RKS
CONSULTANT:
Letak lokasi Pembangunan Perkuatan Dermaga 103, 104 dan 105 dapat dilihat
pada gambar rencana.
Adapun lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor (secara garis
besar) adalah sebagai berikut :
1. Penyatuan konstruksi baru bangunan penahan kelongsoran ke dermaga
eksisting 102;
2. Pembobokan konstruksi beton bertulang dermaga 103;
3. Pemancangan tiang pancang pipa beton pracetak pratekan;
4. Pemancangan tiang pancang Box Combi baja yang berfungsi sebagai tiang
pemegang sheet pile baja sekaligus penyangga Container Crane;
5. Pemasangan sheet pile baja sebagai konstruksi penahan kelongsoran;
6. Pekerjaan pembuatan konstruksi pelat lantai, balok melintang dan balok
memanjang beton bertulang untuk konstruksi bangunan atas dermaga
dengan mutu beton K-350;
7. Pemasangan perkerasan (pavement) lantai beton lapangan penumpukan
(rigid pavement) dan paving block.
8. Pekerjaan pengadaan dan pemasangan jalur rel crane disepanjang
dermaga, lengkap dengan aksesories/kelengkapan pendukungnya. Jalur rel
crane akan dilengkapi dengan 4 buah "stopper" terbuat dari konstruksi baja;
9. Pengadaan dan pemasangan fender dan bollard beserta kelengkapannya
untuk sarana rapat dan tambat kapal. Jarak antar fender dan bollard
tercantum pada gambar rencana;
10. Pengadaan dan pemasangan konstruksi tiang lampu beserta kelengkapan
penerangannya;
11. Pengadaan dan pemasangan jaringan pipa untuk supply air bersih ke kapal;
12. Pekerjaan lainnya yang belum/tidak disebutkan namun tertera dalam gambar
konstruksi dan bill of quantity yang merupakan bagian dari kewajiban
kontraktor pelaksana.
Musim hujan berlangsung antara bulan September - Maret, dimana antara bulan
Desember - Maret dikenal sebagai "musim barat". Gelombang dan angin dalam
bulan-bulan ini cukup besar. Musim kemarau berlangsung antara bulan Maret -
Agustus. Meskipun demikian, pergeseran mulainya musim hujan atau kemarau
juga terjadi. Suhu siang hari berkisar antara 28 - 32C. Temperatur rata-rata
adalah 30C.
1.3.3 PASANG-SURUT
Informasi dari daerah sekitar lokasi proyek, tinggi pasang surut adalah 1.70 m.
Kontraktor harus memperhatikan data pasang surut (tidal table) yang dikeluarkan
oleh Hidral untuk dipakai sebagai pedoman selama pelaksanaan pekerjaan.
2.1 UMUM
2.1.1 TATA RUANG DAERAH PROYEK/LOKASI PROYEK
Areal yang disediakan sebagai lahan kerja adalah daerah di belakang rencana
dermaga seluas kurang lebih 100 m2 yang harus dilindungi/dibatasi oleh pagar
pengaman.
Mengingat lahan kerja saat ini dalam kondisi aktif beroperasi maka pelaksanaan
pekerjaan akan dilakukan secara bertahap dan penyerahan lahan kerja secara
bertahap akan disampaikan oleh pihak Pemberi Tugas secara tertulis. Pada
prinsipnya, selama pelaksanaan pekerjaan, kegiatan operasional bongkar muat
diareal sekitar pekerjaan tidak boleh terganggu. Untuk itu, Kontraktor harus
memperhitungkan penggunaan alat-alat kontruksi dalam perencanaan metoda
pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan yang dilakukan secara bertahap tersebut.
Keamanan diareal kerja dan lahan kerja yang telah diserahkan oleh pihak
Pemberi Tugas menjadi tanggung-jawab Kontraktor. Kontraktor harus
berkoordinasi dan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait dengan masalah
keamanan dilingkungan Pelabuhan Indonesia II cabang Tanjug Priok.
Apabila bahan hasil bongkaran akan digunakan lagi, maka akan dikeluarkan
surat tertulis oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas termasuk perintah
pembersihan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki.
2. Cara Menumpuk.
Bagian tengah dari lantai gudang atau lantai dari suatu timbunan bahan
bangunan hendaknya dibuat miring melandai ke tepi-tepi agar mudah
dilakukan pembersihan. Cara menumpuk bahan bangunan hendaknya
sedemikian rupa sehingga timbunan tidak berbentuk kerucut dan tidak
menyebabkan pemisahan bahan (segregation).
Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Kontraktor kemudian harus
mendapat persetujuan tertulis oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Hanya
hasil pengukuran yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran.
2.10.2 PERLENGKAPAN
Kontraktor berkewajiban seperti yang disebut dalam Kontrak untuk menyediakan
alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru-juru ukur dan pekerja-pekerja yang
diperlukan oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas untuk melakukan
pengawasan/pengujian hasil pengukuran atau pekerjaan lain yang serupa.
Tidak suatu pekerjaan lainpun boleh dimulai pada bagian itu sampai semua
pematokan yang diperlukan telah selesai dan disetujui oleh Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas.
2.10.3 GAMBAR
Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar rencana, Kontraktor
harus mengajukan tiga lembar gambar penampang dari daerah yang telah diukur
itu, Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas akan membubuhkan tanda tangan
persetujuan atau pendapat/revisi pada satu lembar gambar tersebut dan
mengembalikannya kepada Kontraktor. Setelah diperbaiki, Kontraktor akan
mengajukan kembali gambar yang oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
diminta untuk direvisi.
Ukuran maupun huruf yang dipakai pada gambar tersebut harus sesuai dengan
ketentuan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus memelihara alat-alat survey ini secara baik sehingga selama
pelaksanaan dapat tetap digunakan secara baik. Kontraktor harus menyediakan,
atas biaya sendiri, patok-patok beton, patok-patok kayu, bagan, template,
penampang kedalaman laut yang diminta Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
untuk memeriksa atau pengukuran bagian dari pekerjaan.
Desain konstruksi bagan tersebut harus dibuat Kontraktor dan disetujui Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas sebelum dibangun, pada akhir pekerjaan bagan-
bagan harus dibersihkan oleh Kontraktor.
2.12.2 PEMBERITAHUAN
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas.
Kerusakan yang timbul pada bagian atau keseluruhan pada peralatan tersebut
yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau
diganti sedemikian sehingga Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas menganggap
pekerjaan dapat dilanjutkan.
Yang dimaksud dalam butir mengenai mobilisasi dan demobilisasi dalam Bill Of
Quantities tergantung pada jenis, volume dan tahap pekerjaan yang akan
dilaksanakan, sebagaimana ditentukan pada bagian-bagian lain dari kontrak ini,
dan secara umum akan sesuai dengan urutan sebagai berikut :
Dokumen harus berurutan dari awal sampai akhir proyek, agar dapat
memberikan visualisasi pelaksanaan pembangunan proyek dengan baik hasil-
hasil pembuatan dokumentasi tersebut harus diserahkan kepada Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas pada akhir dari setiap bulannya.
Kontraktor harus menyediakan listrik dan air secukupnya yang diperlukan Kantor
Lapangan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Kantor Lapangan untuk Kontraktor terdiri dari ruangan untuk personil, gudang
untuk menyimpan suku cadang peralatan dan bahan-bahan serta bengkel, yang
ilengkapi dengan listrik, air, dan peralatan keselamatan kerja yang dimanfaatkan
untuk melaksanakan pekerjaan.
Bila ada penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana yang ada,
maka akan ditentukan selanjutnya oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas,
dan akan disampaikan kepada Kontraktor secara tertulis.
2.23 LAPORAN
2.23.1 LAPORAN HARIAN
Kontraktor diwajibkan membuat catatan-catatan harian dalam bentuk Laporan
Harian yang berisi : pekerjaan yang dilaksanakan hari itu, material yang
didatangkan, tenaga kerja yang dikerahkan, keadaan cuaca, serta hal-hal lain
yang perlu dilaporkan sesuai petunjuk Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Laporan ini harus dijilid sebanyak 3 (tiga) set dan diserahkan kepada Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas paling lambat pada hari Senin sore.
As Built Drawing di buat dalam ukuran A1 kertas Kalkir rangkap 1 (satu), ukuran
A3 kertas kalkir rangkap 2 (dua) dan seluruh dokumentasi asbuilt drawing dalam
bentuk softcopy file (digital) dibuat rangkap 3 (tiga).
3.1 UMUM
Bahan-bahan yang akan digunakan di dalam proyek ini harus mengutamakan
penggunaan bahan-bahan yang telah diproduksi di dalam negeri dan sesuai
dengan spesifikasi yang diajukan dalam Rencana Kerja Syarat-Syarat Kerja
(RKS) Teknis.
Mutu baja tulangan yang digunakan dicantumkan pada gambar rencana dan
buku spesifikasi ini atau petunjuk Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Tes Tarik
Mutu Diameter Tegangan Tegangan Perpanjangan
Baja (mm) leleh tarik putus minimum
minimum minimum ( o/oo )
(kg/mm2 ) ( kg/mm2 )
Bj.TD.30 D 16 30 49 14
Bj.TD.40 D 19 40 57 16
Baja tulangan tersebut harus diberi tanda-tanda yang jelas dari berbagai
mutu/jenis dan diameter yang digunakan dan disusun secara terpisah menurut
tanda yang telah diberikan, untuk menghindari kesalahan
penggunaannya/tertukar.
Penempatan baja tulangan di udara terbuka untuk jangka waktu lebih dari 2
bulan, harus dicegah, yaitu dengan membangun gudang atau dilindungi dengan
tenda/terpal anti air.
Seluruh tata cara dan pengadaan, pengerjaan dan pengetesan harus mengikuti
peraturan SNI 03 6861.1 2000 (air), SNI 15 2530 1991 (semen), SNI 03
6820 2002 (semen), SNI 03 6861 2002 (agregat) dan SNI 03 6861.1-
2002 (pasir)
3.4.2 UMUM
Untuk konstruksi beton bertulang dan beton pratekan dipakai jenis-jenis semen
yang memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam
NI 8 dan SNI/SII. Semen yang digunakan adalah jenis Semen-Portland jenis I
(satu) (Portland Cement, Normal, Type I) sesuai dengan standar NI 8.
Penggunaan bahan tambahan dan semen jenis lain misalnya yang dapat cepat
mengeras, harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
3.4.3 PENGUJIAN
Semen yang digunakan harus disertai tanggal produksi dan batas
kadaluwarsanya disertai dengan sertifikat dari pabrik yang menunjukkan bahwa
semen tersebut telah diuji dan dianalisa mengenai komposisi kimianya sesuai
dengan persyaratan yang relevan dengan NI 8.
Semen yang akan dipakai dan telah dikirim tidak diijinkan untuk dipergunakan
pada pekerjaan apapun sebelum hasil pemeriksaan dilapangan diterima dengan
baik oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Hal ini untuk menentukan
apakah semen yang didatangkan telah rusak selama pengangkutan atau selama
disimpan. Dan tidak ada semen yang dapat digunakan sebelum diterima dan
dinyatakan baik oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Lantai gudang semen harus terbuat dari kayu dengan tinggi minimum adalah 30
cm di atas tanah dan diberi ventilasi.
Penumpukan semen dalam kantong/zak tidak boleh lebih dari 13 (tiga belas)
tumpukan zak. Semen dari jenis berbeda, harus disimpan secara terpisah agar
dalam penggunaannya tidak tertukar. Penggunaan semen dalam jumlah yang
besar dapat dikerjakan dengan urutan pemakaian.
Apabila agregat dari sumber yang telah disetujui ternyata menyimpang dari
contoh-contoh yang telah disetujui dan tidak memenuhi syarat-syarat tersebut di
atas, maka sumber tersebut dapat ditolak.
Gradasi dari agregat halus harus masuk dalam batasan yang ditentukan dalam
SNI atau dalam tabel berikut ini dari JIS (JIS A 1102 Sieve).
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton,
kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan yang diakui.
Pasir dari pecahan batu hanya dapat dipakai atas persetujuan Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat
kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila jumlah
berat butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya.
Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah ataupun hancur
oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti panas matahari dan hujan.
Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak beton, seperti
zat-zat reaktif alkali. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan
bejana uji dari Rudeloff dengan beban penguji 20 ton, dimana harus dipenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm, lebih dari 25% berat.
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22% berat.
atau dengan mesin pengaus Los Angeles, dimana tidak boleh terjadi kehilangan
berat lebih dari 50%.
Gradasi dari agregat kasar harus masuk dalam batasan yang ditentukan untuk
saringan 40 mm - 5 mm atau 25 mm - 2,5 mm ukuran nominal atau dalam SNI
atau dalam tabel berikut ini dari JIS (JIS A 1002 Sieve).
Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari seperlima jarak terkecil
antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal pelat atau tiga
perempat dari jarak bersih minimum antara tulangan. Penyimpangan dari
batasan ini diizinkan, apabila menurut penilaian Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga menjamin
tidak akan terjadi sarang-sarang kerikil.
(1) daerah tidak baik, diperlukan terlalu banyak semen dan air.
(2) daerah baik, tetapi diperlukan lebih banyak semen dan air, jika dibandingkan
dengan ( 3 ).
(3) daerah baik sekali.
(4) daerah baik untuk susunan butir diskontinu.
(5) daerah tidak baik, terlalu sulit untuk dikerjakan.
Catatan : Dianjurkan untuk memakai agregat pada daerah (3) atau paling tidak
pada daerah (2) dan (4).
Agregat yang tidak memenuhi syarat dalam test, harus diganti atau dicuci sampai
test lebih lanjut untuk membuktikan bahwa dapat memenuhi persyaratan untuk
dipakai. Semua biaya yang dikeluarkan untuk dipenuhinya persyaratan ini
menjadi tanggungan Kontraktor.
Agregat dengan ukuran tertentu harus disimpan secara terpisah kecuali disetujui
lain oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
3.6 AIR
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton dan/atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih
yang dapat diminum.
Apabila mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum, atau didapat dari
sumber lain dan harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
Untuk penggunaan air yang diperoleh dari sumber sumur dalam lokasi proyek,
maka seluruh biaya pengadaan, pemeliharaan, sumber tenaga listrik dan lain-lain
ditanggung oleh Kontraktor.
Apabila pemeriksaan contoh air tersebut di atas tidak dapat dilakukan, maka
dalam hal adanya keragu-raguan mengenai air harus diadakan percobaan
perbandingan antara kekuatan tekan campuran semen + pasir dengan memakai
air tersebut di atas, dan dengan memakai air suling.
Air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan mortar dengan memakai
air tersebut pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90% dari kekuatan
tekan mortar dengan memakai air suling pada umur yang sama.
Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan dengan
ukuran isi atau ukuran berat seperti yang disyaratkan dan harus dilakukan
setepat-tepatnya.
Sertifikat dari hasil pengujian produksi dari pabrik tersebut harus ikut disertakan
dan telah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Tipe
dan ukuran dari Tipe V H 500, L 2000 terdapat pada gambar rencana.
Persyaratan material
Tensile Stenght kg/ cm2 199,89
Elongation at break % 500
Hardness 68
Tear Strenght kg/ cm 93,46
After Aging
Tensile Strenght kg/ cm2 90
Elongation at break % 90
Hardness + 4,6 from
original value
Bollard harus mampu menahan beban kerja sebesar 100 ton. Jarak antara
Bollard ditunjukkan pada gambar rencana.
Dimensi dan bentuk bollard adalah seperti yang tertera dalam gambar rencana.
Akan tetapi Kontraktor dapat menyampaikan detil standar design pabrik lain
kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya, sebelum melakukan pemesanan.
Baut angker dan kelengkapannya harus sesuai dengan standar dibawah ini:
a. Baut Mutu Tinggi (untuk angker)
b. Mur Kelas 2-SS 41 (JIS G 3101)
c. Ring (JIS B 1256)
d. Pelat angker Kelas 2-SS 41 (JIS G 3101)
3.11 ELEKTRODA
Elektroda yang dipakai untuk mengelas baja lunak (kecuali pipa baja) harus
mengikuti persyaratan D 4301 dari JIS Z 3211.
Elektroda yang dipakai untuk mesin las semi automatic harus kawat komposit
yang mempunyai diameter 2.4 sampai 3.2 mm sesuai dengan JIS Z 3211.
4.1 UMUM
Pekerjaan beton bertulang akan digunakan pada pekerjaan konstruksi bangunan
atas (superstructure) dan konstruksi bangunan bawah (substructure) dermaga
antara lain adalah :
- Balok Melintang dan Memanjang
- Poer (Pile Cap)
- Lantai Dermaga
- Balok rel belakang dan balok rel depan
- Balok fender
- Balok pada trench
- Caping beam
- Pile Plug
Untuk pekerjaan beton bertulang harus menggunakan beton ready mix atau
diaduk dilapangan apabila tersedia mixing plant yang disediakan Kontraktor dan
disetujui Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Pekerjaan beton harus memakai beton mutu K-350 untuk seluruh pekerjaan
konstruksi beton bertulang. Mutu baja tulangan yang digunakan adalah Bj.TD.
40 (baja ulir U-39) untuk tulangan dengan diameter 19 mm dan mutu baja
Bj.TD. 30 (baja ulir U-32) untuk tulangan dengan diameter 16 mm.
Untuk penggunaan mutu beton pada bagian konstruksi lain yang diperlukan pada
saat pelaksanaan dan tidak tercantum dalam gambar rencana, harus mendapat
persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
K-300 K-350 B0
Catatan: Mutu beton K-300 pada tabel berlaku umum, kecuali untuk struktur-
struktur khusus yang memiliki spesifikasi tersendiri.
Perbandingan antara semen, agregat halus dan kasar, air dan bahan-bahan
penambah lainnya yang digunakan untuk menghasilkan beton yang memenuhi
persyaratan seperti yang tersebut dalam tabel campuran beton harus ditentukan
oleh Kontraktor dari sejumlah campuran-campuran percobaan yang dilakukan di
laboratorium yang disetujui Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas untuk beton
yang akan digunakan dalam pekerjaan.
Kekuatan beton pada umur 7 hari dan 28 hari harus diperoleh dari hasil tes
benda uji. Dan apabila tidak ditentukan dengan percobaan, maka untuk
keperluan perhitungan berdasarkan umur beton, dapat dilihat pada tabel 5.2.
Dimana pengunaan admixture diijinkan, maka bahan ini harus ditambahkan pada
beton dalam tempat pengadukannya dengan mempergunakan alat pengukur
otomatis, dan petunjuk-petunjuk pabrik mengenai cara penggunaannya.
Air yang dimasukkan ke dalam mesin pengaduk ini harus disalurkan dari tanki
yang mempunyai pengukur sehingga pemberian air dapat dilakukan dengan
tepat.
a. C u a c a
Pengadukan, pengangkutan dan pengecoran beton sebaiknya dilaksanakan
dalam cuaca yang baik. Bila hari hujan atau panas, maka harus dilakukan
usaha-usaha untuk melindungi material/bahan-bahan hasil pengadukan,
pengangkutan dan pengecoran sedemikian sehingga didapat jaminan bahwa
nilai air semen tidak akan berubah karenanya.
Akibat penundaan ini tidak boleh dijadikan alasan bagi Kontraktor untuk
menuntut ganti rugi, karena harus sudah diperhitungkan pada saat
mengajukan harga penawaran.
b. Peralatan
Beton, terutama untuk kelas di atas K-225 harus dicampur dengan alat
pengaduk mekanis (beton molen atau concrete mixing plant).
Untuk beton kelas K-225 dan lebih tinggi, peralatan hendaknya dari tipe yang
dapat mengerjakan beton dengan nilai air semen yang rendah.
Alat-alat tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara dengan baik. Terutama
container pengadukan harus tetap bersih dari sisa beton yang mengeras,
dimana untuk itu Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas akan melakukan
pemeriksaan agar dalam waktu-waktu tertentu, paling tidak sebelum atau
sesudah pengerjaan pengadukan beton, alat tersebut harus dibersihkan.
Pada permulaan pengadukan, sejumlah semen, pasir dan air dari adukan itu
akan menempel pada dinding container. Karena itu hendaknya pada
pengadukan pertama diperhitungkan sedemikian, sehingga hasil dari adukan
yang pertama itu jumlah semen, pasir dan air tidak kurang dari persyaratan
Jumlah air sesuai dengan kebutuhan pengadukan yang boleh dibawa oleh
truck itu, kecuali bila tanki air itu diperlengkapi dengan alat takaran otomatis
yang dapat diukur pemakaiannya. Truck mixer itu harus juga dilengkapi
dengan alat penyetel untuk waktu pengadukan yang dapat dengan mudah
diawasi oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Ukuran container
pengaduk harus tidak melebihi kapasitas yang ditentukan oleh pabriknya atau
kira-kira 60% dari isi drum.
Pengadukan harus secara terus menerus dan tidak kurang dari 50 putaran
sesudah semua bahan termasuk air berada dalam container. Kecepatan
putaran tidak kurang dari 4 rpm atau harus lebih dari kecepatan 75 m per
menit dari suatu titik yang terletak pada garis tengah drum. Batas maximum
putaran adalah 150 putaran, pada kecepatan putaran lebih besar dari 6 rpm.
Semua beton yang baru diaduk dan semua spesi harus diangkut secepat
mungkin dari mixer agar dijamin tidak terjadi bleeding atau segregasi dari
campuran agregat dan slump yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan.
Pengadukan beton harus dilaksanakan di atas alat yang kedap air yang
berukuran cukup sehingga dapat menampung paling tidak 2 kali
pencampuran bahan-bahan beton (kira-kira masing-masing 1/4 m3) sekaligus.
Agregat halus dan semen harus terlebih dahulu dicampur hingga rata, terlihat
dari warna campuran yang homogen, dan kemudian dihamparkan di atas alas
adukan rata dan tipis-tipis.
Cara pengadukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
Memindahkan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
dengan perantaraan talang-talang miring hanya dapat dilakukan setelah disetujui
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu satu jam setelah
pengadukan air dimulai. Jangka waktu ini harus mendapat perhatian, apabila
diperlukan waktu pengangkutan yang panjang.
Untuk pembuatan 1 benda uji yang diambil dari beton yang dipakai/dituang
diperlukan dari setiap 5 m3 beton selama pengecoran.
Setiap benda uji harus diberi tanda dengan tanggal pengecoran, nomor urut dan
petunjuk-petunjuk lain yang diperlukan oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
dalam waktu 24 jam setelah kubus tersebut dicor.
Benda uji harus dites sampai hancur akibat gaya tekan dan harus dilakukan di
bawah pengawasan (supervisi) Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawasan). Dua
dari setiap lima buah kubus percobaan harus diukur berat dan kekuatan
tekanannya setelah tujuh hari dan harus dilakukan dengan disaksikan Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas dan sisanya dilakukan setelah 28 hari atau sesuai
dengan perintah Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Detil lain mengenai hasil pengujian kekuatan tekan dan data lain seperti jumlah
air dan semen yang dipakai, hasil analisa ayakan agregat dan perbandingan
adukan dari bermacam-macam kelas harus disampaikan kepada Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas dalam waktu 24 jam setelah penyelesaian
pengujian.
Setiap benda uji harus dibuat dari sample setiap beton mixer adukan beton atau
dari adukan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Kekuatan benda uji tidak boleh lebih dari 5% yang kurang dari kekuatan standard
rencana (design standard) dari 20 benda uji yang dibuat.
Kekuatan rata-rata 4 buah benda uji masing-masing tidak boleh lebih rendah dari
('bk + 0.82 Sr). Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara hasil
pemeriksaan 4 benda uji tidak boleh lebih besar dari 4,3 Sr.
1. Untuk benda uji lebih dari 20 buah (PBI 1971 N.I.-2 Pasal 4.7.3.b)
Jika bm adalah kekuatan tekan beton rata-rata maka harus dipenuhi bm -
1,64 * S > bk .
2. Untuk benda uji kurang dari 20 buah (PBI 1971 N.I.-2 Pasal 4.7.3.c)
Jika bm adalah rata-rata dari setiap 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-
turut, maka harus dipenuhi bm > bk + 0,82 * Sr dimana Sr adalah deviasi
standar yang besarnya mengacu pada PBI 1971 N.I.-2.
Jika kekuatan contoh silinder yang diambil dari beton yang telah mengeras ini
lebih rendah dari persyaratan kekuatan yang diminta dan beton tidak memenuhi
persyaratan-persyaratan lain yang seharusnya dipenuhi, maka pekerjaan beton
untuk bagian ini dianggap tidak memenuhi persyaratan. Dan harus dilakukan
perbaikan / pembongkaran.
4.11 PENGECORAN
Untuk mendapatkan mutu pekerjaan beton sesuai rencana maka, semua metode
pengadukan dan pengecoran harus sesuai dengan SNI 03 3978 1995.
a. Persiapan
Sebelum pengecoran dimulai, semua alat-alat, bahan-bahan dan pekerja
sudah harus siap di tempat yang seharusnya, dan alat-alat dalam keadaan
bersih serta siap untuk dipakai.
Permukaan sebelah dalam dari acuan harus sudah dibersihkan dari
bahan-bahan lepas, kotoran maupun potongan kawat/besi.
Bidang beton lama yang akan berhubungan dengan beton yang akan dicor,
harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas
dan rapuh dan telah disiram dengan air bertekanan.
b. Pelaksanaan Pengecoran
Pengecoran beton selalu diawasi langsung oleh pelaksana / pengawas yang
berpengalaman. Kontraktor harus memberitahukan kepada Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas bila akan melaksanakan pengecoran. Beton
harus dicor sedemikian rupa sehingga di dalam atau bagian pekerjaan,
permukaannya rata.
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 1,5 m dan tidak
diperkenankan menimbun beton dalam jumlah banyak disuatu tempat dengan
maksud untuk kemudian meratakannya sepanjang acuan.
Lubang untuk pengaliran air, atau keperluan lainnya, dapat dibuat dari pipa
PVC dengan maksud untuk memudahkan pengambilannya pada waktu pem-
bongkaran acuan. Pada beton kelas K-225 dan lebih tinggi pengecoran harus
dilakukan secepatnya sesudah selesai pengadukan.
Beton, acuan dan atau tulangan yang menonjol keluar harus dicegah dari
kemungkinan terinjak para pekerja atau getaran yang dapat menggangu daya
letaknya dengan beton. Kecuali Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas
menentukan lain, untuk bagian - bagian beton pratekan, pengecoran harus
dilaksanakan dari suatu ujung menuju lainnya untuk setebal bagian dari balok
itu. Pengerjaan secara lapis-lapis horizontal tidak diperbolehkan.
c. Konsistensi (Slump)
Slump test harus sering dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan beton,
untuk menjamin agar nilai air semen tetap sesuai dengan beton yang telah
disyaratkan dalam Tabel 5.1, kecuali ditetapkan lain oleh Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas dengan mengingat cuaca pada waktu
pengecoran (kering atau lembab).
Cara pelaksanaan slump test harus sesuai dengan PBI 1971 N.I.-2 Bab 4.4
yaitu sebagai berikut :
4.12 PEMADATAN
Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dengan alat-alat
pemadat (internal atau external vibrators) mekanis, kecuali bila Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas mengijinkan cara pemadatan secara manual.
Cara pemadatan dengan cara manual terdiri dari memukul-mukul acuan dari
sebelah luar, merojok dan menusuk-nusuk adukan beton secara kontinyu.
Ketelitian dalam hal ini sangat perlu untuk diperhatikan agar semua sudut-sudut
terisi, sela-sela diantara tulangan dan sekeliling tulangan terpenuhi tanpa
menggeser kedudukan tulangan tersebut membuat agar permukaan menjadi rata
Pada beton pracetak, dapat dibuat satu meja getar dari konstruksi yang
disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dan dipakai alat
penggetar yang dapat menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 getaran per
menit. Untuk lantai beton atau pelat-pelat beton pemakaian external vibrator
yang diletakan di acuan harus atas ijin Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
b. Internal Vibrator
Internal vibrator digunakan dengan cara memasukan alat pulsator atau
penggetar mekanis ke dalam adukan beton yang baru di cor. Alat tersebut
harus paling tidak memberikan 5000 getaran per menit bila dimasukan
kedalam adukan beton yang akan memberikan daerah yang ikut bergetar
pada radius tidak kurang dari 45 cm.
Alat itu harus dimasukan ke dalam adukan beton searah dengan sumbu
memanjangnya, sedalam menurut perkiraan bahwa beton itu secara
keseluruhan tingginya telah dipadatkan, kemudian ditarik keluar
perlahan-lahan dimasukkan lagi pada posisi selanjutnya.
Alat ini tidak boleh dibiarkan di suatu tempat lebih lama dari 30 detik, dan
ditempatkan pada posisi yang tidak lebih jauh dari 45 cm. Internal vibrator
tidak diperbolehkan untuk mendorong beton kesamping dan tidak boleh
menumpu pada tulangan.
4 m3 beton/jam 2
8 m3 beton/jam 3
12 m3 beton/jam 4
16 m3 beton/jam 5
20 m3 beton/jam 6
Beton harus dicor secara kontinu, bagian atas harus diusahakan selalu datar
sampai dicapai ketinggian yang disyaratkan atau paling tidak sampai lebih tinggi
dari permukaan air. Cara pengecoran yang kontinyu dimaksud agar dicapainya
homogenitas beton secara keseluruhan untuk menjamin sifat kedap air.
Beton harus dicor dengan alat tremie atau drop-bottom-bucket, yang bentuk dan
tipenya memang khusus dipergunakan bagi keperluan tersebut dan telah
disetujui Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Tremie harus rapat air, dan
cukup besar untuk memungkinkan pengaliran beton dengan lancar.
Tremie harus selalu penuh pada saat pengecoran, bila pengaliran terhenti maka
tremie harus dicabut dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum dimulai pengecoran
lagi.
Dalam keadaan apapun dan dengan alat manapun tidak diperbolehkan adukan
beton jatuh atau melewati air. Baik tremie atau drop-bottom-bucket harus
mengeluarkan adukan beton di bawah permukaan beton muda yang sudah lebih
dahulu di cor.
Semen Portland yang mengeras dengan cepat, dipakai pada pekerjaan spesi
untuk perlindungan tiang terhadap karat.
Banyaknya air yang dipakai dalam campuran harus disetujui oleh Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas dan merupakan kebutuhan minimum untuk suatu
pekerjaan/maksud tertentu.
Apabila letaknya berdekatan dengan tumpuan atau lokasi lain yang tidak
dikehendaki Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas maka pengecoran harus
dihentikan dan beton baru tersebut harus dibongkar sampai tempat yang
dianggap baik.
Permukaan beton di daerah sambungan dan sudah mengeras tersebut harus
dikasarkan, dibersihkan dari bagian-bagian yang terlepas dan kotoran-kotoran
lainnya, serta disemprot dengan air.
Air yang tertinggal harus dibuang sebelum pengecoran beton baru dikerjakan
dan harus dibersihkan secara baik pada bidang pertemuan tersebut sebelum
pengecoran.
Permukaan beton lama harus dilapis dengan pelekat dengan bahan-bahan kimia
pembantu (bonding agent), bahan pelekat dan cara mengerjakannya harus
disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dan sesuai dengan cara yang
diajukan oleh pabrik yang mengeluarkan bahan pembantu itu.
Pekerjaan plesteran pada permukaan beton jadi tidak diijinkan. Pada beton
pratekan, Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dapat menolak hasil pekerjaan
beton yang pada permukaannya menunjukan tanda-tanda rapuh, keropos atau
bagian-bagian yang diperbaiki, yang diduga akan membahayakan konstruksi.
Metoda pelaksanaan ini digunakan juga untuk pengeringan sisi bawah balok dan
pelat. Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dapat mensyaratkan penggunaan
membran ini untuk permukaan yang vertikal atau miring. Biaya untuk proses
pengeringan ini, harus sudah tercakup dalam harga satuan pekerjaan beton.
Air yang digunakan untuk tujuan pengeringan harus dari kualitas yang sama
dengan air untuk adukan beton dan tidak boleh meninggalkan bekas/warna pada
permukaan beton.
Acuan di bawah muka air tinggi, harus kedap air dan dapat menahan
beban-beban akibat pengaruh pasang surut dan gelombang.
4.18.2 BAHAN-BAHAN
Penggunaan semua bahan bangunan untuk acuan, termasuk oli atau coating
harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
a. Acuan Kelas A
Harus menggunakan sambungan alur dan lidah, kayu yang cukup tebal dan
kering udara atau ply-wood dengan permukaan yang keras, baja, plastik kaku
atau bahan-bahan acuan lain yang disetujui.
Acuan ini digunakan untuk permukaan beton exposed. Kayu untuk acuan
kelas A, tidak dapat digunakan lebih dari 3 kali.
a. Acuan Batako
Batako yang digunakan terbuat dari campuran semen Portland dan pasir,
dengan perbandingan 1 pc : 4 pasir, berdimensi seragam, permukaan rata
tidak keropos :
Batako berbentuk persegi panjang. Panjang = 40 cm, lebar 20 cm, dan tebal
9 cm
Batako dipasang sesuai denngan pola pemasangan batu, siar tegak
maupun siar horizontal menggunakan mortar 1 pc : 4 pasir, pada bentang
horizontal 3 m1, atau ketinggian dinding pasangan batako 1 m, dibuat pilar
sehingga dinding batako cukup kuat menerima beban lateral akibat tekanan
beton dan pemadatan selama pengecoran.
Klem untuk acuan harus dari produksi pabrik yang dikenal dan batang baja
pengikat yang kualitasnya memadai. Kawat pengikat dan pipa PVC atau pipa
plastik tidak diijinkan untuk digunakan.
Semua sambungan pada acuan harus rapat untuk mencegah kebocoran adukan
dan terbentuknya bekas sambungan dan sarang-sarang agregat pada
permukaan beton.
Lubang untuk kontrol bagian dalam acuan dan untuk membuang air yang
digunakan untuk pembersih harus dengan mudah ditutup kembali sebelum
pengecoran.
Baja yang dibuat secara khusus untuk dipergunakan sebagai tie rod atau sebagai
alat pengatur jarak (internal spacer) yang telah disetujui, harus ditempatkan pada
Bagian-bagian dari baja pengikat dan spacer yang akan tinggal di dalam beton
jaraknya tidak boleh kurang dari 5 cm dari permukaan beton.
Acuan untuk balok dan pelat harus dibuat sedemikian sehingga acuan pada sisi
balok dan penyangga acuan pelat dapat dilepas tanpa mengganggu penyangga
acuan baloknya.
Bagian dalam dari acuan harus dibuat atau dikerjakan sedemikian rupa sehingga
mengurangi melekatnya beton. Jika dipakai minyak atau bahan-bahan serupa,
maka harus diusahakan agar tidak mengenai tulangan.
Jika tidak mempergunakan kayu yang telah direndam air, maka acuan harus
dibasahi seluruhnya sebelum dimulai pengecoran. Sebelum pengecoran beton
dimulai, semua acuan harus disemprot dengan udara sampai bersih untuk
menghilangkan kotoran-kotoran, serutan-serutan, kotoran-kotoran gergaji dan
sampah-sampah lain dan semua acuan harus diperiksa dan disetujui oleh
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, sebelum beton dicor.
Udara yang dipompakan harus bebas dari minyak atau bahan apa saja dan
harus diyakinkan kemurniannya dan disaksikan dan dihadiri Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas sebelum pelaksanaan pengecoran.
Acuan-acuan samping dari balok, kepala tiang dan pelat yang tidak menahan
beban, dapat dibuka setelah 3 x 24 jam setelah selesai pengecoran, asal
betonnya sudah cukup kuat dan tidak akan rusak dan persiapan-persiapan yang
cukup untuk pengeringan telah dilakukan.
Acuan-acuan yang menahan beban dapat dibuka jika contoh beton yang
dikeringkan ditempat pekerjaan dalam keadaan yang sama dengan keadaan
sebenarnya, mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban yang
harus dipikul selama atau setelah acuan dibongkar dan bila Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas telah menganggap bahwa syarat-syarat yang
diminta yang dinyatakan dalam pasal-pasal yang berhubungan dengan ini telah
dipenuhi.
Apabila beton yang memikul beban sebesar 50% dari beban rencana agar
penyangganya dianggap sudah cukup kuat dan dapat dibuka ialah bila benda uji
yang dibuat dari beton yang dimaksud dan dikeringkan di tempat pekerjaan, telah
mencapai kekuatan tekan hancur lebih besar dari setengah kekuatan beton
rencana 28 hari.
Untuk beton yang tidak dibuat benda uji, penyangganya hanya dapat dibongkar
setelah beton berusia sekurang-kurangnya 21 hari. Waktu untuk pembukaan
acuan yang diberikan dalam tabel di bawah ini adalah waktu minimum yang
diperlukan untuk beberapa kasus, tapi harus diingat bahwa tabel ini hanya
diberikan sebagai gambaran saja, sedangkan waktu pembukaan acuan yang
dibutuhkan, dapat berbeda-beda tergantung dari keadaan cuaca dan lain-lain.
Secara umum, pembukaan acuan harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam PBI 1971 N.I.-2.
Catatan:
1. Apabila kekuatan beton telah mencapai 50% kekuatan beton rencana pada
28 hari.
2. Apabila kekuatan beton telah mencapai 85% kekuatan beton rencana pada
28 hari.
Konstruksi beton tidak boleh diberi beban atau tekanan sebelum mendapatkan
ijin dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Keadaan Besarnya
4.19 PENULANGAN
Pekerjaan penulangan untuk beton ini termasuk dari mendatangkan, menyimpan,
menyiapkan dan memasang tulangan untuk beton harus mengikuti spesifikasi ini
dan gambar rencana atau petunjuk Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Detil-detil mengenai ini harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam
PBI 1971 N.I.-2.
Bila radius pembengkokan tidak disebutkan nyata pada gambar rencana, maka
pembengkokan besi tulangan harus paling sedikit 4 kali diameter dari batang
yang bersangkutan (untuk tulangan yang biasa) atau 6 kali diameter tulangan
yang bersangkutan (untuk tulangan dengan sifat getas).
4.19.3.2 Penempatan
Tulangan harus diletakkan dengan teliti dengan menggunakan ganjal-ganjal dan
dudukan-dudukan yang diikat erat kepadanya.
Macam ganjal dan dudukan yang dipakai harus mendapat persetujuan Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas dan setiap bagian dari ganjal metal atau dudukan
harus sedikitnya mempunyai beton dekking (cover) yang sama dengan tulangan.
Bagaimanapun tulangan tidak boleh didudukan pada bahan metal, atau tulangan
duduk langsung pada acuan yang akan menyebabkan bagian tulangan nanti
langsung berhubungan dengan udara luar.
Tulangan juga tidak boleh duduk pada kayu atau pertikel koral/agregat. Ganjal
dari mortar harus sama kekuatannya dengan beton yang akan dicor.
4.19.4 PENYAMBUNGAN
Sebaiknya tulangan tidak disambung pada seluruh panjang yang dibutuhkannya.
Sambungan yang dilakukan harus sesuai dengan dan pada tempat yang tertera
pada gambar rencana, kecuali atas ijin dan persetujuan Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas.
Tulangan yang menonjol dalam arah horisontal pada siar-siar konstruksi harus
ditumpu dalam posisi yang benar selama pengecoran dengan menyediakan
penyangga yang cukup dan bagian-bagian pembuat jarak (Spacer) di mana
tulangan akan diikatkan dan ditahan ditempatnya.
Selimut beton untuk tulangan harus seperti yang tertera pada gambar. Toleransi
yang diijinkan adalah 4 mm. Beton tidak boleh dicor sebelum penulangan
diperiksa dan ijin pengecoran diberikan oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
1. Tiang pancang ini harus merupakan produksi dari pabrik yang telah dikenal
dan dapat menunjukkan sertifikat yang diperlukan oleh Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
2. Spesifikasi yang diminta selain dari yang tercantum pada gambar rencana
adalah sebagai berikut :
Disamping harus mampu memikul beban gaya aksial seperti tersebut diatas,
tiang pancang dengan diameter ini juga harus mampu menahan momen
lentur (bending moment) tanpa terjadi keretakan sampai sebesar paling tidak
25 ton meter. Tiang pancang ini juga harus mampu menahan beban
kombinasi dari gaya aksial dan momen lentur yang bekerja bersamaan.
5. Kombinasi beban aksial dan momen lentur yang dapat dipikul oleh tiang-tiang
tersebut diatas harus dapat disajikan dalam bentuk kurva interaksi, sehingga
pemeriksaan kemampuan dari tiang-tiang tersebut terhadap gaya-gaya yang
bekerja dapat dilakukan dengan mudah oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
Tiang pancang baja Box Combi untuk Dermaga 104, dan 105 adalah type OT 22,
dengan ketentuan sebagai berikut:
- Luas penampung = 225,4 cm2
- Moment Inertia = 82.124 cm4
- Modulus tampang = 3.041 cm3
- Berat = 176,9 kg/m
Tiang pancang baja Box Combi harus merupakan produksi dari pabrik yang telah
dikenal dan dapat menunjukan sertifikat yang diperlukan oleh Pemberi Tugas /
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Posisi dari masing-masing dimensi tiang pancang dapat dilihat dalam gambar.
- Tiang pancang baja Box Combi harus mempunyai mutu sesuai S 355 JOC
atau BS EN 10249 atau ASTM 572 Grade 50, minimum Yield Point 355 Mpa
dan minimum Tensile Strenght 490 Mpa. Produksi pengelasan untuk
pembentukan Box Combi dilakukan dipabrik.
- Proses pembuatan dan prosedur pengendalian mutu dari tiang pancang pipa
baja Box Combi ini harus sesuai dengan standar API. Kecuali untuk ketentuan
mengenai non destructive test dapat dilaksanakan dengan cara off line test.
Atau dapat dilakukan pengujian non destructive tidak bersamaan dengan
proses pengelasan. Selain itu ketentuan untuk pengujian hydrostatic yang
disyaratkan dalam standar tersebut tidak harus dilaksanakan.
- Hasil pengelasan harus sesuai dengan standar AWS D1.1-86 atau BS 5135
Metal are welding of carbon and carbon magnese steels
- Kontraktor harus menyampaikan usulan mengenai prosedur mengenai
pengelasan untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas/ Konsultan
Pengawas sebelum melakukan pengelasan.
- Persetujuan ini tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk
melaksanakan pengelasan yang benar dan untuk memperkecil distorsi pada
struktur.
- Tiang pancang pipa baja tidak boleh dipancang kembali sebelum suhu
permukaan yang baru dilas turun dibawah 95o C dan sebelum dipastikan
bahwa hasil pengelasan telah memuaskan dengan dilakukan pengujian lagi.
Kontraktor harus yakin bahwa informasi yang diberikan kepada Pemberi Tugas/
Konsultan Pengawas adalah cukup, bila akan memeriksa proses atau
menyaksikan pengujian.
Dalam hal kegagalan salah satu atau kedua-duanya dari pengujian tambahan ini,
maka tiang pancang yang dilakukan pengujian ini harus ditolak.
Dimensi
Beban Ijin
OT 14 OT 22
Beban Tetap
- Gaya Aksial 50 ton 100 ton
Beban Sementara
- Gaya Aksial 80 ton 150 ton
Bahan gosok yang digunakan harus mampu menghasilkan profil nominal tidak
lebih besar dari 75 micron lekukan pada logam yang digosok. Kerak-kerak
permukaan dibersihkan dengan cara diasah.
Pembebatan memutar tidak akan kurang dari 150 mm. Pembebatan tiang baja
harus dengan pelan-pelan dengan mengugunakan pembakaran gas, terutama
harus diperhatikan agar tidak terlalu panas bagi permukaan. Setiap pembebatan
yang menunjukan tanda-tanda kehangusan atau meng-gelembung harus
dibersihkan dan diperbaiki dengan melapis kembali.
Setiap lapisan yang lepas atau rusak harus diperbaiki dengan cara menskrap
atau dengan alat lain sampai tampak logamnya sebelum prosedur pelapisan
ulang dilakukan.
Dalam hal hanya tergores sedikit maka daerah yang tergores tersebut harus diisi
dengan bahan polythylene yang dilumerkan kedalamnya. Dalam hal tergores
agak besar, perbaikan harus dilaksanakan dengan menggunakan lembaran
polythylene yang bisa mengerut karena dipanaskan.
Kerusakan lapisan pada waktu memotong atau mengelas batang geser didalam
tiang pancang harus diperbaiki kembali sesuai dengan pasal 5.19 diatas.
Sheet pile baja untuk Dermaga 103, 104, dan 105 adalah type OT 14, t 10 mm
dengan ketentuan sebagai berikut:
- Luas penampung = 98,9 cm2
- Moment Inertia = 5.928 cm4
- Modulus tampang = 478 cm3
- Berat = 77,6 kg/m
Alat pancang yang disyaratkan adalah palu pancang (Hammer) K-45 dan Crane
dengan kapasitas angkat minimal 40 ton.
Untuk pemancangan tiang di dalam air (di laut) harus dipakai tongkang khusus
untuk pekerjaan pancang atau harus dibuat bagan sementara jika diperlukan.
Pemancangan di laut dan di darat harus dilakukan dengan alat pancang yang
dilengkapi dengan pembimbing (leader), bak (trestle) dan alat-alat penumpu,
sehingga tiang-tiang dapat dipancang dengan tepat dan aman, dan mampu
memancang tiang pancang tegak maupun miring kesegala arah dengan
kemiringan minimum adalah 1:6.
Hammer yang dipakai disesuaikan dengan berat tiang akan dipancang. Berat
hammer berkisar antara 30% - 50% dari berat tiang. Alat pancang dan
kelengkapannya yang akan digunakan harus disetujui oleh Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas.
Detail dan spesifikasi teknis dari alat pancang harus disetujui oleh Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas, jika memilih alat pancang, Kontraktor harus
memperhitungkan macam-macam faktor seperti macam tiang yang dipakai,
tempat penempatan alat pancang, keadaan tanah dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan pemancangan.
Palu pancang macam apapun, termasuk palu uap (steam hammer) harus
memenuhi syarat untuk pelaksanaan pemancangan dan harus mendapat
persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Bantalan harus terbuat dari bahan yang tidak banyak berubah sifat elastisnya
karena pukulan-pukulan hammer yang berulang-ulang.
Tiang-tiang pancang termasuk tiang miring harus dipancang secara sentris dan
harus secara efektif diarahkan dan ditahan pada posisi yang betul. Semua tiang
harus dipancang dengan dihadiri oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas atau
wakilnya, dan palu pancang tidak boleh dipindahkan dari kepala tiang tanpa
persetujuannya.
Untuk pemancangan tiang miring dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan pemancangan harus mengikuti persyaratan yang berlaku. Bila
suatu tiang pecah atau terbelah pada saat pemancangan atau menjadi rusak
atau keluar dari posisi melebihi batas-batas tersebut diatas, maka tiang tersebut
harus dicabut pada saat itu juga dan diganti dengan tiang yang baik atau bila
tidak rusak dipancang kembali dalam toleransi posisi yang tersebut pada buku
spesifikasi ini.
Bila tidak mungkin untuk memancang kembali tiang itu pada posisi aslinya, maka
harus dipancang sedekat mungkin ke posisi itu, atau oleh Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas diperintahkan untuk memancang tiang tambahan.
Apabila pada saat awal pemancangan terjadi tiang hilang (jeblos) atau bila tiang
pancang telah mencapai elevasi yang telah direncanakan tetapi nilai final
setingnya (S) belum mencapai yang disyaratkan, maka pemancangan dihentikan
sementara selama 2-3, hari untuk kemudian dipancang ulang atau ditentukan lain
oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas untuk melanjutkan kembali
pemancangan.
Dalam hal ini Kontraktor harus menyerahkan rencana gambar yang lengkap
untuk mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus menyerahkan contoh dan keterangan teknis kawat las untuk
disetujui Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas 14 (empat belas) hari sebelum
pekerjaan di mulai.
Untuk pemeriksaan kualitas las, dilakukan pengujian visual untuk ketebalan dan
mutu pengelasan juga sekurang-kurangnya dilakukan pengujian Dye Penetrant.
Pengujian dilakukan kira-kira 10 % dari jumlah total pengelasan di tempat yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Bila pengujian menunjukkan
hasil yang kurang memuaskan/meragukan, Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
dapat meminta pengujian ulang/tambahan.
Jika pemancangan harus dilakukan tidak dari darat, maka perlu dibuat rig yang
berdiri kokoh di laut untuk melakukan pemancangan, semua ketentuan tentang
keselamatan harus diperluhatkan sesuai dengan petunjuk Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas.
Pada saat pemancangan, perlu diperhatikan bahwa tanda pada tiang harus
menghadap Benchmark yang terdekat yang berada di pantai.
Dari tes tersebut akan disimpulkan daya dukung tiang yang disyaratkan akan
dicapai sampai berapa meter kedalaman tiang yang harus dicapai.
Seluruh sisa hasil potongan ujung tiang pancang baja menjadi milik Pemberi
Tugas (PT. Pelindo II (Persero), seluruh material hasil pemotongan sebelum
diserahkan ke Pemberi Tugas/ Konsultan pengawas menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Tidak akan dilakukan pembayaran untuk tiang-tiang yang rusak pada saat
pengangkutan atau pemancangan, dan harus diganti atas perintah Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas, dan yang tidak diterima oleh Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas.
Jumlah pile dynamic loading tes adalah 9 (sembilan) buah dimana ketetapan
tiang yang dites akan ditentukan oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Data yang disimpan dalam disket segera dianalisa dengan komputer dan
harus dapat memberikan distribusi besaran tahanan tanah sepanjang tiang
dan respons tiang pancang.
Tiang pancang yang lebih dari elevasi rencana dipotong dengan baik dengan
memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Tiang-tiang harus dipotong pada elevasi yang tepat sesuai dengan gambar
dan untuk menghindari keretakan pada kepala tiang pemotongan harus
dilakukan dengan alat gurinda.
b. Bagian ujung tiang pancang akan tertanam dalam poer (pile cap) minimal 30
cm. Jarak tepi luar tiang pancang dengan tepi luar pile cap minimal 20 cm.
c. Apabila terjadi penyimpangan posisi penyimpangan tiang pancang akibat
kesalahan pemancangan akibat kesalahan pemancangan, maka Kontraktor
harus memperbesar dimensi pile cap sehingga jarak minimal tersebut di atas
Ukuran maksimal
agregat (mm) : 25
Nilai slump :
maks. 7
Perbandingan air-
semen W/C : maks. 40
Kadar air W (kg/m3)
: 160
Kadar semen C
(kg/m3) : min. 400
Agregat halus
(kg/m3) : 791
Agregat kasar
(kg/m3) : 1077
Kuat tekan min. 28
hari dengan tes silinder (kg/m2) : 375 (15x30 cm)
Kuat lentur minimum
28 hari (kg/m3) : 45
Jenis beton yang yg digunakan adalah beton semen porland tipe I berupa
campuran semen, air, agregat kasar, dan agregat halus dan dihindari
penggunaan fly ash.
Penganbilan benda uji untuk tes uji tekan (compressive strength) dilakukan untuk
setiap 1 (satu) truk mixer yang datang kelokasi dan diambil secara acak dari
salah satu truk mixer sebanyak 1 (satu) cintoh untuk di uji. Pembuatan benda uji
Dari jumlah benda uji yang diambil sebagai berikut, 1 (satu) dilapangan
pengetesan benda uji umur 7 hari dilakukan terhadap 40% benda uji dan 2 (dua)
sisa uji 60% dites pada umur 28 hari. Seluruh proses pengambilan benda uji
dilaksanakan dilapangan sehingga kontraktor harus mempersiapkan cetakan
silinder ukuran standar dan tempat perawatan benda uji sementara dalam jumlah
yang cukup dan apabila sudah cukup umur yang ditentukan benda uji tersebut
dapat dites. Laboratorium yang digunakan untuk tempat pengetesan adalah
laboratorium Independen yang disetujui oleh Pemberi Tugas/ Konsultan
pengawas. Pengetesan benda uji harus disaksikan oleh Pemberi tugas/
konsultan pengawas.
Apabila nilai rata-rata dari ketiga hasil core drilled kurang dari 30 cm, maka akan
dilakukan pemotongan harga beton secara proporsional. Semua biaya
pelaksanaan pengetesan core drilled dan pengecoran/perbaikan kembali
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
6.4 ACUAN
Acuan harus lurus dan kokoh terbuat dari logam dengan ketebal tidak kurang
dari 5 mm dan harus disediakan dalam bentuk bagian-bagiandengan panjang
tidak kurang dari 3 meter. Acuan ini sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman
sama dengan ketebalan perkerasan tanpa sambungan horizontal lebar dasar
acuan tidak kurang dari kedalamannya. Acuan harus mudah disesuaikan atau
lengkungan dengan radius 30 m atau kurang, acuan ini harus dibuat sedemikin
rupa dan dapat disetujui oleh Pemberi tugas/ Konsultan pengawas.
Acuan bekas yang diperbaiki tidak boleh digunakan sebelum diperiksa dan
disetujui oleh Pengawas lapangan. Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda
lebih tinggi 3 mm sepanjang 3 m dari suatu bidang datar sebenarnya dan bidang
tegak tidak berbeda melebihi 6 mm. acuan ini juga harus dilengkapi dengan
pengunci pada ujung-ujung bagian yang bersambungan.
Alinyemen dan elevasi kelandaian acuan harus diperiksa dan bila perlu
diperbaiki segera sebelum beton dihampar.
Setelah sambungan dan tepian selesai dan sebelum bahan pengawet (curing)
digunakan, permukaan beton harus dikasarkan/ dibuatkan tektur. Arah tekstur
yang diinginkan adalah melintang jalan.
Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m atau pun kurang dari lebar
jalur yang kena bongkar. Bagian yang tersisa dari pembongkaran pada
perkerasan beton dekat sambungan yang panjang kurang dari 3 m, harus ikut
dibongkar dan diganti.
7.1 UMUM
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis pekerjaan ini meliputi pengadaan
material, metode pelaksanaan pengetesan dan pelaksanaan pekerjaan paving
block dan pekerjaan struktur bawah.
Ketentuan batas batas toleransi pada setiap lapisan table toleransi permukaan.
Apabila nilai CBR < 12%, material Subgrade harus digali sedalam 30 cm,
kemudian diganti dengan material yang memenuhi syarat (selected material)
dipadatkan kembali hingga CBR mencapai 15 %
7.3 SUBBASE
7.3.1 MATERIALSUBBASE
Kecuali ditentukan lain, subbase harus menggunakan material yang dijelaskan
pada clausal berikut, material subbase hanya boleh dipakai jika mempunyai nilai
CBR 30 % atau lebih.
Material Subbase harus terdiri dari butiran material yang disetujui seperti kerikil,
batu pecah, jika diperlukan material kasar dicampur dengan pasir atau agregat
halus untuk mendapatkan gradasi yang memenuhi syarat, material subbase
harus ber gradasi baik.
a. Material subbse harus terdiri dari batu pecah dan pasir, dan bergradasi baik
sesuai dengan ketentuan di bawah ini.
7.3.5 PEMADATAN
a. Kepadatan Subbase tidak boleh kurang dari 98% MDD, material tes sesuai
dengan BS.1377. tiap density test lapangan dilakukan pada luasan 500 m2
adalah minimal 2 titik.
b. Pengecekan kelembaban (moisture content) harus dilakukan sebelum
dilaksanakan pemadatan, kelembaban rata-rata berkisar antara 2% s/d +1
% dari optimim kelembaban yang diperoleh dari maximum kepadatan kering
(moisture density relation). Pemadatan harus segera dilaksanakan setelah
material subbase dihampar.
c. Pemadatan harus dilakukan sampai dengan batas-batas bidang kerja baik
arah melintang maupun memanjang.
d. Bidang-bidang subbase yang telah selesai dipadatkan harus rapat, tidak
terjadi pergerakan, rata, tidak ada retakan atau material yang terberai (lepas)
material yang terbesai atau terjadi pemisahan atau permukaan menjadi rusak
harus diperbaiki sesuai ketebalan lapisan Subbase dan dipadatkan ulang.
7.4.2 PASIR ALAS (SAND BEDDING) DAN PASIR PENGISI (JOINT SAND).
Sand Bedding harus tdak mengandung garam atau zat lainnya yang dapat
merusak yang menyebabkan butiran menjadi hancur.
Kontraktor harus melakukan tes gradasi terhadap Sand Bedding minimum 1 kali
untuk 100 ton, hasil tes harus diserahkan ke Pemberi Tugas / Konsultan
Pengawas .
Paving Block dipasang dengan pola Herringbone, 45o terhadap garis dinding
dermaga, Persyaratan dimensi paving block harus sesuai dengan BS 6717 :
2001/EN 1338 : 2003, toleransi dan susunan pengiriman paving block. Sudut
antara permukaan atas dengan bidang tegak lurus harus ada champer
Luas netto/bersih permukaan paving block yang dibatasi dengan champer harus
tidak boleh kecil dari 75% luas penampang utuh.paving harus mempunyai mata
pena (nib) pada permukaan vertical, ukuran nib dan jumlah, serta posisinya
berfungsi sebagai nat pasangan paving block untuk membantu mendapatkan
sambungan pasangan yang tetap (seragam)
7.4.3.2 Kekuatan
Kecuali ditentukan lain, dalam gambar paving block harus dibuat dan dites
sesuai dengan BS 6717 : 2001 untuk projek ini, kuat tekan paving block harus
dari K500
7.4.4.1 Sand Bedding dan Joint Sand (Pasir Alas Dan Pasir Pengisi Nat)
7.4.4.1.1 Penebaran
Sebelum dimulai penebaran sand bedding, kontraktor harus melakukan
penebaran 5m x 5m serupa dengan pola untuk dijadikan pedoman. Sebagai
alternatif, kontraktor di bolehkan menggunakan alat mekanik, untuk menebar dan
meratakan..
Air yang terdapat dalam sand bedding harus dialirkan melalui lapisan permeable
drain atau yang sejenis, untuk menghindari bertambahnya volume air. Tipe
permeable drain ditunjukan dalam gambar, apabila ada terbentuk genangan,
agar dibuat pengaliran untuk mengeringkan.. air dalam sand bedding, atau dibuat
vertical drain (saluran vertical).
Paving block dipasang dengan alat manual atau mesin mekanik yang disetujui
untuk membentuk pasangan dengan pola herring bone. Pemassangan dengan
mesin mekanik dengan cara membuat kelompok-kelompok bidang kemudian
disatukan tidak diizinkan.
7.4.4.2.3 Pemadatan
Seltelah selesai pemasangan dan pelurusan nat, selanjutnya dipadatkandengan
plat compactor 2 lintasan.
Compactor harus memiliki spesifikasi antara lain :
- Berat : 350 kg
- Gaya centrifugal : 4000 kg
- Luas penampang plate > 12 x
luasan paving = 0,24 m2
- Frekwensi tinggi
Setelah pasangan sudah selesai dan pemadatan telah dikerjakan, pengisian joint
sand harus segera dikerjakan, dan lahan yang diisi joint sand harus dalam
kondisi kering. Joint sand disebar diatas permukaan pasangan paving hingga
masuk kesela-sela pasangan (nat), bidang-bidang yang belum terisi penuh agar
dilakukan pengisian ulang.
Apabila nat telah terisi penuh, sisa joint sand yang ada dipermukaan paving
harus dibersihkan, selanjutnya dilakukan pemadatan, minimal 2 (dua) lintasan,
tidak diizinkan kendaraan dan alat berat ber lalu-lintas diatasnya sebelum
pekerjaan pengisian joint sand selesai.
7.4.4.2.8 Toleransi
Secara umum seluruh pasangan paving block harus diselesaikan sesuai dengan
batas- batas pekerjaan dan elevasi yang ditentukan, agar tidak terjadi genangan
diatas permukaan pasangan paving block, disediakan outlet dan saluran, lebar
nat yang lebar pada punggung pasangan paving atau kelebihan pengisian joint
sand agar dihindari.
Bagian uji coba dilakukan disekitar manhole, draw pit atau bagian yang
sejenis,material dan peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan bidang uji
coba harus sama dengan pekerjaan permanen. Bidang uji coba dibentuk bagian
dari pekerjaan permanen jika telah desetujui. Kontraktor harus member tahu
kepada Pemberi tugas/ Konsultan pengawas paling tidak 48 jam sebelum
pekerjaan di mulai.
Bidang uji coba harus dibuat/ dilaksanakan sampai dengan, hasil kerja setelah
diadakan pengecekan memenuhi persyaratan. Kontraktor harus membetulkan
bidang uji yang belum memenuhi persyaratan.
Semua pekerjaan las hanya boleh dikerjakan oleh tukang-tukang las yang
berpengalaman yang sedikitnya berpengalaman satu tahun termasuk dua bulan
berturut-turut sebelum bekerja pada pekerjaan ini.
Elektroda yang akan dipakai harus sesuai dengan persyaratan D 4301 dari JIS Z
3211.
Kekurangan bahan isi untuk las harus dicegah dan pelaksanaan harus hati-hati,
seperti masuknya slag kedalam las, ketidak sempurnaan crater dan retak-retak.
Pengelasan tidak boleh dilakukan pada waktu hujan atau hujan angin (storm)
kecuali pengelasan dengan cara "pengelasan didalam air".
Pekerjaan las dalam keadaan cuaca buruk dapat dilakukan dengan persetujuan
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, jika telah diambil langkah-langkah
pengamanan terhadap pengaruh cuaca buruk.
Setiap pekerjaan perbaikan harus dilakukan pada daerah yang rata bersih dan
baik. Pekerjaan perbaikan las tidak boleh lebih pendek dari 5 cm termasuk
random arc strikes. Semua pengelasan harus mencapai sudut-sudut dari
bagian-bagian yang dilas.
Perbaikan dengan cara mengulangi las diatasnya, tidak diijinkan. Jika untuk
memperbaiki kesalahan tersebut diatas dianggap perlu menambah las, maka
pelaksanaannya harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
8.2.2 PEMBERSIHAN
Sebelum dicat, benda-benda baja harus dibersihkan dari karat dengan sikat
kawat atau dengan alat-alat lain.
8.2.3 PENGECATAN
Setelah bagian yang akan dicat diperiksa kebersihannya oleh Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas, maka bagian luar dari bahan-bahan baja tersebut
akan dicat dengan cat anti karat sebagai berikut :
Jumlah Lapisan 1 2
Tebal lapisan cat setelah kering minimum 0.3 mm. Sebelum pelaksanaan
pekerjaan, contoh cat dan nama pabriknya harus disampaikan kepada Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuannya.
9.1 UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di wilayah Terminal Petikemas
Koja Tanjung Priok. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Mekanikal /
Elektrikal adalah bagian dari syarat-syarat Khusus Teknik ini.
Kecuali diterangkan secara khusus dalam Spesifikasi, semua material, peralatan dan
metode instalasi harus sesuai dengan persyaratan PLN.
.
Ketentuan ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi
/ syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
a. Pengadaan dan pemasangan 3 (Tiga) unit Tiang lampu High Mast Pole tinggi 35
meter lengkap dengan pondasi tiang pancang.
d. Pengadaan dan pemasangan 18 (delapan belas) buah armatur lampu sorot jenis
SON -T 1000 W, lengkap berikut lighting gear (ballast, ignitor dan capasitor).
Armatur ini dipasang di atas 3 (tiga) buah tiang penerangan CY (tiang 35 meter).
Kabel bawah tanah harus ex SUPREME atau setara (4 besar), jointing kit ex
RAYCHEM atau setara.
c. Warna Kabel
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa,
netral dan nol harus mengikuti peraturan yang disebutkan dalam PUIL 1987,
yaitu :
1. Sistem tegangan 220 VAC, 1 fasa :
hitam : fasa
biru : netral
kuning / hijau : pentanahan
2. Sistem tegangan 220 / 380 VAC, 3 fasa :
merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
kuning / hijau : pentanahan (G)
a) Tipe
Panel tegangan rendah harus lembaran panel baja yang ditempelkan ke
dinding dan/atau berdiri di atas lantai, disambung di depan dengan
lubang kabel di atas dan/atau di bawah
2. Umum
a) Pintu
Kecuali dinyatakan berbeda, semua panel yang tidak terletak dalam
ruang peralatan elektrikal khusus atau riser cupboard harus dibuat pintu
yang dapat dikunci.
Pintu harus:
difabrikasi dari baja lunak terang tertekuk 2.0 mm (minimum)
diukur sedemikian rupa sehingga berat pintu tidak melebihi 20 kg
dilengkapi dengan perekat metal tertekuk dan pengikat untuk
mencapai kekakuan dan mencegah lengkungan atau lendutan
memiliki sisi yang ditekuk untuk membuat minimum tekukan 12 mm
dipasang dengan gasket neoprene yang dapat ditekan dalam metal
channel
digantung pada engsel tipe pintle yang dapat diangkat yang dilapisi
kromium
dipasang dengan tempat kunci heavy duty lengkap dengan dua
anak kunci yang bisa dipakai untuk semua kunci panel pembagi
dalam proyek ini
dilengkapi dengan batang kunci pada bagian atas dan bawah pintu
yang tingginya lebih besar dari satu meter
b) Perangkat keras
Semua baut, sekrup dan mur harus:
mempunyai ukuran ulir yang sesuai dengan ISO 68
mempunyai kepala berbentuk segi enam
metal yang tidak mengandung besi, atau berplat kadmium
dipasang dengan seal yang rata dan berpegas
diberi plat kromium dimana terlihat
Baut berulir sendiri dan nilon atau baut/mur yang sejenis TIDAK
diterima.
e) Label
Label harus terdiri dari lapisan plastik 2 warna yang dipahat dengan
mesin dengan tepi yang landai. Label harus mempunyai huruf hitam
pada latar belakang putih. Label harus dipasang dengan baut yang
diberi plat chrome, seal berpegas dan mur. Baut berulir sendiri atau
perekat tidak dapat diterima.
Metode yang sesuai untuk memasang panel daya dan tutupnya pada
kabinet harus disediakan.
f) Finish
Metal yang mengandung besi harus:
dibersihkan bebas dari karat, gemuk dan kelupasan
mempunyai permukaan kasar yang diisi dan digosok halus
dicat dengan menggunakan lapisan primer yang meresap dan anti
karat, cat lapisan bawah yang mengandung seng dan lapisan
gloss enamel.
Pegangan luar, kepala baut, handel, kunci, mur dan sekrup harus baja
tahan karat atau diberi plat chromium.
g) Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "catch and flat key lock".
Jenis kunci untuk setiap kabinet harus dari tipe "common key", sehingga
kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama.
h) Tinggi Panel
Pemasangan panel pada ketinggian yang sedemikian rupa sehingga
peralatan di dalam panel dengan mudah dapat dijangkau.
Rangka pendukung haru dibuat dari section baja lunak, digalvanis hot dip
setelah pabrikasi dan selanjutnya dilindungi dengan Sistem Pelapisan Tipe
C.
i) IP Rating
Panel indoor harus memiliki IP rating minimum sebesar 42, sementara
panel outdoor memiliki IP rating sebesar 55.
j) Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine.
Pada bagian dalam harus diberi lapisan pelat yang juga dilubangi
(di-punch) untuk menjaga benda-benda asing masuk melalui lubang
tersebut.
Jarak antar rel daya harus memenuhi ketentuan pemasangan rel daya di
dalam PUIL 1987. Rel daya harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard
drawn high conductivity" yang memenuhi standard B.S. 1433, dilapisi
perak pada bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai
dengan kemampuan 150 % dari arus beban terpasang.
Ukuran rel daya harus mengikuti peraturan PUIL 1987 (630-D1-D4 / PUIL
1987).
Semua rel daya harus dipegang dengan kokoh oleh isolator yang terbuat
dari bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya porselain
atau moulded insulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan gaya
mekanis yang terjadi akibat hubung-singkat.
Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa
menurut PUIL. Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur 70 oC.
Setiap panel harus mempunyai rel daya netral dengan kapasitas penuh
(full neutral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus
pentanahan yang telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka dan
dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari peralatan yang perlu
ditanahkan. Dalam hal ini, konfigurasi rel daya adalah 3 fasa - 4 kawat - 5
rel daya.
Semua hubungan dari rel daya menuju pemutus daya atau saklar dengan
arus lebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang-batang tembaga
dari jenis yang sama dengan rel daya.
Untuk arus yang lebih kecil, diijinkan menggunakan kabel berisolasi PVC
(NYY atau NYA).
Bila terjadi hal demikian, batang tembaga tambahan harus dipasang untuk
menyatukan sepatu kabel tersebut pada satu terminal yang berlainan.
Meter-meter harus dari tipe besi putar (moving iron) khusus untuk dipasang
secara tegak lurus di pintu panel.
Kelas alat ukur yang paling tinggi 2,5 dengan penunjukan melingkar
(minimum 90o), skala linier, dipasang secara flush dalam kotak tahan
getaran, dengan ukuran 96 mm x 96 mm.
Skala harus pembacaan langsung (mis. tidak ada faktor pengali yang
disyaratkan).
Skala harus dipilih untuk kira-kira 80% penyimpangan kisaran skala penuh
pada kondisi beban penuh (mis. dengan beban 5 amp apabila Amp Meter
dihubungkan dengan CTs).
Skala harus mempunyai huruf berwarna hitam pada umumnya pada latar
belakang berwarna putih.
c) Amperemeter (A-m)
Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban lebih dari
120% dari batas atas penunjukannya selama 2 jam dan dilengkapi
dengan penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk menandai
besarnya arus beban penuh.
d) Voltmeter (V-m)
Voltmeter harus mengikuti EN60051 dan mempunyai ketepatan kelas 1,5.
Voltmeter harus dipasang di sisi daya masuk melalui sekring pengaman
jenis HRC dengan arus nominal 3 A.
e) Kabel Kontrol
Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang di
pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap
kerusakan mekanis. Ukuran kabel kontrol minimum 2,5 mm2 dari jenis
NYMHY dengan tegangan nominal 600 volt.
Sepatu kabel harus diterminasi dengan jepitan kabel tipe crimp pada tiap
ujungnya. Jepitan harus tembaga berlapis timah dengan ukuran pabrik
untuk menyesuaikan kabel dan dilakukan dengan alat penjepit yang
sesuai. Setiap pemasangan ujung kabel kontrol atau pengukuran pada
terminal peralatan harus cukup kencang dan kokoh. Kabel kontrol harus
diberi label pada tiap ujungnya.
f) Pabrik
Semua peralatan pengaman harus diproduksi oleh satu pabrik.
Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling dipertukarkan tempatnya
pada rangka panel.
1) Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan
serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna
dari semua peralatan penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan
ditunjuk pada gambar-gambar.
Badan armatur (armatur housing) dan penutup belakang (rear cover) terbuat
dari high-pressure die-cast alluminium dengan kandungan tembaga yang
rendah.
Reflektor terbuat dari alluminium yang dipoles mengkilat, kaca tahan panas
setebal 5 mm dari jenis thoughtened glass plate dengan gasket karet silikon
sehingga keseluruhan armatur mempunyai derajat perlindungan IP 55.
Jenis lampu yang digunakan adalah SON-T 1000 W.
a. Ukuran
Semua pipa harus mempunyai ukuran yang cukup untuk menerima jumlah
dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL, dsb.
Diameter minimum pipa harus 20 mm sesuai dengan ukuran pasar dengan
rasio pengisian kabel maksimum 40%.
b. Material
Pipa PVC untuk instalasi kabel kontrol harus terbuat dari uPVC high-impact
heavy gauge yang mengikuti standard BS 4607 dan BS 6099.
c. Pemasangan
c.2. Pentanahan
Semua peralatan yang beroperasi pada tegangan lebih tinggi dari
tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.
c.3. Kabel-kabel
Tiang lampu terbuat dari Polygonal Hotdip Galvanis Base Plate, Manual
lowering sistem, tinggi 35 meter.
1. UMUM
a. Maksud Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah pemasangan instalasi pipa
air bersih diameter 8 DCIP sch 40 mechanical joint.
b. Syarat Kontraktor
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyerahkan gambar
rencana kerja ke PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia Cabang
Pelabuhan Tanjung Priok Cq. Divisi Teknik sebanyak 3 (tiga) set.
2. STANDARD
8) Pengujian
9.6 LAIN-LAIN
a. Pekerjaan lain-lain yang tidak tercantum dalam gambar rencana maupun
dalam syarat-syarat teknis, tetapi ada hubungannya dengan pekerjaan pokok
maka Kontraktor wajib melaksanakannya atas biaya beban Kontraktor.
c. Apabila ada hal-hal yang belum tercatum dalam RKS ini, dapat disesuaikan
dengan keadaan di lapangan atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
10.1 UMUM
Gambar kerja harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
sebelum pabrikasi. Gambar harus mencakup semua detil
pengangkatan/pemasangan (erection) dan detil kerja (shop details), dan bagian
struktur baja serta sambungan (connection) untuk bagian manapun dari struktur yang
tidak ditunjukkan dalam Gambar Rencana harus diuraikan oleh Kontraktor/fabrikator
dan dinyatakan dalam gambar kerja. Semua las harus dinyatakan dengan simbol
pengelasan standard sesuai simbol yang umum digunakan di Indonesia atau dapat
mengacu pada AWS A2-4-79.
Semua pekerja yang dipekerjakan sebagai pengelas harus memenuhi syarat sesuai
dengan persyaratan yang berlaku di Indonesia atau dapat mengacu pada American
Welding Society Structural Welding Code AWS D1.1, edisi terakhir untuk posisi dan
material yang digunakan. Sertifikat untuk setiap pengelas harus disediakan.
Kontraktor harus memeriksa material pada saat penerimaan dan mencatat kondisi
dan kesesuaian dengan dokumen kontrak. Semua material yang rusak atau tidak
sesuai akan ditolak dan tidak boleh digunakan tanpa ijin dari Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas. Kontraktor harus membuat catatan mengenai material
yang diterima dan hasil pemeriksaan serta memberikan salinannya kepada Pemilik
bila diminta.
10.2 LINGKUP
Bab ini pada Spesifikasi mencakup penyediaan seluruh pekerja, material,
perlengkapan dan alat-alat yang diperlukan untuk mengerjakan semua pekerjaan
baja struktural dan item-item tambahan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek
sebagaimana yang dinyatakan dalam dokumen kontrak kecuali yang secara khusus
tidak dimasukkan.
10.3 MATERIAL
Material baja struktur dan pelat harus sesuai dengan Gambar Rencana. Jika tidak
ditentukan lain pada Gambar Rencana, maka material Baja Strukturil menggunakan
BJ 41.
- u (tegangan Tarik) = 410 Mpa
- y (tegangan leleh) = 250 Mpa
- (Peregangan minimum) = 18%
Pemotongan dengan panas (flame cutting) pada baja struktural tidak boleh dilakukan
di lapangan tanpa ijin dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Apabila ijin
diberikan, bagian struktur yang dipotong harus diperbaiki sampai memiliki
penampakan yang dapat diterima yang harus sama dengan permukaan yang
rata/seakan-akan dipotong oleh gaya geser (sheared finish).
Semua pengelasan baik di pabrik dan di lapangan harus dilakukan sesuai dengan
Spesifikasi ini dan dapat dilakukan sesuai dengan rekomendasi American Welding
Society Structural Welding Code AWS D1.1 edisi terakhir. Jalur pengelasan dan
material pengisi harus tipe E70XX dan sesuai dengan AWS A5.1 atau material
dan/atau teknik pengelasan yang disetujui.
Biaya tindakan perbaikan untuk las yang rusak dan biaya pengujian harus dibayar
oleh Kontraktor apabila las terbukti tidak memuaskan.
Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua kabel/tali (guys), pelat pengisi
(shims), ikatan, dsb seperti yang disyaratkan untuk menegakkan dan membuat level
baja struktural dan menahan pada garis dan elevasi yang disyaratkan sampai
sambungan permanen dipasang dan dapat menahan pada kesejajaran yang
disyaratkan. Las sambungan pengikatan sementara, titik pengangkatan, mata las,
dsb harus digrinda halus dan dicat sesuai dengan Spesifikasi ini dalam bab
Pengecatan.
Pabrikasi dan pemasangan harus dilakukan di pabrik pada tingkat yang setinggi
mungkin. Titik sambungan harus dilokasikan sedemikian sehingga section memiliki
rata-rata panjang yang sama.
Baja profil tidak boleh disambung untuk memperoleh panjang yang disyaratkan tanpa
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Pengelasan harus
diperiksa oleh personil pengujian non-destruktif yang memenuhi syarat.
Desain semua titik pengangkatan, mata angkatan (eyes), rangka, dsb juga semua,
bracing (pengikatan) sementara yang diperlukan untuk mempabrikasi, mengangkut
dan/atau mengangkat/memasang struktur merupakan tanggung jawab Kontraktor.
Desain tersebut harus sesuai dengan Spesifikasi ini atau dapat mengacu pada
Design, Fabrication and Erection of Structural Steel for Buildings dan AISC Code
of Standard Practice for Steel Buildings and Bridges.
Semua sambungan harus dilas dipabrik atau di lapangan kecuali ditunjukkan lain.
Sambungan yang tidak didetilkan pada Gambar Rencana harus memiliki kekuatan
penuh bagian struktur yang sedang disambung.
Tes sambungan harus dibuat dengan menggunakan material dan kondisi yang sama
yang akan digunakan dalam pabrikasi pekerjaan ini.
Kecuali ditunjukkan berbeda dalam Gambar Rencana, semua las harus las menerus
groove, butt atau fillet menyambung. Semua las butt atau groove harus penetrasi
penuh dan semua jenis las lainnya harus memiliki dimensi yang terdapat pada
gambar atau dimensi yang diperlukan untuk memberikan kekuatan pada bagian
struktur tersebut.
10.5 PENGECATAN
Setelah pemeriksaan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas mengenai kebersihan,
permukaan luar bagian struktur baja harus dicat dengan cat anti karat di bawah ini.
Cat harus diberikan dalam 3 lapisan dan total ketebalan film kering lapisan minimum
harus 0.3 mm.
Sebelum pengecatan, bagian struktur baja yang dibersihkan seluruhnya dari karat
dengan sikat kawat atau alat lain.
Semua permukaan yang dicat harus disiapkan sesuai dengan perintah pabrik cat
dan sebagaimana yang ditetapkan di sini.
10.6 PENGGALVANISAN
Penggalvanisan harus mengikuti persyaratan pada Spesifikasi ini atau dapat
mengacu pada Spesifikasi ASTM A123, revisi terakhir.
Berat lapisan seng per foot persegi permukaan harus rata-rata tidak kurang dari 2.3
ons.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini disusun dengan mengacu kepada
peraturan dan standar yang berlaku di Indonesia. Dalam hal peraturan atau standar
Indonesia belum/tidak mencakup suatu pasal dalam RKS, digunakan beberapa
peraturan/standar luar negeri.
Perlu dijelaskan bahwa pasal-pasal dalam spesifikasi ini diterapkan untuk hal-hal
yang relevan dengan bahan bangunan dan pekerjaan yang dihadapi.
Untuk hal-hal diluar cakupan peraturan/standar dalam RKS ini, Kontraktor harus
mengajukan usulan kepada Konsultan Pengawas, untuk penyelesaian lebih lanjut.