Anda di halaman 1dari 169

Rencana

PembangunanInfr
astruktur Cipta
7-1

Karya Kabupaten
7.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN (PKP)
KABUPATEN KUTAI TIMUR
7.1.1 Kondisi Eksisting
7.1.1.1 Data Kondisi Eksisting Kawasan Kumuh Kabupaten Kutai Timur
Kawasan permukiman kumuh perkotaan Kabupaten Kutai Timur sesuai dengan SK. Bupati
Kabupaten Kutai Timur, ditetapkan berlokasi di 3 (tiga) wilayah Kecamatan, antara lain
Kecamatan Sangatta Utara, Sangatta Selatan dan Bengalon. Kawasan kumuh perkotaan yang
berlokasi di Kecamatan Sangatta Utara meliputi; Desa Sangatta Utara, dengan luas
keseluruhan kawasan 45,10 Ha. Kawasan kumuh perkotaan yang berlokasi di Kecamatan
Sangatta Selatan meliputi; Desa Sangatta Selatan dan Desa Singa Geweh. Luas keseluruhan
kawasan 31,76 Ha. Kawasan kumuh perkotaan yang berlokasi di Kecamatan Bengalon
meliputi; Desa Sepaso dan Sepaso Timur. Luas keseluruhan kawasan 45,20 Ha.

A. Isu Strategis Pembangunan Permukiman Perkotaan Kabupaten Kutai Timur:


Secara spesifik isu strategis pembangunan permukiman perkotaan Kabupaten Kutai Timur,
antara lain sebagai berikut :
1. Kawasan Permukiman Kumuh Kecamatan Sangatta Utara
Kawasan kumuh perkotaan Kecamatan Sangatta Utara berlokasi di Desa/Kelurahan
Sangatta Utara. Isu strategis kawasan permukiman kumuh perkotaan Desa/Kelurahan
Sangatta Utara, sebagai berikut :
a. Kondisi Jalan lingkungan kawasan permukiman kumuh perkotaan Desa/Kelurahan
Sangatta Utara dalam kondisi rusak. Konstruksi jalan sebahagian aspal dan
sebahagian pengerasan.
b. Kondisi sistem jaringan drainase tidak berfungsi dengan baik akibat sedimentasi dan
penumpukan sampah disaluran drainase.
c. Kondisi pengelolaan persampahan tidak berjalan dengan baik, terdapat bak sampah
namun rendahnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan bak sampah yang
ada, sampah yang dihasilkan dibuang kesaluran drainase dan sungai.

7-2
d. Kondisi sistem jaringan air minum yang dimanfaatkan sebahagian masyarakat
bersumber dari air PDAM dan air yang bersumber dari sumur tanah dangkal dan air
permukaan
e. Kondisi sistem sanitasi, khususnya limbah rumah tangga umumnya memanfaatkan
sungai sebagai tempat pembuangan.
f. Hunian masyarakat menggunakan material bahan bangunan dari kayu dengan
kondisi semi permanen dan temporer. Disamping itu hunian masyarakat berfungsi
ganda, selain sebagai rumah tempat tinggal juga berfungsi sebagai tempat
berjualan (toko/warung)
g. Rawan terjadi kebakaran, akibat kepadatan dan kerapatan bangunan cukup tinggi,
hampir tidak terdapat pemisah antara bangunan yang satu dengan bangunan lainnya.

2. Kawasan Permukiman Kumuh Kecamatan Sangatta Selatan


Kawasan kumuh perkotaan Kecamatan Sangatta Selatan berlokasi di Desa/Kelurahan
Sangatta Selatan dan Desa/Kelurahan Singa Geweh. Isu strategis kawasan permukiman
kumuh perkotaan Desa/Kelurahan Sangatta Selatan dan Desa/Kelurahan Singa Geweh,
sebagai berikut :
a. Jalan lingkungan kawasan permukiman kumuh perkotaan Desa/Kelurahan Sangatta
Selatan dan Desa/Kelurahan Singa Geweh sebahagian besar mengalami kerusakan,
khususnya pada jalan dengan konstruksi aspal. Sedangkan kondisi jalan dengan
konstruksi beton (jalan setapak) dan pengerasan umumnya baik.
b. Kondisi sistem jaringan drainase tidak berfungsi dengan baik akibat sedimentasi dan
penumpukan sampah disaluran drainase.
c. Kondisi pengelolaan persampahan tidak berjalan dengan baik, terdapat bak sampah
namun rendahnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan bak sampah yang
ada, sampah yang dihasilkan dibuang kesaluran drainase, sungai dan pekarangan
rumah.
d. Kondisi sistem jaringan air minum yang dimanfaatkan masyarakat bersumber dari
air PDAM dan air yang bersumber dari sumur tanah dangkal dan air permukaan
(kualitas keruh)

7-3
e. Kondisi sistem sanitasi, khususnya limbah rumah tangga umumnya memanfaatkan
sungai sebagai tempat pembuangan, sebagian kecil masyarakat memiliki septic
tank
f. Hunian masyarakat menggunakan material bahan bangunan dari kayu dengan
kondisi semi permanen dan temporer. Disamping itu hunian masyarakat berfungsi
ganda, selain sebagai rumah tempat tinggal juga berfungsi sebagai tempat
berjualan (toko/warung)
g. Rawan terjadi kebakaran, akibat kepadatan dan kerapatan bangunan cukup tinggi,
hampir tidak terdapat pemisah antara bangunan yang satu dengan bangunan lainnya.

3. Kawasan Permukiman Kumuh Kecamatan Bengalon


Kawasan kumuh perkotaan Kecamatan Bengalon berlokasi di Desa/Kelurahan Sepaso dan
Desa/Kelurahan Sepaso Timur. Isu strategis kawasan permukiman kumuh perkotaan
Desa/Kelurahan Sepaso dan Desa/Kelurahan Sepaso Timur, sebagai berikut :
a. Jalan lingkungan kawasan permukiman kumuh perkotaan Desa/Kelurahan Sepaso dan
Sepaso Timur terdiri dari jalan lingkungan dengan konstruksi beton, aspal dan
pengerasan, umumnya dalam kondisi baik.
b. Kawasan kumuh perkotaan Desa/Kelurahan Sepaso dan Sepaso Timur tidak memiliki
sistem jaringan drainase, akibatnya terjadi luapan dan genangan air pada saat musim
hujan.
c. Kondisi pengelolaan persampahan tidak berjalan dengan baik, terdapat bak sampah
namun rendahnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan bak sampah yang ada,
sampah yang dihasilkan dibuang kesaluran drainase, sungai dan pekarangan rumah.
d. Kondisi sistem jaringan air minum yang dimanfaatkan masyarakat bersumber dari air
PDAM (tidak maksimal untuk keseluruhan kawasan) dan air yang bersumber dari
sumur tanah dangkal dan air permukaan (kualitas keruh)
e. Kondisi sistem sanitasi, khususnya limbah rumah tangga umumnya memanfaatkan
sungai sebagai tempat pembuangan, sebagian kecil masyarakat memiliki septic tank
f. Hunian masyarakat menggunakan material bahan bangunan dari kayu dengan kondisi
semi permanen dan temporer. Disamping itu hunian masyarakat berfungsi ganda,
selain sebagai rumah tempat tinggal juga berfungsi sebagai tempat berjualan
(toko/warung)

7-4
g. Rawan terjadi kebakaran, akibat kepadatan dan kerapatan bangunan cukup tinggi,
hampir tidak terdapat pemisah antara bangunan yang satu dengan bangunan lainnya.
Umumnya kebakaran terjadi akibat arus pendek listrik.

B. Pendekatan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan Kabupaten Kutai Timur:


Berdasarkan pengamatan lapangan, karakteristik permukiman kumuh perkotaan di
Kabupaten Kutai Timur, diklasifikasikan menjadi: permukiman kumuh daerah bantaran
sungai (Sangatta Utara, Sangatta Selatan dan Bengalon) serta permukiman kumuh pusat
kota/pusat kegiatan sosial ekonomi (Sangatta Utara dan Sangatta Selatan).
Pendekatan penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan Kabupaten Kutai Timur
dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan penanganan dalam bentuk; Property
Development, Community Based Development, Guided Land Development. Pendekatan
penanganan ini dirumuskan dengan mempertimbangkan kriteria pembentuk kawasan
permukiman kumuh.
1. Pendekatan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan Dalam Bentuk Property
Development
Pendekatan ini berangkat dari pemahaman bahwa kawasan permukiman kumuh
perkotaan akan dikelola secara komersial agar ekonomi lokasi yang tinggi dimanfaatkan
semaksimal mungkin bagi kepentingan kawasan dan daerah. Dalam hal ini masyarakat
penghuni kawasan berkedudukan sebagai kelompok sasaran perumahan, pemerintah
sebagai pemilik aset (tanah) dan swasta sebagai investor.
2. Pendekatan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan Dalam Bentuk Community
Based Development
Kawasan kurang bahkan tidak mempunyai nilai ekonomis komersial. Dalam hal ini
kemampuan masyarakat penghuni sebagai perhatian utama. Masyarakat didudukan
sebagai pemeran utama penanganan.
3. Pendekatan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan Dalam Bentuk Guided Land
Development
Kawasan kurang bahkan tidak mempunyai nilai ekonomis komersial. Dalam hal ini
penekanan lebih mengarah dan melindungi hak penduduk asal untuk tetap tinggal pada
lokasi semula.

7-5
Lokasi kawasan kumuh perkotaan berdasarkan SK. Bupati Kabupaten Kutai Timur terdiri dari :
a. Permukiman kumuh daerah bantaran sungai (Sungai Sangatta dan Bengalon)
 Kawasan permukiman kumuh perkotaan Desa/Kelurahan Sangatta Utara di Kecamatan
Sangatta Utara
 Kawasan permukiman kumuh perkotaan Desa/Kelurahan Sangatta Selatan dan Singa
Geweh di Kecamatan Sangatta Selatan
 Kawasan permukiman kumuh perkotaan Desa/Kelurahan Sepaso dan Sepaso Timur di
Kecamatan Bengalon
b. Permukiman kumuh pusat kegiatan sosial ekonomi
 Kawasan permukiman kumuh perkotaan Desa/Kelurahan Singa Geweh di Kecamatan
Sangatta Selatan dan Desa/Kelurahan Sangatta Utara di Kecamatan Sangatta Utara
 Kawasan permukiman kumuh perkotaan Desa/Kelurahan Sepaso Kecamatan Bengalon
c. Permukiman kumuh pusat kota
 Kawasan permukiman kumuh perkotaan Desa/Kelurahan Singa Geweh di Kecamatan
Sangatta Selatan
 Kawasan permukiman kumuh perkotaan Desa/Kelurahan Sangatta Utara di Kecamatan
Sangatta Utara

Bentuk penanganan yang dapat dilakukan pada kawasan permukiman kumuh perkotaan
Kabupaten Kutai Timur, sebagai berikut :
1. Permukiman kumuh daerah bantaran sungai (Sungai Sangatta dan Bengalon)
Untuk menangani kumuh di daerah bantaran Sungai Sangatta dan Bengalon dapat
direkomendasikan antara lain :
 Pemindahan (relokasi) dari sempadan sungai ke housing stock terdekat, dengan
menetapkan kawasan sempadan sungai merupakan kawasan lindung yang tidak boleh
dibanguni perumahan.
 Pendekatan penanganan pada rumah bantaran sungai ini adalah berupa urban renewal
atau peremajaan kawasan permukiman.
 Ketegasan Pemerintah Daerah dalam Pemanfaatan Ruang dan status lahan terutama
lahan bantaran sungai.
 Pengembalian aturan sempadan Sungai Sangatta dan Bengalon dengan penetapan aturan
Garis Sempadan Sungai (GSS) dan pembuatan batas GSS dan jalan inspeksi dengan

7-6
penetapan sempadan sungai 15 meter (termasuk kategori sungai sedang berdasarkan
Keppres No. 32 tahun 1990).
2. Permukiman kumuh dekat pusat kegiatan sosial ekonomi
Beberapa hal yang direkomendasikan untuk menangani kumuh di pusat kegiatan sosial
ekonomi (Desa/Kelurahan Singa Geweh di Kecamatan Sangatta Selatan dan Desa/Kelurahan
Sangatta Utara Kecamatan Sangatta Utara) :
 Penegasan pemanfaatan ruang khususnya pada kawasan pusat kegiatan sosial ekonomi
 Pengaturan sempadan perumahan
 Peningkatan kualitas prasarana dan sarana lingkungan pada kawasan pusat kegiatan sosial
ekonomi
 Peningkatan kualitas perumahan pada kawasan pusat kegiatan sosial ekonomi
 Bantuan usaha ekonomi kawasan seperti dana bergulir yang bersifat stimulatif
 Pendampingan untuk penanganan dan penataan perumahan

3. Permukiman kumuh pusat kota


Untuk menangani kumuh di kawasan pusat kota (Desa/Kelurahan Singa Geweh di Kecamatan
Sangatta Selatan dan Desa/Kelurahan Sangatta Utara Kecamatan Sangatta Utara) dapat
direkomendasikan antara lain :
 Peremajaan Kawasan (Urban Renewal) adalah pengembangan rumah bagi masyarakat
setempat dengan memperbaiki kondisi hunian, infrastruktur jalan lokal, drainase,
pengelolaan sampah, sanitasi, penyediaan air minum dan penanggulangan kebakaran.
 Penataan dan pembangunan rumah dengan memanfaatkan Program Perumahan Swadaya.
 Peningkatan infrastruktur menitikberatkan pada rehabilitasi dan peningkatan kualitas
jalan lingkungan, saluran drainase, pengelolaan sampah dan penyediaan air minum.
 Pengembangan Perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

C. Sebaran Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan kabupaten Kutai Timur


Berdasarkan data yang diperoleh, sebaran kawasan kumuh perkotaan Kabupaten Kutai Timur
tersebar di 3 (tiga) wilayah kecamatan, antara lain Kecamatan Sangatta Utara
(Desa/Kelurahan Sangatta Utara), Kecamatan Sangatta Selatan (Desa/Kelurahan Sangatta
Selatan dan Singa Geweh) dan Kecamatan Bengalon (Desa/Kelurahan Sepaso dan Sepaso

7-7
Timur). Karakteristik kawasan permukiman kumuh perkotaan Kabupaten Kutai Timur
tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 7.1 Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan Kabupaten Kutai Timur


No Nama Kawasan Karakteristik Luas (Ha)
1 2 3 4
A Kecamatan Sangatta Utara
1 Desa Sangatta Utara Kumuh Bantaran Sungai 45,10
B Kecamatan Sangatta Selatan
1 Desa Sangatta Selatan
Kumuh Bantaran Sungai 31,76
2 Desa Singa Geweh
C Kecamatan Bengalon
1 Sepaso
Kumuh Bantaran Sungai 45,20
2 Sepaso Timur
Jumlah 122,06
Sumber : Dokumen RKP-KP Kabupaten Kutai Timur, 2016

7-8
Gambar 7.1 Peta Sebaran Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
Kabupaten Kutai Timur

D. Analisis Tipologi Permukiman Kumuh Perkotaan Kabupaten Kutai Timur


Analisis tipologi permukiman kumuh perkotaan Kabupaten Kutai Timur, pada dasarnya
dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kekumuhan kawasan permukiman kumuh yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, melalui SK. Bupati Kabupaten Kutai
Timur. Tingkat kekumuhan suatu kawasan permukiman antara lain; kumuh barat, kumuh
sedang, kumuh ringan dan tidak kumuh. Kawasan permukiman kumuh perkotaan Kabupaten
Kutai Timur berlokasi di 3 (tiga) wilayah kecamatan yakni; Kecamatan Sangatta Utara,

7-9
Sangatta Selatan dan Bengalon. Tipologi kawasan permukiman kumuh perkotaan Kabupaten
Kutai Timur, sebagai berikut :
a. Kecamatan Sangatta Utara
Kawasan permukiman kumuh perkotaan Kecamatan Sangatta Utara berlokasi di
Desa/Kelurahan Sangatta Utara.
 Tipologi Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan Sangatta Utara
Penilaian tipologi kawasan permukiman kumuh perkotaan Kecamatan Sangatta Utara,
sebagai berikut :
1. Identifikasi Kondisi Kekumuhan (Fisik)
 Kepadatan Bangunan
a. Ketidakteraturan bangunan :76% - 100% bangunan pada lokasi tidak memiliki
keteraturan
b. Tingkat kepadatan bangunan : 76% - 100% bangunan memiliki kepadatan tidak
sesuai ketentuan
c. Ketidak sesuaian dengan persyaratan teknis bangunan : 76% - 100% bangunan pada
lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis
 Kondisi Jalan Lingkungan
a. Cakupan pelayanan jalan lingkungan : 25% - 50% area tidak terlayani oleh jaringan
jalan lingkungan
b. Kualitas permukaan jalan lingkungan : 25% - 50% area tidak terlayani oleh jaringan
jalan lingkungan
 Kondisi Penyediaan Air Minum
a. Ketersediaan akses aman air minum : 51% - 75% populasi tidak dapat mengakses air
minum yang aman
b. Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum : 51% - 75% populasi tidak terpenuhi
kebutuhan air minum minimalnya
 Kondisi Drainase Lingkungan
a. Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air : 51% - 75% area terjadi genangan >
30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun
b. Ketidaktersediaan drainase : 51% - 75% area tidak tersedia drainase lingkungan
c. Ketidakterhubungan dengan sistem drainase perkotaan : 51% - 75% drainase
lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya

7-10
d. Tidak terpeliharanya drainase : 51% - 75% area memiliki drainase lingkungan yang
kotor dan berbau
e. Kualitas konstruksi drainase : 51% - 75% area memiliki kualitas konstruksi drainase
lingkungan buruk
 Kondisi Pengelolaan Air Limbah
a. Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai standar teknis : 76% - 100% area memiliki
sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis
b. Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan persyaratan teknis
: 76% - 100% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis
 Kondisi Pengelolaan Persampahan
a. Prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan teknis : 76% -
100% area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi
persyaratan teknis
b. Sistem pengelolaan persampahan yang tidak sesuai standar teknis : 76% - 100% area
memiliki sistem persampahan tidak sesuai standar
c. Tidak terpeliharanya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan : 76% - 100%
area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara
 Kondisi Proteksi Kebakaran
a. Ketidaktersediaan prasarana proteksi kebakaran : 76%-100% area tidak memiliki
prasarana proteksi kebakaran
b. Ketidaktersediaan sarana proteksi kebakaran : 76%-100% area tidak memiliki sarana
proteksi kebakaran
2. Identifikasi Pertimbangan Lain
 Pertimbangan Lain
a. Nilai strategis lokasi : Lokasi terletak pada fungsi strategis kota/ibukota kabupaten
b. Kependudukan : Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar <151 jiwa/Ha
c. Kondisi sosial, ekonomi dan budaya : Lokasi tidak memiliki potensi sosial, ekonomi
dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara.
3. Identifikasi Legalitas Lahan
 Legalitas Lahan
a. Kejelasan status penggunaan lahan : Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status
penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain.

7-11
b. Kesesuaian RTR : Sebagian atau keseluruhan lokasi berada bukan pada peruntukan
perumahan/permukiman sesuai RTR.

Tabel 7.2
Formula Penilaian Lokasi Berdasarkan Kriteria, Indikator dan Parameter Kekumuhan
Kawasan Permukiman Kumuh Sangatta Utara
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
A Idenfikasi Kondisi Kekumuhan (Fisik)
 Tidak memenuhi ketentuan
tata bangunan dalam RDTR,
meliputi pengaturan bentuk,
besaran, perletakan, dan
tampilan bangunan pada suatu
zona; dan/atau 76% - 100%
 Tidak memenuhi ketentuan bangunan pada
a.Ketidakteratur
tata bangunan dan tata lokasi tidak 5
an Bangunan
kualitas lingkungan dalam memiliki
RTBL, meliputi pengaturan keteraturan
blok bangunan, kapling,
bangunan, ketinggian dan
elevasi lantai, konsep identitas
lingkungan, konsep orientasi
lingkungan, dan wajah jalan.
 KDB melebihi ketentuan RDTR,
dan/atau RTBL
 KLB melebihi ketentuan dalam
Kondisi 76% - 100%
RDTR, dan/atau RTBL;
1 Bangunan bangunan
b. Tingkat dan/atau
Gedung memiliki
Kepadatan  Kepadatan bangunan yang 5
kepadatan
Bangunan tinggi pada lokasi, yaitu : tidak sesuai
o Untuk kota metropolitan dan ketentuan
kota besar ≥ 250 unit/Ha
o Untuk kota sedang dan kota
kecil ≥ 200 unit/Ha
Kondisi bangunan pada lokasi
tidak memenuhi persyaratan :
 Pengendalian dampak
c. Ketidak lingkungan 76% - 100%
sesuaian  Pembangunan bangunan bangunan pada
dengan gedung di atas dan/atau di lokasi tidak
5
persyaratan bawah tanah, air dan/atau memenuhi
teknis prasarana/sarana umum persyaratan
bangunan  Keselamatan bangunan gedung teknis
(BG)
 Kenyamanan BG
 Kemudahan BG

7-12
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
Sebagian lokasi perumahan atau 25% - 50% area
a. Cakupan
permukiman tidak terlayani tidak terlayani
pelayanan
dengan jalan lingkungan yang oleh jaringan 1
jalan
sesuai dengan ketentuan teknis jalan
lingkungan
Kondisi jalan lingkungan
2
lingkungan Sebagian atau seluruh jalan 25% - 50% area
b. Kualitas
lingkungan terjadi kerusakan tidak terlayani
permukaan
permukaan jalan pada lokasi oleh jaringan 1
jalan
perumahan atau permukiman jalan
lingkungan
lingkungan
Masyarakat pada lokasi 51% - 75%
a. Ketidakt perumahan dan permukiman populasi tidak
ersediaan tidak dapat mengakses air dapat
3
Akses aman air minum yang memiliki kualitas mengakses air
minum tidak berwarna, tidak berbau, minum yang
Kondisi
dan tidak berasa aman
3 penyediaan air
Kebutuhan air minum 51% - 75%
minum
b. Tidak masyarakat pada lokasi populasi tidak
terpenuhinya perumahan atau permukiman terpenuhi
3
kebutuhan air tidak mencapai minimal kebutuhan air
minum sebanyak 60 liter/orang/hari minum
minimalnya
Jaringan drainase lingkungan 51% - 75% area
a. Ketidak tidak mampu mengalirkan terjadi
mampuan limpasan air sehingga genangan >
3
mengalirkan menimbulkan genangan dengan 30cm, > 2 jam
limpasan air tinggi lebih dari 30 cm selama dan > 2 x
lebih dari 2 kali setahun setahun
Tidak tersedianya saluran
51% - 75% area
b. Ketidak drainase lingkungan pada
tidak tersedia
tersediaan lingkungan perumahan atau 3
drainase
drainase permukiman, yaitu saluran
lingkungan
tersier dan/atau saluran lokal
Saluran drainase lingkungan 51% - 75%
c. Ketidak tidak terhubung dengan saluran drainase
Kondisi terhubungan pada hirarki di atasnya sehingga lingkungan
4 drainase dengan Sistem menyebabkan air tidak dapat tidak 3
lingkungan drainase mengalir dan menimbulkan terhubung
perkotaan genangan dengan hirarki
di atasnya
Tidak dilaksanakannya
51% - 75% area
pemeliharaan saluran drainase
memiliki
d. Tidak lingkungan pada lokasi
drainase
terpeliharany perumahan atau 3
lingkungan
a drainase permukiman,baik :
yang kotor dan
 Pemeliharaan rutin ; dan/atau
berbau
 Pemeliharaan berkala
e. Kualitas Kualitas konstruksi drainase 51% - 75% area
konstruksi buruk, karena berupa galian memiliki 3
drainase tanah tanpa material pelapis kualitas

7-13
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
atau penutup maupun karena konstruksi
telah terjadi kerusakan drainase
lingkungan
buruk
Pengelolaan air limbah pada
lokasi perumahan atau 76% - 100%
a. Sistem
permukiman tidak memiliki area memiliki
pengelolaan
sistem yang memadai, yaitu sistem air
air limbah 5
kakus/kloset yang tidak limbah yang
tidak sesuai
terhubung dengan tangki septik tidak sesuai
standar teknis
baik secara individual/domestik, standar teknis
komunal maupun terpusat.
Kondisi
Kondisi prasarana dan sarana
5 pengelolaan air
b. Prasarana dan pengelolaan air limbah pada
limbah 76% - 100%
sarana lokasi perumahan atau
area memiliki
pengelolaan permukiman dimana :
sarpras air
air limbah  Kloset leher angsa tidak
limbah tidak 5
tidak sesuai terhubung dengan tangki
sesuai
dengan septik;
persyaratan
persyaratan  Tidak tersedianya sistem
teknis
teknis pengolahan limbah setempat
atau terpusat
Prasarana dan Sarana
Persampahan pada lokasi
perumahan atau permukiman
tidak sesuai dengan persyaratan
teknis, yaitu :
76% - 100%
 Tempat sampah dengan
a. Prasarana dan area memiliki
pemilahan sampah pada skala
sarana sarpras
domestik atau rumah tangga;
persampahan pengelolaan
 Tempat pengumpulan sampah
tidak sesuai persampahan 5
(TPS) atau TPS 3R (reduce,
dengan yang tidak
reuse, recycle) pada skala
persyaratan memenuhi
lingkungan;
teknis persyaratan
Kondisi  Gerobak sampah dan/atau truk
teknis
6 pengelolaan sampah pada skala lingkungan;
persampahan dan
 Tempat pengolahan sampah
terpadu (TPST) pada skala
lingkungan
Pengelolaan persampahan pada
lingkungan perumahan atau
b. Sistem permukiman tidak memenuhi 76% - 100%
pengelolaan persyaratan sebagai berikut : area memiliki
persampahan sistem
 Pewadahan dan pemilahan 5
yang tidak persampahan
domestik;
sesuai standar tidak sesuai
 Pengumpulan lingkungan;
seknis standar
 Pengangkutan lingkungan;
 Pengolahan lingkungan

7-14
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
Tidak dilakukannya
c. Tidak pemeliharaan sarana dan 76% - 100%
terpeliharany prasarana pengelolaan area memiliki
a sarana dan persampahan pada lokasi sarpras
5
prasarana perumahan atau permukiman, persampahan
pengelolaan baik : yang tidak
Persampahan  Pemeliharaan rutin; dan/atau terpelihara
 Pemeliharaan berkala
Tidak tersedianya prasarana
proteksi kebakaran pada lokasi,
yaitu : 76% - 100%
a. Ketidaktersedi  Pasokan air; area tidak
aan Prasarana memiliki
 Jalan lingkungan; 5
Proteksi prasarana
 Sarana komunikasi;
Kebakaran proteksi
 Data sistem proteksi kebakaran kebakaran
lingkungan; dan
Kondisi proteksi  Bangunan pos kebakaran
7
kebakaran Tidak tersedianya sarana
proteksi kebakaran pada lokasi,
yaitu : 76% - 100%
b. Ketidaktersedi area tidak
 Alat Pemadam Api Ringan
aan Sarana memiliki
(APAR); 5
Proteksi sarana proteksi
 Mobil pompa;
Kebakaran kebakaran
 Mobil tangga sesuai kebutuhan;
dan
 Peralatan pendukung lainnya
NILAI 74
B Idenfikasi Pertimbangan Lain
Pertimbangan letak lokasi Lokasi terletak
perumahan atau permukiman pada fungsi
a. Nilai Strategis
pada: strategis 5
Lokasi
 Fungsi strategis kota; atau kota/ibukota
 Bukan fungsi strategis kota kabupaten
Pertimbangan kepadatan
penduduk pada lokasi
perumahan atau permukiman
dengan klasifikasi :
Pertimbangan  Rendah yaitu kepadatan
8
lain penduduk di bawah 150
Kepadatan
 jiwa/ha;
b. Kependuduka penduduk pada
 Sedang yaitu kepadatan 1
n lokasi sebesar
penduduk antara 151 – 200
<151 jiwa/Ha
jiwa/ha
 Tinggi yaitu kepadatan
penduduk antara 201 – 400
jiwa/ha
 Sangat padat yaitu kepadatan
penduduk diatas 400 jiwa/ha

7-15
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
Pertimbangan potensi yang
dimiliki lokasi perumahan atau
permukiman berupa :
 Potensi sosial yaitu tingkat
Lokasi tidak
partisipasi masyarakat dalam
memiliki
mendukung pembangunan;
c. Kondisi Sosial, potensi sosial,
 Potensi ekonomi yaitu adanya
ekonomi dan ekonomi dan 1
kegiatan ekonomi tertentu
budaya budaya untuk
yang bersifat strategis bagi
dikembangkan
masyarakat setempat;
atau dipelihara
 Potensi budaya yaitu adanya
kegiatan atau warisan budaya
tertentu yang dimiliki
masyarakat setempat
NILAI 7
C. Idenfikasi Legalitas Lahan
Kejelasan terhadap status
penguasaan lahan berupa :
 Kepemilikan sendiri, dengan
bukti dokumen sertifikat hak
Keseluruhan
atas tanah atau bentuk
lokasi memiliki
dokumen keterangan status
kejelasan
a. Kejelasan tanah lainnya yang sah; atau
status
status  Kepemilikan pihak lain
penguasaan (+)
penguasaan (termasuk milik adat/ulayat)
lahan, baik
lahan dengan bukti ijin pemanfaatan
milik sendiri
tanah dari pemegang hak atas
atau milik
tanah atau pemilik tanah
9 Legalitas lahan pihak lain
dalam bentuk perjanjian
tertulis antara pemegang hak
atas tanah atau pemilik tanah
dengan pihak lain
Kesesuaian terhadap peruntukan Sebagian atau
lahan dalam rencana tata ruang keseluruhan
(RTR), dengan bukti Izin lokasi berada
b. Kesesuaian Mendirikan bangunan atau Surat bukan pada
(-)
RTR Keterangan Rencana peruntukan
Kabupaten/Kota (SKRK) perumahan/pe
rmukiman
sesuai RTR
Sumber : Dokumen RKP-KP Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015

Dari Tabel di atas disimpulkan bahwa permukiman kumuh Kawasan Sangatta Utara termasuk
dalam kategori kumuh berat dengan nilai indikator 74, dan terletak pada fungsi strategis
kota/ibukota kabupaten.

7-16
Gambar 7.2 Peta Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
Sangatta Utara

7-17
Gambar 7.3 Visualisasi Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
Sangatta Utara

b. Kecamatan Sangatta Selatan


Kawasan permukiman kumuh perkotaan di Kecamatan Sangatta Selatan berlokasi di
Desa/Kelurahan Sangatta Selatan dan Singa Geweh.
 Tipologi Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan Sangatta Selatan
Penilaian tipologi kawasan permukiman kumuh perkotaan Kecamatan Sangatta
Selatan, sebagai berikut :
1. Identifikasi Kondisi Kekumuhan (Fisik)
 Kepadatan Bangunan
a. Ketidakteraturan bangunan :76% - 100% bangunan pada lokasi tidak memiliki
keteraturan

7-18
b. Tingkat kepadatan bangunan : 76% - 100% bangunan memiliki kepadatan tidak
sesuai ketentuan
c. Ketidak sesuaian dengan persyaratan teknis bangunan : 76% - 100% bangunan pada
lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis
 Kondisi Jalan Lingkungan
a. Cakupan pelayanan jalan lingkungan : 51% - 75% area tidak terlayani oleh jaringan
jalan lingkungan
b. Kualitas permukaan jalan lingkungan : 51% - 75% area memiliki kualitas permukaan
jalan yang buruk
 Kondisi Penyediaan Air Minum
a. Ketersediaan akses aman air minum : 51% - 75% populasi tidak dapat mengakses air
minum yang aman
b. Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum : 51% - 75% populasi tidak terpenuhi
kebutuhan air minum minimalnya
 Kondisi Drainase Lingkungan
a. Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air : 51% - 75% area terjadi genangan >
30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun
b. Ketidaktersediaan drainase : 51% - 75% area tidak tersedia drainase lingkungan
c. Ketidakterhubungan dengan sistem drainase perkotaan : 51% - 75% drainase
lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya
d. Tidak terpeliharanya drainase : 51% - 75% area memiliki drainase lingkungan yang
kotor dan berbau
e. Kualitas konstruksi drainase : 51% - 75% area memiliki kualitas konstruksi drainase
lingkungan buruk
 Kondisi Pengelolaan Air Limbah
a. Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai standar teknis : 76% - 100% area
memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis
b. Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan persyaratan teknis
: 76% - 100% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis
 Kondisi Pengelolaan Persampahan

7-19
a. Prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan teknis : 76% -
100% area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi
persyaratan teknis
b. Sistem pengelolaan persampahan yang tidak sesuai standar teknis : 51% - 75% area
memiliki sistem persampahan tidak sesuai standar
c. Tidak terpeliharanya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan : 51% - 75%
area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara
 Kondisi Proteksi Kebakaran
a. Ketidaktersediaan prasarana proteksi kebakaran : 76%-100% area tidak memiliki
prasarana proteksi kebakaran
b. Ketidaktersediaan sarana proteksi kebakaran : 76%-100% area tidak memiliki sarana
proteksi kebakaran
2. Identifikasi Pertimbangan Lain
 Pertimbangan Lain
a. Nilai strategis lokasi : Lokasi terletak pada fungsi strategis kota/pusat kota
b. Kependudukan : Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar <151 jiwa/Ha
c. Kondisi sosial, ekonomi dan budaya : Lokasi tidak memiliki potensi sosial, ekonomi
dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara
3. Identifikasi Legalitas Lahan
 Legalitas Lahan
a. Kejelasan status penggunaan lahan : Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status
penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain
b. Kesesuaian RTR : Sebagian atau keseluruhan lokasi berada bukan pada peruntukan
perumahan/permukiman sesuai RTR

Tabel 7.3 Formula Penilaian Lokasi Berdasarkan Kriteria, Indikator dan Parameter
Kekumuhan Kawasan Permukiman Kumuh Sangatta Selatan
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
A Idenfikasi Kondisi Kekumuhan (Fisik)
 Tidak memenuhi ketentuan 76% - 100%
Kondisi b. Ketidakt tata bangunan dalam RDTR, bangunan pada
1 Bangunan eraturan meliputi pengaturan bentuk, lokasi tidak 5
Gedung Bangunan besaran, perletakan, dan memiliki
keteraturan

7-20
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
tampilan bangunan pada suatu
zona; dan/atau
 Tidak memenuhi ketentuan
tata bangunan dan tata
kualitas lingkungan dalam
RTBL, meliputi pengaturan
blok bangunan, kapling,
bangunan, ketinggian dan
elevasi lantai, konsep identitas
lingkungan, konsep orientasi
lingkungan, dan wajah jalan.
 KDB melebihi ketentuan RDTR,
dan/atau RTBL
 KLB melebihi ketentuan dalam
76% - 100%
RDTR, dan/atau RTBL;
bangunan
d. Tingkat dan/atau
memiliki
Kepadatan  Kepadatan bangunan yang 5
kepadatan
Bangunan tinggi pada lokasi, yaitu : tidak sesuai
o Untuk kota metropolitan dan ketentuan
kota besar ≥ 250 unit/Ha
o Untuk kota sedang dan kota
kecil ≥ 200 unit/Ha
Kondisi bangunan pada lokasi
tidak memenuhi persyaratan :
 Pengendalian dampak
e. Ketidak lingkungan 76% - 100%
sesuaian  Pembangunan bangunan bangunan pada
dengan gedung di atas dan/atau di lokasi tidak
5
persyaratan bawah tanah, air dan/atau memenuhi
teknis prasarana/sarana umum persyaratan
bangunan  Keselamatan bangunan gedung teknis
(BG)
 Kenyamanan BG
 Kemudahan BG
Sebagian lokasi perumahan atau 51% - 75% area
c. Cakupan
permukiman tidak terlayani tidak terlayani
pelayanan
dengan jalan lingkungan yang oleh jaringan 3
jalan
sesuai dengan ketentuan teknis jalan
lingkungan
lingkungan
Kondisi jalan
2 Sebagian atau seluruh jalan 51% - 75% area
lingkungan
d. Kualitas lingkungan terjadi kerusakan memiliki
permukaan permukaan jalan pada lokasi kualitas
3
jalan perumahan atau permukiman permukaan
lingkungan jalan yang
buruk
a. Masyarakat pada lokasi 51% - 75%
Kondisi
Ketidaktersedia perumahan dan permukiman populasi tidak
3 penyediaan air 3
an Akses aman tidak dapat mengakses air dapat
minum
air minum minum yang memiliki kualitas mengakses air

7-21
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
tidak berwarna, tidak berbau, minum yang
dan tidak berasa aman
Kebutuhan air minum 51% - 75%
b. Tidak masyarakat pada lokasi populasi tidak
terpenuhinya perumahan atau permukiman terpenuhi
3
kebutuhan air tidak mencapai minimal kebutuhan air
minum sebanyak 60 liter/orang/hari minum
minimalnya
Jaringan drainase lingkungan 51% - 75% area
a. Ketidak tidak mampu mengalirkan terjadi
mampuan limpasan air sehingga genangan >
3
mengalirkan menimbulkan genangan dengan 30cm, > 2 jam
limpasan air tinggi lebih dari 30 cm selama dan > 2 x
lebih dari 2 kali setahun setahun
Tidak tersedianya saluran
51% - 75% area
b. Ketidak drainase lingkungan pada
tidak tersedia
tersediaan lingkungan perumahan atau 3
drainase
drainase permukiman, yaitu saluran
lingkungan
tersier dan/atau saluran lokal
Saluran drainase lingkungan 51% - 75%
c. Ketidak tidak terhubung dengan saluran drainase
terhubungan pada hirarki di atasnya sehingga lingkungan
dengan sistem menyebabkan air tidak dapat tidak 3
Kondisi
drainase mengalir dan menimbulkan terhubung
4 drainase
perkotaan genangan dengan hirarki
lingkungan
di atasnya
Tidak dilaksanakannya
51% - 75% area
pemeliharaan saluran drainase
memiliki
d. Tidak lingkungan pada lokasi
drainase
terpeliharanya perumahan atau 3
lingkungan
drainase permukiman,baik :
yang kotor dan
 Pemeliharaan rutin ; dan/atau
berbau
 Pemeliharaan berkala
Kualitas konstruksi drainase 51% - 75% area
buruk, karena berupa galian memiliki
e. Kualitas tanah tanpa material pelapis kualitas
konstruksi atau penutup maupun karena konstruksi 3
drainase telah terjadi kerusakan drainase
lingkungan
buruk
Pengelolaan air limbah pada
lokasi perumahan atau 76% - 100%
a. Sistem
permukiman tidak memiliki area memiliki
pengelolaan air
sistem yang memadai, yaitu sistem air
Kondisi limbah tidak 5
kakus/kloset yang tidak limbah yang
5 pengelolaan air sesuai standar
terhubung dengan tangki septik tidak sesuai
limbah teknis
baik secara individual/domestik, standar teknis
komunal maupun terpusat.
b. Prasarana dan Kondisi prasarana dan sarana 76% - 100%
5
sarana pengelolaan air limbah pada area memiliki

7-22
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
pengelolaan air lokasi perumahan atau sarpras air
limbah tidak permukiman dimana : limbah tidak
sesuai dengan  Kloset leher angsa tidak sesuai
persyaratan terhubung dengan tangki persyaratan
teknis septik; teknis
 Tidak tersedianya sistem
pengolahan limbah setempat
atau terpusat
Prasarana dan Sarana
Persampahan pada lokasi
perumahan atau permukiman
tidak sesuai dengan persyaratan
teknis, yaitu :
76% - 100%
 Tempat sampah dengan
a. Prasarana dan area memiliki
pemilahan sampah pada skala
sarana sarpras
domestik atau rumah tangga;
persampahan pengelolaan
 Tempat pengumpulan sampah
tidak sesuai persampahan 5
(TPS) atau TPS 3R (reduce,
dengan yang tidak
reuse, recycle) pada skala
persyaratan memenuhi
lingkungan;
teknis persyaratan
 Gerobak sampah dan/atau truk
teknis
sampah pada skala lingkungan;
dan
 Tempat pengolahan sampah
Kondisi terpadu (TPST) pada skala
6 pengelolaan lingkungan
persampahan Pengelolaan persampahan pada
lingkungan perumahan atau
b. Sistem permukiman tidak memenuhi 51% - 75% area
pengelolaan persyaratan sebagai berikut : memiliki
persampahan sistem
 Pewadahan dan pemilahan 3
yang tidak persampahan
domestik;
sesuai standar tidak sesuai
 Pengumpulan lingkungan;
teknis standar
 Pengangkutan lingkungan;
 Pengolahan lingkungan
Tidak dilakukannya
c. Tidak pemeliharaan sarana dan 51% - 75% area
terpeliharanya prasarana pengelolaan memiliki
sarana dan persampahan pada lokasi sarpras
3
prasarana perumahan atau permukiman, persampahan
pengelolaan baik : yang tidak
Persampahan  Pemeliharaan rutin; dan/atau terpelihara
 Pemeliharaan berkala
Tidak tersedianya prasarana 76% - 100%
a. proteksi kebakaran pada lokasi, area tidak
Ketidaktersedia yaitu :
Kondisi proteksi memiliki
7 an Prasarana 5
kebakaran  Pasokan air; prasarana
Proteksi
 Jalan lingkungan; proteksi
Kebakaran
 Sarana komunikasi; kebakaran

7-23
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
 Data sistem proteksi kebakaran
lingkungan; dan
 Bangunan pos kebakaran
Tidak tersedianya sarana
proteksi kebakaran pada lokasi,
yaitu : 76% - 100%
b. Ketidakt area tidak
 Alat Pemadam Api Ringan
ersediaan memiliki
(APAR); 5
Sarana Proteksi sarana proteksi
 Mobil pompa;
Kebakaran kebakaran
 Mobil tangga sesuai kebutuhan;
dan
 Peralatan pendukung lainnya
NILAI 73
B Idenfikasi Pertimbangan Lain
Pertimbangan letak lokasi
Lokasi terletak
perumahan atau permukiman
pada fungsi
a. Nilai Strategis pada:
strategis 5
Lokasi
kota/pusat
 Fungsi strategis kota; atau
kota
 Bukan fungsi strategis kota
Pertimbangan kepadatan
penduduk pada lokasi
perumahan atau permukiman
dengan klasifikasi :
 Rendah yaitu kepadatan
penduduk di bawah 150
Kepadatan
 jiwa/ha;
b. penduduk pada
 Sedang yaitu kepadatan 1
Kependudukan lokasi sebesar
penduduk antara 151 – 200
<151 jiwa/Ha
jiwa/ha
 Tinggi yaitu kepadatan
Pertimbangan
8 penduduk antara 201 – 400
lain
jiwa/ha
 Sangat padat yaitu kepadatan
penduduk diatas 400 jiwa/ha
Pertimbangan potensi yang
dimiliki lokasi perumahan atau
permukiman berupa :
 Potensi sosial yaitu tingkat
Lokasi tidak
partisipasi masyarakat dalam
memiliki
c. Kondisi mendukung pembangunan;
potensi sosial,
Sosial,  Potensi ekonomi yaitu adanya
ekonomi dan 1
ekonomi dan kegiatan ekonomi tertentu
budaya untuk
budaya yang bersifat strategis bagi
dikembangkan
masyarakat setempat;
atau dipelihara
 Potensi budaya yaitu adanya
kegiatan atau warisan budaya
tertentu yang dimiliki
masyarakat setempat

7-24
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
NILAI 7
C. Idenfikasi Legalitas Lahan
Kejelasan terhadap status
penguasaan lahan berupa :
 Kepemilikan sendiri, dengan
bukti dokumen sertifikat hak
Keseluruhan
atas tanah atau bentuk
lokasi memiliki
dokumen keterangan status
kejelasan
a. Kejelasan tanah lainnya yang sah; atau
status
status  Kepemilikan pihak lain
penguasaan (+)
penguasaan (termasuk milik adat/ulayat) lahan, baik
lahan dengan bukti ijin pemanfaatan milik sendiri
tanah dari pemegang hak atas
atau milik
tanah atau pemilik tanah
9 Legalitas lahan pihak lain
dalam bentuk perjanjian
tertulis antara pemegang hak
atas tanah atau pemilik tanah
dengan pihak lain
Kesesuaian terhadap peruntukan Sebagian atau
lahan dalam rencana tata ruang keseluruhan
(RTR), dengan bukti Izin lokasi berada
b. Kesesuai Mendirikan bangunan atau Surat bukan pada
(-)
an RTR Keterangan Rencana peruntukan
Kabupaten/Kota (SKRK) perumahan/pe
rmukiman
sesuai RTR
Sumber : Dokumen RKP-KP Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015

Dari Tabel di atas disimpulkan bahwa permukiman kumuh Kawasan Sangatta Selatan
termasuk dalam kategori kumuh berat dengan nilai indikator 73, dan terletak pada pusat
kota.

7-25
Gambar 7.4 Peta Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
Sangatta Selatan

7-26
Gambar 7.5 Visualisasi Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
Sangatta Selatan

c. Kecamatan Bengalon
Kawasan permukiman kumuh perkotaan di Kecamatan Sangatta Selatan berlokasi di
Desa/Kelurahan Sepaso dan Sepaso Timur.
 Tipologi Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan Bengalon
Penilaian tipologi kawasan permukiman kumuh perkotaan Kecamatan Bengalon,
sebagai berikut :
1. Identifikasi Kondisi Kekumuhan (Fisik)
 Kepadatan Bangunan

7-27
a. Ketidakteraturan bangunan :76% - 100% bangunan pada lokasi tidak memiliki
keteraturan
b. Tingkat kepadatan bangunan : 76% - 100% bangunan memiliki kepadatan tidak
sesuai ketentuan
c. Ketidak sesuaian dengan persyaratan teknis bangunan : 76% - 100% bangunan pada
lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis
 Kondisi Jalan Lingkungan
a. Cakupan pelayanan jalan lingkungan : 51% - 75% area tidak terlayani oleh jaringan
jalan lingkungan
b. Kualitas permukaan jalan lingkungan : 51% - 75% area memiliki kualitas permukaan
jalan yang buruk
 Kondisi Penyediaan Air Minum
a. Ketersediaan akses aman air minum : 51% - 75% populasi tidak dapat mengakses air
minum yang aman
b. Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum : 51% - 75% populasi tidak terpenuhi
kebutuhan air minum minimalnya
 Kondisi Drainase Lingkungan
a. Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air : 51% - 75% area terjadi genangan >
30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun
b. Ketidaktersediaan drainase : 51% - 75% area tidak tersedia drainase lingkungan
c. Ketidakterhubungan dengan sistem drainase perkotaan : 51% - 75% drainase
lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya
d. Tidak terpeliharanya drainase : 51% - 75% area memiliki drainase lingkungan yang
kotor dan berbau
e. Kualitas konstruksi drainase : 51% - 75% area memiliki kualitas konstruksi drainase
lingkungan buruk
 Kondisi Pengelolaan Air Limbah
a. Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai standar teknis : 76% - 100% area
memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis
b. Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan persyaratan teknis
: 76% - 100% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis
 Kondisi Pengelolaan Persampahan

7-28
a. Prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan teknis : 51% -
75% area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi
persyaratan teknis
b. Sistem pengelolaan persampahan yang tidak sesuai standar teknis : 51% - 75% area
memiliki sistem persampahan tidak sesuai standar
c. Tidak terpeliharanya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan : 51% - 75%
area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara
 Kondisi Proteksi Kebakaran
a. Ketidaktersediaan prasarana proteksi kebakaran : 76%-100% area tidak memiliki
prasarana proteksi kebakaran
b. Ketidaktersediaan sarana proteksi kebakaran : 76%-100% area tidak memiliki sarana
proteksi kebakaran
2. Identifikasi Pertimbangan Lain
 Pertimbangan Lain
a. Nilai strategis lokasi : Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kabupaten
b. Kependudukan : Kepadatan penduduk pada lokasi sebesar <151 jiwa/Ha
c. Kondisi sosial, ekonomi dan budaya : Lokasi tidak memiliki potensi sosial, ekonomi
dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara
3. Identifikasi Legalitas Lahan
 Legalitas Lahan
a. Kejelasan status penggunaan lahan : Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status
penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain
b. Kesesuaian RTR : Sebagian atau keseluruhan lokasi berada bukan pada peruntukan
perumahan/permukiman sesuai RTR

Tabel 7.4 Formula Penilaian Lokasi Berdasarkan Kriteria, Indikator dan Parameter
Kekumuhan Kawasan Permukiman Kumuh Bengalon
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
A Idenfikasi Kondisi Kekumuhan (Fisik)
 Tidak memenuhi ketentuan tata
76% - 100%
bangunan dalam RDTR, meliputi
Kondisi a. bangunan pada
pengaturan bentuk, besaran,
1 Bangunan Ketidakteratura lokasi tidak 5
perletakan, dan tampilan
Gedung n Bangunan memiliki
bangunan pada suatu zona;
keteraturan
dan/atau

7-29
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
 Tidak memenuhi ketentuan tata
bangunan dan tata kualitas
lingkungan dalam RTBL, meliputi
pengaturan blok bangunan,
kapling, bangunan, ketinggian
dan elevasi lantai, konsep
identitas lingkungan, konsep
orientasi lingkungan, dan wajah
jalan.
 KDB melebihi ketentuan RDTR,
dan/atau RTBL
 KLB melebihi ketentuan dalam 51% - 75%
RDTR, dan/atau RTBL; dan/atau bangunan
b. Tingkat
 Kepadatan bangunan yang tinggi memiliki
Kepadatan 3
pada lokasi, yaitu : kepadatan
Bangunan
o Untuk kota metropolitan dan tidak sesuai
kota besar ≥ 250 unit/Ha ketentuan
o Untuk kota sedang dan kota
kecil ≥ 200 unit/Ha
Kondisi bangunan pada lokasi tidak
memenuhi persyaratan :
 Pengendalian dampak lingkungan
c. Ketidak 76% - 100%
 Pembangunan bangunan gedung
sesuaian bangunan pada
di atas dan/atau di bawah tanah,
dengan lokasi tidak
air dan/atau prasarana/sarana 5
persyaratan memenuhi
umum
teknis persyaratan
 Keselamatan bangunan gedung
bangunan teknis
(BG)
 Kenyamanan BG
 Kemudahan BG
Sebagian lokasi perumahan atau 51% - 75% area
a. Cakupan permukiman tidak terlayani dengan tidak terlayani
pelayanan jalan jalan lingkungan yang sesuai oleh jaringan 3
lingkungan dengan ketentuan teknis jalan
lingkungan
Kondisi jalan
2 Sebagian atau seluruh jalan 51% - 75% area
lingkungan
b. Kualitas lingkungan terjadi kerusakan memiliki
permukaan permukaan jalan pada lokasi kualitas
3
jalan perumahan atau permukiman permukaan
lingkungan jalan yang
buruk
Masyarakat pada lokasi perumahan 51% - 75%
a. dan permukiman tidak dapat populasi tidak
Ketidaktersedia mengakses air minum yang dapat
3
Kondisi an Akses aman memiliki kualitas tidak berwarna, mengakses air
3 penyediaan air air minum tidak berbau, dan tidak berasa minum yang
minum aman
Kebutuhan air minum masyarakat 51% - 75%
b. Tidak
pada lokasi perumahan atau populasi tidak 3
terpenuhinya
permukiman tidak mencapai terpenuhi

7-30
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
kebutuhan air minimal sebanyak 60 kebutuhan air
minum liter/orang/hari minum
minimalnya
Jaringan drainase lingkungan tidak 51% - 75% area
a. Ketidak mampu mengalirkan limpasan air terjadi
mampuan sehingga menimbulkan genangan genangan >
3
mengalirkan dengan tinggi lebih dari 30 cm 30cm, > 2 jam
limpasan air selama lebih dari 2 kali setahun dan > 2 x
setahun
Tidak tersedianya saluran drainase
51% - 75% area
b. Ketidak lingkungan pada lingkungan
tidak tersedia
tersediaan perumahan atau permukiman, 3
drainase
drainase yaitu saluran tersier dan/atau
lingkungan
saluran lokal
Saluran drainase lingkungan tidak 51% - 75%
c. Ketidak terhubung dengan saluran pada drainase
terhubungan hirarki di atasnya sehingga lingkungan
Kondisi dengan sistem menyebabkan air tidak dapat tidak 3
4 drainase drainase mengalir dan menimbulkan terhubung
lingkungan perkotaan genangan dengan hirarki
di atasnya
Tidak dilaksanakannya 51% - 75% area
pemeliharaan saluran drainase memiliki
d. Tidak
lingkungan pada lokasi perumahan drainase
terpeliharanya 3
atau permukiman,baik : lingkungan
drainase
 Pemeliharaan rutin ; dan/atau yang kotor dan
 Pemeliharaan berkala berbau
Kualitas konstruksi drainase buruk, 51% - 75% area
karena berupa galian tanah tanpa memiliki
e. Kualitas material pelapis atau penutup kualitas
konstruksi maupun karena telah terjadi konstruksi 3
drainase kerusakan drainase
lingkungan
buruk
Pengelolaan air limbah pada lokasi
76% - 100%
a. Sistem perumahan atau permukiman tidak
area memiliki
pengelolaan air memiliki sistem yang memadai,
sistem air
limbah tidak yaitu kakus/kloset yang tidak 5
limbah yang
sesuai standar terhubung dengan tangki septik
tidak sesuai
teknis baik secara individual/domestik,
standar teknis
komunal maupun terpusat.
Kondisi
Kondisi prasarana dan sarana
5 pengelolaan air
b. Prasarana dan pengelolaan air limbah pada lokasi 76% - 100%
limbah
sarana perumahan atau permukiman area memiliki
pengelolaan air dimana : sarpras air
limbah tidak  Kloset leher angsa tidak limbah tidak 5
sesuai dengan terhubung dengan tangki septik; sesuai
persyaratan  Tidak tersedianya sistem persyaratan
teknis pengolahan limbah setempat teknis
atau terpusat

7-31
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
Prasarana dan Sarana Persampahan
pada lokasi perumahan atau
permukiman tidak sesuai dengan
persyaratan teknis, yaitu :
51% - 75% area
 Tempat sampah dengan
a. Prasarana dan memiliki
pemilahan sampah pada skala
sarana sarpras
domestik atau rumah tangga;
persampahan pengelolaan
 Tempat pengumpulan sampah
tidak sesuai persampahan 3
(TPS) atau TPS 3R (reduce, reuse,
dengan yang tidak
recycle) pada skala lingkungan;
persyaratan memenuhi
 Gerobak sampah dan/atau truk
teknis persyaratan
sampah pada skala lingkungan;
teknis
dan
 Tempat pengolahan sampah
terpadu (TPST) pada skala
Kondisi lingkungan
6 pengelolaan
Pengelolaan persampahan pada
persampahan
lingkungan perumahan atau
b. Sistem permukiman tidak memenuhi 51% - 75% area
pengelolaan persyaratan sebagai berikut : memiliki
persampahan sistem
 Pewadahan dan pemilahan 3
yang tidak persampahan
domestik;
sesuai standar tidak sesuai
 Pengumpulan lingkungan;
teknis standar
 Pengangkutan lingkungan;
 Pengolahan lingkungan
Tidak dilakukannya pemeliharaan
c. Tidak 51% - 75% area
sarana dan prasarana pengelolaan
terpeliharanya memiliki
persampahan pada lokasi
sarana dan sarpras
perumahan atau permukiman, 3
prasarana persampahan
baik :
pengelolaan yang tidak
 Pemeliharaan rutin; dan/atau
Persampahan terpelihara
 Pemeliharaan berkala
Tidak tersedianya prasarana
proteksi kebakaran pada lokasi,
yaitu : 76% - 100%
a.
 Pasokan air; area tidak
Ketidaktersedia
memiliki
an Prasarana  Jalan lingkungan; 5
prasarana
Proteksi  Sarana komunikasi;
proteksi
Kebakaran  Data sistem proteksi kebakaran kebakaran
Kondisi proteksi lingkungan; dan
7
kebakaran  Bangunan pos kebakaran
Tidak tersedianya sarana proteksi
kebakaran pada lokasi, yaitu : 76% - 100%
b.
area tidak
Ketidaktersedia  Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
memiliki
an Sarana  Mobil pompa; 5
sarana proteksi
Proteksi  Mobil tangga sesuai kebutuhan;
kebakaran
Kebakaran dan
 Peralatan pendukung lainnya
NILAI 69

7-32
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
B Idenfikasi Pertimbangan Lain
Pertimbangan letak lokasi
Lokasi terletak
perumahan atau permukiman pada:
a. Nilai Strategis pada fungsi
5
Lokasi strategis
 Fungsi strategis kota; atau
kabupaten
 Bukan fungsi strategis kota
Pertimbangan kepadatan penduduk
pada lokasi perumahan atau
permukiman dengan klasifikasi :
 Rendah yaitu kepadatan
penduduk di bawah 150
Kepadatan
 jiwa/ha;
b. penduduk pada
 Sedang yaitu kepadatan 1
Kependudukan lokasi sebesar
penduduk antara 151 – 200
<151 jiwa/Ha
jiwa/ha
 Tinggi yaitu kepadatan penduduk
Pertimbangan antara 201 – 400 jiwa/ha
8
lain  Sangat padat yaitu kepadatan
penduduk diatas 400 jiwa/ha
Pertimbangan potensi yang dimiliki
lokasi perumahan atau permukiman
berupa :
 Potensi sosial yaitu tingkat
Lokasi tidak
partisipasi masyarakat dalam
memiliki
mendukung pembangunan;
c. Kondisi Sosial, potensi sosial,
 Potensi ekonomi yaitu adanya
ekonomi dan ekonomi dan 1
kegiatan ekonomi tertentu yang
budaya budaya untuk
bersifat strategis bagi
dikembangkan
masyarakat setempat;
atau dipelihara
 Potensi budaya yaitu adanya
kegiatan atau warisan budaya
tertentu yang dimiliki
masyarakat setempat
NILAI 7
C. Idenfikasi Legalitas Lahan
Kejelasan terhadap status
penguasaan lahan berupa :
 Kepemilikan sendiri, dengan Keseluruhan
bukti dokumen sertifikat hak atas lokasi memiliki
tanah atau bentuk dokumen kejelasan
a. Kejelasan
keterangan status tanah lainnya status
status
9 Legalitas lahan yang sah; atau penguasaan (+)
penguasaan
 Kepemilikan pihak lain (termasuk lahan, baik
lahan
milik adat/ulayat) dengan bukti milik sendiri
ijin pemanfaatan tanah dari atau milik
pemegang hak atas tanah atau pihak lain
pemilik tanah dalam bentuk
perjanjian tertulis antara

7-33
No Variabel Kriteria Indikator Parameter Nilai
1 2 3 4 5 6
pemegang hak atas tanah atau
pemilik tanah dengan pihak lain
Kesesuaian terhadap peruntukan Sebagian atau
lahan dalam rencana tata ruang keseluruhan
(RTR), dengan bukti Izin Mendirikan lokasi berada
b. Kesesuaian bangunan atau Surat Keterangan bukan pada
(-)
RTR Rencana Kabupaten/Kota (SKRK) peruntukan
perumahan/pe
rmukiman
sesuai RTR
Sumber: Dokumen RKP-KP Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015

Dari Tabel di atas disimpulkan bahwa permukiman kumuh Kawasan Bengalon termasuk
dalam kategori kumuh sedang dengan nilai indikator 69, dan tidak terletak pada fungsi
strategis kabupaten.

Gambar 7.6 Peta Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan


Bengalon

7-34
Gambar 7.7 Visualisasi Kawasan Permukiman Kumuh
Perkotaan Bengalon

7.1.1.2 Kondisi Eksisting Permukiman Perdesaan, Permukiman Nelayan, Rawan


Bencana Alam, Perbatasan dan Pulau Kecil di Kabupaten Kutai Timur

7.1.1.3 Potensi dan Tantangan Pengembangan Kawasan Permukiman di Kabupaten


Kutai Timur
A. Potensi Pengembangan Kawasan Permukiman di Kabupaten Kutai Timur

7-35
Kajian potensi pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan
Kabupaten Kutai Timur yang merupakan kawasan perkotaan dengan karakteristik kawasan
berupa daerah pertambangan, industri, merupakan jalur MP3EI, serta kedudukan sebagai
KSN menjadi potensi tersendiri untuk Kabupaten Kutai Timur. Selain potensi umum, potensi
yang lebih spesifik dirumuskan melalui beberapa aspek sebagai berikut:
1) Aspek Fisik
Kondisi dan Karakteristik lahan yang dominan datar memungkinkan untuk pembangunan
dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan serta aktivitas sosial ekonomi.
2) Aspek Ekonomi
Keberadaan fungsi industri dan pelabuhan menjadi motor pengerak pembangunan
ekonomi kota dan wilayah.
3) Aspek Sosial Budaya
Sistem sosial masyarakat heterogen, akulturasi budaya, serta tradisi lomplai sebagai
perekat hubungan sosial masyarakat.
4) Aspek Sarana Permukiman
Ketersediaan sarana permukiman telah terpenuhi pada kawasan perkotaan dalam
kerangka mendukung pelanyanan aktivitas sosial ekonomi masyarakat.
5) Aspek Prasarana Permukiman
Ketersediaan Infrastruktur (prasarana dasar) pada kawasan permukiman perkotaan,
berfungsi mendukung aktivitas sosial ekonomi masyarakat.
6) Aspek Aksesibilitas dan Transportasi
Daya hubung dan aksesibilitas antar kawasan permukiman cukup tinggi serta pemenuhan
ketersediaan moda angkutan transportasi.
7) Aspek Kelembagaan
Fungsi dan peran kelembangan masyarakat dan pemerintah telah berjalan efektif dalam
kerangka penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman
perkotaan.
8) Aspek Partisipasi Publik
Peran dan Partisipasi publik cukup positif dalam mendukung pembangunan dan
pengambangan kawasan permukiman perkotaan.
9) Aspek Pembiayaan dan Investasi

7-36
Ketersediaan pembiayaan yang bersumber dari pemerintah dan swasta berkonstribusi
positif dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
10) Aspek Regulasi
Ketersediaan berbagai perangkat kebijakan dan peraturan daerah sebagai instrumen
dalam pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan.
11) Aspek Kualitas Lingkungan Permukiman

Perbandingan antara lahan terbangun dan tidak terbangun serta keberadaan kawasan
hutan yang masih dominan berfungsi sebagai hutan kota dalam kerangka mendukung
penyelamatan dan pemeliharaan kualitas lingkungan permukiman.
12) Aspek Spesifikasi Wilayah
Tipologi perkotaan relatif datar, dilintasi oleh DAS dan kawasan pesisir, memungkinkan
pengembangan aktivitas perkotaan yang terintegrasi dengan kawasan permukiman
perkotaan.

B. Kajian Tantangan
Kajian tantangan pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan
Kabupaten Kutai Timur ditinjau melalui beberapa aspek sebagai berikut:
1) Aspek Fisik
Perkembangan kawasan permukiman sepanjang DAS dan pemanfaatan daerah catchmen
area akan berpengaruh terhadap erosi lahan dan banjir perkotaan.
2) Aspek Ekonomi
Eksploitasi dan eksplorasi SDA secara berlebihan berpengaruh terhadap kerusakan
ekosistem dan biaya pemulihan kualitas lingkungan.
3) Aspek Sosial Budaya
Sistem sosial masyarakat yang heterogen berpengaruh terhadap perubahan sosial dan
orientasi masyarakat menuju industrial perkotaan.
4) Aspek Sarana Permukiman
Pembangunan dan pengembangan sarana permukiman yang tidak memadai berpengaruh
terhadap sistem pelanyanan aktivitas sosial-ekonomi pada kawasan perkotaan
Kabupaten Kutai Timur.
5) Aspek Prasarana Permukiman

7-37
Aktivitas kegiatan industri pertambangan berpengaruh terhadap kerusakan infrastruktur
jaringan jalan dan biaya pemeliharaan yang cukup tinggi.
6) Aspek Aksesibilitas dan Transportasi
Sistem pergerakan angkutan transportasi yang belum optimal dan daya hubung antar
kawasan perkotaan yang relatif rendah berpengaruh terhadap pola distribusi angkutan
aliran barang dan jasa.
7) Aspek Kelembagaan
Koordinasi antar lembaga yang belum berjalan optimal berpengaruh terhadap
keterpaduan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
8) Aspek Partisipasi Publik
Lemahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan berpengaruh terhadap
keberlanjutan pelaksanaan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan.
9) Aspek Pembiayaan dan Investasi
Alokasi pembiayaan dan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur pekotaan
berpengaruh terhadap percepatan penyediaan infrastruktur permukiman.
10) Aspek Regulasi
Instrument pengendalian pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan belum
berjalan efektif berpengaruh terhadap pelaksanaan program.
11) Aspek Kualitas Lingkungan Permukiman
Perkembangan permukiman kumuh sepanjang daerah bantaran sungai berpengaruh
terhadap kesehatan lingkungan permukiman perkotaan.
12) Aspek Spesifikasi Wilayah
Sedimentasi dan abrasi sepanjang daerah aliran sungai berdampak pada keberlanjutan
ekosistem DAS dan kawasan pesisir.

7.1.1.4 Pemetaan dan Evaluasi Program-program yang Telah Dilaksanakan di


Kabupaten Kutai Timur Terkait dengan Pembangunan Kawasan Permukiman

7.1.2 Sasaran Program

7-38
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan.
Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:
1) pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta
2) peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.
Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:
1) pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan
dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil,
2) pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE),
3) desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.
Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa
kegiatan non-fisik seperti penyusunan RP2KP dan RTBL KSK ataupun review bilamana
diperlukan.
Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
 Infrastruktur kawasan permukiman kumuh
 Infrastruktur permukiman RSH
 Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya Pengembangan Kawasan Permukiman
Perdesaan
 Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/Minapolitan)
 Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana
 Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil
 Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)
 Infrastruktur perdesaan PPIP
 Infrastruktur perdesaan RIS PNPM
Skema alur fungsi dan program pengembangan permukiman

7-39
Sumber: Dit. Pengembangan Permukiman, 2012
Gambar 7.1 Alur Program Pengembangan Permukiman
Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria)

Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiri dari
kriteria umum dan khusus, sebagai berikut.
1. Umum
 Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.
 Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.
 Kesiapan lahan (sudah tersedia).
 Sudah tersedia DED.
 Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP, RTBL KSK, Masterplan.
Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)
 Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk
pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.

7-40
 Ada unit pelaksana kegiatan.
 Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.
2. Khusus
Rusunawa
 Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA
 Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh
 Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, Air Minum, dan PSD lainnya
 Ada calon penghuni
 RIS PNPM
 Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.
 Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.
 Tingkat kemiskinan desa >25%.
 Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan BOP minimal 5% dari BLM.
 PPIP
 Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR RI
 Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum ditangani program Cipta
Karya lainnya
 Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik
 Tingkat kemiskinan desa >25%
PISEW
 Berbasis pengembangan wilayah
 Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang mendukung (i) transportasi, (ii)
produksi pertanian, (iii) pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan sanitasi, (v)
pendidikan, serta (vi) kesehatan
 Mendukung komoditas unggulan kawasan

Selain kriteria kesiapan seperti di atas terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan
dalam pengusulan kegiatan pengembangan permukiman seperti untuk penanganan kawasan
kumuh di perkotaan. Mengacu pada UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, permukiman kumuh memiliki ciri (1) ketidakteraturan dan kepadatan
bangunan yang tinggi, (2) ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum, (3)

7-41
penurunan kualitas rumah, perumahan, dan permukiman, serta prasarana, sarana dan
utilitas umum, serta (4) pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Lebih lanjut kriteria tersebut diturunkan ke
dalam kriteria yang selama ini diacu oleh Ditjen. Cipta Karya meliputi sebagai berikut:
1. Vitalitas Non Ekonomi
a. Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
atau RDTK, dipandang perlu sebagai legalitas kawasan dalam ruang kota.
b. Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh memiliki indikasi
terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh dalam hal kelayakan suatu hunian
berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya.
c. Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang dinilai, mempunyai
indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan kerapatan
dan kepadatan penduduk.
2. Vitalitas Ekonomi Kawasan
a. Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah kota, apakah
apakah kawasan itu strategis atau kurang strategis.
b. Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimana keterkaitan dengan faktor
ekonomi memberikan ketertarikan pada investor untuk dapat menangani kawasan
kumuh yang ada. Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat-pusat
aktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun, pertokoan, atau
fungsi lainnya.
d. Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharian penduduk kawasan
permukiman kumuh.
3. Status Kepemilikan Tanah
a. Status pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman.
b. Status sertifikat tanah yang ada.
4. Keadaan Prasarana dan Sarana: Kondisi Jalan, Drainase, Air bersih, dan Air limbah.
5. Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh dengan
indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya.
c. Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnya rencana penanganan
(grand scenario) kawasan, rencana induk (master plan) kawasan dan lainnya.

7-42
7.1.3 Usulan Kebutuhan Program
A. Usulan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman
Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi
eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan. Namun usulan
program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah
kabupaten/kota. Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPI2JM
dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama hingga kelima.

B. Usulan Kebutuhan Pembiayaan


Dalam pengembangan permukiman, Pemerintah Daerah didorong untuk terus meningkatkan
alokasinya pada sektor tersebut serta mencari alternatif sumber pembiayaan dari
masyarakat dan swasta (KPS, CSR).

7.2 SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (PBL)


KABUPATEN KUTAI TIMUR
7.2.1 Kondisi Eksisting
7.2.1.1 Data Kondisi Perda Bangunan Gedung dan NSPK Lainnya di Kabupaten Kutai
Timur
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai
bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan
lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan
gedung dan lingkungannya.
Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undangundang dan peraturan
antara lain:
1) UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman memberikan amanat
bahwa penyelenggaraan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah
kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di
dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran
masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.

7-43
Pada UU No. 1 tahun 2011 juga diamanatkan pembangunan kaveling tanah yang telah
dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan dalam penggunaan, penguasaan,
pemilikan yang tercantum pada rencana rinci tata ruang dan Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan (RTBL).

2) UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung


UU No. 28 tahun 2002 memberikan amanat bangunan gedung harus diselenggarakan
secara tertib hukum dan diwujudkan sesuai dengan fungsinya, serta dipenuhinya
persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung.
Persyaratan administratif yang harus dipenuhi adalah:
a. Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah;
b. Status kepemilikan bangunan gedung; dan
d. Izin mendirikan bangunan gedung.
Persyaratan teknis bangunan gedung melingkupi persyaratan tata bangunan dan
persyaratan keandalan bangunan. Persyaratan tata bangunan ditentukan pada RTBL
yang ditetapkan oleh Pemda, mencakup
peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan
pengendalian dampak lingkungan. Sedangkan, persyaratan keandalan bangunan gedung
mencakup keselamatan, kesehatan, keamanan, dan kemudahan. UU No. 28 tahun 2002
juga mengamatkan bahwa dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang meliputi
kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran, juga diperlukan
peran masyarakat dan pembinaan oleh pemerintah.
3) PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung
Secara lebih rinci UU No. 28 tahun 2002 dijelaskan dalam PP No. 36 Tahun 2005 tentang
peraturan pelaksana dari UU No. 28/2002. PP ini membahas ketentuan fungsi bangunan
gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, peran
masyarakat, dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Dalam
peraturan ini ditekankan pentingnya bagi pemerintah daerah untuk menyusun Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai acuan rancang bangun serta alat
pengendalian pengembangan bangunan gedung dan lingkungan.

7-44
4) Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan
Sebagai panduan bagi semua pihak dalam penyusunan dan pelaksanaan dokumen RTBL,
maka telah ditetapkan Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa
RTBL disusun pada skala kawasan baik di perkotaan maupun perdesaan yang meliputi
kawasan baru berkembang cepat, kawasan terbangun, kawasan dilestarikan, kawasan
rawan bencana, serta kawasan gabungan dari jenis-jenis kawasan tersebut. Dokumen
RTBL yang disusun kemudian ditetapkan melalui peraturan walikota/bupati.
5) Permen PU No.14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Permen PU No: 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang mengamanatkan jenis dan mutu pelayanan dasar Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
diperoleh setiap warga secara minimal. Pada Permen tersebut dilampirkan indikator
pencapaian SPM pada setiap Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian PU beserta
sektor-sektornya.

7.2.1.2 Kondisi Kota Pusaka, Kota Hijau dan Kawasan Strategis Lainnya di Kabupaten
Kutai Timur
7.2.1.3 Potensi dan Tantangan Pengembangan Sektor PBL Kabupaten Kutai Timur
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan
tantangan yang dihadapi, antara lain:
Penataan Lingkungan Permukiman:
• Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi kebakaran;
• Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk lebih
melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna
pengembangan lingkungan permukiman;
• Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi utama kota,
kawasan tradisional bersejarah serta heritage;

7-45
• Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan permukiman yang
diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas
lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.

Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:


• Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif dan efisien
dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;
• Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan, besar, sedang, kecil
di seluruh Indonesia;
• Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan pengelolaan dan
penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan
kemudahan);
• Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan
Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;
• Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang
mendapat perhatian;
• Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya
kualitas pelayanan publik dan perijinan;
• Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan,
keamanan dan kenyamanan;
• Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien;
• Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.
Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:
• Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka, sarana olah
raga.
Kapasitas Kelembagaan Daerah:
• Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan
penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;
• Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan
pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;
• Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di daerah
dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

7-46
7.2.1.4 Data Lain Terkait Pengembangan Sektor PBL Kabupaten Kutai Timur
Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh Kab/Kota, hendaknya
mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sektor PBL yang dinyatakan pada Permen PU No.
8 Tahun 2010.
Pada Permen PU No.8 tahun 2010, dijabarkan kegiatan dari Direktorat PBL meliputi:
a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
Dengan kegiatan yang terkait adalah penyusunan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK), pembangunan
prasarana dan sarana lingkungan permukiman tradisional dan bersejarah, pemenuhan
Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
perkotaan.
- RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan)
RTBL berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu
lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang,
penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program
bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi,
ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan
pengembangan lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan meliputi:
- Program Bangunan dan Lingkungan;
- Rencana Umum dan Panduan Rancangan;
- Rencana Investasi;
- Ketentuan Pengendalian Rencana;
- Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.
- RISPK atau Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
RISPK atau Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran seperti yang dinyatakan dalam
Permen PU No. 26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, bahwa Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan adalah sistem yang terdiri atas peralatan,

7-47
kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang maupun terbangun pada bangunan yang
digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif maupun cara-
cara pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan lingkungannya terhadap
bahaya kebakaran.
Penyelenggaraan sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan
meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan
pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran sistem proteksi kebakaran pada
bangunan gedung dan lingkungannya.
RISPK terdiri dari Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran dan Rencana Sistem
Penanggulangan Kebakaran di Kabupaten/Kota untuk kurun waktu 10 tahun. RISPK
memuat rencana kegiatan pencegahan kebakaran yang terdiri dari kegiatan inspeksi
terhadap ancaman bahaya kebakaran pada kota, lingkungan bangunan dan bangunan
gedung, serta kegiatan edukasi pencegahan kebakaran kepada masyarakat dan
kegiatan penegakan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM). RISPK juga
memuat rencana tentang penanggulangan kebakaran yang terdiri dari rencana
kegiatan pemadaman kebakaran serta penyelamatan jiwa dan harta benda.
- Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah
Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan Penataan Lingkungan Permukiman
Tradisional adalah:
1. Koordinasi dan sinkronisasi dengan Pemerintah Daerah;
2. Pendekatan Tridaya sebagai upaya pemberdayaan terhadap aspek manusia,
lingkungan dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat;
3. Azas "berkelanjutan" sebagai salah satu pertimbangan penting untuk menjamin
kelangsungan kegiatan;

4. Rembug warga dalam upaya menggali sebanyak mungkin aspirasi masyarakat,


selain itu juga melakukan pelatihan keterampilan teknis dalam upaya
pemberdayaan masyarakat.
- Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Analisa kebutuhan Program dan Kegiatan juga mengacu pada Permen PU No.14 tahun
2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang. Khusus untuk sektor PBL, SPM juga terkait dengan SPM Penataan Ruang

7-48
dikarenakan kegiatan penataan lingkungan permukiman yang salah satunya
melakukan pengelolaan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan. Standar
SPM terkait dengan sektor PBL sebagaimana terlihat pada tabel 8.19, yang dapat
dijadikan acuan bagi Kabupaten/Kota untuk menyusun kebutuhan akan sektor
Penataan Bangunan dan Lingkungan.

Tabel 7.5 SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan


Standar Pelayanan
Minimal Waktu
No Jenis Pelayanan Dasar Keterangan
Pencapaian
Indikator Nilai
Penataan Izin Terlayaninya 100 2014 Dinas yang
Bangunan dan Mendirikan masyarakat dalam % membidangi
1
Lingkungan Bangunan pengurusan IMB di Perijinan
(IMB) kabupaten/ kota. (IMB).
Harga Tersedianya 100 2014 Dinas yang
Standar pedoman Harga % membidangi
Bangunan Standar Bangunan Pekerjaan
Gedung Gedung Negara di Umum.
Negara kabupaten/kota
(HSBGN)
2 Penataan Penyediaan Tersedianya 25% 2014 Dinas/SKPD
Ruang Ruang luasan RTH publik yang
Terbuka sebesar 20% dari membidangi
Hijau (RTH) luas wilayah kota/ Penataan
Publik kawasan Ruang.
perkotaan.

b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara


Kegiatan penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara meliputi:
1. Menguraikan kondisi bangunan gedung negara yang belum memenuhi persyaratan
keandalan yang mencakup (keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kemudahan);
2. Menguraikan kondisi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;
3. Menguraikan aset negara dari segi administrasi pemeliharaan.

7-49
Untuk dapat melakukan pendataan terhadap kondisi bangunan gedung dan rumah
negara perlu dilakukan pelatihan teknis terhadap tenaga pendata HSBGN, sehingga
perlu dilakukan pendataan kegiatan pembinaan teknis penataan bangunan gedung.
c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
Program yang mencakup pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan
adalah PNPM Mandiri, yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan P2KP (Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan). P2KP merupakan program pemerintah yang
secara substansi berupaya menanggulangi kemiskinan melalui pemberdayaaan
masyarakat dan pelaku

7.2.2 Sasaran Program


Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri dari:
a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman;
b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;
c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan.
Untuk penyelenggaraan program-program pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
(PBL) maka dibutuhkan Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) yang mencakup antara lain
rencana kegiatan rinci, indikator kinerja, komitmen Pemda dalam mendukung pelaksanaan
kegiatan melalui penyiapan dana pendamping, pengadaan lahan jika diperlukan, serta
pembentukan kelembagaan yang akan menangani pelaksanaan proyek serta mengelola aset
proyek setelah infrastruktur dibangun.
Kriteria Kesiapan untuk sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah:
2. Fasilitasi RanPerda Bangunan Gedung
- Kriteria Khusus:
• Kabupaten/kota yang belum difasilitasi penyusunan ranperda Bangunan Gedung;
• Komitmen Pemda untuk menindaklanjuti hasil fasilitasi Ranperda BG
3. Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
- Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman
Berbasis Komunitas:
• Kawasan di perkotaan yang memiliki lokasi PNPM-Mandiri Perkotaan;

7-50
• Pembulatan penanganan infrastruktur di lokasi-lokasi yang sudah ada PJM
Pronangkis-nya;
• Bagian dari rencana pembangunan wilayah/kota;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
4. Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL)
- Kriteria Lokasi :
• Sesuai dengan kriteria dalam Permen PU No.6 Tahun 2006;
• Kawasan terbangun yang memerlukan penataan;
• Kawasan yang dilestarikan/heritage;
• Kawasan rawan bencana;
• Kawasan gabungan atau campuran (fungsi hunian, fungsi usaha, fungsi sosial/
budaya dan/atau keagamaan serta fungsi khusus, kawasan sentra niaga (central
business district);
• Kawasan strategis menurut RTRW Kab/Kota;
• Komitmen Pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah
daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan rencana tata ruang
dan/atau pengembangan wilayahnya;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat;
• Pekerjaan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat.
5. Penyusunan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan
Permukiman Tradisional/Bersejarah

Rencana Tindak berisikan program bangunan dan lingkungan termasuk elemen kawasan,
program/rencana investasi, arahan pengendalian rencana dan pelaksanaan serta DAED/DED.
- Kriteria Umum:
• Sudah memiliki RTBL atau merupakan turunan dari lokasi perencanaan RTBL (jika
luas kws perencanaan > 5 Ha) atau;
• Turunan dari Tata Ruang atau masuk dlm skenario pengembangan wilayah (jika luas
perencanaan < 5 Ha);

7-51
• Komitmen pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah,
swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan Rencana Tata Ruang dan/atau
pengembangan wilayahnya;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan:
• Kawasan diperkotaan yang memiliki potensi dan nilai strategis;
• Terjadi penurunan fungsi, ekonomi dan/atau penurunan kualitas;
• Bagian dari rencana pengembangan wilayah/kota;
• Ada rencana pengembangan dan investasi pemda, swasta, dan masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Ruang Terbuka Hijau:
• Ruang publik tempat terjadi interaksi langsung antara manusia dengan taman (RTH
Publik);
• Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman baik alamiah maupun ditanam (UU No. 26/2007
tentang Tata ruang);
• Dalam rangka membantu Pemda mewujudkan RTH publik minimal 20% dari luas
wilayah kota;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Permukiman Tradisional Bersejarah:
• Lokasi terjangkau dan dikenal oleh masyarakat setempat (kota/kabupaten);
• Memiliki nilai ketradisionalan dengan ciri arsitektur bangunan yang khas dan estetis;
• Kondisi sarana dan prasarana dasar yang tidak memadai;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
- Kriteria Fasilitasi Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK):
• Ada Perda Bangunan Gedung;
• Kota/Kabupaten dengan jumlah penduduk > 500.000 orang;
• Tingginya intensitas kebakaran per tahun dengan potensi resiko tinggi
• Kawasan perkotaan nasional PKN, PKW, PKSN, sesuai PP No.26/2008 ttg Tata Ruang;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;

7-52
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
- Kriteria dukungan PSD Untuk Revitalisasi Kawasan, RTH Dan Permukiman
Tradisional/Ged Bersejarah:
• Mempunyai dokumen Rencana Tindak PRK/RTH/Permukiman Tradisional-Bersejarah;
• Prioritas pembangunan berdasarkan program investasinya;
• Ada DDUB;
• Dukungan Pemerintah Pusat maksimum selama 3 tahun anggaran;
• Dukungan Sarana dan Prasarana untuk permukiman tradisional, diutamakan pada
fasilitas umum/sosial, ruang-ruang publik yang menjadi prioritas masyarakat yang
menyentuh unsur tradisionalnya;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
- Kriteria dukungan Prasarana dan Sarana Sistem Proteksi Kebakaran:
• Memiliki dokumen RISPK yang telah disahkan oleh Kepala Daerah (minimal
SK/peraturan bupati/walikota);
• Memiliki Perda BG (minimal Raperda BG dalam tahap pembahasan dengan DPRD);
• Memiliki DED untuk komponen fisik yang akan dibangun;
• Ada lahan yg disediakan Pemda;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
- Kriteria Dukungan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan:
• Bangunan gedung negara/kantor pemerintahan;
• Bangunan gedung pelayanan umum (puskesmas, hotel, tempat peribadatan,
terminal, stasiun, bandara);
• Ruang publik atau ruang terbuka tempat bertemunya aktifitas sosial masyarakat
(taman, alun-alun);
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

7.2.3 Usulan Program

7.3 SEKTOR PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


(SPAM) KABUPATEN KUTAI TIMUR

7-53
7.3.1 Kondisi Eksisting
Penyediaan air minum penduduk Kabupaten Kutai Timur saat ini dipenuhi dari Badan Usaha
Milik Daerah yaitu PDAM TIRTA TUAH BENUA. Cakupan pelayanan air minum PDAM TIRTA
TUAH BENUA Kabupaten Kutai Timur tergolong masih rendah yaitu 24,36% atau 16.158
sambungan rumah (data terakhir cakupan pelayanan PDAM Tahun 2014) sehingga penduduk
masih harus bersusah-payah dalam memenuhi kebutuhan air minumnya.
Masih banyak penduduk di Kabupaten Kutai Timur terutama di wilayah studi yang
mendapatkan air minum dari sungai, dan sumur gali sendiri. Pada musim kemarau yang
panjang sangat terasa kondisi kesulitan air, dimana debit air permukaan dan air tanah
menurun. Hingga saat ini pelayanan air minum penduduk Kabupaten Kutai Timur terutama
di wilayah studi sebagian besar dilayani melalui truk-truk tangki air dari PDAM TIRTA TUAH
BENUA karena pelayanan melalui sistem perpipaan saat ini tidak dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Sistem penyediaan air minum PDAM Kabupaten Kutai Timur dengan kapasitas sistem
terpasang sebesar 340 lt/dt. Dalam pelayanannya PDAM Kabupaten Kutai Timur terdiri dari
cabang atau IPA yang tersebar di daerah pelayanan.

7-54
Gambar 3.1 Peta Blok Pelayanan Air Minum

7-55
7.3.1.1 Data Pelayanan Air Minum Perpipaan dan Non Perpipaan di Kabupaten Kutai
Timur
A. Jaringan Perpipaan
 SPAM Ibu Kota Kabupaten
1. Unit Produksi
Unit produksi di Ibukota Kabupaten terdiri dari 3 IPA di Kecamatan Sangatta (IPA
Kabo, IPA Agus Salim, dan IPA Pinang Dalam) namun untuk saat ini IPA Agus Salim
dan IPA Pinang Dalam tidak beroperasi sehingga kebutuhan air di Kecamatan Sangatta
Utara dialihkan ke IPA Kabo. Kapasitas IPA Kabo sebesar 230 l/detik dengan realisasi
201,53 l/detik. Namun karena pengalihan kebutuhan air di Kecamatan Sangatta
Utara ke IPA Kabo maka ada rencana penambahan kapasitas IPA Kabo sebesar 50
l/detik yang masih dalam tahap pengerjaan terbuat dari pinter gelas.

Gambar 3.3 IPA Kabo di Kecamatan Sangatta Utara

2. Unit Distribusi
Unit distribusi di Ibukota Kabupaten, seluruh IPA di Kecamatan Sangatta
mendistribusikan air sebesar 6.069.168,00 m3 dengan air yang terjual 4.059.610,00
m3 sehingga terdapat kebocoran air sebesar 1.613.260,00 m3 (26,35%). Kecamatan
Sangatta Utara menggunakan sistem pemompaan dalam distribusinya karena desa
yang dilayani memiliki ketinggian yang relatif datar dan setara dengan ketinggian
Unit IPA Kabo.

7-56
Gambar 3.4 Unit Reservoir di IPA Kabo di Kecamatan Sangatta Utara

 SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK)


PDAM TIRTA TUAH BENUA Kabupaten Kutai Timur sudah memiliki unit IKK yang
beroperasi di 15 (lima belas) kecamatan wilayah studi. Kecamatan Sangatta Selatan
mempunyai 1 unit IPA dengan kapasitas 20 liter/detik yang berada di Desa Sangatta
Selatan. Kecamatan Bengalon mempunyai 1 unit IPA dengan kapasitas 20 liter/detik
yang berada di Desa Sepaso. Kecamatan Rantau Pulung mempunyai 1 unit IPA dengan
kapasitas 5 liter/detik yang berada di Desa Mukti Jaya. Kecamatan Teluk Pandan
mempunyai 1 unit IPA dengan kapasitas 5 liter/detik yang berada di Desa Teluk Pandan.
Kecamatan Karangan mempunyai 1 unit IPA dengan kapasitas 5 liter/detik yang berada
di Desa Karangan Dalam. Kecamatan Kaubun mempunyai 1 unit IPA dengan kapasitas 5
liter/detik yang berada di Desa Bumi Etam. Kecamatan Sandaran mempunyai 1 unit IPA
dengan kapasitas 5 liter/detik yang berada di Desa Sandaran. Kecamatan Muara Wahau
mempunyai 2 unit IPA dengan kapasitas 5 dan 10 liter/detik yang berada di Desa Muara
Wahau dan Desa Nehes Liah Bing. Kecamatan Kongbeng mempunyai 1 unit IPA dengan
kapasitas 5 liter/detik yang berada di Desa Miau Baru. Kecamatan Telen mempunyai 1
unit IPA dengan kapasitas 10 liter/detik yang berada di Desa Juq Ayak. Kecamatan Batu
Ampar mempunyai 1 unit IPA dengan kapasitas 5 liter/detik yang berada di Desa Batu
Timbau. Kecamatan Long Mesangat mempunyai 1 unit IPA dengan kapasitas 10
liter/detik yang berada di Desa Sumber Sari. Kecamatan Busang mempunyai 1 unit IPA
dengan kapasitas 10 liter/detik yang berada di Desa Long Lees. Kecamatan Muara

7-57
Bengkal mempunyai 1 unit IPA dengan kapasitas 5 liter/detik yang berada di Desa Benua
Harapan. Kecamatan Muara Ancalong mempunyai 2 unit IPA dengan kapasitas 5 dan 10
liter/detik namun unit iPA dengan kapasitas 5 liter/detik sudah tidak digunakan lagi
jadi hanya 1 unit IPA dengan kapasitas 10 liter/detik yang berfungsi. Kedua lokasi IPA
tersebut berada di Desa Kelinjau Ilir.
1. Unit Produksi
Air baku dari sungai-sungai di 15 (lima belas) kecamatan wilayah studi tersebut
diolah di instalasi pengolahan air (IPA). Adapun sistem pengolahan yang digunakan
adalah sistem koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan filtrasi dengan menggunakan
IPA PAKET. Unit produksi yang terpasang di 15 (lima belas) kecamatan wilayah studi
antara 5-10 hingga 20 liter/detik. Untuk mengetahui IPA IKK di 15 (lima belas)
kecamatan wilayah studi dapat disajikan pada gambar berikut:

Gambar 3.20 Unit Sedimentasi IPA Sangatta Selatan dengan kapasitas 20


liter/detik di Kecamatan Sangatta Selatan

7-58
Gambar 3.21 Unit IPA Teluk Pandan dengan kapasitas 5 liter/detik di Kecamatan Teluk Pandan

Gambar 3.22 Unit IPA Rantau Pulung dengan kapasitas 5 liter/detik di


Kecamatan Rantau Pulung

Gambar 3.23 Unit IPA Bengalon dengan kapasitas 20 liter/detik di


Kecamatan Bengalon

7-59
Gambar 3.24 Unit IPA Karangan dengan kapasitas 5 liter/detik di
Kecamatan Karangan

Gambar 3.25 Unit IPA Kaubun dengan kapasitas 5 liter/detik di


Kecamatan Kaubun

Gambar 3.26 Unit IPA Sandaran dengan kapasitas 5 liter/detik di


Kecamatan Sandaran

7-60
Gambar 3.27 Unit Sedimentasi IPA Muara Wahau I dengan kapasitas 5
liter/detik di Kecamatan Muara Wahau

Gambar 3.28 Unit Koagulasi, Flokulasi dan Sedimentasi IPA Kongbeng


dengan kapasitas 5 liter/detik di Kecamatan Kongbeng

7-61
Gambar 3.29 Unit Koagulasi IPA Telen dengan kapasitas 10 liter/detik di
Kecamatan Telen

Gambar 3.30 Unit IPA Batu Ampar dengan kapasitas 5 liter/detik di


Kecamatan Batu Ampar

Gambar 3.31 Unit Koagulasi, Flokulasi dan Sedimentasi IPA Muara


Bengkal dengan kapasitas 5 liter/detik di Kecamatan Muara Bengkal

7-62
Gambar 3.32 Unit Sedimentasi IPA Muara Ancalong dengan kapasitas 10
liter/detik di Kecamatan Muara Ancalong

Gambar 3.33 Unit Flokulasi IPA Long Mesangat dengan kapasitas 10


liter/detik di Kecamatan Long Mesangat

Gambar 3.34 Unit IPA Busang dengan kapasitas 10 liter/detik di


Kecamatan Busang

Berikut disajikan tabel kapasitas terpasang dan realisasi produksi pada Tahun 2014 :
Tabel 7.6 Kapasitas Terpasang dan Kapasitas Realisasi Tahun 2014
NO. CABANG/ UNIT WTP( LPD)
KAPASITAS REALISASI %
1 SANGATTA
1. IPA KABO 230 201.53 87.62
2. IPA AGUS SALIM - 20.09 #DIV/0!
4. IPA SANGATTA SELATAN 20 15.67 78.33
SUB JUMLAH 250 237.29 94.91
2 BENGALON 7-63 20 11.74 58.72
3 MUARA WAHAU -
1. WAHAU I 5 7 140.00
2. WAHAU II 10 10.06 100.57
4 KONGBENG 5 5.37 107.40
5 MUARA BENGKAL 5 6.88 137.63
6 MUARA ANCALONG 15 9.11 60.73
Sumber : Data PDAM, 2014
2. Unit Distribusi
Bangunan reservoir yang digunakan di instalasi pengolahan air di IKK 15 (lima belas)
kecamatan wilayah studi ialah jenis ground reservoir. Rencana pendistribusian air
hasil produksi dilakukan secara dengan dua sistem yaitu dengan pemompaaan dan
gravitasi. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan pada gambar berikut:
a) Kecamatan Sangatta Selatan menggunakan sistem pemompaan dalam
distribusinya karena desa yang dilayani memiliki ketinggian yang relatif datar
dan setara dengan ketinggian Unit IPA Sangatta Selatan.

Gambar 3.35 Reservoir dan Pompa Distribusi di Unit IPA Sangatta Selatan
di Kecamatan Sangatta Selatan

7-64
b) Kecamatan Teluk Pandan menggunakan sistem pemompaan dalam distribusinya
karena desa yang dilayani memiliki ketinggian yang relatif datar dan setara
dengan ketinggian Unit IPA Teluk Pandan.

Gambar 3.36 Reservoir dan Pompa Distribusi di Unit IPA Teluk Pandan di
Kecamatan Teluk Pandan

c) Kecamatan Rantau Pulung menggunakan sistem pemompaan dalam distribusinya


karena desa yang dilayani memiliki ketinggian yang relatif datar dan setara
dengan ketinggian Unit IPA Rantau Pulung.

Gambar 3.37 Reservoir dan Pompa Distribusi di Unit IPA Rantau Pulung di
Kecamatan Rantau Pulung

d) Kecamatan Bengalon menggunakan sistem pemompaan dalam distribusinya


karena desa yang dilayani memiliki ketinggian yang relatif datar dan setara
dengan ketinggian Unit IPA Bengalon.

7-65
Gambar 3.38 Reservoir di Unit IPA Bengalon di Kecamatan Bengalon

e) Kecamatan Karangan menggunakan sistem gravitasi dan pemompaan dalam


distribusinya karena desa yang dilayani memiliki ketinggian yang rendah dan
datar dengan ketinggian Unit IPA Karangan.

Gambar 3.39 Reservoir di Unit IPA Karangan di Kecamatan Karangan

f) Kecamatan Kaubun menggunakan sistem pemompaan dalam distribusinya


karena desa yang dilayani memiliki ketinggian yang relatif datar dengan
ketinggian Unit IPA Kaubun.

7-66
Gambar 3.40 Reservoir di Unit IPA Kaubun di Kecamatan Kaubun

g) Kecamatan Sandaran menggunakan sistem gravitasi dalam distribusinya karena


desa yang dilayani memiliki ketinggian yang rendah dari ketinggian Unit IPA
Sandaran.

7-67
Gambar 3.41 Reservoir di Unit IPA Sandaran di Kecamatan Sandaran

h) Kecamatan Muara Wahau menggunakan sistem pemompaan dalam distribusinya


karena desa yang dilayani memiliki ketinggian yang relatif datar dan setara
dengan ketinggian Unit IPA Muara Wahau I.

Gambar 3.42 Reservoir dan Pompa Distribusi di Unit IPA Muara Wahau I di
Kecamatan Muara Wahau

i) Kecamatan Kongbeng menggunakan sistem pemompaan dalam distribusinya


karena desa yang dilayani memiliki ketinggian yang relatif datar dan setara
dengan ketinggian Unit IPA Kongbeng.

7-68
Gambar 3.43 Reservoir dan Pompa Distribusi di Unit IPA Kongbeng di
Kecamatan Kongbeng

j) Kecamatan Telen menggunakan sistem pemompaan dan gravitasi dalam


distribusinya karena desa yang dilayani memiliki ketinggian yang lebih rendah
dibandingkan dengan ketinggian Unit IPA Telen.

Gambar 3.44 Reservoir dan Pompa Distribusi di Unit IPA Telen di


Kecamatan Telen
k) Kecamatan Batu Ampar menggunakan sistem pemompaan dan gravitasi dalam
distribusinya karena desa yang dilayani memiliki ketinggian yang lebih rendah
dibandingkan dengan ketinggian Unit IPA Batu Ampar.

Gambar 3.45 Reservoir dan Pompa Distribusi di Unit IPA Batu Ampar di
Kecamatan Batu Ampar
l) Kecamatan Muara Bengkal menggunakan sistem pemompaan dalam
distribusinya karena desa yang dilayani memiliki ketinggian yang relatif datar
dan setara dengan ketinggian Unit IPA Muara Bengkal

7-69
Gambar 3.46 Reservoir dan Pompa Distribusi di Unit IPA Muara Bengkal di
Kecamatan Muara Bengkal
m) Kecamatan Muara Ancalong menggunakan sistem pemompaan dalam
distribusinya karena desa yang dilayani memiliki ketinggian yang relatif datar
dan setara dengan ketinggian Unit IPA Muara Ancalong.

Gambar 3.47 Reservoir dan Pompa Distribusi di Unit IPA Muara Ancalong
di Kecamatan Muara Ancalong

n) Kecamatan Long Mesangat menggunakan sistem pemompaan dalam


distribusinya karena desa yang dilayani memiliki ketinggian yang relatif datar
dan setara dengan ketinggian Unit IPA Long Mesangat.

7-70
Gambar 3.48 Reservoir di Unit IPA Long Mesangat di Kecamatan Long
Mesangat

o) Kecamatan Busang menggunakan sistem pemompaan dan gravitasi dalam


distribusinya karena desa yang dilayani memiliki ketinggian yang lebih rendah
dibandingkan dengan ketinggian Unit IPA Busang.

Gambar 3.49 Reservoir di Unit IPA Busang di Kecamatan Busang

Pendistribusian air ke daerah pelayanan dilakukan dengan cara pompanisasi dari


reservoir produksi ke daerah pelayanan. Pola jaringan distribusi air minum
menggunakan pola jaringan bercabang dan tertutup (loop). Jaringan pipa distribusi
PDAM Kabupaten Kutai Timur terdiri dari jenis pipa PVC (Poly Vynil Chloride) dan
dari jenis pipa terbuat dari bahan PE (Poly Etilen). Kondisi pipa sampai saat ini
masih cukup baik.
Sistem distribusi tesebut diharapkan mampu melayani kebutuhan pelanggan baik
untuk kebutuhan rumah tangga atau kegiatan yang lain. Namun dalam
pendistribusiannya masih banyak kebocoran air yang terjadi diseluruh IPA di
Kabupaten Kutai Timur. Berikut tabel distribusi air pada Tahun 2014 :
Tabel 7.7 Distribusi Air Tahun 2014

7-71
Sumber: Data PDAM, 2014

 SPAM Pedesaan
Jaringan perpipaan di daerah perdesaan hanya ada di kecamatan Muara Wahau, sedangkan
untuk 14 (empat belas) kecamatan lain daerah perdesaannya belum terlayani oleh jaringan
perpipaan. Berikut tabel untuk jaringan perpipaan perdesaan kecamatan Muara Wahau:

7-72
Tabel 7.8 Kondisi SPAM Perdesaan dengan Jaringan Perpipaan

Sumber : Data PDAM, 2014

Selain itu jaringan perpipaan di daerah pedesaan juga dilayani oleh perusahaan-perusahaan
tambang dengan program CSR nya berikut daftar perusahaan tambang di masing-masing
kecamatan di wilayah studi:

Tabel 7.9 Perusahaan Tambang di Kecamatan Bengalon

No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan


Nama perusahaan Lokasi Luas

7-73
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan
1 2 3 4
1 PT. ARINA KOTAJAYA Kec. Bengalon & Eksplorasi
Jl. Raya Pondok Gede Kombeng 10.000 Ha
No.12A, Kramat Jati
Jakarta Timur
2 PT. TAWABU MINERAL Batubara Eksplorasi
RESOURCES
Jl. Batu Merah 1 No.14 RT Kec. Bengalon 6.205 Ha
014 /01 Pejaten Timur
PS Minggu Jakarta Selatan
3 PT. INTAN PRIMA BESARI Batubara Eksplorasi
Jl. Jambore Raya D.4 Kec. Bengalon & 5.212 Ha
Cibubur Indah Jakarta
Timur
13720 Kombeng
4 PT GAMALOKA INDO Batubara Eksplorasi
MINERAL
Jl. IA.Muis No 9 RT 011 Kec. Bengalon 11.350 Ha
sangatta Selatan
Kab.Kutai Timur
5 PT HIMCO COAL Batubara Eksplorasi
Jl. Gatot Subroto II/ Srindit Kec Bengalon 6.616 Ha
IV No 16 Samarinda
Kaltim, Telp. 0541- 201546
6 INTI KALTIM PRIMA Batubara Eksplorasi
MANDIRI PT
Plaza abda Lt.16 Jln Jln Kec Bengalon 14.540 Ha
Jend Sudirman Jakarta
7 HASRUL MEGA BATUBARA Batubara Eksplorasi
PT
Gedung Menara Global Lt.7 Kec Bengalon 15.740 Ha
Jl.Jend Gatoto Subroto
Kav 27 Kuningan Timur
Setiabudi Jakarta Selatan
8 KOBEXINDO LIMESTONE PT Batu Gamping Eksplorasi

Jl. Garuda No 19 Kemayoran Kec. Bengalon 5.001 Ha


Jakarta Pusat 10620
Telp 021- 4220808, fax. 021 & Kaliorang
– 4214959
Batu Gamping Eksplorasi
Kec. Bengalon 5.001 Ha
& Kaliorang
9 KOBEXINDO LIMESTONE PT Batu Pasir Eksplorasi

Jl. Garuda No 19 Kemayoran Kec. Bengalon 5.094 Ha


Jakarta Pusat 10620
Telp 021- 4220808, fax. 021
– 4214959
Batu Pasir Eksplorasi

7-74
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan
Kec. Bengalon 5.094 Ha
10 KOBEXINDO LIMESTONE PT Batu Lempung Eksplorasi

Jl. Garuda No 19 Kemayoran Kec. Bengalon & 5.004 Ha


Jakarta Pusat 10620
Telp 021- 4220808, fax. 021 Kaliorang
– 4214959
Batu Pasir Eksplorasi
Kec. Bengalon & 5.004 Ha
Kaliorang
11 BENGALON LIMESTONE PT Batu Gamping Eksplorasi

Jl. Garuda No 19 Kemayoran Kec. Bengalon & 5.000 Ha


Jakarta Pusat 10620
Telp 021- 4220808, fax. 021 Kaliorang
– 4214959

Batu Gamping Eksplorasi


Kec. Bengalon & 5.000 Ha
Kaliorang
12 KOBEXINDO LIMESTONE PT Batu Pasir Eksplorasi
Jl. Garuda No 19 Kemayoran Kec. Bengalon 5.037 Ha
Jakarta Pusat 10620
Telp 021- 4220808, fax. 021
– 4214959
Batu Pasir Eksplorasi
Kec. Bengalon 5.037 Ha
13 TAWABU MINERAL Batubara Eksplorasi
RESOURCES PT
Jl. Batu Merah I No 14 Kec Bengalon 6.205 Ha
RT.014 /01 Pejaten Timur
Pasar Minggu Jakarta
Selatan
14 PRADANA ENERGI PT Batubara Ekslorasi
Gedung Iskandarsyah, Jl. Kec. Bengalon 6.067 Ha
Iskandarsyah Raya No.66 C
Kelurahan Melawai
Kebayoran Baru Kodya
Jaksel 12160
15 GUNUNG MAS WESESA PT Emas Eksplorasi
Jl. R.A. Kartini RT. 12 Kec. Bengalon 13.940 Ha
No.109 Sangatta Kab.Kutim
16 LUWIH ARTA PRATAMA PT Batubara Eksplorasi
Pesona Berverly Hills Block Kec. Bengalon 5.680 Ha
CE.01 RT.062, Kelurahan
Damai Balikpapan Baru,
Kalimantan Timur 76114
Telp. 0542 -
7212211, fax. 0542 –
7212222

7-75
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan
17 MAJU DAYA BERSAMA PT Batubara Eksplorasi
Jl. A.Yani Km 7,5 Maburai Kec. Bengalon 5.586 Ha
RT.1 RW.1 Tanjung Kab.
Tabalong Kalsel 71571,
Telp. 0526 - 270777 fax.
0526 -
2707888
18 TRI MITRA BAYANY PT Batubara Eksplorasi
Menara Imperium Lt. 27 Kec. Bengalon 6.406 Ha
Suite A., Jl. HR.Rasuna Said
Kav.I
Jakarta 12980
19 BARAMEGA CITRA KUTIM Batubara Eksplorasi
PERMAI PT
Jl. Hasanuddin Nomor 51, Kec. Bengalon 11.690 Ha
RT.07 Desa Singa Gembara
Kec. Sangatta Utara
Kab.Kutai Timur
20 SAMARINDA BERLIAN Batubara Eksplorasi
UTAMA PT
Jl. Dr. Soetomo No.27 A Kec. Bengalon 5.000 Ha
Samarinda Prov. Kaltim
Telp.
21 PARNA RAYA PT Batubara Eksplorasi
Menara Imperium 26th Kec. Bengalon 12.670 Ha
floor, Metropolitan,
Kuningan
Superblok, Jl. HR.Rasuna
Said Kav.1 Jakarta
Timur,Indonesia
22 PALAPA GADING SAKTI PT Batubara Eksplorasi
Jl. Otto Iskandarsyah No.66 Kec. Bengalon 7.971 Ha
Sei Dama Samarinda, Kaltim
23 PT. GUNUNG BERKAT Batubara Eksplorasi
UTAMA
Gedung Sona Topas Lt.7 Kec. Bengalon 7.685 Ha
Jl.Jend.Sudirman Kav.26
Jakarta
24 MULTITRANS JAYA ABADI Batubara Eksplorasi
PT
Ruko Multatuli Indah Blok D Kec. Bengalon 5.223 Ha
No. 31, Jl, Multatuli Medan dan
Sumatera Utara Indonesia Rantau Pulung
Sumber : Data Bappeda Kutai Timur, 2014

Tabel 7.10 Perusahaan Tambang di Kecamatan Karangan

No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan


Nama perusahaan Lokasi Luas

7-76
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan
1 2 4 5
1 PT. WELL PUTRI MANDIRI Batubara Eksplorasi
Kantor Taman E.33 Lt. 4-5 Kec. Karangan 10.000 Ha
unit B 6-7, Jln. Mega
Kuningan Setia Budi Jakarta
Selatan 12950
2 PT CITRA SAGA UTAMA Batubara Eksplorasi
Jl. Toddopulli Raya Timur, Kec. Karangan 7.443 Ha
Kompleks Ruko
Toddopulli Blok C 1/8
Makasar Sulsel, Telp./ Fax.
0411 - 435127, 0411 -
435074
3 PT MITRA ENERGI AGUNG Batubara Eksplorasi
Jl. Letjend R. Suprapto No Kec Karangan & 5.000 Ha
08 Kec Kuaro Kab. Paser
Kaltim, Telp. 0543 - 24893 Kaubun
4 PT BARA SANDARAN Batubara Eksplorasi
Jl. IA. Moeis No 09 RT 11 Kec. Karangan 11.020 Ha
Sangatta Selatan
Kab Kutim
5 PT PRIMA INTERNUSA Batubara Eksplorasi
ENERGY
Graha Iskandarsyah Lt.10, Kec. Karangan 8.508 Ha
Jl. Iskandarsyah Raya
No. 68 C Kebayoran baru
Jakarta Selatan
6 PT ALIEF MULTI ENERGI Batubara Eksplorasi
Jl. Danau Semayang No 19 Kec Karangan 8.870 Ha
Tenggarong
Kab Kutai Karta Negara
7 AGROINDO BUMI PERKASA Batubara Eksplorasi
PT
Jl. Yos Sudarso I No 64 RT Kec Karangan 6.719 Ha
04 Singa Karti Desa
Sangatta Utara Kec
Sangatta Utara Kutim
Kaltim
8 LINTAS JALUR HARAPAN Batubara Ekslorasi
PT
Jl. Rapak Indah No.63 Kec. Karangan 12.640 Ha
Samarinda
9 TAPAK BARA INDONESIA PT Batubara Eksplorasi
Jl. R.A.Kartini No.129 Kec. Karangan 7.273 Ha
Sengata Kab.Kutai Timur
Prov.Kaltim
10 GEMPITA PANEN RAYA PT Batubara Eksplorasi
Sampoerna Strategic Square Kec Karangan 6.249 Ha
South Tower Level 18,
Jl. Letjend,Sudirman
Kav.45-46 RT.03/04 Kel.
Karet

7-77
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan
Semanggi Kec.Setiabudi
Jakarta Selatan
11 KALIMANTAN SEJAHTERA Batubara Eksplorasi
MANDIRI PT
Jl. Rapak Indah No.63 Kec. Karangan 12.100 Ha
Samarinda
12 SURYA KUTIM MINING PT Batubara Eksplorasi
Ruko Cempaka Mas Blok K Kec. Karangan 13.033 Ha
No.22, Jl. Letjend. dan
Suprapto
Jakarta 10640 Indonesia, Kaubun
Telp.021-4240811, 4241684
fax. 021- 42900077
Batubara Eksplorasi
Kec. Karangan 8.348 Ha
dan
Kaubun
13 PANASIA INDOSYNTEC,TBK Batubara Eksplorasi
PT
Jl. Garuda 153/74 Bandung Kec. Karangan 5.431 Ha
Jawa Barat 40184
14 ZAMRUD KHATULISTIWA Batubara Eksplorasi
BERJAYA PT
Sampoerna Strategic Square Kec. Karangan 6.221 Ha
South Tower Level 18
Jl. Letjend. Sudirman Kav.
45-46 RT.03/04 Kelurahan
Karet
Semanggi Kec. Setiabudi
Jakarta Selatan
15 INTEGRA SERVICE Batubara Eksplorasi
NUSANTARA PT
Gedung Patra Jasa 11th Kec. Karangan 9.365 Ha
floor Suite 1111, Jl. Gatoto
Subroto
Kav.32-34 Jakarta
Sumber : Data Bappeda Kutai Timur, 2014
Tabel 3.16 Perusahaan Tambang di Kecamatan Kaliorang

No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan


Nama perusahaan Lokasi Luas
1 2 4 5
1 PT NAGA JAYA SAKTI Batubara Eksplorasi
UTAMA
Jl. Tirtayasa IX, No 12 Kec Kaliorang 5.002 Ha
Kebayoran Baru Jakarta
Selatan 12160, Telp. 021-
72791663, fax. 021-
72791267
2 KOBEXINDO LIMESTONE PT Gypsum Eksplorasi

7-78
Jl. Garuda No 19 Kemayoran Kaliorang 5.000 Ha
Jakarta Pusat 10620
Telp 021- 4220808, fax. 021
- 4214959
Gypsum Eksplorasi
Kaliorang 5.000 Ha
Sumber : Data Bappeda Kutai Timur, 2014

Tabel 7.11 Perusahaan Tambang di Kecamatan Sangkulirang

No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan


Nama perusahaan Lokasi Luas
1 2 4 5
1 PT. SEMBADA BINA Batubara Eksplorasi
PERSADA
Jln. Pantai Indah Barat, Kec. 5.000 Ha
Pantai Indah Kapuk RT.004 Sangkulirang
RW 003 Jkt Utara 14470,
Telp. 021-5706990
2 ANUGERAH REZKIE Batubara Eksplorasi
GUNUNG PT

Jl. Palapa IV /17 RT. Kec Sangkulirang 11.250 Ha


010/005 Kelurahan Pasar
Minggu Jakarta Selatan
Telp/ fax 021-78837234
Sumber : Data Bappeda Kutai Timur, 2014

Tabel 7.12 Perusahaan Tambang di Kecamatan Kaubun

No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan


Nama perusahaan Lokasi Luas
1 2 4 5
1 PT. GANDA ALAM MAKMUR Batubara Eksplorasi
Wisma Kota BNI 46, Lt.Suite Kec. Kaubun 10.600 Ha
1609, Jln. Jenderal
Sudirman Kav. 1 Jakarta
10220
2 GANDA DINAMIKA PT Batubara Eksplorasi
Jl. Raya Pluit Selatan Blok S Kec Kaubun dan 11.690 Ha
No 8 J Pluit Jakarta
Utara – 14440 Karangan
3 SENTOSA BARA JAYA Batubara Eksplorasi
UTAMA PT
Menara Kadin Indonesia 11 Kec. Kaubun 5.000 Ha
st floor, Jl. HR.Rasuna Said
Kav. 2-3 Jakarta Selatan
12950 – Indonesia

7-79
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan
Telp. 021-57903658, fax.
021 – 57903659
4 TRI PILAR JAYA UTAMA PT Batubara Eksplorasi
Jl. Road 9 KPPS RT.17 Singa Kec. Kaubun 5.320 Ha
Gembara Kec. Sangatta
Utara Kab. Kutai Timur
Batubara OP
Kec. Kaubun 5.320 Ha
Sumber : Data Bappeda Kutai Timur, 2014

Tabel 7.13 Perusahaan Tambang di Kecamatan Sandaran

No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan


Nama perusahaan Lokasi Luas
1 2 4 5
1 PT. JAYAKHISMA GLOBE Batubara Eksplorasi
INDONESIA
Jln Kampung melayu besar Kec Sandaran 15.000 Ha
No GD Sandipura
Bukit Duri Tebet Jakarta
Selatan
2 PT. WAHAU BARA MULIA Batubara Eksplorasi
Jl. APT Pranoto gg. Etam Kec. Sandaran 6,915
No.72 Sangatta Utara
Kab. Kutim
3 PT BHINEKA TUNGGAL Batubara Eksplorasi
ABADI
Perkantoran Royal Sunter Kec Sandaran 10.000 Ha
Blok A No.2, Jl. Danau
Sunter
Selatan Kelurahan Sunter
Jaya Kec. Tanjung Priok
Jakarta
Utara
4 PT LARAS PADI COAL Batubara Eksplorasi
Jl. Muso Salim gg 6 Kel. Krg Kec Sandaran 8.960 Ha
Mumus Kec. Smd
ilir Kaltim, Telp 0541 –
240776
5 PT SATRIA PERKASA Batubara Eksplorasi
SANDARAN
Jl. Jend. Sudirman K 2/3 RT Kec Sandaran 10.920 Ha
16 Kelurahan Damai
Kota Balikpapan
6 MENTAWIR RESOURCES PT Batubara Eksplorasi
Jl. Sejati Komleks Perum Kec Sandaran 17.520 Ha
Pondok Karya Lestari
blok B 770 Samarinda
Kaltim

7-80
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan
7 SANGATTA KUTAI MAKMUR Batubara Eksplorasi
PT
Jl. Gambut No K.168 Perum Kec Sandaran 10.310 Ha
KPC Sangatta Kutim
Telp 0549 – 21928
8 ATTA RILANG PT Batubara Eksplorasi

Jl. Gambut No K.168 Perum Kec. Sandaran 10.260 Ha


KPC Sangatta Kutim
Telp 0549 – 21928
9 SATRIA PERKASA Batubara Eksplorasi
SANDARAN PT
Jl. Jend. Sudirman K.2/3 Kec. Sandaran 10.290 Ha
RT.016 Kelurahan Damai
Kota Balikpapan
10 UNGGUL PRATAMA SAKTI Batubara Ekslorasi
PT
Jl. Palmerah Utara II, Kec.Sandaran 8.515 Ha
No.210 A, Palmerah Jakarta
Barat
11 KIPRAH KITA BERSAMA PT Batubara Eksplorasi
Jl. Muso Salim Gg.6 Kel. Kec. Sandaran 5.450 Ha
Karang Mumus Kec.
Samarinda
Ilir, Kaltim, Telp. 0541 -
240981 fax. 0541 – 240776
12 BERKAT PERSADA RAYA PT Batubara Eksplorasi
Gedung Graha Niaga Lt.11, Kec. Sandaran 14.980 Ha
Jl. Letjend. Sudirman
Kav.58
Jakarta Selatan
13 MOFATAMA ENERGY Batubara Eksplorasi
INTERNASIONAL PT
Jl. Palmerah Utara II, Kec. Sandaran 5.800 Ha
No.210 A, Palmerah Jakarta
Barat
14 MOFATAMA BANGUN NUSA Batubara Eksplorasi
PT
Gedung Graha Niaga Lt.11, Kec. Sandaran 10.220 Ha
Jl. Letjend. Sudirman
Kav.58
Jakarta Selatan
15 PENAMAS DAYA USAHA PT Batubara Eksplorasi

Gedung Graha Niaga Lt.11, Kec. Sandaran 8.647 Ha


Jl. Letjend. Sudirman
Kav.58
Jakarta Selatan
16 TRUSTME FIRSTINDO Batubara Eksplorasi
UTAMA PT
Gedung Graha Metro Lt.3, Kec. Sandaran 5.123 Ha
Jl. Penjernihan I No.8
Jakarta

7-81
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan
Telp. 021-58956866, fax.
021- 57956881
Sumber : Data Bappeda Kutai Timur, 2014
Tabel 7.14 Perusahaan Tambang di Kecamatan Teluk Pandan

No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan


Nama perusahaan Lokasi Luas
1 2 4 5
1 PT. AVER MITRAJASA Batubara Eksplorasi
Gedung Mitramas 4th FL. Kec. Teluk 5.102 Ha
Jln Sunter Permai Raya Pandan
A1 No.1-4 Jakarta 14350
Batubara Eksplorasi
Kec. Teluk 5.102 Ha
Pandan
2 PT. MILLENIUM MINING & Batubara Eksplorasi
RESOURCES
Jl. Kramat Raya No 32-34 Kec. Teluk 3.248 Ha
Senen Jakarta Pusat Pandan
10420
3 MILLENIUM MINING & Batubara Eksplorasi
RESOURCES PT
Jl. Kramat Raya 32-34 , Kec. Teluk 3.248 Ha
Senen Jakarta Pusat 10420 Pandan
4 TANITO BARA SUKSES PT Batubara Eksplorasi
Jl. Alaydrus No.80 Jakarta Kec. Teluk 1.929 Ha
Pusat 10130 Pandan
5 PT. KITADIN Batubara Eksplorasi
Jl. RA. Kartini No. 26 Kec. Teluk 2.338 Ha
Cilandak, Jakarta Indonesia pandan
Telp. 021 750 4390
Fax. 021 750 4696, Ventura
building 8 Floor
Sumber : Data Bappeda Kutai Timur, 2014

Tabel 7.15 Perusahaan Tambang di Kecamatan Rantau Pulung

No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan


Nama perusahaan Lokasi Luas
1 2 4 5
1 PT. AL AMANAH TUJUH Batubara Eksplorasi
TUJUH
Jl. PM Noor, Perum Pondok Kec. Rantau 11.270 Ha
Surya No CA 02 pulung
Samarinda, Telp 0541 – & Bengalon
221053

7-82
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan
2 PT KOTI PRIMA MANDIRI Batubara Eksplorasi

Jl. Pangeran Diponegoro Kec. Rantau 8.050 Ha


No.02 RT.09 Kecamatan Pulung
Sangatta Utara Kab.Kutai
Timur
3 PT. KOTI PRIMA COAL Batubara Eksplorasi
Jl. Pangeran Diponegoro Kec. Rantau 7.000 Ha
No.02 RT.09 Kecamatan Pulung
Sangatta Utara Kab.Kutai
Timur
4 PT TAMBANG BATUBARA Batubara Eksplorasi
HARUM
Jl. Alaydrus No 82 Jakarta Kec. Rantau 1.886 Ha
Pusat 10130 Pulung

Batubara OP
Kec. Rantau 1.886 Ha
Pulung
5 FICORP PT Batubara Eksplorasi
Hotel Sahid Jaya Shoping Kec Rantau 13.750 Ha
Arcade No. S3 pulung
Jl. Jend Sudirman NO.86
Karet Tengsin, Tanah Abang
Jkt Selatan
6 PENDAWA LIMA SAKTI PT Batubara Ekslorasi

Jl. Pinang Dalam No.99 Kec. Rantau 5.927 Ha


RT.22 Sangatta Kab.Kutai Pulung
Timur
Telp. / fax. 0549 – 5507462 dan Batu Ampar
7 TAPAK EMAS PT Batubara Ekslorasi

Jl. Mentasari No.20 Sanur Kec. Rantau 5.974 Ha


Kuah Denpasari Selatan Pulung
Kota Denpasar Provinsi Bali
8 RESTU INSAN SEJAHTERA Batubara Eksplorasi
PT
Jl, Apt. Pranoto No. 112 Kec. Rantau 5.016 Ha
RT.10 Sangatta Utara Pulung
Kab.Kutim
Prov. Kaltim
Sumber : Data Bappeda Kutai Timur, 2014
Tabel 7.16 Perusahaan Tambang di Kecamatan Kongbeng
No Nama Bahan Galian Tahap
Kegiatan
Nama perusahaan Lokasi Luas
1 2 4 5

7-83
1 PT. COALINDO LESTARI Batubara Eksplorasi
PRATAMA
Wisma BSG Lt.3A Kec. Kombeng & 6.639 Ha
Jl. Abdul Muis No 40 Jakarta Bengalon
2 PT GOLDEN GATEWAY Batubara Eksplorasi
INDONESIA
Sola fide house, Jl.Tegal No Kec Kombeng 10.030 Ha
03 Menteng Jakarta
Pusat 10310, Telp. 021 -
3153142, fax. 021-3150469
3 PT BELAYAN MULIA Batubara Eksplorasi
Perum Sempaja Lestari blok Kec Kombeng 5.000 Ha
A/31, RT 034 Kel.
Sempaja Kec Samarinda
Utara Kota Samarinda
Kaltim
4 PT BARA BUMI Batubara Eksplorasi
KALIMANTAN
Jl. HA. Wahab Syahrani No Kec Kombeng 5.048 Ha
96 RT 21 Pinang Raya
Kec Sangatta Utara
Kab.Kutai Timur
5 PT BERKAH KUTAI PERKASA Batubara Eksplorasi
Mutiara Taman Palm Blok c Kec Kombeng 8.451 Ha
10 No 77
Jl. Outering Road Kamal & Ma.Wahau
Raya Cengkareng
Jakarta Barat
6 COALINDO JAYA PRATAMA Batubara Eksplorasi
PT
Wisma BSG A3 floor, Jl Kec Kombeng 9.800 Ha
Abdul Muis No.40 Jakarta dan
Bengalon
7 MULAWARMAN KALTIM Batubara Eksplorasi
ENERGI PT
Jl. Veteran No.69 RT. 001 Kec. Kombeng 5.078 Ha
Kelurahan Pasar Pagi
Kecamatan
Samarinda Ilir Kalimantan
Timur

Sumber : Data Bappeda Kutai Timur, 2014

Tabel 7.17 Perusahaan Tambang di Kecamatan Muara Wahau

No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan


Nama perusahaan Lokasi Luas
1 2 4 5
1 PT. ERA BARA PERSADA Batubara Eksplorasi
NUSANTARA
Menara Bidakara Lt.9, Jln. Kec. Ma.Wahau 15.110 Ha
Gatot Subroto Kav.71-73

7-84
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan
Kelurahan Menteng dalam dan Telen
Kec. Matan
Tebet Jakarta
2 PT. AXRINDO GEMILANG Batubara Eksplorasi
ABADI
Kompleks Wijaya Kusuma V Kec. Ma.Wahau 5.165 Ha
No.55 Samarinda
Telp. 0541 – 7773924
3 PT. TELEN ECO COAL Batubara OP
Graha Irama Lt. 6 A-B, Jln. Kec. Ma.Wahau 6.844 Ha
HR Rasuna Said Blok X
1, Kav 1-2 Jakarta 12950
4 PT BUMI MURAU COAL Batubara Eksplorasi
Graha Irama Lt. 6 A-B, Jln. Kec. Ma. Wahau 5.012 Ha
HR Rasuna Said Blok X
1, Kav 1-2 Jakarta 12950
Batubara Eksplorasi
Kec. Ma. Wahau 5.012 Ha
5 PT BARA SAMBA PRIMA Batubara Eksplorasi
Apartemen Sudirman Park Kec. Ma. Wahau 15.000 Ha
Tower A Lt.6 No 6 AF &
Jl.KH Mansyur Kav 35 Telen
Jakarta Pusat / Perum Bumi
sempaja Blok CA No 52,
Jl.PM.Noor Samarinda
6 PT PERSADA MULTI BARA Batubara Eksplorasi

Graha Irama Lt. 6 A-B, Jln. Kec. Ma.Wahau 4.950 Ha


HR Rasuna Said Blok X
1, Kav 1-2 Jakarta 12950
7 PT PERSADA MULTI BARA Batubara Eksplorasi

Graha Irama Lt. 6 A-B, Jln. Kec Ma. Wahau 4.950 Ha


HR Rasuna Said Blok X
1, Kav 1-2 Jakarta 12950
8 PT AURORA HUTAMA JAYA Batubara Eksplorasi

Jl. Piano No 18 A Samarinda Kec Ma. Wahau 10.610 Ha


Kaltim
Telp 0541 – 734010
9 ALDI BERSAUDARA PT Batubara Eksplorasi

Jl. IA.Muis No 9 RT 011 Kec Ma.Wahau 5.023 Ha


sangatta Selatan
Kab.Kutai Timur
10 GOLD TELEN RIVER PT Emas Eksplorasi

Jl. DR Wahidin Sudiro Kec Ma Wahau 8.069 Ha


Husodo RT 13 No 23
Samarinda Kaltim Telp
0541-735711

7-85
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan
11 INDO HANA MANDIRI PT Batubara Eksplorasi
Jl. A. Wahab Syarani No 94 Kec. Ma Wahau 5.751 Ha
Sangatta Kab.KUTIM
12 INDOMINERS SUKSES Batubara Eksplorasi
PRATAMA PT
Jl.MT.Haryono Kav.8 Square Kec. Ma Wahau 15.050 Ha
B 06 Balikpapan
76115, Kaltim Telp 0542 –
760746
13 JAYA MINERAL PT Batubara Eksplorasi

Kantor Taman E3.3 unit D-7 Kec. Ma Wahau 8.327 Ha


Lt.3 Kawasan Mega
Kuningan
Jakarta, Telp. 021-57941964 & Telen
/ 57941965, fax. 021-
57950419
14 KHAZANAH BUMI KALIMAN Batubara Eksplorasi
PT
Graha Irama 6th floor, Suite Kec. Ma.Wahau 5.066 Ha
AB, Blok X-1 Kav.1-2
Jakarta, Jl. Rasuna Said
15 BIRAWA PANDU SELARAS Batubara Eksplorasi
PT
Graha Irama 6th floor, Suite Kec. Ma.Wahau 4.603 Ha
AB, Blok X-1 Kav.1-2
Jakarta, Jl. Rasuna Said
16 TRI PANUNTUN PERSADA Batubara Eksplorasi
PT
Graha Irama 6th floor, Suite Kec. Ma.Wahau 2.575 Ha
AB, Blok X-1 Kav.1-2
Jakarta, Jl. Rasuna Said
17 BUMI KALIMAN SEJAHTERA Batubara Eksplorasi
PT
Graha Irama 6th floor, Suite Kec. Ma.Wahau 4.921 Ha
AB, Blok X-1 Kav.1-2
Jakarta, Jl. Rasuna Said
18 KALTIM MINERAL PT Batubara Eksplorasi

1). Graha MIK 4 th floor Kec Ma Wahau 10.000 Ha


Taman Perkantoran
Kuningan
Jl.Setiabudi Selatan Kav-16-
17 Jakarta 12920, Telp.
021-
57941436, fax. 021-
57941492
2). Taman E3.3 Unit D7 Lt.3 Batubara Eksplorasi
Kawasan Mega Kuningan
Jl. Mega kuningan Jakarta Kec Ma Wahau 10.000 Ha
19 PT. KALTIM CITRA ALZENA Batubara Eksplorasi
Jl.Kesehatan Blok B.67 Kec.Muara 7.384 Ha
Samarinda Kaltim Wahau

7-86
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan
Telp/Fax. 0541 - 7777950
20 GUNUNG MAS WESESA PT Batubara Eksplorasi
Jl. APT. Pranoto RT.13 Kec. Ma.Wahau 5.231 Ha
No,56 Kec. Sangatta Utara
Kab.Kutai Timur
21 BARA PELITA BENUA PT Batubara Eksplorasi
Menara Anugerah Lt. 27 Kec. Ma.Wahau 8.587 Ha
Kantor Taman E.3.3, Jl.
Mega
Kuningan Lot.8-6-8-7,
Kuningan Timur Setiabudi
Jakarta 12950
22 INDONUSA PRIMA SENTOSA Batubara Eksplorasi
PT
The Sangatta Trade Center Kec. Ma.Wahau 7.100 Ha
Kav.B-11, Jl. Yos Sudarso II
No.40 Sangatta Kab.Kutai
Timur
23 MAHKOTA COAL MINING PT Batubara Eksplorasi
Jl. Danau Toba No.07 Kec. Ma.Wahau 10.210 Ha
RT.021 Samarinda Kaltim
Telp. 0541 – 735091
24 MANGKUPA INDODHARMA Batubara Eksplorasi
PT
Rukan Artha Gading Niaga, Kec. Ma.Wahau 6.329 Ha
Jl. Boulevard Artha Gading
Blok E No 07 Jakarta Utara,
14240.
25 TEKNO ORBIT PERSADA PT Batubara Eksplorasi
Sudirman Plaza, Plaza Kec. Ma. Wahau 5.000 Ha
Marien Lt.20, Jl.
Jend.Sudirman Kav.76-
78 Jakarta Selatan 12910
26 TAMBANG MULIA PT Batubara Eksplorasi
Kantor Taman E.3.3 Unit D- Kec. Ma.Wahau 5.194 Ha
7 Lt. 3 Kawasan Mega
Kuningan Jaksel, Telp. 021-
57941964 / 65, fax.021-
57950419
Jl. Bungur N0.L.184,
Sangatta Baru Swarga bara
Kutim
Telp. 0549 - 22648 Fax.
0549 -22648
27 WAHANA INTI BUMI PT Batubara Eksplorasi
Menara Anugerah Lt. 27, Kec. Ma. Wahau 10.550 Ha
Kantor Taman E.3.3,
Jl. Mega Kuningan Timur,
Setiabudi Jakarta 12950
28 PUTRA MAHAMERU PT Batubara Eksplorasi
Jl. Sigura Gura Barat No.31 Kec. Ma.Wahau 10.180 Ha
Malang Jawa Timur

7-87
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan
Telp. 0341 – 9841275
Batubara Eksplorasi
Kec. Ma.Wahau 10.180 Ha
Sumber : Data Bappeda Kutai Timur, 2014

Tabel 7.18 Perusahaan Tambang di Kecamatan Telen

No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan


Nama perusahaan Lokasi Luas
1 2 4 5
1 AGRO TITIAN NUSANTARA Batubara Eksplorasi
PT
Jl. Yos Suarso II No 26 Kec. Telen 5.018 Ha
Sangatta, Kab.Kutai Timur
Telp 0549 – 25705
2 SINAR AURIN PT Batubara Eksplorasi
Jl. Kompleks Ruko Bpp Baru Kec. Telen 7.555 Ha
blok 3 No.11 Balikpapan
Kaltim, Telp./ fax. 0542 –
875908
3 BRIGHT INDONESIA Batubara Eksplorasi
PERKASA PT
Kantor Taman E.3.3 Blok D - Kec. Telen 10.000 Ha
9 Lt. 2, Jl. Mega Kuningan
Lot. 86-87 Jakarta Selatan
12950
4 GORED INDONESIA PT Batubara Eksplorasi
Jl. Dorowati No.10 Malang, Kec. Telen 7.469 Ha
65119 Jawa Timur Indonesia
5 BINA MAKMUR SENTOSA PT Batubara Eksplorasi
Gedung Plaza sentral Lt. 8, Kec. Telen 5.066 Ha
Jl. Letjend. Sudirman No.47
Jakarta Selatan
6 MURAU COAL PT Batubara Eksplorasi
Jl, Garuda No.19 Kec. Telen 3.863 Ha
Kemayoran Jakarta Pusat
10620
Sumber : Data Bappeda Kutai Timur, 2014

Tabel 7.19 Perusahaan Tambang di Kecamatan Muara Ancalong

No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan

Nama perusahaan Lokasi Luas

1 2 4 5

7-88
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan

1 SUNGAI MAS PRIMA PT Batubara Eksplorasi


Jl. Bangka Raya No.06, Pela Kec. Ma. 12.320 Ha
Mampang Jakarta Selatan Ancalong
12720
2 PT GREEN RESOURCES Batubara Eksplorasi
COALINDO
Jl. Kartini No 120 Sangatta, Kec Ma Ancalong 5.237 Ha
Kab Kutai Timur
Prov Kaltim
3 PT BARA SUMBER REJEKI Batubara Eksplorasi
Jl AM.Sangaji No 300 B Kec Ma.Ancalong 9.660 Ha
Samarinda
telp 0541- 201722, fax.
0541- 735056 samarinda
4 PT BARA ENERGI MAKMUR Batubara Eksplorasi
Jl. Thamrin No 09 Menara Kec Ma.Ancalong 5.264 Ha
Cakrawala Lt. 07 Jakarta
& Busang
5 JAYA GEMILANG UTAMA PT Batubara Eksplorasi
Sudirman Plaza Indofood Kec Ma Ancalong 5.080 Ha
Tower Lt 12, Jl. Jend.
Sudirman Kav. 76-78
Jakarta Selatan
6 PRADANRIS PT Batubara Eksplorasi
Jl. Diponegoro No 2A Kec. Ma 4.670 Ha
Sangatta Kutai Timur Ancalong
7 NATARIDA ENERGY PT Batubara Eksplorasi

Jl. Ciomas II No.1 Kec Ma Ancalong 11.920 Ha


Kebayoran Baru Jakarta
Selatan
8 WIJAYA COAL MINING PT Batubara Eksplorasi

Jl. A.M. Sangaji No. 300 A- Kec Ma Ancalong 10.000 Ha


B, Samarinda Kaltim
9 SENYIUR SUKSES PRATAMA Batubara Operasi
PT Produksi
Jl. Marsda A. Saleh RT 024 Kec. Ma. 8.763 Ha
RW 09 Kel Sidomulyo Ancalong
Kec Samarinda Ilir
Samarinda
Batubara Eksplorasi
Kec. Ma. 8.763 Ha
Ancalong
10 LONG NAH ENERGI PT Batubara Eksplorasi

Jl.K.H. Akhmad Muksin No Kec. 7.753 Ha


28 RT.005 Kelurahan Ma.Ancalong
Timbau Kec, Tenggarong
Kab.Kutai Kartanegara

7-89
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan
11 TRIJAYA BARA MAKMUR PT Batubara Eksplorasi

Jl. A.M.Sangaji No.300 A Kec. 8.126 Ha


Samarinda Kaltim Ma.Ancalong
Sumber : Data Bappeda Kutai Timur, 2014

Tabel 7.20 Perusahaan Tambang di Kecamatan Busang

No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan


Nama perusahaan Lokasi Luas
1 2 4 5
1 PT. ALTOONA Batubara Eksplorasi
Gedung S.Widjojo Lt.10 Kec. Busang 5.005 Ha
Jl. Jend Sudirman No 71
Jakarta Selatan
2 PT. MEXXINDO UTAMA Batubara Eksplorasi
MINERAL
Jl.H.Adam Malik / Manggis Kec. Busang 4.792 Ha
RT 03 No.55 Samarinda
3 PT. BINA KELINJAU Batubara Eksplorasi
SEJAHTERA
Jl. Marsda A Saleh RT 024 Kec. Busang 14.000 Ha
RW 09 Kel. Sidomulyo
Kec. Samarinda Ilir Kota
Samarinda
4 PT. RESOURCES BUMI Batubara Eksplorasi
KELINJAU
Jl. Marsda A Saleh RT 024 Kec. Busang 14.770 Ha
RW 09 Kel. Sidomulyo
Kec. Samarinda Ilir Kota
Samarinda
5 PT CAHAYA MAHAKAM Batubara Eksplorasi
JAYA
Jl. Ramania Dalam No 108 Kec. Busang 6.510 Ha
A, RT 001, RW 010
Kel Sidodadi Kec. Samarinda
ulu Kota Samarinda
6 PT BUKIT ANUGERAH Batubara Eksplorasi
INDAH COAL
Jl. Revolusi RT 07 No 27 Kec. B usang 4.624 Ha
Karang Rejo Samarinda
7 PT LANGGENG PRIMA Batubara Eksplorasi
SUKSES
Kec Busang 10.000 Ha
8 NUSANTARA KALTIM COAL Batubara Eksplorasi
PT
Menara Bidakara Lt. 9, Jl. Kec. Busang 11.040 Ha
Gatot Subroto Kav 71-73
Jakarta Selatan Kel
Menteng Dalam Tebet

7-90
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan
9 NUSANTARA SANTAN COAL Batubara Eksplorasi
PT
Menara Bidakara Lt. 9, Jl. Kec. Busang 15.050 Ha
Gatot Subroto Kav 71-73
Jakarta Selatan Kel
Menteng Dalam Tebet
10 SANGATTA GUNUNG Batubara Eksplorasi
MINERAL PT
Jl. Pemuda I RT 014 Kec Busang 4.838 Ha
Kelurahan Temindung
Permai
Samarinda
11 KALTIM NUSANTARA COAL Batubara Eksplorasi
PT
Menara Bidakara Lt. 9, Jl. Kec. Busang dan 15.560 Ha
Gatot Subroto Kav 71-73
Jakarta Selatan Ma.Wahau
12 NUSANTARA WAHAU COAL Batubara Eksplorasi
PT
Menara Bidakara Lt. 9, Jl. Kec. Busang dan 14.890 Ha
Gatot Subroto Kav 71-73
Jakarta Selatan Ma.Ancalong
13 SARI SRI BUNGA PT Batubara Eksplorasi

Jl. Wahidin Sudiro Husodo Kec. Busang 10.180 Ha


No.23 RT.13 Samarinda
Telp. 0541 – 735711
14 KEMENANGAN BUMI Batubara Eksplorasi
PERSADA PT
Jl. R.A. Kartini No 20 Kec. Busang dan 5.266 Ha
Sangatta Kab. Kutai Timur
Ma.Ancalong
15 ROCCO MERILLAH BERKAH Batubara Eksplorasi
PT
City Walk (Lift Lofts), 11 th Kec. Busang, 5.453 Ha
floor 1129, Jl.Kiai H.Mas Telen
Mansyur No.121 Jakarta dan Long
Pusat 10220 Mesangat
Sumber : Data Bappeda Kutai Timur, 2014

Tabel 7.21 Perusahaan Tambang di Kecamatan Batu Ampar

No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan


Nama perusahaan Lokasi Luas
1 2 4 5
1 PT. LINTAS UTAMA ENERGI Batubara Eksplorasi

Jl. Pangeran Diponegoro Kec. Batu Ampar 7.520 Ha


No.02 RT 12 Kelurahan
Sidomulyo Samarinda Ilir
Kota Samarinda

7-91
No Nama Bahan Galian Tahap Kegiatan
2 PT KUTIM BARA ENERGI Batubara Eksplorasi
Jl. Pangeran Diponegoro Kec Batu Ampar 7.536 Ha
No.02 RT.09 Kecamatan
Sangatta Utara Kab.Kutai
Timur
3 ISTARINDA UTAMA PT Batubara Eksplorasi

Jl. APT Pranoto gg Volvo RT Batu Ampar & 5.034 Ha


09 Desa Sangatta
Utara Kab.Kutai Timur Telp Long Mesangat
0549 – 24217
4 GUNUNG MAS KARUNIA Batubara Eksplorasi
MINING PT
Jl. Kartini No.109 RT.12 Kec. Batu Ampar 5.322 Ha
Sangatta Kab.Kutai Timur
Kaltim
5 KUTAI ALAM PRIMA PT Batubara Eksplorasi
Jl. R.A. Kartini No.26 RT 29 Kec. Batu Ampar 15.020 Ha
Sei Siring Luar Samarinda
Ilir, Kalimantan Timur
6 PANCA DATAMA PT Batubara Eksplorasi
Jl. Raya Cemara No.2 Kec. Batu Ampar 10.300 Ha
Banjarmasin, Kalimantan
Selatan
Telp. 0511- 3303223, Fax.
0511- 3303223
Sumber : Data Bappeda Kutai Timur, 2014
Selain perusahaan tambang ada juga CSR perusahaan perkebunan berikut daftar perusahaan
perkebunan di Kabupaten Kutai Timur :

Tabel 7.22 CSR Perusahaan Perkebunan di Kabupaten Kutai Timur


Jumlah
No PBS Lokasi Desa
Unit
I. GUNTA SAMBA GROUP
1 PT. Gunta Karangan Pengadan, 3
Samba/Ampanas Estate Sempayau
Karangan Kadungan Jaya
Karangan Sempayau
2 PT.Gunta Samba/ Karangan Pengadan 1
Pengadan Estate
3 PT. Gunta Samba/Elang Kongbeng Miau Baru 2
Estate
PT. Gunta Kaubun Bumi Rapak 1
Samba/Kaubun Estate
Bumi Jaya
Cipta Graha
4 PT. Multi Pasific Kaubun Cipta Graha 1
Int./Cipta Graha Estate
5 PT. Multi Pasific Sangkulirang Peridan 1
Int/Peridan Estate

7-92
Jumlah
No PBS Lokasi Desa
Unit
6 PT. Multi Pasific Sangkulirang Kerayaan 1
Int/Kerayaan Estate
Sangkulirang Kerayaan
7 PT. Multi Pasific Karangan Baay 1
Int/Nuaring Estate

8 PT. Multi Pasific Karangan Karangan 1


Int/Inovasi Estate
9 PT. Wahana Tri Tunggal Karangan Baay 2
Cemerlang
Bayangkara Estate
10 PT. Wira Inova Sandaran, Susuk Dalam, 3
Nusantara/Susuk Estate Sangkulirang Susuk Luar
Sangkulirang Perupuk
Sangkulirang Tanjung Manis
11 PT. Gunta Samba Kongbeng Miau Baru 2
Jaya/Kongbeng Estate
12 PT. Gunta Samba Kongbeng Miau Baru 1
Jaya/Miau Estate
Kongbeng Miau Baru
JUMLAH GRUP GUNTA
SAMBA 20
II. SINAR MAS GROUP
13 PT. Tapian Telen, Ma. Diaklay, 3
Nadenggan/Unit Wahau Ma.Pantun,
JLYE/LBLE Rt.Pnjang
14 PT. Tapian Ma. Wahau NLB,L.Wehea, 2
Nadenggan/Unit PMSE Karya Bakti
15 PT. Tapian Telen Juk Ayak, 2
Nadenggan/Unit BSRE L.Segar,Haloq,
Noran
16 PT. Tapian Ma. Wahau 1
Nadenggan/Unit LBLE
17 PT. Tapian 1
Nadenggan/Unit LBLE
18 PT. Kresna Duta Kongbeng 2
Agroindo/Unit
GKME/MWHE
19 PT. Kresna Duta Ma. Wahau, Rantau Panjang, 2
Agroindo/Unit RPNE Telen Ma. Pantun
JUMLAH GRUP SINAR
MAS 13
II. SWAKARSA GROUP
20 PT. Swakarsa Sinar Muara Wahau Dabeq, Diaklay, 5
Sentosa Benhes
21 PT. Dharma Agrotama Muara Wahau Diaklay 3
Nusantara
22 PT. Dharma Intisawit Muara Wahau Jabdan, 3
Nugraha Ma.Wahau
23 PT. Dewata Sawit Muara Wahau Benhes, Dabeq, 4
Nusantara Diaklay
Muara Wahau Dsn. Long Bau
24 Koperasi Sawit Wehea 1
Tlan Sejahtera
25 KSU Jengea Bong Pet 1
Kuq

7-93
Jumlah
No PBS Lokasi Desa
Unit
JUMLAH GRUP
SWAKARSA 17
III. ASTRA GROUP
26 PT. Karyanusa Eka Daya Telen L.Wehea,Dabeq, 4
Diaklay,Benhes
27 PT. Karyanusa Eka Daya Telen Marah Haloq 1
28 PT. Subur Abadi Telen Lung Melah 2
Plantation
Ma Haloq
29 PT. Sumber Kharisma Sangkulirang Mandu 2
Persada
Tanjung Manis
Kerayaan
Saka
Peridan
30 PT. Cipta Narada Kaliorang Mandu Dalam 3
Lestari
JUMLAH GRUP ASTRA
12
III. ANUGERAH GROUP
31 PT. Anugerah Telen Juk Ayak 1
Energitama
32 PT. Anugerah Bengalon Tepian Langsat 1
Energitama(TLSE I)
33 PT. Anugerah Bengalon Tepian Langsat 1
Energitama(TLSE II)
Meratak
34 PT. Anugerah Bengalon (Ex. Tepian Langsat 1
Energitama(TLSE III) KBN)
35 PT. Anugerah Bengalon (Gg Tepian Langsat 2
Energitama Kudung)
36 PT. Anugerah Rantau 1
Energitama Pulung
JUMLAH GRUP
ANUGERAH 7
III. MINANGA OGAN GROUP
37 Dinamika Prima Artha Bengalon Tepian Langsat 1
38 Dinamika Prima Artha Rantau 1
Pulung
39 Pradana Telen Agro Mas Batu Ampar, Ma. Kenyah, L. 1
Telen Noran, L. Segar
40 Kutim Agro Mandiri Long Long Mesangat 3
Mesangat
41 Minanga Kutai Timur Kaubun 1
Agri
JUMLAH GRUP
MINANGA OGAN 7
IV. HANUSENTRA GROUP
42 PT. Hanusentra Agro Sangkulirang Mandu Dalam 2
Karet
43 PT. Hanusentra Agro Sangkulirang Peridan 3
Lestari
44 PT. Hanusentra Agro Sangkulirang 2
Lestari
JUMLAH GRUP
HANUSENTRA 7

7-94
Jumlah
No PBS Lokasi Desa
Unit
V. TELEN GROUP
45 PT. Telen/Bukit Kaubun Bukit Permata 2
Permata Estate
46 PT. Telen/Kadungan Kaubun Kadungan Jaya 1
Jaya Estate
47 PT. Telen/Muara Bulan Karangan (Ds.Baay/Muara 3
Estate Bulan/
Pengadan Baay
Estate)
48 PT. Telen/Sei Karangan Karangan (Ds.Karangan 1
Estate Seberang/
Sei Karangan
Estate)
49 PT. Sawit Prima Kaubun Mata Air 2
Nusantara
50 PT. Sawit Prima Bumi Etam 1
Nusantara
51 PT. Telen Prima Sawit Muara Melan 4
Bengkal
Muara Bengkal Estate
(Ds.Batu Balai, Batu Balai
Ma.Bengkal Ulu / Benua
Baru
Estate)
Muara Bengkal Ilir, Benua Baru
Benua Baru
Senambah Senambah
Ma.Bengkal Ulu
Batu Timbau
Ds.
Telaga/Batu
Ampar
52 PT. Telen Prima Sawit Ds. Sumber Benua Baru 1
Agung
Long
Mesangat
53 PT. Gemilang Sejahtera Long 2
Abadi (L.Mesangat Mesangat
Estate)
Ds. Melan, Sika Sika Makmur
Makmur, Segoy Makmur,
Mukti Utama
Sumber Sari
Ma. Ancalong Long Nah
Ma. Dun Ulu
Teluk Baru
Busang, Ds. Long Bentuk
L.Bentuk
JUMLAH GRUP TELEN`I
17
V. TELEN GROUP
54 PT. Gemilang Sejahtera Long 5
Abadi Mesangat
55 PT. Gemilang Sejahtera Long 1
Abadi Mesangat

7-95
Jumlah
No PBS Lokasi Desa
Unit
JUMLAH GRUP
TELEN`II 6
JUMLAH GRUP TELEN`
VI. HAMPARAN GROUP
56 PT. Hamparan Perkasa Busang Rantau Sentosa 3
Mandiri

57 PT. Subur Abadi Wana Busang Long Lees, 3


Agung L.Nyelong,
L.Pejeng
JUMLAH GRUP
HAMPARAN 6
VII. SINERGI GROUP
58 PT.Sinergi Agro Industri Sandaran Susuk Dalam, 4
Marukangan
Sandaran
59 PT. Indonesia Kaliorang Kaliorang 3
Plantation Synergy
Sangkulirang Bual-bual
Kerayaan
60 PT. Bumi Mas Agro Sandaran Marukangan, 4
Susuk Luar
61 PT. Karya Bakti Sandaran, Susuk Dalam 2
Sejahtera Agrotama Sangkulirang
62 PT. Kutai Balian Nauli Bengalon Tepian Langsat 2
Lokasi I
JUMLAH GRUP SINERGY
15
VII. BIMA PALMA GROUP
63 PT.Lintas Khatulistiwa Kaubun Bumi Rapak 2
Utama

64 PT. Bima Palma Bengalon Tepian Langsat 4


Nugraha
65 PT. Bima Agri Sawit Karangan Baay, Karangan 2
Seberang
66 PT. Bima Agri Sawit Karangan 1
JUMLAH GRUP BIMA
PALMA 9
VIII. SAWIT SUKSES GROUP
67 PT. Sawit Sukses Muara Ma.Ancalong 5
Sejahtera Ancalong
68 PT. Sawit Sukses Senyiur 2
Sejahtera II
69 PT. Prima Cipta Selaras Ma. Ancalong Senyiur, Kelinjau 3
JUMLAH GRUP SSS
10
IX. EBL GROUP
70 PT. Etam Bersama Sangkulirang Tepian Terap, 3
Lestari Pelawan
Pelawan
71 PT. Anugerah Alam Karangan Batu Lepoq 3
Persada
(ex. Sima Agung)
Kelapa Sawit Sangkulirang Pelawan
Karet

7-96
Jumlah
No PBS Lokasi Desa
Unit
JUMLAH GRUP EBL
6
X. REA KALTIM GROUP
72 PT. Cipta Davia Mandiri Long Sumber Sari, 2
Mesangat Sum.Agung
Ma. Ancalong Kelinjau Ulu,
Kelinjau Ilir
73 PT.Kutai Mitra Ma.Ancalong Senyiur 3
Sejahtera
JUMLAH GRUP REA
KALTIM 5
XI. LAIN-LAIN
74 PT. Shabantara Rawi Telen Ma.Pantun, 3
Sentosa L.Noran, Juk
Ayaq
Telen
75 PT. Kutai Timur Telen Ma.Pantun, Long
Investama Noran,
Juk Ayak
76 PT. Nusantara Agro Kongbeng, Miau Baru 2
Sejahtera Ma. Wahau
77 PT.Karya Prima Agro Kongbeng, Miau Baru/Nehes 1
Sejahtera Ma. Wahau Liah Bing
78 PT.Karya Prima Agro Kongbeng Miau Baru 1
Sejahtera
79 PT. Long Bagun Prima Karangan Batu Lepoq 2
Sawit
80 PT. Tridaya Hutan Sangkulirang Bukit Permata 3
Lestari
81 PT. Fairco Agro Mandiri Kaliorang Kaliorang 2
Kaubun Bumi Jaya
82 PT. Citra Palma Sejati Sandaran Marukangan 2
(Ex.Comexindo)
83 PT. Agro Nusa Bumi Kaubun, Koleq 2
Sejahtera Sangkulirang
84 PT. Agro Nusa Bumi Kaliorang, Koleq 1
Sejahtera Sangkulirang
85 PT. Tanjung Manis Sangkulirang Tepian Terap, 1
Artha Lestari Mandu Dalam
86 PT. Hijau Alam Raya Sangkulirang Mandu Dalam 1
87 PT. Sima Agung Prima Sandaran 1
Sawit
88 PT. Multi Mandiri Sandaran Susuk Dalam, 1
Perdana Susuk Luar
89 PT. Umaq Tuqung Sandaran Susuk Dalam 1
Mandiri Utama
90 PT. Wahana Murni Sandaran Sandaran 2
Plantation (Ex Umaq
Tuqung)
91 PT.Preya Sawit Makmur Ma.Ancalong Senyiur 1
92 PT. Sumber Alam Ma. Ancalong Senyiur 1
Selaras
93 PT. Nala Palma Ma. Bengkal Senambah, 1
Cadudasa Ngayau,
Mulupan,

7-97
Jumlah
No PBS Lokasi Desa
Unit
Ma.Bengkal Ulu,
Ma.Bengkal
94 PT. Nala Palma 1
Cadudasa
95 PT. Andalas Wahana Rantau Rantau Makmus 2
Sukses S. Pulung
96 PT. Equalindo Makmur Telen Ma.Pantun, Juq 1
Alam Sejahtera Ayaq
97 PPKS Medan Bengalon
98 PT. Kemilau Indah Bengalon Muara Bengalon 3
Nusantara
(Ex.PT. Karya Dewi Sekerat
Putera)
99 PT. Nurhayati Telen Marah Kenyah, 1
Marah Haloq
100 PT.Kalimantan Agro Bengalon Tepian Langsat 3
Nusa
Rantau Tepian Makmur
Pulung
101 PT. Nusa Indah Rantau Rantau Makmur, 3
Kalimantan Plantations Pulung Mukti Jaya
(IMC Plantations Group) Tanjung Labu
102 PT. Agricinal Bengalon Tepian Langsat
103 PT. Sumber Bumi Serasi Sangkulirang 1
104 PT. Mukti Sejahtera Batu Ampar 2
Abadi
105 Kop. Aroma PNS Prov. Telen
Kaltim
106 PT. Alhada Agro Sandaran 1
Sejahtera
JUMLAH
47
GRAND TOTAL
204
Sumber : Data Bappeda Kutai Timur, 2014

7-98
B. Jaringan Non Perpipaan
 SPAM Ibu Kota Kabupaten
Sistem penyediaan air minum di Ibukota Kabupaten Kutai Timur untuk di kecamatan
Sangatta Utara saat ini secara keseluruhan menggunakan sistem perpipaan berupa
sambungan rumah (SR). Pelayanan menggunakan hidran umum (HU) sudah dihilangkan.

 SPAM Pedesaan
Sedangkan untuk daerah perdesaan yang di 18 (delapan belas) kecamatan wilayah studi
yang dilayani dengan jaringan non perpipaan di tahun 2011-2014 diuraikan dalam tabel
3.29 berikut :

7-99
Tabel 7.23 Kondisi SPAM Perdesaan dengan Bukan Jaringan Perpipaan

KET :
1. SPT : Sumur Pompa Tangan, 2. SPM : Sumur Pompa Mesin, 3. SGL : Sumur Gali, 4. PAH : Penampungan Air Hujan Sumber : Data Dinkes, 2014

7-100
7.3.1.2 Luas Cakupan Pelayanan Per Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur
A. SPAM Ibu Kota Kabupaten
Unit pelayanan di Ibukota Kabupaten, target pelayanan air minum dalam MDG´s, sampai
dengan tahun 2015 tingkat pelayanan ditargetkan mencapai 80% untuk daerah perkotaan
dan 60% untuk daerah perdesaan. Menurut data cakupan pelayanan PDAM TIRTA TUAH
BENUA Kabupaten Kutai Timur tahun 2014, jumlah SR di Kecamatan Sangatta 10.563 SR
dengan jiwa yang terlayani sebanyak 66.972 jiwa sehingga dalam prosentase sebesar 51.41%.

Tabel 7.24 Kondisi SPAM Eksisiting Jaringan Perpipaan Ibukota Kabupaten

Sumber : Data PDAM, 2014

7-101
7-102
B. SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK)
Target pelayanan air minum dalam MDG´s, sampai dengan tahun 2015 tingkat pelayanan
ditargetkan mencapai 80% untuk daerah perkotaan dan 60% untuk wilayah IKK/Pedesaan
yang terlayani. Untuk SPAM IKK peningkatan pelayanan difokuskan pada wilayah-wilayah
pelayanan yang belum mendapatkan sistem penyediaan air minum (daerah yang belum ada
sistem jaringan). Dilihat dari cakupan pelayanan SPAM PDAM Kabupaten Kutai Timur dalam
tahun 2014 (data terakhir hingga bulan september) baru mencapai 24,36 % dari jumlah
penduduk wilayah di Kabupaten Kutai Timur, dengan jumlah sambungan aktif 16.158
sambungan. Berikut cakupan pelayanan PDAM dari Tahun 2008 hingga 2013 berdasarkan hasil
audit kinerja PDAM yang dilaksanakan oleh BPKP yang dituangkan dalam profil PDAM Tahun
2014 berikut :

Tabel 7.25 Cakupan Pelayanan

CAKUPAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014


PELAYANAN
Wilayah Kabupaten 19.32% 19.11% 12.67% 13.34% 14.11% 15.21% 24.38%
Wilayah Teknis 30.59% 31.34% 25.89% 24.86% 24.50% 19.17% 39.63%
Sumber : Profil PDAM, 2014

Sedangkan untuk cakupan pelayanan SPAM Kabupaten Kutai Timur di 16 (enam belas)
kecamatan wilayah studi sudah tinggi karena lokasi Unit IPA yang berdekatan dengan pusat
desa di setiap kecamatan tersebut. Berikut data cakupan pelayanan PDAM TIRTA TUAH
BENUA Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014:

7-103
Tabel 7.26 Cakupan Pelayanan PDAM Tahun 2014
NO. CABANG/ UNIT JUMLAH JUMLAH DESA YANG JUMLAH CAKUPAN PELAYANAN
PENDUDUK AIR TERLAYANI PENDUDUK
(JIWA) BERSIH WIL. SR JIWA ADMINISTRASI TEKNIS
PELAYANAN
1 SANGATTA
1. SANGATTA UTARA SANGATTA UTARA 51.41
130,268 6,122,870 59,368 10,563.00 66,972.00 51.41
TELUK LINGGA
31,897
SINGA GEMBARA
21,232
SWARGA BARA
17,771
2. SANGATTA SANGATTA 19.47
SELATAN 33,403 391,596 SELATAN 16,744 1,084.00 6,504.00 24.95
SINGA GEWEH
9,322
SUB JUMLAH 44.89
163,671 6,514,466 156,334 11,647.00 73,476.00 47.00
2 BENGALON SEPASO 8.12
39,221 208,806 10,579 531.00 3,186.00 18.04
SEPASO TIMUR -
3,929
SEPASO BARAT -
3,157
3 MUARA WAHAU
1. WAHAU I MUARA WAHAU 4.01
26,624 246,343 7,702 201.00 1,206.00 20.59
2. WAHAU II NEHES LIANG BING
4,154 572.00 3,432.00
WANASARI
4,032
WAHAU BARU
2,361
KARYA BAKTI
4,277
4 KONGBENG MIAU BARU 8.03
25,184 69,589 6,414 337.00 2,022.00 22.97
5 MUARA BENGKAL MUARA BENGKAL 20.96
16,604 162,003 ULU 2,390 580.00 3,480.00 41.97
BENUA BARU
5,901
6 MUARA ANCALONG KELINJAU ILIR 21.72
15,470 174,708 1,735 560.00 3,360.00 54.32
KELINJAU ULU
4,450
7 TELUK PANDAN TELUK PANDAN 4.48
18,754 28,298 4,335 140.00 840.00 14.71
KANDOLO
1,377
8 BATU AMPAR BATU TIMBAU 40.31
5,924 76,525 2,865 398.00 2,388.00 83.35

7-104
NO. CABANG/ UNIT JUMLAH JUMLAH DESA YANG JUMLAH CAKUPAN PELAYANAN
PENDUDUK AIR BERSIH TERLAYANI PENDUDUK
(JIWA) WIL. SR JIWA ADMINISTRASI TEKNIS
PELAYANAN

9 LONG MESANGAT SUMBAR SARI 14.27


7,399 43,878 2,155 176.00 1,056.00 39.92
MUKTI UTAMA
490
10 KARANGAN KARANGAN DALAM 7.53
13,067 29,469 1,143 164.00 984.00 34.61
KARANGAN ILIR
1,700
11 TELEN JUK AYAK 17.68
9,706 71,823 1,078 286.00 1,716.00 55.82
MUARA PANTUN
1,996
12 BUSANG LONG PEJENG 27.99
6,066 37,530 1,066 283.00 1,698.00 60.79
LONG LEES
972
LONG NYELONG
755
13 KAUBUN BUMI ETAM 6.76
12,595 27,913 3,273 142.00 852.00 14.42
14 RANTAU PULUNG MUKTI JAYA 6.79
9,104 6,877 2,636 103.00 618.00 16.20
RANTAU MAKMUR -
1,178
15 KALIORANG - - -
13,056 - - - -
16 SANGKULIRANG - - -
20,560 - - - -
17 SANDARAN SANDARAN 2.35
9,693 1,651 1,023 38.00 228.00 5.31
MANUBAR
2,668
TAKAT
600
SUB JUMLAH 10.87
249,027 1,185,413 92,391 4,511.00 27,066.00 29.30
TOTAL JUMLAH 24.36
412,698.00 7,699,878.80 248,725.00 16,158.00 100,542.00 40.42

Sumber : Data PDAM, 2014

7-105
7-106
7-107
7-108
7-109
7-110
7-111
7-112
7-113
7-114
7-115
7-116
7-117
7-118
7-119
7-120
7-121
Pelanggan PDAM Kabupaten Kutai berasal dari berbagai kelompok dan golongan,
data pelanggan berdasarkan kelompok dan golongan pelanggan dapat dilihat
pada tabel 3.7 dan 3.8 berikut:

Tabel 7.27 Data Pelanggan Berdasarkan Kelompok Pelanggan


No Kelompok Tahun
Pelanggan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1. Domestik 6.473 6.377 7.315 9.147 12.143 13.655 13.981
2. Non Domestik 245 420 437 16 73 399 2.173
3. Hidran Umum - - - - - - -
JUMLAH 6.718 6.797 7.752 9.163 12.216 14.054 16.154
7-122
Sumber : Profil PDAM, 2014

Tabel 7.28 Data Pelanggan Berdasarkan Golongan Pelanggan


NO GOLONGAN JUMLAH PELANGGAN
PELANGGAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Sosial Umum 4 5 - 1 1 - -
2 Sosial Khusus I 44 47 60 85 134 168 201
3 Sosial Khusus II - - - - 10 34 48
4 Rumah Tangga I 5.915 5.951 6,508 7.256 493 - 1
5 Rumah Tangga II 586 599 803 1.519 8.575 10.150 11.536
6 Rumah Tangga III - - - - 1.529 1.979 2.443
7 Kedutaan/Konsulat - - 1 - - - -
8 Ins. Pemerintah 19 21 17 30 61 105 119
9 Niaga Kecil 144 177 350 672 1.340 1.201 911
10 Niaga Besar I 6 7 8 14 69 390 875
11 Niaga Besar II - - - - 1 2 8
12 Industri Kecil - - - - 1 18 10
13 Industri Besar - - 1 1 - 5 -
14 Tarif Khusus - - 1 2 2 2 2
JUMLAH 6.718 6.807 7.749 9.580 12.216 14.054 16.154
Sumber : Profil PDAM, 2014

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada Tahun 2008, kelompok pelanggan
terbanyak adalah pelanggan Rumah Tangga I (Rumah Tangga Sederhana), namun
pada Tahun 2014 kelompok pelanggan terbanyak adalah pelanggan Rumah
Tangga II (Rumah Tangga Menengah) berarti tingkat sosial ekonomi masyarakat
Kabupaten Kutai Timur semakin baik.
Data pelanggan berdasarkan wilayah pelanggan dari Tahun 2008 hingga
2014 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7.29 Data Pelanggan Berdasarkan Cabang/Unit


NO CABANG / UNIT JUMLAH PELANGGAN
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 PDAM PUSAT
UNIT SANDARAN - - - - - - 38
2 CABANG SANGATTA
SANGATTA UTARA 4.598 4.629 5.509 6.617 8.462 9.620 10.563
UNIT SANGATTA SELATAN 532 562 584 604 608 718 1.084
3 CABANG BENGALON 369 369 369 369 369 369 531
4 CABANG TELUK PANDAN - - - 13 90 110 140
5 CABANG RANTAU PULUNG - - - - - - 103
6 CABANG MUARA WAHAU
UNIT I 143 143 145 153 179 187 201
UNIT II - - - 304 460 496 572
7 CABANG KONGBENG 150 166 194 237 266 312 337
8 CABANG TELEN - - - - 188 250 286
9 CABANG MUARA BENGKAL 7-123
487 493 501 507 519 526 580
10 CABANG MUARA ANCALONG 436 445 447 464 488 489 560
11 CABANG BATU AMPAR - - - 293 357 377 398
12 CABANG LONG MESANGAT - - - 19 110 160 172
13 CABANG BUSANG - - - - 29 224 283
14 CABANG KARANGAN - - - - 91 123 164
15 CABANG KAUBUN - - - - - 93 142
JUMLAH 6.718 6.807 7,749 9,163 12.216 14.054 16.154
Sumber : Profil PDAM, 2014

Berikut ini disajikan peta desa layanan air minum di wilayah studi (15
kecamatan) :

7-124
Gambar 3.50 Peta Desa Pelayanan Air Minum

7-125
Gambar 3.51 Diagram Pelayanan SPAM Kecamatan Sangatta Utara

7-126
Gambar 3.52 Diagram Pelayanan SPAM Kecamatan Sangatta Selatan

Gambar 3.53 Diagram Pelayanan SPAM Kecamatan Bengalon

7-127
Gambar 3.54 Diagram Pelayanan SPAM Kecamatan Teluk Pandan

Gambar 3.55 Diagram Pelayanan SPAM Kecamatan Rantau Pulung

7-128
Gambar 3.56 Diagram Pelayanan SPAM Kecamatan Karangan

Gambar 3.57 Diagram Pelayanan SPAM Kecamatan Kaubun

Gambar 3.58 Diagram Pelayanan SPAM Kecamatan Sandaran

7-129
Gambar 3.59 Diagram Pelayanan SPAM Kecamatan Muara Wahau

7-130
Gambar 3.60 Diagram Pelayanan SPAM Kecamatan Kongbeng

Gambar 3.61 Diagram Pelayanan SPAM Kecamatan Telen

7-131
Gambar 3.62 Diagram Pelayanan SPAM Kecamatan Batu Ampar

Gambar 3.63 Diagram Pelayanan SPAM Kecamatan Muara Bengkal

7-132
Gambar 3.64 Diagram Pelayanan SPAM Kecamatan Muara Ancalong

Gambar 3.65 Diagram Pelayanan SPAM Kecamatan Long Mesangat

7-133
Gambar 3.66 Diagram Pelayanan SPAM Kecamatan Busang

7-134
7.3.1.3 Lokasi dan Kapasitas Air Baku di Kabupaten Kutai Timur
6. SPAM Ibu Kota Kabupaten
Air baku yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan air minum sebagian besar berasal dari
sungai, PDAM TIRTA TUAH BENUA Kabupaten Kutai Timur membuat SPAM Ibukota Kabupaten
di 1 (satu) kecamatan wilayah ibukota kabupaten yaitu kecamatan Sangatta Utara dengan
memanfaatkan sumber air baku berupa air permukaan yaitu sungai Sangatta. Berikut gambar
intake IPA Kabo Sangatta Utara:

Gambar 3.2 Sungai Sangatta dan Intake IPA di Kecamatan Sangatta Utara

7. SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK)


Air baku yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan air minum sebagian besar berasal dari
sungai, PDAM TIRTA TUAH BENUA Kabupaten Kutai Timur membuat SPAM IKK di 15 (lima
belas) kecamatan wilayah studi dengan memanfaatkan sumber air baku berupa air
permukaan yaitu anak sungai Sangatta (Kecamatan Sangatta Selatan), sungai Lembak
(Kecamatan Bengalon), danau Telaga Bening (Kecamatan Teluk Pandan), sungai Karangan
(Kecamatan Karangan), sungai Kubur (Kecamatan Kaubun), sungai Benu (Kecamatan Rantau
Pulung), sungai Sandaran (Kecamatan Sandaran), sungai Muara Wahau (Kecamatan Muara
Wahau, Kongbeng, Muara Bengkal dan Muara Ancalong), sungai Telen (Kecamatan Telen,
Batu Ampar), sungai irigasi daerah Long Mesangat (Kecamatan Long Mesangat), sungai Atan
(Kecamatan Busang). Berikut penampakan sumber air bakunya :

7-135
Gambar 3.5 Anak Sungai Sangatta di Kecamatan Sangatta Selatan

Gambar 3.6 Danau Telaga Bening dan intake IPA Teluk Pandan di
Kecamatan Teluk Pandan

7-136
Gambar 3.7 Sungai Benu di Kecamatan Rantau Pulung

Gambar 3.8 Sungai Sepaso dan intake IPA Bengalon di Kecamatan Bengalon

Gambar 3.9 Sungai Karangan dan Intake IPA Karangan di Kecamatan Karangan

7-137
Gambar 3.10 Sungai Kubur dan Intake IPA Kaubun di Kecamatan Kaubun

Gambar 3.11 Sungai Sandaran di Kecamatan Sandaran

Gambar 3.12 Sungai Muara Wahau dan Intake IPA di Kecamatan Muara Wahau

7-138
Gambar 3.13 Sungai Muara Wahau dan Intake IPA di Kecamatan Kongbeng

Gambar 3.14 Sungai Telen di Kecamatan Telen

Gambar 3.15 Sungai Telen di Kecamatan Batu Ampar

7-139
Gambar 3.16 Sungai Muara Wahau di Kecamatan Muara Bengkal

Gambar 3.17 Sungai Muara Wahau dan Intake IPA di Kecamatan Muara Ancalong

7-140
Gambar 3.18 Anak Sungai Telen dan Intake IPA di Kecamatan Long Mesangat

Gambar 3.19 Sungai Atan di Kecamatan Busang

Sumber air baku di 15 (lima belas) kecamatan wilayah studi seperti gambar diatas
merupakan air permukaan/sungai. Sistem pengambilan di masing-masing IPA di IKK
menggunakan sistem Intake kemudian ditransmisikan ke unit pengolahan (IPA Paket) dengan
menggunakan pompa. Sungai-sungai tersebut debitnya cukup besar sehingga bila di musim
kemarau ketersediaannya masih sangat cukup. Berikut disajiakan data mengenai sumber air
baku PDAM yang ada di Kabupaten Kutai Timur:

Tabel 7.30 Sumber Air Baku PDAM di Kabupaten Kutai Timur


1.1 Nama Cabang Intake Nama Sumber Air Jumlah Debit Kapasitas Kapasitas Kapasitas SIPPA Tahun
Baku (l/dt) Terpasang Terpasang Pengambilan (l/dt) dipasang
sesuai Riil (l/dt) (l/dt)
DED (l/dt)
1 Kabo Mata Air
Sangata Utara Air Tanah
Waduk
Sungai Sungai Sangatta 1 - 190 190 160.94 - 2009
2 Agus Salim Mata Air
Sangata Utara Air Tanah
Waduk
Sungai Sungai Sangatta 1 - 50 50 28.68 - 1994 &
1995
3 Sangatta Selatan Mata Air
Air Tanah
Waduk
Sungai Sungai Sangatta 1 - 10 10 15.23 - 2003
4 Bengalon Mata Air
Air Tanah
Waduk
Sungai Sungai Lembak 1 - 10. 10 8.35 - 1995 &
2007
5 M. Wahau Unit 1 Mata Air
Air Tanah
Waduk
Sungai Sungai M. Wahau 1 - 5 5 6.61 - 1994
6 M. Wahau Unit 2 Mata Air
Air Tanah
Waduk
Sungai Sungai M. Wahau 7-141
1 - 10 10 9.30 - 2008
7 Kombeng Mata Air
Air Tanah
Waduk
Sungai Sungai M. Wahau 1 - 5 5 5 - 1995
8 Muara Bengkal Mata Air
Air Tanah
Waduk
Sungai Sungai M. Wahau 1 - 5 5 6.18 - 1995
9 M. Ancalong Mata Air
Air Tanah
Sumber: Data PDAM, 2014

7.3.1.4 Kinerja PDAM Kabupaten Kutai Timur


Berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman
Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum dan berdasarkan Penilaian Tingkat
Kesehatan dari BPPSPAM, sejak tahun buku 2008 Perwakilan BPKP Propinsi Kalimantan Timur
telah melaksanakan audit kinerja PDAM Kabupaten Kutai Timur dan mengacu pada
Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 tahun 2000 tanggal 10 Agustus 2000
tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum, sejak tahun buku 2007
Perwakilan BPKP Propinsi Kalimantan Timur juga telah melaksanakan audit terhadap laporan
keuangan PDAM.
Hasil audit kinerja PDAM yang dilakukan oleh BPKP dari tahun 2008 hingga 2014 sebagai
berkut :

Tabel 7.31 Hasil Audit Kinerja BPKP Tahun 2008-2014

TAHUN PENILAIAN KINERJA PENDAPAT ATAS


Kemendagri No. 47 BPPSPAM LAPORAN
Tahun 1999 KEUANGAN
2008 Kurang Sakit disclaimer
2009 Cukup Kurang Sehat disclaimer
7-142
2010 Kurang Kurang Sehat WDP
2011 Cukup Sehat WDP
2012 Kurang Sehat WDP
2013 Cukup Sehat Wajar
2014 Cukup Sehat WDP
Sumber : Profil PDAM, 2014

Naik turunnya penilaian tingkat kinerja PDAM berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum
sangat dipengaruhi oleh pembenahan-pembenahan sistem manajemen yang dilakukan oleh
PDAM. Terutama pada aspek keuangan yang mempengaruhi peningkatan penilaian kinerja
diantaranya peningkatan pendapatan PDAM sedangkan yang mempengaruhi penurunan
penilaian kinerja diantaranya peningkatan rugi operasi.
Hasil audit terhadap laporan keuangan PDAM tahun buku 2007 hingga tahun buku 2009,
dilaksanakan oleh BPKP Perwakilan Kalimantan Timur. Sedangkan audit terhadap laporan
keuangan PDAM tahun buku 2011 hingga saat ini dilaksanakan oleh Akuntan Publik.
Pandangan keuangan masih dinyatakan wajar dengan pengecualian (WDP) dikarenakan ada
beberapa aset yang tidak memiliki dokumen sehingga belum diketahui nilainya.
Penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Tuah Benua Kutai Timur berdasarkan pada Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK-ETAP) yang disahkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 19 Mei 2009. Berikut disajikan data
pencapaian kinerja PDAM Tirta Tuah Benua Kutai Timur Tahun 2010-2013 pada tabel 3.33 :

Tabel 7.32 Data Pencapaian Kinerja PDAM Tirta Tuah Benua Kutai Timur Tahun 2010-
2013

7-143
Sumber : Data PDAM, 2014

7.3.1.5 Potensi dan Tantangan Pengembangan SPAM Kabupaten Kutai Timur


A. Aspek Teknis
 Unit Air Baku

7-144
Sumber air baku yang digunakan untuk pelayanan SPAM Kabupaten Kutai Timur pada
semua cabang berupa air permukaan yaitu air sungai, danau dan mata air yang terdapat
di Kabupaten Kutai Timur. Secara kualitas sumber air baku sungai tersebut tidak dapat
digunakan sebagai air minum untuk air baku sungai dan danau, harus melalui proses
pengelolaan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai air minum. Secara kuantitas air
sungai,danau dan mata air yang mengalir di wilayah Kabupaten Kutai Timur memiliki
debit yang fluktuatif.
 Unit Transmisi
Masih tingginya tingkat kebocoran air yang terjadi pada unit transmisi sebesar 23,88 %
pada Tahun 2014.
 Unit Produksi
Pada cabang Muara Wahau booster dan reservoir belum bisa difungsikan dengan optimal
dan produksi belum bisa 24 jam dan berbiaya tinggi karena belum ada pasokan listrik
PLN.
 Unit Distribusi
Pendistribusian air hasil produksi dilakukan secara pompa. Pelayanan yang diberikan
kepada konsumen oleh PDAM Tirta Tuah Benua adalah 12 jam. Umur pompa yang sudah
tua mengakibatkan efisiensi menurun. Jaringan pipa distribusi yang terpasang secara
umur juga sudah tidak efektif lagi digunakan sehingga banyak terjadi kebocoran.
 Unit Pelayanan
Tingkat Pelayanan PDAM Tirta Tuah Benua Kab. Kutai Timur yang masih relatif kecil yaitu
24,36% pada Tahun 2014. Hal tersebut terjadi karena kapasitas PDAM sudah tidak sejalan
dengan permintaan kebutuhan air oleh masyarakat.
B. Aspek Non Teknis
 Kelembagaan
Organisasi yang mengurusi SPAM Kabupaten Kutai Timur adalah PDAM Tirta Tuah Benua.
Pelaksanaan sistem pengendalian intern pada PDAM Tirta Tuah Benua belum memadai
dan masih terdapat kondisi yang perlu diperbaiki sebagai berikut :
1) Aspek Lingkungan Pengendalian
a. Pengelola belum membuat dan mengimplementasikan kode etik, aturan perilaku
dan kebijakan lain sehubungan dengan praktek bisnis yang berlaku, konflik
kepentingan atau standar etika dan moral yang diharapkan.

7-145
2) Aspek Penilaian Resiko
a. Pengelola belum membuat rencana program investasi pengembangan air minum
jangka menengah, serta rencana jangka panjang.
b. Pengelola belum melakukan identifikasi dan analisa atas resiko-resiko yang
dihadapi PDAM Tirta Tuah Benua.
c. Pengelola belum menyusun program manajemen resiko untuk mengevaluasi,
memonitor, dan meminimalkan resiko.
3) Aspek Aktivitas Pengendalian
a. Aktivitas pengendalian tidak disusun berdasarkan identifikasi dan analisis resiko
yang akan dihadapi PDAM Tirta Tuah Benua.
b. Pengelola belum menyusun manual kebijakan dan prosedur untuk masing masing
unit kerja yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam pelaksanaan
kegiatannya.
4) Aspek Informasi dan Komunikasi
a. Komunikasi dan koordinasi antar staf belum berjalan secara efektif.
b. Kebijakan akuntansi dan penggunaan sistem belum dikomunikasikan secara
memadai.
5) Aspek monitoring
Belum optimalnya proses penilaian terhadap sistem pengendalian intern seperti
pemantauan atas lingkungan pengendalian, proses penilaian resiko, aktivitas
pengendalian, dan evaluasi atas sistem informasi dan komunikasi.
 Sumber Daya Manusia (SDM)
Secara kuantitas, jumlah SDM di PDAM Tirta Tuah Benua sudah mencukupi kuota apabila
diikutkan standar jumlah pegawai dengan jumlah pelanggan, namun secara kualitas
masih ada beberapa SDM yang tidak sesuai dengan disiplin ilmunya memegang peranan
dalam mengelola PDAM Tirta Tuah Benua. Akibatnya kinerja kurang maksimal, karena
masih banyak tumpang tindih job antar staf.
 Keuangan
Pendanaan PDAM Tirta Tuah Benua tergantung dari pengajuan anggaran yang disahkan
oleh DPRD Kabupaten Kutai Timur. Untuk biasa operasional baik teknis maupun non
teknis akan dipengaruhi oleh besarnya suntikan dana yang diberikan oleh DPU Kabupaten

7-146
Kutai Timur. Dalam kondisi tersebut, keuangan selalu terbatas dan tidak ada
kemandirian untuk pengelolaannya.

7.3.1.6 Data-data Lain Terkait Pengembangan SPAM Kabupaten Kutai Timur


A. Tingkat Kehilangan Air
Tingkat kehilangan air yang terjadi di PDAM Kabupaten Kutai Timur masih cukup tinggi. Hal
ini terjadi karena beberapa faktor teknis antara lain jumlah air yang terproduksi lebih
banyak ketimbang air yang terjual. Ini disebakan adanya kebocoran air di pipa transmisi dan
distribusi sehingga air yang terjual di pelanggan tidak maksimal. Selain itu juga ada
beberapa faktor non teknis yang terjadi seperti adanya sambungan liar, ketidak-akuratan
meter air di pelanggan dengan meter air induk dan kesalahan penanganan data. Tingkat
kehilangan air berdasarkan hasil audit kinerja yang dilaksanakan oleh BPKP di Tahun 2008
hingga 2014, dalam tabel 3.10 :

Tabel 7.33 Tingkat Kehilangan Air

No URAIAN TAHUN ( m3 )
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1. Produksi air 1.718.772,68 2.156.851,00 5.528.038,83 5.458.248,80 5.892.488,00 7.105.059,00 7.977.781,30

2. Kehilangan air produksi 87.952,68 136.149,00 303.572,71 410.237,40 167.444,00 206.280,00 277.902,50

3. % Kehilangan air produksi 5,12% 6,31% 5,49% 7,52% 2,84% 2,90% 3,48%

4. Air yang didistribusikan 1.630.820,00 2.020.702,00 5.224.466,12 5.048.011,40 5.725.044,00 6.898.779,00 7.699.878,80

5. Air yang terjual 1.366.067,00 1.454.202,00 2.536.807,00 3.346.284,87 3.770.095,00 5.066.477,00 5.861.903,00

6. Kehilangan air 264.753 566.500,00 2.687.659,12 1.701.726,53 1.954.949,00 1.832.302,00 1.837.975,80

7. % Kehilangan air distribusi 16,23% 28,03% 51,44 % 33,71 % 34,23 % 26,56% 23,87%

Sumber: Profil PDAM, 2014

7-147
Tabel 7.34 Kehilangan Air Tahun 2014

Sumber: Data PDAM, 2014

B. Tingkat Konsumsi Air


Tingkat konsumsi air di Kabupaten Kutai Timur cukup tinggi hal ini dapat dilihat dari air
PDAM yang terjual sebesar 5.860.926 m3 dari hasil air produksi 7.977.781,30 m 3 pada Tahun
2014 dengan jumlah sambungan 16.158 sambungan rumah dan jumlah jiwa yang terlayani

7-148
100.542 jiwa (data cakupan pelayanan PDAM tahun 2014). Maka tingkat konsumsi air =
5.860.926 m3/16.158 SR/12 bulan = 30,2 m3/SR/bln = 167,8 liter/org/hari = 168
liter/org/hari. Pedesaan = 60 l/orang/hari dari perhitungan survey kebutuhan nyata.
Sebagai referensi tingkat konsumsi air sesuai standard kebutuhan air minum yang berlaku
sebagai berikut :
 Domestik perkotaan : 90-190 loh(liter per orang per hari) sesuai dengan kategori
perkotaan IKK, Kecil, Sedang, Besar, Metropolitan.
 Domestik perdesaan : 60 loh
 Non Domestik : Tambahan 15 % x kebutuhan domestic sesuai dengan Permen PU No.
18/2007 atau sesuai RSNI T-01-2003 butir 5.2 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing
atau disesuaikan kebutuhan spesifik lokasi/daerah.

C. Operasi dan Perawatan


Standard Operasional (SOP) SPAM di Kabupaten Kutai Timur sudah ada, sedangkan upaya
pemeliharaan/perawatan dan penanganan kerusakan pada setiap unit SPAM (Air Baku,
Produksi, dan Distribusi) dilakukan oleh masing-masing PDAM di cabang IKK Kabupaten Kutai
Timur.

7-149
Tabel 7.35 Kondisi SPAM Eksisiting Jaringan Perpipaan IKK di Wilayah Studi

Sumber : Data PDAM, 2014.

7-150
7.4 SEKTOR PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN (PLP)
KABUPATEN KUTAI TIMUR
7.4.1 Kondisi Eksisting
7.4.1.1 Data Terkait Pengelolaan Air Limbah Eksisting di Kabupaten Kutai Timur
Kondisi pengolahan air limbah domestik di kabupaten Kutai Timur dapat di ilustrasikan
demikian keadaan septik tank di kabupaten Kutai Timur sebanyak 29,1% tidak aman
sedangkan 70,9% dikategorikan aman. Dari isi tangki tangki septik untuk tingkat
pencemaranya mencapai 94,3% tidak aman sedangkan 5,7% dikategorikan aman.
Pencemaran oleh SPAL dari hasil data di dapat data sebanyak 57,3% tidak mengakibatkan
pencemaran sedangkan 42,7% mengakibatkan pencemaran.

(1) Sistem dan Infrastruktur


Untuk sementara belum ada sarana maupun prasarana untuk penanganan air limbah di
Kabupaten Kutai Timur dan pada tahun 2015 ini baru ada pembangunan IPLT dan IPAL
Kawasan.

Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik

7-151
Tabel 7.36 Cakupan Akses dan Sistem Layanan Air Limbah Domestik per Kecamatan

7-152
Sanita
si
Sanitasi Layak
tidak
layak

Sistem Onsite Sistem Offsite


Skala
Nama BABS* Kawas
No Sistem Berbasis
Kecamatan an /
Komunal
terpus
at
Cubluk Tang
aman/ ki Sambu
Cubluk* MCK
Jamban Septi ngan
**, /Jam MCK IPAL
keluarga k Ruma
jamban ban Komu Kom
(KK) dgn Kom h yg
tidak Bers nal**** unal
tangki unal berfun
aman** ama (KK) (KK)
septik > 10 gsi
(KK) (KK)
aman KK (KK)
(KK) (KK)
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)
1. Wilayah Perdesaan
Kec. Teluk
542 1349 1605 96 17
Pandan
Kec. Kaubun 226 877 1468 272
Kec. Kaliorang 328 648 1207 151 28
Kec. Karangan 652 1032 845 172
Kec. Sandaran 170 815 714 221
Kec. Batu Ampar 390 519 242 88
Kec.Muara calong 182 1436 1819 260
Kec.Long
77 439 689 50
Mesanga
Kec. Busang 59 461 697 61
Kec. Kongbeng 781 1153 2606 78
Kec. Telen 215 611 748 131
Kec. Rantau
72 731 1027 240 56
Pulung
2. Wilayah Perkotaan
Kec.Sangatta
721 1387 18784 427
Utara
Kec.Sangatta
677 1276 3071 304 50
Selatan
Kec. Bengalon 764 1896 3923 122
Kec. Sangkulirang 1204 1530 1735 288
Kec.Muara
498 1417 1066 365
Bengkal

7-153
Sanita
si
Sanitasi Layak
tidak
layak

Sistem Onsite Sistem Offsite


Skala
Nama BABS* Kawas
No Sistem Berbasis
Kecamatan an /
Komunal
terpus
at
Cubluk Tang
aman/ ki Sambu
Cubluk* MCK
Jamban Septi ngan
**, /Jam MCK IPAL
keluarga k Ruma
jamban ban Komu Kom
(KK) dgn Kom h yg
tidak Bers nal**** unal
tangki unal berfun
aman** ama (KK) (KK)
septik > 10 gsi
(KK) (KK)
aman KK (KK)
(KK) (KK)
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)
Kec. Muara
854 1372 2247 177
Wahau

Tabel 7.37 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
Kondisi
Jumlah/
No Jenis Satuan Tdk Keterangan
Kapasitas Berfungsi
berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
SPAL Setempat (Sistem Onsite)
1 Berbasis komunal
- MCK Komunal unit Belum ada
2. Truk Tinja unit Belum ada
3 IPLT : kapasitas M3/hari Belum ada
SPAL Terpusat (Sistem Offsite)
1 Berbasis komunal
- Tangki septik
unit Belum ada
komunal >10KK
- IPAL Komunal unit Belum ada
IPAL
2
Kawasan/Terpusat
- kapasitas M3/hari Belum ada
- sistem Belum ada

7-154
Peta 2.3.1 Air Limbah Domestik

(2) Kelembagaan dan Peraturan


Kelembangaan yang menangani air limbah domestik yaitu Badan Lingkungan Hidup dan sudah
ada aturan pengolahan air limbah cair non domestik untuk perusahaan (tambang, sawit dan
migas), hotel dan rumah sakit di Kabupaten Kutai Timur.

7.4.1.2 Kondisi Eksisting Pengelolaan Persampahan Kabupaten Kutai Timur


Kondisi persampahan di kabupaten Kutai Timur untuk pengolahan sampah meliputi
pemilahan sampah, pengangkutan sampah, dan sarana persampahan. Dari data survey EHRA
dihasilkan data sebanyak 95,5% pengelolaan persampahan tidak memadai sedangkan 4,5
memadai. Frekuensi pengangkutan sampai dari data di dapat 13,7% tidak memadai,

7-155
ketetapan pengangkutan sampah 86,3% memadai. Keberadaan pengolahan sampah di tingkat
masyarakat yang menjadi barometer dasar pengolahan didapati sebanyak 88,9% masyarakat
tidak mengolah sampah dan sisanya 11,1% mengolah sampah sendiri.
Berdasarkan data sekunder yang ada penanganan oleh UPT KPP persampahan baru mencakup
di dua kecamatan yaitu Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, sedangkan di
Kecamatan Sangkulirang, Muara Wahau dan Kongbeng masih dikelola pihak Bumdes maupun
swasta. Untuk penangan di dua kecamatan tersebut diatas mencapai 88% dari 85.270 jiwa
untuk di Kecamatan Sangatta Utara dan 50% dari 21.501 jiwa untuk Sangatta Selatan.
Jumlah keseluruhan dari kedua kecamatan tersebut yang hampir mencapai 30% jumlah
penduduk Kabupaten Kutai Timur artinya pengelolaan persampahan yang memadai
mencapai 30% yang di buang atau dikelola di TPA.

(2) Sistem dan infrastruktur


Saat ini baru 2 (dua) Kecamatan yang terlayani yaitu Sangatta Utara dan Sangatta Selatan,
sistem melalui motor sampah yang berkeliling disetiap RT kemudian disalurkan ke TPS-TPS
yang ada dibeberapa tempat maupun masyarakat sendiri yang membuang ke TPS yang
kemudian diangkut ke TPA dengan truck sampah serta ada pula masyarakat yang melakukan
3R.

Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan

7-156
Tabel 7.38 Timbulan Sampah per Kecamatan
Jumlah Penduduk Volume Timbulan Sampah
Nama Wilayah Wilayah
Wilayah
Kecamatan perdesaan perkotaan
orang orang (%) (M³/hari)
Kecamatan Sangatta Utara 85.270 88 450
Kecamatan Sangatta Selatan 21.501 50 250
Kecamatan Bengalon 26.823
Kecamatan Teluk Pandan 14.427
Kecamatan Kaubun 11.401
Kecamatan Kaliorang 9.452
Kecamatan Karangan 10.793
Kecamatan Sangkulirang 19.122 20 50
Kecamatan Sandaran 7.674
Kecamatan Batu Ampar 4.965
Kecamatan Muara Bengkal 13.390
Kecamatan Muara Ancalong 14.785
Kecamatan Long Mesangat 5.023
Kecamatan Busang 5.112
Kecamatan Muara Wahau 18.594 35 98
Kecamatan Kongbeng 18.472 15 49
Kecamatan Telen 6.814
Kecamatan Rantau Pulung 8.512

7-157
Tabel 7.39 Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan Kecamatan
Volume sampah yg terangkut ke
3R
TPA
Nama
Wilayah Wilayah To
Kecamatan Wilayah Perkotaan Total
perdesaan perkotaan tal
(%) (M³) (%) (M³) (%) (M³) (%) (M³) (%) (M³)
Kec. Sangatta Utara
Kec. Sangatta Selatan - -
Kec. Bengalon - -
Kec. Teluk Pandan - -
Kec. Kaubun - -
Kec. Kaliorang - -
Kec. Karangan - -
Kec. Sangkulirang - -
Kec. Sandaran - -
Kec. Batu Ampar - -
Kec. Muara Bengkal - -
Kec. Muara Ancalong - -
Kec. Long Mesangat - -
Kec. Busang - -
Kec. Muara Wahau - -
Kec. Kongbeng - -
Kec. Telen - -
Kec. Rantau Pulung - -

Tabel 7.40 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan


Jumlah Kapasitas /
Keterang
/ daya Kondisi
Jenis an**
luas tampung* Ritasi
No Prasarana/ Satuan
total /hari
Sarana Rusak Rusak
terpaka M3 Baik
ringan Berat
i
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viiii) (ix) (x)
Pengumpulan
1
Setempat
- Gerobak unit
- Becak/Becak
unit 9 2 2 √
Motor
- Kendaraan
unit
Pick Up
Tempat
2 Penampungan
Sementara (TPS)

7-158
Jumlah Kapasitas /
Keterang
/ daya Kondisi
Jenis an**
luas tampung* Ritasi
No Prasarana/ Satuan
total /hari
Sarana Rusak Rusak
terpaka M3 Baik
ringan Berat
i
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viiii) (ix) (x)
- Bak sampah
(beton/kayu/fib unit 30 -
er)
- Container unit 14 -
- Transfer
unit -
Stasiun
- SPA (Stasiun
Peralihan unit -
Antara)
3. Pengangkutan
- Dump Truck 2 12 4 √
- Dump Truck unit 2 12 2 √
unit 5 9 2 √
- Dump Truck
- Arm Roll Truck 3 6 2 √
- Compactor
unit 2 6 1 √
Truck
4 Pengolahan
Sampah
- Sistem 3R unit -
- Incinerator unit
5 TPA/TPA
Regional
Konstruksi:lahan
urug
saniter/lahan
urug terkendali/
penimbunan
terbuka
Operasional:lah
an urug
saniter/lahan
urug terkendali/
penimbunan
terbuka
- Luas total TPA
Ha 4 -
yg terpakai
- Luas sel
Ha 4 -
Landfill
- Daya tampung (M3/hari
-
TPA )
6 Alat Berat
- Bulldozer unit 2 -
- Whell/truck
unit - √ √
loader

7-159
Jumlah Kapasitas /
Keterang
/ daya Kondisi
Jenis an**
luas tampung* Ritasi
No Prasarana/ Satuan
total /hari
Sarana Rusak Rusak
terpaka M3 Baik
ringan Berat
i
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viiii) (ix) (x)
- Excavator /
unit 2 - √
backhoe
- Truk tanah unit
7 IPL: Sistem
kolam/aerasi/…
..
Hasil
pemeriksaan lab
(BOD dan COD):
- Efluen di Inlet
- Efluen di
Outlet

Peta 2.3.2 Persampahan

7-160
(3) Kelembagaan dan Peraturan
Untuk penanganan/pengelolaan persampahan di Kabupaten Kutai Timur diatur melalui
berdasarkan Peraturan Bupati No 30/02/88.3/HK/VI/2001 kelembagaan masih di bawah
Dinas Pekerjaan Umum yaitu Unit Pelaksana Teknis Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman,
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah dan Peraturan Daerah
Nomor 8 Tahun 2012 tentang reribusi jasa umum.

7.4.1.3 Kondisi Eksisting Drainase Permukiman Kabupaten Kutai Timur


Hasil studi yang didapati dari area berisiko EHRA Kabupaten Kutai Timur adalah sebanyak
60,2% daerah di Kabupaten Kutai Timur mengalami genangan air sedangkan sisanya 39,8%
tidak mengalami genangan atau banjir.

Tabel 7.41 Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan


Wilayah Genangan Infrastruktur*
Penyeb Keteran
Luas Ketinggian Lama Frekuensi Jenis
Lokasi ab*** gan**
No
Genangan (jam
(kali/
(Ha) (M) /
tahun
hari)
Lokasi

1) Sistem dan Infrastruktur


Berisi informasi terkait jenis dan jumlah infrastruktur drainase yang telah dibangun dan
disajikan dalam bentuk tabulasi.

Tabel 7.42 Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan


Bentuk
Frekuensi
No Jenis Prasarana / Penam-
Satuan Dimensi Kondisi Pemeli-haraan
Sarana pang
(kali/tahun)
Saluran*
Ber- Tdk
B** H***
fungsi berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
Saluran
1 - S. Primer A m
- Saluran Sekunder A1 m
- Saluran Sekunder A2 m

7-161
Bangunan Pelengkap
- Kolam retensi unit
- Trash rack/ saringan
unit
sampah
2 - S. Primer B m
- Saluran Sekunder B1 m
. Bangunan Pelengkap
- Kolam retensi unit
- Trash rack/ saringan
unit
sampah

Peta 2.3.3 Masterplan Drainase

(4) Kelembagaan dan Peraturan


Kelembagaan yang berwenang berada pada Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya untuk
drainase sekunder dan Bidang Sumber Daya Air untuk drainase Primer. Belum ada peraturan
yang mengatur tentang drainase di Kabupaten Kutai Timur.

7-162
7-163
7.4.1.4 Tantangan dan Permasalahan Pengembangan Penyehatan Lingkungan
Permukiman (PLP) Kabupaten Kutai Timur

Area berisiko dan permasalahan air limbah domestik


Area berisiko air limbah dari instrumen profil sanitasi didapatkan area beresiko sangat tinggi
berada pada Kecamatan Muara bengkal Desa Muara Bengkal Ulu dan area beresiko tinggi
berada pada Kecamatan Muara Bengkal (Desa Senambah, Ngayau, Muara Bengkal Ilir dan
Benua Baru).
Penanganan yang dipakai yaitu On site individual (tangki septik, pit latrine/cubluk) jumlah
sistem yang dibutuhkan 448.875 perkiraan jangka waktu implementasi untuk memenuhi
target adalah 5 tahun dan diperlukan pembangunan IPLT untuk pembuangan akhir untuk
sistem On site.

Peta 2.4 1 Area Beresiko Air Limbah Domesik.

7-164
Tabel 7.43 Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik
Wilayah prioritas
No Area Berisiko*)
Air Limbah
1. Risiko 4 Desa Muara Bengkal Ulu
2. Risiko 3 Desa Senambah
Desa Ngayau
Desa Muara Bengkal Ilir
Desa Benua Baru

No Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-
pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis
BABS sebesar 11% (8.412 KK)
Akses terhadap jamban yang tidak layak sebesar 25% (18.949 KK)
Akses terhadap jamban bersama layak sebesar 5% (3.503 KK)
Praktek pengurasan tinja sangat rendah pertahun (hampir tidak pernah)
Perlu adanya pembangunan IPLT dibeberapa tempat
Belum mempuyai truck tinja
Belum memiliki Masterplan Pengelolaan Air Limbah
2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan,
Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi
Belum adanya peraturan daerah mengenai pengelolaan air limbah domestik
Peran serta masyarakat dan swasta masalah air limbah kurang
Belum ada pendanaan untuk air limbah
Kurangnya peranan media dalam kampanye, advokasi dan sosialisasi masalah air
limbah

Area berisiko dan permasalahan persampahan


Area berisiko persampahan dari instrumen profil sanitasi didapatkan area beresiko sangat
tinggi berada pada Kecamatan Muara Bengkal (Desa Muara Bengkal Ulu, Muara bengkal Ilir
dan Benua Baru) dan area berisiko tinggi berada di tiga Kecamatan (Kecamatan Muara
Bengkal, Long Mesangat dan Muara Ancalong) .
Jumlah total sampah rumah tangga yang harus diproses pada tahun ke-5 penanganan sebesar
88,6 ton/hari diperlukan 79 unit motor sampah, 56 unit TPS dan dunp trucks 13 unit. Pada
tahun ke-20 penanganan sebesar 587 ton/hari diperlukan 522 unit motor sampah, 367 unit
TPS dan dump trucks 82 unit.

7-165
Peta 2.4.2 Area Berisiko Persampahan.

Tabel 7.44 Area Berisiko Sanitasi Persampahan


Wilayah prioritas
No Area Berisiko*)
Persampahan
1. Risiko 4 Desa Muara Bengkal Ulu
Desa Muara Bengkal Ilir
Desa Benua Baru
2. Risiko 3 Desa Senambah
Desa Batu Balai
Desa Muar Dun
Desa Long Nah
Desa Kelinjau Ilir
Desa Kelinjau Ulu

7-166
Desa Senyiur
Desa Segoy Makmur
Desa Tanah Abang

No Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-
pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis
Mempunyai TPA tetapi baru melayani 2 kecamatan
Perlu adanya pembangunan TPA di beberapa Kecamatan
TPA yang ada belum maksimal
Jumlah motor sampah dan dump trucks belum mencukupi
Jumlah TPS belum mencukupi
Sudah ada Masterplan Persampahan
2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan,
Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi
Kelembangaan yang menangani persampahan masih UPT harus ditingkatkan
menjadi kantor
Kurangnya pendanaan untuk persampahan
Peran serta masyarakat dan swasta masih kurang
Kurangnya peranan media dalam kampanye, advokasi dan sosialisasi masalah
persampahan

Area berisiko dan permasalahan drainase perkotaan


Area berisiko drainase perkotaan dari instrumen profil sanitasi didapatkan area beresiko
sangat tinggi berada di dua Kecamatan(Kecamatan Sangatta Utara dan Muara Bengkal) dan
area berisiko tinggi berada di empat Kecamatan (Kecamatan Sangatta Utara, Sangatta
Selatan, Muara Bengkal dan Muara Ancalong).
Luas area yang membutuhkan pembangunan drainase baru 16.007 Ha persentase area yang
ditangani sebesar 60% sehingga luas area genangan/banjir menjadi 6.403 Ha pada tahun ke-
5 dan pada tahun ke-10 sudah tertangani semua area genangan/banjir. Ifrastruktur baru
yang dibutuhkan saluran primer 208.091 unit, saluran sekunder 672.294 unit dan saluran
kwarter serta tersier (1.600.700 unit dan 544.238 unit).
Peta 2.4.3 Area Berisiko Drainase Perkotaan.

7-167
Tabel 7.45 Area Berisiko Sanitasi Drainase Perkotaan
Wilayah prioritas
No Area Berisiko*)
Drainase Perkotaan
1. Risiko 4 Desa Sangatta Utara
Desa Benua Baru
2. Risiko 3 Desa Teluk Lingga
Desa Singa Geweh
Desa Muara Bengkal Ilir
Desa Muara Bengkal Ulu
Desa Batu Balai
Desa Kelinjau Ulu
Desa Kelinjau Ilir
Desa Senyiur

No Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan
awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen
Perencanaan
Teknis
Kurangnya infrastruktur drainase primer, sekunder dan tersier
Perlu studi dan design drainase
Perlu review masterplan drainase

7-168
2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-
undangan, Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi
Peran serta masyarakat dan swasta masih kurang baik pembangunan
maupun normalisasi dainase
Kurangnya peranan media dalam kampanye, advokasi dan sosialisasi
masalah drainase

7.4.2 Sasaran Program


Sasaran program merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Sasaran
program mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai.
Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang
Cipta Karya khususnya sektor pengembangan PLP baik di tingkat Pusat maupun di tingkat
kabupaten/kota.

7-169

Anda mungkin juga menyukai