Anda di halaman 1dari 4

CORAK AGAMA CANDI KAYEN DAN KEMUNGKINAN PENEMUAN

CANDI LAIN
AyudhaRahmaMustanida (7)
Laila SholihahKhudlur (15)
Nurdina Najwa Nugroho (23)
Regita Lestya Dwinova (26)

Candi merupakan bangunan bersejarah yang telah ada di Indonesia lama sekali sejak
sejak Indonesia masih berupa kerajaan-kerajaan. Seperti yang kita ketahui, agama Hindu dan
Buddha adalah agama yang masuk ke Indonesia lebih dahulu dibandingkan dengan agama
islam. Oleh karena itu tidak heran jika salah satu kerajaan tertua di Indonesia yaitu kerajaan
Kutai memiliki corak agama Hindu yang kental. Sebagai kerajaan-kerajaan, tidak heran jika
mereka meninggalkan berbagai macam bangunan dan benda bersejarah yang nantinya akan
terbengkalai begitu saja ketika masa kekuasaan kerajaan tersebut runtuh. Salah satu bangunan
bersejarah dari kerajaan-kerajaan tersebut adalah bangunan candi. Candi biasanya digunakan
sebagai tempat pemujaan kepada dewa dewi sebagaimana yang diajarkan dalam budaya
agama Hindu dan Buddha. Walaupun kedua agama tersebut seringkali dianggap sebagai satu
atau sama, pada kenyataannya candi Hindu dan Buddha memiliki corak yang berbeda.
Contohnya pada candi Hindu biasanya terdapat banyak patung atau arca dewa dewi dalam
agama Hindu seperti arca Dewa Siwa Mahakala di candi Prambanan dan arca Dewi Tara di
Candi Kalasan. Sedangkan pada candi Buddha mereka lebih menonjolkan arca Sidharta
Gautama Sang penemu agama Buddha yang berada di candi Borobudur.
Selain candi-candi di atas, tentu saja masih banyak candi yang belum ditemukan dan
belum diidentifikasi asal peninggalannya. Salah satu candi tersebut adalah Candi Kayen yang
berada di Pati Jawa Tengah. Candi Kayen yang terletak di Pati, Jawa Tengah ditemukan
pada tahun 2009 ketika salah seorang warga yaitu Ketua Pengurus Yayasan Bumi Miyono,
Nur Rochmat yang menemukan candi itu pertama kali saat sedang membuat masjid di
komplek makam Ki Ageng Dharmoyono dan Makam Empu Sombro.
"Kebetulan tanah itu tanah kakek saya, kemudian diwakafkan, lalu pertama membuat
fondasi masjid ternyata pada waktu gali menemukan batu bata besar yang masih terstruktur
atau masih tertata. Akhirnya saya geser, penggalian digeser ke utara. Perasaan tidak nabrak
ternyata menabrak. Akhirnya temuan bata itu dilaporkan kepada Dinas Kebudayaan Pati.
Terus akhirnya ditindaklanjuti mereka melaporkan kepada BP3 Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala," terang Nur kepada detikJateng ditemui di rumahnya, Jumat (2/9).
Menurutnya atas temuan tersebut dilaporkan kepada Balai Arkeologi Yogyakarta. Lantas
dilakukan penelitian mulai bulan September 2009 sampai dengan 2015. Menurutnya selain
situs Candi Kayen juga terdapat Candi Pomahan, namun situs tersebut ditutup kembali karena
berada di tanah hak milik warga.

"Lalu itu datang mensurvei dan memutuskan batu bata yang ditemukan masih berada
di dalam tanah merupakan benda cagar budaya. Akhirnya diberikan masukan untuk lapor ke
Balai Arkeologi pada tahun 2009, bulan September 2009 itu Balar datang dalam timnya,"
jelas Nur. “Akhirnya hasil survey September 2010 ada penelitian. Lalu mulai tahun 2010,
2011, 2013 selama tiga tahun dan seperti sekarang itu. 2014-2015 berkembang ke arah barat
itu ada Situs Pohaman itu ada struktur bata sekarang ditimbun kembali karena tanahnya milik
warga," Nur mengimbuhkan.

Candi Kayen yang ditemukan sudah dalam keadaan tidak utuh dan bercerai-berai.
Longsor dan juga banjir menyebabkan banyak bagian – bagian candi hilang dan belum
ditemukan sampai sekarang. Candi Kayen yang ditemukan awalnya hanya bagian dari kaki
candi (bhurloka/kaki), kemudian disusul dengan penemuan bagian lain seperti kemuncak
candi (syarloka/kepala), bagian pintu segitiga runcing besar (antefiks) serta gerabah dan
keramik yang terbuat dari batu bata merah. Hal ini di katakan sebagai penyumbang arsitektur
bangunan candi batu bata yang ada di Indonesia. Berdasarkan fakta di temukannya patung
arca Siwa Mahakala, bangunan berundak yang menjadi ciri khas agama Hindu, bangunan
berbentuk segi delapan yang berfungsi sebagai pilar candi, relief flora, relief Sulur, serta
ditemukan banyak keris yang ada di sekitar candi, maka ilmuan menyimpulkan bahwa Candi
Kayen termasuk dalam peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia.

Berdasarkan sejarah ditemukannya Candi Kayen, maka sangat memungkinkan jika


masih terdapat candi – candi lain yang belum diketahui keberadaannya. Candi yang belum
ditemukan dan diidentifikasi biasanya terletak pada tempat-tempat yang sulit dijangkau
manusia. Dari sisi arkeolog candi banyak yang hilang maupun belum ditemukan dapat
disebabkan oleh factor alam maupun manusia.
Dilihat dari faktor alam, candi yang merupakan peninggalan kerajaan biasanya
terletak di daerah yang subur seperti dataran rendah dan juga dekat dengan sumber mata air.
Setelah masa pemerintahan kerajaan yang membangun candi tersebut berakhir, maka
bangunan candi tersebut akan ditinggalkan begitu saja. Usia candi yang sudah berabad- abad
tentu akan membuat struktur bangunan semakin rapuh dan mudah rusak. Dataran rendah
yang subur biasanya akan berubah menjadi hutan yang lebat. Maka terdapat kemungkinan
jika masih banyak bangunan candi yang masih tersembunyi di dalam hutan dan sampai
sekarang belum ditemukan. Sementara itu, untuk candi yang terletak di dekat sumber mata air
atau perairan berpotensi tenggelam karena naiknya permukaan air laut. Hal ini disebabkan
karena adanya bencana alam seperti banjir bandang, tanah longsor di sekitar candi, serta efek
global warming. Bangunan candi yang tenggelam di dasar laut akan lebih sulit ditemukan
karena tekanan air laut yang tinggi dan akan membuat penelitian terhambat, mengingat baru
sekitar 5% laut yang sudah diteliti. Selain itu, bencana alam seperti gunung meletus juga
dapat menyebabkan candi terkubur oleh abu dan juga material lain dari gunung berapi seperti
yang terjadi pada kasus penemuan candi Kayen.
Jika dilihat dari faktor manusia, banyak sekali ulah manusia yang telah dilakukan
terhadap candi, seperti perusakan, pengambilan, dan penjualan bagian – bagian candi
menyebabkan eksistensi candi tersebut tidak diketahui dan lama – kelamaan akan terlupakan.
Contohnya perusakan, manusia yang baru akan membuka lahan untuk dibuat pemukiman
atau lahan dan mungkin menemukan bagian candi alih-alih melaporkan penemuan tersebut
malah akan melanjutkan pekerjaannya dan acuh pada bagian candi yang diutemukan tersebut.
Jika sudah berubah menjadi lahan pemukiman tentu akan sangat sulit bagi para arkeolog
untuk melacak keberadaan candi yang hilang tersebut. Selain itu banyak pula orang-orang
tidak bertanggung jawab yang mengambil bagian berharga dari candi dan dijual kepada
pengoleksi barang antik. Tindakan tersebut tentu saja ilegal dan dilarang keras kegiatannya.
Karena sekali bagian candi tersebut ada di tangan kolektor, maka akan sangat sulit untuk
melakukan penelitian karena para kolektor tersebut akan menutup rapat-rapat segala tindakan
mereka. Perusakan, pengambilan, dan penjualan bagian candi menyebabkan keaslian candi
berkurang. Contohnya banyak arca di candi borobudur yang sudah diganti dan direnovasi
karena tindakan ilegal tersebut.
Contoh candi yang baru ditemukan yaitu Candi Hindu di Jombang pada tahun 2021,
Candi Boto Tumpang di Kendal, Jawa Tengah pada tahun 2019, dan juga ditemukannya
candi di Dataran Tinggi Dieng di ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut pada tahun
2013.

Sumber :
https://amp.kompas.com/regional/read/2021/11/22/093326978/candi-hindu-ditemukan-di-
jombang-ada-penemuan-arca-nandiswara-dan-mahakala
https://travel.okezone.com/read/2021/07/12/408/2439345/ditemukan-tak-sengaja-inilah-
candi-boto-tumpang-yang-diduga-lebih-tua-dari-borobudur
https://nasional.tempo.co/read/516720/candi-baru-ditemukan-di-dieng
https://www.detik.com/jateng/wisata/d-6270491/melihat-situs-candi-kayen-pati-saksi-
masuknya-peradaban-hindu-ke-jawa
https://id.quora.com/Mengapa-situs-candi-banyak-ditemukan-terkubur
https://harianmuria.com/wp-content/uploads/2022/10/Candi-Kayen-Situs-Cagar-Budaya-
Peninggalan-Hindu-Budha-di-Pantai-Utara-Jawa.jpg?hl=in_ID
https://www.liputan6.com/amp/5061306/ihwal-situs-candi-kayen-pati-dan-awal-mula-
kebudayaan-india-masuk-ke-jawa
https://amp.kompas.com/regional/read/2012/07/20/11114115/regionaljawa
https://www.riau1.com/berita/nasional/1596638968-ini-alasan-seluruh-bangunan-kuno-
ditemukan-terkubur-dalam-tanah

Anda mungkin juga menyukai