Anda di halaman 1dari 140

KAREL SADSUITUBUN

Oleh :

FRANS HITIPEUW

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIR£fCTORAT SEJARAH DAN NILAI TRADISIONAL
PROYEK INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI SEJARAH NASIONAL
JAKARTA
1985
MILIK DEPDIKBUD
TIDAK DIPERDAGANGKAN

KAREL SADSUITUBUN

0 le h:
Frans Hitipeu w

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDA YAAN


DIREKTORAT SEJ ARAH DAN NILAI TRADISIONAL
PROYEK INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI SEJARAH NASIONAL
JAKARTA
1985

COPYRIGHT PADA
PROYEK INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI
SEJARAH NASIONAL DIREKTORAT SEJARAH DAN
NILA! TRADISIONAL

Cetakan I tahun 1981


Cetakan II tahun 1985
,
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL KEBUDAYAAN

Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional


(IDSN) yang berada pada Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional ,
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan telah berhasil menerbitkan seri buku biografi dan ke­
sejarahan. Saya menyambut dengan gemb ira hasil penerbitan ter­
sebut.
Buku-buku tersebut dapat diselesaikan berkat adanya kerja
sama antara para penulis dengan tenaga-tenaga di dalam proyek .
Karena baru merupakan langkah pertama , maka dalam buku-buku
hasil Proyek IDSN itu masih terdapat kelemahan dan kekurangan.
Diharapkan hal itu dapat disempurnakan pada masa yang akan
datang.
Usaha penulisan buku-buku kesejarahan wajib kita tingkatkan
mengingat perlunya kita untuk senantiasa memupuk, memper­
kaya dan memberi corak pada kebudayaan nasional dengan tetap
memelihara dan membina tradisi dan peninggalan sejarah yang
mempunyai nilai perj uangan bangsa, kebanggaan serta kemanfaat­
an nasional .

v
Saya mengharapkan dengan terbitnya buku-buku ini dapat di­
tambah sarana penelitian dan kepustakaan yang diperlukan untuk
pembangunan bangsa dan negara , khususnya pembangunan ke ­
budayaan.
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penerbitan ini.

Jakarta, Agustus 1 98 5
Direktur Jenderal Kebudayaan

Prof. Dr. Haryati Soebadio


NIP. 130119123
KATA PENGANTAR

Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional me­


rupakan salah satu proyek d alam l ingkungan Direktorat Sej arah
dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departe­
men Pendidikan dan Kebudayaan yang antara lain menggarap
penulisan biografi "pahlawan nasional" yang sudah memperoleh
pengesahan dari pemerintah. Ketentuan u mu m bagi "pahlawan
nasional ", ialah seseorang yang pada masa hidupnya, karena ter­
dorong oleh rasa cin ta tan ah air, sangat berjasa dalam memimpin
suatu kegiatan yang teratur guna menentang penjajahan di Indo­
nesia, melawan musuh d ari luar negeri ataupun sangat berjasa baik
dalam l apangan politik , ketatanegaraan, sosial-ekonomi, kebu­
dayaan, maupun dalam lapangan ilmu pengetahuan yang erat
hubungannya dengan perjuangan kemerdekaan dan perkembang­
an Indonesia.
Tuj uan u tama dari penulisan biografi pahlawan nasional ini
ialah membin a persatuan dan kesatuan bangsa, mem'bangkitkan
kebanggaan n asional , mengungkapkan nilai-nilai budaya bangsa,
dan melestarikan jiwa dan semangat . kepahlawanan dalam ke­
hidupan bangsa dan negara.
Di samping itu penulisan biografi pahlawan nasional yang
juga bertujuan untuk mengungkapkan kisah. kehidilpan para pah­
lawan nasional yang berguna sebagai suri t e ladan bagi generasi

VII
penerus dan masyarakat pada umumnya. Penulisan itu sendiri
merupakan kegiatan memelihara kenangan tentang para pahlawan
nasional yang telah memberikan dharmabaktinya kepada nusa
dan b angsa, sekaligus juga bermakna sebagai ikhtiar untuk mening­
katkan kesadaran dan minat akan sej arah bangsa dan tanah air.
Selanjutnya penulisan biografi pahlawan nasional merupa­
kan usaha dan kegiatan pembangunan yang dapat dimanfaatkan
bagi pengemb angan p ribadi warga negara, serta manfaat bagi pem­
bangunan seluruh masyarakat Indonesia.

Jakarta, September 1 98 1
Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi
Sejarah Nasional
KAT A PENG ANT AR
CET AKAN KE DUA

Mengingat besarnya perhatian serta banyaknya permintaan


masyarakat atas buku-buku hasil terbitan Proyek lnventarisasi
dan Dokumentasi Sejarah Nasional (IDSN), maka pada tahun
anggaran 1 98 5 / 1 986 Proyek melaksanakan pencrbitan/pencetakan
ulang atas beberapa buku yang sudah tidak ada perscdiaan.
Pada cetakan ulang ini telah dilakukan beberapa pcrubahan
redaksional maupun penambahan data dan gambar yang diperlu­
kan.
Semoga tujuan dan sasaran yang diharapkan dapat dicapai.

Jakarta, Mei 1 98 5
Proyek lnventari�i dan Dokumentasi
Sejarah N�ional

I\.
Penyunting :
I. Sutrisno Kutoyo
2� Ors. M. Soenj ata Kartadarmadj a

Gambar Kulit
M. S. K arta.
DAFTAR ISi

Halam an

SAMBUTAN DIREKTUR JENDRAL KEBUDA YAAN .... v


KAT A PENGANTAR . ............................. vii
KATA PENGANTAR CETAKAN KEDUA . ............ ix
PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

Bab I Tinjauan Sepintas Daerah Maluku .. . . . . . . . . . 4


1 .1 Sejarah Singkat Daerah Maluku ............ . 4
1 . 1. 1 Masa lampau ........................... . 4
1 . 1 .2 Masa Pergerakan Nasional ................. . 8
1 . 1 .3 . Masa pendudukan Jepang ................. . I1
1 . 1 .4 Masa revolusi fisik sampai sekarang_ ......... . 12

1 .2 Pemerintah daerah ............. , . . . .. . . . . 18


1 .2 . 1 Maluku T enggara ....................... . 21
1 .2.2 Maluku Utara ........................... 22
1 . 2 .3 Maluku Tengah ......................... . 22
1 . 2 .4 Kotamadya Ambon . . . . . . . . . . . .
. .. . . . . . . . 23
1 .2 . 5 Halmahera Tengah ...................... . 23

XI
Bab II Sejarah singkat Perkembangan Brimob di Indo-
nesia . ... . ... ... . . . . . . . . . . . . . . .. . . .... . 25

2.1 Organisasi Brimob . . . . . . . . ... . . .. . . .. .. . . 25


2.1.1 Reorganisasi Pertama . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . 26
2.1.2 Reorganisasi Kedua . . .. . . . ... ...... . . . . .. 26
2.1.3 Reorganisasi Ketiga . . . . . .. .... .. . . . ... . .. 26
"1"7
2.1.4 Reorganisasi Keempat . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. _,

2.2. Perkembangan Brimob pada zaman revolusi


fisik . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 28
2.2.l Perjuangan Polisi di Jawa Timur .. � .... . . . . . . 29
2.2.2 Peristiwa Front Demokrasi Rakyat . .. . ....... 32
2.2.3 Perkembangan Brimob di Jawa Barat . . . . . . . .. 36
2.2.4 Perkembangan Brimob di Jawa Tengah . . . . . . . 41
2.2.5 Perkembangan Brimob di Sumatra . . . . . ... . . . 42
2.2.6 Perkembangan Brimob di Malaku . .. . . . . . . . .. 45

2.3 Perkembangan Brimob pada tahun 1950-1955 . 51


2.3.1 Penumpasan terhadap golongan APRA ........ 51
2.3.2 Penumpasan terhadap pemberontakan Andi Aziz 52
2.3.3 Penumpasan terhadap pemberontakan RMS di
Maluku . .. . . . .. . . .. .. . . . .. . . . . .. . . . . . . . 52
2.3.5 Penumpasan terhadap DI TII . . . . . .. . . . . . . . . 53

2.4 Perkembangan Brimob Tahun 1956 - 1966 .... 60


2.4.l Penumpasan PRRI/Permesta . . . . . . .. .... ... 60
2.4.2 Trikora (Tri Komando Rakyat) .. . . . .... . . . . 62
2.4.3 Dwikora (Dwi Komando Rakyat) . . .. . . .. . . . . 65
2.4.4 Peristiwa Cikini . . . . . .. . .. .. .. .. . . . . . . . .. 65
2.4.5 Peristiwa Maukar . . .. . .. .. . . . . . . . . . . . . . .. 66
2.4.6 Peristiwa ldhul Adha . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . 66
2.4.7 Detasemen pengawal Pribadi Presiden . . . . . • . . 66
2.4.8. Peristiwa percobaan pembunuhan atas Presiden
cli Makasar .. . ... . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . .. 67

XII
Bab III Kelahiran, kehidupan keluar dan kepribadian
Karel Sadsuitubun . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 69
3.1 Kelahiran ............................. . 69
3.2 Kehidupan keluarga ..................... . 74
3.3 Kepribadian Karel Sadsuitubun ............. 77
3.4 Karel Sadsuitubun memasuki Dinas Angkatan
Kepolisian Republik Indonesia .............. 80
3 . 4. 1 Perkembangan karier di Maluku . .......... . . 80

3.4.2 Pe rkemba n gan karier d i Jawa . . . .. . . . . . . . . . . 82


3.4.3 Perkembangan karier d i Sumat ra .. . . . . . . . . . . 82
3.4.4 Pe rkembangan karicr di Sulawesi . . . . . . . . . . . . 83
3.4.5 Pe num pasan P R Rl/ Pcrm esta .. . . . . . . . . . . . . . 83
3.4.6 Trikora . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 84
3.4.7 Tugas pe ngawala n Wakil Perdana M e n tri II
Dr. .Jo h a n n es Lci mena .. . ......... ...... .. 85

Bab IV Gugurnya Karel Sadsuitubun akibat G30S/PKI 87


4.1 Ti njauan Sepi ntas G 3 0 S/ P K I . . . . . . . . . . . . . . . 87
4.2 Peristiwa Gugu rn ya 13rigad ir Palisi Ka rel Sad-
sui tubun . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. 99

Bab V Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . I 02
Lam pira n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. I 03
Da fta r su111 ber . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. 1 22
PENDAHULUAN

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pah­


lawannya. Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada
tanggal 1 7 Agustus 194 5 lahir atas jasa para pahlawan bangsa di
seluruh pelosok tanah air, dari Sabang hingga Merauke. Luka-deri­
ta, cucuran keringat, darah serta tetesan air mata yang mengalir
membasahi bumi persada Indonesia merupakan keunikan per­
juangan mencapai cita-cita kemerdekaan.
Jasa para pahlawan yang gugur di medan juang bagaikan kusu­
ma bangsa tidak mungkin terlupakan dalam tiap bentuk dan !!Ores­
an lembaran Sejarah Indonesia sepanjang masa. Oleh karena itu
sudah sepantasnya bila nama-narna pahlawan bangsa, baik yang
sudah dikenal maupun yang belum, terpahat dengan tinta emas
dalam tonggak-tonggak Sejarah Indonesia sesuai dimensi serta
gerak dinamika perjuangannya. Dari Surat-surat Keputusan Pre­
siden RI kita kenal enam kategori gelar kepahlawanan yaitu:
Pahlawan Perj_uangan Kemerdekaan, Pahlawan Nasional, Pahlawan
Pembela Kemerdekaan Nasional, Pahlawan Revolusi, Pahlawan
Kemerdekaan Nasional, dan Pahlawan Pergerakan Nasional.
Salah. satu di antara mereka terdapat nama Pahlawan Revolusi
Aipda Anumerta Karel Sadsuitubun. Ia hidup dalam tahun 192 8-
1965, sebagai seorang bhayangkara Negara Republik Indonesia,
abdi negara dan abdi masyarakat.
,

Ia seorang pemeluk agama Kristen-Katolik yang taat kepada


agamanya dan rajin beribadah sejak kecilnya.Ia dilahirkan clan di­
besarkan dalam masa penjajahan, karena itu ia sangat anti kepada
penjajahan dan penindasan kolonial Belanda. Hal inilah yang
mendorong ia memasuki Angkatan Kepolisian Republik Indonesia
di Maluku (Ambon), walaupun pada saat itu masa penjajahan
Belanda telah berlalu.
Karel Sadsuitubun masuk pendidikan calon agen polisi pada
Sekolah Polisi Negara Ambon tanggal l Agustus 1 9 5 1 , ke.muclian
_diangkat sebagai agen polisi II pada Mobrig DNS Ambon pada
l Februari 1 95 2 , selanjutnya ia dipindahkan pada Mobrig D KN di
Jakarta (Cilincing). Sesudah mengikuti Sekolah Mobrig tiga bulan
pada SPN Cabang Megamendung, ia ditugaskan untuk semcntara
selama tiga bulan di Kantor Polisi Propinsi Sumatra Utara (Aceh)
( 1 8-2- 1 9 5 5 ) . Kemudian masa tugasnya ini diperpanjang lagi
selama tiga bulan ( 1 8-5- 1 9 5 5 ) . Sesudah itu ditarik lagi kc Ja­
karta, ditempatkan di Ciputat. Kurang lebih tiga tahun di Ciputat
ia ditugaskan lagi selama enam bulan di Sulawesi Selatan (2 3 -7-
1 9 5 8 ) kemudian kembali k e Jakarta ditempatkan d i Kedung­
halang Bogar ( 1 -9 - 1 959). Dari Kedunghalang, Bogar, ia ditugas­
kan pula ke Sumatra Barat dalam rangka pengamanan PRRI/
Permesta selama enam bulan (2- 1 0-1 960). Dari sini kembali pula
ke Kedunghalang Bogor.
Pacla 1 8 Maret I 9 63 <litugaskan clalam tugas Trikora selama
1 0 bulan di perbatasan Irian Barat (lrian J aya). Sehabis tugas
Trikora ditarik lagi ke Kedunghalang dengan kenaikan pangkat
brigadir polisi pada 1 November 1 9 63 . Selanjutnya ia mendapat
tugas untuk pengamanan/pengawalan Wakil Perdana Menteri II
(Waperdam II) Dr. J. Leimena di JI. Teuku Umar, Jakarta. Pada
tanggal 3 0 September I 965 malam, menjelang pagi hari, tanggal
1 Oktober I 965 ia telah berjuang mati-matian menentang pasukan
bersenjata Gerakan 3 0 September/PKI di tempat tugas Pengawalan
Waperdam II Dr. Leimena. Menurut keterangan kawannya Lussy,
ia berhasil menentang pasukan itu dengan jalan menembak me­
reka, sehingga gugur pu!a salah seorang di antara pasukan ini,
walaupun ia sertdiri telah tertembak, dan clalam beberapa menit
kemudian ia terjatuh dan menghembuskan nafas terakhir di tem-
3

pat tugasnya de ngan d isaksikan ole h Lussy y ang saat itu sedang
bersemb unyi dalam keadaan siap untuk menembak p u la bila
gero mbolan in i bergerak me nuSu p in tu rumah Dr. J . Le imena .
Karel Sad suitubun dil a h irkan dan d ibesarkan d i te ngah-tengah
masyarakat Malu k u , oleh kare na itu penulisan biografi pahlawan
revolusi in i d imulai de ngan t injauan se p intas tentang daerah Ma­
lu k u , d i ma na p ada mulanya ia me masu ki Angkatan Kepolisian
Repu blik Indo nesia dan k h ususnya di Malu k u pada saat itu.
Agar d iperoleh gambaran yang jelas beta pa besarnya pe ngabdi­
an K arel Sadsu itl'lbun kepada n usa dan bangsa , dalam peny usunan
b iografi ini j uga d iu raikan tentang masa tugasnya pada Angkatan
Kepolisian Rep u blik Indo nesia ( Brimob), sejarah singkat G 30 S/
PKI dan perj u angan Kare l Sadsuit ubun me nentang G 30 S/PK I
sampai akhir hidupnya dan wajarlah bila berdasarkan Surat Ke­
putusan Pre siden/Panglima Tertinggi ABRI/Koti tanggal 5 Okto­
ber 1 9 6 5 N o . 1 1 4/ Kori/ 1 965 secara resmi te lah menganugerahkan
Pangkat Ajun lnspektur Palisi II (Aipda) Anumerta dan Gelar Pah­
lawan Revolusi pada Almarhu m Karel Sadsuitubun yang teiah
g ugur dalam peristiwa Gerakan 3 0 September/ P K I , guna memper­
tahankan tetap tegak dan berd irinya Negara Ke satuan Republik
Indo nesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-u ndang Dasar
1 94 5 .
BAB I. TINJAUAN SEPINTAS DAERAH MALUKU

I. I Sejara/1 Si11gka1 Daeralt Mal11k11

I.I . I Masa la1111Ja11


Maluku scbagai clacrah pcrcbutan bangsa-bangsa Barat olch
karcna rc111pah-rc111pah clari Dacrah Maluku mcrupakan luxe arti­
ke/e11 ( 1 , p.I 0 1 - I �O) atau barang me wah, schingga menarik bangsa­
bangsa 13arat bcrlomba-lomba mcncari clacrah asal ccngkih dan
pala itu.
i\lcnurut Baron Van Hoevel. ccngkih clan pala itu tclah clikenal
di Ncgcri Cina scjak tahun 226 S.M. (2, p. 5 7-59 ) . Scdangkan di
Eropa baru dikcnal pada abad kc-I 3. dan ra111ai clipcrdagangkan
dcngan harga yang sangat tinggi, dan pada saat itu hanya diguna­
kan di dapur-dapur orang kaya clan scbagai obat di apotik. Se­
anclainya apa yang clikatakan olch Baron Van I locvcl itu benar.
111aka jclas hubu11gan Maluku dcngan Cina sudah ada scjak dalwlu
kala. Kcmungkinan bukan saja dcngan Cina, tct�1pi juga dcngan
India. Gujarat, clan sebagainya, karcna ada pula pcnclapat bahwa
hubungan clagang Indonesia clcngan India jauh lcbih tua daripada
l1ubungan dengan Cina.
Tirnbul pertanyaan apakah orang Maluku scncliri yang lllL'lll­
bawa cengkih kc Cina ataukah orang Cin�1 yang datang kc Maluku
u n tuk mengamb ilnya . Hal ini mem crlu kan perhatian dan peneliti­
an yang mendalam. Yang jelas me nurut su mber-su m ber yang ada
bah wa scjak zaman· Sriwijaya , pedaga ng-pedagang Sumatra (Palem­
bang) , J awa, d an Bugis-Makasar t cla h rama i mengadakan hubungan
de ngan Maluku. Para pedagang in ila h yang membawa cengkih dan
pala ke Makasar (Uj u ngpandang ) , J awa , S u matra (Pale mbang) dan
setc rusnya ke Maluku . Sebaliknya mereka ini pula y ang membawa
bcrns, k a i n -ka i n , porselin , kayu ccndana dan scbagainya ke Malu -
·
k u . (9, p . 1 - 1 0 ) .
Di pcrmu laan abad kc - 1 5 , d inasti di Cina giat mengadakan
c kspa n si la u ta n u n t u k mc luaskan wilayah-wilayah ke kuasaannya
sc rta mc nguasai j a la n d agang. Te pa t pacla saat ini bangsa Eropa
secl a n g h a u s akan rcmpah -rempah itu , d i awa l abad ke 1 6 , dan -

1 1 1 o t ivasi in ilah y a n g mc n y c b a b k a n b angsa-ba ngsa Barat m e ne mu­


kan I n do nesia . M u la-m u l a Po rt ugis , S pa n y ol kcmu d ia n B e la n d a .
disusul d c nga n l ngg ris, Pc ra ncis cla n scbaga i n y a . Mun cullah to koh
Colomb u s mc n c a ri j a lan kc I n dia. d isusul Vasco de Gama , Albu­
guc rquc, An t h o n ic d'A bru c . Magc l h a e n s , d a n l ain -l a i n .
Tirnb u l lah pc rsa ingan y a ng h c b a t a n t a ra mere ka . Ce ngkih cla n
p a la mcmbawa bcrkat kckayaan bagi dacrah clan ra kyat Maluku
k a rc n a pamor dan h a rg a n y a rnc nj u l ang t i ngg i di mata d u n ia i n ter­
nasio n a l . Tc t api ccng kih d a n p a la j uga :ne m bawa bencana bagi
d a c rah d a n ra kyat Ma l u k u, o leh k a rc n a sej a k t i banya ba ngsa Barat
di Ma lu k u sc lalu tirn b u l h u ru -h a ra cl an p e perangan a n t ara bangsa
13ara t itu clan a n t a ra ba ngsa Barnt d e ngan orang M al u k u , se rta
a n t a ra r a k y a t d c ngan ra kyat Malu k u se n d iri. j uga antara kelua rga
d c ngan kclu arga , o ra n g tua cl e ngan a n a k , a n a k d e ngan o ra ng t u a ,
sa ud ara clc nga n sa ud ara clan scbagainya ( 1 7, p . 35 1 -363). Pepe­
rangan mc lawan ba ngsa Portugis, Spanyo l , l nggris clan Belanda se ­
larna rat u san t a h u n . me n y c ba b k a n rnartabat kcja yaan k e raj aan­
kcraj aan \la l u k u di 111asa la mpau mc nj a cli sura m , pe n u h Iu k a
dcrita d a n azab se1 1gs<1r:1 scrta rin t ih:1 1 1 j i wa . Be l a n d a 1ncla ksana­
ka n bu 1ni hangus tcrh a d a p ta11a 111a 11 ce ngkih dan pala rakyat
M al u k u clalam Pera ng Ho ngi (llo11gitoch te11) y a n g m e ng a k i batkan
turu n n y a h a rga rcmp ah-rcmpah itu di pasaran dun ia . Selama 350
t a h u n Bc la.1 d a b e rcokol d i Maluku , M a l u k u k e hi la ngan pamor clan
kcjayaa n n y a sa ma scbli di ma ta intcrnasiona l . Pe n d iclik a n sa ngat
6

kurang d iperhatikan, ekonomi hancur sama se kali, industri tidak


ada, p ertanian dan p eternakan d iterlantarkan sama se kali.
Pemerintah Kolo nial Belanda mulai mei1gubah pandangan ke
arah tanah-tanah h arapan , yaitu J a wa dan Sum atra yang memberi­
kan kemu ngkinan bagi eksp loitasi yang menguntungkan Pemerin­
tah Kolo nia! Belanda. Maluku sudah d ianggap sepele dan tak ber­
arti bagi Belanda, Maluku sudah tidak pu nya arti e konomis u ntuk
kepentingannya.
Malu k u adalah masa lampau dalam kaca m ata Pe merintah Ko­
lonia! Belanda, muncullah kata-kata bersayap bangsa penj ajah
'!1e ngenai peranan M aluku d i mata kaum kolonial yang d ilukiskan
se bagai berik ut, "Malu ku is lzet verleden, Java is lzet heden, Su­
ma tra is de toekomst" ( 1 3 , p . 1 9 ) artinya, Maluku itu masa Jalu ,
J a wa masa se karang, dan Su matra itu masa depan atau masa
harapan .
Demikianlah Iuka derita serta azab se ngsara telah mcnimpa
Daerah M aluku ini se lama 3 Y2 abad Jamanya. Pe nindasan dan
penekanan kolonialisme Belanda di Maluku inilah yang menye bab­
kan rakyat Maluku bangkit melawan penjajahan ini terus-mene­
rus. Api peperangan berkobar d i sana-sini tiada henti-he ntiny a ,
walaupun perlawanan rakyat in i se luru hnya dapat d ipatahkan
oleh Pemerin tah Belanda, dan tidak me nghasilkan ke m erdekaa n .
Te tapi jelas Perang Majiras/ Hoamual , Perang Iha , Perang Alaka/
Hatuh aha Amarima , Perang Hitu dan akhirnya Perang Lease Sapa­
rua/Perang Pattimura di bawah pimpinan Thomas Matule ssy Kapi­
tan Pattimura telah berhasil menanamkan patriotisme, idealisme
Se rta nasionalisme di dalam dada dan darah rakyat Maluku yang
ke mudian muncul bersama seluruh saudara-saudaranya dari se­
ge nap lapisan bumi Persada Indone sia di dalam perjuangan yang
terorganisasi me nuntut kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indone sia. Muncullah kemudian Sarekat Ambon, lnatuni, Yong
Ambo11, dan sebagainya d alam perj uangan nasional.
Peperangan me lawan kolo nialisme di Malu k u d ilukiskan oleh
datuk-datuk rakyat Maluku dengan Jagu-Jagu perjuangan menen­
tang K o mpeni. Me nurut Dra. MR. Le staluh u , salah satu lagu tua
y ang d itemukan dalam bahasa daerah Maluku tersebut adalah se ­
bagai berik u t:
7

"Kumpanyia, Kuraing Hongi"


"Nu sa Ina Laihalat Ria Huan ualo ,
Lawaloto Hatawano K u raing Arna Ohalo,
Hatuhaha Amarima Lounusa Loto Alaka,
Lawa hale K apahaha Halen usa H ituo ,
Yami Pana Nono Upu Lahato ,
Isi Pa-la-ne waayami Lahan o ,
K u punyia larai K uraing Hongi ale ,
Puna leka rahamate sioh ,
Puna leka H uamual Rahato ,
Amaihal Kapahaha Lahan o,
Puna tihi basu dara ale ,
I si law.a Hari nusa sio h ,
Lawa Hanu H i t i Were ,
Baka-bala K uraing Kapitang,
Tombak Kura Salawuku tantang ia K um panyia,
Ku m panyia Kuraing Hongi Irai mala lokono,
Aha Toone upu Palane wayami".

Lagu tua tersebut d i atas mengisahkan "Perang melawan voe


de ngan Ho ngitochtenny a". "Sebe lah Barat Pu lau Seram di J az irah
Hoamual , d i jazirah Hatawano dengan Kerajaan ljanya, Lima
Negeri d i Hatuhaha yang terp u sat di Bukit Alaka , beg itu pula di
Kapahaha yang terletak d i jazirah it u , kami dengar cerita dari
para leluhur kami , voe da tang de ngan Hongitochtennya mem­
bawa malapetaka , d ihan curkan Hoam ua l , Kerajaan IHA, Hatu­
haha, dan Kapahaha , memutuskan persaud araan sehingga mereka
tinggalkan kampung halaman . Lari bangun bangkit berairi pen-
duduk negeri dengan pemi mpinnya, bersenj atakan tombak parang
d an salawaku menentang VOe, voe dengan · Hongitochtennya
mendatangkan keme laratan , demikian para leluhur/datuk ber­
cerita kepada kami '' , salah satu d ari lagu-lagu perj uangan rakyat
Maluku dalam menentang penjaj ahan Belanda yang dilukiskan
dalam bahasa tanah (bahasa daerah) M alu k u , d iterjemahkan oleh
Ora . M R . Lestalu hu .
Fakta nyata bekas bente ng-benteng K o m peni d i Luhu Hoamu­
al, Duurs tede di Saparu a , Nieuw Victoria di Ambon , Nieuw Hoarn
d i Hatuhaha , Beverwyk d i S ila Le initu (Nusalaut ) , Saupaulo d i
.·8

Temate, merupakan bukti-bukti mutlak adartya perlawanan ntk­


yat Maluku menentang kolonialisme Belanda di Maluku. Benteng­
benteng Belanda ini dibuat karena Belanda takut terhadap penye­
rangan sewaktu-waktu oleh rakyat Maluku. Jelas Maluku tertindas
dan tertekan, karena rakyat Maluku dianggap satu-satunya suku
bangsa di Indonesia yang suka melawan dan sukar untuk dikendali­
kan. Belanda mulai berpikir bagaimana agar kelebihan tenaga dan
kekuatan rakyat Maluku dapat dialihkan sebagai alat politik pen­
jajah ini untuk menaklukkan daerah-daerah lain di lnaonesia.
ltulah sebabnya rakyat Maluku diperalat sebagai kekuatan mi­
liter Belanda, sehingga kita kenal serdadu-serdadu Belanda ini
sebagian besar adalah orang Maluku, yang mereka sendiri pada
saat itu belum menyadari bahwa mereka itu diperbudak dan di­
jad ikan kuda beban penjajah semata-mata.
1 . 1 .2 Masa Pergerakan Nasional
Pada masa pergerakan nasional, rakyat Maluku tidak lagi meng­
gunakan tombak, parang (golok) dan selawaku untuk menentang
Belanda. Pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia khususnya pemim­
pin-pemimpin suku Maluku sudah mempunyai pengalaman dan
telah banyak mengalami kegagalan pada masa yang lampau, kare­
na itu mereka mulai berpikir secara baru serta melihat perkem­
bangan-perkembangan akibat peningkatan taraf berpikir melalui
pendidikan Barat yang mereka peroleh.
Mereka mulai menggunakan cara-cara yang moderen serta
menerapkan pola pikir Barat dalam hal berserikat dan berkumpul
serta menyusun organisasi-organisasi berskala nasional, lugas serta
demokrasi. Dengan demikian tumbuhlah di Maluku organisasi­
organisa.si massa, partai-partai politik sosial ini merupakan organi­
sasi-org:anisasi perjuangan yang bersifat kedaerahan bertujuan mem­
persatukan putera-puteri Indonesia asal Maluku dan secara ber­
sama-sama dengan organisasi-organisasi lain dari segenap suku
bangsa secara nasional berjuang untuk mencapai kemerdekaan
Negara Republik Indonesia.
Pada halaman ini tokoh-tokoh Maluku yang terkenal adalah
Alexander Y&kob Patty, D. Ayawaila, E.U. Pupela, Dr. Sitanala,
Dr. Latumeten, Mr. J. Latuharhary, Dr. J. Leimena, Dr. M. Haul­
lusy, Dr. Kayadu, Dr. JD. Siahaya, Ir. M. Putuhena, Dr. G. Siwa­
besy, J. de Fretes, Dr. Westplat, A.E. Kayadu, JMM. H etaharia.
9

PR de Queljoe, JL. Matulatuwa, RM Mochtar, Abraham Barmella,


AA. Parera, CF. Rhibok, Dominggus Syaranamual dan la.in-lain.
Kalau di J awa terkenal Chairil Anwar, maka di Maluku terke­
nal Dominggus Syaranamual seorang pujangga dalam perjuangan
nasional di Maluku, dengan sajak-sajak perjuangannya (Surat dari
Laut, Pelarian Terakhir, Gema Pulau Sagu). "Sarekat Ambon"
dipimpin Alexander Yacob Patty berdiri di Semarang pada tanggal
9 Mei 1920. Organisasi ini merupakan organisasi politik pertama
kali didirikan oleh putra-putri Maluku dalam perjuangan mencapai
kemerdekaan. Tujuan organisasi ini adalah untuk menyejahtra­
kan rakyat Maluku. Untuk mencapai tujuan ini, dilancarkan seru­
an bahwa sangat diperlukan suatu persatuan dan kesatuan Ambon
dan Le Lease (Haruku, Saparua, Nusalaut). Karenanya diper­
juangkan berdirinya Ambon Raad pada tahun 1921.
Sedikit demi sedikit Sarekat Ambon ini diarahkan oleh
Alexander Yacob Patty ke arah nasionalisme seperti ide-ide
yang telah ditanamkan oleh /ridische Partij. Sarekat Ambon me­
rupakan organisasi yang sangat1 radikal dalam menentang pemerin­
tahan kolonial. Organisasi ini berkembang sangat pesat di seluruh
Pulau Jawa dan Sumatra bagi putra/putri M� l� �-U.: _Organisasi
wanita dari Sarekat Ambon bernama Ina Tuni turut berpartisipasi
dalam pergerakan nasional.
Semua gagasan dan cita-cita perjuangan Sarekat Ambon dan
Ina Tuni ciisalurkan mel.alui masa media Mena Muria. Tahun 1923
Alexander Yacob Patty tiba di Ambon dan mempropagandakan
ide Sarekat Ambon. Ide ini mendapat sambutan hangat dari se­
luruh pemimpin-pemimpin organisasi sosial yang telah ada, misal­
nya Nusa Ina, Ambonsche Studiefonds Cabang Ambon en Chris­
teliyk, Ambonsche Studiefonds, Christeliyk Ambons Volkbonds
Sou Maloekoe, lnlandsch Leeraarsbonds, Persatuan Guru Hindia
Belanda dan sebagainya.
Dengan cepat sekali ide Sarekat Ambon berkembang dan
Alexander Yacob Patty disambut hangat oleh segenap lapisan ma­
syarakat Maluku. Namun lawan dari AJ. Patty juga cukup banyak,
yaitu sebagian raja/patih dari negeri-negeri yang masih setia ke­
p_ada kolonialisme yang takut kehilangan peranan dan kekuasaan­
nya di tengah-tengah rakyatnya.
10

Al. Patty berjuang dan pada tahun 1 9 24 ia dengan beberapa


kawannya dilantik sebagai anggota Amb on Raad. Musuh-musuh
Al. Patty mulai melancarkan isyu dan fitnah terhadap d iri AJ .
Patty dan menuduh bahwa Al. Patty dan tem an-tem annya telah
bertindak melawan hukum. AJ . Patty d itangkap dan d iadili oleh
Raad Van Justitie yang berkedudukan d i Makasar pada tahun
1 92 4 . Kemu d ia n dengan keputusan Gubernur · Je nderal tahun
1 9 2 5 ia d ibuang ke Bengkulu , dan terakhir dibuang ke Boven/
Digul, ke B andung, d an d i sanalah ia meninggal. Sejak saat penang­
kapan dan pemb uangan AJ . Patty , maka tokoh-tokoh Sarekat
Ambon terancam dan selalu d iburu -buru dan d ikejar-kejar. Sare­
kat Ambon bera� a dalam keadaan gawat. Dengan Surat Kabar
Soeara Ambon, Sarekat Ambon tetap meme lihara kekompakan
anggo ta-anggo tanya melalui pemb inaan ide organ isasi ini. Walau­
pun d ikejar-kejar, para to koh maupun anggota Sarekat Ambon
te tap berj u ang dan anti Belanda. Mereka banyak yang ditangkap
dan d itekan . Muncullah tokoh muda pengganti Alexander Yacob
Patty untuk memimpin Sarekat Ambon di J a wa .
Toko h muda penuh semangat perjuangan , cerdik pandai,
genius dan intele k . Dia adalah Mr. J ohanus Latuharhary yang se­
hari-harinya terkenal dengan nama Oom Janes. De ngan segala
ke wibawaan dan kemampuan serta kep intaran yang ada padanya,
ia berhasil melanjutkan u saha Ale xander Yacob Patty dalam me­
mimpin Sarekat Ambon d i te ngah-tengah pergerakan nasional.
Sarekat Ambon di bawah p impinan Mr. J . Latuharhary ini ber­
j uang bersama-sama gerakan-£erakan politik lainnya. Suk u-suk u
bangsa lainnya di Indo nesia ini, d i samping partai-partai politik
maupun organisasi-0rganisasi massa lainny a . ( l 3, p.20-2 l )
Sarekat Amb o n d i bawah pimpinan Mr. J . Latuharhary ber­
kemb ang begitu pesat sehingga pada tahun 1 92 6 organisasi Sarekat
Ambon ini d apat mempersatukan seluruh pemuda/pemudi Maluku
di seluruh Indonesia d i dalam satu organisasi besar yang d isebut
Jong Ambon atau Pemuda Ambon. Jong Ambon ini muncul ber­
gandengan dengan muncu lnya Jong Java, Jong Sumatera, Jong
Celebes, Pemu da P asundan dan lain sebagainya datang turut mem­
beri andil dalam K o ngres Pemuda Indonesia d i J akarta tahun
1 92 8 , serta turut me ncetuskan ikrar dan Sumpah Pemuda tahun
11

1 92 8 . Empat be tas hari se belu m Sumpah Pemuda, tepatnya tang­


gal 14 Okto ber 1 9 28 lahirlah Karel Sad su itubun di Rumadian ,
Debut, Maluku Te nggara .
Selanj utnya d i Ambon sendiri Sarekat Ambon d ipimpin oleh
J L. Matulatua, kemu dian d iganti oleh D. Ayawaila seorang tokoh
nasionalis yang sangat luar b iasa pengaruhnya . Tahun 1 929 D .
Aya waila me n inggal akibat tekanan Belanda dan d iganti oleh E U .
Pupela seorang nasionalis/republike n . Pupela inilah yang 1�1e ngem­
bangkan Partai Nasional Indonesia (PNI) di M alu k u , yang se mula
d ise but Partai Indonesia Merdeka. Ia juga memberikan arah serta
membantu dala m banyak hal di bidang pend id ikan dan kebuda­
yaan serta adat-istiadat daerah M alu ku. Pengaruhnya d i dalam
politik maupun b idang pendidikan dan kebudayaan meluas ke Ter­
nate , Malu ku Utara , M alu ku Te ngah dan sampai ke Maluku Teng:
gara .
I . I .3 Masa Pendudukan Jepang
Pad a masa ini tidak banyak yang dapat d icatat , karena pen­
dudukan J epang selama 3Y2 tahun ini te flalu singkat. Yang jelas
sistem pemerintahan ma upun sistem politik pada saat ini d iarah­
kan u n tuk kepentingan perang Asia Timur Raya. Pada saat ini
pemerintah J e pang di Maluku d iatur men urut pembagian wilayah
kckuasaan , yaitu: Pe merintahan Angkatan Laut yang berpusat d i
Biak.
Dalam 3Y2 tahun in i J e pang berusaha keras untuk menjepang­
kan rakyat Maluku. Pendid ikan olahraga ( taiso) dan pendidikan
milite r heiho d iciptakan di tengah-te ngah m asyarakat , k husus­
nya pemu d a , agar para pemu da mencintai Jepang. Selain itu
banyak te ntara Belanda ( KN I L) asal Maluku maupun para pen­
siunan Belanda d ibunuh secara k ejam. Para pendeta d ituduh
mengajar aj aran-ajaran Belanda di gereja -gereja pada setiap Minggu
karena itu para pend eta j uga d ia wasi dart ada pula y ang mati d i­
bunu h . Persatuan para pensiun an terkenal j uga dengan Persatua11
Timu r Besar sangat d im usuhi. Kira-kira dua bulan sebelu m born
atom jatuh d i Hirosima dan Nagasaki, Jepang telah mendirikan
rumah-rumah pelacuran (rumah panjang) untuk mem b inasakan
gadis-gadis muda di Malu k u .
Selain itu mereka me rencanakan untuk membunuh semua
o rang dcwasa ( tua). Sedangkan yang dapat d ibiarkan hidup hanya
12

generasi mu da, y ang telah d id idik berbahasa Jepang m aupun yang


masih kecil y ang belum tahu apa-apa. Hal ini membangkitkan ke­
bencian dan kemarahan rakyat Maluku yang luar biasa, terhadap
J epang, sehingga hampir saja timbul perang besar antara rakyat
Maluku d engan Jepang.
Pada saat Jepang akan melaksanakan ide dan cita-citanya yang
b uru k ini, turunlah anugerah dan karunia Allah yang Maha Penga­
sih dan Penyayang bagi bangsa Indonesia , dan rakyat Maluku
khususnya. J epang d iserang oleh tentara Sekut u . Bom atom j atuh
d i· Hirosima dan Nagasaki, J epang menyerah tanpa syarat. Tenta­
ra Sekutu/ Australia masu k dan mengambil alih pemerintahan di
M aluku kemu d ian d iserahkan kepada Belanda: lagi. Rakyat Maluku
mulai marah kembali, mengingat K o ta Ambon telah habis d imakan
api, kemisk in an dan kemelaratan sangat terasa di kalangan rakyat
M alu k u , akibat kehilangan ru mah dan harta benda dan banyak
jiwa kekasih-kekasihnya telah gugur akibat kekejaman J epang .

I. I .4 Masa Revolusi Fisik Sampai Sekarang


Setelah J epang menyerah kepada Sekut u , maka d i M aluku ke­
kuasaan d iserahkan kepada tentara Sekutu (Australia) u nt uk se­
mentara wakt u. Kemudian secara bertahap Sekutu menyerahkan
kembali ke kuasaan itu kepada pemerintah Belanda (NICA).
Rakyat M aluku yang p ada umumnya sudah tidak senang kepada
Belanda, mulai me ngadakan gerakan-gerakan.
Partai-partai politik tetap memain kan peranannya dan sebagi­
an besar rakyat anti B elanda. Yang menginginkan Belanda kembali
hanya golongan raja/patih dan orang kaya. Mereka ini selalu ber­
tolak belakang dengan kemauan rakyat, oleh karena mereka takut
akan kehilangan kedudukan , ke wibawaan serta kek uasaan mereka
yang secara turun-temuru n itu .
Rakyat berusaha membro ntak terhadap Belanda , tetapi selalu
perj uangan mereka dipatahkan oleh Belanda dengan bennacam­
macam kelih'lian dan tipu muslihat politiknya . Kemudian Ma­
luku masuk di dalam Negara Indonesia Timur (NIT) dan pada
saat itu d iperintah o leh seorang Residen. Residen y ang meinerin­
tah pada waktu itu adalah Residen M . Pelaupessy yang berke­
dud ukan semacam gubernur. Perjuangan pada masa revolusi fisik
13

d i M aluku i n i selalu me ngikuti arah d a n gerak perj uangan nasional


yang berp u sat di J awa. Setelah pengakuan kedaulatan 27 De se m ­
b e r I 949 kepada rakyat Indonesia , ma ka keadaan d i Maluk u
sangat gen ting .
Timb u l bermacam-macam isyu Belanda yang d ilancarkan oleh
'
kaki tangan p olitik yang pad a u m u mnya me ngadudomba kan suku
de ngan su ku, sehingga putus hubungan sama sekali antara J awa
dan Malu k u . Pengawasan terhadap tokoh -tokoh politik d iperketat .
Belanda berusaha se kuat te naga untuk tetap menanamkan kem­
bali kekuasaannya di Maluku. Beberapa orang inteligensia M aluku
cl iperalat untuk menentang aspirasi, inspirasi dan motivasi cita­
cita kem �rdek aan Negara R I .
Usaha separatisme yang d id uk ung oleh kekuatan-kekuatan
K N I L yang berada di Amb on berhasil melahirkan R epu blik Malu­
ku Selatan atau RMS. Masalah ini disebabkan karena setelah ter­
capai persetujuan K M B , di kalangan bangsa Belanda (anggota­
anggota K N I L ) umumnya, dan anggota-anggota K N I L yang b er­
asal d ari daerah Maluku Selatan khususnya dipengaru h i Belanda
be �itu hebat , seh ingga d i antara mereka timb ullah kere sahan­
kere sahan . Anggo ta-anggota K N I L d ipengaru h i , bahwa mereka
tidak akan mendapat tempat di d alam Angkatan Perang RIS
(AP RI S ) , me reka pasti akan d irugikan. Te ntu mereka ini m arah
cl an takut keh ilangan pekerjaan. Kekhawatiran me reka makin
bertambah lagi , sete lah Belanda melancarkan propaganda yang
menyesatkan seh ingga situasi di Malu ku menjadi gawat. Belanda
d an kaki tangannya telah memberikan pengertian yang salah ter­
hadap bekas anggo ta-anggo ta K N I L itu . Di antara beberapa ok num
itu yang paling memainkan peranan clan menjadi buro nan peme­
ri ntah RIS adalah Mr. D r . Ch . R S . So umokil dan Ir. M anusama.
Pembronta kan RMS itu sebetulnya meru pakan bagian lanju tan
cl ari p emb erontakan Andi Azis di Makasar. ( 2 2 , p . 4 1 8-416)
Mr. Dr. Soumo kil adalah seorang "federalis fanatik" yang tc­
tap membela atau me m pertahankan b erd irinya Negara Indone sia
Timur, walaupun haru s me nggunakan ke ke rasan se njata atau cara
la in, asal saja N IT harus terp isah d ari R I . Dr. Soumokil pada wa k t u
itu berkedudukan se laku J a ksa Agung N I T di Makasar (sekarang
Uj ungpandang). Dan d ia pula meru pa kan salah seorang tokoh
dalam pem bero ntakan Andi Azis di M akasar mene ntang RIS.
14

Pada waktu dilakukan penumpasan terhadap Pembrontakan Andi


Azis, Soumokil berhasil melarikan diri ke Ambon, dengan me­
numpang sebuah pesawat KLM milik perusahaan penerbangan
Belanda lewat Manado. Dan dari Manado lewat Ternate, Soumokil
tiba di Ambon.
Insiden-insiden ini sebenarnya mulai terjadi di Ambon pada
saat Konferensi Meja Bundar di Den Haag antara RI dengan Belan­
da pada tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1 949, di mana
Belanda akhirnya mengakui k
. edaulatan RI. Setelah pengakuan
kedaulatan kepada RI tanggal 27 Desember 1 949 maka pacla
tanggal 1 7 Agustus 1 9 5 0 secara resmi RIS diganti dengan Re­
pu blik Indonesia, dan Maluku yang tadinya merupakan salah satu
propinsi di dalam RI S otomatis menjadi salah satu propinsi dari
Republik Indonesia, oleh karena setelah Proklamasi Kemerdekaan
1 7 Agustus 1 94 5 dan berdirinya Negara Republik Indonesia" maka
secara de jure daerah Maluku adalah wilayah Republik Indonesia.
Secara de facto memang pada saat itu Maluku' belum dapat di­
duduki oleh pemerintah RI maupun TNI, karena setelah Jepang
menyerah, NICA (pemerintah Belanda) telah membonceng pada
tentara Sekutu untuk menduduki kembali daerah Maluku, dan
setahap demi setahap mengambil-alih kekuasaan/pemerintahan.
Hal ini menyebabkan pemerintah Propinsi Maluku dalam negara
RI untuk sementara hams berkecludukan di ibukota Jakarta,
kemudian pindah ke Yogyakarta di bawah pimpinan Mr. Johanis
Latuharhary selaku gubernur Propinsi Maluku I sesudah Prokla­
masi Kemerdekaan.
Keadaan politik pada saat itu sangat menguntungkan Mr. Dr.
Soumokil untuk lebih meruncingkan situasi serta berhasil me­
nanamkan pengaruhnya. Bentrokan-bentrokan fisik mulai terjadi
di Ambon pada tanggal 1 7 Januari 1 9 50, yaitu pada saat tentara
KNIL (baret hijau) tiba di Ambon. Tanggal 1 8 Januari 1 9 5 0 ter­
jadi rapat raksasa di kota Ambon di mana hadir seluruh masyara­
kat terrnasuk seluruh anggota Persatuan Timur Besar (pensiunan­
pensiunan KNIL).
Dalam rapat raksasa ini Ir. Manusama mengatakan bahwa Ma­
luku dapat berdiri sendiri dan tidak mau dijajah oleh golongan­
golongan lain (Republik Indonesia). Dikatakan juga bahwa Re­
publik Indonesia itu adalah ciptaan Jepang, sehingga wajarlah
kalau Maluku tidak menerima TNI memasuki wilayahnya, dan
IS

Maluku tidak mengakui RI hasil ciptaan Jepang itu . Di samping


·

itu Mr. Dr. Soumo kil selalu me lanjut kan usaha kontra revolusi
de ngan mendapatkan dukungan dan dorongan pe nuh dari kolo­
n ialis Belanda dan ante k-anteknya. Keadaan makin lama makin
gen ting, d an a kh irnya d ipro klamasikannya "Republik Maluku
Selatan" ( R M S ) pada tangg al 2 5 April 1 9 5 0 se bagai negara yang
tidak me mpunyai hubungan sama se kali dengan RIS maupun
N IT , de ngan Pre siden Manuhutu dan Perdana Menteri A . Wai­
risa l , Gasperan selaku Menteri Dalam Negeri RM S . Dapat d ikata­
kan mu lai saat itu RMS me rupakan suatu pemerintahan yang
me mberontak te rhadap negara RIS yang sah , dan ha! ini meru pa­
kan "negara di dalam negara ". Pada waktu itu Soumokil dan ka­
wan-kawan nya te lah m enggunakan kekerasan se nj ata terhadap
sc mua orang di Maluku yang tak mau mend ukung RMS.
Untuk me nyele saikan masalah ini secara baik , de ngan m eng­
h indari pertumpahan darah , me ngingat banyaknya korban di
\1 aluku pada Pe rang Dunia I I , ma ka ..p emerintah RIS tida kla h
gegabah untuk bertindak. Pe merintah �IS berusaha m enyele sai­
kan masalah ini secara baik dengan jalan damai. Untuk itu pe mc­
rintah RIS mengirim kan utusan yang terd iri dari tokoh-tokoh
Maluku d i J akarta , yaitu Dr. J. Le imena se laku ketua delegasi ,
dc ngan anggota-anggotanya Ir. M . Pu tuhena, M . Pelaupe ssy dan
Dr. Reh ata yang berangkat dari J akarta ke Ambon dengan kapal
laut . Tiba di Amb on, mereka minta berun d ing de ngan para pe­
mimpin RMS , tetapi mere k a menolak tawaran Le imena dan ka­
wa n-kawan nya itu . Delegasi in i tidak berhasil dan kembali ke
J a karta. Usaha peme rintah RIS tidak berhasil menempuh jalan
dama i , maka t idak ada jalan lain lagi selain mengadakan blokade
dan ope rasi milite r dari lautan , daratan maupun udara terhadap
RMS in i . Untuk itu d iberangkatkan K olonel A E . Kawilarang,
Pa nglima Tentara dan Te ritorium Indone sia Timur , di sa mping
dipe rsiapkan pula Divisi Si! iwangi dan pa sukan-pasukannya yang
terd iri dari Batalyon "3 Mei", Batalyon " Lucas" dan Batalyon
"AW 3", ma upun batalyon-batalyon dari J a wa Tengah , Nusa
Te nggara , Suma tra Selatan dan sebagainya berjumlah l l batal­
yon d ibagi atas d ua komp i . Pe ndaratan pertama d ilakukan d i
Pulau Buru , tanggal 1 4 J u li 1 95 0 dan dua hari kemudian berhasil
d irebut TNI.
16

Kemu dian TNI mendarat d i Pulau Seram1 Tanimbar, Aru , Kei


dan p ulau-pulau kecil terse latan. Menurut keterangan Kapten
TNI A D Purnawirawan J o ny Yudo y ang turut berjuang saat itu ,
tanggal 28 Sep tember 1 9 5 0 d imu lai operasi pendaratan pertama
kalinya di Pulau Amb o n , d ipimpin oleh Kolonel Kawilarang,
Panglima Tentara d an Teritorium Indonesia Tim ur itu .
Langkah pertama berhasil mendaratkan 3 000 praj urit TN I di
sebelah utara Pu lau Amb o n , yaitu di Hitu diin Tule hu . Kemudian
dari sin i mereka secara perlahan-lahan melancarkan serangan ke
Passo sebagai sentral dari Pulau Ambon. Di sini TNI mengalami ke­
lambatan menduduki kota Amb on, karena memang KNIL Ambon
ini terke nal dalam pertemp u ran-perte mpuran h ingga kuat j uga per­
tahanan nya . Operasi m.i liter lanj utan d ibagi atas tiga gru p , yaitu
G ru p I sebagai grup gabungan , Grup 2 dan Grup 3 di bawah pim­
pinan Mayor Sury o Subandrio dengan Batalyon Banteng Mera h
yang m c n d arat di Hitu , dan G ru p 2 di bawah komando Letnan
K o l o n d S lamet Rijadi dengan Batalyon-batalyon Worang Cla­
proth 3 Mei, Mach m ud dan 3 5 2 mendarat d i T u le h u .
Ambon d ikepung dari segala j urusan. Begitu pula AURIS me­
nembak dari u dara terhadap . k u bu-k ubu perta hanan RMS dengan
pesawat Harvard dan pembom B-2 5 . Tanggal 3 Oktober 1 95 0 ter­
jadi serangan besar-besaran , te tapi APR IS belu m be rhasil men­
d ud uki kota Ambon. Banyak anggota TNI yang meninggal akibat
serang-me nyerang dan RMS me mpertahankan mati-matian ke­
d ud u kannya di kota Ambon.
Tanggal 1 1 Oktober 1 95 0 da tang lagi pasukan-pasukan tam­
bahan APRI S dari J awa d iterbangkan ke Namlea unt11k menyerbu
kota Ambon. Tanggal 3 November 1 9 5 0 pe nyerangan TNI d iatur
sedemi kian rupa seh ingga terbentuk pasu kan gabungan , yaitu Gru p
2 me nyerang dari Hitu , dan Grup 3 menyerang dari Tulehu dengan
d ibantu Grup I , panser dan tank-tank dan senj ata berat menem bak
jarak j au h , akhirnya RMS tidak bisa bertahan . RMS mundur,
kota Ambon dapat d irebut. Namun RMS masih tetap beru saha
rne lawan j uga , sehingga masih terjad i pertempuran seorang lawan
seorang oleh Grup I di b awah pimpinan Mayor Achmad Wirana­
takusumah untuk selanj u t nya Grup I ini melanj u t kan penggem­
purannya ke Benteng Nieuw Victoria, basis pertahanan terakhir
RMS , dan d apat me rebutnya d ari pihak RMS.
17

RMS me ngg unakan siasat perang gerilya dengan jalan menya­


mar serta me nggunakan pakaian dan tanda pangkat TNI be serta
bendera merah putih , kemu d ian t iba-tiba m e nyerang T N I , sehingga
t idak bisa d ipastikan mana T N I mana R M S , m ana kawan mana
lawa n . Keadaan in i sangat kacau tatkala p ihak Grup 2 yang di­
pirnp in Letko! S lame t Rijadi memasuki kota Ambon. Oleh karena .
su kar membedakan mana kawan ma na lawan , Let ko! S lamet Ri­
jadi pada waktu itu tidak me ny angka bahwa dalam mobil pasukan
yang me nggunakan pak aian T N I dan membawa bendera merah
putih melewati depan Nieuw Vic toria itu adalah R M S . Kebetulan
ia berada di depan benteng dan t idak segera me nghindarkan diri
clari depan bente ng , seh ingga dapat ditembak oleh pasukan RMS,
me ngakiba tkan Letko! Slame t Rijadi Iuk a parah , dan meninggal
pada saat itu j uga. Hal in i me nyebabkan APRIS/T N I lebih marah
lagi dan me ngatur operasi pembersihan besar-besaran di kota
Ambon d an se kitarny a . RMS tidak bisa be rtahan , mereka m undur
ke daerah Kayupu tih dan Soya u n t u k berusaha m elakukan serang­
an gerilya lagi, tetapi akhirnya d il u m p u hkan sama se kali oleh T N I .
RMS mu ndur ke Pulau Haru ku , Saparua dan Nusalaut (Kepulauan
Lease ) . Kemu dian · Haru k u , Saparua dan Nusalaut ini d irebut pula
oleh TNI .
Pasu k an RMS dan Mr. Dr. Soumokil lari ke pedalaman Pulau
Seram, dan berusaha untu k menanam kan ke wibawaannya sebagai
pcmimpin RMS dengan j alan teror kepada rakyat . Cu kup lama
j uga RMS ini bertahan d i ped ala man Seram, yaitu 1 3 tahun baru­
lah Mr. Dr. Soumo kil tertangkap . Sete lah kota Ambon berada di
tangan T N I , maka keamanan ib u kota Propinsi Maluku ini setahap
demi se tahap dapat dip ulihkan dan pemerintah daerah m ulai di­
atur dengan tibanya G u bernur M alu k u I Mr. J ohanis Latu harhary
d ari J akarta d an pe ngangkatan Letko! Sokowati selaku Komandan
Resime n Pattim u ra I (waktu itu bel u m ada K odam XV Pat ti­
m u ra ) kemud ian tidak lama d iganti dengan K olonel Herman
Pietersz se laku Pangdam XV/Patt imu ra I (pertama).
Mr. Dr. Soumo kil dan sisa-sisa RMS di pedalaman Pulau Se­
rnm tetap me njadi b uronan TNI dan Mobile Brigade (Mobrig) di
bawah p imp inan Komi saris Polisi K aramoy (pimpinan Mobrig I
d i Malu k u ) . Berkat anugerah Tuhan dan j asa-jasanya K oda m S ili-
18

wangi tanggal 1 0 Mei 1 963 B rigif 1 5 /Tirtayasa d i bawah pimpina n


Let ko! Musa Natakusu ma h dengan pasukan Yon 3 1 0 , 3 1 5 dan
3 20 d iperintahkan untuk menyelesaikan petualangan Mr. Dr.
Soumo kil dan sisa-sisa RMS di pedalama n Seram itu. Waktu itu
Panglima K odam XV/Pattimura adalah Brigjen Busiri.
Begitu tangkas dan cekatan nya putra-putra S i!iwangi ini da­
lam ha! beroperasi , maka pada tanggal 1 2 De se m ber 1 963 Peleton
JI Komp i I I Yon 3 20 di bawah pimpinan Pelda Ruchyat berhasil
menangkap h id up-hidup Mr. Dr. So umokil di Wahai (Seram Uta­
ra) . Soumo kil dibawa ke Ambon dan d iserahkan kepada Pangdam
XV /Pattimura Brigjen Busiri , dan se lanjutnya Soumoki l d iter­
bangkan ke J a karta , d iadili ole h Mahkamah M il iter Luar Biasa d i
J akarta pada pertengahan tahun 1 96 5 d a n d ijatuhi hukuman mati,
kemu d ian atas perintah Dr. Subandrio menjc l ang pecahnya G 30
S/P K I Soumo kil d itembak ma ti d i Pulau Seribu setelah selesai
d id oakan oleh Pendeta A. Sou isa . Berkat karun ia Tuhan dan j asa­
j asa Pele ton I I Komp i I I Yo n 3 20 Korps S iliwangi dalam pembe r­
sihan sisa-sisa RMS di Pulau Sera m itu maka d aerah Maluku aman
sampai sekarang .
Dengan demikian tid ak ada _lag i pengaruh RMS d i M a luku h ing­
ga t id ak perlu lagi d icurigai, bah wa daerah M aluku masih meru pa­
kan d aerah rawa n , karena masih belum bersih d a ri pengaruh sisa­
sisa RMS . Hal ini terbukti jelas de ngan pernya taan DPRD I Maluku
yang telah me nyatakan mengutuki apa yang menama kan d irinya
RMS d i dalam negara kesatua n Repu blik Indonesia . Tidak ada
seorang pun di antara rakyat Maluku yang t idak se t ia clan tu nduk
pada pemerintah yang sah Negara Kesatuan Republik Indo nesia
berdasarkan Pancasila dan Und ang-u ndang Dasar 1 94 5 .

I .2 Pemeri11tah Daeralt
Sejak abad ke-1 8 sa mpai d e ngan tahun 1 9 34, sebelum Perang
Dunia II, M aluku berstatus prop insi. Sejak ta hun 1 9 2 5 Propinsi
Maluku d ib agi dalam dua keresidenan , yaitu Kerc sidenan Ternate
dan Keresidenan Ambo n , d iperin tah o leh seorang gube rnur. Ke­
re sid e nan Air.ban d ibagi atas 1 5 owlerafdee/ing, dan keresidL' ll a n
(Afdeeling) Ternate atas 1 2 u11derafdeeli11g. Keresidc nan cl ip erin­
tah oleh seo rang re siden , sed angkan onderafdeeling d iperintah
oleh seorang asisten residen .
19

Di samp ing itu terdapat Pemerintah K otamadya Ambon


(Staatsgemeen te Ambonia) yang cl iperintah burgemeester. Di Kota
Ambon pada saat itu terdapat suatu baclan yang menyuarakan
suara clari para raja/p atih (latupatih) yang d isebut Amb onraad
merup akan gab u ngan dari Rege11te11bo11d (dewan legislatif) . Dae­
rah-daerah yang te rmasu k dalam w ilayah Pemerintahan Pro p insi
Malu k u (Gro te Oost) in i ad alah bagian-bagian dari w ilayah Kali­
man tan Selata n , Sulawesi Utara , N u sa Tc nggara Timur, Irian J aya
(lramasu ka ).
Ke aclaan pemerintahan Pro p insi Malu k u pem bentukan Kolo­
nia! Belanda ini bc rlangsung sampai cl e ngan tahun 1 93 8 (sebel u m
Perang D u n ia I I ) . Scjak tahun 1 93 8 d i tambah lagi satu keresi­
dcnan , yaitu Kcresiclcnan Tuai clcngan ibu kotanya Tuai yang cl i­
perintah seorang resid c n . Di M a lu k u Utara cl ibentuk t iga swa­
p raj a , yaitu Kesu l tanan Ternatc , Ticlore clan Bacan yang melak­
sanakan Zelbestuur Rege/ing, cl an pemcrintahan semacam ini ber­
IJku sampai masuknya tcn tara J epang d i Malu k u .
Sewa ktu penducl u kan J e pang , tata pcmcrintahan t iclak banyak
bcru bah. Hanya pemcrintahan pada zaman pe ncl uclukan J epang
ini lebih bc rsifat mil itcr. Tcntu ada juga para p ejabat pemerintah­
an sip ii (ii/i11seibo Co ka11 ) tc tapi pcmerintahan m il ite r J epang se­
lalu membatasi pemcrintahan sip il itu , sc h ingga wcwcnang p cmc­
ri ntahan sipil itu bo leh saja cl ikatakan tidak ada sa mpai be rakhir
pcmerin tahan J epang d i Maluku .
Deng an masu kn ya N IC A ( Bclanda) mem bonccng pacl a tentara
Sc k u tu J c pang ( J e pang mcny erah ) , maka kekuasaan d iambil al ih
sccara bcrtahap clari ta ngan J e pang. Pe mc rin tahan saat NIC'A ini
d ip im p in o lch scorang p i m p inan Co11 ica yang j uga mcrangkap ja­
bata n rc siden u n tuk Maluku Utara clan Maluku Se latan. Di Mal u k u
Selatan resicl en mera ngka p p u la ·se bagai Ketua Dewan Maluku
Sc lata n , sed angkan d i M a l u k u Uta ra Dewan Malu k u Utara dipim­
pin o leh asisten re sicle n . Pe mbentukan Dewan Perwa k ilan clan
pembagian claerah Maluku Utara clan M a l u k u Se latan ini d iteru s­
kan p ul a o leh N IT , berdasarkan u nd ang-u nclang N IT N o . 44 tahun
1 9 5 0 mengenai otonomi claerah wilayah Malu k u Selatan pada
saat N IT melip u t i M a l u k u Tengah clan Malu k u . Tenggara . Setelah
d ileburkan nya R I S menjad i RI pada ta nggal 1 7 Agustus 1 9 5 0 clan
20

R I S d ilumpuhkan, maka sejak tah u n 1 9 5 2 dikeluarkannya p er­


atu ran-p eraturan dan undang-undang m e ngenai p em bentukan dae­
rah-Oaerah o tonom di M aluku antara lain p embentukan Daerah
Tingkat I I Maluk u Tengah dan Tenggara selaku daerah otonomi
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 1 9 5 2 , wilayah
Ambon dengan PP No . 1 5 tahun 1 9 5 5 , Malu k u Utara dengan
Undang-u ndang No . 1 5 tahun 1 95 6 . Dan pada tahu n 1 95 7 di­
keluarkan Undang-undang Darurat No . 22 tahun 1 95 7 tentang
p embe ntukan Daerah Swatantra Tingkat I Malu k u , sebagai pe­
laksanaan daripada Undang-undang No . 1 tahun 1 9 5 7 tentang
Pokok-pokok Pemerintahan Daerah yang menetapkan Pemerin­
tahan Daerah M aluku berkedudukan di Ambon .
Dewan Perwakilan Rakyat beranggotakan 3 0 orang, DPD
(Dewan Pemerintahan Daerah) beranggotakan lima orang tidak
termasuk Kepala Daerah . Dengan Undang-u ndang Darurat No . 22
tahun 1 9 5 7 yang d isahkan menjadi Undang-u ndang, merupakan
dasar dari pembentukan Daerah Otonom Tingkat I Malukt{ gu­
bernur-gubernur Malu ku sejak tahu n 1 9 5 0 sampai dengan sekarang
adalah :
1 . M r . J . Latuharhary ( 1 9 5 0 - 1 9 5 5)
2 . SM. Djo san ( 1 95 6 - 1 960)
3 . M. Padang ( 1 960- 1 96 5 )
4 . K o lonel G . L . Latumah ina ( 1 966 - 1 968)
5 . Kolonel Sumitro ( 1 969- 1 9 73)
6. Brigjen Sumeru ( 1 9 7 4- 1 9 76 )
7 . Mayjen Hasan Slamet ( 1 9 7 6 -sekarang)
Sebagai Lembaga Legislatif dibentuk Dewan Perwakilan Rak­
y at Daerah (DPRD) Tingkat I Malu k u . Di daerah-Oaerah tingkat II
dibentuk DPRD Tingkat II Maluk u Utara , Maluku Tengah, Maluk u
Tenggara dan K o tamadya Ambo n . Sekarang Pemerintah Daerah
Tingkat I m e mimpin' empat Daerah Tingkat II dan satu daerah
· administratif, yaitu :
a. Kabupate n Maluku Utara, dengan ibukota Termite ;
b. Kabupaten Maluku Tengah , dengan ibukota Masohi;
c. Kabupaten Maluku Tenggara, dengan ibukota Tual ;
d. Kabupateri K o tamadya Ambon , d e ngan ibukota Ambon; d an
e. Daerah Adm inistratif Halmahera Tengah, dengan ibukota
Soa Siu .
21

Dan sesuai dengan perkembangan daerah berdasarkan usul


DPRD Tingkat I Maluku tanggal 28 Agustus 1 9 7 2 , maka guber­
nur Maluku me ngeluarkan Keputusan Gubemur Maluku No.
· Kpts. 40/GMAL/ 7 3 mengenai pembentukan Daerah Koord inasi
Pulau Buru (Tapol) dengan ibukotanya Namlea.
.
Selain kedudukan gubemur terdapat anggota-anggota BPH se­
banyak lima orang yang bertugas membantu/menyampaikan saran
d an p endapat pada gubemur baik diminta maupun tidak d im inta.
B P H ini berlaku sam pai dengan tahu n 1 9 73 , j uga terdapat seorang
sekretaris d aerah (sekda) sekarang disebut sekwilda. J abatan wakil
gubemur Maluku t idak ada . Lu as daerah Maluku seluruhnya ·

8 5 .728 km2 dengan j u rnlah penduduk pada tahu n 1 96 8 berjumlah


1 .095 .942 orang . Dinas-d inas otonom ada delapan yaitu Dinas
Otonom Pertanian Rakyat , K e sehata n , Perikanan Darat , Kehutan­
an , Pe kerjaan Umu m , Pengolahan Kekayaan Lau t , Peternakan , dan
Dinas P dan K. J uga terdapat p eru sahaan-perusahaan daerah yang
berusaha di lapangan p elayaran , perhote lan , p erbankan dan p eng­
u sahaan kayu , misalnya PD Berdikari , Hotel Anggre k , Bank Pem­
bangu nan Daerah M alu k u , dan PD Panca Kary a .
Di daerah-daerah tingkat d u a terdapat berbagai Perusahaan
Daerah Tingkat I I , m isalnya Prajakarya di M aluku Tengah , dan
Gamakarya di M alu ku Utara . Se cara singkat penulis ingin mem­
berikan j uga sedikit gam baran di bidang Pem erintahan Daerah­
daerah Tingkat I I , baik mengenai lu asny a , penduduk dan keca­
ma tan-kecamatan serta j umlah desa.
1 . 2 . 1 Malu ku Tenggara.
B upati Kepala Daerah: Drs. DC. Far-Far kini telah diganti de­
ngan Letko! Dami·ri . Luas daerah 2 7 .723 km2 dengan relief ber- ·

bukit-bukit dan rawa-rawa. Kabupaten Maluku Te nggara meliputi


delapan kecama tan , y ait u:
1. Kecama tan Kei Besar : 1 06 kampu ng , 43 .880 penduduk
2. Kecama tan Kei Kecil : 1 03 kampung, 46 .904 penduduk
3. Kecamatan PP. Aru : 1 09 kampung , 3 4 .667 penduduk
4. Kecama tan Tanim b ar Utara : 39 kampung , 2 5 . 504 penduduk
5. K ecamatan Tan imbar Se latan 35 kampung , 2 8 . 1 45 penduduk
6. Kecamatan Kisar 55 kampung, 2 0. 1 44 penduduk
7. K ecama tan PP. Baban 57 kampung, 1 8 .45 8 penduduk
8. Kecama tan Serwaru 25 kam � ung, 1 6.657 p enduduk
1 .2.2 Malu ku Utara
Bupati Kepala Daerah J . M an sur, B . A . , baru saja d iganti de­
ngan Letko) Polisi Royan i. Luas daerah 2 9 . 8 30 k rn2 (te rmasuk
d aerah ad min istratif Halmahera Tengah) dengan rel ief be rgunung­
g u nu ng dan da taran re ndah . Kabupaten Malu k u Uta ra meliputi
20 kecamatan , y aitu:

1 . Kecama ta n Kota Ternate : 1 0 kampung, 3 0 . 8 3 7 penduduk


2 . K ecamatan M a kian : 20 k amp1.111g, 2 9 . 7 74 p en d u d u k
3 . Kecamatan Gane Bara t 1 : 2 6 kam p u ng , 7 .863 pend u d u k
4 . Kecamatan G ane Timu r : 12 kam p u n g , 5 . 1 3 1 pen d t 1 d u k
5 . Kecama tan Jailolo : 47 kampung, 1 8 .7 1 2 pendud uk
6 . K e cama tan Sah u : 2 9 kampung, 7 .3 99 pend u d u k
7 . Kecamatan Lo Iola : 3 7 kamp u ng, 1 1 . 8 3 2 pend u d u k
8 . Kecamatan Ibu : 3 9 kamp ung, 1 1 .9 5 0 p e n d u cl u k
9 . K ecamatan Tolelo : 2 4 kampung , 1 8 .0 5 9 pend u d u k
J O . Kecamatan Galela : 2 2 kampung, 9 . 9 2 0 p e ncl u d u k
1 1 . Kecama tan Kajoa : 26 kampung, 1 7 .9 5 7 pe ncl u cl u k
1 2 . K e cam a tan Kao : 38 kampung. 1 0 .0 9 7 p e n d u cl u k
1 3 . Kecamatan Obi : 20 kam p u n g , 8 .6 6 1 pencl ud u k
1 4 . K ecamatan Bacan : 74 kamp u ng , � 7 .9 8 1 pend ucl uk
1 5 . K e camatan Taliabu Barat : 20 ka mp u ng , 5 .0 2 8 p e n d u d u k
1 6 . Kecamatan Taliabu Tim u r : 16 kampung , 6 .462 p e n d u cl u k
1 7 . Kecamatan Sahana : 38 ka mpung, 3 3 .8 5 3 p endu cl u k
1 8 . Kecamatan Moro tai Selatan : 3 0 kampung, 1 6 1)43 p encl ucl u k
1 9 . Kecamatan M oro tai Utara : 17 kampung, 8 . "1 7 2 pencl u cl u k
2 0 . Kecama tan P . Tl· rn a tl' : 31 ka mp u ng , 1 3 .8 3 9 p e ncl ud u k
.
1 .2 .3 Malu ku Te11gali
B u pa ti Kepala Daera h : Ldkol Polisi R. Ubay Suriacl imadj;1
kini d iganti de nga n Le t kol TN I (AD) Socg iharto . Lu as daera h
2 8 . 1 7 1 km2 • dc ngan re l ie f bcru pa pegun u ngan , b e rb u k i t b u k i t
-

d an d at aran-d ataran re nclah. K a b u patcn M a lu k u Tengah rn e l ip u t i


1 6 kecamatan, yait u :

1 . Kecamata n P . Ambon : 45 ka mpung , 1 08 .9 7 6 p e n cl u d u k


2 . Kecamata n Saparua : 2 4 ka mpung, 4 5 . 2 7 1 p e nd u d u k
3 . Kecama tan B u ru Utara : 4 5 kamp ung, 2 6 . 2 2 7 p e nd u d u k
4. K ecamatan Buru Sela tan : 53 kampung, 1 1 .083 p e ncl u d u k
5 . Kecamatan Seram Utara : 49 ka rnp u ng , 1 3 .847 pencl u d u k
23

6. Kecamatan Taniwal : 34 kampung, 8 .000 p enduduk


7. Kecama tan Seram Barat : 40 kamp u ng, 3 4 . 704 penduduk
8. Kecama tatt Seram Timur : 38 kam p u ng, 45.672 penduduk
9. K ecamatan Bula : 8 kam p u ng, 3 .903 penduduk
10. Kecamatan Toharu : 20 kamp u ng, 1 2 . 7 00 p enduduk
11. Kecamatan Amahai : 20 kam p u ng, 13.181 penduduk
1 2. Kecama tan Werinama : 34 kam p u ng , 6 .3 90 penduduk
13. Kecama tan K a iratu : 29 kamp ung, 1 7 .83 1 penduduk
1 4. Kecama tan P . Haru k u : 1 1 ka mpung, 2 2 . 5 48 penduduk
15. Kecamatan Teon N il a Seru a : 16 kam p u ng, 3 .9 6 7 penduduk
1 6. K ecamatan Banda : 12 kam p u ng, 1 3 .820 penduduk
1 . 2 .4 Ko tamadya Ambon
Walikota Kepala Daerah Tingkat I I Kotamadya Ambon adalah
K olonel TNI (AL) M H . Manuputy kini d iganti Let ko! TNI (AL)
Albert h Po rwayla. Luas daerah 4 km2 , de ngan relief berupa da­
taran re ndah . Kotamadya Ambon meliputi satu kecamatan y aitu
Ke cama tan Ko ta Ambon y ang mempunyai 6 ka mpung (lingkung­
a n ) dengan penduduk berjumlah I00 . 2 3 1 orang .
1 .2 . 5 Halmahera Tengah
Dipimp in o leh Drs. A . Malawat (almarh u m ) , kini digant i Drs.
Toe kan . Luas daerah sudah te rmasuk dalam Kabupaten Maluku
Utara , de ngan re lie f berupa dataran re ndah dan bukit-bukit , me­
lip u t i 6 kecamatan, yaitu:
1. Ke cama ta n Tidore : 26 kampung , 3 3 .0 2 7 pendud u k
2. Kecamatan Weda : 15 kamp u ng, 6 .9 5 5 penduduk
3. Ke cama tan Wasile : 14 kampung, 6 . 2 7 7 penduduk
4. Kecama tan Maba : 18 ka mpung , 7 .9 3 7 pend uduk
5. Kecama tan O ba : 15 kampung, 1 0 . 1 09 pendud u k
6. Kecama tan Petani/Gebe : 13 kampung, 7 .842 penduduk 1 6 )
Dalam kehid upan kebudayaan dan kese n ian, alam Maluku tu­
ru t me mp engaru h i . Daerah yang cukup luas lautannya itu di­
band ingkan dengan darata nnya tentu se kal i mempunyai beraneka
ragam adat-i stiadat , bah asa daerah (bahasa tanah ) aneka ragam se ni
suara , se ni pahat, cara berpakaian , mata pe ncaharian , langgam
o icara dan se bagainya. Hal ini turut memberikan corak kebudaya­
an serta ke se nian yang ada di daerah Mal u k u . Kebudayaan dan
kese n ian daerah ini dimiliki dan d iwarisi oleh rakyat Malu k u dari
24

satu generasi ke generasi berikutnya. Adat-istiadat di Malu k u


masi h kuat dipertahankan dan telah melembaga.
B egitu kuatnya pengaruh kebudayaan tradision·a 1 ini sehingga
sulit untuk d ima su k kan kebudayaan Barat atau kebudayaan asing.
Di ko ta-k o ta , unsur-unsur kebudayaan daerah tetap saja nampak,
walaupun telah terjadi cultural change sebagai akibat komunikasi
d an teknologi modern. I n i disebabkan karena komunikasi mau­
pun perh ubungan d i Maluk u belum begitu m antap, j uga karena
ikatan-ikatan batin maupun ikatan-ikatan kekeluargaan tetap ter­
pelihara seu tu h nya. Rakyat Maluk u masih hidup sederhana , dan
sebagian besar bergantung pada alam dan lingkungan sekitarnya.
BAB IL SEJ ARAH SINGKAT
PERKEMBANGAN BRIMOB DI INDONESIA

2. 1 Organisasi Brimob
Sejak Pro klamasi Kemerdekaan tanggal 1 7 Agustus 1 94 5 ,
maka Polisi Jepang di Pusat (Kosatsu tai) maupun d i Daerah (To­
kubetsu Keisatsu tai) de ngan segera secara spontan meleburkan
d iri menjadi Pasukan Polisi Istimewa atau katakan saj a Polisi
Khusu s yang sangat d ihorma ti. Pada umumnya dasarnya tetap
sama dengan dasar susunan yang lama, yaitu tiap seksi terdiri
dari 1 8 sampai dengan 20 ora ng anggo ta , satu seksi terdiri dari
empat regu , dan satu komp i terbagi atas seksi.
Di tiap-tiap daerah terd apat sa tu kompi beranggotakan 3 00
orang anggota dengan perlengkapan yang sem purna , dan persona­
lia y ang cukup terlatih di b idang ini. Pasukan-pasukan inilah yang
nanti m e njadi dasar p embentukan Brigade Mobil . Susunan struktur
organisasi B rimo b ini selalu me ngalami perubahan dan selalu men­
dapatkan perhatian serius oleh pemerintah . Hal ini d isesuaikan
dengan tuntu tan kepentingan perj uangan/keamanan negara yang
tiap saat d iperlukan dan meningkat. Brimo b lahir dan berkembang
pada zaman revolusi. Susunan struktur organisasi Brimob selalu
d isesuaikan dengan tuj uan dan kepentingan perj uangan me ncapai
cita-cita ke merdekaan , karena itu struktur organisasi B rimob di
Indonesia selalu me ngikuti perkembangan dan tuj uan revolusi.
Dalam perkembangan B rimob di I n d onesia kita alami beberapa
fase .

25
26

2. 1 .l Reorganisasi Pertama
Se suai jalan revolusi serta operasi dan inspirasi y ang timbul d i
masyarakat khusu snya d i daerah-daerah terte ntu, maka dengan
surat keputusan Kepala M uda Kepolisian Nomor Pol . 1 2/78/
9 1 , tanggal 1 4 - 1 1 - 1 946 d itetapkan bahwa Pasukan Polisi Istimewa
d an lain-lain nama sebutan K orp Kepo lisian Istimewa pada waktu
itu , terhitung m u la i saat itu dikonsolidasi dan d iberi nama baru
Mobile Brigade ( l l , p . 1 7 6-1 84)
Pada tiap kere sidenan d ibentuk dan d isusunlah Mobile Brigade
tingkat keresidenan . Daerah Banyumas, Solo dan Surabaya d iben­
tuk Mobile Besar, langsung berada d i bawah Kepala J awatan Ke­
polisian Negara , kecuali Kare sidenan Solo d ipimpin oleh kepala
polisi. K eresidenan Solo dan Surabaya d ipimpin oleh kepala ke­
polisian Keresidenan Surabaya. Struktur organisasi pertama kali
i n i berlangsung sampai dengan tahun 1 9 5 1 .
2 . l .2 Reorganisasi Kedua
Sesu a i Sura t Keputusa n K epala Kepolisian tanggal 9 J u l i 1 9 5 1
Nomor 04 dan d isusuli pula dengan Surat Perintah Kepala Kepoli­
sian Negara Nomo r 26/X l l/ 5 2 tanggal 6 M e i 1 9 5 2 , maka Korp
M o bile Brigade d ireorganisasi dan dalam reorganisasi kedua kali ini
d inyatakan adanya p imp inan teknis yang terdiri atas: ( l ) Tingkat
pusa t dikepalai oleh Kepala Bagian Insp eksi Mobile Brigade J a­
wa tan K ep olisia n Negara ; (2 ) Tingkat propinsi d ikepalai oleh
Koord inator Inspektur Mobile Brigade ; dan (3 ) Tingkat keresi­
denan d ikepalai o leh Mobile Brigade Rayon. Pimpinan teknis
pada Mobile Brig-ade tetap berada di bawah Kepala Kepol isian
K e residenan , terkecuali Pasu kan Mobile Brigade Reserve .
2 . 1 .3 Reorgan isasi Ketiga
Hal ini d isebabkan o leh kare na reorganisasi ked ua kurang rele­
van seh ingga Mob ile Brigade sebagai slag-krach t K epol isian Negara
tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperlu kan ,
misalny a :
a. Perlu me ngadakan Combined/jo int operation ;
b. Hubu nga11 kerja antara Mobile Brigade dengan Kepala Kepoli­
sian Daerah tidak tegas, karenanya menghambat tt1gas-tugas
Mo bile Brigade secara berhasil guna dan berdaya guna ;
c. Penggunaan tenaga komp i-ko mpi M obile Brigade secara men­
dadak.
]. 7

Reo rgan isasi ke tiga kalinya ini berdasarkan Surat Kepala Kepolisi­
an Negara Nomor Pol. 1 3/ M B / 1 95 9 ta nggal 25 April 1 9 5 9 sebagai
beriku t : ( l ) Di tingkat jawa tan kepolisian negara terdapat koman­
do Mobile Brigade dengan staf lengkap dan j a m inan peralatan leng­
kap ; (2 ) Di tingkat propinsi terdapat Komando Mobile Brigade
dengan staf lengkap dan organ isasi tiga batalyon bersenjata sebagai
pela ksana tugas; dan ( 3 ) Di tingkat keresidenan terdapat Kesatuan
Mobile Brigade yang d idasarkan atas kebutuhan dan lokasi pasu­
kan saja.
Dalam reorganisasi ketiga ini terjadi penggant ian nama Mobile
Brigade kepada Brigade Mobil. Satuan Korps Mobile Brigade ini
oleh Presid en Repu blik Indonesia d iganti dengan Brigade M o bile
pada tanggal 1 4 November 1 96 l , bertepatan de ngan hari ulang
tah u n Brimob. Pa da 1 4 Nove mber 1 96 1 ini pula Brigade Mobil
mendapatkan penghargaan dari negara berupa Nugraha Sakanti
Jana Utama berdasarkan pertimbangan pemerintah bahwa K orps
Brigade M obil ini dalam k urun waktu 1 5 tahun sej a k berdirinya
tanggal 1 4 November 1 94 5 telah menunj u k kan d a rma baktiny a ,
kesungguhan dan kema mpuannya.
Tugas-tugas dan tanggung jawab yang d ibebankan kepadanya
d alam rangka me ngemb an tugas-tugas kepolisian negara telah da­
pat dilak sanakan dengan penuh tanggung jawab dan selalu siap
siaga penuh kewaspadaan seh ingga Brigade Mobile dapat menj ad i­
kan dirinya kesatuan terp ercaya pemerintah dan dapat d ijadikan
suri teladan. Brigade Mobile ini telah dapat memelihara dan me­
n ingkatkan sifat-sifat hakiki korps kepolisian yang murni. Dengan
Kepu tusan Presiden RI tahun 1 96 1 No . 5 9 1 /6 1 Korps Brigade
Mobil d ite tapkan sebagai salah satu ke satuan/angkatan yang p ada
pertama kalinya mendapatkan anugerah negara/penghargaan dari
pemerintah .

1 . 1 .4 Reorganisasi Keempat
Meningkatkan perjuangan bangsa Indone sia tentu mengakibat­
k�n konsekuensi logis dalam peningkatan taraf h id up bangsa Indo­
nesia . Dalam peningkatan perjuangan itu memerlukan kekuatan
atau alat-alat yang t angguh serta mampu untuk mengimbangi serta
menanggulangi semua masalah , karenanya memerlukan pula struk­
t ur organisasi y ang tepat.
28

D i dalam Brigade M obil hal ini terasa sekali, sehingga p erlu d i­


imbangi dengan satu struk tu r organisasi yang status, fungsi, ke­
dudukan dan wewenang p engerahan korps ini harus ditingkatkan
p u la , karena sudah tidak relevan dengan situasi dan kondisi serta
tuntutan revolusi. Atas dasar pemikiran itu maka d isusunlah
struk tur organisasi Brigade Mobil yang cocok dan berlaku sampai
sekarang. Di tingkat pusat Komand.o Brigade Mobil Pusat dengan
staf lengkap dengan segala peralatan yang kuat dan servis peng­
operasian y ang terjamin berada di bawah kepala kepolisian negara .
D i tingkat daerah Komando Brigade Mobil dengan staf lengka p
dengan segala peralatan dan j aminan yang lengkap serta berada
di bawah kepala daerah kepolisian propinsi. D i daerah tingkat
dua d iatur o leh komando brigade mobil propinsi -sesua i kc bt 1 t u l i a 1 1 .
dan letak d aerah o perasi.
2.2 Perkembangan Brimob pada Zaman Revolusi Fisik
(1 945-1 949)
Dari buku sumber 20 Tahun Perkembangan A KRI yang d iter­
bitkan oleh Inkopak tahun 1 967 serta wawancara dengan ber­
bagai p ihak pembesar kepolisian RI d iperoleh keterangan bahwa,
setelah Proklamasi Kemerdekaan 1 7 Agustus 1 945 d ik u mandang­
kan oleh Sukarno dan Hatta atas nama b angsa Indonesia ke selu­
ruh peloso k tanah air dan dunia, maka secara spontan mendapat­
kan samb utan hangat d ari seluruh bangsa Indonesia . Maka bangkit­
lah semangat j uang yang berkobar-kobar dengan berse mboyan­
kan Merdeka atau Ma ti. Semangat j uang yang meluap-luap bangkit
di seluruh peloso k tanah air untuk mem bebaskan d iri dari pen­
dudukan Jepang. D i mana-mana timbul perlawanan dan peram­
pokan senj at a d ari tangan Jep ang serta setahap demi setahap b ang­
sa Indonesia m engamb il alih kekuasaan dengan j alan perebutan
pemerintah d ari t angan Jepang sebagai dasar kekuatan u ntuk
me neruskan cita-<:ita kemerdekaan.
Luka-<lerita , pengorbanan j iwa dan harta-benda , penumpahan
d arah dan keringat menyebaqkan bangkitnya patriotisme idealis­
me serta nasionalisme bangsa Indonesia untuk tetap berj uang
mempertahankan Proklamasi 1 7 Agustus 1 94 5 . Di dalarn per­
juangan bangsa Indonesia u ntuk mempertahankan t�gak dirinya
Negara Rep ublik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1 945
29

itu , sedikit-bany aknya korps kepolisian Republik Indonesia j uga


mem punyai andil .
K ita ingat pada saat ini anggota-anggota polisi kita yang ber­
d inas pada Pemerintah Pendudukan Jepang bangkit berjuang ber­
sama-sama bangsa me nentang J epang. Tenaga-tenaga int i kepolisi­
an yang tergabung d alam To kubetsu Keisatsu melaksana kan peng­
gemp uran-penggem p uran regional (kedaerahan ) merebutkan per­
senjataan Jepang serta me neruskan perlawanan melawan tentara
Sekutu dan N ICA (tentara Belanda) yang setahap demi setahap
akan me ngamb il alih kekuasaan kembali dari tangan Sekutu.
Polisi Istimewa bersama-sama angkatan-angkatan lainnya , or­
gan isasi-0rgan isasi massa , to koh-tokoh masyarakat , partai-partai
politik dan seluruh rakyat serentak bangkit me nentang Sekutu/
NICA yang akan meneru skan/penjajahan kembali atas tumpah
darah Indone sia. Pada Zaman Revolusi Fisik perkembangan
B rimob d apat d ilukiskan sebagai berikut :

2 .2 . 1 Perjuangan Palisi d i Jawa Timur


Polisi Istirnewa hasil peleburan dari Sh ii Keisatsu Tai dan Shuu
Keisatsu Tai d i bawah pimpinan Inspektur Polisi Tingkat II Soe­
tj ipto Danoekoesoemo (pernah me njadi m enteri/panglima Artg­
katan Kepo lisian R i ) bersama dengan pasukan perj ua ngan polisi
p im pinan Mohamad Yasin (sekarang mayor jenderal polisi) ber­
juang melawan J epang dan tentara Sekutu bersama-sama dengan
para pemuda, organisasi-0rganisasi massa dan seluruh rakyat d i
J awa Timur.
Pada waktu Sekutu/tentara Belanda me ngibarkan kembali
bendera Bel<!-nda d i Hotel Oranje Surabaya tanggal 1 8 September
1 945 me nimb ulkan kemarahan rakyat yang luar biasa . M uncullah
bentrokan dan rakyat meny erbu Ho tel Oranje dengan dibantu
o le h .Pasukan Polisi l stimewa dan P3 dengan tank-tank dan panser­
pansernya sehingga berhasil menurunkan bendera Belanda dan
menaik kan kembali Sang Saka Merah Pu tih. Pada saat ini Polisi
Istimewa dan P3 menjadi pelopor serta mengajak rakyat untuk
melucuti senjata d ari tangan Jepang dengan j alan memasuki asra­
ma-asrarna militer J epang, misalnya Markas Besar D ivisi Jepang d i
E m bongwungu , Kazerne Angkatan Laut J ep ang (Kai Gun) d i
G u beng, Moro krembangan, d i ru m ah -ru mah sakit dan asrama Ang-
30

katan Laut di Karangmenjanga n , Markas Besar Kempetai dan d i


lain-:lain tempat p u l a , sehingga masyarakat dapat memiliki se njata
u n tuk me lawan Se ku tu/Gurkha. Kejadian serupa terjadi pula di
Bondowoso , di ma n a lnspektur Palisi Soetj ipto Joedodihardjo
(pernah memangku jabatan p anglima angkatan kepolisian) beserta
R. So ekari memimpin rakyat untuk melucuti senjata t entara
J epang di markas-ma rkasnya antara lain di daerah Besuki seperti
di markas Kempeitei J e mber juga mengadakan tindakan pe nga­
manan terhadap ten tara-ten tara J epang yang telah menyerah
(tawanan-tawanan J epang) di daerah Je mber dan sekitarnya.
Pada tanggal 25 Oktober 1 945 ten tara Sekutu mendarat di
Surabaya. Te m p a t -t l! mpat yang d iincer Se kutu adalah tem pa t ­
tempat penting m isalnya Internatio , R � I , Kebun Binatang dan se ­
bagainya, menimb ulkan kecurigaan dan kemarahan rakyat ter-
hadap Sekutu/Gurkha ini. Maka dengan bantuan Palisi Istimewa
d an P3 rakyat dan polisi memb unuh Gurkha. Dengan kejadian ini
J enderal Mansergh pimpinan tentara Sekutu mengumumkan perin­
tah kepada seluruh rakyat y a ng memiliki senj at a supaya segera
menyerah kepada tentara Sekutu dalam batas waktu terte nt u .
Ult im a tum in i tidak digubris sedikit pun oleh rakya t , maka
perlawanan terhadap Sekutu makin besar di seluruh kampung­
kampung, lorong-loro ng , jalan-jalan raya, pasar-p asar, to ko-toko ,
dengan jalan membentuk barikade-barikade . Oleh karena gawat­
nya situasi di J awa Timur ini, maka tanggal 1 0 November 1 945
Inggris mela ncarkan serangan d ari taut dan ud ara menembaki dan
membom secara ganas Kota Surabaya pada tempat-te mpat yang di­
a nggap memb ahayakan tentara Sekutu (tempat-tempat pertahanan
rakyat).
Markas Besar Palisi Istimewa menjadi sasaran khusus pembom­
an Sek ut u ; karenanya Sekutu m e njadi musuh Palisi lstimewa dan
rakyat. Setelah l nggris menemb aki dari taut ma upun dari darat
secara jarak jauh di samping membom dari udara daerah-daerah
pertahanan rakyat, pemuda d a n Palisi Istimewa serta P3 (Pasukan
Palisi Perj uangan) m a ka tentara Sekutu mu lai berusaha untuk
me nghalaukan rakyat dan Palisi lstimewa dan P3. Palisi Istimewa
d an P 3 tetap bertahan di Kedungdoro (Daerah Surabaya Tengah
d an Barat), Pasar Blaura n , dan Bubutan. Inggris berhasil men­
·
d uduki Kota Surabaya n amun p ertempuran berjalan terus.
31

Pemerintah RI, Polisi Istimewa, P3 dan seluruh massa rakyat


mundur dari Kota Surabaya untuk selanjutnya menyusun kekuat­
an dan pertahanan. Markas Polisi lstimewa ditempatkan di sepan­
jang j alan d ibagi atas dua pasukan yang satu untuk mempertahan­
kan .Surabaya Utara di sekitar Tandes dipimpin oleh Iman Bachri
Hadipranoto guna mencegah Sekutu masuk ke arah lapangan.
Satu pasukan lagi dipimpin oleh Soetjipto Danoekoesoemo untuk
mencegah gerak Sekutu menuju arah Mojokerto, mempertahankan
Surabaya Barat (pertahanan sekitar Kedurus). Pasukan Polisi Per­
juangan P3 bermarkas di Sidoharjo, mengadakan perlawanan dan
pertahanan di Surabaya Selatan untuk membatasi gerakan tentara
Sekutu .
Tentara Sekutu tetap bergerak maju dan menghancurkan mar­
kas-markas pertahanan ini mendesak pertahanan rakyat dan polisi
harus mundur ke Mojokerto , dan Gempol/Porong. Di tempat- ·
tempat ini pasukan Polisi mengadakan �onsolidasi yang lebih
hebat lagi. Kemudian mendirikan Markas Besar Polisi di Malang .
dengan basis pertahanan Surabaya Selatan Sidoharjo (P3 ), sedang­
kan. Polisi Istime wa Surabaya bermarkas besar di Mojokerto
dengan b asis pertahanan Surabaya Utara dan Barat/Krian-Gresik.
Dalam perang kemerdekaan pertama pasukan Brimob aktif se­
kali dalam segenap front pertempuran. Tentu saja Brimob ber­
juang bersar:na dengan TKR maupun organisasi-organisasi politik
dan tentara perjuangan serta para pemuda dah rakyat seluruhnya.
Dengan adanya Persetujuan Renville , maka pasukan-pasukan
Mobile Brigade diwajibkan untuk meninggalkan tempat-tempat
mereka bergerilya dan harus berpindah tempat. Polisi Istimewa
Besuki' di bawah pimpinan Soetjipto Judodlliardjo diwajibkan
bergabung bersama dengan Pasukan Polisi Perjuangan yang dipim­
pin oleh Mohamad Yasin ke daerah Blitar. Dalam Persetuj uan Ren­
ville itu ditetapkan pula garis-garis demarkasi, di mana Mobile
Brigade serta . Polisi Keamanan (PK) ditugaskan untuk menjaga
serta mengamankan garis demarkasi tersebut .
Dalam Perang Kemerdekaan kedua, Mobile Brigade· yang ber­
tugas di seluruh front berjuang sungguh-sungguh dengan jalan
mengadakan perlawanan-perlawanan. Markas Besar Kepolisian di
Surabaya berkembang menjadi tiga batalyon dan mengadakan
. 32

pertah anan d i J o mb ang Selatan . Mobile Brigade mengadakan per­


tahanan di daerah Madiun. Mo bile Brigade Bondowoso bergera k
kembali dari Ponorogo melalui bagian selatan Kota Malang me­
n uj u ke Surabaya.
Mobile Brigade Ked iri melaksanakan pertahanan d i daerah Pa­
par, Ked iri Utara. Mobile Brigade Bojo negoro mengadakan per­
tahanan di sebelah selatan Boj onegoro . J uga Mob ile Brigade mem­
bantu pemerintah dalam rangka me ngamankan peristiwa per-
cobaan penggulingan peme rintah/Kabinet Syahrir yaitu pada
tanggal 3 J uli tahun 1 946 malam, berdasarkan perintah komandan
Pol isi Istimewa , maka satu kompi pasukan Polisi Istimewa d ipim­
pin olch Aj un Inspektur Polisi Tingkat I I Imam Bachri d iberang­
kat kan ke Madiun langsung ke Yogyakarta. Tuj uan untuk mem­
bantu memperkuat pengawalan serta pengamanan Pemer!ntah
Repu blik Indonesia dari usaha rongrongan tokoh-tokoh Persatu­
an Perj uangan yang d ipim pin oleh Tan Malaka , Sukarn i dan se­
bagainya, y ang berusaha untuk menggulingkan Pemerintah Repu­
blik Indonesia (Kabinet Syahrir).
Tan Malaka dan kawan-kawannya berhasil d itangkap Polisi Is­
timewa dan d iamankan ke Mojokerto. Kemudian Kompi Polisi Is­
timewa ini d itemp atkan di Bente ng Vredenburg di muka lstana
Yogyakarta dengan maksud untuk m e njaga keama nan dan kese­
lamatan Presiden Repu blik Indonesia Sukarno dan keluarganya ,
serta aparat pemerintah yang berdomisili d i sekitar istana .

2.2.2 Peristiwa Front Demo krasi Rakyat


Suatu peristiwa y ang sangat me nggoncangkan kedudukan pe­
merintah pada bulan September 1 948 adalah perist iwa PKI pim­
pinan Muso d i Madiu n , dengan jalan mem proklamasikan· Front
Demo krasi Rakyat atau FDR de ngan tuj uan menentang pemerin­
tah Republik Indonesia . Kekuatan PKI pimp inan Muso ini luar
biasa , karena PKI pada saat itu terdiri at�s pasukan-pasukan ber­
senjata y ang te rgabung d alam Brigade 29 berjumlah cnam batalyon
dengan seluruh organisasi-organ isasi massanya .
Daerah Keresidenan Madiun seluru h nya d ikuasai oleh PKI.
Begitu gawatnya situasi maka Presiden Republik Indonesia Sukar­
no d alam pidato nya tanggal 1 8 September 1 948 mengutuk peristi­
wa PKI Madiun dan me ngimbau ·rakyat Indonesia agar m emilih
33

"Su karno-Ha tta atau M uso". ( 1 1 , p . 1 8 5 - 1 90 ) '


De ngan demikian secara spontan bangkitlah kemarahan rak­
yat. Rakyat berbalik me lawan P K I Muso dan kawan-kawannya.
Rakyat bersama-sama pem erintah menumpas habis peristiwa PIG
Madiu n . Tanggal 1 9 Sep tember 1 948 malam, satu batalyon Mobile
Brigade terd iri atas dua kompi Mobile B rig ade Keamanan d an d u a
ko mp i Mobil e Brigade Besar· d itambah p u l a dengan satu kompi
gabu ngan Besuki/Malang d i bawah p imp inan Aju n l n spektur Pa­
lisi I I Imam Bachri d ip erintahkan untuk tu rut menumpaskan
.
pcmb ro ntakan tersebu t bersama-sama pasukan-p asukan Pem e rin­
tah Republik Indonesia lainnya. Scbagai komandan-ko mand an
ko mpi M o b ile B rigade pad a waktu itu adalah Wirato, J u su f Dja­
jc ngro no, Koesn adi, Soekari, d an perwira-perwira staf antara lain
Abcloelrahman, Soeharto , Soetopo Isnomo dan Prawiro . Pe nasi­
hat-penasihat adalah Soetj ipto Judodih ardj o , Soejoed b in Wahjoe ,
cl an Gatot Soewirjo.
Semula re ncana me reka mulai dari arah me nuju Madiu n le­
wat G u m1 ng W il is dan Dungus, tetapi berhubung Nganj uk pcrlu
segcra dikuasai ke mbali , maka batalyon d iperintahkan ole h ko­
mandan militer setempat untuk bergerak me nuju j alan raya
Nganj u k ke Madiu n dan me lakukan serangan-serangan terhadap
Kota Nganj u k yang seme ntara diduduki oleh PKI Muso itu . Per­
tempuran besar terjadi dan akhirnya Nganj u k dapat d id uduki dan
<likuasai oleh pcmc rintah . Kemudia n Batalyon Mobile B rigade
me neruskan pergerakan nya ke Guyangan dan pada pagi-pagi'telah
dapat menduduki Desa Bogor dan Wilangan. Pertempuran ber­
kobar sungguh-sungguh se hingga PKI M uso tak bisa bcrtahan lalu
me ngundurkan d iri meninggalkan desa-Oesa tersebut.
Kemudia n pada tanggal 2 1 September 1 948 batalyon bergerak ,
me n uju Saradan dan melalui perte mpuran akhirnya Saradan dapat
d ikuasar. Dan pada tanggal 2 2 Septem be r 1 948 pertempuran
se ngit telah terjadi di Caruban se lam a enam jam, akhirnya Caru­
ban d apat d ik uasai. Di Caru ba n , bataly o n mengadakan konsolidasi
dan pada tanggal 26 Sep tember 1 948 batalyon m ulai be rgerak
· masuk K o ta Madiu n . Tetapi sewaktu batalyon tiba d i Madiu n ,
ru panya Madiu n te lah le bih dahulu d ikuasai oleh Angkatan Darat
(Korps S il iwangi).
34

Pada tanggal 2 8 September 194 8 batalyon bergerak menuju


ke Ponorogo yang masih dikuasai oleh PKI Muso. Di sini terjadi
pula pertempuran-pertempuran, tetapi akhirnya Ponorogo dapat
dikuasai. Di Ponorogo ini batalyon tiba-tiba mendapat serangan
b alasan dari pasukan pembrontak PKI di bawah pimpinan Pang­
lima Tentara PKI Djoko Soejono.
Serangan dari PKI Muso ini berhasil dikalahkan dengan jalan
memukul mundur pasukan PKI dengan memakan korban jiwa PKI
yang tidak sedikit jumlahnya. Peralatan seperti senjata dan per­
lengkapan lainnya yang dapat dirampas oleh PKI dapat ditaksir
bisa digunakan untuk keperluan satu kompi. PKI Muso mundur ke
daerah Slaung, tetapi cepat diketahui sehingga diadakan pencegah­
an terlebih dahulu, namun timbul pula penyerbuan dari pihak
PKI dan meil.imbulkan korban .yang juga cukup banyak. Sisa-sisa
pembrontakan mundur ke daerah jurusan Wonosari.
Batalyon bergerak menuju ke Ponorogo dan mengadakan kon­
solidasi, sedangkan pengejaran terhadap pembrontak PKI Muso
itu dilanjutkan oleh kesatuan-kesatuan lain. Tugas selanjutnya
batalyon melaksanakan pasifikasi di Ngawi dan Magetan, ko�an­
do batalyon tetap di Madiun dan satu kompi lagi ditempatkart di
ciaerah Ponorogo . Pada pembrontakan Madiun ini, Mobrig Kere­
sidenan Kediri dan Malang mengadakan pembersihan-pembersihan
terhadap pengaruh-pengaruh affair Madiun di lingkungan sekitar­
nya.
Memang dalam p eristiwa Madiun ini Mobile Brigade telah me­
nampakkan keuletan serta keampuhan perjuangannya dalam mem­
bela Negara dan Petnerintah Republik Indonesia. Begitu besar
jasa-jasa Mobile Brigade ini maka Pemerintah Republik menghar­
gai sekali jasa-jasa Mobile Brigade J awa Timur, dengan j alan meng­
anugrahkan surat tanda penghargaan dari Panglima Besar Angkatan
Perang Republik Indonesia.
Surat tanda penghargaan ini langsung diserahkan kepada Mo- .
hamad Yamin selaku koipandan Mobile Brigade Jawa Timur.
Surat tanda p enghaigaan ini dikeluarkan tanggal 4 Agustus 1949.
Satu hal yang p aling penting dan tak bisa cHlupakan olch Mobile
Brigade adalah saat menjelang Perang Kemerdekaan II itu, kira­
kira satli bulan sebelumnya; Pemerintah Pusat Republik Indonesia
di Yogyakarta memerintahkan untuk mengirimkan perkenalan
35

berupa ma terial dan uang kepada daerah Kere sidenan Kediri dan
Bojo negoro .
Tugas ini ama t bera t oleh karena harus melalui darat , sedang­
kan saat in i hubungan lalu-lin tas darat sangat sulit karena lalu­
lintas darat betul-betul terganggu/dikuasai oleh pasukan-pasukan
PKI M u so (Front Demo krasi Rakyat). Perintah kepala negara
harus d ila ksanakan dengan baik . Karenanya dengan pesawat u dara ,
perin tah terse b u t d ilaksanakan oleh Komisaris Polisi II Moch.
Suprap to , koma n dan Brigade Mobile Kere sidenan B ojo negoro ,
d an Kapten Frisian Soery aat mojo , komandan m il iter Kabupaten
Blitar u n tuk d aerah Keresidenan Kediri.
Cara pelaksanaan perintah kepala negara in i d ilaksanakan de­
ngan j a lan terj un p ay ung dari pesawat udara . Setelah beberapa saat
me nerima latihan-latihan kh usus untuk penerj u nan di Lapangan
Terbang Mag uw o , Yogyakarta . Latilrnn-latihan khusus ini hanya
se kedarnya saja, y ang pent ing b isa se lamat tiba d i tanah air dan
me nyerahkan uang serta barang-barang perle ngkapa n lain nya yang
d id ro p dari pesawat udara it u .
Dalam Peristiwa Madiun ini telah banyak pula korban-korban
yang gugur dari p ihak kepolisian. Doerjat, pembantu komisaris
polisi, kepala penil ik kepo lisian J awa Tim u r d i B litar yang d ipang­
gil me nghadap kepala negara d i Yogyakarta dalam perjalanannya
d ih adang o leh gro mb olan PKI Muso (FDR) di daerah Walikukun
dan langsung d ianiaya serta d ibunuh secara kejam.
Pada hari yang be rsamaan dan d i daerah Walikukun itu j uga
telah dibunuh pula G u bernur Propinsi J awa Timur Suryo dan
Kepala Polisi Kere sidenan Bojonego ro Komisaris Pol isi Tingkat I
Soero ko . J uga Kep ala Polisi Kere sidenan Madiun Komisaris Polisi
Tingkat I R. Soenarjo bersama staf dan sejumlah anak-anak buah­
nya dan b e b�rapa kader kepolisian d i Madiun telah d ibunuh oleh
P K I M u so (FDR) itu secara kejam. Selain itu pe ristiwa P K I Madiun
ini te lah me rugikan negara dan rakyat Indone sia khususnya di
J awa , bariyak sekali rakyat yang meninggal serta korban harta
benda yang tidak sed ikit jumlahnya sehingga patut kita mengutuk
peristiwa ini.
36

2 . 2 .3 Perkembangan Brimob di lawa Barat


Sebagaimana halnya di J awa Timur, maka d i J awa Barat khu­
susnya Keresidenan Bogo r, se luru h rakyat bangkit melawan J e ­
pang . Setelah J epang menyera h , te ntara J ep a ng berangsur-a ngsur
d isiapkan untuk d iberangkatkan . Pada saat inilah rakyat di Jawa
Barat me ngadakan perlawanan te rhadap tc nt ara J epang de ngan
ja lan merampok se njata mereka serta p eralatan lain nya yang akan
diperg unakan u ntuk me nghantam ten tara Sekutu/te ntara lnggris
yang akan masuk ke J awa Barat. Sesuai berita dari Gedung J oang,
Menteng Ray a 3 1 , J akarta bahwa dalam waktu singkat te ntara
Inggris akan me ma su k i Bogor dan sek itarn ya .
Orga nisasi p erlawanan rakyat in i terdiri atas bercorak raga m
pasukan antara lain Polisi Gerak Cepat (PGC) , Lasykar Rakya t ,
Kris, Barisan Pelopor, Pemuda Revolusi, I3ambu Runc ing , Barisan
Pem uda, Bente ng Hitam dan lain-lain barisan pula dari J a karta
yang d igerakkan dari Mente ng Raya 3 1 di bawa h pimpinan Soe kar­
n i dan Tan Malaka untuk me ngibarkan semangat perj uangan anti
ten tara Ingg ris. Muncul juga di antara ba risan-barisan rakyat in i ,
barisan-barisan be rsenjata yang tidak segan-scgan meram pas ba­
rang-barang ra kyat serta melakukan pemb unuhan clalam kegiatan­
nya. Barisan ini dip imp in ole h Amin clari C ibinong dan Matjem
dari Cibaru sa . Mereka d iperlengkapi de ngan senj ata-s cnjata yang
leb ih kuat daripada persenjataan yang cl imil iki Mobile Brigade .
Namun demikian atas ke bij a ksanaan ke pala kepo lisian Kere sicle n­
an Bogo r, Komisaris Po lisi R. Enoch Danu brata clapat mengatasi
barisan pemucla in i dan mengarahkan mereka untuk memper­
tahan kan daerah nya de ngan penuh tangg u ng jawab . Caranya ialah
cle ngan jalan me ngangkat Matjem cl an Amin menj a cl i pem bantu­
pemb antu u tama dari Kepolisian Cibinong dan Cibarusa . Peristiwa
i n i terjadi sekitar bulan Agustus sampai de ngan Oktober 1 94 5 .
Kemu cl ian cl iangkat p u la lnspektur Polisi Tingkat I I J u n us dan
Inspektur Polisi Tingkat II R. Hartono se laku kepala clan wakil
kep ala polisi Kota Bogor, cle ngan anggota-anggota staf sebagai
berikut:
a) Insp ektur Polisi K las I I Burdah.
b) Insp ektur Polisi Klas I I Sale h .
c ) l n sp ektur Polisi K las I I M ucharam W iranakusyu m a h .
37

d) Aip Satu Ali M u rsali n .


e) A ip Satu Achma cl .
f) A ip D u a Utoyo.
g) Aip Dua Kuswad i .
h ) Aip Dua ldrus. ( l l , p . 1 9 1 )
Koma ndan-ko ma nclannya ditunj u k Karna, Rosy id , Enduch, Ins­
pektur Polisi Klas I I J u nus dan I n spektur Polisi K las I I R . Hartono
d iangkat mera ngkap jabatan kepala polisi m il iter Daerah Bogor.
Pem i m p in-pemimp in Po lisi Gerak Cepat (PGC) yang kem ud ian di­
ubah namanya me njadi Po lisi Istimewa Daerah Bogor tidak ter­
kecuali d alam pergerakan di daerah B ogor ini.
Po lisi Gerak Cepat d i Bogor in i pada m u lanya dibentuk okh
lnspektur Pa lisi Klas I I J u nus. Angga ta-anggo t a 1 1 y a d iangkat dari
bekas To ku hestu Keisa tsu Tai, para pemuJa d . 1 ri Barisan Bogar
dengan to kahnya Rudi J u wono , mahasiswa-111;1 l 1 .1 siswa clari Fakul­
tas Kedaktcran Hewan (Soetj ipto, I M ade l d . l' ll . F. Najoan .
Syahari ) , para pemuda dari K ris misalnya Goza l i . l k 1 1 1 . Watuk­
se kek. K . Lumy , J . Mo ngula, J . Mantri dan dari ba n �a 1 1 -ha risan
Ja in te rke nal nama Uto mo , Basir, Legiman Oka Nasut ion dan Jain­
Jain .
Tepat dalam bulan Oktobe r 1 945 Brigade J enderal M ac Do­
n ald , pemimpin Sekutu ( l nggris) m u lai bergerak me masu ki daerah
Bogor. Saat itu j uga timbul perte mpuran-perte m puran yang dah­
syat melawan tentara pendudukan I nggris. Te ntara Sekutu yang
d ibonce ngi N ICA banyak yang korban. Walaupun de ngan senjata/
perlengkapan y a ng ama t sederhana namun barisan-barisan pemuda
Lasy kar Rakyat me mpunyai se ma ngat juang yang t inggi dalam
pertempuran-perte mp uran seh ingga selalu mem peroleh kemenang­
an terhadap Sekutu . Senja ta dan peralatan lainnya m ilik Se kutu
da � at d irebut, seh ingga boleh cl ika takan Pol isi Istimewa Daerah
Bogor memiliki kele b ihan se nj a ta . Se nj ata . y ang berhasil dirampas
dari tangan tentara Inggris itu kemu d ian d iserahkan kepada Ten­
tara Repu blik Indonesia (T R I ) D iv isi I I . Akibat serangan pemuda
dan rakyat begitu hebat , maka tent ara Sekutu banyak yang mati,
dan sebagian pula me nyerah , serta memihak pada Republik Indo­
nesia dengan segala kelengkapan pera ng y ang ada pada m ereka itu .
Melihat situasi genting ini, M ac Do nald memerintahkan Resi­
den Barnas Wiratuningrat (residen Bogor) sebagai kep ala Pemerin-
38

tahan R I di d aerah Bogor, agar para lasykar-lasykar rakyat maupun


barisan pemu da segera menghentikan penyerangan terhadap ke­
satuan-kesatuan lnggris, kalau tidak lnggris akan me nghancurkan
Kota B ogor dan sek itarnya dengan segala kekuatan dan persenj ata­
an mereka. Ultimatum in i tidak diindahkan sama se kali oleh
b arisan-barisan pemuda maupun lasykar-lasykar rakyat , malah se­
baliknya mereka lebih menyerang te ntara lnggris.
Tentara lnggris tak dapat mengalahkan pasukan-pasukan Indo­
nesia in i . lnggris terjepit dan kewa.laha n , akhirnya banyak tentara
Inggris me nyerah dan berbalik memihak Indonesia, termasuk
Brigade Tank I nggris le ngkap dengan anak buah nya , tank-tan k ,
senj ata d a n lain-lain milik me reka. Polisi Istimewa Bogor mempu­
nyai t iga Fro nt d iatur secara berg il ir dan d ik uasai oleh tiga pasu­
kan Fro nt Bogor dipimpin oleh Komandan Polisi Ut omo, Front
Cianj u r dip imp in oleh K o ma ndan Polisi K E . Lu mmy dan Front
Sti kabumi di bawah p imp inan Soe mardi me laksanakan tugas ber­
giliran de ngan tuj uan agar setiap pasukan polisi dapat mengenal
daerah Bogor secara baik.
Perte mpuran-perte mpuran yang terjadi d i Sukabu m i , Parung­
kuda, Kalibata , Penyairan, Sukanagara , Ciampea , Lampegan , C i­
la ku , C ianjur, Waru ngkondang , Bondongan , Darmaga pada bulan
Nove mber 1 946 me rupakan pertempuran-pertempuran sengit
an tara pasu kan-pasukan Pol isi Istimewa melawan ten tara lnggris/
NJCA telah membawa basil keme nangan besar bagi Polisi Ist ime­
wa .
M arkas Besar Te ntara lnggris yang berkedudukan d i sekitar
Kebun Ray a Bogor te lah diserang terus-me nerus oleh Polisi Isti­
mewa . Pada penyerangan markas besar te ntara Inggris ini , be­
berapa orang anggota Polisi Istime wa telah tertangkap dan d i­
masukkan ke d alam penjara serta d ilrnkum mati oleh p ihak Sekut u .
Sebelum pelaksanaan hukuman mati mereka dapat meloloskan d iri
d ar i tahanan. M ereka yang te rtangkap itu antara lain Komandan
Polisi K E . Lummy dan beberapa orang anak buahnya.
Di dekat Istana Bogor, te rte mbak pula K o mandan Polisi Rudi
J uwono o le h N ICA, tetap i dapat m elarikan d iri . Pertahanan ang­
go ta-anggota Po lisi Istime wa dalam mengusahakan bahan-bahan
ma kanan untuk D ivisi I I Resimen IV Batalyon I T RI yang ber-
39

markas d i daerah J a singa , Bogar. Bahan-bahan makanan ini d iam­


bil dari gudang bahan makanan d i Karawang, Cikampek, Purwakar­
ta le wat Cianjur, oleh Poli�i I st imewa di bawah p im pinan K oman­
dan K E . Lum m y , bersa ma-sa ma dengan beberapa orang anggota
T RI yang men ya mar selaku anggota Palisi Negara .
Palisi Istimewa d i daerah Ilogor pada waktu itu boleh d ikata­
kan me laksanakan d ua tugas dalam sehari , yaitu pada siang hari se­
bagai p olisi b iasa , sedangkan pada malam harinya sebagai gerilya­
wani!;erilyawa n . Begitu hebat pera nan Peme rintah Republik Indo­
nesia dengan polisi negaranya d i daerah Bogar, sehingga betul­
betul dapat d iakui ten tara lnggris.
Kedudukan Palisi Negara selaku staf keamanan p e negak hu­
kum sangat dihormati ten tara Se kutu, dan satu hal yang d ikagumi
ten tara lnggris adalah karena Sang Saka Merah Put ih tetap ber­
kibar dengan megah d i d aerah Bogar ini, dan tidak p ernah d iturun­
kan oleh N ICA a tau siapa pun. Dengan kepercayaan penuh N ICA
kepada Palisi Negara me ny babkan Pal isi Negara m endapatkan
kebebasan be rge rak . K ese mpatan in i sungguh-sungguh d igunakan
dengan cerma t untuk membantu barisan-barisan pemuda , lasykar­
lasykar rakyat serta T RI D iv isi I I , baik dalam segi operasional
sebagai penghu bung antara front yang satu dengan yang lain ,
mengu sa hakan bahan makanan , alat-alat pengangkut dan lain-lain .
Kare na itu strategi te n tara , ke kuatan mil itcr. peralatan senjata,
kub u-kubu pertahanan Sekutu d iketah u i pe rsis o leh T R I dan
barisan-barisan pemu da/lasykar-l asy kar rakyat .
Kesem patan ini p ula d igunakan oleh Batalyon I dalam Resi­
men IV D ivisi II TRI untuk meny usupkan anggota-anggotanya
me nyama r me njadi anggo ta Palisi Negara dengan jalan mem per­
bantu kannya pada Korps Palisi Negara untuk d itugaskan
pada t ugas-tugas k h usus d alam m e ngamati gerak-gerik NICA.
Mayor I brahim Adjie Komandan Yo n I Resimen IV Divisi II TRI
merupakan salah satu anggota Palisi Negara (yang menyamar)
be kerja sama dengan Komandan Pal isi K E . Lu mmy seringkali m e­
laksanakan t ugas-t ugas yang paling berbahaya dan berat sekali,
ialah t ugas untuk me ngangkut senjata yang dapat d irampas dalam
pertemp u ran-p ertemp uran itu d ihawa ke Karawang yang ada saat
itu dipim p in o le h J enderal Mayor D id i Kartasasmita dalam m eng­
hadapi Inggris/NICA dari j u ru san Klender dan Tambun, dengan
40

cara menerobos pertahanan Inggris yang begitu kuat antara Bogor


dan Cianjur.
Pertahanan lnggris di Sukabumi , Gadog, Cisarua, Puncak , Ci­
macan , Cipanas, Cugenang sampai Cianjur sangat ketat . Namun
begitu hebatnya Mayor Ibrahim Adjie dan Komandan Polisi KE .
Lummy mereka berdua sering dapat melewati pos-pos pertahanan
Inggris ini dengan membawa senjata-senjata milik Inggris itu de­
ngan cara mengikatnya di bawah mobil. Memang tugas ini sangat
berbahaya, sebab bila senjata yang dibawa mereka ini tertangkap,
pasti mereka ditembak mat i di tempat itu j uga.
Hal in i j uga merupakan ketentuan yang diumumkan oleh pihak
ten tara Inggris. Polisi Negara saat itu hanya boleh memegang sen­
jata Karaben M 9 5 , sedangkan senjata yang sering dibawa oleh
Mayor Ibrahim Adjie dan Lummy itu adalah senj ata-senjata bc­
rat, misalnya mitraliur dan lain-lain , yang berhasil direbut dalam
pertemp uran dengan Sekutu di sekitar daerah Bogor itu . Memang
hal ini sudah merupakan suatu resiko perjuangan bagi kedua orang
tadi. Dengan memperoleh senjata-senjata berat milik tentara Ing­
gris itu , maka tentara Inggris sulit untuk bertahan , karena selalu
timb ul pertemp uran-pertempuran sengit antara TRI , Barisan Pe­
muda, Lasykar-lasykar Rakyat menentang Sekutu . Pertempuran­
pertempuran hebat ini berjalan sampai penarikan tentara Inggris
dari Indonesia diganti secara resmi dan terang-terangan oleh NICA
(Pemerintah Sipil Belanda) . Namu n Polisi lstimewa tetap bergerak
me nggemp ur NICA bersama TRI dan para pejuang-pejuang bangsa
samp ai p ada pengakuan kedaulatan 29 Desember 1 949 oleh pihak
Belanda kepada Indonesia . Hal ini terbukti bahwa pada tanggal
20 Desember 1 949 kepala polisi Keresidenan Bogor telah me­
merintahkan KE. Lummy untuk berangkat ke Serang dengan kere­
ta api bersama-sama semua pasukan Polisi Istimewa Sukabumi,
Cianj ur, Bogor, yang terdiri atas 800 orang anggota guna meng­
ambil alih kekuasaan dari pihak Belanda kepada Republik Indo­
nesia. J adi kurang beberapa hari lagi baru penyerahan kedaulatan.
Polisi Istimewa telah siap siaga untuk mengambil alih kekuasaan
dari pemerintah Belanda.
Strategi yang d igunakan adalah penyebaran Polisi lstimewa ini
ke seluruh pelosok daerah Banten untuk dapat menduduki dan
mengambil alih semua Pos Polisi Belanda. Proses ini berjalan Ian-
41

car, sampai pada tahun 1 95 1 , maka sebagian dari 800 orang ang­
gota Polisi Istimewa Y.ang bertugas di daerah Banten ini dijadikan
anggo ta Mo bile Brigade Rayon Ban ten dengan nama Korps 5 1 1 9.
Yang terpilih di antara mereka ada 205 orang anggota dan
Aip TK . II KE. Lummy diangkat selaku wakil komandan Kompi
5 1 1 9 Mobile Brigade Rayon Banten ini. Tokubetsu Keisatsu Tai
di Bandung yang dilebur me njadi Polisi Istimewa dipimpin oleh
Inspektur Polisi Memet Rachma t, Gaos dan Suwarno Haryono juga
telah me ngadakan perlawanan serta perlucutan senjata terhadap
Tentara Pendudukan Jepang di markas-markas pertahanannya .
Kegiatan-kegiatan Polisi lstimewa dalam Perang Kemerdekaan I
dan II di Jawa Barat sama halnya dengan daerah-<iaerah lain seper­
ti di Jawa Timu r, di mana Polisi lstimewa juga pindah bersama­
sama pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta.
2 . 2 . 4 Perkembangan Brimob di Jawa Tengah
Seperti di Jawa Timur dan Jawa Barat, maka di J awa Tengah
sama saja halnya. Polisi Istimewa bersama rakyat dan pemuda­
peinuda telah berjuang melawan .tentara Jepang dan melucuti
senjata mereka. Perang Kemerde kaan I dan II serta penyerahan
ked aulatan telah banyak me mberikan amal baktinya untuk mem­
pertahankan fetap berdirinya negara Republik Indonesia. Di
J awa Tengah terkenal pengaruh serta peranan Polisi lstimewa
Surakarta.
Pada saat Proklamasi Keme rdekaan Negara RI, bekas Peta
maupun Polisi RI sudah tidak lagi dipersenjatai Jepang. Senjata­
senjata pada waktu itu telah dikumpulkan semua di Rumah Sakit
Umum Solo. Rakyat be rsama Polisi RI dan Komite Nasional (KNI)
Surakarta menuntut agar peme rintahan Kati Zimu Kyoku Sura­
karta diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia, dan
Polisi RI menuntut agar dibe rikan kembali senjata-senjata mereka.
Akhirnya semua senjata yang disimpan di RSU Solo itu dapat
direbut dan diangkut seluruhnya ke Kantor Besar Polisi di Solo.
Bendera J epang Hinomaru tadinya tidak diiklaskan oleh Kempei­
tai untuk diturunkan , berhasil diturunkan oleh para pemuda dan
Polisi RI . Senjata-senjata yang direbut dari tangan Jepang itu
kemudian dibagi-bagikan kepada Lasykar-lasykar Rakyat , Ang­
katan Muda dan bekas anggota-anggota Heiho dan Peta. Solo di­
perkuat me njadi l batalyon dengan tambahan dua kompi dari
42

Pal isi RI dan d ua komp i pemuda/pelajar dari pelajar-pelajar SMT .


Anggo ta-anggota SMT ini kemudian sebagian masuk menjadi
Palisi R I dan sebagian lagi d ilebur ke dalam Lasy kar Kere (Tentara
Pelajar). Pimp inan-p im p inan kepolisian di Solo waktu itu antara
lain lnsp ek tu r Palisi I Domo Pranoto, lnspektur Polisi I I J o to pra­
noto , dan Insp ek tur Pa lisi II Soedidjo. Dari pimpinan Barisan
Pa lisi Istimewa terkenal Pembantu Inspektur Pal isi Sukatno ,
Ostenrik Tjitrosoenarj o , Ratna Atmadja dan dari Barisan Te ntara
Pelajar Ach mad i , Utoro dan Soeward i . K epala Palisi Surakarta
waktu itu adalah Komisaris Palisi II R. Sukatno , yang telah ber­
jasa dalam mempersiapkan adanya Kepolisian Keresidenan Sura­
karta itu . Kemu d ian d iganti dengan K omisaris Palisi I R. Saleh
Sastranegara yang nantinya me neruskan serta meningkatkan kon­
solidasi kepolisian serta m e m im p in perjuangan Palisi RI pada Pe­
rang Kemerdekaan II di Kata Solo dan daerah sekitarny a.

2 .2 . 5 Perkembangan Brimo b di Suma tra


Sama halnya dengan daerah-Oaerah lain d i Indonesia, maka
Sumatra Utara d i daerah Tapanuli dan Sumatra Timur, Tokubetsu
Kesa tsu Tai d ilebur menjadi Palisi Istimewa. Peleburan To kubetsu
Tai ke dalam Palisi Istimewa d i daerah Sumatra Utara khususnya
di Tapanuli dan Suma tra Timur itu secara serentak d isa mbut
hangat o leh rakyat .
Timbul sema ngat yang menyala-nyala u ntuk mempertahankan
Pro klamasi 1 7 Agu stu s 1 94 5 . D i daerah Tapanuli Pal isi Istimewa
ini d ip im p in oleh M. Kadiran , sedangkan di Sumatra Timur d ip im­
p in oleh Raden Yusuf dan Paulus Surojo. Secara regional Palisi
Istimewa di ked ua daerah in i teru s melancarkan serangan-serang­
an terhadap Tentara Pendudukan J epang. Palisi l st imewa bersama­
sama rakyat dan Barisan Pemuda serta organ isasi-0rganisasi massa
sere n tak bangkit me lawan J epang serta melucuti se njata-senjata
mereka. Sebagai akibat perlawanan serta perlucutan senj ata te r­
hadap J epang ini, maka t imb ullah banyak korban , dan oangsa ki ta
berhasil me rebut banyak senjata Jepang itu. Senjata J epang yang
d irebut ini tidak saja senjata ringan , malah senj ata berat banyak
j uga y ang berhasil d irebut , misalnya meriam, panser dan tan k .
D i Sumatra Utara dan Tim u r pada saat i t u Palisi Istimewa
bersama-sama seluruh rakyat be rusaha secara sadar dan penuh
. 43

tangg u ng j a wab me rebut kekuasaan d ar i tangan Pe merintah


J epang yang pacla saat it u beru saha untuk me nyerah kep acla
Seku t u , sebagai kanse k uensi cl ari kckalahan m e reka clala m Perang
D u n ia I I i t u . Usaha me lucu t i senja ta-scnj a ta J cpang itu berhasil.
Kemud ian Pa lisi Jst imcwa bersa ma-sa ma dc ngan Te nt ara Keaman­
an Rakyat (TK R ) dan a rgan isasi-orga nisasi massa , mulai melak­
sa nakan persiapa n-persiapan pertahanan guna membencl ung serta
me nggagalkan re ncana kecl atangan Se kutu yang pacla saat itu se­
tahap de m i setahap mulai mendara t d i Belawan clan selanj u tnya
mend uduki sebagian cl ari Kata Medan . Pe rlawanan secara tern s­
menerns d ilaksanakan a leh Pa l isi lstim ewa terhadap ten tara
Se kutu . Pa l isi Jstimewa pada saat itu me laksanakan dua tugas
yait u pacla siang h ari menjaga keamanan dan kete rtiban masyara­
ka t clan pada malam hari menyamar dan menghancurkan tem pat
pertahan an t e ntara Se kutu . Dengan mcngala m i ka rban akibat p er-
lawanan dan perten tangan-perten tangan , K a ta Medan pada akh ir­
nya d apat d id u d u k i j uga ale h t e ntara Se kut u . Se telah K a ta Medan
d id uduki, secara berangsu r-angsur pe m e rintahan d iserahkan ke­
pada N ICA (Belanda) Se kutu clan kaum kala n ialis Belanda m ulai
111enga t u r stra tegi untuk perlahan-lahan meluaskan wilayah ke­
kuasaannya keluar Kata Medan .
Hal ini d iketahui aleh a rgan isasi-organ isasi massa perj uangan
Barisan-barisan Pemuda d ari Pa lisi Istimewa . M e reka m u lai menga­
tur siasat cl an memperkuat barisan-barisan pertahanan rakyat ber­
sama-sama Pa lisi Istimewa clapat m e nggagalkan re ncana te n tara
Sekutu cl an Kala n ialisme Belanda in i . Pertahanan ra kyat dan
Pa lisi Ist imewa di Su matra Utara cl an Timur in i sangat baik , se ­
hingga sukar u ntuk d itembus a le h Se kutu dan N ICA.
Penind asan clan penekanan-p e nekanan te rhadap raky at dan
a rganisasi-organ isasi ma ssa perj uangan d i Kata Medan · mulai d i­
la ksanakan ale h Sekutu . Pa lisi I st i mewa d i dae rah Tapanu l i di
bawah p i m p inan M . Kad iran d iperintahkan berangkat ke daerah
Medan u ntuk m e m pe rk uat barisan Palisi Istimewa di Kata Medan
clan sek itarnya. Pergerakan-pergerakan te rhadap Belanda d ilancar­
kan t e ru s-m enerus, clan akh irnya Beland a tak bisa bertahan.
Kegagalan-kegagalan Belanda dalam mem perluas wilayah
jaja hannya di Su ma tra Utara dan Timur ini m e nyebabkan Belan-
-l-4

d a b e rt i n d a k sewe nang-w e nang. Belanda m u !a i m e ngadakan agrcsi


p e rt a m a dengan m e ngera h kan se l u ru h pasu k a n le ngkap d e ngan
seg ala p eralat a n n y a y ang kuat baik dari Angkatan Darat mau p u n
Angkatan Udara . Angkatan Darat Se k u t u in i m u l a i d id ro p d i
daerah P a n t a i C er m i n u nt u k m e nghaclang pasu kan-p asu k a n per­
j uangan I n d o n e sia serta mencl esa k pasu k a n -pasu kan ini u n t u k
ticl a k b isa bertahan kare n a Se k u t u datang menyerang clari bcla­
kang. M o b ile B rigade T K R clan barisa n -barisan p e m u d a be rtcm p u r
mati-m atian m e m p ertahan kan garis perta hanan , namun pad a
a k h i rn y a t i d a k b isa bertahan . M e re ka mu ncl u r u n t u k sclanj u t n y-a
m e ngat u r siasat baru g u n a mem pe rtahankan baris pert a hanan d i
cl ae rah S u m a t ra Tim u r cl an Tapan u l i . D i Sumatra T i m u r Brigad e
M o b ile y ang cl ip im p i n o le h Pau l u s Su rojo m c ngad akan p erubahan
t a k t i k yaitu cl e ngan jalan m e n d ro p Mob ile Brigade m c masu k i
clae ra h -daera h . p e rtahanan Se k u t u , cl an da ri situ mere ka mc ngada­
kan ge ril y a terh ad ap pos-pos pertaha nan Se kutu cl an Belanda .
D e ngan serangan -sera ngan yang bcgitu hebat , tctapi Belanda tcn tu
l e b i h k u at l ag i , cl isebab kan peralatan dan persenjataannya l c b i h
k u a t j ik a cl iband ingkan cl e ngan pcrsrn i : 1 taan y a ng d i m il ik i Mobile
Brigade dan T K R serta rak y at set e m p at .
Belanda m e n y erang Sumat ra T im u r dc ngan pasu k a n -pasu ka n
d arat clan u d ara n y a. J uga pacla saat itu Be landa mencoba u n t u k
m e n clara t kan angkatan l a u t n y a de ngan kapal perang .I p . I Tel u k
S ib o lga. J iwa d a n se m a ngat j uang y ang berkobar-k obar d i cl alam
clada sclu ru h rak y a t bersama M o b il e Brigade cl an T K R , 1 1 1 c nycbab­
kan m c re k a bertahan su nggu h -su ngguh sc h ingga d e ngan kctat
d an gigih bcrj uang menen tang Belanda itu m e n yebabkan Se k u t u
d a n B e l a n d a gaga ! m e n d u cl u k i K o t a Sibo lga.
Perj u angan cl a n p e rt a h a n an ra k y at t c ru s cl ila ksan akan, d i ban t u
T K R clan M o b il e Brigade . A k h irnya m u ncul Pe rj a nj ian Re nville
a n tara Belancla cl an Indonesi a , dan k e m u d ian d iadakan garis dc­
m arkasi se bag a i garis batas an ta ra Pe n cl u d u k a n Belanda dan Indo­
nesia. Pacla saat itu Pa l i s i lstim ewa memegang peranan pcn t i ng:.
Palisi Istimewa cl it ugaskan pemerintah u nt u k menjaga keamanan
cl an k e t e r t iban d i t e m p a t -tempat y ang cl i anggap p e n t i ng clan men­
j aga garis cl e m arkasi. Palisi Istimewa cl i t ugaskan u nt u k menjaga
j angan sampai ada p e n yt1 su pan 11 e n y u su p a n 1�1elewati garis clemar­
kasi.
-is

Walau p u n begitu kekacauan-k e k acauan teru s berl a ngsu n g , Pali­


si I st i mewa di sam p ing h aru s m e nj aga keamanan d a n ketert iban
se panjang garis cle rn arkasi j u ga h a ru s rn c nj a cl i pelopor se rta tulang
p u ngg u ng pemeri n ta h u n t u k mc ncegah k e k isru h a n ant ara organ i­
:;asi-organ isasi 111 assa , parta i-parta i po l i ti k , cl an barisan-bari san pe­
rn u da y a ng saat itu m u l a i berlom ba-lo m b a meny u su n k e k u a t a n
d a n sa l i ng berte n ta ngan . M u nc u ll a h pere b u t a n k e k u a saan d i antara
satu d c ngan y a ng lain n y a , seh ingga bet u l-be t u l keaclaan i n i sangat
111 c rep o tkan pemeri n t a h I n d o ne sia . Oleh kare n a p i h a k Belanda
111c 111 p u ny a i n a fsu u n t u k tc tap mc ngu asai I n d o n e si a , men yebab­
kan 111 e rd �1 t id a k puas terhaclap apa yang telah cl icapai cl alam Per­
j a nj ian Ren v ille it u . K a re na ket id akpu a sa n Bela n cl a itu rn enyebab­
k a n Belanda rn u lai m e ngacl a kan siasat cl an t a k t ik baru .
Ta nggal 1 9 l k se rn be r l 948 Bela ncl a m e l a ncarkan k e m b a l i
seranga n -se rangan yang k i ta kenal d c ngan se b u t a n Agresi Bclanda
K c d u a d c ngan m c ngera h ka n segcnap ke k uatan pasu k a n cl an se n­
jatanya baik d arat m a u p u n ud ara . Belanda bc rtincl a k 111c111babi­
b u ta cl an lebih gawat cl aripad a ag rcsi pert a m a . Bcg itu h ebat sera ng­
an Belanda kali i n i , seh ingga k o ta-kota cl icl ud u k i l ag i . M e l ih a t k e ­
ad aan i n i t e n t u p e m e ri n t a h I n d on e sia t id a k be n l ia m cl iri , pe mcri n­
tah Re p u b l i k I n donesia m u l ai pula 111 e 11 1 i k irka 11 sc rta rn e ne n t u kan
stratcg i baru u n t u k mc ngad a k a n p erlawa nan sc cara gerilya guna
111c n y e rang serta me n d u cl u k i claera h -daera h p i ngg ira n ko ta-. ota
yang pada waktu itu su sa h cl i k ua sai lagi o l e h ncokolon ialisme
Bclanda.

2 .2.6 Perkembangan Brimo b d i Ma/1 1 k 1 1

Meskip u n beg i tu Pa l isi l st i mewa d e ngan m e ndapatkat1 b a n t u a n


y ang su nggu h -su nggu h d a r i ra k y a t cl a n p a n t a n g m e n y erah beg i tu
saja kcpacla Belancl a . Be rka t perj ua ngan yang g ig i h cla ri Pa l isi I sti­
rn ewa d i bawah p im p inan M . K a cl ira n m a ka clacra h -cl aerah p e ng­
h u b u ng an tara kota dan desa su lit u n t u k d i k uasa i Belancl a. Per­
lawa n a n in i be rj a l a n seriu s cl a n b isa bertah a n k u rang lebih satu
ta h u n , clan h a! ini mc n yebabkan Bela n d a l u m p u h sama sek a l i .
K e a claan se macam in i terj a d i p u la di d aera h M a l u k u k h u su sn y a
d i K o ta Ambo n , Saparu a , M o ro tai cl an se baga i n y a .
Rakyat d e ngan me n cl ap a t k a n b a n t u a n Pa l isi I st imewa b angkit
. 46

melawan J epang serta bera ngsur-angsur melucuti senjata dari


tangan Ten tara Pe ndudukan J epang. Hal i n i lebih gent i ng lagi
karena tad inya J epang t icl ak mau menyerah kepada te ntara Se kutu
(Au stralia). Walaup u n sudah ad a p e ngu m u m a n J epang h aru s me­
n yerah kepada Sek u tu , n a m u n d i M aluku J epang berkeras kepala .
M e l i h at gelagat i n i rakyat dan Polisi lstimewa serta barisan­
barisan Pc m uda Pelajar bangkit menentang J epang serta melucuti
se njata dari tangan mere k a . D i pos-pos pertah anan J epang tcrjadi
perte m p u ran-pertemp u ran . Po l isi Istimewa bersa ma-sa ma ra kyat
dan barisan Pem uda Pe lajar mengadakan taktik gerilya m cnentang
J ep ang. Banyak sekali tcn tara Jepang y ang mati dibunuh di Am­
bo n , d isebabkan kebencian ra kyat M aluku terhadap perlakuan
J epang di M aluku se lama 3 1/2 tahu n itu . K e sempatan in i m erupakan
suatu t indakan b alas dendam an tara ra kyat M alu k u terh adap
J epang.
K e kuatan Belanda menjadi le mah , a kh i rn �1a tak bisa herta h a n .
\laka pada tang��t l 1 9 Desember 1 9 49 sebaga i ma na d i daerah­
d aerah lain beg itu pula d i Malu k u , 13elanda h aru s m e ngakui ke­
kuata n , keampu han se rta Kemerdekaan Negara Rep u b l i k Indo­
nesia. Belanda terpaksa haru s menyera h k a n kedaulata n kepacla
pemerintah clan ra kyat Indo ne sia di se luru h kawasan Nusantara .
Terjadilah sera h teri m a kekuasaan d i se luru h Indonesia. D i
Medan pengo peran kekuasaan cl ari tangan Belancl a kepada Indo­
nesia se kaligus serah terima kekuasaan kepol isian di K o ta Medan
kepad a M o b ile Brigad e . D e ngan dem ik ian p eranan Mo bile B rigade
di K o ta M edan pada saat itu turu t menentukan keberhasilan per­
j uangan bangsa clan negara Indonesia . K ead aan se macam ini ter­
j a d i pula d i daerah M alu ku kh usu snya di Kota Ambon dan Sapa­
rua. Po l isi Istimewa dengan d ibantu oleh ra kyat dan barisan-baris­
an pemuda pelajar, orga n i sa si -organisasi massa , membrontak
melawan Se kutu . Rakyat M alu k u su dah t idak sud i d ij aj a h lag i ,
menyebabkan rakyat Maluku m e m b e n c i Beland a , apabila d il ihat­
nya Belanda dalam perj alanan , perte m u a n -p erte m ua n dan sebagai -
n y a , mesti a d a saja gara-gara yang d ibuatnya u n t u k membu nuli
Sek ut u .
Begitu hebat serangan -serangan Polisi I st im ewa clan rakyat
Malu k u , namu n J ep a ng masih kt1at bertah an j uga . Hal i n i d isebab­
kan k e k uatan p erlengkapan serta persenj ataan yang d i m il ik i te n-
tara pendudukan J epang ini. Cukup lama j uga tentara J epang ini ·

me ngadakan pertahanan d i Kota Ambon. Sampai pada masuknya


Se kutu ( N I CA) , J epang ma sih me lawa n Sek u t u , sehingga timbul
pertempura n -p crte m p u ran sengit an tara J epang dan Sekutu/
Be land a. Salah satu p erte rn p uran yang memakan korban te n tara
J epang d alam j u mlah yang tidak kec il adalah perte mpuran antara
J e pang d an Se kutu di Kuda mati (Ambon ).
Pada perte m p uran d i Kudamati ini gugurlah seorang ko mandan
ten tara Sd �u tu (Australia ) ya ng sa rn pai saat ini di tempat itu d i­
d irika n t ugu peringa ta n o leh Pe rnerintah Australia, se ka lipu n
tulang-belulangnya te lah d iangkat dan dipulangkan ke Australia.
Ak h irny a J e pang me nyerah ke pada Se kutu ( Beland a ) . Me lihat
tindakan tentara Se k u tu mulai berangsur-angsur menyerahkan
kekuasaan (pem erin ta h a n ) kepada Beland a , rakyat M alu k u marah.
1 lal in i d isc babkan ra kya t Maluku telah bosan dan antipati ter­
hadap Belanda. Se lama 3 5 0 tah u n lebih Belanda m e nj ajah Maluku
tidak pernah mcni nggalkan kenang-kenangan ind ah di hati rakyat
Malu ku. Yang d itinggalkan h a nya bcberapa buah gereja tua dan
se kolah-sekolah dasar yang sudah ru sak . Universitas belu m pernah
tc rdengar di Ambon apalagi di bangun oleh Belanda. Belanda
h anya memerlu kan tenaga rakyat Malu k u u ntuk d ij adikan kuda
beban beru p a Ambonsclie So !daad ( Se rdadu Ambon) saja dengan
jalan mengangkat serta memuj i-muji o ra ng Ambon, dengan tipu
musl ih at yang keji di bel aka ng maksucl dan tuj u an pemuj ian itu .
Hal in i yang menyebabkan kebencian yang te lah terp e ndam
d i dalam set iap san ubari masyarakat Malu ku y ang tiba-tiba muncul
berko bar-kobar untuk me lawan tent ara Se kutu pada saat rakyat
Maluk u tahu bahwa di dalam te ntara Sekutu ini ada Beland a .
Pe mbro nta kan-pembro n takan d a n keru suhan-keru suhan terjadi d i
A m b o n , Saparu a , Moro ta i d a n lain-lain itu pada saat Sekutu se­
cara bertahap mulai menyerahkan pemerintahan kepada Belanda.
Se bagaimana d i J awa , Sum atra ten t u j uga di Sulawesi, Kali­
ma n tan dan lain -l a in nya, maka d i Maluku Palisi Istimewa dengan
mendapatkan dukungan penuh se lu ruh rakyat dan pemuda ber­
juang mati-ma tia n u n tuk mempertahankan negara Republik Indo­
nesia, meskip u n perjuangan rakyat , organisasi-organisasi m assa
dan Palisi I stimewa kurang ber hasil karena kekuatan senjata dan
perlengkapan lainnya sangat kurang . Hal ini m enyebabkan p ihak
Sek ut u/Belanda lebih k ua t ked u d u k a n n y a , n a m u n d i se k i tar Kota
A m bo n , Saparu a , M o ro ta i dan sebagai n y a se lalu t i m b u l keru su han­
keru su h a n .
Sam p a i ad anya Perse t uj u a n Re nville, Polisi Isti mewa bcrsama
rakyat d a n barisan-b arisan p e m u da di M a lu k u te tap rn c n y usup
ma suk ke garis dema rkasi y ang telah d itetapkan a ntara Belanda
J e ngan Pemerintah Rep u b l i k Indo nesia . Berkat keg igihan per- .
lawa n a n Po l isi Istimewa dan masyara ka t , barisan-barisa n pem u cla
pelaja r cl a n organ isasi-0 rganisasi massa Ji M a l u k u� maka sebagian
besar cl aerah Malu k u t id ak dapat d ik uasai Belanda.
Setelah perlaw a n a n d e ngan t a k t i k gerilya clan kam panyc a n t i
p e njaj a h a n Belanda cl il a ncarkan o leh tokoh-to k o h org;1 1 1 isasi mas­
sa , dan b a risa n -b arisa n p e m u d a pc laj a r , maka Belanda t id a k marn­
pu lagi u n t u k be rta han di daera h M a lu k u . Setl' l �i l i : ' l' rse t uj u a 11
peng a k u a n ked aulatan pada b u la n Desc m b e r 1 9-tlJ k ,· i ' , 1 d a I nd o­
ne sia . m a ka serah terima kek uasaan scl t aru snya d isc ra l t k a n kcpada
Pemc rintah I ndonesia . Po lisi I stimewa m e nga mb il a l ih kck uasaan
di Ko ta A m b o n d a n se k i tarny a.
Bcla n d a t id a k p u a s d e ngan pcnyerahan k c k u asaan kcpada R I
d i M a lu k u se h ingga cl ilancarka n n y a isyu y a n g b u ruk u n t u k m e ­
mecahbe lah ka n persa t u a n d a n kcsa t u a n bangsa I n d one sia o k h
a n te k -a n te k Bela n d a d i K o t a A m b o n cl a n sek it a rn y a . Pro paga nda­
p ro paga nda b u s u k ini d il a ncarkan oleh para amb tenaar, bckas­
be kas K N I L , para lat u p a t i h y a ng t a k u t a ka n keh ilangan kcwi bawa­
a n/ k e k ua saa n ny a di tengah-te ngah rak y a t . Yang p a ling b e rp e nga­
ru h adalah Mr. Dr. So umo k i l , ja ksa agu ng Negara Rep u b l i k I ndu­
ncsia T i m u r y ang berkcd ud u k � 1 1 1 d i \la k a sar, I r . M a n u sama cl an
bebera pa o rang lagi yang betu l-bc t u l d ig u nakan Belanda sc la k u
alat mere k a .
H a l inilah y a ng mcngak i b a t k a n mu n c u l n y a perist iwa R M S
tanggal 2 4 April 1 9 50 d i M a lu k u , se bagai l a w a n pemerintah R I S .
D i sin i terlihat secara jelas betapa heba t n y a pengant11 1) e ngaruh
politik Belanda u n t u k me ngacl ud o m b a k a n bangsa I n d o n e sia i n i
sat u cl e ngan y ang l a i n n y a . N a m u n atas karu n ia d a n an ugrah Allah
Yang M aha Pe ngasih d a n Penyayang se rta berkat j a sajasa T N I
Angkatan Darat de ngan cl ib a n t u sepe n u h n y a Mo b ile B rigade a k h i i­
nya R M S dapat d i t u m pas d an d aerah M a l u k u k e m ba l i d i bawah
Pe m e ri n ta h Negara K esat u a n Rep u b l i k I n don e sia. Setelah R M S
49

d apat d i tu mpas pcmcri n t a h d ae ra h , secara bera ngsur-a ngsu r m u lai


d ia t u r di bawa h Pem e r_i n t a h R I J akarta . K o rp s K e p o l isian Neg ara
m u l a i d ia t u r di K o ta A m b o n d an kota-k o ta k e c iJ la i n ny a di Ma­
lu k u . Bercl irila h Se kolah K � p o l isian Negara d i A m b o n u nt u k m c n ­
d id ik / m e l a t ih kepolisian d i d aerah M a l u k u .
Pad a tanggal I Agu s t u s 1 9 5 1 K arel Sadsu it u b u n memasu k i
D in as Angkatan K e p o l isian Repu b l ik I n d o n esia cl a n d id i d i k pada
Sekolah Kepolisian N ega r;1 d i K o ta Ambon terse b u t , k e m u d i a n
d it ugaskan p a cl a Korp s M o b ile B rigade d i Ta n t u i (Am bo n ) . Korps
B rigade M o b ile baru terb c n t u k d i Pro p in si M a l u k u pacla b u l a n
Agus t u s 1 9 5 1 d e ngan t iga komp inya y a i t u K o m p i 5 1 5 4, K o m p i
5 1 5 7 cl an Komp i 5 1 60 .
K o m p i-k o m p i i n i d igera k ka n scj a k t e rb e n t u k n y a B r igade
M o b i l e i rn t u k m e m b a n t u TN! ( A D ) d alam m e n u mpas h a b is sisa­
sisa ge ra k ;111 R M S . Pada tah u n 1 9 5 3 k o m p i-ko m p i y a ng ada i t u d i­
t a m b :t l i p u la d e ngan tiga kompi lag i y a i t u K o m p i 5 1 2 1 , 5 1 4 8
cl an 5 48 7 se h ingga m e nj a , J i e nam k o m p i . Kem u d ia n d ita m b a h k a 1 1
lagi .sa tu k o mp i y a it u k o 1 1 1 p i 5 37 8 , t e t a p i ko m p i i n i t id a k lama
b e rtugas di M a lu k u . K a re n a d iperl u k a n d i J aw a , maka K o m p i
5 1 60 d :-1 11 5 37 8 d itarik se rta d ip in d a h k a n ke P u l a u J aw a . U n t u k
m e l u m p u h ka n s a m a se k a l i k e k u a t a n R M S i t u , maka k o m pi-k o m p i
13 rigade M o b ile d i M a lu k u in i seri ngka l i d iperkuat dengan k o m p i­
komp i te m p u r y a ng d id at a ng k a n d ari K e sa tu a n lnduk B rigade
M o b ile d i Pulau .J awa .
Keadaan in i h c rl a ngsu ng sa m p a i d e ngan k ira-kira t a h u n 1 95 6 .
K o m p i-k o m p i i t u seri ng d id a ta ng k a n secara me nda da k , a pabila se­
wa k tu -w a kt u ada a ksi-a k si R M S . Dengan demi k ia n k e k u a t a n R M S
d ap a t dilu m p u h k a n , kecu a l i sisa-sisa n y a y a ng masih be rke ras k e ­
p a l a melaksanakan keg i a t a n secara bcrgerily a . K o m a n d a n B rigade
M o b ile di d aerah M a l u k u y a ng pertama k a l i d iangkat adalah
i n sp e k t u r po lisi k)as d u a pertama kali d iangkat adalah I n spek t u r
Po lisi K la s I I V E . Kara m o y sej a k tah u n 1 9 5 2 sampa i dengan 1 95 9 ,
d ib a n t u kepala stafn y a I n sp e k t u r J E . Lino, kem u d ia n kepala staf
ini d ig a n t i d e ng a n I n sp e k t u r Polisi Klas I I Fra n s Taih u t u . Koma n­
d a n B r igade M o b ile V E . K a ra m o y i n i j uga pernah d iangkat m e n­
j a d i k oo rd i na to r inspektur M o b ile B rigade 1 1 0 M a l uk u , Irian
Bara t ( M A LI B) .
)0

Kemudian sesu dah tahun 1 9 5 9 Karamoy d ipindahkan ke


J a karta dengan pangkat kom i saris polisi. Sekarang menjadi koord i­
nator Brigade M o b ile selurnh Indonesia de ngan pangkat brigad ir
je nderal polisi. M e nurnt Let nan Kolonel Po lisi Tahapary, koman­
dan Brigade M o b ile Daera h K cpolisian XX Maluku sekara ng , da­
lam wawa ncara tanggal 3 0 J u li 1 9 79 berte mpat di Tantu i Ambo n,
VE. Karamoy seorang pemimpin Brigade M o b ile yang patut d i­
teladani dan d ih argai. Banyak ha! yang baik yang dapat d icontoh
d ari bekas pemimpin Mobile B rigade M aluku pertama ini dalam
pela ksanaan tugas selaku seorang anggota militer maupun selaku
pribad i. M e nu rut Tahapary setelah Ko misaris VE . Karamoy pin­
d ah d ari Am bon. ia cl iganti de ngan Inspektur Polisi K las I Bar­
muly , sekarang suclah pensiun. Kemu d ian Barmuly d iganti d rngan
(
Komisaris M uda Soeharto (almarhum meninggal di Kecl iri cle ngan
pangkat brigaclir jencleral polisi). Komisaris Mucla Soeharto d igant i
dengan Komisaris Su rojo dan Sutojo d iganti pula dengan Komi­
saris Polisi Klas I I Soewarno Harjono.
Komisaris Polisi K las II Soewa�no Harjono kem ucl ian d iganti
pula dengan Komisaris M uda Satoto yang kini telah p indah ke J a ­
karta d e ngan pangkat Kolonel Pol isi. Satoto ke mud ian d iganti
de ngan Letnan Kolonel Po lisi Tahapary sejak tahun 1 9 7 3 sampai
sekarang selaku koma nclan Brigade Daerah Kepol isian XX Malu k u .
Menuru t Tahapary . Brigade Mobile d i Maluku se karang ini ter­
diri atas 400 anggo ta , yang d isebut satu bataly on m inus, oleh ka­
re na satu batalyon penuh hams terdiri atas 600 orang anggota .
Batalyon fu ll i n i b aru d irencanakan sesuai Renstra Hanka m .
Brigade M o b ile d i M aluku sekarang in i te rd iri atas satu batalyo n ,
tiga kompi y aitu satu ko mpi yang berkedudukan d i Ternate di
bawah p imp inan Kapten Polisi Kailola , satu kompi !agi di Tantui
d ip im p in Kapte n Po lisi Ursepuny , dan satu kompi bantuan ber­
kedudukan di M arkas Brigade M o b ile di Amb on l angsung dipim­
p in o leh Letn an Polisi Tahapary .
Se cara o rganik satu kompi Brigade M o bile yang ada di Ambon
terdiri atas 250 orang anggota. Berdasarkan Renstra Hankam,
maka akan d ibentuk satu b atalyo n penuh yang terd iri atas empat
ko m p i dan masing-masin_g ko mp i harus tercliri atas 285 orang
anggota. Rencana ini harus selesai tahu n 1 98 1 . Empat ko m p i
Brigade M obile y ang akan d ibentuk i t u d irencanakan satu kompi
51

d i T�rnate , satu komp i d i Tan t u i (Maluku Tengah) satu kom p i d i


Tuai (Maluku Tenggara) d a n satu kompi lagi d i Karangpanj a ng
(Ambo n ) . Untuk itu akan dibangun asrama-asrama Brigade Mobile
di Tuai , K arangpanjang (Ambon) , sedangkan d i Ternate dan Tan­
tui (Malu ku Tengah) Asra ma B rigade M o b il e ini sudah ada , dan
su dah seringkali dikunj u ngi oleh Menteri Hankam/Pangab J e n­
deral M . J u suf.
2 .3 Perkembangan Brimob Pada Tahun 1 950-1 955
Pada k urun waktu tahun 1 95 0 - 1 9 5 5 boleh d ikatakan Mobile
B rigade d it ugaskan u ntuk penumpas pembrontakan-pemb rontak­
an gero mb olan . Masa ini m e rupakan suatu masa yang amat bera t
bagi setiap anggota Brigade M o b il e . B rigade M ob ile menghadap i
ujian b erat karen a selalu berada d i fron t terdepan u ntuk m e·ng­
hancu rkan sem ua gerombolan y ang m encoba u nt u k m e ngacaukan/
meru n tuhkan Negara Kesatuan R I .
Pem bro ntakan-pemb ro n takan itu antara lain, pemb rontakan
DI/TII, PR RI/Permesta , RMS dan sebagain.ya .
2 .3. I Penumpasan terhadap Gerombolan A PR A
Tanggal 2 3 J anuari 1 95 0 A P R A ( Angkatan Perang R a t u Adil)
d i bawah Kapten Raymond Westerling bekas anggota KNIL yang
terken al de ngan nama tukang pukul/algojo Belanda karena telah
mem bunuh ribuan o rang laki-laki, pere mpuan dan anak-anak di
d ae rah Sulawesi Selatan d an menyerb u ke Kota Bandung dengan
ke ku atan 800 o rang bersenjata lengkap . (2 2 , p . 3 73-3 9 2 ) Peristiwa
ini berlangsung kurang-lebih dua b ulan . Ten t ara Westerling ini ber­
hasil menduduki Kota Bandung dalam waktu kira-kira satu hari.
M ereka melaksanakan penembakan terhadap setiap anggota TKI
yang m ereka j u mp ai seh ingga dalam waktu satu hari saja mereka
dapat membu nuh kira-kira 7 9 orang anggota TNI , salah satu di
.
· antaranya adalah Letnan K o lonel Lem bong. Sehubungan dengan
serbuan AP RA in i , maka kepala Kepolisian N egara memerintahkan
u ntuk me ngedrop pasukan Mobile Brigade dari J awa Timur dan
K o m p i Guntur serta pasu kan Mobile B rigade dari Yogyakarta
yang kebetulan pada waktu itu berada di J akarta. D engan pesa­
wat m iliter mereka d iberangkatkan ke Bandung u nt u k m enumpas
APRA itu . Setelah tiba d i Bandung m ereka berusaha menduduki
pos-pos p enting dan me ngadakan patro li-patro l i secara terus-m ene-
52

rus dan melakukan razia-razia khusus. Akhirnya seluruh gerom­


bolan APRA dapat ditumpas, kota Bandung dapat d irebut kembali
d ari tangan grombolan dan dikuasai oleh pasukan-pasukan kita.
Dengan tertumpasnya APRA di Bandung sisa-sisa APRA itu ber­
u saha untuk menguasai lbukota RIS. Berkat kewaspadaan alat­
alat negara termasuk kesatuan-kesatuan polisi, APRA tak berkutik
lagidan usaha mereka d igagalkan.

2 .3 .2 Penump asan terhadap Pembron takan Andi Azis


Di Makasar pasukan-pasukan bekas KNIL yang baru saja ma­
suk APRIS dengan dipimpin oleh Andi Azis berusaha menghalangi
gerakan unitarisme di Indonesia Timur. Caranya ialah dengan jalan
menolak/tidak mau menerima masuknya pasukan-pasukan APRIS
ke Makasar d an mereka . menuntut agar pasukan-pasukan APRIS
yang berasal dari bekas KNIL sajalah yang ditugaskan di sana.
Timbul kekacauan-kekacauan di Makasar. Tanggal 5 April
1 95 0 staf teritorium Indonesia Timur termasuk pejabat panglima­
nya Letnan Kolonel Achmad Yunus Mokoginta ditawan oleh Andi
Azis. Gerakan Andi Azis berkembang menjadi suatu gerakan yang
menentang Pemerintah Republik Indonesia . Karena kekacauan­
kekacauan tak bisa lagi diatasi secara perundingan damai , maka
Andi Azis dinyatakan sebagai pembrontak terhadap negara dan pe­
merintah .
Tanggal 1 3 April 1 95 0 operasi militer u ntuk menumpas Andi
Azis dip impin oleh Kolonel AE. Kawilarang. Semua pasukan di­
kerahkan k e Makasar, termasuk kesatuan-kesatuan kepolisian
dalam hal ini kompi Mobile Brigade dari Jawa Timur dalam rang­
ka p embentu kan kesatuan Mobile Brigade di Sulawesi. Dengan ke­
kuatan pasukan serta senjata lengkap , pasukan-pasukan Andi Azis
tak b isa bertahan, pada tanggal 8 Agustus 1 95 0 pembrontakan
Andi Azis di Makasar itu dapat diamankan peme dntah daerah
·
serta pasukan-pasukan militer dapat diatur secara baik. Mobile
Brigade d apat dibentuk di Sulawesi dan melaksanakan tugas-tugas­
nya secara aman.

2 .3 .3 Penumpasan terhadap Pembrontakan RMS di Malu ku


Sejalan dengan peristiwa Andi Azis di Makasar, maka di Am-
. 53

bon pada tanggal 2 5 April 1 950 diproklamasikan Gerakan Repu­


blik Maluku Selatan ( RMS ) di bawah pimpinan J aksa Agung Indo­
nesia Timur Dr. Mr. Chr. Soumokil yang mempunyai tujuan
melepaskan Maluku dari Negara Republik Indonesia Timur mau­
pun RIS. Hal ini jelas melawan pemerintah. Operasi militer di­
kerahkan ke Ambon, setelah usaha-usaha untuk menyelesaikan
masalah ini secara damai menemukan kegagalan .
Operasi militer ke Maluku ini dipimpin oleh Kolonel AE. Ka­
wilarang. Di antara pasukan-pasukan ini terdapat pula Mobile
Brigade untuk menumpas gerakan RMS tersebut sesuai perintah
kepala kepolisian negara. Pasukan-pasukan Mobile Brigade yang
diikutsertakan untuk menumpas Gerakan RMS itu adalah kompi­
komp i tempur yang didatangkan dari induk pasukannya di Jawa ,
seperti di Jawa Timur, J awa Tengah dan Jakarta.
Pada permulaan operasi agak sulit me numpas RMS ini karena
mereka juga mempunyai pasukan-pasukan yang kuat walaupun
alat-alat senjata mereka kurang , maka dengan kekuatan pasukan­
pasukan APRIS , RMS dapat ditaklukkan, pemerintah dan daerah
Maluku setahap demi setahap dapat dipulihkan serta dapat diatur,
sesuai ketentuan-ketentuan pemerintah pusat .

2 .3 .4 Penump asan terhadap DI/Tl/


01/TII berpusat di J awa Barat dengan memproklamasikan
"Negara Islam Indonesia" pada tanggal 7 Agustus 1 948 di bawah
p impinan SM. Kartosuwirj o . Kemudian DI/TII J awa Barat ini
meluas ke daerah-Oaerah lain di Indonesia, misalnya di Jawa �Te­
ngah, Sulawesi Selatan , Maluku dan lain-lain.
·
Grombolan DI/TII di Jawa Tengah muncul setelah Aksi :\fili­
ter Belanda II, pada waktu Amir Fatah rriengaku dirinya sebagai
anggota dari Markas Besar Pemb ela Masyumi memasuki daerah
Tega! dan Brebes dengan pasukan Hisbullahnya serta membentuk
j aringanjaringan "Pemerintah Islam " dengan cara membentuk
organisasi Islam ini kemudian dibentuk di tiap-tiap daerah dari
tingkat keresidenan sampai ke desa-Oesa lengkap dengan program
pemerintahannya dengan jalan mengangkat residen-residen sampai
lurah-lurah . Setelah itu dibentuk pula Tentara Islam Indonesia
54

(TII) dan organisasi kepolisian yang d inamakan Barisan Keamanan


Negara (BKN) dan Pahlawan Darul Islam (PADI).
Amir Fatah tidak mengakui Negara Republik Indonesia, ka­
rena menurut pendapatnya Negara . Republik Indonesia telah hi­
lang, setelah Bung Karno ditangkap dan dibuang oleh Belanda ke
Bangka. Ia hanya mengakui Negara Islam Indonesia yang diprok­
lamasikan tanggal I 7 Agustus 1 948 di bawah p impinan SM. Karto­
suwirjo itu . Pasukan Mobile Brigade Keresidenan Banyumas di
bawah p impinan Komisaris Polisi RM. Bambang Suprapto Dipo­
kusumo memasuki daerah Tega! dan Brebes tanggal 29 Januari
1 949 , bersama-sama dengan pasukan SWK S III d ip imp in Welzr­
kreise Komando Sektor dari Batalyon 11/3 yang dipimpin oleh se­
orang mayor dan instansi-instansi sipil , maka diadakan pertemuan
pada bulan Maret 1 949 di Pasir Panjang antara instansi militer,
pamo ngpraja dan sipil serta lurah-lurah. Yang hadir pada pertemu­
an ini adalah: Bupati Brebes Agus M iftah, Komandan KODM
Brebes Kapten Abdul Djalil , Komandan M B K Banyumas Komi­
saris Palisi R.M . Bambang Suprapto D ipokusumo, Amir Fatah dari
M ajelis Islam Indonesia , Komandan SWK S II Mayor Wongsoa t ­
modjo , Wakil Komandan MBK Banyumas, dan Pembantu Inspek­
tur Palisi Dikin Kartowijono. ( 1 2 , p .99- 1 09)
Pada pertemuan ini diputu skan semua u nsur perj uangan akan
bekerja sama guna mengatasi penyerangan-penyerangan Beland a .
Keputusan lain ad alah mereka menunj uk pula Amir Fatah sebag:ai
koordinator Hisbullah Tegal dan Brebes. Pasukan Hisbullah ini
tidak bergerak sendiri, tetapi berada di bawah pengawasan SWK S
T I T . Begitu datang Kamran Tjakrabuana dalam bulan Maret 1 949
se bagai u tusan dari Negara Islam Indonesia J awa Ba rat ke J awa
Te ngah dan mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh DI/
TII Jawa Tengah, khususnya dengan Amir Fatah di Pangarasan,
maka diharapkan Amir Fatah de ngan Majelis lslamnya segera me­
wujudkan gerakan-gerakan yang menentang kekuasaan RI serta
harus mengingkari. adanya Proklamasi Kemerdekaan Negara RI
1 7 Agustus 1 945 . Untuk itu Amir Fatah diangl<at oleh NII selaku
komandan pertempuran Jawa Tengah dengan pang!<at jenderal
mayor. Bulan April I9 49 Amir Fatah menyerahkan tanggung ja­
wab yang d iberikan kepadanya kepada komandan SWKS II.
SS

Sejak itu Amir Fatah m ulai memimpin DI/TII d i Jawa Tengah


dengan me lancarkan gerakan-gerakan Amir Fatah yang mulai
Rlempersulit gerakan pasukan-pasukan Republik Indonesia serta
menghambat jalannya perbekalan (makanan) kepada pasukan­
pasukan Republik Indonesia. Di desa-desa mulai muncul gerakan­
gerakan berupa latihan-latihan para pemuda dan rakyat yang
mengikuti gerakan Amir Fatah .
Tokoh-tokoh masyarakat yang dicurigai d itangkap oleh Pem­
bantu Inspektur Polisi Dikin Kartowijono, wakil komandan MBK
Banyumas. Amir Fatah mulai membangkang terhadap pasukan
SWK S dengan jalan melucuti senjata mereka atau menculik pega­
wai-pegawai Pemerintah Republik Indonesia . Tanggal 27 April
1 949 terjadi penangkapan serta pelucutan senjata terhadap Ko­
ma ndan MBK Banyuma s RM. Bambang Suprapto , sewaktu pulang
menghadiri rapat di Citimbang dengan Komandan Seksi Suwarno,
Kapten Abdul Djalil dari KDM, dan Michyat, wedana Bantar­
kawung. Di tengah perjalanan menuju markas pertahanan Mobile
Brigade di Cikoko l, R M . Bambang Suprapto dan anggota-anggota
bawahannya dihadang oleh pasukan Amir Ratah dari Kompi Su­
bechi. RM . Bamb ang Suprapto diminta kembali ke Tegarlaya
dengan alasan penmdingan dengan pasukan Amir Fatah.
Salah seorang dari rombongan RM . Bambang Suprapto yang
bernama Suwarno lo los dari hadangan ini, lari ke Cikokol mem­
beritahukan keadaan penangkapan Bambang Suprapto ini. Maka
berangkatlah pasukan pengawal ke Tegarlaya dengan maksud
menjemput Komandan Bambang Suprapto. Setiba mereka di
Tegarlaya, mula-mula mereka disambut dengan baik, tetapi ke­
mudian mereka disergap , dilucuti senjatanya dan ditawan oleh
Kompi Subechi d ari Pasukan Amir Fatah, dan Kompi Mustafa dari
·

Jawa Barnt.
Setelah terjadi peristiwa ini Pemberontakan DI/TII makin be­
sa r dan meluas baik d i Jawa Barat maupun J awa Tengah. Terjadi­
lah penculikan-p enculikan serta p embunuhan-pembunuhan di
mana-mana terhadap rakyat yang tidak setuju dengan ide DI/TII.
Pos pertahanan SWK S III di Desa Bantarsari diserang sungguh­
sungguh. Pasu kan SWK S II bertahan mati-matian tetapi akhimya
mu ndur pula dari Desa Bantarsari. Oleh karena DI/TII ini makin
hari makin kelihatan kekuatannya serta pengaruhnya yang luas,
56

m a k a pemerintah m ulai mengadakan operasi m il iter dengan ke­


kuatan t iga komp i terdiri atas Kompi Dje nal ( SWK S IV), Kompi
Prawo to ( SWK S I I ) d an Komp i Mobile Brigade d i bawah pimpinan
Pemb antu lnspektur Palisi Dikin Kartowijono. P impi nan koordi­
nator operasi dip egang o le h Kapten Prawoto dari SWK S I I I . Ope­
rasi d ilancarkan di basis-basis D I/T I I di J a�a Tengah ant ara lain
di Tega!, Brebes, Kuningan dan daerah perbatasan Cilacap.
Dengan adanya operasi tangguh ini dari m il iter kita, maka
p ad a tahun 1 9 50 Gerakan· D I/ T I I di J awa Tengah makin terjepit
dan makin kurang . Kemudian sisa-sisa P K I Madiun setelah selesai
Ak si M iliter Belanda II menghimpun kekuatan. dan melakukan
ke kacauan-kekacauan di Gu nung Merapi dan Merbabu di J awa
Tengah . Peristiwa terjadi pada tahun 1 9 5 1 .
Gero mb o lan ini d ip im p in o leh Suradi B ledeg . Turut serta da­
lam menumpas gero mb olan in i korp s kepolisian setempat dengan
menugaskan Mobile Brigade J awa Tengah u ntuk bersama-sa ma
dengan TNI menumpas gro mbolan P K I itu dengan melakukan pe­
nangkapan-penangkapan terhadap gro mb olan itu d i Surowono,
d i lereng Gunung Merapi dan Merbab u . Pihak gro mbolan berusaha
me nyerang dengan sengit , tetapi pihak pemerintah terus melak­
sanakan pembersihan dan akhirnya banyak anggota grombolan
yang d itangkap .
K are na gromb olan ini pula sering melakukan pengacauan d i
Boyolali, maka u ntuk mencegah gangguan-gangguan, anggota­
anggo ta kepolisian perlu me mperkuat pertahanannya di Desa
J alu re n , Kem usu , Nguden , Selondo no , dan Ampel . Korps kepoli­
sian memb entu k pula p asukan me nyerang yang terdiri atas D inas
Pengawas Keselamatan Negara (DPKN ) , Pasukan Tugas Umum
dan Reserse Kriminal y ang d itugaskan ke daerah Merapi-Merbabu
dengan pakaian sipil (penyamar) menyelundup masuk ke d alam
sarang gero mbo lan . Setelah d iketahui secara persis persembunyi­
an geromb o lan, maka T N I dan anggota-anggota kepolisian melaku­
kan penggrebegan terhadap gero mbolan , dan gero mbolan tersebut
d apat d it u mp as. Selain itu pada pemberontakan Batalyon 426
tahun 1 95 2 d i d aerah K late n , gro mb olan Batalyon 426 mengada­
kan ke kacauan-kekacauan di dalam kota .
Dalam rangka me ngatasinya, TNI bersama-sama dengan
angkatan kepolisian khusu snya Mobile B rigade telah melaksanakan
57

operasi. Dengan adanya op erasi m iliter b e rsama itu , maka penga­


cauan-p e ngacauan Batalyon 4 2 6 d ap at diha ncurka n , dan mereka
melarikan d iri ke arah selatan Klate n .
Sewaktu Batalyon 426 tiba d i Delanggu, terjadi p erte m puran­
pertemp uran dengan anggota-anggota kepo lisian, dan salah seorang
anggota polisi yaitu Agen Polisi II Sudomo gugur d alam pertem­
puran in i . Selain itu salah seorang anggota Mobile Brigade Su ra­
karta yang kebetulan berada di Boyolali diculik serta dibunuh
Batalyon 426 ini. Dengan terjadinya kej adian-kejaaian di atas,
Korps Kep olisian melancarkan operasi secara ketat d ari desa ke
desa , akhirnya gerombolan Bataly o n 4 2 6 mengundurkan diri ke
Boyolali, seh ingga keadaan menjadi aman kembali.
Disinyalir oleh polisi bahwa gro mb olan Batalyon 426 melari­
kan diri ke arah b arat Ku dus, sebagian melalui Klaten dan Suko­
harj o . Maka Korps Kepolisian dip imp in oleh Pembantu Inspektur
Polisi I I Wiryawan de ngan satu seksi d itugaskan u ntuk me ncegat
mereka di Su koharj o . Begitu kuatnya tekanan-tekanan terhadap
Batalyon 426 it u , maka sisa-sisa gerornbo lan itu mengundurkan
diri sebagian ke J awa Bara t dan sebagian lagi ke daerah Tega! d an
Brebes u ntuk me nggabungkan d iri de ngan DI/TII.
Kernudian rnu ncul kern su han-keru suhan di bawah pimpinan
Kamra n , Oni d an Amir Fatah . J uga Barisan Sakit Hati ( BSH )
dipimp in oleh Lema n , kekacauan mana telah ditumpas oleh I O
ko rnp i M o bile Brigade di J awa Barat , yaitu :
a. Ko mp i 5 0 I d i bawah pimp inan Inspektur Polisi I Muharam di­
tempatkan di Kun ingan
b. Ko rnpi 5 1 3 dipirnpin Insp e ktur Polisi I Beny Notosubijoso d i
Kadipaten
c. Ko mp i 5 1 4 diternpatkan di Cil edug d i bawah pimpinan Ins­
pektur Polisi I R. J u suf
d. Ko rnpi 5 1 3 diternp atkan d i Cirebon oleh Inspektur Polisi I
Lus Saroso
e. Kompi 5 1 6 d i Sindanglaut o leh Inspektur Polisi I I Subroto
f. Komp i 5 1 9 di Losarang o leh Insp e k tur Polisi II Kunto J udo
g. Kompi 5 1 20 di Kandanghaur oleh I nspektur Polisi II Iny Sas-
.
troatrnodjo
,

h. Ko mpi 5 1 7 d i Arjowinangun oleh Inspektur Polisi I I Carles


i. Ko rnpi 5 1 8 di lndramayu dip im p in Inspektur Polisi II Rudy
58

Juwo no
j. Kompi 5 1 30 d i Majalengka o leh lnspektur Polisi I I Suwamo
Haryjo no. ( 1 2 , p . 1 03 )
Dengan demikian operasi d ilaksanakan sungguh-sungguh ter­
hadap para geromb o lan sehingga gero mbolan tak bisa bergerak,
akhirnya mu ndur ke hutan-hutan untuk sewaktu.waktu turun
mengacau .
Pada akhir tahun 1 9 5 2 kepala Kepolisian Negara membentuk
satu batalyon Brigade Mobile y ang bertugas khusus u ntuk meng­
amankan kunj u ngan tamu negara dari Filipina yaitu Preside n Qui­
rino. Presiden Filipina . ini menginap di lstana Bogor dan bermak­
sud me ngunj u ngi Bandung (Jawa Barat ). Karena itu pengamanan
dari Bogor-Cipanas-Cianj ur-Bandung p erlu d itingkatkan.
Batalyon Brimo b khusus ini d ip imp in o leh Komisaris Polisi I I
Legowo dengan Komandan Seksi Operasi A K P Muharam Wirana­
takusu ma h . Batalyon ini terd iri atas lima kompi, y aitu:
a. K o mp i 5 1 6 d ip im p in IP/I Subroto Darsoprayitno
b. Komp i 5 1 4 d ip imp in I P/ I I K u ntoj udo
c. K o mp i 5 1 1 3 d ip imp in o leh IP/I Beny Notosubijoso
cl . Kompi 5 1 1 2 cl ip impin I P/ I I Laocle Aris
e. Kompi 5 1 20 d ip im p in o leh IP/ I O ny Sastroatmodjo

Daiam rangka pengamanan kunj u ngan tamu negara clari Fili­


p ina in i Komandan Resimen VI I I/Territoriu m I I I J awa Barat Let­
nan Kolonel Samb as Atmadinata telah be rhasil menghalaukan D I/
TII dengan me mberi tugas kepada ko mp i-kompi pengejar untuk
me ngejar mereka.
Selain kekacauan-kekacauan D I/T I I d i J awa B arat ini yang per­
lu d itump as, maka pada tahun 1 9 5 3 lbnu Hadj ar memimpin Ke­
satuan Rakyat y ang tertindas d i K alimantan Selatan untuk mem­
brontak. K o rp s K:epolisian tamp il pula dengan j alan mengerahkan
Korp s Kepolisian di sana d ip imp in o leh TA. Azis, clan j uga d ike­
rahkan M obile Brigade dari J awa Timur cl an Tengah. Akhir tahun
1 9 5 3 d i Aceh muncu l j uga pembro nt akan Persatuan Ulama Selu­
ruh Aceh (PUSA) dipin1pin oleh Tengku Mohamm ad Daud Beu­
reueh bekerja sama dengan Batalyon TNI dari Sidikalang, y ang d i­
p im p in oleh Hasan Saleh menghendaki berd irinya Negara Islam
In�onesia di b awah p imp inan Kartosuwirjo.
59

U n t u k i t u M o b ile B rigade t e l a h d ik e ra h k a n p u l a k e sana. B e r­


k a t kerja sa ma y ang e rat a ntara T N I , M ob il e B r iga de , d a n ra kyat
.
m a k a pemb ero nt a k a n di Aceh ini d apat d ih a nc u r k a n . Untuk me­
n um p a s pem b ro nt a k a n d i Aceh i n i , maka d ik e ra h k a n M o b ile B ri­
gade d ari Su ma tra B a ra t, Su ma tra Sela tan , J awa T i m u r d a n seba­
g a in y a . Sesu d a h p e m b ro nt a k a n D l/TII di Aceh ini, m u n c u l p u la
Koma ndo Gerilya Sulawesi Selat a n (KGSS) di bawah p i m p inan
Kahar M u zakar, y ang me m i n ta agar sem ua a nggota pasuk a n ny a
h arus ma su k A P R I S . K a re n a t u n t u t a n K a h ar M uzakar t i d a k d i­
k ab u l k an Peme rin tah RI S ma ka Kahar M uzakar b e rh e n t i d a ri
,

AP R I S d a n me m b e ro n tak terh ad ap pemeri n t a h . Pemerintah b e r­


u sa h a m e nyelesa i k a n masa l a h n y a secara d a m a i , tetapi Kahar
M uzakar tetap berkera s d an m e n e ru sk a n p e m b ro n t a ka n . K em u d i­
a n pada t a h u n 1 9 5 3 ia m e n y e t uj u i D l/TII J awa Barat d i bawah
p i m p inan Kartosu w i 1jo . Un t u k m e n u mpas 0 1 /T l l di S u lawesi Se­
Ia t a n p i m p inan Kahar M uzakar in i , angkatan pera ng terpaksa h arus
me la k u k a n op erasi m i l i te r.
O perasi m i l iter y a ng d i laksanakan d i Sulawesi Se latan terkcnal
de ngan n a ma Operasi Hal i l i n tar dan Operasi G u n t u r . Operasi H a l i ­
l i n t a r d a n Op era si G u n t u r bcra k h ir tah u n 1 9 5 5 d i Sula wesi Selat a n
d a la m me n u mp a s gro mb o lan D l /TII d i sa n a . N a m u n 111a sil1 ada
k e k acauan-k e kacau a n y ang d ia k ibat ka n o leh sisa-sisa DI/TII.
De ngan dem i k ia n Op crasi Angkatan Pera ng bersa ma-sa ma Mobile
B rigade tetap d il a ncarkan d i be berapa te m p a t . D i S inj a i pada
1 5 M e i 1 9 5 5 , di K ascp u to pada tanggal 1 0- 1 9 Oktober 1 9 5 7 , d i
M a l i l i pada I 0 J a nu ari 1 9 5 9 d s b . Dari Sulawesi Se la tan K ahar
M uzakar me luaskan w ilayah pe ngaru h ny a sam p a i ke M a lu k u .
M u n c u l lah p e m b e ro n ta ka n D l/TII d i B u ru , Seram Bara t , Galcla
( H a lma h era ) Pulau Sula . U n t u k m e ma cl a m k a n pem br�n t akan D I/
TII d i M a l u k u Angkatan Perang memp ercayakan M o b il e Brigade
M a lu k u d i bawah p im p i n a n K o mi saris Polisi VE. K aramoy d i­
b a n t u o l e h Aj u n K o m i saris Po l isi J . L in o . Sel u r u h pemb ro n t akan
b e r h asil d ipadam k a n o le h B r igade M o b il e M al u k u bersa m a K o m p i
5 1 5 4 , 5 2 48 d a n 5 1 5 7 y a ng d ik e ra h k a n ke M a l uk u .
Sela i n d i M al u k u , K ah a r M u zakar b e ru saha m e lu askan p e nga­
ru h ny a ke N u sa Ti:nggara B arat . Pad a b u l an Sept e m b e r 1 9 5 6 ter­
jad i pemb ro n takan D I/TII d i Lo m bo k . Set e l a h d i selid ik i p e m b ron­
takan ini d ise babkan o le h sepasu k a n gro mbolan Kahar M u za kar
60

d ari Su lawesi Selata n . M ak a d e ngan k e rj a keras Korps Kepol isian


d i N u sa Te nggara , g rombolan ini dapat d ih ancurkan karena t id a k
me ntiapa t k a n d u k u ngan d ari rak y a t set e mp a t . Berkat k e t angguhan
d a n k e m a m p u a n kesatua n-kesat u a n B rigade M o b ile di d aerah-dae­
rah se luruh Indonesia m a u p u n k e satuan yang d ip erba n t u k a n dari
daerah l a in telah su ngg u h -su ngguh a k t if memada m ka n pe m b ron­
takan D I/T I I di J awa Barat pimp i nan K artosu w i rj o , di J awa
Tengah p im p i n a n Ami r Fa tah , d i Aceh p im p i n a n Daud B e u re u e h ,
d i Su lawe si p imp i n a n K a h a r M u za kar, d i K a l i m a n t a n p i m p inan
lbnu H adjar, d i NTB d a n M al u k u yang sat u sama l a i n telah ber­
mu fak a t gun a me n e n t a ng Pemerintah Rep u b l ik Indo nesia yang
sah berdasarka n Pancasila dan U ndang-u nd a n g Dasar 1 94 5 .

2 .4 Perkembanga11 Brimob Tallu11 1 956- 1 966


D a lam k lmm wa k t u i n i, B rigade M o bi le te l ah t urut bersama­
sama A B RI berpera n a n a n tara lain: Pen u mp asan P R R l/Permesta .
Trikora d alam ra ngka pembe basa n lria n Bara t , Dwikora , Perist i­
wa Cik i n i , Peristiwa M a u kar, Perist iwa ldul A d h a , dan pcrist iw;1
p ercobaan pemb u n u h a n atas d iri Presid e n Soekarno di M akasa r.

� .4 . 1 Penumpasan PRR l/Permesta


P R R l/Permesta a d a la h Peme rintah Revo l u sioner Rep u b l i k
I n d o nesia . P R R l /Perme sta lah ir sebagai h asil d ari tcrbe n t u k n y a
Dewa n Gajah pada tanggal 20 D e se m b e r 1 9 5 6 d ip im pi n oleh
K o lo n e l Simbolon d i Medan dan pada 22 Dese m ber 1 95 6 berd iri­
n y a Dewa n B a n te ng d i Pad ang d i b awah p im pi n a n Letnan Kolonel
Achma d Husa i n , d a n D ewan M angu n i pada tanggal 1 8 Fcbruari
1 9 5 7 d i M anado o le h Letnan Kolonel Ventje S u m u a l .
Dewa n -d ewa n i n i me rup a k a n alat cl ari k a u m p o l i t ik y a n g ber­
sifat me n e n t a ng peme rintahan y a ng sah , Repu b l ik Indonesia .
P R RI/Pem1esta lah ir pada tanggal 1 5 Februari 1 9 5 8 d i bawa h
p i m p in a n Sy arifu d d i n P rawiranegara , S . H . se l a k u p erdana me nteri
saat itu . K are n a gawat n y a situasi dan tcranca m n y a keselamatan
bangsa dan negara , ma ka Pre siden Soe karno telah mengam b il
Jangkah penn u laan d e ngan me mecatnya dari jabatan angkatan
perang sem u a p im p i n a n dewan i t u , de ngan menginstruksikrn ke­
pada Ang katan B e rse njata Rep u b l i k Indonesia u n t uk memadam­
kan P R R I /Permesta terse b u t .
Dalam sit u a si negara cl a n cl alam keaclaan bahaya i n i B rigade
M o b il e telah m e n a m p a k k a n k e rj a sama clengan angkatan berse n­
j a ta la i n ny a u nt u k mema cl amk a n p e m b ro nt a k a n . B r igade Mobile
I B ataJyo n d ip im p i n oleh K o m i sa ris Pol isi I Soetj ipto Danoekoe­
soemo d ib a n tu Aj u n Komi saris Pa l isi Budy J uwo n o . G agak Prano­
lo clari J awa Tengah telah d iperi n t a h k a n ke Suma tra Utara d i­
d aratkan d i R iau d aratan .
K em u d ia n d itugaskan pula B rigade M o b ile d ari J a ka rt a , J awa
T i m u r , Kalima n ta n , J awa B ara t Batalyon Pelo po r. Sesuai d e ngan
perintah kepala negara u n t u k me n u m p as P R R I/Permest a , m a k a
Dep u ty K e pala S t a f Angkata n Dara t B rigad ir J e n deral Dj atikoe­
soemo d e ngan selu ru h kesa tu a n termasuk B rigade Mobile d i ba­
wah p imp inan M. Kad iran cl a n Su ro yo me ngad a ka n o perasi besar­
besaran me lalu i Suma tra T im u r bagian t i m u r , Tapa n u l i Selatan ke
Su ma tra Tengah tern s ke B u k itt i ngg i, cl a n a k h i rn y a me nd arat d i
S i bol!!a . K L· k uatan d a n pote n si P R R I/ Permesta dapat d il u m p u h ­
kan.
Pada p c rtl' n!!a han t a h u 11 1 9 6 1 K o lonel Simbolon se rta sel u ru h
p i m p i n a n P R RI / Pe rmcsta rne nyera h k a n diri kepada pos-pos Bri­
gade M o b ile d i Tapanul i Utara , y ait u pada K o m p i C Batalyon 5 1 6
B rigade M o b ile . D e ngan d c rn i k i a n berakh irlah petualangan Sim­
bolo n clan a n t e k -a nte k nya d i d ae rah S u ma t ra Utara. Di Sulawesi
Utara clan se k itarny�1 Let n a n Kolonel Ven tje Su mual telah m e nga­
t ur siasat u nt u k m e n e n t a ng Pe me rintah Rep u b l ik Indonesia dc­
ngan m e m p ro klarna sika n berd irinya Pe rme sta 2 Mare t 1 9 5 7 . Se­
lu ruh ra k y at khususnya ge nerasi mud a Su lawesi Utara telah d i­
kcra h k a n dalam p e m b ro nt a k a n in i, cl a n sebagai a ki batn y a telah
m c rugik a n serta me ngorban kan ba n y a k jiwa cl a n harta benda
rakyat S u lawesi Utara .
M a lu k u m e m p akan daerah y a ng m e n e n tang Perme sta, kare n a
itu Perm e sta t e l a h m e n yerang d aera h M a l u k u clan p a d a mulanya
berhasil me n d u d u k i M a l u k u Ut ara . Brigade Mobile M a l u k u se- ·

b a n y a k e n am kom p i y a ng dip imp in oleh K o misaris Palisi VE .


K aram o y denga n dibantu kepala stafn y a K o m isaris Palisi F ra n s
Taihatu t e l a h be rt i n d a k tegas m e m i h a k pemeri n t ah p u sat cl a n ber­
sama-sama Angkatan Dara t me n in d a k Permesta.
D e ngan sikap tegas p imp i na11 B rigade Mobile di M aluku i n i
m a k a d a lam o perasi m e n u mp as Permesta d i M a l uk u Utara, kepala
62

K ep olisian Negara t e lah menyerahk a n kepercayaan nya penuh


ke pacl a B rigade M o b ile d i Malu k u d i b a w a h p im p inan V E . K ara-
111o y clan Fra n s T a ilr ntu u n tu k bersa ma -sa m a T N I m e n u mpas Per­
me sta . D a lam rangka mere b u t kemb a l i M a l u k u Ut ara d ari t a ngan
Permest a , ma k a B rigade Mo b ile d i Malu k u t e lah mend i d ik 800
o rang p em u d a p artisipan d ip e rse nj a t a i d e ngan senj ata Iengkap
u n t u k m e m b a n t u kekuatan e nam k o m p i B rigade Mobile di Malu­
k u . K e m u d ia n d il a k u kan Operasi Mena I ke M a lu k u Utara , yang
terd iri atas seluruh k e k uatan angkatan perang termasuk sat u kom­
pi Combat Brimo b u n t u k mere b u t Moro t a i (lapangan te rbang).
Kem u d ian d iberangkatkan pula Operasi Mena II Gabu ngan A ng­
katan B e rse njata termasuk d u a kompi tempur Brimob cla n satu
b at a l y o n pemuda p imp inan Frans Taih a t u u n t u k mere b u t J a i l ol o
( la p a ngan t e rbang) cl an se k itarnya ( H almahera Te ngah ) . . Permesta
me nderita kekalahan besar serta b a n y a k y a ng korba n . Op erasi­
opera si i n i d il a k u ka n secara besar-besaran clan secara tu ntas.
Pasu k a n Perme sta te rcl iri atas b a n y a k pcm ud a/pelaj a r Sulawc � i
Utara y a ng belum beg itu terl a t il1 dalam segi-segi m il iter, seh i ngg a
t icl a k dapat bertahan lama dalam m e nghada pi serangan Angkatan
Be rse njata cl a n B rigade M o b il e . Hamp ir seluru h gro m bolan Pcr­
me sta d i p im p in Ve n tje Sumu al in i d itawa n cla n se nj a ta-senjata
le ngkapnya d isit a u n t u k kepent ingan negara.
Mema ng t i d a k d ap a t d isangkal d alam p e m b ro n t a ka n Permesta ,
Brig ade M o b ile Malu k u y a ng d iba n t u o le h 800 orang p e m u cla par­
t isip a n M al u k u telah b a ny a k b e rj a sa u n t u k m e m b a n t u pemeri n ta l l
p u sat me n u m p a s Permesta d i M a lu k u Utara cl an Sulawesi Utara .
Dae rah M a lu k u Tengah cl an Tenggara t id a k pernah d ik uasai oleh
Pe rmesta.
P im p in an-p imp i n an B rigade M o b il e M alu k u y a ng be nar-benar
berj a sa bag i Peme rin tah Rep u blik I n d o nesia dalam men u m pas
h a b is pemb ro n ta kan Perme sta adalah K o misaris Pol isi VE . K ara­
mo y , K o m i saris Polisi Fra n s Taih u tu , K o m i saris Pol isi E S P . Sitom­
p u l cla n I n sp e k t ur Po lisi I N u rd in Baso se l a k u komandan Pasu k a n
I stimewa B rigade M o b ile d i samp ing TNI Angkatan Darat cl a n 800
o rang p em u d a M a lu k u p a rtisipa n .
2 . 4.2 Trikora (Tri Koma ndo Ra kyat )
T r i Komando Rakyat adalah sua t u p e ri n t a h p residen Repu b l i k
I n donesia pada t anggal 1 9 Dese m b e r 1 9 6 1 u n t u k m e m be bask a n
63

Irian Barat dari tangan kolonialisme Belanda. Perintah p re siden ini


d ikeluarkan di Yogyakarta d alam suatu p idato resm i . Berdasarkan
perintah kepala negara ini, ma ka kepala Angkatan K epolisian
me mbentuk satu Resimen Tim Pertem pura n ( RTPI ) yang terdiri
atas Gabungan Kesatuan-kesatuan B rigade Mobile seluruh Indone­
sia di b awah p irnp inan Komisaris Palisi Tingkat I Soetrisno.
Setelah terbe ntuk re sirnen dan tergabung dalam satu kesatuan
Operasi M and ala d i bawah pimp inan Panglirna M an dala Mayo r
J e nderal Soeharto (sekarang je nderal purnawirawan/presiden Re­
p u blik Indo nesia ) , dan wakil Panglima Mandala Laksamana Muda
Udara Leo Wattimena diberangkatkan ke daerah Maluku sebagai
batu lo ncatan pendaratan ke dae rah lrian Barat (Irian J aya se ka­
ra ng). Be rsama-sama dengan Angkatan Be rse njata lainny a , Resi­
mc 1 1 T i1 1 1 Pertempuran I Korp s Brigade Mobile in i telah sukses
1 1 1 ,: 11 d ara t ka 1 1 satu komp i Pelo por pimp inan Inspektur Pa l isi Ting­
L1 t T T Hudaj a Sunarj a se rta sama-sama mem ancangkan be ndera
M e rah Pu tih di Irian Bara t . Kemudian m elancarkan gerilya ter­
hadap ma rkas-m arkas pertahanan Beland a . Pada waktu pendaratan
pertama kali ini 1 8 o ra ng a nggota Pelopor telah ditawan oleh B e­
la nda, ke mu dia n me lal u i Palang M erah Inte rn asional dapat d i­
·

pula ngkan lagi ke J a ka rta .


Pada waktu d iadakanny a Persetuj ua n Bunker (selaku wakil
P B B untu k me nyelesaikan Irian Bara t/ Penyerahan Irian Barat
kepada Indonesia ) , K orp s Brigade Mobile telah menugaskan per­
bantuan seju ml ah pasukan dan p e njabat untuk dipe kerjakan pada
UNTEA ( Un ited Na tions Temporary Executive A u thority ) untuk
Irian Bara t , y a itu :
a. D u a orang p e rw i ra rne ne ngah yaitu Komisaris Palisi T k . I VE.
K aramoy d an Komisaris Palisi Tk. I H. Sch i ff d i be ra ngkatkan
ke Irian Bara t te rh itung mulai b u Ian Oktober 1 9 62
b. Enam b in tara pelatih Brigade M o b ile d iberangka tkan ke Irian
Bara t dalam bulan J anuari 1 96 3
c. Sa tu komp i Pe lopor Brigade M o b ile ditugaskan di Irian Barat
terhitung mulai b u lan Fcbruari 1 9 6 3 .

D a r i UNTEA w a ktu itu , seorang ke pala polisi dari Inggris .


1 2 orang perwira Angkata n Kepo lisian Repu blik Indo nesia, 1 8
o ra ng perwira dari Filip ina , 1 9 o rang perwira polisi Belanda
2 4 o rang p erwira p olisi lrian bersama kurang lebih 1 5 00 orang bin­
tara , tehltama d ari penduduk asli Irian . Komisaris Polisi V E . Kara ­
m o y sejak Okto ber 1 96 2 te lah bertugas sebagai koma ndan kepo­
lisian keresidenan (Po lice Divisio n Commander) sebagai salah satu
perwira Indonesia yang pertama kali diberikan kedudukan pim­
p in an di lrian Barat. ( 1 1 , p .2 1 1 )
Secara p erlahan-lahan Brigade Mobile mengatur strategi p enga­
manan agar t idak t im b ul be ntrokan-bentrokan dengan p ilrnk
UNT EA, maupun po lisi-polisi Irian cip taan Be landa. Baru pada
akhir Mei 1 9 63 kepala kepo lisian Keresidenan Kota Baru/Sukarna­
pura membentuk su atu keb ijaksanaan dengan jalan m engambil
langkah u n tu k me lancarkan serah terima kekuasa an dari Pemerin­
tah UNTEA kepada Rep ub lik Indonesia . Kebij a ksanaan yang d i­
am bi! p a d a wa ktu itu berd asarkan pcrintah-perintah pusat iala ll
segera me nguasai serta melucuti anggota-anggota polisi lria 1 1
UNT E A. Mere ka ini tadinya dip ersia pkan Bela ncla u n t u k mem­
bro ntak/melawan Pemerintah RI .
Berdasarkan struktur Pe merintah UNT EA, maka kepala polisi
Kere sidenan me megang p era nan penting serta menentukan clalam
bidang keama nan , karena waktu it u berla kunya status Tertib Sip il
y ang kebetulan j uga kepala po lisi keresidenan ini a clalah wakil dari
Peme rintah Repu blik Indonesia. Saat ini banyak se kali propagan- .
da Belanda bempa isy u -isyu politik yang bersifat subversif maupun
bom-bo m waktu di te ngah-tengah ma syarakat Irian u 11tuk menga­
cau kan keadaan serta ingin me nimb u lkan pe mberontakan mela­
wan Repu blik Indonesia. Usaha-usaha Belancla in i mema ng sudah
d ip erhitungkan terlebih dahulu , sehingga dapat dicegah .
Begitu lancarnya operasi Angkatan Bersenjata RI maka men­
jelang tanggal l M aret 1 9 63 berlangsu nglah kekuasaan atas Irian
Barat dari UNTEA kepada Peme rintah Republik Indonesia secara
cl ama i, aman dan te rtib , seh ingga pada tanggal 4 clan 5 Mei 1 963
Pre side n Repu blik indo nesia Soekarno untuk perta ma kal inya
·

berkenan me nginjak b umi Irian Barat yang telah kembali ke pang­


kuan ibu p ertiw i.
Semua in i dapat terlaksana atas kerja sama yang erat antara
seluruh warga Angkatan Be rsenjata Republik Indone sia dan selu­
ru h masyarakat Indonesia khususnya Rakyat Maluku (perbatasan
65

Irian Bara t ) , maka segala sesuatu yang berhubungan de ngan peng­


amb ilan lrian Bara t kepada Indonesia telah berjalan I an car, a man
d an d amai, sesuai p rogram Pemerintah R I .
Dalam o perasi pengamb ilan Irian Barat in i telah gugur K o mo­
dor Lau t J o s Sudarso d i Laut Arafura (antara Pulau Dobo dan
lrian ), bersama -sama ana h uahnya dalam Kapa) Perang R I Macan
Tutul. Untuk mc nge nan� peristiwa in i selanj u tnya presiden RI
me nge luarkan keputusa n p rc <; i t k n d c n�:1·11 1 1 w 1 1 1 berikan kcna ikan
se t ingkat pangkat K o 111o d , ) r Laut J o s Sud arso me njad i Laksam;1 1 1 :1
\1 ud a Anum erta J o s Sud arso d a n d iberikan gelar Pa hlawan Kernc r­
d e kaan Nasional.
2 .4 . 3 D wikora (Dwi Komando Rakyat)
D wikora ini j uga me ru pakan p erintah pre siden Republik
l11do ncsia yang d iu ca p k a n d al a111 p iclato re sm i d i Jakart a . M a ksud
d a rip ad.a Dwikora in i aclalah m e m b a n t u perjuangan rakyat di Kali­
. 1 1 :1 1 1 tan Utara d alarn rnenu ntut kemerdekaannya. Berd a sarkan
kepacla perintah preside n Republik Indonesia itu , maka p im p inan
Angka tan Kepo lisian me mbentuk Resime n Tim Perte m puran
( RTP) V.
RTP V in i d ip imp in oleh Aj un Komi saris Besar Pal isi Daryono
Wa s i t o . Se suai perintah p im p inan Angkatan Kepo lisian RI , m aka
RTP V p imp inan Daryono Wasito ini d iberangkatkan ke Kaliman­
tan Utara cl an melaksan a b n operasi bersama-sam a AB R I lainny a ,
j uga d iberangkatkan Kesatuan Pelopor u ntuk o perasi-operasi Tipe
A cl an te rbuk ti Kesatuan Pe lopor Brigade M obile ini telah men­
capai sukses besar d alam perjuangan bersenjata maupun propa­
ganda anti s u bversif dan lain-l ain sebagain y a . Korps Brigade Mo­
bile telah memp erlih atkan keberhasilan mere ka y ang cukup besar
d an t a k temilai h argany a .
2 .4A l'eristiwa Cikini
Usaha pembu nuhan atas d iri presidei1 RI tanggal 3 1 Oktober
1 9 5 7 malam, pada saat preside n hendak meninggalkan Gedung
SD Negeri C ik in i . Saat presiden hendak n aik ke mob ii , terjadilah
pelemp aran granat sebagai u saha pemb u nuhan atas d iri Preside n
Sukarno o leh orang�rang y ang tidak d ikenal clan tidak bertang­
gung jawab . Secepatnya pre side n d iselamatka n o leh Korps Briga­
de Mobile Sud ijo dan Odang Soe hendar de ngan j alan mem elu k
pre siden clan mem bawakan presiden ke tempat yang aman .
66

Peristiwa ini tidak teriupakan presiden R I sampa1 rn meng­


hembuskan n afas terakhir. Percobaan atas d iri Presiden Sukarno
d i C ikini ini teiah m engakibatkan korban In spektur Palisi Ting­
kat I Odang Soehendar, Aip I Soemardi, Aipda Ngatijono , d an Aip
I Tupon Waiuyo m endapat Iuka-Iuka berat serta murid:murid SD
Cikini y ang meninggaI maupun yang Iu � a-Iuka.

2 .4 . 5 Peristiwa Mau kar


Sesu d ah Peristiwa Cik in i muncuI puia penst1wa percobaan
pemb u nuhan p re siden RI y ang d ilakukan oieh Letnan M uda Udara
Aiexa)'1 der M au kar. Alexander Maukar teiah memp ergu nakan p e ­
sawat jet u n tuk mencoba membunuh Pre siden R I Sukarno de n g a n
j a lan menembaki istana pre sid c n . Pada serangan Mauka r ini , Aip d :1
Moh d . Anwa r Iuka-Iuka d a n sc b ag ia n kec il Gedung lstana Negara
mengaiam i keru sakan -keru sakan kecil .
Usaha ini dapat digaga lkan oleh p ihak A B R I se l u ru h n y a khu­
susnya Brigade Mobile d an angkatan kepoiisian Iain nya.

2 . 4.6 Peristiwa ldhul A dha


Peristiwa u saha pembunuhan atas d iri pre sid en te lah beriang­
sung puia seiepas semb ahyang IdhuI Adha di halaman Istana Mer­
deka. Pada saat ini sementara p resid en sedang mengikuti sembah­
yang IdhuI Ad ha, tib a-tiba tampil seorang yang t idak d ikenal lang­
su ng m e ng arah k a n p isto lnya ke d ada p re sid e n . Unt u ng cep at d i­
lindungi oleh Aipda Soed radjat yang langsung kena tembakan
d an Brig:adir Palisi itu me ngalami Iuka-Iuka pada lehemya .

2.4.7 Detase11 1en Pengawal Pribadi Presiden


Terhitu ng seja k saat Pro k lamasi 1 7 Agu stus 1 945 d ibe ntuk­
lah satu K e sat u a n Pengawa l Pribad i Pre siden di J akarta . Pada
m u la n y a Kesat u a n Pengawal Pri b ad i Pre sid e n ini berasal dari ang­
go t a -a nggo ta To kubetsu To kumu Kasaku Tai d ip impin oleh Kana­
pi d an Soehodo d e ngan pangkat kaibu (inspektur polisi) . Kemud i­
a n d ilebur 1t.enjadi Polisi Istimewa ( Pasu kan Macan ) . Tugas dari
k e satua n in i adaiah m e njaga keseiamatan serta keaman an p residen
d an wa kil p residen serta para m enteri d an p ej a b at tinggi negara ter­
istim ewa menjaga keselamatan kep ala negara dan wakil kepala
67

negara p a d a w a k t u b c rk u nj u ng k c d ae rah -<laerah u n t u k m e n y a111-


p ai k a n a ma n at pcm b inaan persatuan d an k esat u a n b a ngsa d a l a111
h id u p b e rm a sy ara kat d an b e rn egara .
Kare n a sit u a si dan k o n d isi polit ik tanggal 3 J a n ua ri 1 9 46 d e ­
ngan sangat ra h asia d a n p e ngama n an serta p e ngawalan k e t a t d a ri
Detase111 c n Pengawal Pri b adi Prc s i d e n ini d i bawah p i m p inan
0
M angil d an Soed idjo , p re side n cl an wak il p re sid e n bese rta se l u ru h
kclu arg a n y a tiba cl e ngan se lamat d i Yogyakarta sc bagai tc111 pat
kcd u d u k a n y a ng b a ru .
Begitu p u la pada z a 111an Agre s i B el an da I d i m a n a p re sicl e n cl an
k c l u a rga se ring bcrp in d a h te111 p at , Pe ngawal Pri bacl i Pre side n se lalu
ikut u n t u k mc ngawa l clan 111e nga11 1 a n k a n presid e n . J uga pada
Agrc si Belanda II se b agian d ari Detase rnc n Pengawal Pre sidcn ini
d itangkap cl an d it a wa n . baru clilepaskan lagi oleh M a ngil u n tu k
k ru s 1 1 1 c ngawal p rc sicl cn .
Po koknya p cra nan Pasu kan Pe ngawa l Pribad i scj a k masa Rcvo­
lu si F i sik sa mpai sc karang , c u k u p je las fak t a sej a rah bctapa b c sar
kcse t iaan m c rc ka tcrh acl ap n u sa cl an bangsa cl alam m e nj aga sert<1
1 1 1 c 1 1 1 e l i h ara kcscla111atan d an kea 111a n a n pri bacl i p re si d e n cle ngan
l ' L' m i l1 ra sa tangg u ng j < 1 wa b .
2 .4 . 8 Paistill'a l'ercubaan Pc11 1 b 1 1 111 1 ha11 atas D iri Presiden di
Alakasar
Sclain pcristiwai) C rist iwa terse b u t d i atas, fa kta sej a ra h j uga
tclah 111e111 b u k tikan pacl a k i t a u saha-l1 sah a pe111 b u n u han p resicl e n
d i K a t a M a ka sar sa111p a i d u a k a l i y a it u :
a. Sewaktu p re sid e n bcrk u nj u ng k e M a k a sar d i m a n a iri ng-i ri ng ­
an m o b il p resid e n cl an ro 111bo ngan mc n uj u K a t a M a kasar telah
cl itemb ak d ari jarak jauh cle ngan p c n c m b a kan mo rt ir . (Pencm­
bakan d ari Lapangan Tcrb an g M a n cl a i ) .
b. Peristiwa Cenderawasih yaitu pelc 111 p a ra n gra n a t y a ng cl ituj u ­
k a n pacl a iring-iringan mob il p rc sicl e n , m e n y e b a b k a n se bagian
bcsar ra kyat yang sed a ng 111 e n y a m b u t me sra Pre side n S u k a rn o
m e nga l a rn i Iu k a -I u ka bc rat yang j uga acla y a n g korban . ( 1 1 ,
p .2 1 6)
B rigade Mob ile y a ng 111e ngawal sc rl a me ngama n k a n k u nj u ng­
an k c p <' la ncga ra se panj a ng j a lan ra y a clapat m e ngatasi m a salah
in i sc h i ngga cle ngan k u rn ia d a 11 an ugrah T u h a n , kepala negara
mau p u n Pasu kan Pc ngaw a l Pre s id c n se rta B rigade M o b i l e d a -
68

lam keadaan selamat sentosa. Semuanya ini tidak lain dari


anugrah All ah yang telah menyelamatkan negara dan Pemerin­
tah Republik Indonesia-. Brigade Mobile selaku umat Tuhan
telah memperlihatkan kesetiaan dan tanggung jawabnya ter­
hadap pemerintah, bangsa dan negara dengan kaiya-karya
nyata yang positif. Dengan demikian wajarlah Brigade Mobile
mendapatkan penghargaan.
BAB m. KELAHIRAN. KEHIDUPAN KEWARGA DAN
KEPRIBADIAN KAREL SADSUITUBUN

J.I Kelahirrm
Karel Sadsuitubun d ilahirkan di Rumadian (fual) Maluku
renggara pada tanggal 1 4 Oktober 1 928. (23,24). Pada mast kecil­
nya biasa dipanggil Kace_ Ayahnya bemama Primus Sadsuitubun
J ikenal oleh rakyat Rumadian Debut (Maluku Tenggara) sebagai
seorang yang taat kepada agama Kristen-Katolik serta menghor­
mati sakramen-sakramen Oiturgi dan peralatan gerejani) maupun
hukum serta peraturani)eraturan gereja Roma Katolik. Juga se­
orang yang selalu rendah hati, sabar dan ·pemurah serta senang
bergaul dengan saudara�daranya dari umat Islam yang ada puJa
di desa Debut itu . Sejak Karel Sadsuitubun berumu r tujuh tahu n,
ibunya meninggal dunia.
Karel Sadsuitubun mempunyai saudara tiga orang, yang se­
orang laki�aki bemama Efraim Sadsuitubun, kini masih � hidup
dan berada di Negeri Belanda (eks KN/L) dan dua orang wanita
� masih hidup dan kedua-Ouanya berdiam di Debut, Maluku
Tenggara, yaitu Nyonya Oh Suiwutun Sadsuitubun (dikenal de­
ngan panggilan Nyora) dan Nyonya Magdalena Ohuiwutun/Sad­
suitubun (dikenal dengan panggilan Mada). Setelah Mada lahir tak
berapa lama keempat orang saudara bersaudara ini meninggal
dunia.

69
Un t u k me nj aga se rta m e m e l ihara K are l Sad su i tu b u n d e ngan
saud ara-saudara n y a i n i , a y a h n y a t e rp a k sa m e n ik a h l agi d e ngan se­
o ra n g j a n d a y ang b e rn ama N y o n y a Fransina Le tso i n O h u i w u t u n .
Fra n si n a O h u iw ut u n me n ikah pertama k a l i d e ngan A l fo n s Le t so i n
m e m p ero le h a n a k seb a n y a k t uj u h orang y ang masing-111 as ing ada­
lah seb ag a i b e ri k ut :

1. Co rn e l i s Let so i n , k i n i berd iam d i Debut :


2. C y ru l u s Le t so i n , pcnsiunan A U R I i n i b c rd iam d i Deb u t
3. Florida Letso i n , se karang be rd ia m d i Debut ;
4. Cand i d a Let so i n , b e rada d i M e ra u k e lrian J aya :
5. Deel in u s Let so i n , k i n i berd iam d i Langg u r ( M a l u k u Tenggara ) :
6. O n i b in A l fo u s Let so i n , bercl iam d i Ambon cl an b e k e rja pada
Kantor Un iversit as Pat t i m u ra d i Ambon :
7. Ro sa l i n a Let so i n , t e l a h me n inggal ( 2 5 ) .

Se t e l a h Also in Le t so i n men ingga l , cl an kcb e t u l a n p u l a i b u n y a


K are l Sadsu it u b u n j uga m e n ingga l , m a ka a y a h K a re l Saclsu i t u b u n
menikah d e ngan Fra n si n a O h u i w u t u n Uanda Let so i n ) . K are na
Pri m u s Sacl su it u b u n cl a ri Dcsa R u m ad ian m e n i kah d e ngan Fran­
sina O h u iw u t u n d ari Desa De b u t , maka u nt u k 111e 111 persat u k a n se­
l u ru h k e h id u p a n kel uarga n y a terpa k sa ia h a ru s p i ncl a h bersam a
keem p a t o rang pu tranya meng i k u t i istri ked ua d e ngan tuj u h o rang
a n a k n y a d i Desa Deb u t . Kebet u l a n j uga Desa Debut i n i tcrl e t a k
b e rsa mb u ng dengan R u m ad ian saj a . J ad i Kare l Sad su it u b L1 n be r­
sama -sama saucl aranya yang t ad in y a l a h i r cl an bercl iam d i Ru macl i ­
an k i n i b e ra l ih t e m p a t t ingg a l n y a ke Desa D e b u t m e ng i k u t i ayah­
nya.
D i Desa D e b u t Kare l Sacl su it u b u n bersama scp u lu h orang sau ­
d ara n y a h icl u p ru k u n , a m a n clan cl a m a i d i b a w a h asu h an a y a h cl a n
i b u m e re ka , w a l au p u n me rc k a t e rd ir i a t a s d u a k c l u a rg a , y a i t u k e ­
lu arga Sad su it u b u n d an kclu arga Let so i n . B e rkat l i nd u ngan A l l ah
Yang M a h a Pe ngasih cl an Pe n y a y a n g , m e sk ip u n ba nyak kcsu l i ta n/
k e su kara n , Pri m u s Saclsu itu bun b c rsama i s t ri nya yang keel ua h id up
de ngan t e n t ra m .
Beg itu me sra cl an a k r a b h icl u p n y a ked ua o rang t u a Kare l Sad­
s u it u b u n i n i se hi ngga 111c 111 b c ri te laclan k e pacla I I o rang p u t ra­
p u t ri n y a u nt u k h i d u p sal ing me ngasi h i , sal ing menghorma t i dan
takut akan All a h . M e re k a sangat ru k u n d an me rasakan se p e rt i
71

1 rn.: 11 1 p u nyai satu ayah dan ibu saj a , d e m i k ian keterangan saudara
Ony b in Le t so in kepada re n u l is di Am bon pada t anggal 30 J ul i
1 9 79.
M e re k a t id ak p e rn a h mcrasa kan pe rbe d a a n -perbed a an a t a u k e ­
l a i n an -k e l a i n a n d i cl ala1n p e m b i n aan ay ah cla n ibu nya m erek a . Dan
t id a k p e rn ah acl a di ant ara n y a merc k a yang mera sa seolah -o lah
l l id u p d c ngan ayah ma u p u n ibu t iri . Keluarga i n i be n ar-benar
mc ru p akan su atu kdu arga y ang t a k u t akan T u h an clan benar­
benar l l id u p mc n u rn t fi rman cl a n at u ran -at u ran gerej a n i . Sej a k
kcc i l K a re l Sadsu it u b u n t e l a h m e rn p erl i h a t k a n t a n cl a-t ancla k e ­
ce rcl asan d a n k e t an g k a san me leb i h i sau cla ra-saucl ara n y a y ang lain .
Ia selalu p atu h kcpada o rang t u a , b e rsikap d ia m , juj u r cl a n re n­
dah h at i . Taat kcpad a ag ama K r i stc n-Kato l ik , selalu senang ke
�e rej a mc ng i k u t i jcj a k ora ng t u a ny a . Leb i h se n ang cl i cl i cl i k o l e h
u rang I n d o nesia d a rip ad a p a s t u r B c l a nd a . Sej a k k e c i l K are l Sad­
su i t u b u n sc nang sc ka l i b e ro lah rag a , b e rm a in b o l a , kast i , vo l ley ,
l c m p a r lc m b ing , c a k ram d an se bag a i n y a . la su k a be rgau l cle ngan
te m a n -tem a n di R u m a d i a n m a u p u n d i Deb ut .
Se nang b c rb u ru b in ata ng-b in at a ng liar d i h u t an D e b u t Rum a­
d ia n , men emb a k b u ru ng d e ng a n a l a t -a lat p e n e m b a k yang t racl i­
sio n al ( k ay u , bat u , k a t a p e l ) . Se l a i n itu se n ang se k a l i hohate,
me ngail/ me m a n c ing i k a n , cl an berbu ru . M en e bang kayu , lll l' I 1 <t c t.1 I
t a n a h , mc n an am cl an se b aga in ya m eru p akan p e k e rj aan biasa sc­
h ari-h ari p a d a n y a , se h i ngga t u b u h n y a se l a lu se hat , k u at cl an ke kar.
Ia j uga me m p u n y a i bakat se n i , ge mar se k a l i menyanyi cl an
se l a lu g e m b ira d e ngan k awa n-k awan seu s i a n ya , m e m e t ik guitar
(j u k , o k u le l e ) , me n ari cl an bercl ansa . Ia sangat p e ra m a h cl an pe­
mu rah h at i , pe ncl iam tapi kemauan n y a keras. Berbucl i lu h u r pe­
n u h so pan san tu n , su ka m a lu tapi t icl a k sen a n � digan !!g ll .
Ia juga memiliki sikap m il itan , raj in clan be kerja keras. la se ­
·

na ng se ka p bergaul clengan t e m a n -te m a n dari u ma t Islam cl a n


r n e ng i k u t i jeja k o rang t u an y a dalam rang ka ke ru k u na n u m at b e r­
ag a ma d i Desa D e b u t sej a k d ah u l u k a l a . Perlu d ik e m u k a k a n juga
di Desa Debut in i ad a gerej a cl an ad a p u l a M e sj id . Rakyat se ki t ar
2 5 00 orang , 3 00 o rang b e rag ama I sl a m cl a n 2 200 o rang b e ragama
Kristen-Kato l i k .
Ka re l Sad su it u b u n d ibesarkan d i te ngah -te ngah m asy arakat
clan l i n g k u ngan keru k u nan h icl u p b e raga m a sej a k dat u k-d at u k n y a .
72

I a berseko lah p a d a SD K riste n K ato lik sej ak t a h u n 1 93 5 d a n


m e n amatkannya p ada t ah u n 1 9 4 1 . J a rak d ari T u a i k e Debut
kurang lebih 1 2 km, d ap at di t e 1 11 p u h d e ngan mobil (kend araan ) .
telah diaspal secara b aik ole h B u p a t i Kepala Daerah Tingkat I I
waktu itu Ors . D C . Far-Far .
Oleh kare n a j a rak Debut -Tuai it u sangat dekat , maka K are l
Sadsuit u b u n sering bersama o rang tuanya maupun t e m a n -t e m a n
seb ayanya pergi ke ibu k o t a Dac rah Tingkat II M al u k u Tenggara
(Tu ai) i n i , u n t u k m e l i h a t -l i h a t perkcmb angan baru , berbelanj a .
menonton p ermai n a n b o l a ata u p u n kcrama ian d i ibu kota Tua i .
D i ant ara te man te m a n cl e kat n y a y ang masih h i d u p ada dua orang ·
-

y aitu Be ned ic t u s O h u iwu t u n d an Hipol itus Tam lean , sedangkan


y ang telah me ninggal Lctsoin Fe rd i n and . D i atas tc lah cl ikatakan
b ahwa Rumadian d an Debut 111cru p akan d u a buah dcsa yang le­
t aknya berdekatan/bersa111bung , se h ingga ha111 p ir t icl ak ke l ih at a n
b at a s-b atas ked u a negeri it u . N a rn un desa Ru macl ian ag ak bc sar
j ik a d ib and ingkan d e ngan d c sa De bu t .
Ru111adian diperi ntah o lch scorang raja ( lu r ah ) , yang rn c ng­
koord in asi pemc ri n t a h -p cmerintah Dcsa Debut , Na111ar, Ngilogaf,
Ngayu b, Ko lser, Lo ko n , G e l an i t . Desa Debut d ip erintah o lch sc­
o rang Orang Kaya (Raja l\ccif). Dc rajat kcp angkatan Ora!1g Kaya
leb i h kecil d ari Patih. St ru k t u r pe111 erintahan desa d i Ru 111ad ian
111 a u p u n Debut h am p ir sa111a saj a clcngan stru k t u r Pe111 e ri n t ah a n
d e s a d i cl ae rah M al u k u Tengah , y ait u :
I. Raj a cl ia ngkat se laku kcpala pe111 e r i n t a h a n tertingg i d i clc sa .
2. K e mu d ian d i b awah raj a acl a kepala-ke1Jafa soa (wijk111ccstcr )
atau ru kun warga-ru k u n warg a .
3. D i b awah raja cl an kepa la-kc pala soa a d a sa iri raj a pat i h .
4. Mari11yo at au pesu ru h/pelayan d ari raj a , kcpala soa at aup u n
san iri raja p a t i h .
5. Kewang atau k.c11·a110 ad alah pol isi dcsa u nt u k mc ngo n t ro l ,
1 11 e nj aga sc rt a mcm e l i h ara bat as-batas t a n a h , a i r ( l a u t a n ) cl c ­
ngan scg a la isi n y a d e m i kesu b uran d a n kc111 ak111 u ra n negcri/
cle sa t e rse b u t .
Ke111 u d ian a d a satu Bad an Legisl at i f tcrse nd iri yang t e rt i ngg i se k a ­
l i ked ucl u k a n n y a u nt u k memb uat kepu t u san-ke p u t u san/peratu r­
a n -p e ratu ra n seb e l u m cl ilaksanakan o l e h rakyat cl e sa a d a lah se111 a-
73

c a m D P R/ M P R y a it u San iri Besar y a ng t erd iri atas b u t ir 1 sam p a i


d e ngan 5 d it am b a h p u la d e ngan to koh -t o k o h m a sy arakat d an rak ­
y at se nd iri .
H asil -h asil y ang d apat cl ip e ro l e h d i R u m ad ian/Debut (clesa ke­
l a h iran ) K are l Sad su it u b u n ini acl a lah kopra, k acang tanah, b awang
me rah , k o p i , singkong ( u b i k ay u ). Sc l a in it u h a si l laut y a i t u ika n .
Io l a , teripang cl an k ul it sip u t . D e sa R u m acl ian/Debut i n i juga
me nghasi l k a n b u a h -b u a h a n segar, se p e rt i m angg a , j am b u , kedon­
d o ng , j e ru k m a k a n , j e ru k man is . M a ka n an po ko k d ari se b agian
besar rakyat d i M al u k u Te n ggara acl alall sagu sing kong (sagu yang
d ib u at d ari tepu ng singkong ) . Di M a lu k u Te nggara d iseb u t emba /.
D i samp ing it u m e re ka j uga m a k a n jagu ng , kacang h ij a u . Sebe l u m
Pro k lama s i Keme rclc kaan , n a s i m e ru p a kan ma kanan t am b ahan
saja b agi ra k y at di cl acrah ini. Se k a ra ng keperlu a n bl'ras bagi ra k­
yat M a lu k u Te nggara sangat mc n ingkat , k a rc n a se bagian b l' sar
m a sy ara kat sud ah kccantol m a k a n nasi. Namu n embal masill
tctap m c nja d i m a k a n an pokok b agi ra k y at M al u k u Te nggara ter­
masuk Desa Ru mad ian/ Dc b u t .
S u m b e r a i r m i 1 H 1 m d ip c ro l e h cl ari a i r su m u r . Belu m acl a air
lcd eng di R u mad ian/ D e b u t i n i . Sc k a rang b a ru acl a u sa h a p e m c ri n ­
t ah u n t u k m c ml at angkan p ipaiJ ipa led e ng g u n a menga lirkan air
d ari Dcsa E w u kc T u a i d a n se k it arn y a . Se w a k t u K a re l Sad su i t u ­
b u n m a sih kccil , d i Dcsa R u m ad ian/ D c b u t i n i adat -ist iadat m a sih
kuat d ip e rt a h an k a n . Se k a ra ng sudah agak be rk u ra n g , kccu a l i
p a d a ad at-aclat ru m a h t a ngga , perka w i n a n y a ng p ri n sip saja .
Me ngc n ai p e rb cclaan kast a/ k c las-kelas d i m asyarakat Ru mad i-
a n/ D c b u t su d a h t id a k ada lag i . M e n u ru t kete rangan O n y b i n Al­
fo u s Lc t soin , p c nggu naan k a sta d i M a l u k u Te nggara t icl ak sep ert i
cl ahu lu lag i , se k a ra ng b e rk ur a n g . K c c u a l i d i Pu lau Kei Besar, p e ng­
g u n aan kasta masih bcrlaku cl an ma sih kuat se k a l i p e ran a n n y a d i
tengah-tc ngah ma sy a rakat . D i K c i K c c il ( Ru m ad ian/Debut ) p e ng­
g u n aan kasta sud a h lama d ih a p u s scjalan cl e ngan p e rkemb angan
agama ( I slam ) cl an Ro ma K a t o l i k d i S<l ll a . ( 2 5 ) .
M e ngc nai lwrta ka111i11 (mas ka w i n ) m asih bcrl a k u d i Rumacl i­
a n / De b u t . K a lau z a m a n d a h u l u h a rta kawin itu m a si h mahal sc ­
k a l i y aitu keluarga p ri a haru s membayar pada kcluarg a wanita
b e ru p a m a s tu /en se k ian gram, le/a ( meriam k u no ) , cl a n gong,
SO/J i (ara k ) d a n ro ko k . K i n i h a rt a kaw i n i t u agak d ip e rl u nak ialah
74

atas mu fak a t b e rsama antara dua kelu arga cl ap at d ibayar d e nga11


sej u ml a h u ang .
Untu k me ndat angkan kesej a h te raan/ke m a k m u ran b ag i rakyat
R u m a d ia n / De b u t , d i sana m a sih berlaku sasi yang sam a dcngan
d c sa-desa di d ae rah M a lu k u Te ngah. Sasi adalah larangan ( t a b u )
u n t u k me ngamb i l b u ah-b u ah a n t c rt c n t u ataup u n hasil taut t e rt c n ­
t u d a lam ja ngka w a k t u te rt e n t u se sua i h a si l k e p u t u san San iri
Be sar d an M aj e l i s G c rej a . Ad a dua macam sasi , y a it u : Sasi Acl at
cl an Sasi G e rej a .
D a ri si n i p ara p e laj a r mc lanj u t kan pel ajara n n y a k c SM A Nege­
r i a t au p u n SPG Negeri Tuai atau p u l a m e l anj u t kan p e l aj a ra n n y a
ke k o t a Ambo n . Se lain Kare l Saclsu i t u b u n i n i k i ta ketah u i , p a t u t
p u l a d ica t at , b a h w a ay ah b c l iau m e m p u n y a i d u a o rang saud ara
la k i -la ki y ang sat u te lah me n i nggal cl an y a ng sat u lag i b e rn a 111a
Dama s k u s Sadsu it u bu n ini bercl ia111 di R u m ad ian , p c rn ah 111 asu k
t c n t a ra !\. N IL . mc n d apat kan lat i h a n -l a t i h a n 111 i l it c r d i J awa cl an
kcmu clian o lc h 13e l a n d a cl ik iri111 p u l a n g t a n p a alasan se bab-se bab­
nya cl i berhe n t ik a n , d an t id a k d ibcri p e n si u n .
M e l ih a t k e n yataan i n i Kare l Sad su i r . ' , u n sangat 111arah tcrlc­
bih ia sa ngat anti t c rhadap p e njaja T1 a 1 1 l k l;1 1 1 d ;1 scj a k 111 asa kcc i l ­
n y a . D an k i ra-k ira k cjacl i a n in i l a h 111c rupa kan salah satu fak t o r
yang m e n d oro ng Kare l Sa<l su it u bu n mc 1 1 1 a s u k i d inas Angkat:111
Kepo l isian Re p u b li k I n do nesia pada t ahu n I <J 5 l itu . D i Se k o l ah
Po l is i Negara d i Am b o n se lama c n a m b u l a n , k c m u d ian M egamen­
d u ng p a d a SMPB t ig a b u l an . Pada tahun 1 9 5 4 mulai m e ng i k u t i
Pe n d id i k an cl an Lat i h an Pc n y cgaran I d a n I I d i Ke d u nghal ang
Bogo r ma sing-m a s i 1ig I cl a n I Y2 bu Ian .

3.2 Kehid11pa11 Keluarga


Seb agai seorang man usia yang te lah cl ikodratkan l l l ah i u nt u k
h id u p , t e n t u pada k e t i ka nya Ka re l Sad su it u b u n harus m e n i k a h
( m e m b e n tu k r n ma h ta ngga a t a u p u n k c l u a rgan y a ) . N y o n y a M ar­
gari t h a W ag i n a h Sad su it u b u n istri n y a 111c nceritakan kep acl a p e n u l is
bahwa p emu d a j a n t a n kelah iran M a l u k u in i kebetu l an bertugas d i
C i p u tat , J a k a rt a be rtemu cl c ngan gacl is M arga ri t h a Wag i nah k e l ah i r­
an K a p a ra n / K la tc n Wed i (J awa Te ngah ) t angg a l 1 9 .J u l i 1 93 9 .
Pada pertL' l l l llan pcrtama k a l i n y a g a cl i s Wag in a h sang at t a k u t 111e­
l i ha t waj a h Ka re l Sacl su it u b u n . ( 2 9 ) . Apa lagi waktu Wag inah men-
dengar asalnya dari Maluku ( Ambon), te rasa seram j uga bagi
Waginah . Tetap i lama-ke lamaan sesuctah me re ka bergau l , ber­
sem ilah rasa cinta y ang mend alam di lu buk hat i m asing-masing .
Kare l sangat cinta kepad anya , kata Ny . Waginah sambil ke lu a r­
kan air mata. Pergaulan terpadu dengan ikrar se hid up-se mati ,
menyebab kan Wag in ah me rasa pemuda M alu ku jantung hatinya
ini tid ak seangker apa yang mu lanya d ip ik irka n . Malah sekarang
t imbul citra b ahwa pemu d a M alu ku itu manis budinya , j antan dan
p e rwira sert a berani bertanggu ng jawab .
Pergaulan yang berlandaskan c inta abadi yang berseri d an ber­
se mi di dalam hati san ubari ked ua pem uda/pemud i d ilanj utkan
dengan suatu pern ikahan, d i mana kedua rem aj a ini mengakhiri
masa bujangannya d an memasu ki suatu b ahtera kehid upan rumah
t angga.
Dalam ru ma h t angga me re ka t idak p ern ah Kare l Sadsuitubun
marah pada istrinya. Kalau toh marah dengan cara nasihat atau­
p u n dengan j alan berkelakar. Dan hat ini b isa terjad i hanya kalau
Nyonya Waginah pergi ke pasar, lupa membelikan j e ngkol m akan­
an kecintaannya. Bia1v u n tak ada ikan , asal saja ada jengkol ia
senang se kali. Selain itu Kare l Sad su itubun senang makan makan-
an lalap-lalap d ari sayur dan dau1Hl au n me ntah , toge , co lo-co lo
terong me ntah (asam cuka campur garam, kecap dan bawang
me rah d iaduk dengan tero ng mentah) dan ikan bakar merupakan
makanan tradisional rakyat M alu ku.
Karel Sadsu itu bun sangat c inta anak istrinya, setiap waktu ter­
luang digunakan sungguh-su n)!)!llh untuk beristirahat dan ber­
santai dengan keluarganya . Kadang-kadang bermain-main (berolah
raga dengan anak-anaknya, kadang-kadang juga memacul serta
me mbersihkan pekarangan ru m ah serta menanam ketela pohon
dan sayu r-sayura n . Sebagai usaha halaman untuk membantu peng­
hasilan se rta d apat d in ikmati ole h keluarganya. Sering pula ia pergi
menembak bu rung atau pun mema ncing di kali (Bogor) sambil
memanggul-mangg u l putranya y ang d ibawanya .
Walaupun i a beg itu cinta kepada anak istrinya , namun bila
ada perintah untuk sege ra berangkat dalam rangka tugas pengabdi­
an kepada nusa, bangsa d a i1 negara, ia selalu taat kepada perintah
dan selalu siap untuk me laksanakan perintah itu dengan penuh
rasa tanggung jawab selaku seo rang prajurit yang selalu tunduk
76

dan p atuh p ada Sumpah Prajurit dan Sapta M arga Angkatan Ber­
senjata Republik Indonesia.
Karena itu tid ak d ap at disangkal selama hidupnya bersama
anak istrinya, ia sering meninggalkan keluarganya sampai ber­
bulan-bulan t id ak pulang o leh karena pelaksanaan tugas selaku se-.
orang prajurit (bhayangkara negara) yang setia terhadap panggilan
tugas pengabdian bagi negara di atas landasan takut akan Allah
dan hormat kepada atasan/pimp inan.
Dalam kariernya sebagai anggota kepolisian (Brigade Mobile) ia
pernah tugas di Ambon, Sulawesi, Sumatra, Jakarta, d an perba­
tasan lrian J aya. Bertugas di Ambon (Tantui) hanya beberapa
bulan saja , kemudian mengikuti pendidikan kepolisian pada SPN
(Se ko lah Polisi Negara) di Ambon. Tepat c 11 ; 1 1 1 1 bulan dipindahkan
ke Jawa . Tanggal 1 1 Desember 1 9 5 4 ia 1 1 1(" ; 1 µ i k uti Sekolah Polisi
Mobile Brigade (SPMB) di Megamend u ng sda ma tiga bulan . Ke­
mu dian mengikuti Latihan Penyegaran I selama satu bulan di
Kedunghalang Bogor terhitung mulai tanggal 30 Oktob'er 1 96 1
dan Latihan Penyegaran II bertempat juga di Kedunghalang
Bogor selama I Y2 bu Ian terhitung mu lai tanggal 1 5 J ul i 1 963 .
Bertugas di Ambon dalam rangka menumpas sisa-sisa pem­
brontakan RMS . Dua kali ditugaskan di Sumatra Utara (Aceh)
dalam rangka penump asan DI/TII di bawah p impinan Daud Beu­
reueh di Aceh. Kemudian ditugaskan di Sulawesi dalam rangka
penump asan DI/TII Pimpinan Kahar Muzakar di Makasar. Dua
kali ditugaskan pada Kesatuan Gabungan Mobile Brigade di Su­
matra B arat d alam rangka penump asan PRRI/Permesta.
Kemudian ditugaskan lagi I 0 bulan di perbatasan Maluku-Irian
Barat (Trikora) dalam rangka pembebasan/pengembalian Irian
Barat kepada Negara Republik Indonesia. Dalam pelaksanaan
operasi-0perasi militer juga ditugaskan di Jakarta dalam rangka
pengamanan serta menyukseskan Ganefo I. Terakhir ditugaskan
selaku p engawal rumah kediaman Waperdam II Dr. J . Leimena di
Jalan Teuku Umar Jakarta. Di sinilah Karel Sadsuitubun gugur
akibat kekejaman gerombolan Gerakan 30 September/PK! tanggal
3 0 September malam menjelang subuh tanggal I Oktober 1 96 5 .
Selama kariernya di Brigade Mobile/ Angkatan Kepolisian Re­
publik Indonesia ia memperoleh empat kali kenaikan p angkat
77

d an terakhir kenaikan p angkat anumerta serta t uj u h kali kenaikan


gaj i berkala. Tanda-tanda j asa yang d ip eroleh adalah :
I . Gorn I I I , V , d an V I I ;
2 . Trikora ;
3 . Op Sap t a M arga ;
4 . Panca Warna, d an
5 . B intang Republik Kelas I I dengan Gelar Pahlawan Revolusi.
Ketangkasan/keahlian /puj ian y ang d ip eroleh adalah dalam
rangka tugas operasi Sumatra Barat d an pengamanan Ganefo I di
J akarta. Dalam riwayat p ekerj aannya tampak secara jelas uraian
kariernya mulai d ari awal sampai dengan saat-saat akhir d alam
d in as sebagai seorang p raj u rit AB R I khu su snya selaku seorang
anggota Angkatan Kepolisian Repu blik Indone sia.
3 .3 Kepribadian Karel Sadsuitubun
Seperti te lah d ikemu kakan di at as bahwa Kare l Sad suitubun
sejak masa kecilnya me rup akan seorang anak yang taat kepada
agama Katolik d an setia me laksanakan ibadah dan tunduk p ada
sakrame n-sakrame n ny a . Ia sejak kecil telah mem iliki kecerd asan
d an ketangkasan me lebihi saud ara-saud aranya , namu n ia adalah
seorang anak yang selalu takut akan Tuhan d an menghormati
raj a . Ia sangat p atuh kepada orang t uany a , cinta kep ada sanak
saud aranya, teristimewa c in t a kepada istri d an anak-anaknya.
Tetapi di atas semu anya ini ia cinta terhadap p anggilan tugas
pengabdian kepada negara. Karel Sadsuitubun gemar sekali berolah
raga, berburu , memancing dan bercocok t anam. Seja k kecil sudah
,
memiliki peranan anti terh ad ap penj aj ahan Belanda (tid ak senang
kepada p astor Belanda, lebih senang pastor Indonesia). Dalam ba­
nyak segi keh idupan Karel Sadsu itubun tampak j e las sikap p atriot­
isme d an idealisme . Hal ini terlihat pad a saat berangsur-angsur
me njadi dewa sa cit a<itanya u ntuk menjadi seorang anggota p olisi .
Se laku seorang umat Kristen-Katolik yang t aat dan p atuh p ada
agamany a, d i samping sebagai seorang anak p iatu yang d it inggal
ibunya sejak umur tuj u h tahu n , ia senantiasa rendah hati, sayang
kepad a seluruh saudara , teman dan handai taulan . Ia tidak suka
me lihat tind akan kekerasan atau penekanan . ltula l � sebabnya
·

sejak masa kecilny a ia sudah anti Belanda, karena ia· pernah me-
· 1ihat/menyaksikan sendiri bagaimana s ikap kekerasan Belanda
78

terh ad ap rakyat Maluku Tenggara di ibukota Tuai dan sekitarny a .


Bahkan rakyat Maluku Tenggara ini banyak d ip erlakukan se­
wen ang-wenang o le h Belanda, sehingga boleh d ikatakan harga
d iri/martabat rakyat d i sana sebagai manu sia itu tidak ada/hilang
sama se kali. (2 5 , 2 7 )
H a l in i jelas terbukti . sej a k zaman VOC masyarakat Maluku
Te nggara ini b anyak diperlukan seb agai bud ak-budak Belanda.
D iangkut dengan kapal-kapal Belanda d ipekerjakan d i Ambon,
Sulawesi dan sebagian d ibawa ke pulau J awa khususnya Batav ia
(J akarta) u ntuk kepentingan Belanda. Derajat manu siaWi masya­
rakat M aluku Tenggara ini tidak ada dalam pemikiran Beland a.
Karena itu Kare l Sad su itubun ingin membebaskan suk u b angsa­
nya itu d ari penderitaan d an teka nan serta sikap-sikap yang tidak
adil. la menginginkan kehid upan masyarakat yang rnkun dan
d amai, sebagaimana ia alami dalam pemeliharaan ayah dan ibu nya .
Selaku seorang yang beragama Kriste n-Katolik yang t aat kepada
sakramen-sakramen gerej a , ia j uga menginginkan tegaknya hukum
clan keadilan, berani membela kebenaran , mengasihi se�manya
manusia terutama me ngasihi akan Allah .
Sikap-si kap satria d an militan memang telah d imiliki sejak
masa kecilnya, kare na itu begitu p ada suatu ketika ia bersama
kawan-kawannya sed ang berjalan-jalan di ibukota Tuai terbetik
berita bahwa sementara d ibuka kesempatan bagi pemud a-pemuda
u ntuk memasuki Angkatan Kepolisian, secara spontan ia langsung
mendatangi Kantor Polisi di Tuai cl an mendaftarkan d iri. Setelah
kembali ke Debut tern s d il aporkan kepada ayahnya Primus Sad­
suitubun d an semu a saudara-saudaranya.
Secara iklas ayahnya mc nyetuj u i t indakan Karel Sad su itubun
mem asu ki D inas Kepolisian . Sikap taat dan setia serta menghor­
ma ti kepada o rang tua dan selalu bertanggung j awab dalam segala
tindakannya merupakan modal dasar kepribadian dan wataknya
terbawa teru s sa mp ai p ad a pelaksanaan tugas-tugasnya di d alam
Angkatan Kepolisian.
Walaupun ia begitu sayang kepada orang tua dan sanak sauda­
ranya tugas p e ngabdian kepada negara dianggap lebih p e nt ing dari­
pada keluargany a . Begitu pula di atas telah pe nulis kemukakan
hahwa ia sangat cinta kepada istri d an anak-anaknya. Setiap waktu
79

ter1uang d igunakannya untuk relaks d e ngan ke1u arganya ataupu n


memacu1 kebu n , bercocok t an am u nt u k kepentingan ke 1uarganya
di se kitar ruma h kediamannya. Wa1aupun ia begitu c inta kepada
ke1uarganya, n amu n j ika ada p erintah komandan ny a u ntuk segera
berangkat kare n a tugas negara memangg il , ia senantiasa me1ak­
sanakannya de ngan penuh rasa tanggung j awab yang d ilandasi
ji wa m i1itansi berdasarkan Sapta M arga dan Sum p ah Praj urit .
Oleh kare n a it u ia seringkali meningga1kan anak istrinya d e m i
kepentingan tugas. Menu mt kete rangai\ Ny . Waginah, kad ang­
kadang su aminya p ergi meninggalkan istri dan anak-anaknya sam­
pai berbu1an-b u1an bert ugas ke 1uar J awa . M isa1nya pada saat
me1aksanakan operasi mi1iter yang bersifat operasi gabungan ant a­
ra lain operasi gabu ngan terhadap P R RI / Permesta di Sumatra
Barat, operasi gabungan terhadap Trikora di perbatasan M a1uk u
lrian Barat ( l rian J aya).
D i dalarn pe1aksanaan tugas, K arel Sadsu itubun te rke nal se­
bagai seorang p raj u rit Brigade Mob ile yang berani dan sela1u ber­
ada di fro nt terdep an . Kare na itu tidaklah heran jika pada saat
tanggal 2 2 Mei 1 960 Kepa1a Staf TNI Angkatan Darat J enderal
A H . Nasu tion rnemberikan penghargaan kepadanya dengan kawan­
kawannya d ari Korp s Brigade Mobile 5 1 30 Ko mandan cabang I I
clengan Surat Pe nghargaan N o . 0360 1 , sebagai peng hargaan atas
sikap ke ist ime waan yang telah d ibu ktikan dalam menj alankan
kewajiban selaku Kesatu an Angkatan Perang Republik Ind onesia
d alam kejadian pada tanggal 7 Desember 1 95 9 s.d . 22 Mei 1 960
d i Kodam I I l/ 1 7 Agu st u s.
[a seorang y ang berkemauan keras, penuh d isiplin, taat kepada
atasan teristimewa kepada tugas negara se1aku p raj u rit AB R I mau­
p u n selaku alat negara. Watak dan kepribad ian Karel Sad su itubun
yang perwira cl an satria n ampak jelas sam p ai pacla saat-saat akh ir
h icl u p nya di mana ist rinya telah rn e nyarankan ja ngan ia pergi ber­
tugas lagi kare na hari su clah terlalu siang. Kare l Sacl su itubun
de ngan tegas clan berkeras h at i u ntuk tetap be rang kat ke temp at
tugas pengawalan Wakil Perclana Menteri I I D r . J . Leimena, wa1au­
p u n ke siar.!;an bagaimanapu n . ( 1 .5 , p .3 4 5 )
Dari kalima t-kal imat yang cl iucapkan Kare l Saclsu itubun ter­
h acl ap istri terc inta Ny . Margarit h a Waginah Sadsu itubun sebelu rn
keberangkatan terakh ir ke tempat t ugasnya dap at 1a h d itarik ke -
80

simp ulan b a h wa ia seorang y a n g berwatak d a n berkepribadian


kcra s, b c rw i bawa . set ia kepada p im p i n a n , ci n t :i dan taat kepada
t ug a s dan tangg u ng jawab , penuh decl i k a s i , j uj u r cl a n b e r m o ral
p raj u ri t scja t i .
De m i k ia n l a h sec a ra u m u m p c n u l is g a m b arka n t c n t a n g k e l a h ir­
a n , ke h icl u p a n k e l u a rga cl a n k c p rib acl i a n K a re l Sadsu i t u b u n y a ng
t c la h c l ia k u i scl u ru h ba ngsa I n d o nesia sccara re sm i seb ag a i Pa h­
l a \\'a n Revo l u s i .

3 .-+ /\are/ Satlsuit11 lm11 Memasu k.i Dinas A ngka tan l\epolisia11
Re1m'1 lik /11tlo11esia

3 .4 . 1 l'er/..: c111ha11ga11 Karier cli ,l /a/11 /..: 1 1


Tangg: a l kep ast i a n me nge n a i k a 1 ) :1 n K a re l Sad su i t u b u n m u l a i
n !l' n d a ft a rka n c l iri se bag a i a 1 1 gg o t ; 1 K e p n l i <; i a n Re p u b l ik I n d o n esia
d i T u a i itu k u rang j e l a s. D a r i sa u d a ra n y a , Ony b i n A l fo n s Lct soi n ,
d i d a p a t ka n kL· t e ra ng a n b a hwa p a d a sua t u h ari ket i k a K a re l Sad­
sui t u hu n '\L' d a ng [)l'1:i a l a n -j a l a 1 1 t k n g a n t l' m a n -t e 11 1 a 1 1 n y a d i K o t a
l " u a l !L' rd e ng a r b e r i t a b a h w a p e 1 1 1 l· r i 1 1 t a l i 1 1 1 l' i l l bl' ri k a n k l' se 1 1 1 p at a 1 1
k l· p :1 d :1 p a ra p e m u d a u n t u k 1 1 1 c 1 1 1 a su k i D i n a s A n g k a tan K c po l isian .
SL· c a ra spo n t a n ia t l· ru s 111e nd a f t arka 11 d i ri se bag a i calon ang­
gota J\ n g K :1 t a 1 1 K c p o l i s i:1 1 1 Rep u b l i k l n d o 1 w s i a . K e m u d i a n ia p u ­
l a n g KL' De l 1 1 1 t b l 'rtl' 1 n u o ra n )! t u a d a n sa n a k sa u d a ra n y a sc r t a 1 1 1 e 111-
b l' r i t a ] l l l b n b a l i w a ia t c l a h 1 1 1 c 1 1 d a lb r ka 11 d i r i Sl' b ag a i c a l o n ang­
g o t a A n g k a ta n K l' 110 l i si a 1 1 di Kota T u a i . P a d a 111 u l a 1 1 y a o rang t u a
d a n sa n a k sau d a ra n y a t c rh a ru 1 1 1L' n d c ngar b l' r i t a i t u . � 1 c rl' ka sangat
say a ng k L· p a d a n �· a . 1 1 1 u la 1 1 � · :1 l l lL'rL' L1 bna t <;e k a l i u nt u i..; 1 1 1 c l c p a s­
k a 1 1 1 1 y : 1 . Tl' t a p i k a rl' n a l i a l i n i s1 1 \ l : t l 1 11 1 c ru p : 1 k a n s u a t u t c k :1 d d a ri
K : 1 rc l S : 1 d s1 1 i t 1 1 h 1 1 1 1 y : 1 1 1 !..'. su d : 1 ' 1 t id :1 k b i s:1 d i c l : 1 k ka 1 1 l ag i . 1 1 1 a ka
1 1 l l' L t l u i p l' rt i 1 1 1 b a 1 1 g a 1 1 -p ,· rt i 1 11 b :1 n g : 1 1 1 y a ng 1 1 1 a 1 1 t a p . a k h i rn y a o rang
t u a n y a c l c n g a n i k h L t <> 1 1 11 : 1 1 y l' t u j u i s i k a p dan t i n d a ka n y a n g t c l a l i
d ia m h i l o k l i a 1 1 a l rn y :1 i t u .
Tihalah sa at n y a d i 1 1 1 a 1 1 a 1--: a rc l Sadsu i t u b u n d i p a n gg i l u nt u k
111c 1 1 g i k u t i l a t i h a n -l a t i h a n kL· p o l i s i a n d i J\ m bo n . K a re l Sa clsu i t u h u n
d c ngan d i l c p a sk : 1 n o k h k L· d u a o ra n g t u a d a n sa n a k sa ud a ran ya
b L' ra n g k a t 1 1 1 l' n i n gg a l k a n k a m p u ng l 1 a l a 1 11 a 11 . t c 1 1 1 a 1 1 dan liandai
t a u l a 1 1 1 m· n u i u K l' 1--: n t a T t 1 a l . l k ng a n 1 11 c m 1 1 11 p a n g k a p a l l au t , K a re l
S a d s u i t u h u n 1 m· 1 1 i n gg a l k a n T u a i 1 1 1 c n uj u A 1 1 1 b o 11 . T i b a d i A m b o n
ia sc g c ra 1 1 1 c l a p o r ka 11 d ir i p a d a p c 1 1 1 i 1 1 1 p i n Angkatan Kep o l isian
D a c ra h D a t i I \ l a lu k u .
81

K e m u cl ian p em i m p i n Angka t a n Kepo l isian D a t i I M a lu k u m e ­


me ri n t a h k a n u nt u k p eme riksaan k e se h a t an c a lo n-c a lo n Angkatan
Kepo l isian Re p u b l i k I n d onesia . K a re l Sacl su it u b u n l u l u s cl a la m pe­
m e r i k saan keseh a ta n calon Ang k a t a n K e p o l i s i a n Rep u b l ik I ndo­
nesia , cl an d i iz i n k a n u nt u k m c m a su k i D in a s Angk a t a n Kepo l isian
Rep u b l i k I n d o nesia se l a k u anggota A n g k a t a n Kepo l is i a n Re p u b l ik
Indo nesia Dae ra h T i n g k at I M alu k u .
D a ri u ra i a n Su rat-su rat Kep u tusan P i m p i n a n Ang k a t a n Kepo­
l isian Rc p u b l i k I ndo nesia yang p e n u l is scm p a t baca pacla a rsip­
arsip sur a t -su ra t kcp u t u san lllc nge n a i k a ri e rn y a y a ng cl isi111 pan
se c a ra b a i k olch ist r i n y a N y . M arg arit h a W ag i n a h Sadsu it u b u n ,
y a n g terd a p a t p a d a M arkas Bcsa r Angkatan K e p o l i si a n Re p u b l i k
I n donesia . t c rcatat ba h wa K a re l S a d su i t u bun m u l a i mas u k Dinas
\ngkatan K e p o lisi a n R I de ngan j a l a n mengi k u t i pe n d i d i ka n calon
. t !! C l l p o l isi pada Sekolah Pa l isi Negara ( S PN) di A m b o n terh i t u n g
1 1 1 ul a i tanggal I Agust us 1 9 5 1 d c 1 1 g a 1 1 dasar gaj i /p o k o k sc besa r
Rp 8 2 . 5 0 l l l a sa kcrj a n i h il ( Li h at la m pir;1 1 1 ) .
Dc11ga11 d c m i k ia n j c l a sl a h b a h w a 1'�1 re l Sad su i t u b u n llle m u l a i
k a ric rn y a p a d a D i n a s A n g k a t a n K c p o l isian Rcpu b l i k I n d onesia
p ada t a n gg a l I Ag u st u s 1 9 5 1 d c ngan t a h u n d in a s n i h i l . K e 111 ud i a 1 1
l u l u s Sc k o l a h C'<t lo n Agc n Pa l isi pada tangg a l 1 -2- 1 9 5 2 cl a n pacla
t a ngg a l 9 Fc b ru ari 1 9 5 2 k c lu a r Surat K e p u t usan P i m p i n a n Ang­
k a t a n K c p o l isian Pro p i n s i M a l u k u No mo r 4 1 / B/Pro p i n s i M a l u k u
tcrh i t u ng m u l a i t a ngg a l l Fc bru ari 1 9 5 2 . i a cl iangkat sc laku Agc n
! ', , l isi I I p a d a M o b ile Br igade d i Amb o n (Tant u i ) d e ngan gaj i
1 k 1 > k Rp 9 7 . 5 0 sc t c l a h m c la l u i p c n cl id i k a n p acla SPN A 1 n b o n
��· !;1 11 1;1 c n a lll b u l an . Di Ta ntu i i a l l l c n d a p a t k a n p c l ll b i n aan se rt a
l a t i h a 1 1 -l a t i h a11 Brig ade M o b ile d e l l l i lllC m a n t a p k a n t ugasnya sc ­
l a k u sco rang a nggo t a l3rigadc \1 o b ilc . Dari k c t e rangan seorang
kawa n ny a anggo ta Bri.g a d L' \ 1 n h i lc . l l l c n y a t a k a n b a h wa k u rang le­
b i h c1wm bu lan lllc rc k a b c rsa 1 m -sa l l l a t u ru t b e rt ug a s d i Pulau
Sc ra m u n t u k mc n u m p a s sisa -si sa gcro m bo l a n RM S y a ng masih
se ring b c r k c l i a ra n di h u tan -h u t a n Sc ra m dan 111e ngga nggu keaman­
an d a n k c t c rt ib a n ma sy a ra k at .
Sc k c l l l b a l i d a ri t u g a sn y a d i Pu lau Sc ra m , rn a ka t icl a k lama ke­
nH t < l i an y a i tu p ad a tangg a l 23 Se p t e m b e r 1 9 5 2 ia d ip in d a h k a n
p ad ;1 k c satu a n M o b ilc B rig ade D i n a s Keama n a n Negara d i J a ka rt a
( C i l inc ing ) .
82

3 .4 . 2 Perkembangan Karier d i Jawa


Pada tanggal I September ia d inaikkan gaj inya menj ad i Rp
1 22 , 5 0 , selaku anggota B rigade Mob ile di Ci!incing, J akarta. Ke­
m u d ian setelah ia melaksanakan tugasnya dengan baik di Cilin­
c ing, J akarta ini ma ka pad a tanggal 30 April 1 9 54 ia d inaikkan
p angkatny a set ingkat menj ad i Age n Polisi Tk. I terh it u ng mulai
tanggal 1 April 1 9 5 4 , de ngan gaj i poko k Rp 1 3 7 ,00. Dari Cilin­
cing ia d ise kolah kan pada Seko lah B rigade Mobile SPN Cabang
Megame ndung terhitung mu lai tanggal 3 Nove mber 1 9 54 selama
t iga bulan cl engan d asar gaj i tetap Rp 1 3 7 ,00 .
3 .4.3 Perkembangan karier di Sumatra
Setelah Iulus pendid ikan t iga b u lan ini, maka pada tanggal 1 8
Febrn ari 1 9 5 5 dengan dasar gaj i pokok sama dengan d i at as, ia
d iperb antu kan u ntuk sementara se lama t iga bu lan kemudian d i­
perp anj ang lagi t iga bu lan (menjadi enam bulan ) pada Kantor Poli­
si P ropinsi Sumatra Utara (Ace h waktu itu ) terh i t u ng tanggal 1 8
M e i 1 9 5 5 . Menurn t ist rinya, bahwa Karel Sad su itubun pe rnah
me nce ritakan tentang b agaimana tugasnya di Ace h ini dalam rang­
ka menu m p as sisa-sisa geromb olan D l/ T I I pimp inan Daucl Beu­
reueh yang masih ada dan berpengaru h .
Pada tanggal 3 0-8- 1 9 5 5 de ngan Surat Kepu tusan No . 3 8 4 1 /4/
5 5/UP, terh it ung mu lai t anggal I Febrnari 1 9 5 5 (3 tahun masa
d inas) d inaik kan gajinya menjadi Rp 1 42 ,5 0 gaj i p o ko k . Kemucl ian
lnpasing PGPN pada tahu n 1 9 5 5 : m aka cleng an surat keputusan
p imp inan Angkatan Kepolisian Repu blik Indonesia t angg al 1 2-8-
1 9 5 6 No. 4 1 09/2/5 9/UP terhit u ng m u lai tanggal I Oktobc r 1 9 5 5
cl iinp askan dengan dasar gaj i Rp 1 6 1 ,50 karena pada 1 J u n i 1 9 5 6
i a d iangkat selaku p egawai negeri tetap de ngan dasar gaj i Rp
1 42 ,5 0 d alam masa d inas 4 tahun 4 bulan .
Kemudian terh it u ng tanggal 2 J u n i 1 9 5 6 ia cl iperbantukan lag i
untuk se me ntara dalam waktu 3 bulan d i Aceh dengan clasar gaji
tetap Rp 1 6 1 , 5 0 . Pad a tanggal 1 -2- 1 9 57 d inaikkan gaj inya menj ad i
Rp 1 7 6 ,50 d alam masa kerja 5 t ahu n, dan pada tanggal 1 -2- 1 9 5 8
I
mend apat kenaikan gaj i poko k sebesar R p 1 84,00 cl alam masa
d inas 6 tahu n. Kemudian Karel Sadsu itubun d ip i ncl ahkan dari
perbantuan pada Kanto r Pol isi Su matra Utara (Aceh ) ke C ipu tat,
J a karta. Dari Cipu tat J akarta cl itugaskan pu la untuk semen tara ke
Sulawesi.
v .''
O

3 . 4 .4 Perkemb angan Karier di Su lawesi


De ngan Surat Keputusan Pimpinan Angkatan Kep olisian Re­
pu blik Indo nesia tangg al 24-9 - 1 9 58 Nomor 485 1 / 7 /5 8/UP ter­
hit ung mulai ta nggal 23 J u li 1 9 5 8 clengan dasar gaji Rp 1 84,00
Karel Sadsu it ubun dit ugaskan u nt u k sc mentara selama enam bulan
di Su lawesi.
Menu ru t istri nya , ia j u g a p l' rn a h rnc nce rit akan b ahwa tugas
se lama enam b u lan d i Su lawesi it u sc h aga i Pasukan Gabu ngan Bri­
gade Mob ile u n t u k m c n u 1 1 1 p a s sisa-. i sa D I /T H pim pin an Kahar
Muz akar d i Su lawesi yang ma sih 1 1 1 c 1 1 gganggu keama nan dan ke­
tert ib an m asyarakat di Su lawesi \\ �i lau pun Kahar Muz akar te lah
tertemb ak ma t i .
Se telah se lesa i t u gas di Sulawesi se lama enam b u lan , ia ditarik
kc m b al i kl' C' ip u t a t . J a ka rt a . Pada a at ini ia meni kah de ngan Ny .
M argarit ha Wag in a h t a ngga l 2 1 -8- 1 9 5 9 . T id ak l a m a ia di naik kan
p angkat nya menj a d i Agen Pa l i s i K c p ; i l a T ing kat I dengan Surat
Keputu san Pimp inan A n gkata n K c p o l isian Republik Indonesia
tanggal 7 Sep tember 1 9 59 Nomor 3 9 6 1 / 2 / 5 9 /UP terhitu ng mulai
tanggal 1 -9-1 9 5 9 d e ngan gaj i poko k Rp 33 7 ,00.

3 .4. 5 Penump asan PR Rl/Permesta


Dengan Surat Keputu san Pimpinan Angkatan Kepo lisian Re­
p u blik Indo nesia tanggal 1 2-3 - 1 9 60 No. 869/7 /60/UP terhitung
mulai tanggal 2 No\ L· 1nber 1 960 Kare l Sadsu itubun d itugaskan
u ntu k se mentara dalam waktu 6 bulan di Su matra Barat de­
ngan d asar gaj i poko k tetap Rp 337 ,00. Penugasan di Sumatra
13arat in i adalah penugasan d alam ra ngka menu mpas habis pem­
bero ntakan P R R I/ Permesta.
Menurut data-d at a yang ada te rtera p ad a riwayat hidup/ riwa­
yat peke rjaannya ternyata Karel Sadsuitubun termasuk salah se ­
o rang anggota Ko mp i Gabu ngan B rigade Mob ile yang d itugaskan
d alam Pasu kan Tank Korn pi C/ I 1 29 u ntuk me nghancu rkan p em­
berontakan P R R I/Permesta di Sumatra. Pasu k an gabu ngan ini ter­
jadi dari anggota Korps Brigade Mob ile y ang didatangkan dari
J akarta, .JC'.wa Tengah dan J awa Timu r.
Karel Sadsuit u bu n tennasuk salah seorang anggota Brigade
Mob ile y ang berani clan se lalu berada di garis d epan/d i fro nt ter-
84

depan, d an me ndapatkan penghargaan d ari Kepala St af TN I (AD)


secara komp i/ke satu an y ang d it andatangan i se nd iri oleh J enderal
AH. Nasu tio n , dan ketangkasan , keah lian/p uj ian y ang d im i likinya
y ang d ip ero le h dari Pemerintah R I itu adalah atas jasa-j asanya
p ad a Operasi Sumatra B arat y ang tercatat secara re smi p ad a kartu
p egawai Kare l Sad su itubun y ang sampai saat in i tersimpan p ada
M arkas Besar Angkatan Kepolisian Repu b lik Indonesia d i J akarta.
Terhit u ng mu lai 1 Februari 1 960 (ge nap 8 tahun masa kerja­
nya) , ia d iberikan kenaikan gaj i menjadi Rp 367 ,00 . K arena Op'e ­
rasi P R RI/Perme sta d i Sumatra Barat telah se lesai , maka dengan
Su rat Keputu san t anggal 7-9- 1 9 60 Kare l Sacfsu itubun ma sih d i­
tugas�an u ntuk sementara d i Sum atra B arat se lama 6 bu lan lagi
terh it u ng m u lai t anggal 2 Novemb er 1 960.
Sesudah selesai operasi di Sumatra Barat , ia d it arik kembali ke
Cipu tat J akarta dan kemu d ian d ip indahkan ke Ked u nghalang,
Bogor. Di Kesatu an Brigade Mob ile Kedu nghalang Bogor ini se ­
lama d u a kali ia d iberi kesemp at an untuk me ngik uti Lat ihan Pe­
nyegaran Brigade Mob ile , y ait u :
a. Pertama kali se lama 1 bulan d an d inyatakan lu lus p ad a tang­
gal 30 Oktober 1 9 6 1 ;
b . Ked u a kali selama I Y2 bulan cl an d inyatakan lulus pada 1 5 J u l i
1 9 63 . ( Lihat lamp iran)
Selama di Kedu nghalang se sudah se lesai o perasi d i Su m atra
Barat ia d iberikan kenaikan gaji berkala pada I Maret 1 96 2 ( I 0
tahun masa d inas) sebe sar g aj i poko k Rp 6 7 3 ,00.

3 .4.6 Trikora
Pada masa Tri Komando Rakyat (Trikora) yaitu d alam rangka
pembeb asan Irian B arat (lrian J aya se karang ) , sesuai dengan pe­
rint ah Presiden Repu b lik I ndo nesia, maka dengan Surat Keputusan
Kcp ala Kepo lisian Negara Repu blik I ndonesia terhitu ng m u lai
tanggal 1 6 Maret 1 9 63 Karel Sad su itubun d itugaskan pada Triko ra
clalam waktu I O b u lan d i perbatasan lrian Barat dengan gaj i poko k
R p 6 7 3 ,00. Memang p atut d iaku i b ahwa p ad a saat pembebasan
Irian B arat ini Brigade Mob ile telah me nunj ukkan prestasinya yang
besar dalam rangka me mb antu peme rintah di samping angkatan
bersenjata lainnya, te lah berhasil me nump as habis penjaj ah Belan­
cl a di atas m u ka bumi Indonesia .
85

Kare l Sad su itubun pada waktu itu d itugaskan selaku Pasukan/


Komp i Gab u ngan Brigade Mob ile d ari Jakarta u ntuk membantu
kesatuan-kesatu an Brigade Mob ile d i M aluku yang pada saat itu
d ikoordinasi oleh KG>mi saris Po lisi VE. Karamoy, komandan Bri­
gade Mob ile Propinsi Malu k u . Setelah se le sai t ugas Trikora dan
Irian Barat berhasil d ibeb askan d ari tangan ko lon ialisme Beland a ,
maka Karel Sadsuit u bu n d itarik kemb ali k e J akarta (Kedung­
h alang , Bogor) de ngan d iberikan kenaikan p angkat se tingkat
me njadi b rigadir po lisi tcrh itu ng mu lai I Novem ber 1 963 d e ngan
gaji poko k Rp 7 3 9 ,50 sc suai Surat Keputusan P im p inan Angkatan
Kepo lisian RI ta nggal 2 5 November 1 9 63 No . 1 2 3 1 /2/b/ I I l/63 .

3.4.7 . Tugas Pe11gawalan Wakil Perdana Men teri II Dr. Johanes


L e i111e11a
Setelah selesai tugas Triko ra , maka Kare l Sad su itubun kembali
ke incluk pasukannya di Kedu nghalang , Bogor. Di sini ia d it ugas­
kan sebagai anggota Pengawal Wakil Perd ana Me nteri I I Republik
I ndone sia Dr. J . Leime na.
Pad a tanggal 1 4 Agustus 1 9 6 5 ia cl ibe rikan kenaikan gaji ber­
kala me njadi Rp 79 8,00 terh it u ng mulai tangg al 1 -2- 1 965 ( I O
tahu n d in as). Dalam rangka pengawalan Waperdam I I Rep ubl ik
I ndo nesia ini maka pad a tanggal 1 Oktober 1 9 6 5 dini hari (subuh)
ia telah berjuang melawan sepasu kan gro mb o lan Gerakan 3 0 Sep­
tember/P K I , di mana ia telah berhasil m e nembak mati salah se­
o rang cl i an tara kaum pembrontak, walau p u n ia se nd iri j uga telah
tertembak dan mc nghemb u skan nafas terakh ir d i tempat tugas
pcngabcliannya sebagai Patriot Sejat i Bhayangkara Negara. (30 )
De ngan sik w: patriot isme d an idealisme selaku seorang Praju­
rit Angkat an Dersenjata Rep u blik Indonesia yang telah banyak
jasa-j asanya u ntuk bangsa dan negara , maka waj arlah ia diberikan
ken aikan pangkat setingkat dan sesucl ah sepant asnya ia d iberikan
gelar Pah lawan Nasio nal/Pahlawan Revo lu si.
Dc ngan demikian sangat b ijaksanalah Presiden Rep u b l ik I nd o-
11 esia Panglima Te rt inggi AB R I/ Koma ndo Operasi Tertinggi de-
11gan su rat Kepu tu san No . 1 1 4/ Ko t i/ 1 9 6 5 t anggal 5 Oktober 1 96 5
rnen etapkan memb crikan kenaikan pangkat Aj u n Jnsp ektur Polisi
Tingkat I I Anum e rta cl an gelar Pah lawan Revolusi kepada Brigadir
. 86

Polisi Karel Sadsu itu b u n y ang t e lah gugur d alam peristiwa Gerakan
30 Sep tember, yang kini te lah d iakui o leh seluruh rakyat Indone­
sia d ari Sabang sampai ke Merauke termasu k Timor Timur.
BAB IV. GUGURNY A KAREL SADSU ITUBUN
AKIBAT G 30 S/ PKI

4. 1 Ti11ja11an Sepintas G 3 0 S/PKI


Gerakan ini adalah suatu gerakan y ang d irancangka n , d idalangi
serta d ijalankan o le h P K I u ntuk merebut kekuasaan di Indo nesia.
·
Menurut "/J11 k11 Pu ti/1 Gerakan 30 Sep tember Partai Kv11111 11is
/11</011csia", tcrbitan KOPKAMTIB Jakarta 20 M ei 1 9 7 8, dika 1 : 1 •
kan bahwa pada tcngah malam tanggal 29 September 1 96 5 setelah
sclcsai rapat terakhir bersama Let nan Kolonel Untung dan Kolonel
L a t i f cs cl alam rangka persiapan gcrakan , p im pinan Biro K hu sus
Scntral P K T . Sy am se laku pimp inan pe laksana G 30 S/P K I me­
nemui D N . Aid it p imp inan tert i ngg i ·c 30 S/ PKI u ntuk melapo r­
kan secara terperi nci se lu m h pe rsiapan gerakan d i selu ru h I nclone­
sia . D i an taranya d ilapo rkan me nge nai o rganisasi gerakan , nama
gercikan, h ari H, jam D, susu nan rcvolusi di pusat , p ro ses penyu­
su nan Dewan Revolusi di claera h cl an tentang De wan M iliter.
Untuk itu pada ke se m p atan ini DN. Aidit telah m e ngad akan peru­
bahan-perubahan. Se mu la gerakan itu d irencanakan dengan nama
Operasi TAKARI tetapi DN. Aid it mengu bah cl an menetapkan
namanya G E RAKAN 30 SEPTEM B E R .
Pada wa ktu it u Syam dalam laporan nya telah menambah kc­
ya kinan bahwa gerakan y ang aka11 cl ilaksanakan itu akan berhasil .
Persiapan-persiapan yang telah diatur secara mantap, pe nuh raha­
sia, dan t icl 1 k mu ng ki11 a kan cl ikctah u i ole h pih ak-p ihak yang tidak
88

berkepent ingan. Suasana d i Lubang Buaya m e njelang 30 Sep te m­


ber 1 9 65 it u benar-b e nar sibuk. Kesib u kan itu d isebab kan karena
pada temp at itu telah b e rd at angan pasu k an-pasu kan berse njata
antara lain d ari anggota-anggot a B rigif I Kodam V J aya, suk arela­
wan dan su kare lawati y ang berasal dari Pemuda Rakyat dan Ger­
wani y ang d in amakan Sukt a (Sukarelawan Takari ). J uga dengan
kedatangan komp i-kompi Yon 4 54/D iponegoro , Yon 5 30/Bra­
wijaya, d an Resime n C akrabirawa yang se mu anya tergabu ng dalam
d ivisi yang me reka nama kan Divisi Amp era. Pimp inan tert ingg i
·

G 30 S/ PK I ini d ijabat ole h D N Aidit , ket ua Central Comitc


Partai Komunis I ndonesia .
Tem p at yang me reka gunakan ad alah ru mah Sersan Udara
S. Suwardi, terletak di dalam Kompleks Peru m a h an Pangkalan
Ud ara H alim Perdanakusuma h , berde katan de ngan Se ntral Ko­
mando (Senko ) I I , Ko mando Operasi Angkat an Udara dan ru mah
Komodor Udara Susanto. ON. Aid it d alam melakukan t ugas
p imp inan tertinggi G 30 S/P K I d ibant u ole h Iskandar Subekti dan
Po no sebagai pengh u b u ng dengan Se n ko , d an Kusno sebagai pe­
ngawal pribad i Aid it .
M ayor Ud ara Suyono bert i ndak se laku penghubung Se nko
d an KO OPS/ Angkat an Udara di Pangkalan Udara Halim Perd ana­
kusu ma h . D N . Aid it me nempati pos ked udu k an ini sejak hari
Kamis tanggal 30 Septe mb er 1 9 6 5 se kitar p u k u l 2 3 .00 de ngan di­
antarjemp u t oleh M ayor Udara Suyono . Sejak Aid it datang kira­
kira p u kul 0 3 .00 t anggal l Oktober I 9 6 5 Aid it teru s-m enerus
sib u k memb u at ko n sep-konsep . Se kitar pukul 0 3 . 00 Aid it dan
ro mb ongan pergi ke ru ang KO OPS/ AU untuk membahas pel­
b agai persoalan mengenai Gerakan 30 Sep tember dengan Menteri
Pangab Omar Dhani, Brigje n Supardjo , Komod o r Ud ara Susanto .
dan Kolonel Ud ara Wisn u .
Selesai rapat se luru h peserta pergi ke ru mah Komodor Udara
Su santo, sedangkan Aid it p indah ke salah sat u ru mah dekat
rumah Komodor Ud ara Su santo yang memang te lah d isiapkan
u nt uknya de ngan kawan-kawannya. Begitu se le sai penculikan ter­
hadap para jenderal pimp inan TN I AD, Aidit terus berang kat ke
Lub ang Buaya. Waktu d ide ngar o leh Aidit bahwa Menteri Han­
kam/ K SAB Jenderal AH N asu tion lolos dari pencu likan grom-
89

bolan G 30 S/P K I , i a me mb erit ahukan supaya segera d icari , d a n


d itangkap h idup atau mati.
Selaku p imp inan tert inggi Gerakan 30 Sep tember PKI, Aid it
selalu me nerima laporan me ngen ai . perkemb angan gerakan ter­
se but dari pesu ruh-p esu ru hnya maupu n lewat radio yang meng­
hubungkan Sen ko-Senko OPS . AURI, Intel Pangkalan Halim dan
sebaga inya. Berdasarkan lal'Oran-laporan y ang d iterima Aid it
111 e ngenai perkemb angan gerakan, ia me mbuat keput usan-kepu-
tusan politis untuk diputuskan ke Se nko-Senko agar segera d ilak­
sana kan . Keputusan-keputusan yang d ibuat G 3 0 S/PKI melalui
Studio R R I Pusat pukul 0 7 .00 pagi tanggal l Oktober 1 96 5 ten­
tang pe mbersihan dalam Angkatan Darat serta penyela matan
Pe mimpin Besar Revolusi Pre siden Su karn o .
l. Pengum uman Kom andan G 30 S/PKI melalui Stu dio R RI Pu­
sat pada pukul 08 .00 pagi tanggal I Oktober 1 96 5 sebagai
ulangan pengu mu man pertama (pukul 07 .00 pagi)
Penyampaian saran kepada Presiden Sukarno melalui Brigjen
Supardjo ten tang penunjukan Men teri Panglima Angkatan
Darat/Men pangab yang baru (sebagai pengga n ti almarh um
Letjen A . Yan i )
3 . Pengu muman Dekrit N o . I Kep utusan N o . l dan No . 2 G 3 0 S/
PK I yang d isiatkan pada pukul 1 3 .00 tanggal I Oktober 1 96 5
4 . Pesan untuk melanju tkan perj uangan sesaat sebelu m Aidit be­
rangkat ke Yogyakart a , se telah menerima laporan tenta ng ke­
gagalan G 30 S/PKI
5 . Menerima saran Sy am sebagai pemimpin pelaksana G 3 0 S/
PKI untuk menyela mat kan diri Aidit ke Yogyakarta/Jawa
Tengah de ngan pesawat udara Dakota m ilik AURI , sa m bil me­
neruskan perjuangan . ( 1 0 , p . 1 2 1 ).

Kegiatan-kegiatan pim pinan pela ksana G 3 0 S/PKI di Sentral


K omando I dan II d ilaksanakan oleh Sya m . Senko ( Sentral Ko­
mandb) adalah suatu tempat di mana Syam sebagai pimpinan pe­
laksana Gerakan 30 Septe mber melaksanakan tugas sesuai kepu­
. tu san /keten tuan Ketua CC/PK I Pimpinan Tertinggi G 30 S/PKI
DN. Aidit.
Pada waktu itu gedµng P ENAS (di J alan J akarta Bay pass ) , d i­
gunakan untuk Senko yang d iberi n ama Senko I, Sen ko I I d i- '
90

persiapkan o le h Mayor Udara Suyono sejak tahap persiapan ge­


rakan sebagai cadangan , yaitu d i dalam Kom ple ks Pangkalan Uda­
ra Halim Perdanakusumah berdekatan dengan te m pat di mana
ON. Aidit berada dan tidak jauh dari KO OPS/AURI dan ru mah
Komodor Udara S usanto .
Tempat-te m pat ini d iperlengkapi dengan hubungan radio satu
dengan y ang lain . Di Sentral Komando selain terdapat Syam , j uga
Pono selaku wakil pimpinan pelaksana gerakan , Brigjen Supardj�
penghubung Senko dengan Presiden S ukarn o , K olonel Latif dan
Letnal} Kolonel Untui:ig sebagai Komandan Gerakan Militer,
M ayor Udara S uyono sebagai penghubung an tara Senko I clan I I ,
d a n Letnan Kolonel Udara Heru Atmodjo .
Melalui Senko I dan I I itulah para pim pinan pelaksana Gerakan
30 Septe mber itu mengatur serta melaksanakan perin ta h-pcrintah
Pimpinan Tertinggi Gerakan 3 0 September PKI ON . Aidi t . K oman­
d o gerakan m iliter mulai melaksanakan perintah-perinta h pen­
culi kan para jenderal TNI A D pada tanggal 3 0 Septe mber mala m
menj elang d in i hari tanggal I Oktober 1 96 5 , yaitu dim ulai sekitar
pukul 0 1 .30 - pukul 0 5 .00 pag i . Setelah penculikan dalam bentuk
gerakan m iliter selesai dilaksanakan , hal ini segera dila porkan ke­
pada Ketua CCPKI ON. Aidi t , pim pinan tertinggi G 3 0 S/PK I .
( 1 0, p . 1 2 2 )
. Sesuai dengan keputusan pim pinan tertinggi G 3 0 S/PKI maka
pukul 07 .00 pagi tanggal I Oktober 1 96 5 melal ui Stu dio R R I
P usa t d isiarkan pengu muman pertama tentang penangkapan para
jenderal . Se mentara itu ketua CCPK I mem utuskan u n tuk teta p
mencari Jenderal AH. Nasution dan harus ditangkap hidup atau
mati . K olonel Latif telah mencari J en deral AH. Nasution d i
R SPAD te tapi tidak berhasil .
Berdasarkan laporan dan permin taan Pasukan PKI Gatotkoco
te n tang apa yang mesti d ibuat terhadap jen deral-jen deral yang te­
lah d iculik (ada yang masih hidup dan ada yang sudah meninggal)
maka pimpinan G 3 0 S/P K I mem utuskan agar jenderal-jen deral
yang m asih hidup itu segera dibunuh . Oleh karena Menteri Pang­
lima Angkatan Darat (Men /Pangad ) Jenderal A . Yani suclah m c ­
n inggal , maka Senko m emerintah kan Brigadir J enderal Su parctjo
untuk menyusul presiden guna menetapkan Mayor J e nderal Roe k -
91

man atau M ayor Jenderal Pranoto sebagai Menpangad yang barn .


Pada tanggal I Oktober 1 96 5 sekitar pukul 09 . 1 5 itu juga Let ­
nan K olonel Untu ng telah menan d�tangani Dekrit No . I dan 2
S urat Keputusan , y aitu : Dekrit No . I menyangkut Dewan Revo­
lusi sebagai sumber kekuasaan negara dan pendemisioneran K abi­
net Dwikora (waktu itu). Keputusan No . I tentang pe mbentu kan
d an susunan Dewan Revolusioner Indonesia . Keputusan No. 2
ten tang penurunan pangkat bagi kolonel ke atas menjadi le tnan
kolone l , dan kenaikan pangkat bagi mereka yang ikut aktif dalam
Gerakan 30 Septem ber/P K !. Ke kuatan militer utama dari Senko
Pelaksana Gerakan 30 September ini adalah Yon 5 3 0/Brawij aya
dan Batalyon 4 5 4 Diponegoro . Kemudian ternyata kedua batal­
yon ini segera bergabung dengan K OSTRAD (Komando S trategis
Angkatan Darat) di bawah pim pinan Mayor Jenderal Soeharto.
M aka Senko merasa kehilangan senj ata yang paling ampu h , karena
kedua batalyon di atas j ustru yang merupakan kekuatan utama
harapan pim pinan tertinggi Gerakan 3 0 Septe m ber PKI .
Senko I menjadi lum puh , dan terhitung m ulai tanggal I Okto­
her dipindahkan ke Senko Cadangan (Senko II) di rumah Sersan
Udara Anis S uyatno di Kom ple ks Pangkalan Udara Halim Per­
dan akusumah . Brigjen S upardjo melaporkan pada Presiden S ukar­
no ten tang hasil gerakan militer yang menculik para jenderal , dan
pada siang hari Brigjen Supardjo kembali ke Senko dengan mem­
bawakan perintah Presiden S u karno yang i n tinya agar j angan ada
pertumpahan darah . ( I O , p . 1 2 3 )
Segera Sen ko melaksanakan diskusi tentang perintah presiden
itu , selaku pim pinan pelaksana Gera kan 30 Septe m ber, Syam ber­
pendapat bahwa perintah Preside11 S ukarno i tu akan menimbulkan
suasana keragu-raguan an tara pim pinan gerakan , karena pasti
ti mbul dua pendapat yang saling berten tangan an tara yang menye­
tuj ui dan y ang tidak . J uga perintah presiden itu tidak tepat , ka­
rena seharusny a juga ditujukan kepada K O STRAD.
Karena tidak menguntungkan bagi Syam, maka G 30 S/PKI
tidak mematuhi dan tidak metaksanakan perintah Presiden S u kar­
no tersebut . Sekitar pukul 1 8 .00 tanggal I Oktober 1 96 5 Senko
menerima laporan bah wa pasu kan-pasukan G 3 0 S/PKI lainnya
telah mundur ke Pelabuhan Udara Halim Perdanakusu mah yang
me mang sesuai rencana mereka se mula d ite tapkan se bagai daera h
92

pemunduran pertama .
Pada saat itu juga dilaporkan ke Senko bahwa KOSTRAD dan
Resimen Komandq Angkatan Darat (RPKAD) telah bergerak me­
nyerang Pelabuhan .Udara Halim Perdanakusumah . Laporan dari
perkembangan terakhir ini menyebabkan pimpinan Senko meng­
adakan pembicaraan dan mengambil kesimpulan bahwa Gerakan
30 September telah gagal . Ditetapkan pula bahwa pimpinan gerak­
an dan pasukan-pa'sukan G 30 S/PKI akan mundur ke daerah pe­
munduran terakhir yaitu Pondok Gede . Dipertimbangkan pula
keselamatan Aidit agar dia bisa terus memimpin partai dan melan­
jutkan perjuangan . Menurut Syam, kalau Aidit mundur bersama­
sama mereka ke Pondok Gede akan berbahaya . Karena itu Syam
mengemukakan pendapat agar DN. Aidit terbang ke Yogyakarta .
Selesai pembicaraan Syam dan Mayor Udara Suyono menemui
Aidit, melaporkan kesimpulan-kesimpulan yang dicapai dalam
pembicaraan oleh pemimpin pelaksana G 30 S/PKI itu . Berdasar­
kan laporan Syam, Aidit memerintahkan untuk tetap mengada­
kan perlawanan dan meneruskan perjuangan , dan sehubungan
dengan itu supaya Syam memberitahukan kepada seluruh pim­
pinan G 30 S/PKI lainnya bahwa demi keselamatannya, Aidit
perlu berangkat ke Y ogyakarta agar dapat terus memimpin dan
meneruskan perjuangan PKI dari Jawa Tengah .
Aidit berpendapat pula bahwa penyelesaian Gerakan 30 Sep­
tember PKI tidak menguntungkan PKI, dan karena i tu ia sendiri
langsung akan memiinpin gerakan . Untuk keberangkatan Aidit ke
Yogyakarta Syam memintakan Mayor Udara S uyono untuk meng­
usahakan fasilitas pesawat udara melalui Menpangau Omar Dhani .
Mayor Udara Suyono berhasil mendapatkan fasilitas ini _ dan Aidit
diterbangkan ke Yogyakarta tanggal 2 Oktober 1 965 pukul
00.22 malam. Sebelumnya telah diadakan pembicaraan bahwa
Syam akan memimpin diskusi tentang pemunduran pasukan­
·

pasukan PKI ke Ponqok Gede dari Pangkalan Udara Halim Per­


danakusumah , untuk tetap mengadakan perlawanan terhadap pa­
sukan-pasukan RPKAD.
Sebenarnya persiapan-persiapan pemunduran pasukan PKI su­
dah dimulai kira-kira pukul 1 8.00 tetapi nyatanya baru pukul
23 .00 pasukan-pasukan itu secara bertahap mundur ke Pondok
Gede . Sekembali Syam mengantar DN. Aidit menuju pesawa� ter-
93

bang, kira-kira pukul 0 2 .00 d ini h ari", ia bersama-sama Brigjen


S upardjo meninggalkan Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah
menuj u Pondok Gede dengan tujuan untuk mengatur taktik per­
lawanan seterusnya.
Pada tanggal 2 Oktober 1 9 65 p u k ul 1 3 .0 0 seluruh pimpinan
G 30 S/P K I sadar dan tahu persis bah wa Gerakan 30 September
telah gaga! , karena tidak bisa bertahan a palagi menghadapi kekuat­
an RPKAD. Melihat kenyataan i n i , pi mpinan pelaksana Gerakan
30 September mengarn b il keputu an untuk menghentikan gerakan
dengan jalan membubarkan pasuka n-pasukan untuk se terusnya
masing-masing melarikan d iri .
Dengan hancumya kekuatan pasukan m iliter G 30 S/P K I , para
pimpinan p elaksana gerakan melarikan diri. Syam , Pono , Brigjen
S upardjo meninggalkan Pondok Gede menuj u rum ah Pono guna
menyelamatkan diri d i daerah K ramat pada tanggal 2 Oktober
1 96 5 sekitar p ukul 1 3 .00. Berdasarkan panggilan Soedisman , tang­
gal 3 Oktober 1 96 5 , Syam dan Pono menghadap Soedisman di
M arkas darurat CC P K I K ayu Awet untuk memberi penjelasan Clan .
mempertanggungjawabkan sebab-sebab kegagalan Gerakan 3 0 Sep­
tem ber /PK ! itu .
Tanggal 6 Oktober Syam berte m u dengan Walu yo , kurir DN.
A idit yang rnembawa perin tah Aidit untuk meneruskan perjuang­
an sam bil menyela matkan diri . Atas perintah Syam, Pono bersama
Waluyo supaya m eiaksanakan perin tah D N . Aidit di daerah J awa
Tengah . Perj uangan selanjutnya di J akarta diatur oleh S uyono
Pradigd'° , Hamim dan Harto S uwand i , sedangkan Syam sendiri �

akan ke J awa Bara t , walaupun m ungkin barn pada tanggal 9 Okto­


ber 1 96 5 :
Brigjen S upardjo berada d i J akarta dengan jalan berpindah­
pindah tem pat di se kitar ru mah Pono di K ra mat , dan kira-kira
satu bulan ia dite mpatkan di Tanjung Priok . K o lonel Latif dan
Letkol Untung bersama-sama meninggalkan Pondok Gede tanggal
2 Oktober 1 96 5 sekitar pukul 1 3 .00, begitu pula K apten Suradi
menuju ke daerah selatan sam pai di Cipayung .
Di Cipayung ia berusaha untuk menanamkan senjata-senjata­
nya pada tanggal 4 Oktober 1 96 5 p ukul 1 3 .00. K apten Suradi
pindah ke Desa Kebon Nanas, daerah Bog9r. Tanggal 5 Oktober
94

1 96 5 ia kembali ke J akarta untuk mencoba berhubungan dengan


presiden lewat Brigjen S upardjo . Seluruh usahanya tidak berhasil .
Maka pada tanggal 8 dan 9 Oktober 1 96 5 i a menu mpang mengi­
nap d i rumah iparnya d i Pejo mpongan , J akarta.
D i sin ilah ia ditangkap sesudah dua malam menginap . Sementa­
ra K ap te n S uradi berada di J akarta itu , ia se mpat menulis surat
kepada M ayor Jen deral Pranoto memohonkan perlindungan , kalau
perlu dikirim ke luar negeri , tetapi gagal pula usa hanya. Letkol
Untung dan Kolonel Latif sejak tanggal 2 Oktober melarikan d_iri
ke Cipayung, kemudian pindah ke Desa Kebon Nanas ( Bogor)
dan �e mbali lagi ke J ak_arta tanggal 1 0 Oktober 1 96 5 .
Selama d i J akarta kedua orang ini selalu berpindah-pindah
te mpat an tara lain Polonia , J atinegara, Utan K ayu dan Pejom­
pongan . �ernah j uga kedua orang ini pergi ke rumah Syam untuk
sama-sama memb icarakan bagaimana meneruskan gerakan lanjut .
Di ru mah Syam masing-masing orang mendapat se tengah juta
rupiah uhtuk berangkat ke. J awa Tengah . Setiba d i Tegal Untung
clitangkap dan tanggal 1 3 Oktober 1 96 5 diserahkan kepada p olisi
milite r . di Tega] untuk d iusut dalam perkara pengkhianatan ter­
had ap negara, n usa dan bangsa .
Letnan K olonel Heru Atmodjo menghilang, dan pada tanggal
2 Oktober 1 96 5 menu mpang kereta api ke S urabaya dan terus ke
Pangkalan Udara lswahyudi pada tanggal 3 Oktober 1 96 5 . Selan­
j utnya menuju B iak ( I rian J aya) berse mbunyi tanggal 5 Oktober
1 96 5 di sana untuk menyela matkan diri dari penangkapa n . M ayor
Udara Soeyono berada terus di J akarta sejak tanggal 2 Okto ber
1 96 5 , berputar-putar saja di ru m ahnya di Kramat J at i , di Ke­
sa trian P3 U, PU. Halim Perdanakusu mah . Kemudian tanggal
5 O ktober 1 96 5 terbang ke B iak dan berse mbunyi di sana .
D ari Buku Putih Gerakan 30 Sep tember/PK/, terbitan K OP­
K A MTIB J akarta, 20 Mei 1 9 7 8 itu secara jelas tercatat bahwa
Gerakan M iliter Pasukan G 30 S /PK T itu dimulai pada tanggal 30
Septe mber 1 96 5 malam menjelang tanggal 1 Oktober pukul 0 1 . 3 0 .
Pada saat itulah Letnan Kolonel Untung bersama anggota Senko
lainnya tiba d i Lubang B uaya . Di sini ia me mberikan briefing ke­
pada semua komando pasukan PKI dan menginstruksikan agar
segera menculik para je nderal , sesuai sasaran yang telah ditetap­
kan pim pinan pelaksana gerakan .
95

Pondok Gede dijadikan basis gerakan oleh Letkol Untung. Ka­


rena itu pasukan Pasopati yang dipimpin oleh Lettu Dul Arief
segera mengumpulkan pasukannya rnengikuti sasaran yang telah
ditetapkan .
1. Pasukan yang ditugaskan untu k rnenculik Jenderal Nasution
dipimpin oleh Pelda Djahurup dari Resimen Cakrabirawa
yang terdiri dari satu regu batalyon kawal kehormatan , satu
peleton Yon 5 30 Brawijaya, sa t 1 peleton Yon 4 5 4 Diponego­
ro, satu peleton Pasukan Gen Cepat AURI, satu peleton
Pasukan Pemuda Rakyat .
2 . Pasukan yang ditugaskan menculik Letjen A. Yani dipimpin
oleh Peltu M ukidjan dari Brigif I Kodam V /J aya terdiri dari
satu peleton Brigif I Kodam V /Jaya, satu regu Resimen Cakra­
birawa, satu peleton Yon 530 Brawijaya, satu peleton Yon 454
Diponegoro , satu regu PGT A U R J , dua regu sukarelawan Pe­
muda Rakyat.
3. Pasukan yang ditugaskan untuk menculik Mayor Jenderal
Suprapto dipimpin oleh Sersan Kepala Sulaiman dari Resimen
Cakrabirawa yang terdiri dari satu peleton Kawai Kehormatan
yang dibagi atas dua bagian, yaitu satu regu I dipimpin oleh
Sersan Kepala Sulaiman dan satu regu II dipimpin Sersan Dua
Sukiman .
·

4 . Pasukan yang ditugaskan untuk menculik Mayor Jenderal S.


Parman dipimpin oleh Sersan Mayor Satari dari Resimen Cak­
rabirawa terdiri dari satu regu Yon Cakrabirawa, dua regu Yon
Raiders 530 Brawijaya .
5 . Pasukan yang ditugaskan untuk menculik Brigjen Sutoyo Sis­
womihardjo dipimpin oleh Sersan M ayor Surono dari Resi­
men Cakrabirawa terdiri dari satu regu I dipimpin Sersan Ma­
yor Sudirj o , satu regu II dipimpin oleh Sersan Mayor Ngatidjo ,
dan satu regu III dipimpin oleh Kopral Dua Dasuki .
6 . Pasukan PKI yang ditugaskan untuk menculik Brigjen D I Pan­
jaita n dipimpin oleh Sersan Mayor Sukardjo dari Batalyon
454/Diponegoro dengan kekuatan kurang dari satu peleton .
( 1 0, p , 1 23-1 5 4)
96

Di atas telah diuraikan b ah wa gerakan y ang menculik Jenderal


A H. Nasution dipimpin o le h Pelda Djahuru dari Resimen Cakrabi­
rawa dengan berkekuatan pasukan satu kompi lebih . Mereka
berangkat dari Lubang B uaya kira-kira pukul 03 .00 pagi tanggal
I Oktober 1 96 5_. M akin dekat dengan rumah J enderal Nasution
mereka terlebih d ahulu berusaha mel umpuhkan penga wal y ang
berada di tempat kedia man Dr. J. Leimena . H al ini mengakibatkan
gugurnya seorang anggota pengawal ( K arel Sadsuitubun ).
Setibanya mereka di rumah J enderal Nasutio n , masuldah regu
yang berasal dari Resimen Cakrabirawa langsung menuj u ke kamar
kerja Jenderal Nasution tersebut dan terus menghampiri kamar
tidur J erideral Nasutio n . Ibu Nasution m en de ngar keributan lalu
membuka pin tu kamar dan terlihat anggota Cakrabirawa dengan
senjata o tomatik di tangan . Melihat gelagat yang kurang baik ini,
Ibu ·Nasution segera menutup pintu kamar, dan memberitahukan
Pak Nasution , bahwa ada seorang berseragam y ang mungkin ber­
maksud tidak bai k . Pak Nasution kurang yakin terhadap kete­
rangan Ibu lalu segera membuka pintu kamar . Begitu pin t u dibuka ,
begitu p ula anggota Cakrabirawa itu mele paskan te mbakan ke arah
Jenderal Nasutio n . Seketika itu juga Jenderal Nasution menjatuh­
kan diri ke lan tai . Cepat -cepat Ibu Nasution menarik suaminya
dan menutup pintu kamar. Te mbakan terus diarahkan ke pintu
kamar. I bu Nasution segera mendorong Pak Nasution agar c�pat
menuj u ke bagian belakang ru mah . Semen tara itu putri bungsu
Pak Nasution y ang bernama Irma S uryani (Ade ) yang masih ber­
umur lima tahun o le h pengasuhnya d ilarikan ke l uar kamar dengan
tujuan hendak dise lamatkan , te tapi seorang anggota Cakrabirawa
yang lain segera menembak tanpa melihat terdahulu , sehingga
menyebabkan p eluru mene mbus p unggung Irma S uryan i .
Mendengar jeritan pengasuh anakny a , Pak Nasution ingin kem­
bali u n tu k menolong pengasuh yang sedang menggendong anaknya
itu , tetapi ia segera didorong Ibu Nasution untuk ke luar ru mah
menuj u pagar tembok yang berbatasan dengan kediaman Dubes
lrak yang menjadi tetangganya. Pak Nasution memanjat tembok di
belakang itu dan menghilang di tengah-tengah kegelapan mala m .
Salah seorang Aj u dan J en deral Nasution, Letnan S atu Piere Ten­
dean y ang kebetu lan p ada saat itu menginap di paviliun mendengar
keributan lalu terbangun .
97

Ia keluai:- d ari kamar, dan segera ditangkap oleh gerombolan


dikira Jenderal Nasutio n . Kemudian ia diseret ke salah satu ken­
daraan . Pasukan p enculik ini kemudian meninggalkan tempat itu
dan kembali ke Lubang B uaya. Keadaan serupa d ilaksanakan pula
di rumah Letnan Jenderal A. Yani , men teri panglima Angkatan
Darat , d ipimp in oleh Peltu M uk ij an dari Brigif I K odam V /Jaya.
Begitu pula d i rumah p ara jenderal yang lain sesuai rencana dan
cara-cara yang berbeda-beda seperti yang telah diputuskan oleh
pimpinan · pelaksana Gerakan 30 Septe m ber, terutama Pimpinan
Gerakan M iliter Letkol Untung dan Kolonel A. Latief. Setelah
pencu likan selesai, mereka langsung ke mbali ke basis mereka di
Lu bang B uaya dengan membawa p ara jenderal itu , ada y ang sudah
meninggal dan ada p ula y ang masih hid u p . Pada waktu mereka
datang un tuk menculik Brigjen S. Panj ai tan , karena terdengar
keribu tan-keribu tan , Soekirman, seorang anggota polisi yang
se dang melaksanakan tugas patroli , mengham piri ru mah Brigjen
Panjaitan dengan maksud mengon trol apa y ang sedang diributkan
itu.
Begitu ia tiba dekat ru mah Brigjen Panjaitan , ia langsung di­
tangkap ole h para penculik dan diperintahkan ikut bersama�ama
gerom bolan ke Lubang B uaya. Agen Polisi Soe kirman i nilah ke­
m u dian yang dapat memban tu TNI Angkatan Darat dala m hal ini
K OST RA D untuk menuj u jalan dalam menem u kan su m ur tua
te mpat penyimpanan mayat para jendera l , korban penculikan
yang setelah dianiaya, d ibunuh dan dile m parkan ke dalamnya .
Semua korban penculikan dibawa ke Lubang B uaya, Pondok
Ged e , dan diserah kan kepada Pasukan Gatot kaca . Letnan Satu
Dul Arif, pimpinan pasukan Pasopati segera meninggalkan Lubang
Buaya men uj u ke Senko kira-kira pukul 0 6 . 3 0 pagi di Gedung
PENAS untuk melaporkan hasil-hasil penculikan dan tentang lolos­
nya Jen deral A H . Nasu tion .
Hadir p ada saat pelaporan Lettu Dul Arief, Letkol Untung ,
Letkol Udara Heru Atmodjo dan M ayor Udara S uyon o . Begitu
hebat strategi dari grombolan PKI ini untuk menduduki tempat­
tempat penting di ibu kota negara ini dengan pasukan-pasukan
yang telalt d iatur secara manta p , namun Tuhan Yang M aha Penga­
sih dan Penyayang t idak menghe ndaki tindakan yang tidak ber­
perikemanusiaan itu .
98

Allah menggunakan seorang umatNya, ibarat Raja Sulaiman


yang mendapat hikmat dan akal budi dari Tuhan Yang Maha
Pencipta ialah Mayor Jenderal Soeharto (Panglima KOSTRAD).
Di bawah kepemimpinan Mayor Jenderal Soeharto yang diridhoi
dan dihikmati Allah Subhanahuwataala, Kostrad bersama�ma
RPKAD dapat digerakkan oleh Pak Barto dengan cara<ara yang
begitu halus serta tidak melalui pertumpahan darah sedikit pun,
keamanan dan ketertiban setahap demi setahap dapat dipulihkan
kembali, walaupun pada saat itu Mayor Jenderal Soeharto belttm
memegang kekuasaan , oleh karena Presiden Sukarno sebagai
kep ala negara masih berkuasa penuh . ( 1 0, p . 1 46- 1 48)
Dengan demikian Pak Barto selalu berusaha berkonsultasi
dengan Presiden Sukarno, namun dalam beberapa hal demi kesela­
matan negara dan Presiden Sukarno serta seluruh rakyat Indonesia,
Mayor J enderal Soeharto harus bertindak keras, karena Presiden
S ukarno tidak mau membubarkan PKI dengan ormas�rmasnya .
Andaikata pada waktu itu Tuhan tidak meridhoi Mayor Jenderal
Soeharto untuk memimpin negara dan bangsa ini, pasti negara dan
bangsa ini telah ambruk akibat rongrongan dan penghianatan/
penyelewengan Gerakan 30 September/PK! pimpinan DN. Aidit
itu . Dengan sikap tegas, militan serta patriotisme dan se mangat
j uang yang tinggi Mayor Jenderal Soeharto dapat menyelamatkan
bangsa dan negara . Untuk itu setiap warga negara Indonesia wajib
mensyukuri nikmat Tuhan atas terhindarnya negara-negara dan
bangsa dari mala petaka yang dahsyat di bawah kepemimpinan
Mayor Jenderal Soeharto Panglima KOSTRAD yang kemudian di­
karuniai Allah selaku Presiden RI dengan Program Pembangunan
Republik Indonesia penuh semangat Orde Baru/Orde Pemba­
ngunan . Ia telah berhasil mengoreksi serta memperbaiki se mua
kesalahan/kekeliruan ataupun penyelewengan-penyelewengan Pe­
merintah Orde Lama di dalam segenap aspek dan prospek kehi­
dupan bangsa dan negara, dengan Program Repelita Nasional se­
cara bertahap untuk mencapai kesejahtraan dan keadilan me­
nuju masyarakat adil dan makmur secara merata. Presiden Pem­
bangunan Republik Indonesia Soeharto di dalam kepemimpinan
_
telah berhasil menegakkan tonggak-tonggak sejarah Bangsa dalam
satu dimensi serta telah menetapkan , melanggengkan dan meles-
99

tarikan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1 945 demi kepen­


tingan dan kelangsungan hidup generasi penerus Pancasila sepan­
jang masa sejarah .

4.2 Peristiwa Gugurnya Brigadir Polisi Karel Sadsuitubun


Seperti telah diuraikan di atas bahwa pada waktu grombolan
PKI dalam operasi penculikan Jenderal AH. Nasution , maka per­
tama-tama mereka berusaha untuk melumpuhkan kelompok pe­
ngawal di rumah Dr. J. �imena. Menurut keterangan anggota
Brigade Mobile Peltu Polisi Purnawirawan Lussy (salah seorang
teman Karel Sadsuitubun) yang juga bertugas pada saat itu selaku
pengawal di rumah Dr. J. Leimena, kepada penulis, bahwa se­
waktu gerombolan PKI tiba di rumah Dr. J . Leimena, Karel Sad­
suitubun sedang tertidur di dalam pos penjagaan (giliran tidur).
Saudara Pelda Polisi Lubis menjaga di depan pintu masuk , dan
Lussy sedang mengadakan kontrol ke bagian belakang rumah Pak
Leimena.
Begitu bunyi mobil-mobil berhenti di depan pos, kedengaran
gaduh . Lussy terus melihat pasukan Cakrabirawa loncat dari
mobil, langsung melucuti senjata anggota Brigade Mobile Lubis.
Melihat keadaan ini Lussy terus mengambil sikap siaga dan ber­
se mbunyi di belakang pos penjagaan untuk bersiap menembak.
Lussy melihat banyak sekali pasukan Cakrabira wa yang turun ,
sehingga kalau Lussy menembak terlebih dahulu pasti Lussy juga
akan tertembak dan mati pula pada saat itu , sehingga keselamatan
Dr. J. Leimena akan terancam .
Untuk sementara waktu Lussy diam dan menyaksikan apa
yang akan _diperbuat mereka ini dengan Dr. J. Leimena, Wakil·

Perdana Menteri II Republik Indonesia ini . Lussy melihat mula­


mula dua orang anggota Cakrabirawa masuk ke dalam pos penjaga­
an, salah seorang berdiri di pintu , dan seorang lagi langsung mem­
bangunkan Karel Sadsuitubun yang sedang tertidur sambil menye­
lempangkan dan memeluk senjatanya erat-erat . Mula-mula Karel
Sadsuitubun tidak menghiraukan kakinya ditendang .
Menurut Lussy kemungkinan pada saat itu Karel Sadsuitubun
memikirkan , itu kawan-kawannya sedang datang untuk meng­
ganggunya, karena itu ia tidur terus sambil marah-marah , katanya
' '1 00

orang sedang tidur diganggu . Namun terus-menerus kaki Karel


ditendang, kemudian terdengar suara memerintahkan segera lepas­
kan senjatamu . Karel Sadsuitubun terbangun dan ia melihat yang
ada di depannya bukan kawannya. Maka Karel terus melompat
yang ada di depannya langsung berkelahi dengan anggota grom­
bolan PKI itu , sambil menembaknya dengan beberapa peluru · dan
gugur pada saat itu juga . (30). Melihat kawannya telah tertembak,
maka anggota grombolan PKI yang 8atu lagi menembak Karel
Sadsuitubun dengan beberapa peluru . Karel Sadsuitubun langsung
terjatuh berlumuran darah , serta menghembusk'!n nafas akhir di
tempat tugas pengabdiannya . Melihat hal ini, Lussy langsung mem-
bangunkan Dr. Leimena . _

Sementara itu Dr. J . Leimena karena mendengar keributan di


depan rumahnya telah terbangun , dan tidak berani keluar. Melihat
telah terjadi tembak-menembak , dan Karel Sadsuitubun telah me­
ninggal , maka Dr. J . Leimena mengatakan kepada istrinya, "Biar­
lah saya terus saja di sini, saya tidak akan lari, kalau mereka masuk
pintu ini dan saya biarkan saya mati, karena anak saya Karel
Sadsuitubun telah meninggal dalam rangka tugas pengawalan ter­
hadap diri saya. (29)
Karena sudah hampir pagi, pasukan PKI itu rupanya takut ke­
siangan , sehingga mereka segera menyeret mayat seorang teman­
nya itu lalu memasukkannya ke salah satu mobil dan terus berang­
kat meninggalkan tempat itu . Menurut Lussy , sementara terjadi
tembak-menembak di depan rumah .Dr. J . Leimena, ia juga men­
dengar tembakan di rumah Jenderal Nasution, karena letaknya
berdekatan sekali dengan rumah Dr. J. Leimena .
Demikianlah sejarah gugurnya Brigadir Polisi Karel Sadsuitu­
bun salah seorang anggota Brigade Mobile dari Angkatan Kepolisi­
an Republik Indonesia dalam tugas pengabdiannya selaku Bha­
yangkara Negara Indonesia menentang serta menembak mati pula
pasukan Gerakan 30 September PKI dengan semangat militan ,
patriotisme selaku seorang prajurit , yang selalu setia dan taat ke­
pada Sapta Marga dan Sumpah Praj uri t . Jenazah· Karel Sadsui­
tubun disemayamkan di Resimen I Brigade Mobile Kwitang dan
selanjutnya dimakamkah di Taman Makam Pahlawan Kalibata,
Jakarta, dalam suatu upacara militer.
Berdasarkan hal-hal di atas ini, wajarlah kalau Presiden Re-
101

publik lndonesia/Panglima Tinggi Angkatan Bersenjata Republik


Indonesia/Komando Operasi Tertinggi dengan Surat Keputu san­
.
nya tanggal 5 Oktober 1 96 5 No . 1 1 4/KOTI/ 1 965 menetapkan
memberikan p angkat Aj un Inspektur Polisi Tingkat I I Anumerta
dan Gelar Pahlawan Revolusi kepada Brigadir Polisi Karel Sad­
suitubun yang telah gugur dalam peristiwa "Gerakan 30 Septem­
ber", dan telah diakui o le h seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang
sa mpai Merauke termasuk Timor Tim ur .
BAB V. PENUTUP

Karel Sadsuitubun telah gugur sebagai pahlawan dan telah per­


gi menghadap Allah Y ang Maha Pengasih dan M aha Penyayang
serta M aha Pen ci pta . Ten tu saja selaku seorang manusia ia tidak
luput dari kesalahan-kesalahan dan kekhilafan-ke khilafan dalam
kehidupan pribad i maupun dalam pelaksanaan tugas. Nam un se­
masa h id upnya ia telah memberikan darma baktinya secara n yata
dengan mengorbankan seluruh jiwa raganya untuk mem bela negara
dan bangsa Indonesia . Gugurnya K arel Sadsuitubun dan se mua
pahlawan revolusi lainnya dalam peristiwa berdarah Gerakan 3 0
September/PK! tahun 1 96 5 ini telah meninggalkan kesan sejarah
di dalam lubuk hati se luruh rakyat Indonesia, khususnya generasi
m uda � bagai generasi · penerus Pancasila untuk selalu waspada
terhadap semua ancaman y ang datang dari luar maupun dari dalam
untuk merobohkan negara .
Marilah kita pupuk persatuan dan kesatuan se bagai modal
pokok kekuatan bangsa dengan meman tapkan , melanggengkan
serta melestarikan Pan casila dan Undang-Undang Dasar 1 945 .
Belaj ar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan nasional , yaitu
m asyarakat adil dan makmur se cara merata di atas dasar takut
akan Allah , kasih terhadap sesa ma man usia, serta j uj ur dan ma was
d iri dalam sikap dan perilaku. .
Semoga penulisan biografi Pahlawan Revolusi Karel Sadsui­
tubun ini bermanfaat, berdaya guna dan berhasil guna .

1 02
1 03

Lampiran 1

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA PROYEK INVENTA�ISASI DAN
DOKUMENTASI SEJARAH NASIONAL
JL. CILACAP No . 4, TELP. 3 5 1 887 , J AKARTA

SURAT TUGAS PENELITIAN KEPUSTAKAAN


No . 098/IDSN/Vl l/ 1 979

Diberikan kepada (nama) Ors. Frans Hitipeuw


Pangkat/Jabatan Peneliti
Uraian Tugas Pengumpulan data Pahlawan Nasional (Pahla­
wan Revolusi) K.S. Tubun
Tempat/Daerah Penelitian : Jakarta
Kendaraan
Surat tugas ini berlaku Mulai tanggal
sampai tanggal
Pembiayaan Diberikan pada anggaran belanja Proyek lnven­
tarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional
Departemen P dan K.
Keterangan/Syarat a. Melaporkan diri kepada Kepala Perwakilan
Dept . P dan K di tempat tugas, atau
lnstansi yang berwenang.
b . Memberi laporan kepada Pimpinan Proyek
setelah selesai melaksanakan tugasnya .
Ke terangan Diharap setiap Instansi/perorangan memberikan
bantuan yang diperlukan untuk kelancaran
tugas tersebut .

Mengetahui telah mengadakan


penelitian di Musium Pusat
a/n. Kep . Perpustakaan
Telah tiba di Asrama Cipinang . Jakarta , 5 J u I i 1 979
Mengetahui : Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi
KAJANMINPERSOL Sejarah Nasional
Pimpinan Proyek,
Ors . SOEKARDJO
Kolonel Polisi Nrp 3 1 07000 I
. (SUTRISNO KUTOYO)
Nip. 1 30036090
Mengetahui
Dan jakga K.D. Halang Bogor
I U-+

Lampiran 2
M A R K A S BESAR K E PO LISI A N R . I .
D E TA S E M E N M A R K AS

K A R T U T A M U
V I S ITOR C A R D

\J A M A Drs . Frans I l i t ipeu w


\ A M E
P E K E RJ A A 1 Pcm b . l'i m p inan Pusa t Scjarah dan
OCC U P A T I O N Budaya Dcp . P dan K.
\ LA M A T 1-:cbon S i r i l i Ba ral X I 1 / 2-t
,. \ D D R ESS
'\ 0\1 0 R Tl L P U N 3) 1 8 8 7
l ' l l O ;-..T N U M B E R
l \' C l \J B E R T E M U D F N G A N Bapak De p u t y 1-: a p o l r i
\\ ' A N T S T O S U :
i ) F '\J G A :\ / T A N P A P E R .I A \J J I A \'
\\ I T I l / \\'ITI I O U T A PPO ITM E N T
l( F \' D A R A A \J D A \'
\ 0\ 1 0 R \J Y A Taici
I T R S I B L F A \J D ITS \! U \ 1 13 E R S

C ATATAN PUL I C A S :

\ l a s u k j am
K c l uar j a m

T A \' D A T A N G A \: T A N DA T A \' G A \'


S I G \' A T U R I: PETL IG A S

. . . ) . . . . . . . . . . )
l !J _.;

L am p iran 3

D E P A R T E M E N P E N DI D I K A N D A N K E BU D A Y A A N
R E P U B L I K I N DO N E S I A
PROYEK I N V ENTA R I S AS I D A N DOKU M E NTASI
S EJ A R A H N A S I O NA L
J L . C I LACAP No . 4 T E L P. 3 5 1 887 , J A K A RTA

S U R A T - T U G A S
'-l o . 04 6 / I DS'.: t V I 1 1 1 9 79

Yang be r t a n da L a n ga n di ba wah i n i Pc 111 i 1 1 1 pi n Pro y c k l nven t a r i sa si dan


Do k u m e n t as i Scj arah '\a�i o n a l J a ka r t a bcrdasa r k a n S u ra t K c p u t usan Me n t cri
Pc n d i d i k a n dan Ke b u da yaan Rep u b l i k I n d o n e s i a No . 08 2 / P/ 1 9 79 t a ngga l
2 1 M e i 1 9 79 . 1 1 1 c 1 1 1 hcri l l l !! a s kcpada :

I . '-! a 111 a Dr' . I r a n s 1 l i t i pc u w


)
- . '.\! I p 1 30 1 h 3 1 2 3
J abatan i>cne l i 1
l. Alama t Sta r J ,· 1, 1 1 i s Hidang Sc j a r: i l i Pusat Pe n cl i t ia n Scj a r a h dan 1311-
d a v a .J J 1 1 . C i l ac a p 4 . .J a ka r t a .

L l n t u k 1 11 c n p1 d a k a n pcn c l i t i a n k e p u s t a kaan . wawanc a r a dan p c n c l i t ia n l a p a n g -


:111 d a l a m r a n g k a pc n y u s u n a n B iogra li Pa l i l a wa n N a s i o n a l . . . . . . . . . .

,\ I P 1 1 A n u m c r t a K a re l � a d su i t u h u n . .
d i d a c ra l i J a k a r t a . .
S ura t t u gas i n i d i h..: r i l-- : 1 1 1 d l' t l '-! :1 1 1 l i ara p .1 1 1 a µ a r p i l i a k kcl u a rga . pri ba d i -
1 1 r i h:1 d i 1 1 1 a u p u 1 1 i n s t a n si d a p a t 1 1 1 c 1 1 i , ,. 1 i l-- : 1 1 1 ban t u a n n y a . d e m i t c r l a k sa n a n y a
t u gas i n i c l c n !! a l l ba i k .
S u r a t t u gas i n i hc r l a k u scj a k d i k c l u a r i-- a n d a n bcra k i l i r h u l a n Dcsc 1 1 1 b c r
I 9 79 .

J a k a rt a . I 0 .J u l i 1 9 79
l 'rn ; ck l n ven t a r i sa si dan Do k u 1 1 1 e n t a si
Sej a r a h Nasio n a l

P i m p i n an l 'roy c k .

( S U T R I S N O K U TOYO )
N ip . 1 3 0036090
1 06

Lampiran 4

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKA T I M ALUKU

-REKOMENDA S I ­
No . Rekom . 44/Gmal /'79 .-

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I M A LUKU,

Membaca surat dari Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Na­


sional No. 046/IDSN/VII/ 1 979 , tanggal I O Juli 1 979 tentang Penelitian Bio­
grafi .Pahlawan Nasional A.LP. II Anumerta Karel Sadsuitubun, dan mengi­
ngat pula bahwa dalam rangka meneruskan nilai-nilai perjuangan dari para
pahlawan yang telah gugur dalam mempertahankan negara dan bangsa perlu
memberikan rekomendasi kepada sau.dara :
Ors. FRANS HITIPEUW, Staf Tehnis Bidang Sejarah dan Budaya Depar­
temen Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengadakan penelitian di daerah
Maluku , karena hasil penelitian ini akan ikut memperkaya hasanah budaya
Bangsa Indonesia .
Demikian rekomendasi ini diberikan untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya dan diharapkan kepada semua instansi maupun masyarakat ikut
memberikan bantuan seperlunya.
Ambon, 26 Juli 1 979

A.n . Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Maluku


Sekretaris Wilayah Dati I,

Ors. G.A. ENGKO


Nip : 0 1 00 1 9 1 74
\ 07

Lampiran
S DEPARTEMEN PERTAHANAN KEAMANAN
MARKAS BESAR
KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA

No . Pol B/83/VII/79/Pers Data . Jakarta, I 0-7- 1 979


Klasifikasi Biasa
Lampiran l (satu) berkas .
KEPADA YTH. :
Perihal Aipda (Anumerta) Karel KEPALA KANTOR PUSAT
Sadsuitubun . PENELITIAN SEJARAH &
Gelar Pahlawan Revolusi. BUDAYA DEP. P & K.
JL. CILACAP No. 4
JAKARTA PUSAT

U.P. SDR. DRS. FRANS HITIPEUW.


I . Memenuhi permintaan sdr , bersama ini kami kirimkan copy file personil
atas nama Aj un Inspektur II Polisi (Anumerta) KAREL SADSUITUBUN
yang berisikan sbb .:
a. Riwayat hidup singkat dari ybs.
b. KEPRES/PANGTI ABRI/KOTI No . l 1 4/KOTl/ 1 965 tgl . 5 Oktober
1 96 5 tentang pemberian pangkat AIPDA (Anumerta) dan Gelar
Pahlawan Revolusi .
c. KEPRES/PANGTI ABRI No . 50/BTK/TAHUN 1 965 tgl. 1 0 Nopem­
ber 1 965 tentang penganugerahan Bintang kartu Republik Indonesia
kl . II.
d. Daftar riwayat pekerjaan secara kronologis dan kartu pegawai dari
ybs.
2. Demikian untuk menjadikan periksa dan dapat dipergunakan seperlunya.

Terima 1 5 -7-1 979 KEPALA KEPOLISIAN R.I.


KAJANMINPERS POL.,
ttd .
Drs . F. Hitipeuw Drs . SUMRDJO
Nip . 1 30 1 63 1 23 KOL. POL. NRP. 3 1070001

TEMBUSAN :
1. DEPUTI KAPOLRI.
2. ASPERS KAPOLRI.
3. KETUA PANTAP TANDA-TANDA KEHORMATAN LAMBANG KE­
SATUAN POLRI.
Untuk menjadikan maklum , 1 , 2, dan 3 tanpa lampiran .
t 08

Lampiran 6

MARKAS BESAR KEPOLISIAN R.I.


Panitya Tetap Tamla-Tanda Kehormatan &
Lambang Kesatuan

DAFTAR: Riwayat Hidup Pahla wan Revolusi

I. N a m a Karel Sadsuitubun .
2 . Pangkat Adjun l nspektur Polisi II Anumerta
3 . Kesatuan Kompi C/Jon 1 1 29 Korps Brimob Kedun�­
halang, Bogo r .
4. Tempat tanggal lahir Rumadian Tuai Maluku Tenggara , 1 4- 1 0- 1 9 2 N .
5. Tanggal Perkawinan 2 1 -1 0- 1 9 5 9 .
6. Nama lsteri Margareth a .
Tempat tanggal lahir Kaparan Klaten , 1 9-7 - 1 939.
Tempat tinggal sekarang : Asrama Korps Brimob . Kedunghalang , Bogor
7. Nama anak I . Philipus Sumarna, lahir tanggal 1 9-5-1 960 .
2 . Petrus Waluyo, lahir tanggal 1 -5 - 1 962.
3 . Paulus Suprapt o , lahir tanggal 294-1 964.
8. Tanda Jasa yang
dian ugerah kan Bintang Republik kelas II
(SK. Presiden/Pangti ABRl No. 5 0/ BK-I /th .
1 96 5 tanggal 1 0 Nopember 1 96 5 ).
9. Gelar Pahlawan
Revolusi Sk . Presiden /Pangti A B R I No . I 1 4 / Koti/ 1 96 5
tanggal 5 Oktober 1 96 5 .
10. Keterangan lain-lain
Djakarta, 2 1 Agustus 1 97 2
Panitya Tetap Tanda Kehormatan &
Lambang Kesatuan M A BA K
Sekretaris,

( S A W l 1' 0 E 'l l
1'0111pol . '.'Jrp . 2 5 0 I OUU9
1 09

Lampiran 7

SA LINAN dari SALil�AN

KOMANDO OPERAS! TERTINGGI

KEPUTUSAN PRESIDEN/PANGLIMA TERTINGGI A NGKATAN


BERSE NJA TA REPUBLIK INOONESIA/KOMANDO OPERASI TERTINGGI
No . 1 1 4 /KOTl/ 1 96 5

KAMI, PRESI DEN/PANG LIMA TE RTI NGG I ANG KATAN B E RSEN­


DJATA REPU B L I K I N DONES I A/ KOMANDO OPERAS! TER­
TINGG I

Menim bang Bahwa sebagai penghargaan jang setinggi-tingginja atas


djasa-djasanja dalam pe ndharma diri dalam menunaikan
tugasnja dan atau perdjuangan untuk kepentingan Nusa dan
Bangsa , perlu memberikan pangkat Anumerta dan Gelar
Pahlawan Revolusi kcpada Brigadir Pal isi Karel Sadsuitubun
jang telah gugur sebagai akibat petualangan dari apa jang
menamakan dirinja "Gerakan 30 September " ' .

Mengingat 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No . 1 4 2


Tahun 1 963 .
'"' Keputusan Presiden Republik Indonesia No . 226
Tahun 1 963 .
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia No . 3 3 Tah un
1 964.
4. Peraturan Pemerintah No. 202 Tahun 1 96 1 ( L..e m baran
Negara Tahun 1 96 1 Nomor 24 1 ) .
5. Undang-Undang No . 2 1 Tahun 1 95 2 ( L..e m baran Nega­
ra Tahun 1 95 2 Nomor 7 6 ) .

M E M U TUSK A N :

Menetapkan
Per ta ma Memberikan pangkat Adjun lnspe ktur Palisi Tingkat I I
Anumerta dan Gelar Pahlawan Revolusi kepada Brigadir
Palisi Karel Sadsuitu bun jang telah gugur dalam peristiwa
"Gerakan 30 September ".
Kedua Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan
tjatatan , bahwa apabila dikemudian hari ternjata terdapat
1 10

kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan pembetulan


seperlunja.

Ditetapkan di Dj akarta.
Pada tanggal 5 Oktaber 1 965'.
PRESIDEN/PANGLIMA TERTINGOI
.
ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA/
KOMANDO OPERAS! TERTINGGI,
ttd .
SUKARNO
Salinan sesuai dgn aslinja
KOMANDO OPERAS! TERTINGGI
KL. II SEKRETARIS UMUM
tjap/ttd .
MICAM ZAGUDIAN
KOLONEL LAUT

Salinan disjahkan aleh : Salin an sesuai dengan bunjinya


MPRS BRIGADE MOBIL aleh
a.n . P A N G L I M A ttd .
ASISTEN I I I
SUKARNO
Kep. Depart. Angkt . Kepal. Brigadir Palisi
ttd .
Disalin sesuai dengan bunjinya
(SAIFULLAH QOHARY) aleh
Kamisaris Palisi tk. I I ttd .
MENG ET AHUI DAN MENGESJAHKAN :
BATALJON 1 1 239 KORPS BRIGADIR MOBIL SOERADJIMAN
KOMANDAN Brigadir Palisi
Ub . KEPALA SEKSI I I I Disalin sesuai dengan bunjinya
ttd . aslinya dari salinan

- ADJI SOEROSO­ - DJUHIRAN -


Inspektur Palisi t k . I
1 1 1

Lampiran 8

KEPUTUSAN PRESIDEN/PANGLIMA TERTINGGI


ANGKATAN BERSENDJATA REPUBLIK INDONESIA
NO. 30/ BKT/Tahun 1 965
TENTANG
PEMBERIAN TANDA-TANDA KE HORMATAN

KAMI, PRESIDEN/PANGLIMA TERTINGGI ANGKATAN BERSENDJATA


REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang Bahwa sebagai penghargaan atas kesetiaan dan djasa -djasa­


nja jang luar biasa terhadap Negara , Bangsa dan Revolusi
Indonesia para Pahlawan Revolusi jang telah gugur se bagai
akibat perbuatan kaum kontra Revolusi jang menamakan ·

dirinja "Gerakan 30 Septembe r " di Djakarta.

Mengingat I . Pasal 15 dan pasal II Aturan Peralihan Undang-undang


Dasar Republik Indonesia.
2. Pasal 1 ajat (I ) dan pasal 7 ajat (2) dan (3 ) Undang­
Undang Ort . No . 4 Tahun 1 9 59 (Lembaran Negara Ta­
hun 1 959 No . 44 ).
3. Undang-undang Ort . No . 5 Tahun 1 959 ( Lembaran Ne­
- gara Tahun 1 959 No . 45)

M E M UTUSKAN

Menetapkan
Memberikf.!n kepada mereka jang nama-namanja tersebut dalam Lampiran
Surat Keputusan ini Tanda Kehormatan seperti yang disebut dibelakang
nama mereka masing-masing, atas djasa-djasanja jang luar biasa terhadap
Negara , Bangsa dan Revolusi Indonesia.

Ditetapkan di DJAKARTA
pada tanggal 1 0 Nopember 1 965
PRESIDEN/PANGUMA TERTINGGI
ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA,

SUKARNO
1 12

Lampiran 9

SA LINAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN/PANGLIMA TERTINGGI


ANGKATAN BERSENDJATA REPUBLIK INDONESIA
NO. 30/BKT(TAHUN 1 96 5

TENTANG

PEMBERIAN TANDA-TANDA KEHORMA TAN

Tanda Kehormatan
Nama Pangkat/Djabatan dianugerahkan
A. Y A N I Djenderal Anumerta Bintang Republik In-
donesia Kls. I I .
S U P R APTO Letnan Djenderal Anumerta s .d .a .
M.T. H A RJONO Letnan Djenderal Anumerta s .d .a .
S. P A R M A N Letnan Djenderal Anumerta s .d .a .
D . I . PANDJ A ITAN Major Djenderal Anumerta s .d .a .
SUTOJO Major Djenderal Anumerta s .d .a .
PI E RE TENDE AN Kapten CE I Anumerta s .d .a .
KATAMSO Brigadir Djenderal Anumerta s .d .a .
SUG IJONO Kolonel Anumerta s .d .a .
K A R E L SADSUI- Brim ob Men . I Jon 1 1 2 s .d .a .
TU BUN Anumerta

Djakarta, 1 0 Nopember 1 965


PRESIDEN/PANG L I M A T E RT I NG G I
ANGKATAN B E RSENDJATA R EPUBLIK I N DONESIA,

t .t .d .

S U. K A R N 0
Oisalin sesuai dengan
aslinja j ang menjalin

KEPALA BAG I A N V I I DI R E KTORAT Pl: RSON I L


DEPA K .
1 13

Lampiran 10

DAFTAR RIWAYAT PEKERDJAAN

PERTELAAN Masing2 pekerdjaan jang· telah didjalankan oleh : Adjun Inspektur Polisi
Tk . II Anumerta KAREL SADSUITUBUN. :
No . Sl . R \ I KEPUTUSAN Ms. kerdja
Uraian Gadji Pokok ·

Urut Dari . . . T!!I. & No . terhitung

I. KPP BOP .\I 1 -8 -1 95 1 Masuk pendidilcan Tjalon 1 -8 -5 1 Rp 8 2 ,50


Buk u . 68/H/Prop/Mol. Agen Polisi pd SPN Am­ nihil
bon .
2. sda. 9 -2 -1 95 2 Diangka t Agen Polisi I I 1 -2-52 9 7 ,50
4 1 /B/'prop .'mel . p d Mobrig D M S Ambon . nihil
3. Pad . \ k 11 t . 2 3 -9-1 9 5 2 Dipindahkan pd Mobrig
6 / 1 1 8/22 D . K . N . di Djakarta .
.
4. D . 1-.: . :\ . 1 -9 - 1 9 5 3 Kenaikan Gadji . 1 -2-53
245 3 /4 / 5 3/UP I th .
5. sda . .1 04 - 1 954 Kenaikan pangkat men­ 1 4 -54 1 3 7 ,-
4 741 1 / 7 /54/UP jadi A p . I (Hersch ) . � t i · . : hi .
6. sda . 1 1 -1 2 -1 954 Sekolah Mobrig 3 b l pd •• ! ' ..l 1 3 7 ,-
-l 740 / 7 /5 4 / U P SPN Tjab. Megamendung .
7. sda. 1 8 -2 -1 955 Dipekerdjakan untuk 1 3 7 ,-
. 1 4 ,'"/q/ \ ' I' smtr . dim 3 bl . pd . K p .
Prop . S u m . Utr . (Atje h ) .
8. sda. l H >-1 955 sdn . diperpandjang wak­ 1 8 -5-5 5 1 3 7 ,-
2608/7/5 5 /UP tunja dim . 3 bl .
9. sda. 30-9 - 1 9 5 5 Kenaikan Gadji . 1 -2-55 1 4 2,50
3 84 1 /4 /5 5 / U P 3 th .
10. sda. 1 2-8-1 956 lnpasing PGPN 1 9 5 5 . 1 -1 0-55 1 6 1 ,50
4 1 09/2/59/UP
3 th .3bl .
11. sda. 30-6-1 956 Diangkat sebagai Pega wai 1 -6-56 14 2,50
5 9 1 4 /2956/UP Negeri Tetap. 4 t h .4 bl .
12. sda. 9 -1 0 -1 956 Dipekerdjakan utk smtr 2 -6-56 1 6 1 ,50
5 249/7 /56/UP dim 3 bl . di Sumut
(Atjeh ) . I) 1 - 2-56 1 6 0 ,--
4 th
13. sda. 1 0-7 - 1 9 5 7 Kenaikan Gadji .
2) 1 -2-5 7
3 2 1 1 /4 /5 7 /UP 5 rh
14. Pangak 1 -8 -1 95 8 Kenaikan Gadji . 1 -1-51-1 / ,'\4 .-
36 1 8/4 /5 8/UP ,, th
15. sda. 24-9-1 958 Dipekerdjakan utk smtr 1 84 .-
485 1 /7 /5 8/UP d Im 6 bl . di S ula wesi .
16. sda. 7-9 -1 9 5 9 Kenaikan pangkat mcn­ 1 -� -5 9 3 3 7 .--
396 1 /2/59/UP djadi angg . Pol. Kep. I . 7 t h . 7 hl
17. sda . 1 2 -3 -1 960 Dipekerdjakan utk smtr 2-1 1 -60 3 3 7 ,-
1 14

869 /7 /60 /UP dim 6 bl . di Sum. Bar .

1 8. sda. 8-8-1960 Kenaikan Gadji . 1 -2-60 367,-


3490/4/60/UP 8 th
19. sda . 7 -9 -6 1 Dipekerdjakan utk smtr 2 -1 1 -60 367 ,--
1 1 79/7/6 1 /UP dim 6 bl di Sum . Bar .

20. sda. 1 1 -9 -1 963 Kenaikan Gadji . 1 -3-62 673,-


8942/2/b/lll/63 /Pers 10 th.

21. sda. Tugas Trikora dim 1 0 bl . 1 6-3-63 67 3 ,-


di perbatasan lrian Barat .

22. sda. 25-1 1 -1 9 65 Kenaikan pangkat men - 1 -1 1 -6 3 7 3 9 ,5 0


1 23 1 /2/b/lll/63 djadi Brigadir Polisi . 8 th .9bl

23. sda. 1 4 -8-1 965 Kenaikan Gadji . 1 -2 -65 798 ,50


962/2/b/ l l l/65 /Pers 1 0 th .

Pad a tgl. 1 -1 0-1 965 te­


PRESIDEN/5 - 1 0- 1 965
lah gugur dim peristiwa
PANGTI ABRI/ 1 1 4/KOTl/ 1 965
G. 30 . S dim. bertugas penga­
KOTI
walan ditempat Kediaman
J.M. WAPERDAM II Dr. J. Leimena
di Djakarta

Diberikan pangkat Adjun Insp . Pol. II Anumer­


ta dan Gelar PAHLAWAN REVOLUSI karena
gugur dim. peristiwa Gerakan 30 September .

Djenazahnya dikebumikan di Makam Pahlawan Kalibata Djakarta.

KEDUNGHALANG/BOGOR, I April 1 966

Menjetudjui & Mengesj ahkan :


BATALYON 1 1 20 KORPS BRIGADE MOBIL

KOMANDAN
Tjap. ttd.

(S A C H R I )
Adjun Komisaris Pollsi,

Salinan sesuai dengan aslinja


oleh

(S. ROSINAH)
1 15

Diisi dengan sebenarnja sesuai dengan Bukti2 jang ada . Oleh :


Anggauta Staf Bataljon 1 1 20 Korps Brigade Mobil .

ttd .

(HSJ I M PRAWIRO)
aip . tk . I I .

Mengetahui :
Bahwa salinan ini sesuai dengan jang disalin.

T r ij o n o
l pt u
I I (,

Lampiran 11

KARTU-PEGAWAI
DEPARTEMEN ANGKATAN KEPOLISIAN

I. Nama Pegawai : Ka. Sadsuitubun 2 . Nomor Pokok : . . . . . . . . . .

3. Kelahiran tgl : 1 4 - 1 0 - 1 928 . 4 . Agama : Islam / Roma-Katholi k/


Tempat : Rumadian Tuai Mal . Protestan / Hindu - Budha I Lain-
Tengg . lain . . . . . . . . . . . . . .
. . . .

:'i . Kebangsaan : Indonesia Asli I ·6 . Djenis kelamin : Laki-laki / Pe­


I Asing .
W.N .I . rempuan .

7. Tjiri-tjiri badan : 8. Golongan darah : A.


tinggi (tan pa �pa tu ): 1 60 .
ram but : Biasa/pendek . 9 . Ukuran pakaian Seragam :
mata : 13iasa . tutup kepala 54
tjiri-tjiri chas lainnja : . . . . . . . djas (kemedja ) 15
tjelana 3 2/ 30
sepatu 25

I 0. Bahasa2 jang dikuasai :


I ) Bahasa Asing : . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2 ) Bahasa Daerah : Sunda pasif Tj . Kay .

1 1 . Pangkat : Brigadir Polisi ditetapkan dengan S k . dari M . Pangale No. Pol . :


1 24/4/4042 Tgl . 2 5 - 1 1 - 1 965 tcrhitung mulai tgl . 1 - 1 1 - 1 963 djadi dalam
pangkat tsb . sudah . . . . . . . . . th . 5 bl . : Sk . tsb . sudah/belum diterima .

1 2 . Masa kerdja : I) dalarn Kep . I 2 th . 1 bl . terhit . mulai tgl 1 -2-52 .


2) seluruhnja 1 2 th . 1 bl . terhit . mulai tgl . 1 -2-5 2 .
3) sebagai Masa-bakti - th . - bl .

1 3 . Djabatan : ( Sebelum djabatan sdr ) Pasukan Tan Kompi C/ 1 1 29 Korps


Brimob Kedunghalang Bogor sudah 4 th . . . . . . . . . . . bl .

1 4. Penempatan d i : Kesat11an /Kanto.r Kepolisian : Propinsi Maluku sudah


. . . . . . . . . . . th . 9 bin .
termasuk Dinas/ Korps/ Bag . Brigade K.K.N. sudah 1 4 th . 5 bin .
I I7

Tjatatan :
I ) Kartu Pegawai ini dibuat rangkap 5 (lima) untuk :
I. Departemen Angkatan Kepolisian (Depak).
II. KPKOM Jbs.
I l l. lnsp . Kepolisian / Brimob / Da / .
S.A.K. Tjabang .
IV. KPRES/Brimob . Jon
V. Kan tor Urusan Pega wai
(Biro Tata Usaha Kepegawaian )
di Jogjakarta .

1 5 . Gadj i : (sudah/belum ) di-inpas dalam PGPO L- 1 96 1 gadji jang diterima


sekarang atas dasar pokok gadji Rp . . . Surat keputusan (sudah/belum)
diterima.
Kenaikan gadji berkala (terlambat /tak terlambat ) seharusnya . . . . . . . .

1 6 . Status pegawai : I ) tetap/semen tara/bulan organik/harian organik .


2) diberhen tikan usw (schorsing) terhitung mulai
tgl . . . . . . . . . . . . . . . . .
diberhentikan dari pekerdjaan dengan uang-tunggu terhitung mulai
tanggal . . . . . . . . . . . . . . . dibebaskan dari tugas pekerdjaan menurut
PP 23 9/ 1 96 1 J o . lnpres 5 / 1 96 2 terhitung mulai tgl . . . . . . . . . . . . . . .
sampai tgl . . . . . . . . . . djadi selama . . . . . . . . . th . . . . . . . . . b l .

1 7 . Perkawinan : (Bel um Kawin/ Kawin / Djanda ).


1 8 . Dju mlah : Suami/l steri . . . . . . . . . . orang .

Tanggal
1 9. Scbutkan nama Tanggal dan Tanggal dan
(Suam i / l stcri ) di- tempat kela- tempat per- Tjerai Meninggal Bekerdja
susun menurut hiran (Suami/ kawinan dunia iJ:bagai
urutan tanggal l stcr i )
per ka win an .

I ) Margaretha I ) Kaparau I) 21 -8 - 59 I ) . .. .. I ) ..... I ) . .. . ..


Kia ten
1 9-7-39
�) · · · ·· · · · · · · · · · · · · · · · · 2) .. . . .. .. ... . . _) . . . . . . . .. . . . 2) . . . . . 2 ) . . .. . 2) . . . . . .
j ) . .. . . . . . . . . . . . . . . .. .. 3) . . . . .. . . . . . . . 3) ... .... ..... 3 ) .. . . . 3) ..... 3) · · · · · ·
1 18

Nama Tempat clan l.ahir dari Sebagai anak


anak-<1nak tanggal lahir Suami/lsteri
nomor berapa
Nomor rriri Angkat Adopsi
Kan dung
K T A Ad

l) Philip us Sumar­ I ) Kedungha­ 1) .. ......... . . ·

2)
na
Petrus Waluyo
lang, 1 9 -5 -60
2) Kedungha­
lang, 1-5-62
2) . . . . .. .. .. . 21 ) . ·. . 1
3) Paulus Suprap­ 3) Kedungha­ 3) . . . . .. . ... .
to - Prapto lang , 2 9-4-64
4) . . . ... ...... .... . 4) ........... . 4) . .. . . .. . . . .
· · · ·· · · · · 1
5 ) . . . . . . . . ........ . 5) . . . . . . . • . . . . .S ) · · · • • · · · · · ·

· · · · · · · · · I
6) . . . . . . . . .. . . . . . . . 6) . . ... ... .... h) . . . . . • .

7) ................. 7) . ........... 7) · · · · · · · · · · ·

8) ..... . . .. . ...... . 8) . ........... 8) · · · · · • · · · · ·


1
. . . . . . . . . . .

\ : : :.:
9) . . . . . . . .. . . . . . .. 9) . . . . . ....... 9) . . . • . . . . . . .

10) 1 0 ). . . . . . . . . . . . . . Ji)) . . . . . . . • • . . .
·

I I I
1 1) . . . .............. 1 1) ........... . "' .. :::
. . . . . . . . . . . .. . ....... . . . . . . . . . . .

1 2) . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 2) . ........ ... 12) ..... ... .. . . . . . . . . . . . . . . ...


. . . . . . . . . . . . . .. . ... . . . . . . . .

Disebut kedudukan menurut salah satu


keterangan tersebut di bawah ini : Tjatatan .:
a. pegawai negeri l ) tjoret jang tidak perl u .
h. pegawai negeri pensiunan : on 2) isi dimana perlu.
c . pegawai negeri lokal : p

d . pegawai militer : pl
c. kawin dengan seorang jang

tidak termasuk a s.d. d : l

� 1 . Nama dan alamat orang tua/wali :


l ) dari pegawai : Fransina thaiwutun Debut Tuai Mal. Tengg.

2) dari (suami/isteri) pegawai : . . . . . . . . ada . . . . . . . .


1 19

2 2 . Nama dan alamat keluarga jang terdekat : Fransina tahiwutu Debut M al .


Tengg.

2 3 . Pendidikan Umum dan Pendidikan (Kedjuruan ) lainnja .

Nama Sekolah , beridjazah Kelas Pada tahun Tempat


Sekolah

I ) Sekolah Rendah sampai ja/tidak VI th . 1 94 1 Debut Tu­


al .
2 ) . . . . .. . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . sampai ja/tidak
3) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . sampai ja/tidak
. .

4) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . sampai j a/tidak
) ) . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . . . . . �mpai j a/tidak
<•) . . . . .. . .. . .. . .. . . . . . . .. . . . sampai ja/tidak
- I . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . .. . ..
. sampai ja/tidak
s ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . sampai j a/tidak

24. Pendidikan Kepolisian/Kemiliteran (termasuk jang di Luar Negeri) :

Nama Tern pat Lama Tak


Tgl . sel . Luius Tak L
Pendidikan Pendidikan Pend . p

1 ) Ambon Tantuy 6 bu Ian 1 -2 -5 2 L


2 ) S.P.M . B . Megamen- 9 bulan 4 - 1 2 -5 4 L
dung
3 ) Latihan
Penyergapan Ked. Hal. 1 bulan 3 0 - 1 0-5 1 L
4) s.d.a . s.d.a. � bulan 1 5 -7-63 L
5) · · · · · · · · · · · · ·· · · · · · · · · · · · · · · · · · · ........... . . .. . . . . . . . . .
6) ............... . . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . ......... ... .

7) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . .. ........ . ...........


.

8 ) . . . . . . . . . .. . . . . . . · · · · · · · · · · · · · · · ... .......
. . . . . . . . . . . ...
9) · · · · · · · · · · · · · · · · · ............... . ... ....... ·· · · · · · · · · · · ·

IO) . . ... ... ......... ............... . . . . . /. . . . . · · · · · · · · · · · · ·


1 20

2 5 . Tanda djasa jang dimiliki : X. 26. Keterangan/keahlian/pudjian jang


dimiliki :
I ) S.K. Veteran : tgl. . . . . . . . No . I ) Apresiasi Sumatera Barat .
2) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2) Ganefo I . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 3) . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4) . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5 ) Garn. III. V. VII . . . . . . . . . . . 5) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6) Trikora . . . . . . . . . . . . . . . . . 6) . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
7) Sapta Marga . . . . . . . . . . . . . . 7) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

8) Pantja Warsa . . . . . . . . . . . . . 8) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

9) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9) . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Djika telah mengadjukan permohonan


salah satu tanda djasa dan belum men­ Tj atatan :
dapatkan surat keputusannja harap di­ ) tjoret jang tidak perlu.
isikan pula dan dibelakangnja diberi ) isi dimana perlu .
tanda V dan tanggal mengadjukannja. ) beri tanda V dimana perlu .
1 2 1.

DJENDJANG KARIER

2 7 . Urutan Kenaikan pangkat : (sebutan mulai dari pangkat permulaan dan


tanggal terhitung mulainja ; djuga ditjatat bila ada penurunan
pangkat dan pemberhentian usw).
1 ) Agen Pol tk. I I 6) ............................. 1 1 ) ............................. .

2 ) Aktip 1 -2-1 952 7) 1 2)


. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . •. . . . . . .

3 ) Bteg Pol 1 - 1 -59 8) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 3 ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4) 1 - 1 -63 9) . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 4 ) . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

5) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . I O) .
. . . . . . . . 1 5) . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2 8 . Urutan Djabatan : (sebutan mulai dari djabatan pertama dan tanggal ter-
hitung mulainja)
1) . .
. . . . . . . . . Pasukan 1 -3-1 952 6) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . .

2) 7)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .. . ... . . . . . . . .. . . . . . . . . ..

3) 8)
· · · · · · · · ·· · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. .

4) . . . . 9) .............................................
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 0) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

29. Urutan kepindahan (sebutkan mulai dari penempatan pertama, tiap ke­
pindahan ke Kesatuan Kepolisian (Daerah) lain, paling rendah Kepolisian
Resort ; dan tanggal terhitung mulainja)
1) Kepolisian Maluku DKN 1 -2 -52 6) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . •. . . . .

2) ke Kompi s l 60 DK.N 1 -2-52 7) . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3) Kompi s l 60 DK.N ke Kompi 8) . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4) s l 30 DKN tgl. 1 0-9- 1 959 9) . .


. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . .

5) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . l 0) . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Keterangan2 tersebut diatas saja isi menurut keadaan sebenarnja, dengan bera­
ni angkat sumpah bilamana perlu . Saja menginsafi sepenuhnja bahwa kalau
dikemudian hari ternjata saja sengadja memberikan keterangan palsu , akan
dapat dituntut dimuka Hakim.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ' . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 9. . . . .

PEGAWAI JANG BERSANGKUTAN


ttd .
( K. Sadsuitubun )
DAFTAR SUMBER

Sumber Tertulis
I . A.J. Bevershuis dan Gieben , A.H.C. Mr. He t Gou vernemen t der
Malu kken , Weltevreden , 1 929, hal . 1 0 1 - 1 20.
2. Baron van Hoeve l , G.W.W.C. , Over de middelen tot herstel
van de welvaart en tot on twikkeling der A mbonsche Eilanden,
de lndische Mercuur van 30 J anuari, 1 89 7 .
3 . Corpus Diplomaticum Neerlando lndicum, hal . 3 56-3 5 9 .
4. Naidah , Sejarah Temate, diterbitkan oleh D . N . Grab, tahun
1 87 8 , dan Kronik Bacan diterbitkan oleh Coolhaas tahun
1 924.
5 . Catatan tertulis dari Keadaan Ternate , Stru ktur Pemerintahan
A dat Kesultanan Ternate.
6. Rijali , Hikayat Tanah Hitu , diringkas oleh Valentijn dalam
Oud en Nieu w Oost Indie , II 2 , 1 - 1 4 .
. 7 . Geden kschrift Marasaoli, diringkas oleh Valentijn dalam Oud
un Nieu w Oost lndie, I, 3 .
8 . Penyelidikan Geologi d i Daerah Maluku yang dilakukan oleh
Dr. F . D . ' Verbeek pada akhir abad ke- 1 9, Catatan ten tang
gempa bumi di Malu ku, hal . 1 59-1 6 1 .
9 . Frans Hitipeuw, Drs. , "Maluku dari abad ke abad ", Majalah
Malu ku Membangun, Humas Kantor Gubernur Maluku , Am­
bon 1 97 1 .
1 0. Kopkamtib, Bu ku Putih Gerakan 3 0 Sep tember Partai Komu­
nis Indonesia (G 30 S/PKI), Jakarta, Mei 1 97 8 .

1 22
1 23

1 1 . Inkopak , 20 Tahun Perkembangan Angkatan Kepolisian Re­


publik Indonesia, Jakarta 1 967 .
1 2 . Memet Tanumidjaj a , S.H., Inspektur J enderal Polisi, Sejarah
Perkem bangan Angkatan Kepolisian , Departemen Hankam,
Pusat Sejarah ABRI, Jakarta 1 97 1 .
1 3 . Panitia Jakarta Fair 1 970, Stand Maluku , Malu ku , Ambon
1 970.
1 4 . Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Oaerah, Pusat
Penelitian Sejarah dan Bµdaya, Departemen P dan K, Sejarah
Daerah Malu ku, Jakarta 1 976/ 1 97 7 .
1 5 . Proyek Monumen Pancasila Cakti , Buku Monumen Pancasila
Cakti, Jakarta, hal . 343-34 7 .
1 6 . Ors. S.P.H. Leatemia, Hasil Sensus dan Statistik Daerah Malu­
ku , Ambon, 1 970, 1 976 dan 1 97 8 .
1 7 . Frans Hitipeuw, Ors . , Cengkeh dan Pala Memba wa Berkat dan
Bencana bagi Daerah dan Rakyat Malu ku , Hasil-hasil Materi
Seminar Sejarah Maluku I, Ambon , 1 97 2 , hal . 3 5 1 -363.
1 8. Holleman , F .O.J . , Mr. , Het A dat Grondenrech t Van A mbon
en de Oeliasers, Amsterdam, 1 92 3 .
1 9 . Sartono Kartodirdjo dkk ., Sejarah Nasional Indonesia, J akar­
ta, 1 976.
20. Gregory , F.A.A., De Moluksche Archiepel, Uitgegeven door
Jacob Swarte Amsterdam, By de Wed, G. Hulst Van Kenle n ,
1 853 .
2 1 . Olivier Z.J . , Reizen in de Moluksche A rchipel, By G .J .A. De­
yerink , te Amsterdam, 1 873 .
22 . Sejarah Militer Kodam VI Siliwangi, Siliwangi dari Masa ke
Masa, Penerbit Fakta Mahjuna, Jakarta, 1 96 8 .

Somber Lisan
2 3 . Wawancara dengan Kepala Kepoli sian Negara RI cq . Kajamin
Pers Mabak via Deputy Kapolri, J akarta, 9 J uli 1 97 9 .
24. Wawancara dengan Brigadir Jenderal Polisi Ors. Istambah , Ka­
dapol XX Maluku , Ambon, 20 Juli 1 979.
2 5 . Wawancara dengan Sdr. Johannes Claudius Onny bin Alfons
Letsoin , Ambon , 30 Juli 1 97 9 .
1 24

2 6 . Wawancara dengan Letko! Palisi Tahapary , Komandan Briga ­


dir M obile , Daerah Kepolisian XX Maluku , Am bon 30 J uli
1 9 79 .
2 7 . Wawancara dengan ex Bu pati K OH Mal u ku Tenggara Ors . D . C .
Far-Far, Ambon , I Agustus 1 97 9 .
2 8 . Wawan cara dengan Kapten (AD) Purna wirawan J ohny Yudo,
J akart a , I 0 Agustus 1 9 7 9 .
2 9 . Wawancara de ngan Ny . Margaretha Waginah Sadsu i t u bu n .
J akarta 1 2 Agustus 1 9 7 9 .
3 0 . Wawancara dengan Saudara Lussy , Anggota Brigade � l n h i l e
Purnawirawan , Kedunghalang Bogor, 1 4 Ag ustus 1 9 7 9 .

Anda mungkin juga menyukai