioboro,

melambangkan perjalanan manusia menuju akhir hayatnya. Konsep ajaran Pangeran

Mangkubumi (Sri Sultan Hamengku Buwono I) ini telah ada sejak awal berdirinya

Kasultanan Yogyakarta pada 1755.

2.3.2 Perkembangan Jalan Malioboro

Awalnya Jalan Malioboro ditata sebagai sumbu imajiner antara Pantai Selatan

(Pantai Parangkusumo) - Kraton Jogja - Gunung Merapi. Malioboro mulai ramai pada

era kolonial 1790 saat pemerintah Belanda membangun benteng Vredeburg pada tahun

1790 di ujung selatan jalan ini.

Selain membangun benteng, Belanda juga membangun Dutch Club tahun 1822,

The Dutch Governor‘s Residence tahun 1830, Java Bank dan Kantor Pos tak lama

setelahnya. Setelah itu Malioboro berkembang kian pesat karena perdagangan antara

orang belanda dengan pedagang Tionghoa. Tahun 1887 Jalan Malioboro dibagi menjadi

dua dengan didirikannya tempat pemberhentian kereta api yang kini bernama Stasiun

Tugu Yogya.

9
Jalan Malioboro juga memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan

Indonesia. Di sisi selatan Jalan Malioboro pernah terjadi pertempuran sengit antara

pejuang tanah air melawan pasukan kolonial Belanda yang ingin menduduki Yogya.

Pertempuran itu kemudian dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949

yakni keberhasilan pasukan merah putih menduduki Yogya selama enam jam dan

membuktikan kepada dunia bahwa angkatan perang Indonesia tetap ada.

Malioboro terus berkembang hingga saat ini. Dengan tetap mempertahankan

konsep aslinya dahulu, Malioboro jadi pusat kehidupan masyarakat Yogya. Tempat-

tempat strategis seperti Kantor Gubernur DIY, Gedung DPRD DIY, Pasar Induk

Beringharjo hingga Istana Presiden Gedung Agung juga berada di kawasan ini.

Pemerintah setempat kini terus melakukan perbaikan untuk menata Malioboro

menjadi kawasan yang nyaman untuk disinggahi. Awal tahun 2016 ini pemerintah telah

berhasil mensterilkan parkir kendaraan dari Malioboro dan tengah menata kawasan ini di

sisi timur untuk pedestrian. Warung-warung lesehan hingga saat ini masih dipertahankan

untuk mempertahankan ciri khas Malioboro.

2.3.3 Manfaat Jalan Malioboro

Banyak fungsi dari jalan Malioboro. Malioboro merupakan ikon kota Yogyakarta.

Jalan Malioboro selain menjadi saksi sejarah juga merupakan pusat kegiatan ekonomi

kerakyatan. Keberadaan jalan Malioboro dengan ciri khas perdagangannya mampu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.4 Museum Dirgantara

2.4.1 Lokasi Museum Dirgantara Mandala

Museum Pusat TNI AU ―Dirgantara Mandala‖ adalah museum yang digagas oleh

TNI Angkatan Udara bermarkas di kompleks Pangkalan Udara Adi Sutjipto,

Yogyakarta. Museum ini sebelumnya berada berada di Jalan Tanah Abang Bukit, Jakarta

10
dan diresmikan pada 4 April 1969 oleh Panglima AU Laksamana Roesmin Noerjadin

lalu dipindahkan ke Yogyakarta pada 29 Juli 1978.[1]

Alamat Museum, Komplek Pangkalan TNI AU Lanud Adisutjipto, Yogyakarta

Telp. 0274 – 484 453.

2.4.2 Tujuan Pembangunan Museum Dirgantara Mandala.

Atas gagasan pimpinan TNI AU, maka didirikanlah Museum Pusat TNI AU

―Dirgantara Mandala‖ sebagai tempat untuk mengabadikan dan mendokumentasikan

seluruh kegiatan dan peristiwa bersejarah di lingkungan TNI AU. Museum ini telah

diresmikan pada tanggal 4 April 1969 oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana

Roesmin Noerjadin.

2.4.3 Koleksi Museum Dirgantara Mandala.

Museum ini menyimpan sejumlah foto tokoh-tokoh sejarah serta diorama peristiwa

sejarah Angkatan Udara Indonesia. Sejumlah pesawat tempur dan replikanya juga

terdapat di museum ini yang kebanyakan berasal dari masa Perang Dunia II dan

perjuangan kemerdekaan, diantaranya:

• Pesawat Ki-43 buatan Jepang

• Pesawat PBY-5A (Catalina).

• Replika pesawat WEL-I RI-X (pesawat pertama hasil produksi Indonesia)

• Pesawat A6M5 Zero Sen buatan Jepang.

• Pesawat pembom B-25 Mitchell, B-26 Invader, TU-16 Badger.

• Helikopter Hillier 360 buatan AS.

• Pesawat P-51 Mustang buatan AS.

• Pesawat KY51 Cureng buatan Jepang.

• Replika pesawat Glider Kampret buatan Indonesia.

• Pesawat TS-8 Dies buatan AS.

11
• Pesawat Lavochkin La-11, Mig-15, MiG-17 dan MiG-21 buatan Rusia.

• Rudal SA-75[3]

Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala baru-baru ini mendapat tambahan

koleksi berupa Prototype Bom sejumlah 9 buah buatan Dislitbangau yang bekerjasama

dengan PT. Pindad dan PT. Sari Bahari. Bom-bom tersebut merupakan bom latih

(BLA/BLP) dan bom tajam (BT) yang memiliki daya ledak tinggi (high explosive),

sebagai senjata Pesawat Sukhoi Su-30, F-16, F-5, Sky Hawk, Super Tucano dll.

2.5 Candi Prambanan

2.5.1 Letak Geografis Prambanan

Terletak di Desa Prambanan, Kecamatan Bokoharjo, Kabupaten Sleman, Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta.

2.5.2 Sejarah Pembangunan Candi Prambanan

Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang merupakan candi Hindu yang

terbesar di Indonesia. Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun

dan atas perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar

pertengahan abad ke-9M oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha

Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Siwagrha yang ditemukan di sekitar

Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka

tahun 778 Saka (856 M) ini ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.

Nama Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diduga

merupakan perubahan nama dialek bahasa Jawa dari istilah teologi Hindu Para Brahman

yang bermakna ―Brahman Agung‖ yaitu Brahman atau realitas abadi tertinggi dan

teragung yang tak dapat digambarkan, yang kerap disamakan dengan konsep Tuhan

dalam agama Hindu. Pendapat lain menganggap Para Brahman mungkin merujuk

kepada masa jaya candi ini yang dahulu dipenuhi oleh para brahmana. Pendapat lain

12
mengajukan anggapan bahwa nama ―Prambanan‖ berasal dari akar kata mban dalam

Bahasa Jawa yang bermakna menanggung atau memikul tugas, merujuk kepada para

dewa Hindu yang mengemban tugas menata dan menjalankan keselarasan jagat.

Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman luar

dan tiga pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan (pelataran tengah) dan Njeron

(pelataran dalam). Halaman luar merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran

luar. Pelataran luar berbentuk bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi

oleh pagar batu yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya

merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat bangunan atau

hiasan lain di pelataran ini.

Di tengah pelataran luar, terdapat pelataran kedua, yaitu pelataran tengah yang

berbentuk persegi panjang seluas 222 m2. Pelataran tengah dahulu juga dikelilingi pagar

batu yang saat ini juga sudah runtuh. Pelataran ini terdiri atas empat teras berundak,

makin kedalam makin tinggi. Di teras pertama, yaitu teras yang terbawah, terdapat 68

candi kecil yang berderet berkeliling, terbagi dalam empat baris oleh jalan penghubung

antar pintu pelataran. Di teras kedua terdapat 60 candi, di teras ketiga terdapat 52 candi,

dan di teras keempat, atau teras teratas, terdapat 44 candi. Seluruh candi di pelataran

tengah ini mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu luas denah dasar 6 m2 dan

tinggi 14 m. Hampir semua candi di pelataran tengah tersebut saat ini dalam keadaan

hancur. Yang tersisa hanya reruntuhannya saja.

Pelataran dalam, merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang

dianggap sebagai tempat yang paling suci. Pelataran ini berdenah persegi empat seluas

110 m2, dengan tinggi sekitar 1,5 m dari permukaan teras teratas pelataran tengah.

Pelataran ini dikelilingi oleh turap dan pagar batu. Di keempat sisinya terdapat gerbang

berbentuk gapura paduraksa. Saat ini hanya gapura di sisi selatan yang masih utuh. Di

13
depan masing-masing gerbang pelataran teratas terdapat sepasang candi kecil, berdenah

dasar bujur sangkar seluas 1, 5 m2 dengan tinggi 4 m.

Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang membujur arah utara selatan. Di

barisan barat terdapat 3 buah candi yang menghadap ke timur. Candi yang letaknya

paling utara adalah Candi Wisnu, di tengah adalah Candi Syiwa, dan di selatan adalah

Candi Brahma. Di barisan timur juga terdapat 3 buah candi yang menghadap ke barat.

Ketiga candi ini disebut candi wahana (wahana = kendaraan), karena masing-masing

candi diberi nama sesuai dengan binatang yang merupakan tunggangan dewa yang

candinya terletak di hadapannya.

Candi yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi Garuda, yang

berhadapan dengan Candi Siwa adalah Candi Nandi (lembu), dan yang berhadapan

dengan Candi Brahma adalah Candi Angsa. Dengan demikian, keenam candi ini saling

berhadapan membentuk lorong. Candi Wisnu, Brahma, Angsa, Garuda dan Nandi

mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu berdenah dasar bujur sangkar seluas 15

m2 dengan tinggi 25 m. Di ujung utara dan selatan lorong masing-masing terdapat

sebuah candi kecil yang saling berhadapan, yang disebut Candi Apit.

2.2.3 Relif Bangunan Candi Prambanan

Cara membaca relief pada candi ini dari kanan ke kiri dengan gerakan searah jarum

jam mengitari candi. Langkah tersebut sesuai dengan ritual pradaksina, yakni ritual

mengelilingi bangunan suci searah jarum jam oleh para peziarah.

Berikut ini cerita relief Candi Prambanan :

1. Candi Siwa

Candi Siwa memiliki denah dasar berbentuk bujur sangkar seluas 34 meter persegi

dengan tinggi 47 meter. Sepanjang dinding candi dihiasi dengan pahatan yang berselang-

seling. Pada salah satu dinding candi terdapat pahatan berupa seekor singa yang berdiri

14
di antara dua pohon kalpataru. Hiasan tersebut terdapat di semua kaki Candi Siwa. Pada

bagian dinding kaki candi di sebelah utara dan selatan candi, ada hiasan singa diapit

dengan pahatan berisi relief sepasang binatang yang sedang berteduh di bawah pohon

kalpataru. Berbagai binatang yang digambarkan di bagian tersebut adalah kera, kijang,

merak, kelinci, kambing, dan anjing.

Pada bagian lain dinding candi, ada panel bergambar binatang berganti dengan

gambar kinara-kinari, sepasang burung berkepala manusia, dalam posisi sedang berteduh

di bawah pohon kalpataru.

2. Candi Wisnu

Pada pagar langkan Candi Wisnu terdapat relief naratif Krishnayana yang

menceritakan kehidupan Krishna sebagai salah satu awatara (atau inkarnasi Tuhan Yang

Maha Esa) Wisnu. Relief Krishnayana ini menceritakan kisah hidup Krisna dari sejak

lahir hingga dapat menduduki tahta Kerajaan Dwaraka. Salah satunya adalah relief yang

menggambarkan Wisnu sebagai pendeta yang sedang duduk dengan berbagai posisi

tangan.

3. Candi Brahma

Candi Brahma terletak di sebelah selatan Candi Siwa. Sepanjang dinding pada

tubuh candi berderet panil dengan pahatan. Panil tersebut berisikan kelanjutan cerita

Ramayana di dinding Candi Siwa. Penggalan kisah Ramayana di Candi Brahma ini

menceritakan tentang peperangan Rama dibantu adiknya, Laksamana, dan para tentara

kera melawan Rahwana. Cerita tersebut berlanjut hingga Sinta pergi mengembara karena

diusir oleh Rama yang meragukan kesuciannya. Akhirnya, Sinta melahirkan di hutan

dengan perlindungan seorang pertapa.

15
2.2.4 Manfaat Candi Prambanan

Candi Prambanan sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan. Keberadaan Candi

Prambanan ini dapat memberikan pembelajaran bagi para siswa khusunya untuk

pembelajaran sejarah kebudayaan bangas Indonesia. Selain itu keberadaan candi

membawa dampak ekonomi yang sangat besar utamanya dapat menyerap tenaga kerja di

sektor pariwisata.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Simpulan laporan skal sebagai berikut:

1. Indonesia adalah negeri yang indah alamnya seperti Tebing Breksi. Oleh karena

itu mari kita jaga kelestarianya.

2. Indonesia adalah negeri yang memiliki peradaban dan budaya yang tinggi seperti

yang ada di relief Candi Prambanan. Budaya yang adiluhung itu wajib kita

lestarikan.

3. Museum Dirgantara adalah wujud kemajuan bangsa Indonesia di bidang

penerbangan. Sebagai generasi muda mari kita terus belajar untuk meningkatkan

penguasaan ilmu dan teknologi.

4. Malioboro adalah pusat ekonomi yang sangat melegenda. Keberadaan Malioboro

haruslah dijadikan sarana untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat.

5. Setelah melakukan perjalanan SKAL maka Kami merasa bahwa perjalanan ini

sangat mengesankan. Berkesempatan untuk melihat beragam budaya dan sejarah

yang masih tersimpan apik di Yogyakarta. Dengan demikian semakin bertambah

kekaguman Kami karena tinggal di Indonesia.

3.2 Saran

1. Kegiatan SKAL sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan

pengalaman siswa , untuk itu kegiatan ini hendaknya diikuti seluruh siswa

17
2. Kami berharap perjalanan ini bisa dilakukan secara rutin setiap tahun dengan

tujuan dan tema yang berbeda-beda. Sehingga kesan yang kami terima semakin

beragam untuk menambah pengalaman.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.krjogja.com/angkringan/read/330144/malioboro-bermartabat

https://tni-au.mil.id/portfolio/museum-pusat-tni-angkatan-udara-dirgantara-mandala/

https://tamanpintar.co.id/

https://regional.kompas.com/read/2022/05/01/155556278/keindahan-tebing-breksi-di-

yogyakarta-harga-tiket-jam-buka-dan-rute?page=all

https://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-yogyakarta-candi_prambanan_8

https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/candi/prambanan/

https://prambanankec.slemankab.go.id/candi-prambanan/

https://jogjaprov.go.id/public/berita/sejarah-malioboro-sebagai-bagian-dari-sangkan-

paraning-dumadi

19
LAMPIRAN

FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN

20

Anda mungkin juga menyukai