(RKS)
Pekerjaan :
Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah
Kalimantan Utara 1 Tahun Anggaran 2022
Lokasi :
Kabupaten Bulungan dan Kota Tarakan
1. SD Negeri 009 Tanjung Palas Tengah,
2. SD Negeri 006 Sekatak,
3. SD Negeri 009 Sekatak,
4. SMP Negeri 2 Satu Atap (Satap) Tanjung Palas,
5. SMP Negeri 04 Satu Atap (Satap) Peso,
6. SD Negeri 003 Peso,
7. SD Negeri 004 Peso Hilir
8. SD Negeri 009 Tarakan
9. SD Negeri 031 Tarakan
TAHUN ANGGARAN :
2022
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT REHABILITASI DAN RENOVASI PRASARANA SEKOLAH
TEKNIS (RKS) KALIMANTAN UTARA I
DAFTAR ISI
BPPW Kalimantan
Direktorat Utara |Strategis,
Prasarana Tahun Anggaran 2022
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR -i-
i
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT REHABILITASI DAN RENOVASI PRASARANA SEKOLAH
TEKNIS (RKS) KALIMANTAN UTARA I
BPPW Kalimantan
Direktorat Utara |Strategis,
Prasarana Tahun Anggaran 2022
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR - ii -
ii
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT REHABILITASI DAN RENOVASI PRASARANA SEKOLAH
TEKNIS (RKS) KALIMANTAN UTARA I
BPPW Kalimantan
Direktorat Utara |Strategis,
Prasarana Tahun Anggaran 2022
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR - iii -
iii
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT REHABILITASI DAN RENOVASI PRASARANA SEKOLAH
TEKNIS (RKS) KALIMANTAN UTARA I
BPPW Kalimantan
Direktorat Utara |Strategis,
Prasarana Tahun Anggaran 2022
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR - iv -
iv
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT REHABILITASI DAN RENOVASI PRASARANA SEKOLAH
TEKNIS (RKS) KALIMANTAN UTARA I
BPPW Kalimantan
Direktorat Utara |Strategis,
Prasarana Tahun Anggaran 2022
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR -v-
v
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT REHABILITASI DAN RENOVASI PRASARANA SEKOLAH
TEKNIS (RKS) KALIMANTAN UTARA I
BPPW Kalimantan
Direktorat Utara |Strategis,
Prasarana Tahun Anggaran 2022
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR - vi -
vi
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT REHABILITASI DAN RENOVASI PRASARANA SEKOLAH
TEKNIS (RKS) KALIMANTAN UTARA I
1.1.2. Pengertian
A. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disingkat SMKK
adalah bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi untuk
menjamin terwujudnya Keselamatan Konstruksi.
B. Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi yang selanjutnya
disebut PMPM Pekerjaan Konstruksi adalah bagian dari SMKK yang menjamin
terlaksananya keselamatan keteknikan konstruksi guna mewujudkan proses dan hasil
Jasa Konstruksi yang berkualitas.
C. Biaya Penerapan SMKK adalah biaya yang diperlukan untuk menerapkan SMKK dalam
penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
D. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Penentuan Pengendalian Risiko, dan
Peluang yang selanjutnya disebut IBPRP adalah proses mengidentifikasi bahaya,
menilai dan mengendalikan risiko, serta menilai peluang.
E. Rencana Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disingkat RKK adalah dokumen
telaah tentang Keselamatan Konstruksi yang memuat elemen SMKK yang merupakan
satu kesatuan dengan dokumen Kontrak.
F. Analisis Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disingkat AKK adalah metode
dalam mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya berdasarkan rangkaian pekerjaan
dalam metode pelaksanaan kerja (work method statement).
G. Resiko Keselamatan Konstruksi adalah risiko Konstruksi yang memenuhi 1 (satu) atau
lebih kriteria berupa besaran risiko pekerjaan, nilai kontrak, jumlah tenaga kerja, jenis
alat berat yang dipergunakan dan tingkatan penerapan teknologi yang digunakan.
2. Pengguna Jasa menjelaskan kepada Penyedia Jasa pada saat penjelasan dokumen;
3. RKK yang telah dinilai harus dilengkapi dan disahkan oleh Pengguna Jasa pada saat
rapat persiapan pelaksanaan kontrak;
4. Pengguna Jasa mengacu pada hasil dokumen pekerjaan jasa Konsultansi Konstruksi
perancangan dan/atau berkonsultasi dengan ahli keselamatan dan kesehatan kerja
Konstruksi dan/atau ahli Keselamatan Konstruksi dan/atau tenaga ahli yang
membidangi Keselamatan Konstruksi dalam menetapkan uraian pekerjaan,
identifikasi bahaya, dan penetapan tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi;
5. Personil manajerial untuk Keselamatan Konstruksi harus memenuhi persyaratan:
a. Untuk Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan Konstruksi besar terdiri
atas:
a) Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi utama atau Ahli
Keselamatan Konstruksi utama; atau
b) Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi madya atau Ahli
Keselamatan Konstruksi madya dengan pengalaman paling singkat 3 (tiga)
tahun;
b. Untuk Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan Konstruksi sedang
terdiri atas:
a) Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi madya atau Ahli
Keselamatan Konstruksi madya; atau
b) Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi muda atau Ahli
Keselamatan Konstruksi muda dengan pengalaman paling sedikit 3 (tiga)
tahun; dan
c. Untuk Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan Konstruksi kecil terdiri
atas:
a) Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi muda atau Ahli
Keselamatan Konstruksi muda; atau
b) Petugas Keselamatan Konstruksi.
6. Biaya Penerapan SMKK harus dimasukkan pada daftar kuantitas dan harga dengan
besaran biaya sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pengendalian dalam RKK.
7. Apabila pengadaan Pekerjaan Konstruksi menggunakan metode sistem harga
terendah, Penyedia Jasa yang tidak menyampaikan perkiraan Biaya Penerapan
SMKK dinyatakan gugur.
8. Apabila pengadaan Pekerjaan Konstruksi menggunakan metode sistem nilai,
Penyedia Jasa yang tidak menyampaikan perkiraan Biaya Penerapan SMKK nilai
penawaran biayanya dinilai nol.
2) Dalam pengendalian Sub penyedia Jasa dan pemasok yang dimaksud pada
nomor 1) huruf g dan huruf h, penyedia jasa harus memastikan Kontrak memuat
anggaran Biaya Penerapan SMKK sesuai kebutuhan.
3) Dalam hal Pekerjaan Konstruksi memiliki Risiko Keselamatan Konstruksi kecil
dan melalui metode pengadaan langsung, RMPK hanya memuat metode
pekerjaan, rencana pemeriksaan dan pengujian, dan jumlah dan jenis pemasok.
c. Program Mutu
1) Setiap Penyedia Jasa manajemen penyelenggaraan konstruksi dan/atau
pengawasan harus menyusun PMPM Pekerjaan Konstruksi dalam Program
Mutu.
2) Program Mutu paling sedikit memuat:
a) Informasi kerja;
b) Organisasi kerja yang menggambarkan hubungan Penyedia Jasa dan
Pengguna Jasa;
c) Jadwal pelaksanaan pekerjaan termasuk jadwal peralatan serta penugasan
personel inti dan personel pendukung;
d) Metode pelaksanaan kerja;
e) Pengendalian pekerjaan terkait kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan
metode kerja; dan
f) Laporan pekerjaan.
3) Dalam hal jasa Konsultansi Konstruksi melalui Pengadaan Langsung Jasa
Konsultansi, Program Mutu hanya memuat metode dan pengendalian pekerjaan.
d. RKPPL, dan;
1) Untuk Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan Konstruksi sedang dan
besar, setiap Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyusun rencana
pengelolaan lingkungan dalam dokumen RKPPL.
2) Dokumen RKPPL paling sedikit memuat:
a) Struktur organisasi;
b) Rona lingkungan awal sebelum dimulainya Pekerjaan Konstruksi;
c) Rencana kerja pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang meliputi:
- Lokasi rencana pengelolaan dan pemantauan;
- Potensi dampak kegiatan pada lingkungan;
- Kegiatan yang menimbulkan dampak; dan
- Dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan;
d) Pelaporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang
meliputi:
- Lokasi pengelolaan dan pemantauan;
5. Program Mutu, RKK yang berupa RKK pengawasan dan RKK manajemen
penyelenggaraan konstruksi disampaikan oleh konsultan Pengawas atau Konsultan
Manajemen Konstruksi, diperiksa, dibahas, atau direviu oleh pelaksana Pekerjaan
Konstruksi/Pengguna Jasa, dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
dan/atau Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa pada saat rapat persiapan pelaksanaan
Pekerjaan.
6. Dalam tahap pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi, RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL,
dan RMLLP harus disesuaikan dengan perubahan lingkup dan kondisi pada saat
pelaksanaan pekerjaan.
7. Penerapan SMKK diatas dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan PMPM
pekerjaan konstruksi.
8. Penyesuaian RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan RMLLP harus mendapatkan
persetujuan dari Pengguna Jasa.
9. Pengguna Jasa melakukan pengawasan pelaksanaan RKK, RMPK, Program Mutu,
RKPPL dan RMLLP, serta mengevaluasi kinerja penerapan SMKK yang dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa.
10. Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi Pengguna Jasa dapat dibantu oleh Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi, ahli Keselamatan Konstruksi, tenaga ahli
teknis yang terkait Keselamatan Konstruksi, dan/atau petugas Keselamatan Konstruksi.
11. Penyedia Jasa harus menerapkan AKK untuk pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko
besar dan/atau sedang dan pekerjaan bersifat khusus sesuai dengan metode kerja
Konstruksi yang terdapat dalam RKK.
12. Pekerjaan bersifat khusus paling sedikit terdiri atas:
a) Pekerjaan panas/menimbulkan percikan api;
b) Pekerjaan pengangkatan;
c) Pekerjaan di ruang terbatas;
d) Pekerjaan menyelam;
e) Pekerjaan di malam hari;
f) Pekerjaan di ketinggian lebih dari 1,80 (satu koma delapan puluh) meter;
g) Pekerjaan menggunakan perancah;
h) Pekerjaan dengan menggunakan radiography;
i) Pekerjaan bertegangan listrik; dan
j) Pekerjaan penggalian atau kedalaman.
13. AKK disusun oleh Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi, Ahli Keselamatan
Konstruksi, tenaga ahli teknis yang terkait Keselamatan Konstruksi, dan/atau Petugas
Keselamatan Konstruksi.
14. AKK harus ditinjau kembali oleh Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi, Ahli
Keselamatan Konstruksi, dan/atau tenaga ahli yang membidangi Keselamatan
Konstruksi dalam hal terjadi perubahan metode kerja, situasi, pengamanan, dan sumber
daya manusia.
15. Hasil peninjauan kembali harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa dan ahli
teknik sesuai bidangnya yang ditunjuk oleh Penyedia Jasa pelaksana konstruksi.
16. Dalam tahap pelaksanaan pekerjaan konstruksi, Rencana metode pelaksanaan
kerja, AKK serta rencana pemeriksaan dan pengujian merupakan komponen yang
digunakan sebagai bagian dari persyaratan izin kerja.
17. Penyedia Jasa pelaksana konstruksi melaporkan pelaksanaan RKK, RMPK,
Program Mutu, RKPPL, dan RMLLP kepada Pengguna Jasa sesuai dengan
kemajuan pekerjaan.
18. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa laporan:
a) Harian;
b) Mingguan;
c) Bulanan; dan
d) Akhir.
19. Laporan dilengkapi dengan dokumentasi foto dan/atau audio visual.
20. Berdasarkan hasil pengawasan pelaksanaan RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL,
dan RMLLP Pengguna Jasa melaksanakan evaluasi kinerja penerapan SMKK setiap
bulan.
21. Evaluasi untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan pelaksanaan dan penerapan
RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan RMLLP.
22. Penyedia Jasa pelaksana konstruksi harus melaksanakan peningkatan kinerja
sesuai hasil evaluasi kinerja penerapan SMKK.
3. Biaya Penerapan SMKK harus disampaikan oleh Penyedia Jasa dalam dokumen
penawaran sesuai dengan komponen kegiatan penerapan SMKK.
4. Penyedia Jasa tidak dapat mengusulkan perubahan anggaran Biaya Penerapan
SMKK yang tertuang dalam penyesuaian dokumen SMKK dalam hal terjadi:
a. Perubahan pekerjaan atau pekerjaan baru serta perubahan lingkup pekerjaan
pada kontrak, termasuk pekerjaan tambah/kurang; dan
b. Kecelakaan Konstruksi yang mengakibatkan kehilangan harta benda, waktu
kerja, kematian, cacat tetap, dan/atau kerusakan lingkungan.
5. Penyedia Jasa pengawasan, manajemen konstruksi, dan pelaksana Pekerjaan
Konstruksi dapat mengusulkan perubahan anggaran Biaya Penerapan SMKK dalam
hal terjadi penyebaran epidemi dan pandemi yang belum diperkirakan sebelumnya,
sehingga membutuhkan penanganan kesehatan pada pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi.
6. Usulan perubahan Biaya Penerapan SMKK merupakan biaya terkait pemenuhan
protokol kesehatan untuk mengatasi epidemi dan pandemi.
7. Biaya Penerapan SMKK dalam Pekerjaan Konstruksi mencakup rincian:
a. Penyiapan RKK, RKPPL, dan RMLLP;
b. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan;
c. Alat pelindung kerja dan alat pelindung diri;
d. Asuransi dan perizinan;
e. Personel keselamatan konstruksi;
f. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
g. Rambu dan perlengkapan lalu lintas yang diperlukan atau manajemen lalu lintas;
h. Konsultasi dengan ahli terkait keselamatan konstruksi; dan
i. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko keselamatan
konstruksi, termasuk biaya pengujian/pemeriksaan lingkungan.
8. Rincian kegiatan dimaksud pada poin (7) huruf c, huruf f, huruf g, dan huruf i
merupakan barang habis pakai.
9. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi huruf h dapat dilakukan bagi
Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan Konstruksi kecil.
10. Untuk pekerjaan dengan Risiko Keselamatan Konstruksi kecil melalui pengadaan
langsung dan/atau padat karya, Biaya Penerapan SMKK paling sedikit meliputi
pengadaan APD/APK, sarana dan prasarana kesehatan terkait protokol kesehatan,
dan rambu keselamatan sesuai kebutuhan.
15. SNI 1741:2008-Cara Uji Ketahanan Api Komponen Struktur Bangunan untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung;
16. SNI 1974:2011 - Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder;
17. SNI 7834:2012 - Metode Uji dan Kriteria Penerimaan Struktur Rangka Pemikul Momen;
18. SNI 7833:2012 - Tata Cara Perancangan Beton Pracetak dan Beton Prategang untuk
Bangunan Gedung;
19. SNI 4810:2013 - Tata cara pembuatan dan perawatan spesimen uji beton di lapangan
(ASTM C31-10 IDT);
20. SNI 4154:2014 - Metode Uji Kekuatan Lentur Beton (Menggunakan Balok Sederhana
dengan Beban Terpusat ditengah Bentang) - ASTM 293-10;
21. SNI 7064:2014 - Semen Portland Komposit (Portland Composite Cement, PCC);
22. SNI 2491:2014 - Metode Uji Kekuatan Tarik Belah Spesimen Beton Silinder;
23. SNI 0302:2014 - Semen Portland Pozolan (ASTM C595-03);
24. SNI 6880:2016 - Spesifikasi Beton Struktural;
25. SNI 8140:2020 - Persyaratan beton struktural untuk rumah tinggal,;
26. SNI 1726-2019 - Tata Cara Perencanaan Ketahanan Terhadap Gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non gedung, dari Badan Standarisasi Nasional (BSN);
27. SNI 1727:2020 - Beban desain minimum dan kriteria terkait untuk bangunan gedung
dan struktur lain,;
28. SNI 2847:2019-Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung dan Penjelasan;
29. SNI 2052:2017 - Baja Tulangan Beton,;
30. SNI 8900:2020 - Panduan Desain Sederhana Untuk Bangunan Beton Bertulang;
31. SNI 1727:2020 - Beban Desain Minimum dan Kriteria terkait untuk Bangunan Gedung
dan Struktur Lain;
32. Peta Hazard Gempa 2017;
33. SNI 03-2445:1991 - Spesifikasi Ukuran Kayu untuk Bangunan Rumah dan Gedung;
34. SNI 03-2449:1991 - Spesifikasi Kuda-kuda Kayu Balok Paku Tipe 15/6;
35. SNI 03-2450:1991 - Spesifikasi Kuda-kuda Kayu Balok Paku tipe 30/6;
36. SNI 03-3399:1994 - Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu Di Laboratorium;
37. SNI 03-3400:1994 - Metode Pengujian Kuat Geser Kayu di Laboratorium;
38. SNI 03-3958:1995 - Metode Pengujian Kuat Tekan Kayu di Laboratorium;
39. SNI 03-3959:1995 - Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu di Laboratorium;
40. SNI 03-3972-1995, SNI 03-3973-1995, SNI 03-3974-1995 dan SNI 03-3975- metode uji
statis kayu berukuran struktural;
41. SNI 03-6842-2002 - metode pengujian kekerasan kayu di laboratorium;
42. SNI 03-6881-2002- tata cara evaluasi besaran izin untuk klasifikasi mutu kayu
struktural;
43. SNI 2407:2008 - Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung;
44. SNI 7538.1:2010 - Kayu Gergajian Daun Lebar - Bagian 1: Klasifikasi, Persyaratan dan
Penandaan;
45. SNI 7973:2013 - Spesifikasi Desain untuk Konstruksi Kayu;
46. Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula:
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk juga gambar - gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan
sudah disahkan / disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat - syarat Pekerjaan.
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukan.
e. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
f. Surat Perintah Kerja (SPK)
g. Surat Penawaran beserta lampiran - lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
i. Kontrak/Surat Perjanjian Pemborongan.
A. Umum
Pekerjaan tanah ini dilakukan sebelum memulai pekerjaan struktur atas. Kontraktor
bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan galian dan pengurugan tanah, sesuai
dengan gambar-gambar. Kontraktor harus mengajukan metoda kerja penggalian kepada MK
untuk disetujui, sebelum melaksanakan pekerjaan tanah ini.
Segala sisa kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan tanah tersebut harus disingkirkan dari
daerah pembangunan oleh Kontraktor sesuai dengan petunjuk MK.
B. Pembersihan Lokasi
Daerah yang ada sesuai dengan gambar dan kebutuhan area kerja, harus dibersihkan dari
semua benda-benda yang akan menghambat pembangunan seperti: pepohonan, sampah-
sampah, tonggak-tonggak, humus, lumpur, lubang-lubang, seperti sumur dan lain-lain.
Sesuai dengan RKS dan petunjuk/persetujuan Konsultan Manajement Konstruksi, tumbuh-
tumbuhan dan pepohonan pada lokasi harus dibersihkan.
C. Sarana Darurat
Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus membuat drainase sementara ataupun
menyediakan pompa sehingga pada lokasi proyek tidak terjadi pengurangan air.
Pembuatan drainase tersebut adalah harus diperhitungkan dalam penawaran dan dalam
pelaksanaannya harus dahulu disetujui MK.
Dewatering System :
Untuk hal diatas kontraktor sudah harus memasukkan biaya tersebut dalam penawaran.
A. Pedoman Pelaksanaan
1. Sebelum dilaksanakan pondasi, maka Kontraktor harus mengadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi seperti yang tertera pada gambar-gambar detail
perencanaan dan harus meminta persetujuan MK Lapangan;
2. Kontraktor diwajibkan memberikan laporan kepada MK Lapangan, bila ada perbedaan
gambar-gambar dari gambar konstruksi dengan gambar arsitektural atau bila ada hal-hal
yang kurang jelas.
B. Penggalian Pondasi
1. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan dengan kedalaman sesuai gambar kerja;
2. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapis tanah yang jelek, maka
perlu konsultansi dengan MK Lapangan untuk mendapatkan pengarahan tindak
lanjutnya;
3. Lebar galian di bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 5 cm (kiri kanan);
4. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang
baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut
harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan atas biaya Kontraktor.
C. Pengurugan Kembali
1. Jika ditemukan lubang pada dasar galian pondasi, maka lubang tersebut harus diurug
dengan pasir pasangan dan harus dipadatkan dengan vibro stamper;
2. Tanah yang digunakan untuk pengurugan bekas galian harus mendapat persetujuan dari
MK Lapangan;
3. Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, sampah-sampah harus
disingkirkan;
Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan pengawas telah diseleksi bagian-bagian
yang dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan dan urugan. Sisanya harus dibuang ke
luar site atau tempat lain atas persetujuan pengawas.
E. Pelaksanaan Pondasi
1. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lobang pondasi kering atau bebas
genangan air.
2. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton dapat dilihat pada uraian penjelasan
pekerjaan beton dalam RKS ini dan gambar detail perencanaan.
3. Stek kolom, stek kolom penguat, stek tangga, sparing-sparing yang diperlukan harus
terpasang bersamaan dengan pekerjaan pondasi sesuai gambar kerja.
4. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar kerja jika ada
kelainan/ketidaksesuaian harus dikonsultasikan dengan MK Lapangan.
4. Contoh Bahan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material : batu kali, pasir untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor
ke site.
c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah
disetujui di Bangsal Konsultan Pengawas.
5. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
a. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab
dan bersih.
b. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan
dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
c. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan.
6. Syarat Pengamanan Pekerjaan
a. Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum 3 hari
setelah pelaksanaan pekerjaan, pondasi harus dilindungi dari benturan keras dan
tidak dibebani.
b. Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lainnya.
c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Segala biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
7. Bahan/Produk
a. Semen Portland
1. Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk
dagang atau atas persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk
digunakan.
b. Pasir
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
c. Batu Kali
1) Batu kali yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori, keras, tidak mudah
pecah dan minimal memiliki 3 sisi bidang pecah serta tidak bulat.
2) Ukuran batu kali max. 20 cm.
d. Air
Air yang digunakan harus:
1. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak, benda terapung lainnya yang
dapat dilihat secara visual dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan;
2. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter;
3. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan merusak campuran
adukan (asam-asam, zat organik, dan lain-lain);
4. Kandungan klorida (C1) < 0.50 gram/liter, dan senyawa sulfat <1 gram/liter
sebagai SO3;
5. Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada Kontraktor
supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium Pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.
8. Pelaksanaan
a. Batu kali yang digunakan untuk pondasi harus batu pecah, sudut runcing, berwarna
abu-abu hitam, keras, tidak porous.
b. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu pada
setiap pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang
pondasi.
c. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimum 10 cm,
disiram dan diratakan, pemadatan tanah dasar harus sedikitnya mencapai 80%
conpacted.
d. Pondasi batu kali menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 5 Pasir pasang.
e. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air campuran 1 PC
: 2 Pasir setinggi 20 cm, dihitung dari permukaan atas pondasi ke bawah.
f. Adukan harus mengisi rongga diantara batu kali sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian dari pondasi yang berongga/tidak padat.
g. Untuk sloof dibagian atas pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam 30 cm tiap
1 m' dengan diameter besi minimum 10 mm.
8. Pelaksanaan
a. Pekerjaan Penulangan:
1) Perakitan tulangan
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran
di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan
pondasi dapat berjalan lebih cepat.
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan
untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting:
- Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk
penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan
cetok (sendok spesi);
- Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan
tertentu;
- Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
- Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak
lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass;
- Papan cetakan tidak boleh bocor Papan-papan disambung dengan klem/
penguat/penjepit Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris
agar tidak terjadi retak.
4) Pekerjaan Pengecoran
Proses pengecoran Beton dilakukan sesuai dengan ketentuan pada pekerjaan beton
yang ada di dalam uraian RKS ini.
A. Umum
Pekerjaan ini mencakup penyediaan cerucuk yang ditempatkan sesuai dengan spesifikasi
dan sedapat mungkin mendekati gambar menurut penetrasi atau kedalamannya
sebagaimana yang diperintahkan direksi pekerjaan.
B. Persiapan
1. Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
2. Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing) kepada Direksi
Pekerjaan.
3. Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang
telah dilakukan.
4. Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada
perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
5. Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
6. Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
7. Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.Staking-out dimensi, bentuk dan lokasi
sesuai gambar rencana
8. Pasang patok-patok ukur untuk menentukan lebar dan panjang pondasi.
9. Lakukan penyiapan tanah dasar sesuai dengan gambar rencana dan lhal-hal sebagai
berikut:
10. Bersihkan tanah dasar yang dapat mengganggu pelaksanaan.
11. Ratakan lahan dengan cara Penyiapan lahan Tanpa Bakar (PLTB).
12. Bila muka air mencapai pcrmukaan tanah, maka timbun tanah dasar sehingga muka
tanah timbunan di atas muka air.
13. Tentukan tempat kedudukan tiang-tiang cerucuk yang akan dipancang dan diberi tanda
dengan menggunakan patok-patok
C. Pelaksanaan
1. Runcingkan bagian ujung bawah cerucuk kayu agar mudah rnenembus ke dalam tanah.
2. Pasang perancah atau platform sedemikian rupa sehingga orang dapat dengan mudah
3. Memukul kepala tiang pada ketinggian tertentu sesuai gambar.
4. Ratakan bagian ujung tiang yang akan dipukul dan beri topi tiang.
5. Tegakkan tiang cerucuk dan masukkan sedikit ke dalarn tanah agar dapat dipukul
dengan stabil dan tetap tegak lurus.
6. Pukul tiang dengan palu pemukul pada ujung atas cerucuk yang sudah diberi topi
sampai kedalaman rencana.
D. Peralatan
1. Satu Set Palu Tripot/Excavator
2. Alat Pertukangan
3. Alat bantu lainnya
E. Tenaga Kerja
1. Pekerja
2. Tukang
3. Mandor
4. Petugas K3
5. Operator Alat
F. Aspek K3
Sesuai dengan ketentuan SMK3 yang ada dalam uraian RKS ini.
G. Pengendalian Mutu
1. Cerucuk tertanaman sampai ke tanah keras
2. Cerucuk tidak patah saat penumbukan
3. Ukuran cerucuk sesuai dengan disyaratkan dan di pasang sesuai dengan gambar
1.2.3.1. UMUM
Semua pekerjaan beton harus berdasarkan SNI terkait pekerjaan beton yang sudah
disebutkan pada sub bab 1.2.1.4. Standar Yang Digunakan. Kontraktor harus mempelajari
terlebih dahulu metoda kerja dari pekerjaan beton ini, dengan mengacu pada peraturan
tersebut, serta spesifikasi ini.
Kegagalan pekerjaan beton yang terjadi akibat menyimpang dari spesifikasi ini harus
diperbaiki, dan seluruh biayanya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Secara umum, elevasi dari permukaan lantai beton adalah 5 cm di bawah elevasi arsitektur,
kecuali pada basin, sum pit, dan pekerjaan-pekerjaan lain yang tidak menggunakan finishing
arsitektur, elevasi struktur adalah sama dengan elevasi arsitektur. Perbedaan elevasi pada
daerah toilet, hanya perbedaan finishing.
A. Semen
Selain yang dispesifikasikan khusus, semua semen yang digunakan adalah semen portland
lokal setara yang sesuai dengan syarat-syarat :
Semen harus dikirim ke site dalam keadaan tertutup rapat dalam kemasan aslinya dari
pabrik, atau dalam container-container, sesuai dengan yang telah disetujui oleh MK. Semen
harus diletakkan dalam silo atau ruangan, sehingga tidak mendapat pengaruh langsung dari
perubahan cuaca dan kelembaban. Gudang penyimpanan semen tersebut harus diatur
sedemikian rupa sehingga memudahkan penyimpanan pada saat pengiriman maupun
pengambilan pada saat pemakaian.
Semen yang sudah mengalami perubahan akibat cuaca maupun kelembaban tidak
diperkenankan untuk dipakai. Semen yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari site, sepengetahuan MK.
B. Agregat
Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus
memenuhi syarat-syarat :
1. Peraturan Beton sesuai dengan SNI yang disebutkan pada 1.2.1.4. Standar Yang
Digunakan;
2. Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous.
3. Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran-
kotoran lainnya.
Kontraktor harus mengajukan sample dan hasil test dari agregat yang akan digunakan
sebelum agregat tersebut dikirim kedalam site.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada ayakan no. 5, agregat halus adalah
agregat yang dapat melewati ayakan no.5. Kedua jenis agregat ini harus dikombinasikan
dalam suatu proporsi yang baik, sehingga menghasilkan agregat yang disyaratkan dan
menghasilkan beton dengan mutu yang baik.
Agregat kasar harus bersih dari lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi
kekuatan beton, memiliki ukuran yang beragam, keras dan memiliki bentuk yang baik.
Agregat halus yang dimaksud adalah pasir yang bersih, bebas dari segala jenis kerang, silt,
clay, garam dan bahan-bahan lain. Apabila menurut MK diperlukan, pasir dicuci terlebih
dahulu sebelum digunakan. Sesuai dengan trial mix yang dilakukan, pasir yang digunakan
untuk campuran beton harus berasal dari satu sumber, yang telah disetujui MK.
Agregat harus disimpan dalam keadaan terpisah satu sama lain berdasarkan ukurannya di
atas permukaan yang keras, sehingga terhidar dari kemungkinan tercampur dengan lumpur
maupun tanah. Harus dibuatkan pula saluran air di sekitar tempat penyimpanan agar kadar
air dari agregat tidak berubah terlalu banyak.
Kontraktor harus melakukan pengujian laboratorium dari agregat yang akan digunakan, dari
sumber yang telah disetujui. Pengujian dilakukan oleh badan yang independen. Test
periodik dapat dilakukan atas permintaan MK untuk melakukan cek terhadap kadar air dari
agregat. Seluruh biaya pengetesan ini adalah tanggung jawab Kontraktor.
C. Air
Air yang digunakan harus:
1. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak, benda terapung lainnya yang dapat
dilihat secara visual dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan;
2. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter;
3. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan merusak beton (asam-asam, zat
organik, dan lain-lain);
4. Kandungan klorida (C1) < 0.50 gram/liter, dan senyawa sulfat <1 gram/liter sebagai SO3;
5. Bila dibandingkan dengan kekuatan beton yang menggunakan air sulingan, maka
penurunan kekuatan beton yang menggunakan air yang diperiksa tidak lebih dan 10%;
6. Khusus untuk beton pratekan, kecuali syarat-syarat diatas air mengandung klorida lebih
dari 0.05 gram/liter;
7. Untuk air yang digunakan sebagai perawatan beton, dapat digunakan air yang
digunakan pada saat pengadukan. Namun air tersebut adalah air yang tidak
menimbulkan noda atau endapan yang merusak warna permukaan adar permukaan
beton tetap enak dipandang.
8. Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya
air yang dipakai diperiksa di laboratorium Pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya Kontraktor.
D. Bahan Tambahan
Bahan tambahan campuran beton harus digunakan sesuai dengan petunjuk dari produsen
bahan tersebut.
Apabila Kontraktor menganggap perlu menggunakan bahan tambahan campuran beton ini,
Kontraktor harus meminta persetujuan MK.
Metoda pemakaian, jumlah yang akan digunakan, dan jenis bahan tambahan campuran
beton ini harus diajukan oleh Kontraktor pada MK sebelum dilaksanakan
E. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan adalah baja ulir dan baja polos sesuai dengan Baja Tulangan
Beton, SNI 2052:2017;
Kontraktor harus dapat menyertakan sertifikat dari pabrik penghasil baja tersebut. Di dalam
sertifikat tersebut harus tercantum analisa kimia dari batang baja tulangan dan
kemampuannya terhadap tarik dan momen.
MK dapat menginstruksikan adanya pengetesan terhadap batang baja tulangan yang ada di
lapangan. Biaya pengetesan ini adalah tanggung jawab Kontraktor.
Hubungan antara besi beton satu dengan yang lain harus menggunakan kawat beton, diikat
dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan tidak menyentuh lantai kerja
atau papan acuan.
Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karet lepas, kulit
giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi
yang tepat.
F. Campuran Beton
Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat SNI 2834:2000 - Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal dan SNI 03-3449:2002 - Tata cara perancangan
campuran beton ringan dengan agregat ringan. Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja,
kekuatan dan penggunaan beton adalah sebagai berikut :
▪ Beton struktural Site Mix 1 lantai dan Beton struktural Ready Mix 2 lantai dengan
kekuatan karakteristik Beton Mutu f’= 21.7 MPa.
Dalam menentukan campuran beton, terutama gradasi agregat dan kekentalannya perlu
diperhatikan pula peruntukan beton tersebut dan ukuran potongan beton yang akan dicor,
agar beton dapat dipadatkan dengan baik, dan tidak terjadi pemisahan agregat.
Ukuran maksimum agregat untuk beton struktur adalah 2 cm. Untuk struktur-struktur
dengan penampang tipis, ukuran agregat maksimum yang dipakai adalah 1 cm, sedangkan
untuk struktur yang memiliki ukuran penampang dan jarak antar tulangan yang besar,
ukuran agregat yang dapat dipakai adalah 4 cm.
Perbandingan air semen yang dipakai adalah sesuai dengan SNI 2834:2000 - Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal dan SNI 03-3449:2002 - Tata cara
perancangan campuran beton ringan dengan agregat ringan, tergantung dari jenis struktur
dan cara pengecorannya.
Setelah Kontraktor mendapat persetujuan dari MK tentang campuran beton yang akan
dipakai, serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam campuran beton tersebut,
Kontraktor harus tetap menggunakan campuran serta bahan-bahan tadi selama pekerjaan
beton, kecuali apabila dilakukan trial mix yang baru dan mendapat persetujuan dari MK.
Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (bacthmixer), tipe dan
kapasitasnya harus mendapat persetujuan dari MK. Metoda pengadukan, kecepatan
pengadukan harus disesuaikan dengan rekomendasi dari pabrik pembuat mesin tersebut.
Kapasitas mesin pengaduk tidak boleh dilampaui.
Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk. Mesin pengaduk yang sudah tidak dipakai dalam waktu 30 menit harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk menghindarinya adanya kotoran beton
yang sudah mengeras dalam mesin pengaduk.
Beton dari hasil trial mix ini mula-mula harus diperiksa terhadap kekentalannya,
kohesi dan segregasinya. Jika hasil-hasil tersebut memenuhi syarat, kemudian
dilakukan test kubus sesuai dengan ketentuan yang berlaku di SNI 2834:2000 - Tata
Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal dan SNI 03-3449:2002 - Tata
cara perancangan campuran beton ringan dengan agregat ringan.
Apabila ternyata hasil trial test yang dilaksanakan oleh Kontraktor tersebut tidak
memenuhi syarat, Kontraktor harus melakukan trial test kembali dengan mengubah
komposisi dari adukan bahan yang dipakai.
Hal-hal yang perlu dicatat dan diserahkan oleh Kontraktor kepada MK adalah :
a. Tipe gradasi dari agregat.
b. Sumber agregat dan test laboratorium.
c. Sumber air dan test laboratorium.
d. Tipe dan merek semen yang akan dipakai dan hasil test laboratoriumnya
e. Berat masing-masing komponen yang akan digunakan dalam trial mix/mix
design.
2. Transport Beton
Pengangkutan beton harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak
mempengaruhi kekuatan serta sifat-sifat fisik dari beton tersebut, seperti misalnya
pemisahan beton, kekentalan beton dan lain sebagainya.
Ketinggian jatuh dari adukan beton perlu diperhatikan, tempat jatuhan beton tersebut
harus bersih dari segala macam kotoran.
Apabila pemisahan adukan beton terjadi, beton harus diaduk kembali (remixed)
sebelum dilakukan pengecoran. Beton yang sudah tercemar bahan-bahan lain tidak
diperkenankan untuk dipakai.
Diameter dalam dari pipa tidak boleh lebih kecil dari 3 x diameter agregat
maksimum yang digunakan. Pipa alumunium tidak diperkenankan untuk
digunakan.
H. Pengecoran Beton
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai
diperiksa dan mendapat persetujuan dari MK.
Sebelum pengecorn dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus
dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan
dibasahi dengan air semen.
Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan
dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat.
Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor dalam waktu lebih
dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton dan juga adukan yang tumpah selama
pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.
Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru), maka permukaan
beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan menyikat sampai
agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen. Lokasi dari Construction joint ini
harus disetujui MK.
Pada bagian struktur yang memiliki kedalaman yang cukup besar (dinding/kolom),
pengecoran beton harus bertahap sesuai ketentuan SNI 03-2847-2019.
Metoda pentahapan dari pengecoran beton ini harus disetujui oleh MK.
Beton tidak diperkenankan dicor dalam keadaan hujan. Kontraktor harus menyediakan
pelindung atau metoda pelaksanaan lain pada saat hujan. Ketentuan ini harus ditaati dan
disebut dalam berkas perijinan cor.
I. Pemadatan Beton
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran berlangsung
dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.
Pada unsur-unsur vertikal seperti kolom dan dinding, pipa vibrator harus dapat dimasukkan
sehingga pemadatan yang dihasilkan baik. Pengecoran tidak dilakukan tepat di atas
tulangan atau peralatan lain yang kelak akan berada di dalam beton.
Vibrator tidak boleh digunakan untuk meratakan beton secara horisontal, pergerakan
horisontal harus dihindari selama beton dipadatkan dengan vibrator.
Setelah beton dipadatkan dengan baik, beton harus dibiarkan sampai mengeras.
Pada suhu udara yang terlalu tinggi, MK dapat menunda pengecoran atau
menginstruksikan Kontraktor untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu sebelum
pengecoran dilanjutkan.
Apabila suhu udara sekeliling melebihi 320 C, suhu beton harus diusahakan serendah
mungkin dengan cara menghindari penyinaran langsung matahari terhadap agregat dan
mixer atau dengan menggunakan air pencampur yang dingin. Acuan (bekisting) harus
disemprot dahulu dengan air untuk menurunkan suhunya, dengan memperhatikan aliran
keluarnya air tersebut dari dalam acuan.
Apabila dianggap perlu MK dapat meminta monitoring terhadap suhu beton maupun suhu
udara sekeliling.
Apabila suhu udara siang hari ternyata terlalu tinggi, Kontraktor harus melaksanakan
pengecoran pada malam hari. Beton harus dicor secepat mungkin setelah pengadukan
untuk menghindari pengaruh panas matahari terhadap setting time beton.
Untuk pengecoran beton dalam volume yang besar, Kontraktor harus memperhitungkan
kemungkinan crack akibat suhu yang tinggi dari beton.
K. Construction Joint
Posisi pengaturannya harus mendapat persetujuan Konsultan MK.
Siar dalam kolom sebaiknya di tempat sedekat mungkin dengan bidang bawah dari balok
tertinggi.
Siar dalam balok dan pelat ditempatkan di tengah-tengah bentang pelat/balok yang
bersangkutan.
Siar vertikal dinding sebaiknya dihindarkan, siar harus dibuat sekecil mungkin, dan atas
persetujuan MK.
Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama harus dibersihkan terlebih
dahulu dari segala macam kotoran, dan dikasarkan. Kotoran-kotoran disingkirkan dengan
cara menyemprotkan permukaan dengan air dan menyikat sampai agregat kasar tampak.
Setelah permukaan siar tersebut bersih, bubur semen (grout) yang tipis dilapiskan merata ke
seluruh permukaan. Kondisi construction yang harus mendapatkan ijin dari KMK sebelum
dimulainya pengecoran.
Kontraktor harus memasang water stop untuk semua siar pelaksanaan pada pelat basement
dan dinding yang berada dibawah muka air tanah.
Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah, selama 4 hari dengan
menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
Metoda pemeliharaan beton harus diajukan oleh Kontraktor pada MK untuk disetujui. Selain
menggunakan air, apabila diperlukan pemeliharaan beton dapat dilakukan dengan
campuran kimia untuk pemeliharaan beton. Campuran kimia ini harus benar-benar telah
dibersihkan pada saat pekerjaan finishing dimulai.
BETON
Test mutu beton maupun material-material beton harus dilaksanakan oleh laboratorium
independen yang telah disetujui oleh MK.
Jumlah minimum benda uji per hari sama dengan 1 benda uji, frekwensi pengambilan benda
uji , diambil kondisi yang terlebih dahulu terpebuhi dari :
Jika dari frekwensi pembuatan benda uji yang diatur di atas menghasilkan jumlah benda uji
kurang dari 5 buah, maka harus dilakukan randomisasi dengan interval volume pengujian
yang sama, supaya diperoleh minimal sejumlah 5 benda uji.
Toleransi untuk jumlah total pengecoran kurang dari 40m3, diperbolehkan tidak dilakukan
sampling dan pembuatan benda uji, jika dapat dijamin dan bukti terpenuhinya kuat tekan
diserahkan dan disetujui oleh pengawas atau MK.
1. Rata-rata dari 3 (tiga) nilai kuat tekan uji yang berurutan tidak boleh ada yang
kurang dari nilai fc’ (kuat tekan beton yang disyaratkan)
2. Rata-rata dari 2 (dua) nilai kuat tekan uji yang berurutan tidak boleh kurang dari
nilai (f’c – 3,5 Mpa)
Ketentuan untuk mutu beton dari benda uji yang diraeat dilapangan, adalah tidak
boleh kurang dari 85% (delapan puluh lima persen) kuat tekan yang dirawat di
laboratorium.
1. Analisa struktur unutk menjamin bahwa tahanan struktur dalam memikul beban
masih dalam batas aman.
2. Jika analisa struktur menunjukan bahwa struktur berkurang kekuatannya secara
signifikan, dilakukan uji contoh beton inti (coring) pada lokasi yang bermasalah,
sebanyak minimal 3 (tiga) contoh uji beton inti pada tiap nilai yang bermasalah.
Penerimaan mutu beton dari pengujian beton inti (coring), dianggap memenuhi
syarat jika :
1. Tidak ada nilai dari hasil pengujian dengan beton inti yang kurang dari 75% (tujuh
puluh lima persen) dari nilai fc’.
2. Tidak ada nilai kuat tekan rata-rata dari 3 (tiga) sample beton inti (coring0 yang
kurang dari 85% (delapan puluh lima persen) dari nilai fc’.
Jika dari hasil pengujian beton inti (coring) masih tidak memenuhi syarat, maka
langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Dilaksanakan uji beban jika diperintahkan oleh Pengawas Internal atau Konsultan
Perencana.
2. Ditambahkan perkuatan pada struktur yang bermasalah, jika memungkinkan dan
dijinkan oleh Pengawas Internal atau MK.
3. Struktur yang bermasalah dilakukann pembobgkaran dan di cor ulang dengan
memenuhi standar struktural yang berlaku.
Pengambilan adukan beton, pencetakan kubus coba dan curingnya harus dibawah
pengawasan MK.
Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
BAJA TULANGAN
Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai sesuai
dengan petunjuk-petunjuk dari MK. Pengujian harus dilaksanakan di laboratorium
independen yang disetujui MK.
Persyaratan teknis untuk Baja Tulangan baik Ulir ataupun Polos harus sesuai dengan SNI
2052:2017 tentang Baja Tulangan Beton.
Batang percobaan diambil di bawah kesaksian MK, berjumlah minimum 2 kali (ujung kiri,
ujung kanan) 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis batang yang diameternya sama dengan
panjang kurang lebih 100 cm untuk setiap kali pengedropan material baja atau setiap 10 ton
diameter sama.
Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dianggap perlu oleh
Konsultan MK. Semua biaya percobaan-percobaan tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
MK, bagian beton tersebut harus dibongkar dan dicor ulang, tempat pemotongan dan
construction joint ditentukan oleh MK.
Apabila kekeroposan beton ini mengakibatkan kekekuatan beton kurang dari yang
dispesifikasikan, MK dapat menghentikan pekerjaan pengecoran lain yang mempunyai
relevansi dengan unsur struktur tersebut.
WATER STOP
Water stop harus dipasang sesuai dengan gambar-gambar dan pada setiap construction
joint dari unsur-unsur basement, dan unsur-unsur lain yang berada di bawah muka air.
Water stop yang digunakan harus dari produsen yang telah disetujui oleh Konsultan MK,
dengan merek yang setara dengan Expandite.
Water stop yang dipasang horisontal seperti pada pertemuan antara dinding dan pelat yang
terletak di bawah tanah harus ditempatkan pada asnya.
Waterstop yang digunakan untuk construction joint maupun expansion joint harus
merupakan tipe yang memungkinkan terhadap pergerakan. Water stop harus dipasang dan
disambung pada posisi yang sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengecorn beton
dan pemadatannya.
Kontraktor harus mengajukan jenis material, metoda pemasangan dan shop drawing tentang
water stop ini untuk disetujui oleh MK.
Pembengkokan itu dilakukan oleh tenaga yang ahli, dan dengan menggunakan alat-alat
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak-retak dan sebagainya.
Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, Kontraktor harus membuat rencana kerja
pemotongan dan pembengkokan baha tulangan (bar bending schedule), yang sebelumnya
harus diserahkan kepada MK untuk disetujui.
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil sesuai dengan gambar dan sudah
diperhitungkan terhadap toleransi penurunannya.
Dinding 2.5 cm
> diameter tulangan
Balok :
Tulangan utama 4 cm
Sengkang 1.5 cm
Pelat :
Tulangan utama 2 cm
Tulangan pembagi 1.0 cm
Pada pengakhiran tulangan 2.5 cm, > 2xdiameter
Pembengkokan kembali besi ulir tidak diperkenankan. Apabila baja polos yang sudah dicor
beton, jari-jari pembengkokan minimal harus 2 kali diameter dari tulangan tersebut.
Semua tulangan harus diikat dengan baik dengan kawat beton sehingga tidak mengalami
perubahan posisi saat pengecoran beton. Akhir dari tulangan harus dibengkokan ke arah
dalam dan tidak diperkenankan untuk ditembuskan ke selimut beton.
Tulangan yang telah terpasang tetapi belum dicor harus dilindung sepenuhnya terhadap
korosi, sesuai pengarahan yang diberikan oleh MK.
PENGELASAN TULANGAN
Pengelasan tulangan hanya dapat dilakukan dengan persetujuan MK. Apabila pengelasan
diijinkan, pencegahan terhadap kebakaran harus sebaik mungkin dengan mempersiapkan
file extinguisher sedekat mungkin dengan lokasi pengelasan.
Angkur besi
Angkur
diameter 12
diameter 10 mm 1m
Pondasi
Batu Kali
Pondasi
Adukan beton
1.2.4.2.
Angkur besi
Hubungan Antara Sloof dengan Kolom
diameter 10 mm1m
Pada hubungan antara balok sloof dengan kolom, tulangan kolom diteruskan dan
Pondasi
dibengkokkan ke dalam sloof dengan ‘panjang lewatan’ paling pendek 40x diameter
tulangan (40cm= 40x10 mm).
Min. 40 x Diameter
Besi Kolom
Min. 40 cm
Sloof
Pondasi
Tabel 4. 4 Perkuatan Beger Melalui Tekukan Ujung Tulangan Begel dengan Sudut 135
Angkur dengan
diameter 10 mm dan
panjang minimal 40
cm
Pasangan ½ bata
6 lapis bata
Tabel 4. 6 Pemasangan Angkur Besi Sebagai Pengikat Antara Kolom dengan Dinding Pada Sudut
Bangunan
Tabel 4. 8 Tulangan Kolom Yang Akan Dibengkokkan Ke Dalam Balok Keliling (Balok Ring)
1.2.5.1. Umum
Acuan, baik yang sementara maupun yang permanen, dimaksudkan untuk membentuk
struktur-struktur beton dengan segala detailnya. Acuan yang dibuat harus dapat
dipertahankan bentuknya baik selama pemasangan tulangan maupun pengecorannya.
Perancah termasuk segala jenis unsur-unsurnya seperti pengaku, balok, pengikat dan
tiangnya, juga termasuk pondasi sementara yang diperlukan untuk memikul acuan tanpa
menimbulkan settlement
Baik acuan maupun perancah harus didisain oleh kontraktor untuk menyangga berat
maupun tekanan dari beton dalam keadaan basah dan peralatan yang mungkin ada di
atasnya, serta beban-baban kejut dan getaran. Kesemuanya ini harus direncanakan dengan
metoda ereksi dan pembongkaran yang sederhana sehingga memudahkan pemasangan,
penambahan maupun pembongkarannya
Defleksi (lendutan) yang diijinkan terjadi adalah 1/900 bentang dan untuk balok kantilever,
lendutan yang diijinkan adalah 1/300 bentang.
Acuan yang dipakai harus bersih dari segala macam kotoran, apabila akan digunakan
kembali acuan harus dibersihkan. Acuan yang sudah rusak dan tidak lurus lagi tidak
diperkenankan dipakai kembali.
Pengaku, acuan serta perancah yang dibuat harus dipersiapkan terhadap kemungkinan
settlement dari perancah tersebut. Acuan harus diparbaiki apabila ternyata perancah
mengalami settlement.
Semua tiang perancah harus dipasang dengan pengaku vertikal horisontal maupun
diagonal. Bracing lateral harus dari dua arah dan bracing diagonal harus dua sisi, baik
horisontal maupun vertikal. Apabila tiang ternyata perlu di sambung, pemasangan bracing
harus diatur sesuai dengan lokasi penyambungan tersebut.
Acuan untuk beton prategang harus diperhitungkan dapat menahan gaya-gaya yang
mungkin terjadi selama penarikan (stressing) berlangsung.
Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan, semua unsur yang harus berada di
dalam beton tersebut harus sudah ditempatkan secara benar, termasuk pengaturan selimut
betonnya.
Seluruh perancah dan acuan harus diperiksa kembali pada saat pengecoran beton akan
dimulai. Apabila ternyata ada bagian perancah atau acuan yang berubah posisi, perancah
maupun acuan tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum pengecoran dilaksanakan.
Waktu untuk melepas acuan dan perancah tergantung dari cuaca, metoda pemeliharaan
beton, kekuatan beton, tipe dari struktur dan beban rencana. Dalam segala hal, waktu untuk
melepas acuan dan perancah tidak kurang dari :
Pekerjaan pembongkaran acuan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh MK.
Lubang-lubang pada permukaan beton tidak boleh lebih besar dari 3 mm, lubang yang lebih
besar dari diameter 3 mm tapi lebih kecil dari 20 mm tidak boleh melebihi 0.5 % dari
permukaan beton tersebut. Lubang yang lebih besar dari 20 mm tidak diperkenankan.
Apabila terdapat lubang yang ternyata lebih besar dari 20 mm, harus dikonsultasikan
dengan MK.
Jika permukaan beton tidak dicat, adukan yang digunakan untuk perbaikan harus berwarna
sama dengan beton di sekelilingnya. Sample harus dibuat dahulu sebelum perbaikan
permukaan beton tersebut dimulai.
1.2.6.2. Pelat
Permukaan pelat harus merupakan permukaan yang rata tanpa adanya kelebihan adukan
ataupun lubang-lubang pada permukaan pelat tersebut, diluar batas toleransi yang diijinkan.
dibersihkan dengan cara disikat dengan hati-hati untuk mencegah ikut terbawanya agregat
yang sudah dicorkan.
Apabila pelat tidak difinish dengan adukan, permukaan beton tersebut harus dibuat kasar
sesuai dengan yang sesuai dengan schedulle finishing yang ada. Permukaan beton tersebut
harus diratakan sehingga memiliki level yang sama, tidak melewati batas toleransi yang
diijinkan.
Posisi as kolom dan as dinding geser (posisi 6 mm dalam 3 meter panjang dengan
bangunan) nilai maximum 1 cm untuk seluruh panjang.
Posisi Pondasi dan Pile cap 2 % dari lebar pondasi dengan nilai maximum 5 cm
Dimensi pondasi dan pile cap minus 1 cm sampai plus 5 cm
minus 5 % sampai plus 10%
dengan nilai maximum 5 cm
Demensi Unsur-unsur vertikal dan miring 5 mm dalam 5 meter dengan nilai maximum 1 cm untuk
seluruh panjang.
Deviasi horizontal kolom dan dinding geser 1.2 cm dari ketinggian 30 meter
dari ketinggiannya. 2 cm dari ketinggian 60 meter
2.5 cm dari ketinggian 90 meter
Level rata-rata Jarak lantai ke lantai 3 meter, deviasi = 6 mm Jarak lantai ke
lantai 6 meter, deviasi = 1.2 cm Jarak lantai ke lantai lebih dari
12 meter, deviasi = 2 cm
Deviasi level dari permukaan pelat 6 mm dari 3 meter panjang 1 cm dari 6 meter panjang dengan
nilai maximum 2 cm untuk panjang keseluruhan
Deviasi horisontal dari pelat, balok, dan 6 mm dari 6 meter panjang 1 cm dari 12 meter atau lebih.
unsur horisontal lain
Deviasi potongan (plat, balok kolom maupun dimensi < 15 cm + 1cm sampai -3 mm
dinding geser). dimensi >= 15 cm +1.2cm - -6 mm
Bukaan pada dinding dan pelat 6 mm
Tangga masing-masing tanjakan 2mm keseluruhan 6 mm masing-
masing injakan 3 mm keseluruhan 6 mm
Beton Prestress untuk potongan
unsur < 7.5 cm 1 mm
unsur < 45 cm 3 mm
unsur lebih besar atau 45 cm mm
deviasi memanjang 3 mm dari 3 meter panjang
1.2.7.1. UMUM
A. Ketentuan Umum
Sebelum pekerjaan pembuatan dan pemasangan atap genteng metal dilakukan, maka :
3. Bahan-bahan yang cacat tidak boleh digunakan, bahan yang dipasang harus sesuai
contoh yang sudah disetujui MK, Pemberi Tugas dan Perencana.
B. Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (material, pengiriman, penyimpanan,
pemasangan).
2. Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, perangkaian (assembling) dan ereksi
(erection), seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam gambar
kerja meliputi :
a. Pekerjaan rangka atap (roof truss)
b. Pekerjaan reng (batten)
c. Pekerjaan jurai dalam (valley gutter)
d. Pekerjaan jalusi atap (sofi-sofi atap)
C. Referensi
1. Semua pekerjaan harus merefer ke standar pemasangan atap genteng metal.
2. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh MK
dan Pemberi Tugas.
3. Kualifikasi pekerja :
a. Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
b. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
c. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, MK, dan Pemberi Tugas tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
D. Submittals/Pengiriman
1. Kontraktor harus mengirimkan contoh bahan dan sistem pemasangan yang lengkap
dengan teknikal spesifikasi dan label dari pabrik pembuat.
F. Garansi
1. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kualitas, ketahanan dan warna bahan.
2. Garansi untuk kualitas kerja pemasangan dari kontraktor / installer yang tepat, baik dan
sesuai dengan yang disebutkan dalam spesifikasi dan gambar perencanaan.
A. Material
1. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
a. Baja Mutu Tinggi G550
b. Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) : 550 Mpa
c. Modulus Elastisitas : 2,1 x 105 MPa
d. Modulus Geser : 8 x 104 MPa
2. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) :
a. 55 % Aluminium (Al)
b. 43,5 % Seng (Zinc)
c. 1,5 % Silicon (Si)
d. Ketebalan Pelapisan : 50 gr/m2 (AZ 50)
3. Profil Material :
a. Rangka Atap, profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-channel.
b. C75.100 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 1,00 mm), berat 1,29 Kg/M’
c. C75.75 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 0,75 mm), berat 0,97 Kg/M’
d. Reng (batten), Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat ( U terbalik).
e. TS. 41.055 (tinggi 41 mm dan tebal 0,55 mm), berat 0,66 Kg/M’
f. Talang jurai dalam (valley gutter)
g. Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan dasar baja
0.45 dan telah dibentuk menjadi talang lembah.
B. Merk
Produksi: Tabel Spesifikasi Material.
A. Pemeriksaan
Periksa permukaan atas dari semua gording atau rangka penumpu terletak pada suatu
bidang datar, perbaiki jika perlu dengan mendesak atau menyetel bagian-bagian ini dan
struktur penumpunya.
B. Persiapan
1. Desain rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta
memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar dalam perancangan standard batas desain
struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed Steel Structure Design). Desain
harus menggunakan software computer khusus untuk aplikasi baja cetak dingin, yang
telah mendapat rekomendasi dari Ahli Konstruksi Indonesia.
2. Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari material baja yang
akan digunakan serta dokumen data-data produk.
3. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja
adalah ukuran jadi/finish.
4. Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang diakibatkan
oleh kurang teliti dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan harus diganti kewajiban yang
sama juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat
Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari
Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan Elektrikal. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah
dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai biaya
tambah.
5. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Pengawas dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. Semua
perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang
mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang
akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah kurang.
6. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan difabrikasi di
workshop, baik workshop permanen atau workshop sementara. Kontraktor bertanggung
jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan pemasangan semua
komponen struktur konstruksi baja ringan.
C. Pemasangan
1. Sambungan
Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi
adalah baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan spesifikasi sebagai berikut :
2. Lindungi permukaan dari benda-benda berat dan tidak dianjurkan untuk ditempati
benda-benda seperti chiller dan sebagainya yang berkaitan dengan instalasi ME pada
atap.
3. Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan perbaikkan
pekerjaan tersebut diterima oleh MK. Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga
tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya. Biaya yang timbul untuk pekerjaan
perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap pekerjaan
yang telah dilaksanakan.
5. Sesudah pekerjaan atap metal selesai, permukaan atap harus dijaga terhadap
kemungkinan-kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda lain seperti chiller
dan sebagainya yang berkaitan dengan instalasi ME pada atap yang mungkin bisa
menimbulkan cacat, noda-noda dan sebagainya.
6. Apabila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut hingga pulih kembali
seperti semula, sampai hasil perbaikan tersebut dapat diterima dan disetujui oleh MK.
Biaya perbaikan ditanggung oleh Kontraktor.
F. Syarat Penerimaan
Kontraktor wajib memberikan:
1. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kualitas, ketahanan dan warna bahan.
Garansi untuk kualitas kerja pemasangan dari kontraktor / installer yang tepat, baik dan
sesuai dengan yang disebutkan dalam spesifikasi dan gambar perencanaan.
1. Bangunan dengan tembok sederhana tanpa perkuatan, artinya bangunan hanya terdiri
dari 100% tembok bata/batako, tanpa menggunakan kolom praktis dan Balok Ring;
2. Bangunan tembok sederhana dengan perkuatan, artinya bangunan terdiri dari tembok
bata/batako, yang diberikan bingkai berupa balok pondasi, kolom praktis, dan Balok
Ring.
1. Kupas plesteran di kedua sisi dinding yang akan diberikan perkuatan dengan kawat
anyam;
2. Pengupasan plesteran dinding sudut dan pertemuan dinding dilakukan pada kedua sisi
semua dinding yang bertemu;
3. Apabila mutu pengerjaan pasangan dinding kurang baik, kawat anyam dipasang
melapisi seluruh dinding;
4. Apabila mutu pengerjaan dinding cukup baik, kawat anyam cukup dipasang diarah
vertikal maupun horizontal sebagai pengganti balok dan olom praktis dengan lebar + 50
cm;
5. Apabila spesi pasangan bata yang ada menggunakan campuran kapur dan pasir atau
campuran kapur, serbuk semen merah dan pasir, tanpa semen, maka sebelum dipasang
perkuatan kawat anyam, sebaiknya spesi diberikan aliran air semen (1 semen:2 air)
yang dimulai dari bagian bawah dinding;
6. Ikat kawat anyam di kedua sisi dinding satu dengan yang lain dengan kawat pengikat,
setiap jarak + 15-20 cm. Lubang untuk kawat pengikat dibuat di “kepala” plesteran;
7. Plester kembali dinding yang sudah dipasang kawat anyam dengan adukan 1pc:3ps (1
semen:3 pasir);
8. Kalau balok pondasi tidak ada, buat balok pondasi 15x20 cm di sisi kiri dan kanan
dinding;
9. Kawat anyam di kedua sisi dinding dipaku ke balok pondasi tersebut;
10. Balok pondasi dapat dibuat dibawah maupun diatas lantai. Apabila balok pondasi dibuat
di atas lantai, balok pondasi diturunkan dibukaan pintu;
11. Kalau balok pondasi tidak dibuat, perkuat dinding bagian bawah dengan kawat anyam di
kedua sisi dinding;
12. Kalau memungkinkan, buat balok ring di atas dinding;
13. Kawat anyam harus dijangkar ke balok ring tersebut.
Uraian diatas dapat dilihat leih detail pada gambar dibawah ini:
Pelaksanaan:
1. Pasang penunjang kuda-kuda dari bambu atau kayu bulat + diameter 8-10 cm
secukupnya;
2. Bobok dinding + 20 cm disudut pertemuan pasangan dinding bata untuk pembuatan
kolom beton bertulang;
3. Kalau luas dinding > 6 m2, bobok juga dinding untuk membuat kolom antara;
4. Bobok spesi sepanjang minimal 40 cm setiap 6 lapis bata untuk penempatan jangkar
dinding;
5. Pasang tulangan kolom 4 dia. 10 mm dengan sengkang minimal dia. 8-150 mm;
6. Pasang tulangan balok 4 dia. 10 mm dengan sengkang minimal dia. 8-150 mm;
7. Pasang jangkar dia.10 mm, > 40 cm, setiap 6 lapis bata;
8. Balok dan kolom di cor sekaligus, (tidak bertahap), gerigi pada pasangan bata diisi
beton;
9. Kalau balok pondasi tidak ada, buat balok pondasi 15x20 cm disisi kiri dan kanan
dinding.
Uraian diatas dapat dilihat lebih detail pada gambar dibawah ini:
1. Bobok sambungan kolom dan balok untuk mengetahui mutu beton dan sambungan
tulangan kolom dan balok;
2. Kalau sambungan tulangan kolom dan balok tidak benar, pasang jangkar tambahan.
Tambahkan sengkang di daerah sambungan tersebut;
3. Kawat anyam dia. > 1 mm, ukuran < 2.5 x 2.5 cm dipasang di kedua sisi dinding dan
“dijahit” dengan kawat pengikat;
4. Kawat anyam dipaku ke kolom beton/balok beton;
5. Plesteran di dinding lebar 2 cm, tebal 1 cm memanjang arah vertikal.
1. Balok dan kolom yang mudah dibobok mengindikasikan mutu beton yang rendah;
2. Seluruh balok dan kolom dengan mutu beton rendah harus dibuang dan diganti dengan
mutu beton yang memadai;
3. Sengkang balok dan kolom harus ditambah jika ada indikasi jarak sengkang lama > 150
mm, atau bahkan tidak ada;
4. Detail tulangan sambungan harus memenuhi syarat tahan gempa.
5. Kalau seluruh bidang dinding roboh, buat dinding baru dengan perkuatan balok pondasi,
balok ring dan kolom praktis, lengkap dengan jangkar dinding minimal dia. 10 mm,
panjang > 40 cm, setiap 6 lapis bata.
1. Pasang penunjang dari bambu atau kayu bulat/persegi + dia. 8-10 cm secukupnya;
2. Kupas selimut beton untuk mengetahui jumlah sengkang kolom/balok;
3. Kalau jumlah tulangan kolom < 4 dia. 10 mm, bobok seluruh kolom/balok untuk
menambah tulangan;
4. Kalau hanya detail sambungan kolom-balok yang tidak sesuai untuk daerah gempa,
bobok kolom/balok secukupnya untuk pasang tulangan penjangkaran dari kolom ke
balok;
5. Pasang tulangan tambahan 4 dia. 10 mm;
6. Tulangan kolom yang bengkok diluruskan, pasang tulangan penjangkaran 4 dia. 13 mm;
7. Kalau jarak sengkang > 150 mm, pasang sengkang tambahan agar sengkang menjadi
dia 8-150 mm;
8. Pasang sengkang tambahan agar sengkang menjadi dia. 8-150 mm;
9. Pasang jangkar dinding dia. 10 mm, panjang 40 cm, tiap 6 lapis bata;
10. Kupas selimut beton kolom untuk pasang jangkar dinding dia. 10 mm, panjang 10 cm,
tiap 6 lapis bata;
11. Buat bekisting berbentuk corong agar beton lama dan beton baru menjadi satu
kesatuan;
12. Cor kolom dan balok sekaligus (tidak bertahap);
13. Setelah 24 jam bekisting dilepas dan bagian beton “corong” dibobok;
14. Pasang dinding baru sampai di bawah balok ring.
1. SNI 03-0675:1989 - Spesifikasi Ukuran Kusen Pintu, Jendela, Daun Jendela, Daun Pintu
untuk Bangunan Rumah dan Gedung;
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bongkaran meliputi pembongkaran bangunan exsisting sesuai dengan
keterangan pada gambar.
B. Pelaksanaan Pembongkaran
1. Sebelum dilakukan pembongkaran Kontraktor harus mendapat izin pembongkaran dari
Pemberi Tugas serta izin-izin lain dari PEMDA setempat termasuk izin pemakaian jalan,
tempat pembuangan puing dan lain-lain. Kelalaian dalam hal ini, resiko menjadi
tanggung jawab Kontraktor;
2. Dalam pelaksanaan pembongkaran ini Kontraktor wajib membuat usulan rencana
pembongkaran minimal menyebutkan:
a. Metode Pembongkaran;
b. Waktu pengangkatan bongkaran;
c. Lokasi pembuangan bongkaran;
d. Pengamanan terhadap instalasi M/E;
e. Jangka waktu pelaksanaan;
f. Lain-lain yang berkenaan dengan pembongkaran ini.
8. Peralatan bongkar menjadi tanggung jawab Kontraktor;
9. Kontraktor harus memperhatikan keadaan sekeliling lokasi pekerjaan serta keselamatan
pengguna lahan tempat bongkaran;
10. Kontraktor harus menginventarisasi komponen-komponen yang akan digunakan kembali
sebelum dibongkar dan sesudah dibongkar dan memberi catatan tentang cacat dan
rusak atas persetujuan MK/Konsultan Pengawas;
11. Kontraktor harus mengamankan barang yang akan digunakan kembali dan
menyimpannya pada tempat yang aman;
12. Penempatan hasil bongkaran/ puing-puing tidak boleh mengganggu tahapan pekerjaan
selanjutnya dan lingkungan sekitar;
13. Apabila ada kerusakan maupun barang yang hilang menjadi tanggung jawab Kontraktor;
Pembuangan sisa material hasil bongkaran yang tidak akan digunakan kembali menjadi
tanggung jawab kontraktor dan sisanya harus dibuang ke luar site atau tempat lain atas
persetujuan pengawas.
Sisa material hasil bongkaran yang tidak akan digunakan kembali harus dikeluarkan paling
lambat dalam waktu 1 x 24 jam setelah dilakukan pembongkaran, sehingga tidak
mengganggu penyimpanan material lain.
A. Lingkup Pekerjaan
1. Dinding sisi luar bangunan, pekerjaan dinding lainnya sesuai gambar.
2. Dinding toilet, dinding pembatas ruangan dan lain-lain.
3. Untuk pekerjaan rehabilitasi ketentuan dan penggunaan material mengikuti jenis
material eksisting sesuai gambar.
B. Bahan
1. Material
a. Batu bata yang digunakan adalah jenis batu bata press
b. Kontraktor wajib memberikan contoh pada Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi Pemberi Tugas untuk dimintakan persetujuannya.
c. Apabila bahan-bahan yang datang dianggap tidak memenuhi syarat oleh
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi/Pemberi Tugas, maka Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi/Pemberi Tugas berhak menolak bahan-bahan
tersebut dan Kontraktor wajib untuk segera mengeluarkan dari lokasi
pembangunan dan menggantikan yang baru (yang disetujui).
2. Produk/Merek batu bata: Tabel Spesifikasi Material.
3. Semen atau Semen Instant
a. Semen yang datang di proyek, harus disimpan di dalam gudang yang lantainya
kering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah disekitarnya.
Penyimpanan semen tidak boleh lebih dari 1 bulan untuk menghindari agar
semen tidak membatu.
b. Bilamana pada setiap pembukaan kantong, ternyata semennya sudah lembab
dan menunjukkan gejala membatu, maka semen tersebut tidak boleh
dipergunakan dan harus segera dikeluarkan dari lokasi pembangunan.
c. Supplier/Pedagang yang mengirim semen ke pekerjaan hendaknya dapat
menunjukkan sertifikat dari pabriknya.
Menggunakan jenis semen instant dengan sistem adukan sesuai petunjuk pabrik
pembuat.
2. Pasangan Biasa
a. Jika menggunakan adukan semen dan pasir pasang.
Adukan 1 PC : 5 PS digunakan untuk semua pasangan bata diluar pasangan
kedap air.
3. Semua pemasangan harus diletakkan tegak lurus, datar dalam satu garis lurus dan
berjarak sama;
4. Sebelum dipasang batu bata tersebut harus dibasahi dengan air. Bata yang lebarnya
kurang dari 12 cm tidak boleh dipergunakan. Tebal spesi adalah 1 cm – 2 cm;
5. Berikan contoh dari batu bata untuk mendapatkan persetujuan dari MK;
6. Setiap bidang pasangan bata yang luasnya melebihi 12 m2 harus ditambahkan
kolom praktis dan balok praktis untuk memperkuat dan pengikat pasangan dinding
bata. Atau ketentuan lain atas petunjuk MK;
7. Pemasangan batu bata harus bertahap setiap 1 meter dan diikuti cor kolom praktis.
8. Sebelum diplester batu bata harus disiram air lebih dahulu;
9. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan. Sedangkan bata merah yang
patah 2 tidak boleh dipasang melebihi dari 5 %;
10. Pasangan batu bata harus menghasilkan finish 15 cm untuk ½ batu dan finish 25 cm
untuk 1 bata;
11. Antara kolom dan dinding dihubungkan dengan pemberian angkur setiap 6 lapis
bata. Penggunaan angkur dengan diameter 10 mm dan panjang minimal 40 cm.
A. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding / bidang yang akan diplester, serta
pelaksanaan pekerjaan pemlesteran itu sendiri pada dinding-dinding yang akan diselesaikan
dengan cat, sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan notasi penyelesaian
dinding. Seluruh dinding pasangan bata baik yang terlihat ataupun tidak terlihat (pasangan
block beton ringan aerasi diatas plafond dan dinding shaft) harus tetap diplester.
B. Bahan
1. Jika menggunakan adukan semen dan pasir pasang
a. Persyaratan Teknis
1) Agregat untuk Plesteran
- Bentuk dan ukuran
Bentuk dan ukuran agregat untuk plesteran harus memenuhi:
• Agregat halus alami hasil disintegrasi batu alam;
• Agregat halus hasil olahan diproses khusus sehingga bentuk dan
ukuran sesuai Tabel persyaratan Gradasi Agregat Alam untuk
Plesteran Lapisan Kamprot dan Badan;
• Agregat yang berbutir bulat dan berukuran seragam tidak boleh
digunakan.
- Unsur Perusak
Untuk perusak yang terkandung dalam agregat harus dibatasi sebagai
berikut:
• Partikel yang mudah pecah maksimum 1.0 %;
• Tidak mengandung zat organik;
• Partikel ringan yang terapung pada cairan dengan berat jenis 2.0
maksimum 0.5 %;
• Kadar lumpur maksimum 5 %;
• Bebas dari kotoran yang dapat merusak warna.
- Sifat fisik
Sifat fisik agregat untuk plesteran harus memenuhi:
• Gradasi agregat untuk lapisan pertama dan lapisan kedua mengikuti
ketentuan tabel dibawah ini:
Tabel Gradasi Agregat Alam untuk Plesteran Lapisan Kamprot dan Badan
Persen Lolos
Saringan
Maksimum Minimum
No. 4 (4.76 mm) 100 ----
No. 8 (2.36 mm) 90 100
No. 16 (1.18 mm) 60 90
No. 30 (600 um) 35 70
No. 50 (300 um) 10 30
No. 100 (150 um) 0 5
No. 200 (75 um) 0 3
Persen Lolos
Saringan
Perlit Vermikulit
No. 4 (4.76 mm) 100 ---- 100 ----
No. 8 (2.36 mm) 95 100 90 100
No. 16 (1.18
40 95 25 60
mm)
No. 30 (600 um) 5 55 5 35
No. 50 (300 um) 2 25 2 25
No. 100 (150
0 15 0 10
um)
C. Jenis Plesteran
Jenis-jenis plesteran dan adukan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Jenis semen instant dan aturan penggunaan sesuai petunjuk pabrik pembuat.
1. Adukan Plesteran
Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan tangan sesuai
persyaratan MK/Perencana/Pemberi Tugas. Apabila dipandang perlu dan sesuai
dengan rencana, Kontraktor diperkenankan menggunakan bahan-bahan kimia
sebagai campuran.
2. Contoh-contoh
Kontraktor harus membuat contoh (mock up) bidang plesteran dari setiap macam
pekerjaan plesteran sesuai dengan yang diminta, sehingga jenis/macam pekerjaan
tersebut dapat diterima oleh Perencana/Pemberi Tugas.
Dan untuk seterusnya semua pekerjaan plesteran harus sama dengan contoh yang
dibuat.
Untuk dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya diadakan pemeriksaan
secara silang oleh pelaksana dengan menggunakan garisan panjang yang
digerakkan secara vertikal dan horizontal (silang) dan atau dengan alat bantu
lainnya. Tebal plesteran harus diukur supaya mendapatkan ketebalan yang sama
pada kedua muka dinding dan hasil akhir dari dinding tembok setelah diplester
adalah 15 cm kecuali ditentukan lain. Setelah itu baru diadakan pengacian.
3. Sudut-sudut Plesteran
Semua sudut vertikal dan horizontal, luar dan dalam harus dilaksanakan secara
sempurna, tegak dan siku.
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata) harus diperbaiki
secara sempurna. Bagian-bagian yang akan diperbaiki hendaknya dibobok secara
teratur (dibuat bobokan yang berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata
dengan sekitarnya.
5. Naad Plesteran
a. Naad-naad harus dibuat sesuai dengan gambar rencana.
b. Besarnya naad akan ditentukan kemudian.
c. Pembuatan naad harus lurus dan rata baik horizontal maupun vertikal, dan
kedalamannya harus sama.
d. Pembuatan naad harus menggunakan list kayu (sesuai ukuran naad) dan tali
untuk mengukur kelurusan horizontal/vertikal agar rapi.
1.3.3.1. UMUM
A. Ketentuan Umum
Sebelum pekerjaan pembuatan dan pemasangan atap genteng metal dan Lisplank
dilakukan, maka:
3. Bahan-bahan yang cacat tidak boleh digunakan, bahan yang dipasang harus sesuai
contoh yang sudah disetujui MK, Pemberi Tugas dan Perencana.
B. Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (material, pengiriman, penyimpanan,
pemasangan).
2. Meliputi pekerjaan atap metal berpasir dan lisplank beserta rangka-rangka
pendukungnya.
3. Untuk pekerjaan rehabilitasi ketentuan dan penggunaan material mengikuti jenis material
eksisting sesuai gambar.
C. Referensi
1. Semua pekerjaan harus merefer ke standar pemasangan atap genteng metal.
2. Quality Assurance:
Kualifikasi manufaktur: produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh MK
dan Pemberi Tugas.
3. Kualifikasi pekerja:
a. Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
b. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
c. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, MK, dan Pemberi Tugas tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
D. Submittals/Pengiriman
1. Kontraktor harus mengirimkan contoh bahan dan sistem pemasangan yang lengkap
dengan teknikal spesifikasi dan label dari pabrik pembuat.
2. Mengirimkan shop drawing yang menunjukkan sistem pemasangan atap dan hubungan
dengan bagian-bagian kain seperti tangki baja, dinding, talang dan sebagainya untuk
disetujui MK,dan Perencana.
2. Material harus disimpan dan dirawat dalam gudang tertutup, aman, terlindung, lengkap
disimpan dengan label, tipe, baik dan sesuai dengan yang disebutkan dalam spesifikasi
dan gambar perencanaan.
F. Garansi
1. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kualitas, ketahanan dan warna bahan.
2. Garansi untuk kualitas kerja pemasangan dari kontraktor/installer yang tepat, baik dan
sesuai dengan yang disebutkan dalam spesifikasi dan gambar perencanaan.
A. Material
1. Material atap terbuat dari baja lembaran berlapis lindung paduan seng dan aluminium.
2. Pewarnaan material dilakukan di pabrik dengan lapisan silicone polyster melalui oven
baked.
B. Merk
Dapat dilihat pada tabel spesifikasi material.
A. Pemeriksaan
Periksa permukaan atas dari semua gording atau rangka penumpu terletak pada suatu
bidang datar, perbaiki jika perlu dengan mendesak atau menyetel bagian-bagian ini dan
struktur penumpunya.
B. Persiapan
1. Untuk melindungi permukaan lembaran-lembaran dan keamanan pekerja,
disarankan agar hanya ditangani oleh para pekerja yang menggunakan sarung
tangan yang bersih dan kering, lembaran-lembaran tidak boleh ditarik diatas
permukaan yang kasar, diatas lembaran yang lain.
2. Sekrup-sekrup yang digunakan memiliki kemampuan untuk mendukung umur
bangunan yang dirancang, diperlukan rekomendasi untuk penggunaan produk
tersebut.
3. Seluruh asesori yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus sesuai dengan
standard produk yang digunakan.
C. Pemasangan
1. Seluruh metode pemasangan harus sesuai dengan petunjuk produk yang digunakan
dan diperlihatkan dalam shop drawing.
2. Pemasangan lembaran metal, nok, dan komponen lain yang diperlukan sesuai
instruksi produk.
3. Pemasangan atap metal beserta detail seperti pekerjaan penutup sudut, pengakhiran
pada punggung gelombang, pengakhiran tepi harus mengikuti petunjuk dari produk
yang digunakan sehingga terjamin dari kebocoran-kebocoran.
2. Lindungi permukaan dari benda-benda berat dan tidak dianjurkan untuk ditempati
benda-benda seperti chiller dan sebagainya yang berkaitan dengan instalasi ME
pada atap.
3. Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan
perbaikkan pekerjaan tersebut diterima oleh MK. Perbaikan dilaksanakan sedemikian
rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya. Biaya yang timbul untuk
pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap pekerjaan
yang telah dilaksanakan.
5. Sesudah pekerjaan atap metal selesai, permukaan atap harus dijaga terhadap
kemungkinan-kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda lain seperti
chiller dan sebagainya yang berkaitan dengan instalasi ME pada atap yang mungkin
bisa menimbulkan cacat, noda-noda dan sebagainya.
6. Apabila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut hingga pulih
kembali seperti semula, sampai hasil perbaikan tersebut dapat diterima dan disetujui
oleh MK. Biaya perbaikan ditanggung oleh Kontraktor.
F. Syarat Penerimaan
Kontraktor wajib memberikan:
1. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kualitas, ketahanan dan warna bahan.
2. Garansi untuk kualitas kerja pemasangan dari kontraktor / installer yang tepat, baik
dan sesuai dengan yang disebutkan dalam spesifikasi dan gambar perencanaan.
1.3.4.1. UMUM
A. Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat untuk pekerja, material/bahan, pengiriman,
penyimpanan, pemasangan, penerimaan;
2. Meliputi penyediaan kusen-kusen, jendela dan pintu-pintu panel UPVC sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi ini, aksesori yang diperlukan untuk
pemasangan dan kelengkapannya, penyimpanan dan perawatan, serta
pembangunannya sesuai yang telah ditunjukkan dalam gambar;
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan pekerjaan kusen, pintu, jendela, dan
pekerjaan kaca;
4. Untuk pekerjaan rehabilitasi ketentuan dan penggunaan material mengikuti jenis material
eksisting sesuai gambar.
Bagian ini menjelaskan “Commercial Quality” kusen dan pintu-pintu panel untuk pintu dan
bukaan-bukaan yang berhubungan, termasuk panels dan louvres pada pintu-pintu dan
frame tersebut.
B. Quality Assurance
1. Kualifikasi manufaktur: produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh MK
dan Pemberi Tugas.
3. Sistem akan dites oleh laboratorium testing independen yang dipilih oleh Pemberi Tugas
dengan mock-up system yang harus dibuat oleh Kontraktor.
4. Building concrete structural tolerances: harus tidak boleh lebih dari toleransi
pemasangan seperti: batas-batas perbedaan untuk posisi tegak dan level.
C. Kualifikasi pekerja
1. Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
2. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
3. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, MK dan Pemberi Tugas tidak mengijinkan
tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
1. Terbuat dari bahan UPVC (unplasticised polyvinyl chloride), dari produk dalam
negeri warna putih atau dengan kualitas sama yang memenuhi standar ISO dan TKDN
(tingkat komponen dalam negeri) yang dikeluarkan oleh Kementerian terkait;
2. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih dahulu dibuatkan
gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui MK/Konsultan Pengawas dan
Perencana;
3. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil
harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit
jendela, pintu, dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap
unit didapatkan warna yang sama;
4. Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu dengan
seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan, pewarnaan, yang disyaratkan MK/Konsultan Pengawas;
5. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja dan syarat-
syarat dari pekerjaan UPVC serta memenuhi ketentuan- ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan;
6. Konstruksi kusen, daun dan panel UPVC yang dikerjakan seperti yang
ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya;
7. Kusen daun dan panel UPVC eksterior memiliki ketahanan terhadap air/kebocoran
air, tidak terlihat kebocoran signifikan air masuk ke dalam interior bangunan sampai
tekanan 137 Pa dalam jangka waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4
lt/m2 min.
A. Pesyaratan Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar- gambar dan
kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Kontraktor
diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil
UPVC yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan
persetujuan dari MK/Konsultan Pengawas dan Perencana;
2. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan
lapangan dimulai. Proses ini sudah didahului dengan pembuatan shop drawing atas
petunjuk Perencana, meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.
Kontraktor juga diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan yang mendasari
system dan dimensi profil UPVC terpasang, sehingga memenuhi persyaratan yang
diminta/berlaku. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kehandalan pekerjaan ini;
3. Semua frame/kusen baik untuk jendela, pintu dan dinding partisi, dikerjakan
secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan;
4. Pemotongan profil UPVC hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya
pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada
permukaannya;
5. Pengelasan/welding dibenarkan menggunakan alat pemanas khusus dengan suhu
minimal 250°C. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang
sesuai dengan gambar;
6. Angkur-angkur untuk rangka/kusen UPVC terbuat dari steel plate setebal 2-3 mm;
7. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan
sistem kusen UPVC harus ditutup oleh karet list.
8. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen UPVC akan bertemu
dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus
diberi lapisan chromium untuk menghindari timbulnya korosi;
9. Toleransi pemasangan kusen UPVC disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout;
10. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang
yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini dilakukan pada
swing door dan double door.
11. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan suara;
12. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan;
13. Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan tangan;
14. Profil UPVC yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk memperoleh
persetujuan Perencana.
B. Pengetesan
1. Typical Window
a. Semua jendela-jendela typical harus dipasang terlebih dahulu, termasuk
pemasangan kaca dan sealant.
b. Sample dari material UPVC harus ditest di laboratorium yang disetujui oleh
Manajemen Konstruksi, dan test tersebut harus meliputi :
1) Ketebalan material
2) Staining test
3) Weight test
4) Corrosion test
c. Kontraktor harus melakukan test untuk kekuatan, workman ship, dan kapasitas
waterproof untuk kusen-kusen jendela, dan disaksikan oleh Manajemen Konstruksi,
Perencana, dan Pemberi Tugas.
2. Maintenance Period
Pada saat akhir periode maintenance, bila MK dan Pemberi Tugas mempertimbangkan
terdapat hal-hal yang tidak sesuai (rusak) dengan hasil test kekuatan dan sebagainya,
Kontraktor harus segera memperbaikinya dan/atau menggantinya dengan unit baru
sesuai persetujuan MK dan Pemberi Tugas.
D. Syarat Penerimaan
Sebagai syarat penerimaan, kontraktor harus mengirimkan garansi sebagai berikut :
1. Garansi tertulis dari fabrikator untuk UPVC, minimum 20 tahun. Garansi juga harus
menyangkut kegagalan pekerjaan atau material, hilangnya properti mekanis (loss of
mechanical properties), kebocoran air, kegagalan struktural, non uniformity of surfaces,
korosi/karat, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan performance.
2. Kontraktor harus mengirimkan bukti-bukti mengenai sumber dari material dan
aksesorinya dalam bentuk sertifikat “Certificate of Origin” dari manufaktur yang disetujui
oleh Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas.
1.3.5.1. UMUM
A. Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat untuk pekerja, material/bahan, pengiriman,
penyimpanan, pemasangan dan penerimaan.
Selain itu pekerjaan-pekerjaan seperti memasang dan melakukan set Ironmongery pada
pintu/jendela.
Bagian-bagian atau aksesoris yang termasuk dalam pasal ini adalah : hinges/engsel,
lock cylinder dan kunci, lock dan latch set, belts, push/pull unito, alat-alat control pintu
(miscellaneous), unit-unit trim pintu, protection plates, door closer, door stopper, sound
tripping untuk pintu-pintu interior, automatic drop seals/door bottom dan bagian-bagian
lain yang diperlukan;
3. Untuk pekerjaan rehabilitasi ketentuan dan penggunaan material mengikuti jenis material
eksisting sesuai gambar.
B. Referensi
1. Quality Assurance :
c. Fire rated openings: sediakan hardware untuk pintu-pintu tahan api (fire rated) yang
memenuhi persyaratan-persyaratan yuridiksi otoritas. Sediakan hanya item-item
hardware pintu yang terdapat dalam list dan identik dengan produk-produk yang
ditest oleh organisasi testing dan inspeksi yang diterima oleh jurisdiksi otoritas dan
tunduk pada persyaratan-persyaratan pintu tahan api (fire rated) dan label pada
kusen pintu.
2. Kualifikasi Pekerja :
a. Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
b. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
c. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Manajemen Konstruksi, Pemberi Tugas,
dan Perencana tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
A. Material
1. Semua item hardware yang dipasang pada fungsi-fungsi yang sama harus berasal dari
satu pabrik/manufaktur bila memungkinkan. Semua lockset harus berasal dari satu
pabrik dan silindernya haruslah dapat ditukar-tukar;
B. Fabrikasi
1. Cetakan nama pabrik : jangan memakai produk yang memiliki cetakan nama manufaktur
atau daftar merk yang tertera dengan bagian yang terlihat (hilangkan cetakan yang
removable) kecuali bila berkenan dengan label tahan api (fire rated) yang dibutuhkan,
atau sesuai persetujuan Perencana, Manajemen Konstruksi, dan Pemberi Tugas.
2. Base metal : produk dari unit hardware harus dibuat dengan metode basic metal dan
forming method yang sesuai standard metal alloy manufaktur, termasuk komposisi,
temper dan kekerasannya, tapi tidak ada unit casing yang kualitasnya lebih rendah dari
yang dispesifikasikan sesuai finishing yang ditunjukkan.
3. Fastener: sediakan hardware yang dibuat untuk kesesuaian dengan pembuat cetakan
(template). Secara umum siapkan pemasangan dengan memakai mesin pemasang
sekrup. Jangan pakai hardware yang telah disiapkan dengan self topping metal screw,
kecuali ditunjukkan dalam spesifikasi.
4. Lengkapilah sekrup untuk pemasangan hardware. Lakukan dengan sistem sekrup,
Philips flot-head kecuali ditunjukkan lain.
5. Tutuplah sekrup yang terbuka (dalam setiap kondisi) agar cocok dengan finish hardware
atau bila terbuka pada permukaan bagian pekerjaan lain yang berdekatan agar sesuai
dengan finishing bagian pekerjaan lain tersebut sedekat/semirip mungkin termasuk
mempersiapkan permukaan cat dan memeriksa finishing cat.
6. Pasanglah fastener tersembunyi (concealed fastener) untuk hardware unit yang
terekspose pada kondisi bila tidak ada standard unit yang tersedia dengan fastener
tersembunyi.
Jangan memakai thru-bolts untuk pemasangan dimana bolt head atau mur pada muka
yang berlawanan diekspose pada bagian pekerjaan lain, kecuali pemakaiannya hanya
dipakai untuk memperkuat jenis pekerjaan pengencangan hardware dengan aman. Bila
thru-bolts digunakan sebagai alat untuk memperkuat bagian pekerjaan, siapkanlah
sleeves untuk setiap thru-bolts atau gunakan screw fastener.
2. Sekrup : sediakan sekrup Philips Flat-Head yang sesuai dengan kebutuhan berikut :
a. Untuk kusen dan pintu-pintu UPVC pasanglah sekrup mesin pada lubang yang telah
di drilling dan di tapping.
b. Untuk kusen dan pintu-pintu kayu gunakan sekrup kayu.
c. Untuk pintu tahan api (fire-rated) pasanglah sekrup ukuran 12 x 1 ¼ inch tipe
threaded-to-the-head steel.
d. Finishlah kepala sekrup agar match dengan permukaan engsel dan pivot.
3. Hinge Pins : kecuali disebutkan berbeda, sediakanlah hinge pins sebagai berikut :
a. Outswing exterior doors : Non removable pins
b. Interior doors : Nonrising pins
c. Tips : ratakan button dan matching plugs, finishing agar match dengan daun.
4. Jumlah engsel : sediakan jumlah engsel yang ditunjukkan dan tidak kurang dari 3 engsel
untuk setiap daun pintu untuk pintu ukuran tinggi 2.150 mm, dan satu engsel tambahan
untuk setiap tambahan 75 cm tinggi.
Pekerjaan furnishing final cores dan kunci untuk pemasangan adalah oleh Pemberi
Tugas.
Tuliskan dengan permanen untuk setiap kunci sesuai jumlah lock yaitu pada identifikasi
silinder, simbol kunci pembuat, dengan notasi “Do not Duplicate”.
7. Jumlah kunci : lengkapi dengan 3 buah anak kunci untuk setiap lock, 5 masterkey untuk
setiap master system, dan 5 grand master key untuk setiap grand master system.
Kontraktor harus mengirimkan sertifikat laporan test kepada MK, Pemberi Tugas, dan
Perencana untuk persetujuan, bersamaan dengan pengiriman hardware sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang dispesifikasikan disini.
3. Data-data produk termasuk data produk teknis dari pabrik untuk setiap item hardware
pintu, instruksi pemasangan, maintenance untuk finish dan bagian-bagian yang
bergerak, dan informasi-informasi lain yang dibutuhkan untuk menunjukkan pemenuhan
persyaratan-persyaratan.
4. Final hardware schedule yang terkoordinasi dengan pintu-pintu, kusen-kusen dan
pekerjaan-pekerjaan lain untuk memastikan ukuran yang tepat, ketebalan, pengepasan
dan finish dari hardware pintu/jendela.
a. Final hardware schedule berisi : item-item berdasarkan hardware yang ditunjukkan,
schedule yang telah diatur ke dalam hardware set yang menunjukkan penandaan
secara lengkap dari setiap item yang dibutuhkan untuk setiap pintu atau bukaan.
1) Tipe, style, fungsi, ukuran dan finish untuk setiap item hardware
2) Nama dan manufaktur untuk setiap item
3) Pengencangan (fastener) dan informasi lain terkait
4) Lokasi untuk setiap referensi (cross reference) hardware set untuk ditunjukkan
dalam gambar-gambar denah dan schedule pintu dan kusen.
5) Penjelasan mengenai singkatan-singkatan, simbol-simbol dan kode yang
terdapat dalam schedule.
6) Lokasi pemasangan (mounting) untuk hardware
7) Ukuran dan material dari pintu
8) Informasi kunci-kunci
b. Submital Squence
Kirimkan draft initial dari final schedule bersama-sama dengan data produk sebagai
informasi/data fabrikasi/instalasi dari pekerjaan/bagian terkait dalam schedule
pelaksanaan proyek. Kirimkan schedule final sample, produk data, koordinasi
dengan shop drawings dalam pekerjaan-pekerjaan terkait lain, schedule pengiriman
dan informasi sejenis.
c. Schedule sistem kunci : kirimkan schedule detail sistem kunci terpisah yang
menunjukkan dengan jelas bagaimana instruksi final pemilik dalam melakukan
penguncian (operasional), telah dipenuhi.
5. Sample dari setiap tipe hardware yang diekspose lengkap dengan finishing dan label
berisi deskripsi lengkap dengan jadwal koordinasi sesuai schedule. Kirimkan sample
sebelum pengiriman hardware schedule. Sample akan dikembalikan kepada supplier.
6. Pengiriman sistem kunci : sebelum kunci dikirim ke lapangan, kirimkan sistem
penguncian yang lengkap (Keying System) untuk persetujuan MK, Pemberi Tugas, dan
Perencana.
7. Templates untuk pintu-pintu, kusen-kusen dan pekerjaan-pekerjaan lain yang
dispesifikasikan harus disiapkan oleh pabrik/factory untuk pemasangan hardware
pintu/jendela. Check shop drawings pada pekerjaan-pekerjaan lain untuk memastikan
bahwa telah ada persiapan yang cukup dibuat untuk menempatkan dan memasang
hardware pintu/jendela yang sesuai pada persyaratan yang ditunjukkan.
B. Pemasangan
1. Pasanglah unit hardware pada ketinggian yang ditunjukkan atau diperlukan untuk
menyesuaikan dengan peraturan-peraturan pemerintah kecuali sebaliknya diusulkan lain
oleh Manajemen Konstruksi, Pemberi Tugas dan Perencana.
2. Pasanglah setiap item hardware sesuai dengan instruksi dan rekomendasi dari
manufaktur. Bilamana pemotongan dan pengepasan diperlukan untuk memasang
hardware pada atau permukaan yang selanjutnya akan di cat atau difinish dengan cara
lain, koordinasikan pemindahan, penyimpanan dan instalasi kembali, atau pasanglah
proteksi pada permukaan pekerjaan finishing. Jangan pasang item surface-mounted
sampai finish telah diselesaikan termasuk pada bagian dasarnya (substrates).
3. Pasanglah unit-unit dengan rata, tegak dan benar pada garis dan lokasinya. Setellah
dan perkuatlah dasar dari item sesuai dengan yang diperlukan untuk pemasangan dan
operasional yang baik.
4. Lubangilah dan pasanglah unit anchorage fastener yang tidak disiapkan dalam pabrik
secara concealed (tersembunyi). Berilah spasi pada fastener dan anchor sesuai dengan
standard industri.
5. Atur treshold untuk pintu exterior dengan memasang penuh butyl-rubber atau sealant
Polyisobutylene mastic sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam pasal
Joint Sealant.
6. Weatherstripping dan Seals : bila tidak sesuai dengan instruksi dan rekomendasi dari
pabrik untuk persyaratan pemasangan/melanggar, jangan dicantumkan.
d. Siapkan report tertulis untuk masalah yang timbul pada saat ini maupun perkiraan
dimasa-masa yang akan datang (sesuai dengan situasi yang ada) untuk
performance dari hardware.
E. Syarat Penerimaan
Kontraktor wajib memberikan garansi sebagai berikut :
1. Garansi tertulis dari fabrikator untuk lalu lintas bahan finishingnya, ketahanan dan
kekuatan dalam operasional selama 20 tahun.
2. Garansi tertulis dari kontraktor/supplier/installer untuk ketepatan sistem pemasangan,
kebenaran pemasangan dan kelengkapan (miscellaneous) yng dibutuhkan dalam
pemasangan hardware.
1.3.6.1. UMUM
A. Ketentuan Umum
1. Pekerjaan penyelesaian baru dapat dikerjakan setelah semua pekerjaan instalasi yang
harus dipasang diatas langit-langit telah selesai dipasang dan diuji coba (test).
2. Semua pekerjaan plafond harus rata, rapih dan tidak bergelombang.
3. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah, dan tidak
melengkung.
Warna dan tekstur bahan harus sama.
4. Peil ketinggian plafond harus sesuai gambar rencana.
B. Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat untuk pekerja, bahan/material, pengiriman,
penyimpanan, pemasangan dan penerimaan.
2. Meliputi penyediaan bahan plafond : PVC, Gypsum, GRC, compound, tape, rangka
penggantung plafond, pemasangan rangka gantung dan bahan plafond pada tempat-
tempat yang sesuai dengan gambar rencana. Lingkup pekerjaan ini mengikat dan
berlaku untuk seluruh pekerjaan langit-langit.
3. Untuk pekerjaan rehabilitasi ketentuan dan penggunaan material mengikuti jenis material
eksisting sesuai gambar.
C. Referensi
1. Semua pekerjaan harus merefer ke standar :
a. ASTM C 1396 Standard Board
b. ASTM C 645 Rangka Metal; Stud, U Channel, Metal Furring
c. ASTM C 475 Joint compound dan Joint tape
d. ASTM C 1002 Drywall Screw
e. ASTM C 840 Aplikasi dan finishing papan gypsum
f. ASTM C754 Instalasi rangka metal papan gypsum menggunakan sekrup
B. Produk
Dapat dilihat pada tabel spesifikasi material.
A. Persiapan
Kontraktor harus mengirimkan kepada Pemberi Tugas, MK, dan Perencana hal-hal berikut
untuk direview sebelum memulai pekerjaan:
B. Pemeriksaan
1. Periksa area yang dijadwalkan akan dipasang unit ceiling penggantung ini untuk
mengetahui ketidakrataan, ketidaksamaan dan lembab yang mungkin mempengaruhi
kualitas dan pelaksanaan pekerjaan.
2. Berilah tanda dan perkiraan kemungkinan celah untuk akses dan lokasi yang sulit
sebelum pemasangan.
3. Jangan memasang ceiling mendahului pekerjaan-pekerjaan mekanikal dan elektrikal dan
untuk itu diperlukan pemeriksaan sampai kesiapan menyeluruh telah dilakukan dan
pekerjaan-pekerjaan lain tersebut telah selesai seluruhnya.
4. Kontraktor harus memasang panel gypsum plasterboard dan aksesori-aksesorinya
sesuai dengan petunjuk dari pabrik, shop drawings, dan spesifikasi ini.
5. Bila terdapat rekomendasi dari pabrik memiliki perbedaan berarti dari spesifikasi disini,
harus memakai rekomendasi dari pabrik, kecuali bahwa spesifikasi disini harus
diberlakukan sesuai petunjuk MK dan Pemberi Tugas.
4. Pastikan penutup plafond terpasang pada rangka yang telah level satu sama lain secara
akurat.
5. Apabila menggunakan material gypsum dan GRC saat memasang sekrup, jangan
sampai merobek kertas papan dan terbenam terlalu dalam.
6. Jangan gunakan papan yang telah rusak/robek kertasnya.
7. Saat mengaplikasikan sambungan, lakukanlah sesuai dengan ketentuan untuk
sambungan sesuai dengan material penutup plafond.
8. Keseluruhan rangka langit-langit menggunakan besi hollow (sesuai dengan gambar)
yang telah dibentuk sedemikian rupa, bentuk, ukuran dan pola pemasangan sesuai yang
disyaratkan.
9. Batang-batang untuk rangka langit-langit yang dipasang adalah sesuai dengan gambar
kerja, yang telah diseleksi dengan baik, lurus, rata tidak ada bagian yang bengkok atau
melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan telah disetujui oleh Pengawas.
10. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada Gording maupun kuda-kuda dengan
menggunakan penggantung yang dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka
melekat dengan baik dan kuat pada gordeng maupun kuda-kuda dan tidak dapat
berubah-ubah bentuk lagi.
11. Hasil akhir pemasangan rangka harus rata, datar/waterpass dengan toleransi
kecembungan 2 mm untuk tiap 4 m² dan untuk bagian yang bertemu dengan bagian
yang rata harus diserut halus dan rata.
12. Tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka harus saling tegak
lurus.
13. Awal pemasangan rangka plafond, harus sesuai gambar rencana, dimana sisa buangan
dipasang pada kedua belah sisi dinding, dengan ukuran yang sama besar (Simetris).
D. Pembersihan
Setelah seluruh pekerjaan selesai, bersihkan panel ceiling dari bekas telapak tangan,
kotoran, lemak, dan benda-benda asing lain. Sekarang telah siap difinish sesuai dengan
yang diinginkan (spesifikasikan).
F. Syarat Penerimaan
Kontraktor wajib memberikan garansi sebagai berikut :
1. Garansi tertulis dari pabrik pembuat PVC, gypsum dan GRC plafond;
2. Garansi tertulis dari kontraktor untuk kualitas kerja, ketepatan dan kebenaran serta
metode pemasangan.
1.3.7.1. UMUM
A. Ketentuan Umum
1. Kontraktor wajib mengadakan penelitian terhadap kemiringan lantai agar sesuai gambar
rencana.
2. Lapisan waterproofing harus sudah selesai dipasang untuk daerah-daerah toilet, dan
tempat-tempat/ruangan-ruangan yang lebih rendah dari permukaan tanah dan plat atap
beton.
3. Pekerjaan dan bahan-bahan untuk hal ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
dari MK, Pemberi Tugas dan Perencana.
4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong diwajibkan untuk mengajukan gambar kerja
pelaksanaan.
B. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan lantai screed dilakukan meliputi bawah finishing lantai keramik dan untuk
seluruh detail seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Apabila dianggap perlu MK dan atau Pemberi Tugas dapat meminta untuk
mengadakan tes-tes laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang
diajukan sebagai dasar persetujuan bahan. Seluruh biaya tes laboratorium menjadi
tanggung jawab Kontraktor/Pemborong sepenuhnya.
3. Lantai screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk atau plat beton
telah dibersihkan dari segala kotoran debu dan bebas dari pengaruh pekerjaan yang
lain
4. Setelah dibersihkan alas lapisan dibasahi (semalam dan setelah kering dilapis cairan
semen calbond (air semen maksimum 20 menit, selanjutnya screed dicor).
5. Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC (semen) dan pasir yang
memenuhi syarat-syarat seperti yang telah ditentukan.
6. Lapisan atas/finish lantai screed adalah acian PC (semen) tanpa campuran bahan lain
yang dilapiskan keseluruh permukaan lantai dan diratakan tebal acian minimal 2 mm
setelah diratakan dan dilicinkan.
7. Tebal adukan lantai screed termasuk acian minimal dibuat 4 cm atau sesuai yang
ditentukan oleh MK dan atau Pemberi Tugas dari adukan 1 pc : 5 pasir. Permukaan
lantai screed harus betul-betul rata kecuali bila disyaratkan lain beban cacat (retak-
retak).
8. Sebagai persiapan sebelum lantai screed dilakukan alas lantai screed harus
dibersihkan dengan sikat kawat dan air supaya agregat muncul dan memberi ikatan
yang baik dengan screed. Cara lain adalah membuat permukaan beton menjadi kasar
dengan cara yang disetujui MK.
1.3.8.1. UMUM
A. Ketentuan Umum
Sebelum pekerjaan finishing lantai dan dinding dilakukan, maka :
1. Kontraktor wajib mengadakan penelitian terhadap kemiringan lantai agar sesuai gambar
rencana.
2. Lapisan waterproofing harus sudah selesai dipasang untuk daerah-daerah toilet, dan
tempat-tempat/ruangan-ruangan yang lebih rendah dari permukaan tanah dan plat atap
beton.
3. Pekerjaan finishing lantai tidak boleh dimulai sebelum seluruh pekerjaan plafond dan
dinding-dinding selesai dikerjakan, kecuali pemasangan panel akustik.
4. Pekerjaan dan bahan-bahan untuk hal ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
dari MK, Pemberi Tugas dan Perencana.
5. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong diwajibkan untuk mengajukan gambar kerja
pelaksanaan.
B. Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat untuk pekerja, bahan/material, pengiriman,
penyimpanan, pemasangan, dan penerimaan.
2. Bagian yang termasuk :
a. Keramik untuk lantai dan dinding, termasuk seperti nozing/ skirting;
b. Guiding Block;
c. Additive dan grouting yang diperlukan.
C. Referensi
1. Semua pekerjaan harus merefer ke standar:
a. SII 00023-73 Ceramic Tile
2. Quality Assurance:
Kualifikasi manufaktur: produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh MK
dan Pemberi Tugas.
3. Kualifikasi Pekerja :
a. Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
b. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
c. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Manajemen Konstruksi, Pemberi Tugas,
dan Perencana tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
A. Bahan Keramik
1. Jenis bahan yang digunakan adalah :
a. Keramik : Tabel Spesifikasi Material
b. Step Nosing : Tabel Spesifikasi Material
c. Guiding Block & Warning Block:
Persyaratan :
1) Ubin pengarah (guiding block) bermotif garis berfungsi untuk menunjukkan arah
perjalanan.
2) Ubin peringatan (warning block) bermotif bulat berfungsi untuk memberikan
peringatan terhadap adanya perubahan situasi disekitarnya.
3) Ubin pengarah (guiding block) dan ubin peringatan (warning block) harus
dipasang dengan benar sehingga dapat memberikan orientasi yang jelas kepada
penggunanya
4) Ubin pengarah (guiding block) dan ubin peringatan (warning block) harus dibuat
dari material yang kuat, tidak licin, dan diberikan warna yang kontras dengan
warna ubin eksisting seperti kuning, jingga, atau warna lainnya sehingga mudah
dikenali oleh penyandang gangguan penglihatan yang hanya mampu melihat
sebagian (low vision).
- Ukuran : 30 x 30 cm
- Ukuran tekstur :
• Bagian bawah : 2.5 cm
• Bagian atas : 3.5 cm
• Ketebalan tekstur : 0.5 cm
2. Schedule untuk tipe, ukuran dan warna keramik dijelaskan dalam spesifikasi material
finishing arsitektur.
3. Contoh kemasan harus diperlihatkan kepada MK, Pemberi Tugas dan Perencana dan
semua keramik yang digunakan harus sesuai dengan sample yang telah disetujui dan
dalam kemasan asli dari pabrik.
4. Extra Stock.
a. Jumlah : setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus mengirimkan extra stock
sebanyak 5% dari tiap-tiap warna, tipe, dan keterangan-keterangan keramik yang
digunakan dalam bekerja.
b. Pengemasan : harus tertutup rapat dan tertera jelas label dengan isi dan lokasi
digunakan.
c. Tidak ada extra payment terhadap extra stock ini.
5. Warna yang dipakai secara visual harus sama pada semua kondisi.
6. Keramik yang digunakan pada area basah harus memiliki water absorption antara 0,5
persen atau kurang.
7. Keramik yang digunakan bukan pada area bawah harus memiliki water absorption
antara 0,5 persen sampai 3 persen.
8. Semua keramik untuk area lantai harus dari jenis non-slip.
9. Toleransi :
a. Kerataan dari setiap permukaan ubin : 1,0 mm diagonal.
b. Terhadap lebar setiap ubin : 0,6 %
c. Terhadap panjang pada 2 sisi berlawanan setiap ubin : 0,8 mm
10. Jangan memasang ubin yang patah, retak, warna yang pudar atau tidak memiliki
finishing yang baik. Hal-hal seperti ini akan ditolak.
B. Bonding materials
1. Sesuai yang direkomendasikan oleh pabrik.
C. Grouting Materials
1. Sesuai yang direkomendasikan oleh pabrik keramik dan harus memiliki warna yang
sama dengan warna keramik
B. Inspeksi / Pemeriksaan
1. Kontraktor harus mengkoreksi semua permukaan yang tidak sesuai berkaitan dengan
hal-hal sebagai berikut :
a. Permukaan harus kuat, kering, bersih, dan bebas dari minyak, kotoran, dan
sebagainya.
b. Pertemuan, angker, pengait, penggantung untuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal
pada atau dibelakang lantai keramik sebelum keramik dipasang.
c. Dinding-dinding toilet, pantry, dan area basah lain harus dipastikan memiliki
pasangan trasraam setinggi 1,5 m dari permukaan lantai.
2. Pemeriksaan Permukaan :
Periksa semua permukaan yang akan dipasang keramik, alas dan perlengkapan yang
diperlukan sebelum memulai pekerjaan, deviasi dalam toleransi yang diijinkan untuk
permukaan yang akan menerima ubin.
Perbedaan maximum pada permukaan vertikal adalah 4,0 mm dalam panjang 2,4
meter.
C. Pemasangan
1. Umum
a. Layout: pola harus digelar untuk memungkinkan pengaturan keramik/ homogeneous
tile dengan pemotongan yang minimum. Ukuran-ukuran harus dikontrol untuk
menghindari pengaturan lebih kecil dari setengah (1/2) ukuran keramik
b. Penempatan keramik harus dipasang sesuai gambar untuk semua lantai dan area
dinding, permukaan harus lurus dan rata terhadap garis acuan yang diinginkan.
Naad/siar-siar harus saling tegak lurus.
c. Penempatan keramik harus sedapat mungkin mengurangi pemotongan ke arah
pasangan terbaik. Perubahan fractional dalam ukuran-ukuran tanpa mengganggu
kesatuan hubungan lebar masih diijinkan.
Bila dibutuhkan, keramik dipotong dengan peralatan yang sesuai dan permukaan
harus dihaluskan. keramik yang rusak dan jelek harus diganti.
3. Mortar Bed
a. Terapkan adukan dengan tekanan ke seluruh area yang tidak lebih dari pada
permukaan yang dapat ditutup oleh ubin dimana adukan masih plastis.
b. Terapkan dengan rata tanpa berlubang.
c. Sisirlah / ratakan adukan tanpa menimbulkan lubang dalam 10 menit sebelum
keramik/homogeneous tile dipasang.
d. Tebal bantalan adukan adalah sekitar 10 mm sampai 15 mm.
4. Pengaturan keramik
a. Jangan merendam keramik.
b. Tekan keramik dengan secukupnya pada adukan yang masih plastis.
c. Ratakan ke arah permukaan yang benar.
d. Tekan dan ketok keramik untuk mendapatkan minimum 80% permukaan adukan
tertutup pada setiap unit keramik/homogeneous tile tersebut.
e. Aturlah keramik sebelum pemasangan sehingga bagian sudut setiap keramik/
homogeneous tile rata dengan bagian sudut keramik disebelahnya.
f. Berilah adukan tambahan bila masih kurang rata, pengisian dengan semen murni
tidak diijinkan.
5. Grout
a. Penuhi naad dengan maksimum grout.
b. Sebelum grout diberi, goreslah naad-naad tersebut.
c. Isi naad/siar dengan grouting dan ratakan.
d. Grouting harus memiliki kesamaan warna, rata, tanpa berlubang, dan sebagainya.
e. Rekomendasi merk : lihat spesifikasi material
f. Grouting : disesuaikan kebutuhan dan lokasi.
D. Toleransi Pemasangan
Level toleransi dan toleransi kerataan :
G. Syarat Penerimaan
Kontraktor wajib memberikan:
1. Garansi tertulis dari fabrikator untuk kekuatan dan warna bahan keramik.
2. Kontraktor harus memberi garansi 5 tahun terhadap kualitas dan hasil pekerjaan,
ketepatan dan kebenaran metode pemasangan sesuai petunjuk dan instruksi pabrik
pembuat.
1.3.9.1. UMUM
A. Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat untuk pekerja, bahan/material,,
pengiriman, penyimpanan, pemasangan, pemeliharaan dan penerimaan.
Pekerjaan Pintu/Kusen/Jendela
4. Definisi :
Manufaktur yang digunakan pada bagian ini adalah perusahaan yang memproduksi kaca
primer atau kaca sesuai dengan definisi referensi kaca standar.
B. Referensi
1. Semua pekerjaan harus merefer ke standar : SNI-3-1970, dan SII 0189-78.
2. Quality Assurance:
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh MK
(MK) dan Pemberi Tugas.
Publikasi bahan gelas : sesuai dengan publikasi yang direkomendasi oleh pabrik gelas
dan organisasi dibawahnya, kecuali terdapat persyaratan-persyaratan yang lebih ketat
ditunjukkan. Mengacu kepada publikasi dibawah ini untuk persyaratan kaca dan bukan
sebaliknya.
b. Safety Glass : produk sesuai dengan ANSI 297.1 dan persyaratan testing dalam 16
CFR Part 2101 untuk kategori II produk.
3. Kualifikasi glasur : memiliki pengalaman glasur yang telah menyelesaikan bahan kaca
yang sama, dan ditambah dengan yang diindikasikan dalam proyek dengan record yang
sukses dalam pelayanan.
4. Tanggung jawab produk kaca untuk satu sumber :
Pakailah kaca dari satu sumber untuk setiap produk yang ditunjukkan dibawah :
a. Primary Glass untuk setiap tipe dan kelas yang ditunjukkan (SNI 15-0047-2005)
b. Heat-treated glass untuk setiap kondisi yang ditunjukkan (SNI 15-0047-2005).
5. Testing adhesi dan kesesuaian pra-konstruksi :
Kirimkan ke pabrik sealant, contoh untuk setiap kaca, gasket, aksesori kaca, member
frame kaca, yang akan melekat atau mempengaruhi sealant kaca untuk testing
kesesuaian dan adhesi seperti yang ditunjukkan di bawah ini :
a. Pakailah standar metode test pabrik sealant untuk menentukan jika primer dan teknik
persiapan spesifikasi lain dibutuhkan untuk kecepatan, adhesi, dan penyaluran yang
optimum dari sealant pada substrates (dasar bagian yang dicheck).
b. Kirimkan tidak kurang dari sembilan potong setiap tipe dan finish dari frame kaca,
dan tiap tipe, kelas, jenis, kondisi dan bentuk kaca (monolitik, laminated, unit
insulasi) untuk testing adhesi, termasuk satu sample untuk setiap aksesori kaca
(gasket, setting block, dan spacers) untuk kesesuaian test.
c. Schedule kecukupan waktu untuk test dan analisa hasil untuk menghindari
penundaan dalam pekerjaan.
d. Investigasi material dan adhesi yang tidak kompatible/sesuai dan dapatkan
rekomendasi tertulis dari pabrik sealant untuk mengukur koreksi, termasuk
pemakaian special primer.
e. Testing tidak akan dibutuhkan bila pabrik sealant kaca dapat mengirimkan data-data
yang dibutuhkan yang diterima oleh MK dan Pemberi Tugas dan harus didasarkan
pada testing sebelumnya untuk produk sealant yang sekarang digunakan untuk
adhesi dan kesesuaian dengan material kaca yang diusulkan / diberikan.
6. Rapat sebelum pemasangan :
C. Pengiriman
Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan Manajemen Konstruksi,
Pemberi Tugas dan Perencana.
Sertifikat terpisah tidak diperlukan untuk produk kaca dengan label permanen pabrik
yang menunjukkan tipe dan ketebalan kaca. Berikan label yang mewakili program
yang menunjukkan tipe dan ketebalan kaca. Berikan label yang mewakili program
Quality Control dari agen sertifikat atau agen pengetesan independen yang dapat
diterima oleh jurisdiksi otoritas.
4. Kesesuaian dan laporan test adhesi dari pabrik sealant yang menunjukkan bahwa
material kaca di test untuk kesesuaian dan adhesi dengan sealant kaca.
Ikutkan interprestasi pabrik sealant dalam hasil test relatif terhadap performance
sealant dan rekomendasi untuk primer dan persiapan bagian dasar yang diperlukan
untuk adhesi.
2. Desain kaca : ketebalan kaca yang ditunjukkan dalam gambar hanya untuk detail.
Konfirmasikan ketebalan kaca dengan analisa beban-beban proyek dan kondisi
pelayanan. Siapkan kaca dengan variasi ukuran bukaan untuk ketebalan dan
kekuatan (penguatan dan pengaturan terhadap panas) agar sesuai atau dapat
melampaui kriteria-kriteria berikut :
a. Ketebalan kaca minimum secara nominal untuk kaca exterior adalah 5 mm, atau
lebih tebal sesuai gambar.
b. Ketebalan kaca float dengan warna sehingga ada penyerapan panas untuk setiap
warna (tint) adalah sama untuk seluruh bagian dalam proyek ini.
c. Ketebalan minimum kaca dalam bidangnya, apakah terjadi dari kaca yang
diperkuat atau penyesuaian panas, akan dipilih sehingga kemungkinan kegagalan
tidak melewati hal-hal berikut :
1) 8 lembar per 1000 lembar di set secara vertikal atau tidak lebih dari 15o dari
garis vertikal dan pada gerakan angin. Tentukan ketebalan minimum kaca
monolitik yang diperkuat sesuai dengan SNI 15-0047-2005.
2) Untuk kaca lain selain kaca monolitik yang diperkuat (monolitic annealed
glass) tentukan ketebalan sesuai dengan standar metode analisa pabrik kaca
termasuk faktor pengaturan pemasangan (applying adjustment factors) sesuai
SNI 15-0047-2005 berdasarkan tipe dari kaca.
3. Gerakan suhu normal dihasilkan dari perubahan maksimum berikut (range) dalam
ambient dan perlakuan temperatur permukaan pada member dari frame kaca dan
komponen kaca. Kalkulasi rekayasa dasar pada temperatur permukaan sebenarnya
pada material karena solar heat gain dan nighttime sky heat loss.
B. Produk
1. Kaca untuk jendela dan pintu interior :
Semua kaca harus tercantum label dari pabriknya dan harus sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan dalam spesifikasi berikut :
b. Kaca Cermin :
2) Dipasang pada plywood tebal 15 mm dan ditopang oleh rubber pad tebal 15
mm pada setiap jarak 40 cm sehingga tidak berjamur.
A. Pemeriksaan
1. Ukuran kaca harus ditentukan berdasarkan pengukuran lapangan yang sebenarnya dari
frame/bingkai untuk menerima bidang kaca.
2. Berilah peluang untuk ekspansi, kontraksi, dan pergerakan serta tambahkan bantalan
dan jepitan yang baik. Identifikasi tipe kaca pada saat dikirim ke site dan saat
pemasangan.
3. Periksa seluruh permukaan untuk menerima bagian-bagian yang telah disebutkan
sesuai spesifikasi.
4. Review schedule dan prosedur pemasangan kaca, termasuk metode pengangkatan
kaca, pemakaian material kaca, pemasangan gasket dan removable stops.
B. Pemasangan
1. Pekerja pemasangan kaca haruslah orang yang telah memiliki pengalaman dalam
bahan dan sistem pemasangan kaca. Pergunakan alat dan perlengkapan yang
direkomendasikan oleh pabrik kaca.
2. Ukurlah semua bukaan dan potonglah kaca dengan tepat agar cocok dengan setiap
bukaan dengan kelonggaran pada tepi-tepi yang disyaratkan.
3. Berilah primer pada permukaan bingkai untuk menerima panel kaca sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik, dengan memakai primer yang direkomen-dasikan.
4. Pasanglah setting blocks pada posisi kira-kira seperempat dari sill. Gunakanlah block
dengan ukuran yang memadai untuk menyangga kaca sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik.
5. Berilah ruang/spasi untuk kaca terhadap pengakhiran kecuali terdapat gasket dan tape
yang kontinyu, dengan minimum 2 (dua) perenggang / pembatas pada setiap sisi dari
kaca.
Berikan sealant dengan ketebalan yang sama dengan kaca atau sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar. Berikan jumlah yang dibutuhkan untuk jepitan minimum 9
mm pada kaca pada ke 4 sisi-sisinya.
6. Pada keadaan terpasang bila ditutup dan dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar yang
menandakan kurang sempurnanya pemasangan seal disekeliling kaca.
7. Selain tidak boleh bergetar, pemasangan seal harus dapat menjamin bahwa tidak akan
terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan dan udara luar.
8. Pemasangan panel kaca sebaiknya dilakukan dari arah dalam bangunan, untuk
memudahkan penggantian.
D. Syarat Penerimaan
Kontraktor harus mengirimkan garansi-garansi sebagai berikut :
Garansi juga harus menyangkut kegagalan pekerjaan atau material, hilangnya properti
mekanis (loss of mechanical properties), kebocoran air, kegagalan struktural, non
uniformity of surfaces, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan
performance.
1.3.10.1. UMUM
A. Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat untuk pekerja, bahan, peralatan mencakup
pengiriman, penyimpanan, pemasangan dan penerimaan.
2. Meliputi penyediaan perlengkapan sanitair dan aksesori/fitting yang diperlukan untuk
kelengkapan pemasangannya sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan, melakukan
B. Referensi
1. Semua pekerjaan harus merefer ke standar : SNI 8153-2015 Tata Cara Perencanaan
Sistem Plambing.
2. Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh MK
dan Pemberi Tugas.
Semua pekerjaan pemasangan Sanitair maupun aksesori yang telah selesai harus
dilakukan pengetesan menurut standar pengetesan sesuai dengan persyaratan-
persyaratan yang telah ditentukan.
3. Kualifikasi pekerja :
a. Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
b. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
c. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, MK dan Pemberi Tugas tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
1. Kontraktor harus mengirim produk sanitair dalam keadaan tertutup dalam kemasan dan
tidak cacat, lengkap dengan label, nama, type, ukuran, dari pabrik serta diber tanda
untuk lokasi dan skedule pemasangan.
2. Sanitair harus disimpan ditempat yang aman, kering, dan jauh dari pengaruh kerusakan
dan cacat.
3. Barang-barang yang rusak dan cacat agar segera dipindahkan dan diganti dengan yang
baik, sesuai persetujuan MK dan Pemberi Tugas.
2. Clean out harus disediakan dalam grade atau finishing lantai dan harus dipasang
dengan kuat pada lantai dengan sekrup.
3. Pemasangan clean out dengan pipa PVC agar memakai graphite dengan sistem
penyambungan yang disetujui Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas.
F. Sewage Sistem
1. Pembuangan kotoran (disposal) WC dari toilet, dihubungkan ke Sewage Treatment Plant
(STP).
2. Air kotor buangan dari Wash Basin dan Floor Drain harus dibuang ke Soap Treatment.
G. Sanitary fixtures
Hand Basin, Watercloset harus tersedia disetiap toilet disamping fitting-fitting lainnya sesuai
spesifikasi.
H. Pengetesan
1. Peralatan-peralatan, material dan pekerja/buruh yang diperlukan untuk inspeksi dan
melakukan test harus dilengkapi/diberikan oleh Kontraktor.
2. Semua testing harus dilakukan dengan kehadiran engineer atau wakil-wakilnya yang
harus segera menyerahkan pemberitahuan atau laporan tertulis mengenai test dalam 7
hari setelah testing dilakukan.
3. Bila hasil test dari sistem plumbing berlangsung memuaskan harus segera dikeluarkan
sertifikat persetujuan oleh Otoritas administrasi kepada kontraktor yang selanjutnya akan
dikirim kepada Pemberi Tugas.
Sertifikat untuk hasil yang memuaskan dan pemasangan yang aman adalah penting
untuk Pemberi Tugas untuk memastikan bahwa pekerjaan telah memenuhi standar hasil
yang baik.
4. Semua sanitary fixtures harus ditest dengan test aliran air dan harus tahan air
(watertight).
J. Syarat Penerimaan
Kontraktor harus memberikan garansi-garansi sebagai berikut :
1. Garansi tertulis dari fabricator untuk kualitas, kekuatan, ketahanan bahan yang dapat
beroperasi dengan baik, selama 10 tahun.
2. Garansi tertulis dari kontraktor untuk hasil kerja pemasangan, metode dan sistem yang
tepat untuk pemasangan sanitair dan fitting-fittingnya.
1.3.11.1. UMUM
A. Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat untuk pekerja, bahan/material, pengiriman,
penyimpanan, pelaksanaan dan penerimaan.
2. Pekerjaan yang termasuk:
a. Persiapan permukaan, pembersihan
b. Filler, sealer, primer, pekerjaan dasar
c. Pekerjaan pengecatan pada tempat-tempat yang ditunjukkan pada gambar.
3. Pengecatan dimaksud adalah semua pekerjaan pengecatan termasuk persiapan
permukaan yang akan dicat dan filler, primer, dasar, finish, serta pekerjaan lain yang
terkait.
B. Referensi
1. Semua pekerjaan harus merefer ke standar : SNI 03-2410-2002
2. Quality Assurance:
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan
yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh
Pemberi Tugas dan MK .
3. Kualifikasi Pekerja:
a. Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama
pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan.
b. Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
c. Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, MK, Pemberi Tugas, dan Perencana
tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
2. Contoh kemasan harus diperlihatkan kepada Pemberi Tugas, Perencana dan MK dan
semua cat yang digunakan harus sesuai dengan sample yang disetujui dan disuplai
dalam kemasan asli dari pabrik.
3. Extra Stock :
a. Jumlah : setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus mengirim extra stock sebanyak
5% dari tiap-tiap warna, tipe, dan keterangan-keterangan cat yang digunakan dalam
bekerja.
b. Pengemasan : harus tertutup rapat dan tertera jelas label dengan isi dan lokasi
digunakan.
c. Tidak ada extra pembayaran terhadap extra stock ini.
e. Pengecatan dilakukan sampai 2 – 3 kali atau sampai kondisi sempurna dan disetujui
oleh Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas.
f. Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat harus diperbaiki dengan plamur,
diamplas kemudian dicat kembali sampai baik.
g. Khusus untuk pemakaian/setara, tata cara pengecatan harus sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan oleh produsen cat tersebut.
Semua pekerjaan pengecatan tersebut di atas harus dilakukan oleh sub kontraktor
yang merupakan ahlinya pada pekerjaan ini.
C. Pelaksanaan
1. Semua cat, pernis, harus diterapkan dengan metode yang benar dan dengan campuran
yang baik selama pengecatan. Pengecatan harus memberikan bagian yang rata. Interval
masa 4 hari harus diberikan diantara aplikasi pengecatan atau sesuai petunjuk tertulis
dari pabrik.
2. Lembaran pembersih dengan jumlah yang cukup harus selalu ada di tangan selama
proses pengecatan.
3. Tidak boleh ada cat yang diterapkan dan menjadi terkondensasi atau lembab secara
struktural pada permukaan, debu atau bahan-bahan lain sebelum aplikasi pengecatan.
4. Tidak boleh ada bagian eksterior atau cat yang terekspose terbawa oleh kondisi cuaca
yang merugikan seperti temperatur yang ekstrem, hujan, angin, dan lain-lain.
D. Metode Pengecatan
1. Kayu, diluar dan didalam.
a. Secara umum permukaan kayu harus diratakan, diprimer dan dicat dengan 2 lapisan
dasar dan 1 lapisan spray finish dari cat yang tahan.
b. Untuk membersihkan kayu natural, siapkan dan lakukan 3 lapis cat transparan.
2. Pekerjaan besi/baja struktural
a. Siapkan dan lakukan 2 lapis metal primer yang disetujui pada semua permukaan
besi/baja sebelum dikirim ke site.
b. Berikan primer dan lakukan 1 lapisan dasar dan 1 lapisan finish dengan cat yang
tahan pada semua permukaan ekspose baja/besi struktural setelah proses erection.
3. Pekerjaan metal.
Berikan lapisan dasar pada metal lapisan primer, lakukan 2 lapisan dasar dan 2 lapisan
finish pada cat yang tahan gores, bila tidak disebutkan khusus.
Untuk pengecatan pekerjaan signage bila tidak disebutkan khusus, dapat memakai
metode ini (cat Fluorescent / Spotlight).
4. Plaster
a. Permukaan plaster di dalam (termasuk untuk plat beton Fair Face Finish). Siapkan
dan lakukan 1 lapisan sealer dan minimum 3 lapisan cat internal grade emulsion
yang disetujui.
Harus diperhatikan agar plat beton betul-betul kering dan siap untuk diplester/diaci.
Plesteran tidak boleh berombak, terlalu tebal (max. 2 cm) dan harus halus dan rata.
Siapkan dan lakukan finish sesuai dengan direkomendasikan oleh spesifikasi tertulis
dari pabrik.
5. Permukaan ceiling
Siapkan dan lakukan 1 lapisan Plaster Cement Base untuk sambungan-sambungan dan
finishing cat minimum 3 lapisan.
c. Biarkan base cement mengering paling tidak dalam 1 jam sebelum dilakukan
pengecatan.
d. Lakukan pengecatan dan bila masih belum rata permukaannya lakukan cara-cara
diatas sampai 3 kali.
6. Pipa bawah tanah dan talang hujan beton.
Siapkan dan lakukan 3 lapisan cat Asphalt Bituminous yang disetujui pada permukaan
dalam dari talang beton dan permukaan pipa bawah tanah.
Siapkan dan lakukan cat “epoxy” dengan permukaan finishing mengkilap (glossy).
E. Syarat Penerimaan
Kontraktor harus memberikan garansi tertulis dari fabrikator untuk kualitas ketahanan dan
warna bahan cat selama 10 tahun. Dan garansi terhadap kualitas dan hasil pekerjaan.
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan paving block ini meliputi seluruh pekerjaan paving block seperti yang
ditunjukkan dalam gambar kerja;
2. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna;
3. Pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan “sub grade” dan
lantai kerja sesuai dengan seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar;
4. Kemiringan lantai dibuat ke arah pembuangan air seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
B. Persyaratan Bahan
1. Semua material yang akan digunakan harus memenuhi standar SII, terutama pada hal-hal
kekuatan, ukuran, perubahan warna.
2. Material paving blok yang digunakan setara dengan merek Conblock Indonesia atau lainnya
3. Ditentukan dengan test laboratorium atau sertifikat.
A. Keterangan Umum
Pekerjaan Kanstin Beton pada batas antara trotoir dengan jalan harus dilaksanakan oleh
Kontraktor sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada RKS ini.
C. Persyaratan Bahan
Persyaratan bahan untuk Kanstin Beton harus mengacu pada ketentuan substansi Beton
dalam RKS ini.
D. Penyelenggaraan Pekerjaan
1. Kanstin beton harus dilaksanakan dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari
besi atau kayu bayan, untuk memperoleh hasil cetakan yang bermutu baik. Cetakan
harus dibuat/dirakit rapih, sehingga akan diperoleh mutu kanstin yang lurus, rata dan
tidak keropos. Gambar dari rencana cetakan kanstin ini harus diajukan kepada
Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi untuk disetujui.
2. Dalam gambar tersebut tercantum keterangan lengkap tentang ukuran cetakan,
bahan, detail cetakan dan cara perakitannya dilapangan.
3. Pencampurannya harus dilaksanakan secara mekanis untuk memperoleh mutu yang
homogen. Pengecorannya harus dilaksanakan pada tempat yang khusus, dengan
faktor kebersihan yang selalu dapat dijaga dan tempat tersebut harus sedemikian
rupa sehingga memudah-kan pekerjaan.
4. Pemasangan di tempat hanya diperkenankan setelah beton kanstinnya cukup keras dan
atas persetujuan Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi. Nat antar kanstin
sedemikian rupa agar tidak lebih dari 0,5 cm dan lurus.
B. Tempat pelaksanaan pekerjaan pagar sebagaimana yang tertera dalam gambar layout;
C. Halaman tanah dan pengukuran diserahkan pada pelaksana kontraktor dalam keadaan
sesuai pada saat Pemberi Tugas menyerahkan.
B. Pemasangan Tiang
Semua tiang harus ditanam dalam beton sesuai dengan dimensi dan kedalaman dan pada
jarak yang ditentukan dalam gambar rencana. Jarak antar tiang tidak boleh lebih dari 3 m
dan ditanam sedalam 90 cm dalam pondasi beton.
D. Pemasangan Pengaku
Batang pengaku horizontal dan batang diagonal harus dipasang setiap tiang.
F. Pemasangan Pagar
1. Kontraktor akan memasang pagar sesuai dengan detail yang ditunjukan pada gambar
dan sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas.
2. Pemasangan pagar sesuai dengan batas - batas yang ditunjukan dalam gambar sesuai
dengan arahan Pemberi Tugas. Bagian atas/ ketinggian pagar akan mengikuti level
tanah dasar sesuai dengan gambar perencanaan;
3. Seluruh tiang pagar ditempatkan dengan kuat pada pondasi beton sesuai dengan
dimensi pada gambar perencanaan;
4. Pagar dipasang harus tegak dan berderet sesuai gambar.
G. Pengecatan
1. Cat yang digunakan dapat dari produk pabrik yang terkenal (sesuai dengan tabel
spesifikasi material) yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas.
2. Semua warna harus dipilih oleh pemberi tugas, dan kontraktor harus menyerahkan
contoh warna-warna tersebut kepada pemberi tugas untuk masing-masing warna;
3. Cat dapat berwarna-warna atau warna galvanish/perak sesuai persetujuan Pemberi
Tugas.
4. Tata cara pengecatan mengikuti ketentuan tata cara pengecatan yang ada dalam RKS
ini.
1.4.1.1. Umum
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-
klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
23. SNI 03-6766 : 2002 - metode pengujian proteksi kebakaran pada pintu kebakaran pada
bangunan.
Literatur dan / atau reference
1.4.1.3. Gambar-Gambar
1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan
mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian serta pemeliharaannya jika
peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
3. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila ada)
harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
1.4.1.4. Koordinasi
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pelaksana Pekerjaan
lainnya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan
1. Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
2. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari MK,
sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan ini.
Peserta rapat koordinasi harus mengetahui situasi dan kondisi lapangan serta bisa memberi
keputusan terhadap sebagian masalah.
a. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja
(SPK), dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material,
Pelaksana Pekerjaan diharuskan menyerahkan daftar dari material-material
yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang
didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, catalog dan
1) Manufacturer Data
2) Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva yang
meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan- peralatan lain
yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
3) Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap kualitas
dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah
dipasang di beberapa lokasi dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu
dengan baik.
b. Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan MK akan diberikan atas dasar atau
sesuai dengan ketentuan diatas.
b. MK tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan semua
biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh /
dokumen ini.
Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus
diproduksi pabrik (bermerk), sehingga memberikan kemungkinan saling dapat
dipertukarkan.
a. Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah memenuhi
spesifikasi, walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan
dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai
b. Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena suatu hal
yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya
harus dari jenis setaraf atau lebih baik ( equal or better ) yang disetujui.
c. Bila MK membuktikan bahwa penggantinya itu betul setaraf atau lebih baik,
maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus ditanggung oleh
Pelaksana Pekerjaan.
a. Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi
Konsultan Perencana di pabrik masing-masing yang sebelumnya sudah ditest
oleh pabrik yang bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke lapangan.
6. Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan bahan / material, sistem dan lain-lain oleh Pelaksana Pekerjaan,
Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
1.4.1.7. Ijin-Ijin
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
1. Pelaksanaan pemasangan
Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus
dipasang oleh Pelaksana Pekerjaan. Semua inserts beton yang diperlukan untuk
memasang peralatan, termasuk inserts untuk penggantung ( hangers ) dan
penyangga lainnya harus dipasang oleh Pelaksana Pekerjaan.
5. Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan atau
pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna yang
sama, sehingga nampak seperti baru kembali.
1.4.1.8. Pengawasan
1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
MK.
4. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja ( 08.00
sampai dengan 16.00 ), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk
hal tersebut menjadi beban Pelaksana Pekerjaan yang perhitungannya disesuaikan
dengan peraturan pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pengawasan
tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada MK.
perjanjian Pelaksanaaan Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar dan tepat
serta cermat.
1.4.1.9. Laporan-Laporan
1. Laporan Harian dan Mingguan
2. Laporan Pengetesan
Pembuatan kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila terlebih dahulu
mendapatkan ijin dari pemberi tugas / MK.
1. Penjagaan
2. Air kerja
a. Semua kebutuhan air yang diperlukan dalam setiap bagian pekerjaan dan
sebagainya harus disediakan oleh pihak Pelaksana Pekerjaan.
b. Apabila menggunakan sumber air yang sudah ada (eksisting) harus dilengkapi
dengan meter air, dan berkoordinasi dengan MK terlebih dahulu.
b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga
/daya kerja harus diusahakan oleh Pelaksana Pekerjaan. Bila menggunakan
daya listrik dari bangunan existing, harus dilengkapi dengan KWh meter
dan berkoordinasi dengan MK terlebih dahulu.
2. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama
pada kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.
2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 90 (sembilan puluh) hari
kalender sejak saat penyerahan pertama, bila MK / Pemberi Tugas menentukan
lain, maka yang terakhir ini yang akan berlaku.
4. Selama masa pemeliharaan ini, untuk seluruh instalasi ini Pelaksana Pekerjaan
diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya
tambahan biaya.
7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh
Pelaksana Pekerjaan dan MK.
8. Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Pelaksana Pekerjaan harus
menyerahkan daftar komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang
dan dilengkapi dengan gambar detail/photo dari masing-masing komponen
tersebut, lengkap dengan manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan
kepada MK dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
9. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah:
a. Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini
dalam keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Pelaksana Pekerjaan dan
MK.
1.4.1.15. Garansi
Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan
mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan didalam spesifikasi
teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan,
sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang
dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh MK.
1.4.1.16. Training
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus menyelenggarakan
semacam pendidikan dan latihan serta petunjuk praktis operasi kepada orang yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copies buku
Operating Maintenance, Repair Manual dan As-built drawing, segala sesuatunya atas biaya
Pelaksana Pekerjaan.
1.4.2.1. Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara keseluruhan
adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan- peralatan bahan-
bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang
lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity.
1.4.3.1. Umum
1. Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
a. Pipa
b. Sambungan
c. Katup
d. Strainer
e. Sambungan fleksibel
f. Penggantung dan penumpu
g. Sleeve
h. Lubang pembersihan
i. Galian
j. Pengecatan
k. Pengakhiran
l. Pengujian
m. Peralatan Bantu
2. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta
arah dari masing- masing sistem pipa.
4. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja dibawah tanah diberi
lapisan anti karat densotape dengan ketebalan 2-3 mm.
5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas
harus juga terlindung dari cahaya matahari.
2. Spesifikasi PN 10
Uraian Keterangan
Pipa : Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
Temp : 95 - 100° L-PN.10
Sambungan/fitting : Electric Welding.
Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
PN : PN.10
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron
RF class 150 lb, screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF class 150 lb, welding
joint.
Valve & Strainer : Dia 40 mm kebawah, bronze atau strainer A- metal body
class 150 lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 150 lb dengan
sambungan flanges.
3. Spesifikasi PN 10
Uraian Keterangan
Pipa : Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
Temp : 95 - 100° L-PN.10
Sambungan/fitting : Electric Welding.
Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
PN : PN.10
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron RF class
150 lb, screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF class 150 lb, welding
joint.
Valve & Strainer : Dia 40 mm kebawah, bronze atau strainer A- metal body
class 150 lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 150 lb dengan
sambungan flanges.
4. Spesifikasi PV 10.
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar.
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius,
Solvent Cement joint type.
Reducer : PVC injection moulded sanitary fitting concentric,
Solvent Cement Joint Type.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
5. Spesifikasi PV 10.
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius atau
Factory Made Fabricated fitting, Solvent Cement Joint
atau Rubber Ring type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric. Solvent Cement :
Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
6. Specifikasi PV 10
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius atau
Factory Made Fabricated fitting, Solvent Cement Joint
atau Rubber Ring type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric. Solvent Cement :
Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
7. Spesifikasi PV
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 5 bar.
Fitting : PVC Injection Moulded pressure fitting, Solvent Joint
type.
8. Spesifikasi GIP
Uraian Keterangan
Pipa : Galvanized Steel pipe BS 1387/1967 class medium.
Fitting dan sambungan : Dia 40 mm kebawah malleable iron ANSI B 16,3 class
150 lb, screwed end.
Dia 50 mm keatas, wrought steel butt weld fitting ANSI B
16.9, sch 40
Flange : Dia 40 mm kebawah Galvanized malleable cast iron RF
class 150 lb. Screwed Dia 50 mm keatas forged steel
RF class 150 lb. Welding joint.
Valve&strainer : Dia 40 mm ke bawah, bronze atau A-metal body class
150 lb dengan sambungan ulir BS 21/ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas, cast iron body class 150 lb
dengan sambungan flanges
9. Skedule katup
menukik.
j. Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasang
sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna
mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya
yang bekerja ke arah memanjang.
k. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah
pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-
katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
l. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-
pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta
perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan &
persyaratan pabrik.
m. Selubung pipa harus disediakan di mana pipa-pipa menembus dinding,
lantai, balok, kolom atau langit-langit. Di mana pipa-pipa melalui dinding
tahan api, celah kosong di antara selubung dan pipa-pipa harus dipakai
dengan bahan rock-wool atau bahan tahan api yang lain, kemudian harus
ditambahkan sealant agar kedap air.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup
dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-
benda lain.
n. Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa
flexible untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur
gedung.
o. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali
sehingga kembali seperti kondisi semula.
1) Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.
2) Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15-30 cm
untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah
tanpa batu-batuan atau benda keras yang lain.
3) Untuk pipa di dalam tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan
beton pada jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
p. Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan.
q. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik .
r. Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor yang membentuk
sudut 90 °, harus digunakan 2 buah elbow 45 ° dan dilengkapi dengan clean
out serta arah dan jalur aliran agar diberi tanda.
b. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
1) Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
2) Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
c. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
1. Diameter Batang
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap
dari 2 kekuatan puncak.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
2. Bentuk gantungan.
Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.
d. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
e. Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar
zinchromat dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
Pengukur tekanan harus disediakan dan di tempatkan pada lokasi dimana tekanan
yang ada perlu diketahui :
a. Katup-katup pengurang tekanan.
b. Katup-katup pengontrol.
c. Setiap pompa
d. Setiap bejana tekan
Diameter pengukur tekanan minimum Dia. 75 dengan pembagian skala ukur
maksimum 2 kali tekanan kerja.
8. Sambungan ulir
a. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku
untuk ukuran sampai dengan 40 mm.
b. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada
pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
c. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zink white
dengan campuran minyak.
d. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
e. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan
reamer.
f. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
9. Sambungan lem
a. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
b. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan
alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat
pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang
pipa.
c. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.
17. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan
di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara- cara/
metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda- benda asing disingkirkan.
Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor
selama 1 jam setelah itu dibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu
dibilas.
1.4.3.4. Pengujian
1. Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu :
a. Pemeriksaan sebagian- sebagian.
b. Pemeriksaan setelah pemasangan.
2. Tujuannya untuk mengetahui apa konstruksi dan fungsinya serta sistem sudah
memenuhi dan sesuai dengan rencana.
a. Pemborong harus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.
b. Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar harus dites terlebih dahulu
sebelum diurug, dengan bagian perbagian, dengan tekanan 1 1/2 x tekanan
kerja selama 1 jam tanpa ada penurunan tekanan (antara 10 kg/cm2) dan
dilanjutkan pengujian per sistem.
c. Setelah alat plambing dipasang, dites selama ± 2 menit tanpa penurunan
tekanan, berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock dan faucet dan
ditentukan oleh pengawas.
d. Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan
tinggi air.
e. Setelah pipa dan tangki diuji, dibersihkan dan dilakukan desinfeksi sesuai PPI
dengan sisa kadar chloor 0,2 ppm atau lebih, baik yang di pipa atau di tangki.
f. Setelah itu dibersihkan ( dibilas ) dengan air bersih.
g. Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan pompa khusus
untuk pengetesan.
h. Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan, dilakukan
pengujian sistem aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta dalam
perencanaan seperti kapasitas pompa, kebisingan pompa ( ± 60 dB ), tekanan
air keluar kran dia.0,3 kg/ cm2 ) dan lain-lain.
i. Semua pengetesan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan akan dikeluarkan
sertifikat oleh Pemberi Tugas.
1.4.3.5. Pengecatan
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut:
1. Pipa servis
2. Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
3. Flens
4. Peralatan yang belum dicat dari pabrik
1.4.5.2. Perpipaan
1. Umum
a. Macam perpipaan air limbah adalah, Air Hujan, Air Limbah Saniter, Limbah
Dapur.
b. Jenis pipa lihat "SPESIFIKASI PERPIPAAN".
2. Limbah Saniter
Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal,
Lavatory, dan Floor Drain, sampai saluran halaman melalui septik tank.
3. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dan kanopy drain diatap dialirkan
kedalam sumur resapan sebelum dialirkan kesaluran kota. Khusus fitting air hujan
mempergunakan cast iron.
sewage.
b. Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan.
c. Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergantian.
d. Apabila beban aliran besar, maka pompa bekerja bersamaan.
e. Pengaturan kerja pompa dilakukan dari panel kontrol pompa.
1.4.5.6. Manhole
1. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
2. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau.
3. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk
laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
4. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
5. Tutup untuk manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.
lapisan pasir kasar, maka bidang rembesan harus berada dilapisan pasir kasar.
1.4.6.1. Umum
1. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan ini.
3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut,
sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
2. Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah
disebutkan dalam gambar / Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak
disebutkan namun secara umum / teknis diperlukan untuk memperoleh suatu sistim
yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus di zinchromate dan di duco 2 kali dan harus di cat dengan cat
bakar, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak Owner. Pintu panel-
panel harus dilengkapi dengan master key.
4. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluannya dan telah disetujui oleh MK. Spare space harus disediakan seusai
gambar.
B. Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan pabrik
dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang
bergetar.
C. Busbar
1. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
D. Circuit breaker
1. Penggunaan MCCB untuk :
a. Outgoing pada PDTR
b. Incoming pada panel beban sampai dengan minimal 20A 1 phase
c. Breaking capasity sesuai dengan gambar perencanaan.
2. Penggunaan MCB :
Outgoing pada
3. Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneouse magnetic unit
4. Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt trip
terminal.
E. Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran.
Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan
ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK / PLN (
minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur). Komponen-komponen pengukuran yang
dipakai: KW meter Ampermeter Voltmeter Frequency Meter Cos Phi Meter.
A. Panel-panel
1. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan perencana dan MK.
2. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan
harus rata ( horizontal ).
3. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan
kondisi setempat.
4. Untuk panel yang dipasang tertanam ( inbow ) kabel - kabel dari / ke terminal panel
harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat
dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang menempel tembok ( outbow
), kabel-kabel dari / ke terminal panel harus melalui tangga kabel.
6. Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari
karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
B. Kabel – Kabel
1. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
3. Kabel daya yang dipasang horizontal / vertical harus dipasang pada tangga kabel,
diklem dan disusun rapi.
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada T- doos
untuk instalasi penerangan.
5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
7. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan
penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
8. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
9. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak
kabel.
10. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit.
11. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4
cm. Penyambungan kabel menggunakan las doop.
12. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.
13. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
14. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari
PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
15. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi
minimum 500 kilo ohm.
2. Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab / basah harus
dari tipe water dicht ( bila ada ).
3. Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu
dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya disamping metal doos tang harus
terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut
D. Pentanahan (Grounding)
1. Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan
yang ditunjukan dalam gambar / RKS.
2. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada panel-
panel menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm² dan max. 95 mm²,
penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
1.4.6.6. Pengujian
1. Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi
dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan LMK / PLN serta
instansi lainnya yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang,
harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari system untuk menjamin bahwa
system berfungsi dengan baik. Semua biaya yang timbul dari pelaksanakan
pengujian menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan
2. Test meliputi :
Test Beban Kosong ( No Load Test )
Test Beban Penuh ( Full Load Test )
Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan/hasil pengujian pemeriksaan.
Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya harus dilaksanakan secara
keseluruhan (Full Load Test).
Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan semua
biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Pelaksana Pekerjaan,
dengan schedule / pengaturan waktu oleh MK.
Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan MK. Selesai test 3 x 24 jam
harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran penyerahan pertama pekerjaan.
1.4.8.1. Umum
1. Yang dimaksud dengan sistem proteksi petir dalam pekerjaan ini ialah semua
penyediaan dan pemasangan sistem proteksi petir, termasuk disini air terminal,
penghantar down conductor, electroda pentanahan dan peralatan lainnya seperti
yang ditunjukan dalam gambar rencana.
4. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga
sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
4. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah
pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem proteksi petir sesuai dengan peraturan/standar
yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada syarat-syarat umum untuk menunjang
bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknis
khusus atau gambar dokumen.
2. Seluruh saluran penghantar, harus diusahakan tidak ada sambungan baik yang
horizontal maupun yang vertical / jalur menara, dengan kata lain kabel tersebut
harus menerus dan utuh tanpa sambungan.
1.4.8.8. Pentanahan
Tahanan tanah harus lebih kecil dari 2 Ohm. Ground rod harus terbuat dari tembaga
seperti gambar rencana, ditanamkan kedalam tanah secara vertikal sedalam minimal 12
(dua belas) meter dan harus mencapai air tanah.
2. Continuity test :
Pelaksana Pekerjaan harus memberikan laporan hasil testing tersebut.
- Kereta Dorong
- Serok Taman
- Garpu Tanah
- Alat berat, bila diperlukan
Permukaan yang akan dibentuk adalah area yang telah dibersihkan. Penambahan ataupun
pengurangan tanah (galian/urugan) dalam Pekerjaan Pembentukan Muka Tanah harus
sesuai Gambar Rencana atau berdasarkan petunjuk Direksi Pekerjaan. Pengangkutan
tanah untuk penambahan ataupun pengurangan dalam Pekerjaan Pembentukan Muka
Tanah harus menggunakan peralatan yang ditentukan dan harus segera membersihkan
tanah yang tercecer di sekitar lokasi pekerjaan
Spesifikasi Tanaman dapat dilihat pada tabel spesifikasi material dan Ruang Luar
abu. Kecuali karena sesuatu hal yang dipertimbangkan oleh Direksi Pekerjaan,
maka bahan/jenis bambu atau kayu dapat diganti. Ketentuan untuk penopang/penguat
tanaman disesuaikan menurut jenis tanamannya.
F. Penyiraman
Setelah pekerjaan penanaman selesai, tanaman harus disiram sampai perakarannya
benar benar basah, untuk selanjutnya penyiraman dilakukan setiap hari secara rutin.
Untuk membantu pekerjaan penyiraman, bila areal proyek memungkinkan dapat dibuat
kran/sprinkler atau sumber air lainnya.
b. Pupuk Anorganik.
1) Pupuk yang digunakan adalah pupuk yang mengandung unsur nitrogen
(N), unsur fosfat (P) dan unsur kalium (K) yang disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman dan kondisi tanah di sekitar tanaman;
2) Contoh : NPK 20+20+20;
3) Perbandingan ini merupakan suatu perbandingan prosentase kandungan
antara unsur unsur 20% N + 20% P + 20% K dalam pupuk.
3. Peralatan yang diperlukan dalam pemupukan adalah:
a. Cerek siram;
b. Ember;
c. Cangkul;
d. Sekop;
e. Alat penyemprot;
f. Peralatan pengaman lalu-Iintas;
g. Tongkat pelubang tanah;
h. Pakaian seragam dengan warna mencolok dan menggunakan topi.
4. Bahan :
a. Pupuk organik
1 ) Pupuk ini merupakan pupuk hewan ternak yang telah matang (± 6 bulan);
2) Pupuk ini arus bersih dari rumput liar atau tanaman liar lainnya;
b. Pupuk anorganik
Jenis pupuknya adalah NPK atau TSP dengan dosis untuk pohon 25
gram/pohon, untuk perdu/semak 2,5 gram/pohon dan untuk rumput 2,5 gram
per/m2 (Urea).
E. Pencegahan dan Pemberantasan Hama dan Penyakit
Pencegahan dan pemberantasan hama atau penyakit tanaman diperlukan untuk
menjaga agar tanaman tidak terserang oleh hama/penyakit yaitu dengan
penyemprotan pestisida ke arah batang, daun serta semua percabangan.
Penyemprotan tidak boleh dilakukan di bawah sinar matahari yang terik, karena
dapat menyebabkan terbakarnya daun. Usahakan agar penyemprotan merata pada
seluruh bagian tanaman.
Pemberian obat pemberantas hama dan penyakit tanaman sangat ditentukan oleh
jenis hama/penyakit dan tanaman yang diserangnya. Sebaiknya dipilih pestisida
rendah (mudah terurai), dan telah direkomendasikan untuk jenis tanamannya.
3. Sarung tangan;
4. Kaca mata;
5. Pakaian seragam dengan wama mencolok dan menggunakan topi. Bahan: Obat
pemberantas disesuaikan dengan jenis hama/ penyakit.
F. Penggantian Tanaman/Penyulaman
Tanaman yang perlu diganti apabila:
1. Mati atau rusak.
2. Terkena serangan hama yang parah sehingga dapat menular ke tanaman
lain.
Tanaman yang mati atau rusak dicabut kemudian siapkan lubang tanaman
dengan ukuran:
1. Pohon, 1 m x 1 m × 1 m, dan
2. Semak, 60cm × 40cm x panjang
(m').
Isi lubang dengan media tanam dengan komposisi tanah subur dan pupuk kandang
dengan perbandingan = 3 : 2, masukkan tanaman pengganti secara hati-hati,
setelah kaleng atau plastik pembungkus tanaman dibuka dan dikumpulkan di satu
tempat kemudian dibuang ke tepat pembuangan sampah di luar lokasi
penanaman, kemudian media tanam dipadatkan. Untuk menjaga agar perakaran
tanaman tidak patah, perlu ditunjang dengan bambu/kayu penahan (steger)
sampai pohon tumbuh dengan baik.
Setelah selesai penanaman perlu dilakukan penyiraman dengan jumlah air yang
dibutuhkan: sekitar 10 liter/pohon, semak 5 liter/pohon, rumput 5 liter/m2.
Bahan :
1. Tanaman pengganti;
2. Tanah subur (top soil);
3. Pupuk kandang/pupuk anorganik;
4. Penopang tanaman (bambu, kayu atau besi);
5. Tali.