Anda di halaman 1dari 7

Bukan Bukit Biasa , Candi Abang Namanya

Disusun Oleh :
Ikhwandaru Mandegani

SMA N 7 YOGYAKARTA
Jl. MT. Haryono 47 Yogyakarta 55141
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
Telp. (0274) 377740
Fax. (0274) 378333
LEMBAR PENGESAHAN
Esai yang berjudul “ Bukan Bukit Biasa, Candi Abang Namanya” telah disahkan dan
disetujui pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 22 Oktober 2019

Disetujui Oleh :

Penulis Esai Pembimbing

Ikhwandaru Mmandegani Joko Susilo


NIS. 8074
Kepala Sekolah

Drs. Budi Basuki, M. A


NIP 19621114 199412 1 001
PEMBAHASAN
Bukan Bukit Biasa, Candi Abang Namanya
A. Pendahuluan
Latar Persoalan
Berbeda dengan Candi biasanya, Candi Abang memiliki keunikan sejarah dan Bentuk
tersendiri. Banyak wisatawan bertanya-tanya, mengapa dinamakan candi abang, padahal saat
mereka berkunjung candi tersebut berbentuk gundukan tanah yang hijau, hal tersebut
dipengaruhi oleh iklim saat itu dan juga beberapa proses alam lainya. Tentunya juga terdapat
alasan perbedaan Candi yang terbuat dari material Batu Andesit dan Batu bata warna merah.
Dikatakan juga bahwa, berbagai mitos sangat banyak disana. Di daerah dekat Candi Abang
itu juga terdapat beberapa peninggalan, seperti Goa Jepang dan Goa Sentono. Dan saat ini,
Peninggalan-peninggalan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata yang ramai
pengunjung.

B. Isi
Pembahasan dan Analisis
Candi abang merupakan candi yang terletak di perbukitan Desa Jogotirto Kecamatan
Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini merupakan peninggalan agama
Hindu, karena terdapat Yoni. Yoni merupakan simbol tertentu dari kepercayaan agama
Hindu. Bentuknya seperti alat penumbuk, namun artefak ini disimbolkan sebagai alat kelamin
laki-laki dan perempuan. Menandakan bahwa candi ini dibentuk sebagai tempat ibadah dan
perlindungan umat Hindu di daerah tersebut. Disebut abang (merah), karena bahan
pembangunan Candi yang terbuat dari bata merah, yang merupakan satu satunya Candi
Yogyakarta yang materialnya terbuat dari batu bata merah. Tidak seperti candi-candi lainya
yang terbuat dari batu Andesit. Namun candi tersebut tidaklah bewarna merah, melainkan
hijau. Penggunaan batu merah pada candi tersebut menandakan bahwa candi ini merupakan
Candi yang muda atau tidak selama candi-candi yang terbaut dari batu Andesit tersebut.
Candi-candi yang terbuat dari bata merah banyak diubangun pada masa kekuasaan Kerajaan
Majapahit yang berada di Jawa Timur, berbeda jauh lamanya, dengan candi candi pada masa
Kerajaan Mataram Kuno.
Candi ini berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sekitar 34 x 36 meter. Terbilang cukup luas
untuk tempat berlindung pada saat itu. Di bagian tengah candi tersebut terdapat sumur tua,
diceritakan bahwa tempat itu merupakan tempat Kyai Jagal mengawasi dan melindungi dari
kerusakan ataupun bahaya. Candi ini dibangun pada abad ke-9 dan ke-10 pada masa kerajaan
Mataram kuno, seiring berjalanya waktu sampai sekarang, material candi ini melapuk,runtuh
dan ditumbuhi rerumputan. Hal itu disebabkan juga oleh aktivitas gunung Merapi, yang
menyebabkan Gempa sehingga runtuhnya batu-batu Candi. Candi ini terlihat seperti bukit,
yang dikarapi oleh masyarakat setempat bukit Teletubis, karena sangat mirip dengan rumah
Teletubis. Di sisi selatan candi tersebut terdapat peninggalan yang dinamakan “Watu Kodok”
karena batu itu berbentuk seperti kodok. Ada yang mengatakan bahwa fungsi batu tersebut
adalah tempat makhluk makhluk halus ada juga yang belum mengetahui apa fungsi pasti dari
peninggalan tersebut.
Candi yang berbentuk Bukit atau Gundukan tanah ini, dapat kita nikmati dengan cara naik ke
puncak Candi tersebut. Di atas Candi tersebut, kita dapat melihat pemandangan yang indah
termasuk Gunung Merapi, barisan pegunungan yang memperlihatkan deretan pegunungan
Bantul, Gunungkidul hingga Sleman. Dan diatas Candi ini pula, Kita dapat melihat
Keindahan Candi Ijo dan Ratu Boko. Karena kedua Candi tersebut juga terletak diatas
pegunungan. Menurut kepercayaan agama Hindu, semakin tinggi candi maka semakin suci
pula tempatnya. Tempat yang tinggi merupakan tempat bersemayamnya para dewa dewi,
maka dari itu candi-candi ini dibangun di atas bukit. Candi Saat kemarau, candi ini hanya
terlihat sedkit hijau, sehingga sedikit wisatawan yang datang jika pada saat musim kemarau
yang panas ini. Sedangkan pada musim hujan, rumput akan tumbuh subur dan membuat
candi ini tampak seperti bukit teletubies. Disana sudah terdapat orang berjualan, walaupun
tidak menetap karena pengunjung yang tidak selalu ramai.
Didaerah Candi ini, juga terdapat beberpa peninggalan sejarah lainya yang berhubungan
Candi Abang ini. Contohnya Goa Sentono. Goa ini sangat erat kaitannya dengan adanya
pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno yang mana penganutnya mayoritas beragama Hindu
dan Buddha. Goa ini juga sebagai tempat pemujaan untuk dewa-dewa umat Hindu. Karena
terdapat relief gambar di dinding yang merupakan Dewa Hindu. Di Goa ini juga terdapat
Yoni, seperti yang ada di Candi Abang. Lalu disana juga terdapat Goa Jepang. Dari
kalimatnya sudah terlihat bahwa Goa ini merupakan Peninggalan Jepang. Goa tersebut
didirikan sebagai tempat pertahanan dan perlindungan juga sebagai tempat pengintai
,penembakan musuh, akomodasi pasukan dan logistik. Hal ini berhubungan dengan mataram
saat itu dimana Masyarakat kerajaan Mataram dipaksa untuk kerja Romusha.
Mitos menarik mengenai Candi ini, ialah Candi ini ditunggui oleh Kyai Jagal yang
merupakan sesepuh pelindung daerah sekitar Candi Abang dari Kerusakan dan bencana. Ia
juga merupakan sosok yang dituakan dan dihormati. Bertumbuh tinggi besar dan berambut
panjang. Itulah mengapa, konon pada jaman penjajahan Jepang Candi ini sering dijadikan
tempat berlindung oleh masyarakat sekitar. Diceritakan juga bahwa dalam Candi ini
menyimpan banyak kekayaan atau harta karun, seperti terdapat emas sebesar gudel (anak
kerbau). Ada pantangan yang dipercaya bisa membuat petaka jika dilanggar, yakni membawa
pulang atau mencuri kekayaan yang ada di Candi tersebut. Termasuk mangambil batu bata
yang ada disana. Konon jika nekat membawa pulang batu bata merah di candi tersebut, sang
pencuri bisa gila alias tidak waras sesampainya di rumahnya. Namun ditahun 2002, terjadi
penggalian secara tidak bertanggung jawab, tujuanya mencari kekayaan didalamnya. Akan
tetapi saat ini, Pantangan itu terawat hingga kini di masyarakat sekitar Candi Abang.
Candi Abang sudah melalui tahap Renovasi, Akses menuju Candi Abang sudah baik dengan
jalan berupa batuan yang disusun-susun. Bagusnya, di jalan tersebut dapat dilalui dengan
sepeda. Sehingga ada rasa sensasi bermain sepeda gunung, karena jalan yang memicu
adrenalin. Namun , tetap tidak bisa jika menggunakan motor. Jika menggunakan motor,
motor bisa ditaruh di bawah, sekarang sudah tersedia parkiran dan wisatawan dapat berjalan
menuju Candi tersebut. Banyak juga yang menggunakan jalan tersebut untuk berlatih fisik
seperti lari, karena kondisi wilayah tersebut di pedesaan hawa sejuk dan tidak panas, sangat
direkomendasikan untuk rute latihan fisik yang cocok dengan jalan yang juga naik.Tidak
banyak yang tahu, menuju Candi Abang juga memiliki pintu masuk bagian belakang atau
bagian barat. Jalan tersebut hanya berupa tangga-tangga yang sangat tinggi.
Dalam proses pembangunanya, Candi Abang dinilai masih belum maksimal. Karena ada
beberapa jalan yang sudah tidak layak digunakan yang dapat membahayakan pengunjung dan
banyak peningkatan lainya yang dapat dimaksimalkan untuk membangun Candi Abang
menjadi Tempat wisata bersejarah lebih baik lagi.
Dibalik itu semua, sangat sulit dalam mengungkap sejarah Candi Abang ini. Karena
minimnya sumber sejarah tersebut. Hanya sedikit peninggalan-peninggalan atau artefak yang
berada di sana, para ahlipun sudah sangat berusaha untuk mengungkap keseluruhan Sejarah
Candi Abang tersebut, namun ketrbatasan sumber membuat sejarahnya sulit diungkapkan.
Untuk mencari sumber sejarah lainya, sudah dilakukan penggalian memutari Candi Abang
yang berlangsung hingga saat ini. Dalam penemuan terbaru, ditemukan koin emas bertuliskan
VOC, yang menandakan adanya keterkaitan antara Mataram Kuno dan Belanda di Candi
Abang.

C. Penutup
Kesimpulan dan Saran
Candi Abang memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan candi-candi lainya
karena bentuknya bujur sangkar yang membentuk sebuah gundukan tanah bewarna hijau.
Tersusun dar batu bata merah yang menandakan bahwa Candi ini masih muda padahal
Dibangun pada abad ke-9 dan ke-10 masa Kerajaan Mataram Kuno. Merupakan suatu
keunikan tersendiri dimana Candi yang tersusun dari batu bata merah, banyak dibangun pada
masa kerajaan Majapahit. Kerajaan Mataram Kuno sudah lama lahir sebelum adanya kerajaan
Majapahit. Tentunya karena Candi Abang memiliki cerita tersendiri.Candi ini juga
merupakan candi peninggalan Hindu karena terdapat Yoni. Yoni merupakan suatu simbol
yang menunjukan agama Hindu yang menggambarkan alat kelamin laki-laki dan perempuan.
Candi ini sebelumnya berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sekitar 34 x 36 m
dengan bentuk piramid. Seiring berjalanya waktu batu-batu tersebut mengalami pelapukan
dan pergeseran karena gempa gunung berapi dan faktor biologis lainya. Dengan bentuk Di
tenga Candi tersebut terdapat sumur tua, dimana menjadi tempat Kyai Jagal mengawasi dan
melindungi dari kerusakan dan bahaya. Di Selatan Candi, terdapat peninggalan yang
dinamakan “Watu Kodok” karena peninggalan tersebut berbentuk seperti kodok. Yang
diperkirakan sebagai tempat makhluk makhluk halus.
Candi ini juga sebagai objek wisata. Dengan naik ke atas bukit atau candi tersebut
kitra dapat mellihat keindahan alam, bentangan pegunungan serta dapat melihat Candi Ijo dan
Candi Ratu Boko yang juga berada diatas perbukitan. Menunjukan bahwa candi-candi
tersebut terletak di daerah dataran tinggi , dengan tujuan bahwa daerah yag tinggi merupakan
tempat bersemayamnya para dewa-dewi. Tetdapat juga Goa jepang dan Goa Sentono yang
menjadi peninggalan sejarah di sekitat candi Abang yang juga menjadi objek wisata.
Banyak mitos yang terdapat di Candi Abang ini, salah satunya yang menarik ialah
Candi ini ditunggui oleh Kyai Jagal yang merupakan sesepuh pelindung daerah sekitar Candi
Abang dari Kerusakan dan bencana. Diceritakan juga bahwa dalam Candi ini menyimpan
banyak kekayaan atau harta karun, seperti terdapat emas sebesar gudel (anak kerbau). Ada
pantangan yang dipercaya bisa membuat petaka jika dilanggar, yakni membawa pulang atau
mencuri kekayaan yang ada di Candi tersebut. Dapat mengakibatkan sang pencuri bisa gila
alias tidak waras sesampainya di rumahnya tidak bertanggung jawab, tujuanya mencari Candi
Abang sudah melalui tahap Renovasi, Akses menuju Candi Abang sudah baik dengan jalan
berupa batuan yang disusun-susun..Tidak banyak yang tahu, menuju Candi Abang juga
memiliki pintu masuk bagian belakang atau bagian barat. Jalan tersebut hanya berupa tangga-
tangga yang tinggi jaraknya.
Dalam proses pembangunanya, Candi Abang dinilai masih belum maksimal. Karena ada
beberapa hal yg seharusnya dapat ditingkatkan. Dibalik itu semua, sangat sulit dalam
mengungkap sejarah Candi Abang ini. Karena minimnya sumber sejarah tersebut. Untuk
mencari sumber sejarah lainya, sudah dilakukan penggalian memutari Candi Abang yang
berlangsung hingga saat ini. Dalam penemuan terbaru, ditemukan koin emas bertuliskan
VOC, yang menandakan adanya keterkaitan antara Mataram Kuno dan Belanda di Candi
Abang.
Dalam Esai ini, saya berharap atas kritikann dan masukan yang membangun dalam esai yang
saya buat. Karena terbatasnya sumber sehingga sangat sulit untuk memperdalam esai ini.
Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Daftar Pustaka
Observasi Lapangan, Kawasan Candi Abang Berbah,Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
,pada 8 Oktober 2019
Wawancara warga daerah Candi Abang, pada 18 Oktober 2019
Muddhiddin, Andi M.2009.Prambanan dan Candi Lainya: Menulusuri Jejak Peradaban
Jawa.Yogyakarta: Kreasi Wacana

Anda mungkin juga menyukai