Anda di halaman 1dari 122

Alih Bahasa

SULUK DEWARUCI
ALIH AKSARA & ALIH BAHASA

R. Panji Suryawijaya

Perpusnas Press

2020
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Data Katalog dalam Terbitan (KDT)

Suluk Dewaruci Alih Aksara & Alih Bahasa Oleh: R. Panji Suryawijaya
Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2019
120 hlm. ; 16 x 23 cm,--(Seri Naskah Kuno Nusantara)
1. Manuskrip. I. R. Panji Suryawijaya II Perpustakaan Nasional. III. Seri
E-ISBN : 978-623-7830-88-7 (PDF)

Editor Isi & Bahasa


Tim Editor

Perancang Sampul
Irma Rachamawati

Tata Letak Buku


Asep Aziiz Maajid

Diterbitkan oleh
Perpusnas Press, anggota Ikapi
Jl. Salemba Raya 28 A, Jakarta 10430
Telp: (021) 3922749 eks.429
Fax: 021-3103554
Email: press@perpusnas.go.id
Website: http://press.perpusnas.go.id
perpusnas.press
perpusnas.press
@perpusnas_press
Sambutan

UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, mendefinisikan naskah


kuno sebagai dokumen tertulis yang tidak dicetak atau tidak diperbanyak
dengan cara lain, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri yang
berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, dan yang mempunyai nilai
penting bagi kebudayaan nasional, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Dibanding
benda cagar budaya lainnya, naskah kuno memang lebih rentan rusak, baik
akibat kelembapan udara dan air (high humidity and water), dirusak binatang
pengerat (harmful insects, rats, and rodents), ketidakpedulian, bencana alam,
kebakaran, pencurian, maupun karena diperjual-belikan oleh khalayak umum.
Naskah kuno mengandung berbagai informasi penting yang harus
diungkap dan disampaikan kepada masyarakat. Akan tetapi, naskah kuno
yang ada di nusantara biasanya ditulis dalam aksara non-Latin dan bahasa
daerah atau bahasa Asing (Arab, Cina, Sanskerta, Belanda, Inggris, Portugis,
Prancis). Hal ini menjadi kesulitan tersendiri dalam memahami naskah. Salah
satu cara untuk mengungkap dan menyampaikan informasi yang terkandung
di dalam naskah kepada masyarakat adalah melalui penelitian filologi. Saat ini
penelitian naskah kuno masih sangat minim.
Sejalan dengan rencana strategis Perpustakaan Nasional untuk
menjalankan fungsinya sebagai perpustakaan pusat penelitian juga pusat
pelestarian pernaskahan nusantara, maka kegiatan alih aksara, alih bahasa,
saduran dan kajian naskah kuno berbasis kompetisi perlu dilakukan sebagai
upaya akselerasi percepatan penelitian naskah kuno yang berkualitas,
memenuhi standar penelitian filologis, serta mudah diakses oleh masyarakat.
Dengan demikian, Perpustakaan Nasional menjadi lembaga yang berkontribusi
besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, khususnya di
bidang pernaskahan.
Kegiatan ini wajib dilaksanakan Perpustakaan Nasional, karena
merupakan amanat Undang-Undang No.43 tahun 2007 Pasal 7 ayat 1 butir
d yang mewajibkan Pemerintah untuk menjamin ketersediaan keragaman
koleksi perpustakaan melalui terjemahan (translasi), alih aksara (transliterasi),
alih suara ke tulisan (transkripsi), dan alih media (transmedia), juga Pasal 7
ayat 1 butir f yang berbunyi “Pemerintah berkewajiban meningkatan kualitas
dan kuantitas koleksi perpustakaan”.

- iii -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

Sejak tahun 2015, seiring dengan peningkatan target dalam indikator


kinerja di Perpustakaan Nasional, kegiatan alih aksara, terjemahan, saduran dan
kajian terus ditingkatkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Pada tahun
2019, Perpustakaan Nasional menargetkan 150 judul penerbitan bagi hasil-
hasil karya tulis tersebut. Untuk meningkatkan kuantitas sekaligus kualitas
hasil penelitian filologis, maka kegiatan Alih Aksara, Alih Bahasa, Saduran,
dan Kajian Naskah Kuno Nusantara Berbasis Kompetisi ini dilakukan.
Kegiatan ini dapat terlaksana berkat kontribusi karya para filolog dan
sastrawan. Oleh karena itu, Perpustakaan Nasional mengucapkan terima
kasih sebanyak-banyaknya kepada para filolog dan sastrawan yang telah
mengirimkan karya-karya terbaiknya. Secara khusus, Perpustakaan Nasional
juga mengucapkan terima kasih kepada Masyarakat Pernaskahan Nusantara
(Manassa) yang sejak awal terlibat dalam proses panjang seleksi naskah,
penyuntingan, proofreading, sampai buku ini dapat terbit dan dibaca oleh
masyarakat.
Besar harapan kami semoga fasilitasi terhadap karya tulis Alih Aksara,
Alih Bahasa, Saduran, dan Kajian Naskah Nusantara Berbasis Kompetisi ini
dapat meningkatkan kualitas penerbitan dan mendapatkan apresiasi positif
dari masyarakat, serta bermanfaat dalam aupaya menggali kearifan lokal
budaya Indonesia.

Jakarta, 2019

Deputi Bidang Pengembangan


Bahan Pustaka dan Jasa Informasi

ttd

- iv -
Kata Pengantar

Warisan budaya bangsa Indonesia sangat beragam dan mempunyai nilai


sangat tinggi, salah satunya adalah warisan budaya tulis yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia. Demi menjaga warisan budaya tulis ini agar tidak
punah ditelan zaman, maka perlu adanya penyelamatan isi atau kandungannya
agar dapat diketahui dan dimanfaatkan oleh generasi penerus.
Perpustakaan Nasional RI sebagai salah satu lembaga pemerinah non
departemen mempunyai tugas dan fungsi, salah satunya yaitu melestarikan
karya budaya bangsa yang terkandung dalam naskah kuno. Hal ini sesuai
dengan tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional RI seperti yang tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan dan
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Dalam rangka penyelamatan isi yang terkandung dalam karya budaya
bangsa, khususnya yang terkandung dalam karya tulis yang berupa naskah-
kuno, Perpustakaan Nasional RI pada kesempatan ini menerbitkan hasil
transliterasi dan terjemahan teks yang berjudul “Suluk Dewaruci”
Kegiatan semacam ini sangat diperlukan dan harus tetap terjaga serta
ditingkatkan secara berkesinambungan, mengingat semakin langkanya
masyarakat sekarang yang mampu membaca naskah-naskah lama. Semoga
dengan terbitnya buku ini, masyarakat akan mengetahui salah satu peninggalan
tulis para leluhur yang sangat tinggi nilainya. Saran dan tanggapan dari
pembaca untuk penyempurnaan buku ini akan kami terima dengan senang
hati.
Jakarta, 2019

-v-
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

- vi -
Daftar Isi

Sambutan................................................................................................... iii
Kata Pengantar.......................................................................................... v
Daftar Isi................................................................................................... vii

Bab I Pendahuluan.............................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Deskripsi Naskah................................................................. 2
C. Naskah Terkait..................................................................... 4
D. Prinsip Edisi Teks................................................................ 4

Bab II Edisi Teks dan Terjemahan ....................................................... 7

Daftar Pustaka........................................................................................... 88

- vii -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

- viii -
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Kisah Dewaruci merupakan salah satu cerita yang terkenal di tengah
masyarakat, terutama Jawa, yang berisi tentang ilmu kesempurnaan hidup.
Teks Dewaruci berasal dari teks berbahasa Jawa Kuno yang digubah ke
dalam bahasa Jawa. Akan tetapi, sayangnya pengarang teks Dewaruci ini
tidak diketahui (Poerbatjaraka, 1954: 74). Berdasarkan sumber Jawa Kuno-
nya, teks Dewaruci berisi perjalanan Bima ke samudra sampai bertemu dan
mendapat pelajaran dari Dewaruci. Teks Dewaruci berbahasa Jawa Kuno
tersebut selanjutnya digubah kembali ke dalam bahasa Jawa berbentuk
tembang macapat. Penggubahan Dewaruci versi Jawa itu kemungkinan
dilakukan oleh Yasadipura (Arps, 2011). Dalam bentuknya yang baru, teks
Dewaruci tidak hanya diakhiri oleh fragmen pengajaran Dewaruci kepada
Wrekudara, tetapi dilanjutkan sampai Wrekudara mencapai pencerahan.
Kepopuleran Dewaruci dibuktikan dengan adanya banyak naskah dan
beberapa versi yang terdapat dalam kesusastraan Jawa. Teks Dewaruci
juga sudah beberapa kali diterbitkan dengan masing-masing versinya.
Teks Dewaruci yang menjadi objek kajian ini adalah gubahan Raden Panji
Suryawijaya dan merupakan versi tersendiri, berbeda dengan versi yang
lain. Perbedaan versi di antara teks Dewaruci terutama mengenai perbedaan
jumlah bait-baitnya. Teks Dewaruci pada umumnya terdiri dari lima pupuh
dengan menggunakan empat tembang yaitu Dhangdhanggula (pupuh 1 dan 5),
Pangkur (pupuh 2), Sinom (pupuh 3) dan Durma (pupuh 4). Teks Dewaruci
Kramaprawira yang terbit tahun 1870 terdiri dari: Dhangdhanggula (15 bait),
Pangkur (44 bait), Sinom (17 bait), Durma (32 bait), dan Dhangdhanggula
(49 bait). Sedangkan, Dewaruci Mangundihardja yang terbit tahun 1928
terdiri dari: Dhangdhanggula (16), Pangkur (44), Sinom (17), Durma (32),
dan Dhangdhanggula (55).
Teks Dewaruci Suryawijaya terdiri dari: Dhangdhanggula (21), Pangkur
(44), Sinom (17), Durma (32), dan Dhangdhanggula (67). Nama Raden Panji
Suryawijaya dalam teks Dewaruci ini ditunjukkan oleh sandi asma pada bait
pertama pupuh pertama yang berbunyi sebagai berikut:

-1-
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

Rarasing kang sĕkar sarkara mrik/ Untaian tembang Dhandhanggula harum,


amarsudi tuladan utama/ meniru teladan utama,
den jalimĕt pangincĕnge/ ditentukan sasarannya,
pan kathah sĕrat suluk/ sebab banyak serat suluk,
jinarwakkĕn raosing ngelmi/ diterjemahkan isi pengetahuannya,
surti tuwin wiwaha/ surti dan wiwaha,
ya Boma(n)ta<k>eku/ juga Bomantaka itu,
winawang surasanira/ diperhatikan maksudnya,
Jayabaya Rama babat sadayeki/ Jayabaya, Rama dan babat, semua ini,
ya pinĕthik sadaya// juga diambil semua.

Raden Suryawijaya adalah juru tulis istana Kadipaten Mangkunegaran


yang diangkat menjadi sekretaris A.B. Cohen Stuart pada pertengahan abad
ke-19 di Batavia. Sebagai seorang pujangga, banyak karya yang telah ia
ciptakan, baik berupa hasil karya sendiri, maupun gubahan dari teks Jawa
Kuno. Karya yang dihasilkan oleh Suryawijaya sebagian besar berbentuk
tembang macapat dan bersumber dari cerita wayang. Adapun hasil karya
Suryawijaya di antaranya adalah Surya Ngalam, Sĕca Wardaya, Randha Guna
Wěcana, Dewaruci, dan lain sebagainya (Pigeaud, 1967: 262).
Teks Dewaruci dengan demikian termasuk salah satu naskah yang
ditulis di skriptoria Bataviaasch Genootschap bersama dengan teks lain, baik
yang ditulis oleh Suryawijaya, maupun penulis-penulis lain yang bekerja
untuk Bataviaasch Genootschap, seperti Suradipura dan Padmasusastra
(Pigeaud, 1967: 263). Teks Dewaruci terdapat pada naskah bernomor Br
77 di Perpustakaan Nasional RI. Selain teks Dewaruci, naskah tersebut
juga mengandung teks berjudul Piwulang Sae Sagung Janma Taruna yang
disalin dari karya Pakubuwana IV berjudul Wulangreh, seperti disebutkan
oleh penyalin dalam teks tersebut. Kedua teks dalam naskah Br 77 ditulis
oleh Mangundihardja, seorang siswa kedokteran di Batavia yang berasal dari
Bagelen.

B. Deskripsi Naskah
Naskah teks Dewaruci terdapat dalam Katalog Induk Naskah-naskah
Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan kode
naskah Br 77. Naskah terbuat dari kertas Eropa tipis yang terdiri dari 109
halaman. Ukuran naskah 16 x 20,4 cm, terdiri dari 18 baris perhalaman. Teks
ditulis dengan aksara dan bahasa Jawa. Teks berbentuk tembang macapat
terdiri dari lima pupuh (Dewaruci) dan 16 pupuh (Piwulang Sae Sagung
Janma Taruna).

-2-
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

Pada bait pertama terdapat sandi asma yang menyebut nama Raden Panji
Suryawijaya sebagai penulis teks. Raden Panji Suryawijaya adalah staf A.B.
Cohen Stuart, pegawai Bataviaasch Genootschap tahun 1870-an.
Pada bagian awal naskah terdapat keterangan tentang teks yang berbunyi
sebagai berikut:
Punika sĕrat wahosan Dewaruci, lumayan kadamĕl rĕngĕng-rĕngĕng
kalayan bethang, utawi klekaran sinambi mehi lod-lodan Anyariyosakĕn
kala śang Arya Wrĕkudara anggaguru dhatĕng Dewaruci wontĕn
tĕlĕnging samudra, awit saking tudhuhing Dhanghyang Durna kinen
ngupados toya prĕwitra sari.
Kasĕrat dening
Mangundihardjo

Terjemahan:
Ini teks bacaan Dewaruci, lumayan untuk rengeng-rengeng sambil istirahat atau
bersantai sambil latihan. Menceritakan saat Arya Wrekudara berguru pada Dewaruci
di dasar samudra, karena petunjuk Danghyang Durna disuruh mencari air suci.
Ditulis oleh
Mangundihardja

Pada bait akhir teks terdapat keterangan bahwa naskah disalin tahun 1819,
atau sekitar 1897 M, pada hari Jumat Legi, tanggal 16 bulan Sawal. Naskah
ini disalin oleh Mangundihardja, seorang siswa kedokteran dari Bagelen yang
sedang menyelesaikan sekolah di Batavia.
Pupuh-pupuh teks Dewaruci, antara lain: 1. Dhangdhanggula (21); 2.
Pangkur (44); 3. Sinom (17); 4. Durma (32); 5. Dhangdhanggula (67). Teks
Suryawijaya (disingkat S) mempunyai enam bait pembuka yang berbeda
dengan teks yang lain. Bacaan pada pupuh ke-3 bait ke-9 baris ke-5-8 diulang
di bait ke-13 pada pupuh dan baris yang sama.

-3-
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

C. Naskah Terkait
Teks Dewaruci lain yang pernah diterbitkan yaitu;
1) Edisi Kramaprawira (disingkat K) diterbitkan tahun 1870 oleh penerbit
van Dorp Semarang dengan aksara Jawa, kemudian dicetak ulang oleh
van Dorp tahun 1873 dan 1880. K memiliki perbedaan bait dan bacaan
dengan teks Suryawijaya (S). K terdiri dari pupuh-pupuh sebagai berikut:
1. Dhangdhanggula (15); 2. Pangkur (44); 3. Sinom (17); 4. Durma (32);
5. Dhangdhanggula (49). Teks K diawali dengan Awignam astu nama
sidham dan tidak mempunyai bait tambahan di awal dan akhir teks seperti
S. Bait pertama K menceritakan saat Wrekudara pulang ke Amarta untuk
berpamitan kepada saudaranya karena mendapat perintah mencari air suci
oleh Danyang Durna. Bagian ini terdapat pada bait ke-7 pada S. Di akhir
teks K dan S mempunyai bait yang sama sampai bait ke-46, selanjutnya
K berakhir sampai bait ke-49, sedangkan S berakhir sampai bait ke-67.
Satu bait teks penutup yang sama muncul pada S dan K yaitu bait ke-64
pada S atau 48 pada teks K. Namun, beberapa bait akhir S kemungkinan
ditambahkan oleh penyalin bukan dari Suryawijaya sendiri. Bacaan K
dimasukkan dalam aparat kritik sebagai perbandingan bacaan.
2) Edisi Mangunwijaya (disingkat M) diterbitkan tahun 1928 oleh Tan
Koen Swi Kediri. Teks M terdiri dari pupuh-pupuh sebagai berikut; 1.
Dhangdhanggula (16); 2. Pangkur (44); 3. Sinom (17); 4. Durma (32);
5. Dhangdhanggula (55). M dimulai dengan satu bait pembuka yang
berbeda dengan S maupun K. M mempunyai bait tambahan mulai pupuh
V.33 sampai 40, selanjutnya bait 41-53 kembali sepeti S dan K. Mulai
bait 47 pada S dan K atau bait 54 pada M, teks berbeda sama sekali.
Bacaan M dimasukkan dalam aparat kritik sebagai perbandingan bacaan
S dan K.

D. Prinsip Edisi Teks


1. Pada edisi kritik diperlukan adanya keseragaman dan ketaatazasan dalam
ejaan. Oleh sebab itu, ejaan yang digunakan dalam edisi ini mengikuti
sistem yang di‘Jawa’kan, artinya, ejaan yang melambangkan fonem-
fonem dalam bahasa Jawa dengan transliterasi huruf Latin menurut abjad
khas dalam penulisan bahasa Jawa (Zoetmulder, 2006: xvii).
2. Transliterasi antara ṅ (cĕcak) dan ŋ (aksara nga) tidak lagi dibedakan
dan diubah menjadi ng, sedangkan transliterasi ṙ (layar) tidak lagi
dibedakan dengan r (aksara ra), perbedaan ḥ (wisarga) dan h (aksara ha)
juga diabaikan, demikian juga dengan transliterasi ṛ dan ḷ dikembalikan
menjadi rĕ dan lĕ dalam edisi ini.

-4-
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

3. Variasi bacaan ditulis dengan lemma1 yang menunjukkan sepotong


teks subyek dari komentar dalam tanda satu kurung siku / ] / dan
diikuti oleh bacaan pada teks lain yang ditandai dengan sigla /S/ untuk
edisi Suryawijaya, / K/ untuk edisi Kramaprawira dan /M/ untuk edisi
Mangunwijaya.
4. Ejaan untuk fonem pelancar dikembalikan kepada bentuk kata dasarnya,
misalnya;
kang ngala ( I. 4) menjadi kang ala
wong ngagung (I. 13) menjadi wong agung
5. Teks disunting berdasarkan jenis tembang dalam masing-masing pupuh-
nya. Penanda pupuh teks asli diwakili tanda [//oo//] dalam suntingan teks.
Penanda pergantian bait diwakili oleh tanda [ // ] dan penanda pergantian
baris diwakili oleh tanda [ / ].
6. Angka [1,2,3 dst.] merupakan tambahan dari penyunting untuk
membedakan bait yang tidak muncul di dalam teks asli.
7. Tanda /h.1/, /h.2/ dan seterusnya merupakan tambahan dari penyunting
untuk menandai pergantian halaman pada naskah aslinya.
8. Teks S beberapa kali menambahkan nasal pada tempat yang tidak
semestinya, sehingga dihilangkan dalam suntingan, misalnya;
saingsine menjadi saisine (V.9.1)
ingsine menjadi isine (V.16.5; V.60.4)

1 lihat West (1973: 97).

-5-
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

-6-
Bab II
Edisi Teks dan Terjemahan

I. DHANDHANGGULA I. DHANDHANGGULA
1. Rarasing kang sekar sarkara 1. Untaian tembang dhandhanggula
mrik/ harum,
amarsudi tuladan utama/ meniru teladan utama,
den jalimet pangincenge/ ditentukan sasarannya, sebab
pan kathah serat suluk/ banyak serat
jinarwakken raosing ngelmi/ suluk, diterjemahkan isi
surti tuwin wiwaha/ pengetahuannya,
ya Boma tateku/ surti dan wiwaha, juga Boma itu,
winawang surasanira/ diperhatikan maksudnya,
Jayabaya Rama babat Jayabaya, Rama
sadayeki/ dan babat, semua ini, juga
ya pinethik sadaya// diambil semua.

2. Panuwunnya mring kang karya 2. Permintaannya kepada sang


urip/ pencipta,
kaping kalih mringjeng nab hi kedua, kepada nabi kita,
kita/ serta kepada sahabat, seluruh
tuwin maring sabat kabeh/ teman, permintaannya,
mitra panuwunipun/ kepada seluruh wali,
maring sagung pra wali-wali/ di seberang tanah Jawa,
ing sabrang tanah Jawa/ keempat (kepada) seluruh,
ping sakawan sagung/ aulia, mukmin utama,
uliya mukmin utama/ para raja yang dimakamkan di
para ratu kang sumare tanah tanah Jawa,
Jawi/ serta para leluhur.
miwah luluhur samya//

-7-
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

3. Aparinga iman ati suci/ 3. Agar memberikan hati suci,


katebihna ing godha rencana/ dijauhkan dari godaan dan
linanggengna elinge/ gangguan,
sabar narima sukur/ dilanggengkan kesadarannya,
ing satitahira Hyang Widi/ sabar, menerima dan syukur,
beja lawan cilaka/ sor tanapi atas segala takdir Hyang Widi,
luhur/ keberuntungan dan musibah,
sugih meskin karsanira/ bawah juga atas,
hyang kang murba badan kaya miskin kehendak
darma anglakoni/ Tuhan, manusia hanya menjalani,
tan kena suminggaha// tidak dapat menolak.

4. Poma sagung anak putu wuri/ 4. Maka anak cucu di kemudian


lamun arsa apufijul sasama/ hari,
esthinen kang muni kuwe/ jika ingin melebihi sesama,
catheten jroning kalbu/ niatkan yang berbunyi itu,
nglakonana pitutur becik/ catat di dalam hati,
kang ala singgahana/ jalanilah nasehat yang baik,
poma wekasingsun/ yang buruk hindarilah,
Ian nyegaha nepsu hawa/ camkan pesanku,
anganggowa ati sabar rila suci/ dan cegahlah hawa nafsu,
den wani kalah sira// pakailah hati yang sabar, rela dan
suci,
agar kamu berani mengalah.

-8-
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

5. Ati suci slamet donya ngakir/ 5. Hati suci selamat dunia akhirat,
/h.l/ kedua, agar selalu
kaping rone padha ngupayaha/ mengusahakan,
ngelmu kasampurnan tembe/ ilmu kesempurnaan nanti,
kawruhana pangridhu/ agar diketahui penggoda,
pamurunge ratu sakalir/ yang membatalkan hidup sampai
urip prapteng ngantaka/ mati,
keh begalanipun/ banyak halangannya,
yen sira kurang prayitna/ jika kamu kurang waspada,
reficanane syakharatul maot gangguan sakarotul maut ketiga,
sasthi/ kematianmu.
kaping tri patinira//

6. Becik padha gulanga saiki/ 6. Lebih baik dilatih sekarang,


surasane ing ngelmu kang isinya ilmu yang nyata,
fiata/ agar rajin mendengarkan,
den taberi ngrungokake/ orang yang berbicara ilmu,
wong rarasanan ngelmu/ catatlah di dalam hati,
cathetana sajroning ati/ dan agar membaca dengan benar,
Ian den temen amaca/ seluruh tulisan suluk Dewaruci
sagung layang suluk/ ini
Dewaruci iki dadya/ agar menjadi pengetahuan,
gagilutan surasane keh isinya banyak dikutip
kapethik/ dipakai di sana sini.
kanggo ing kene kana//

-9-
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

7. Wrekudara duk puruhita ring/ 7. Wrekudara saat berguru kepada


Dhanyang Durna kinon Dhanghyang Durna, disuruh
angupaya/ mencari
toya ingkang nucekake/ air yang menyucikan badannya,
maring sariranipun/ Wrekudara pulang memberi
Wrekudara mantuk wawarti/ kabar,
marang nagri Ngamarta/ kepada negeri Amarta,
pamit kadang sepuh/ pamit kepada saudara tua,
sira Prabu Yudhistira/ Prabu Yudhistira,
mwang para ri katiga nuju dan ketiga adiknya yang sedang
marengi/ ada di depan kakaknya.
aneng ngarsaning raka//

8. Arya Sena matur ing rakaji/ 8. Arya Sena memberitahu sang


lamun arsa kesah mamrih toya/ kakak,
dening guru pituduhe/ bahwa (ia) hendak pergi mencari
Sri Darmaputra ngungun/ air,
duk miyarsa aturing ari/ atas petunjuk gurunya,
cinipta prapteng naya/ Sri Darmaputra heran,
narendra mangun kung/ ketika mendengar ucapan
dyan SatriyaDananjaya/ adiknya,
matur nembah ing raka sri dipikirkan sampai ke hati,
narapati/ sang raja menjadi sedih,
punika tan sakeca// lalu SatriaDananjaya,
menyembah kepada kakaknya,
sang raja,
ini tidak baik.

- 10 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

9. Inggih sampun paduka rilani/ 9. Sebaiknya jangan paduka


kesahipun rayi paduke /h.2/ izinkan,
ndra/ perginya adik sang raja,
datan sakeca raose/ tidak enak rasanya,
arya kalih wotsantun/ kedua pangeran menyembah,
inggih sampun tuwan rilani/ sebaiknya jangan paduka izinkan,
watak raka paduka/ watak kakak paduka,
Ngastina pukulun/ Astina, tuanku,
karya pangendra sangsara/ membuat kebohongan,
pasthi Duma ginubel pinrih Duma pasti diminta agar
ngapusi/ membohongi,
sirnane kang Pandhawa// hilangnya Pandawa.

10. Wrekudara miharsa nahuri/ 10. Wrekudara mendengar (dan)


ingsun mongsa kenaha den menyahut,
ampah/ mana mungkin aku akan dapat
mati ya umurku dhewe/ ditahan,
mong nedya mrih pinutus/ mati pun umurku sendiri,
manunggale Hyang Otipati/ hanya ingin agar ditetapkan,
Arya Sena saksana/ bersatunya dengan Hyang
kalepat sumemprung/ Otipati,
Sri Narendra Yudhistira/ kemudian Arya Sena,
mwang para ri katiga ngungun bergegas pergi,
tan sipi/ Sang Raja Yudhistira,
lir tinebak mong tuna// dan ketiga adiknya sangat heran,
seperti ditubruk namun lepas,

- 11 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

11. Tan winarna kang kari 11. Tidak diceritakan yang prihatin,
prihatin/ diceritakan perjalanan Sena,
kawuwusa lampahira Sena/ tanpa kawan hanya sendiri,
tan pawadya among dhewe/ hanya kilat (dan) angin ribut,
mung bajra sindhung riwut/ melalui jalan yang menyimpang,
ambebener murang ing margi/ badai ada di depan,
prahara munggeng ngarsa/ ribut bergemuruh, orang desa
gora reh gumuruh/ terkejut (dan)
kagyat miris padedesan/ takut, yang dilalui terlempar,
kang kaambah kapranggul takut gemetar,
dharodhog ajrih/ terduduk menyembah-nyembah.
andhepes nembah-nembah//

12. Kathah segah tan ana tinolih/ 12. Banyak suguhan tidak ada yang
langkung andreng prapteng ditengok,
Kurusetra/ lebih fokus sampai di Kurusetra,
marga geng kambah lampahe/ perjalanannya sudah tiba di jalan
glising lampahira sru/ besar,
gapura geng munggul kaeksi/ jalannya sangat cepat,
pucak mubyar amuncar/ gapura besar tinggi terlihat,
saking doh ngunguwung/ puncaknya menyala-nyala,
lir kumenyaring baskara/ dari jauh seperti pelangi,
kuneng wahu kang maksih seperti kilauan cahaya matahari,
wonten ing margi/ dan yang masih di jalan tadi,
wuwusen ing Ngastina// akan diceritakan di Astina.

- 12 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

13. Prabu Suyudana /h.3/ 13. Prabu Suyudana memanggil,


animbali/ Dhanghyang Duma tiba di dalam
Dhanyang Duma prapteng istana,
jroning pura/ bersama raja Mandraka,
nateng Mondraka sarenge/ serta sang raja Awangga,
Sang Sri Ngawongga tumut/ para kerabat yang dipercaya,
pra santana andel ing westhi/ semua diperintah,
pra sami ingandikan/ datang ke dalam istana,
prapteng jro kadhatun/ orang besar di Sindusena,
wong agung ing Sindusena/ Jayadrata dan ki Arya Sangkuni,
Jayadrata miwah ki Arya Bisma dan Dursasana.
Sangkuni/
Bisma Ian Dursasana//

14. Raden Kuwirya Kurawa sekti/ 14. Raden Kuwirya (adalah) Korawa
miwah Rahaden Jayasusena/ yang sakti,
Raden Rekadurjayane/ dan Raden Jayasusena,
prapteng ngarsa sang prabu/ Raden Rekadurjaya,
kang ginusthi mring jayeng tiba di hadapan sang prabu,
jurit/ yang dijunjung agar menang
sor sirnaning Pandhawa/ dalam perang,
ingkang dadya wuwus/ kalah dan hilangnya Pandawa,
aywa kongsi bratayuda/ yang akan menjadi cerita,
yen kenaha ingapus jangan sampai bratayuda,
sangkaning aris/ seandainya dapat disiasati dengan
sirnane kang Pandhawa// cara halus,
hilangnya Pandawa.

- 13 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

15. Golong mangkana turira sami/ 15. Begitulah, semua berkata


Raden Sudarma Luronggakara/ sepakat,
anut rempeg samyature/ Raden Sudarma Luronggakara,
nanging sira sang prabu/ semua ikut menyepakati,
Suyudana manggah ing galih/ tetapi sang prabu,
datan pati ngarsakna/ Suyudana kokoh di dalam hati,
ing cidrenireku/ tidak terlalu menghendaki,
ragi kagagas ing kadang/ dengan kebohongannya itu,
lagya eca gunem Wrekudara agak dipikirkan tentang saudara,
prapti/ saat sedang berbincang,
dumrojog manjing pura// Wrekudara datang,
langsung masuk ke istana.

16. Obah kagyat kang samya neng 16. Semua yang di depan terkejut,
ngarsi/ sang Raja Astina berkata,
Sri Narendra Ngastina Dinda, mendekatlah kesini,
ngandika/ Wrekudara mendekati
yayi den kapareng kene/ Dhanghyang Drona lalu segera
Wrekudara anjujug/ menyembah,
Dhanyang Duma sigra dirangkul lehernya,
ngabekti/ Aduh, anakku,
rinangkul jangganira/ kamu jadi akan mencari,
babo sutengulun/ air prawita (untuk) kesucian
sira si da ngulatana/ hidup,
ingkang ti<r>ta prawita jika itu akan terlaksana.
sucining /h.4/ urip/
yen iku kalakona//

- 14 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

17. Nirmala panggah waseseng 17. Suci, sentosa, menguasai hidup,


urip/ sudah disangga aji yang
wus kapangku aji kang sempurna,
sampurna/ diunggulkan di seluruh alam,
pinunjul ing jagat kabeh/ sampai ayah ibu,
katuban bapa biyung/ mulya darimu,
mulya saking sira nak mami/ anakku, unggul di tiga dunia
linuwih ing triloka/ langgeng keadaannya,
langgeng ananipun/ Arya Sena menyembah sambil
Arya Sena matur nembah/ berkata,
inggih pundi prenahe kang di mana tempat air suci itu,
toya suci/ segera paduka tunjukkan.
nunten paduka tedahna//

18. Prenahipun kang er adi ening/ 18. Letak air utama yang jernih,
sang Resi Duma mojar ing sang Resi Duma berkata kepada
Sena/ Sena,
adhuh putraningsun angger/ aduh, putraku angger,
enggone kang toyanung/ tempat air yang unggul,
pan ing wana Tikbrasareki/ di hutan Tikbrasara,
turuten tuduhing wang/ ikuti petunjukku,
sanget parikudu/ harus dengan hati-hati,
nucekaken badanira/ menyucikan badanmu,
ulatana loring Gadamadaneki/ carilah di utara Gadamadana,
ing wukir Condramuka// di gunung Candramuka.

- 15 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

19. Dhungkarana ingkang wukir- 19. Galilah gunung-gunung itu,


wukir/ di dalam gua yang dalam
jroning guwa jro tempatnya,
panggonanira/ sungguh air prawita yang jernih,
tuhu er ning prawitane/ pada masa lalu belum
inguni- uni durung/ ada yang tahu tempatnya air
ana kang wruh gone toyadi/ unggul,
trustha sang Wrekudara/ sang Wrekudara senang,
pamit awot santun/ pamit dengan menyembah,
mring Duma mring Suyudana/ kepada Duma dan Suyudana,
angandika sira Prabu Kurupati/ Prabu Kurupati berkata,
yayi mas den prayitna// Dinda, hati-hatilah.

20. Bok kasasar denira ngulati/ 20. Jangan-jangan kesasar kamu


dene panggonane tan tetela/ mencari,
Wrekudara Ion sahure/ karena tempatnya tidak jelas,
nora pepeka ingsun//h.5/ Wrekudara jawabnya pelan,
anglakoni tuduh sang yogi/ aku tidak ceroboh,
umesat saking pura/ menjalani petunjuk sang yogi,
sigra reh sumengkud/ pergi dari istana,
kang kari aneng jro pura/ segera dengan gesit,
sarwi mesem nateng Mondraka yang tinggal di istana,
lingnya ris/ sambil senyum Raja Mandraka
paran polahe ika// berkata
pelan, bagaimana tingkahnya itu.

- 16 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

21. Gunung Condramuka guwa 21. Gunung Candramuka guanya ini,


neki/ ditempati oleh raksasa yang
dene kanggonan reksasa krura/ galak,
kagiri-giri gedhene/ besarnya menakutkan,
sayekti lebur tumpur/ sungguh hancur lebur,
ditya kalih pengawak wukir/ (oleh) kedua raksasa yang
tan ana wani ngambah/ sebesar gunung,
sadaya gumuyu/ tidak ada yang berani masuk,
ngrasa nutug ubayanya/ semua tertawa,
sukan-sukan boja drawina merasa sampai kesanggupannya,
menuhi/ bergembira penuh dengan
kuneng ingkang kawuntat//oo// hidangan,
adapun yang di belakang.

II. PANGKUR II. PANGKUR


1. Lampahe sang Wrekudara/ 1. Perjalanan sang Wrĕkudara,
lajeng ngambah praptanireng sudah sampai memasuki hutan,
wanadri/ pelan karena terpikat,
ririh ing reh gandrung- senangnya di dalam hati,
gandrung/ air suci penyelesai petunjuk guru,
sukanireng wardaya/ tidak memikirkan bahaya di
tirta ening pamungkas jalan,
wekasing guru/ kagum dengan yang dicari.
tan nyipta bayaning marga/
kacaryan kang den ulati//

- 17 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

2. Ngambah wukir sengkan- 2. Mencapai gunung jalannya naik,


sengkan/ turut pinggir lereng tanah miring,
anut tembing kapering lemah punggung tinggi puncak runtuh,
miring/ jurang ngarai berbatu,
geger mengger agra gugur/ berserakan dengan tanaman
jurang pereng kaparang/ rambat
angragancang keri sarta lata menjulur dan senang
lumung/ kejatuhan kayu,
mwang enggar katiban wreksa/ batu mengapit jalan sempit.
sela ngapit marga supit//

3. Keksi kang pala kasimpar/ 3. Terlihat tanaman yang berserakan


pan kang warsa ing mongsa di tanah,
catur asri/ sebab tepat saat bulan keempat
anjrah pamewah rum-arum/ yang asri,
abra kang patra wijah/ bertebaran menambah keindahan,
ambelasah bogem pudhak daun wijah bertebaran,
cepaka /h.6/ ndul/ bogem, pudak, cempaka,
angsana mwang kanigara/ dan andul berserakan,
wilapa Ian gondasuli// angsana dan kanigara,
wilapa dan gandasuli.

- 18 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

4. Aglar ingkang anggrek wulan/ 4. Angrek bulan menyebar,


jongga mure araras worawari/ jangga, murai, selaras dengan
argulo sekar Ian menur/ wurawari,
anjrah gambir gambira/ bunga mawar dan menur, gambir-
nagapuspa angsoka melathi gambir
tanjung/ bertebaran, nagapuspa, melati,
prabusetmata sri denta/ dan tanjung,
kanang kenonga kumuning// prabusetmata (dan) srigading,
kenanga itu (dan) kemuning.

5. Tumiling-tiling nut awan/ 5. Menjulur-julur sepanjang jalan,


kadya manambrama ingkang seperti menyambut yang berjalan,
lumaris/ kumbang berdengung ingin
bramara reh nguswa umung/ mencium,
angler karunanira/ membuka kesedihannya,
ing kaswasih sangsayeng yang mengiba di jalan agar
marga malad kung/ dikasihani,
ri sang Gonda nrapatmaja/ pada sang Ganda, anak raja,
lengleng ngulati toya ning// berusaha mencari air jernih.

6. Surya mangrangsang 6. Matahari berjalan naik,


lampahnya/ keringatnya bercucuran
kumyus ingkang riwe sah hinggajatuh ke air,
ingga warih/ melangkah semakin cepat, (agar)
gumregut sangsaya sengkud/ terhindar
inggaran kabaskaran/ dari matahari, seperti tertumbuk
lir anunjang kasandhung tersandung
sukuning gunung/ kaki gunung, pohon roboh
wreksa rug rebah galasah/ tergeletak, suara
sora dhedhet erawati// bergemuruh sangat keras.

- 19 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

7. Geger saisining wana/ 7. Seluruh isi hutan geger,


de kang poncawora prahara oleh badai prahara yang sangat
tarik/ hebat,
sato kabarasat mawur/ binatang berhamburan,
gumyur sumyur wurahan/ tercerai berai dan terbirit-birit,
saking genge ampuhan sato karena besarnya badai hewan
kabentus/ terbentur,
kidang-kidang malbeng kijang-kijang masuk ke jurang,
jurang/ jatuh ke batu cadas mati.
tibeng parang angemasi//

8. Andaka keh tib eng j urang/ 8. Banteng banyak jatuh ke jurang,


bujongga geng amrih mulet ular besar berusaha melilit
kang nguwit/ pohon,
rungkating wreksa karangkut/ pohon yang roboh dibawa,
lumayu marang ju /h.7/ rang/ berlari ke jurang,
wahu ingkang tapa-tapa aneng sedangkan yang bertapa di
gunung/ gunung,
ajar samya kapalajar/ para ajar berlari,
prabawa prahara gumrit// karena badai yang menggerit.

- 20 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

9. Kethu kathok kapalesat/ 9. Kopyah dan celana berhamburan,


kuthetheran pathake pothar- berceceran, kepalanya kocar
pathir/ kacir,
barangkang akeh merangkak banyak yang
mrekungkung/ tertelungkup,
sanget katisen samya/ sangat kedinginan, semua
tutup tangan cantrik manguyu menutupi dengan tangan,
kaplayu/ cantrik manguyu lari,
welancang wewasi singsal/ welancang (dan) para wewasi
ngungsi padesan kumriwis// terselip,
mengungsi ke desa bergantian.

10. Munya genthane kang muja/ 10. Lonceng yang memuj a berbunyi,
gugup denya nawurken wangi- gugup menaburkan wewangian,
wangi/ bau harum menyebar,
sari sugonda sumawur/ jalannya tadi,
wahu ta lampahira/ tiba di gua di gunung
prapteng wukir Condramuka Candramuka,
guwanipun/ dibabad dan gunungnya digali,
binubak wukir dhinungkar/ batu dibuangi jauh.
sela siningsalan tebih//

- 21 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

11. Wreksa geng-ageng karempak/ 11. Pohon besar-besar ditebang,


kaideran balasah bosah-basih/ dikelilingi, berserakan
prenahe toya rinuruh/ berantakan,
dangu datan kapanggya/ dicari tempatnya air,
kawuwusa ditya kang wonten lama tidak ditemui,
ing ngriku/ diceritakan raksasa yang ada di
sang Rukmuka Rukmakala/ sana,
kagyat denira miyarsi// Sang Rukmuka Rukmakala,
mereka terkejut mendengar.

12. Gebruging wukir dhinungkar/ 12. Suara gunung digali,


Ian prahara gora reh gigirisi/ dan badai yang menakutkan,
lawan kongasira mambu/ serta penciumannya mencium,
gandane kang sujanma/ bau manusia,
katgada sang Rukmakala arsa sang Rukmakala dengan cepat
metu/ hendak keluar,
ngerik angrik lir bathara/ meraung menjerit seperti Batara
Berawa anggempur bumi// Berawa menggempur bumi.

13. Gora sabda lir butula/ 13. Suara keras seperti akan
mahitala lir Lodrakalamurti/ menembus,
girindra kontrag gumuruh/ dasar bumi seperti bentuk
katon sang Wrekudara /h.8// Ludrakala,
binandhem ing wukir panggah gunung bergetar bergemuruh,
asm muwus/ sang Wrekudara terlihat,
heh kok dhik ditya bebaya/ di gunung dilempar (tapi) kokoh,
dursila krama mrih pati// berkata keras,
hei kamu, raksasa berbahaya,
tingkahmu jahat mencari mati.

- 22 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

14. Rukmuka Ian Rukmakala/ 14. Rukmuka dan Rukmakala,


asm muwus manungsa mangko berkata keras: manusia nanti
mati/ akan mati,
dursila budimu luput/ penjahat, perbuatanmu salah,
dhustha ngmsak goning wang/ salah merusak tempat orang lain,
sigra nempuh sang Wrekudara segera diserang, Wrekudara
tinubruk/ ditubruk,
kinerek tan obah panggah/ dikeroyok (namun) kokoh tak
kinemah-kemah tan usik// bergerak,
dikunyah-kunyah tidak
bergeming.

15. Datan tumama ing ongga/ 15. Tidak mempan badannya,


sirna siyung punggel ingukel siungnya patah lalu segera
aglis/ dipelintir,
dadya anahut sumebut/ langsung menyahut dan
ingaben lawan wreksa/ mengibaskan,
sang Rukmuka angganira diadu dengan pohon,
anggalepung/ badan sang Rukmuka tergeletak,
utek wutah sumamburat/ otaknya tumpah berceceran,
Rukmuka sampun ngemasi// Rukmuka sudah mati.

- 23 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

16. Rukmakala ngrik manrajang/ 16. Rukmakala menjerit (sambil)


wus cinandhak winayangken menerjang,
binanting/ sudah dipegang seperti wayang
ing sela ditya maledug/ dan dibanting,
sumyur rahnya sumebar/ di batu, raksasa meletus,
sareng pejah Rukmuka pecah darahnya menyebar,
Rukmukaleku/ Rukmuka dan Rukmakala mati
sirna bangkene tan ana/ bersama,
jer samya jawata luwih// mayatnya hilang lenyap,
sumyur rahnya sumebar/ karena keduanya adalah dewa
sareng pejah Rukmuka yang unggul.
Rukmukaleku/ darahnya memancar keluar,
sirna bangkene tan ana/ Rukmuka dan Rukmakala mati
jer samya jawata luwih// bersama,
hilang, mayatnya lenyap,
karena keduanya adalah dewa.

17. Kena ing papa cintraka/ 17. Terkena kutukan,


Endra Bayu dinukan Hyang Indra dan Bayu dimarahi oleh
Pramesthi/ Hyang Pramesti,
dadya ditya kalihipun/ keduanya menjadi raksasa,
neng guwa Condramuka/ di gua Candramuka,
yata wahu sang Bayutenaya sang Bayutanaya mabuk,
wuru/ seluruh gunung dibongkar,
kabeh wukir binalengkrah/ (namun) air tak dapat ditemukan.
toya tan ana pinanggih//

- 24 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

18. Sadangunira ngupaya/ 18. Selama dia mencari,


gunung-gunung kawur den gunung-gunung hancur dirusak,
obrak abrik//h.9/ lelah disaput oleh malam,
sayah kasaput ing dalu/ berhenti di bawah beringin,
kendel soring mandera/ hatinya bimbang mencari air,
giyuh ing tyas denira ngupaya suci,
banyu/ lama tidak ada, mendengar suara
prawita dangu tan ana/ keras.
miyarsa swara dumeling//

19. Tan katon kang darbe swara/ 19. Tidak terlihat yang punya suara,
adhuh putuningsun liwat aduh cucuku, sangat menderita,
kaswasih/ mencari tidak ketemu,
ngupaya nora kapangguh/ (karena) tidak mendapat petunjuk
tan antuk tuduh nyata/ yang benar,
ing prenahe kang sira ulati iku/ di tempat yang dia cari itu,
sangsayeku polahira/ tingkahnya itu menderita,
Wrekudara duk miharsi// Wrekudara saat mendengar.

20. Nahuri sinten kang swara/ 20. menjawab, siapa yang bersuara?
dene boten kaeksi dening mengapa tidak terlihat olehku,
kami/ apakah ingin mengambil hidup,
punapa yun ngambil tuwuh/ hamba persilahkan,
kawula gih sumongga/ lebih baik mati jika mencari tidak
leheng pejah angupaya tan ketemu,
kepangguh/ suara itu tertawa senang,
kang swara gumuyu suka/ jika kamu tidak tahu kepadaku.
yen sira tambuh ing kami//

- 25 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

21. Duk sira mateni ditya/ 21. Saat kamu membunuh raksasa,
ya katengsun karo jawata itulah aku, dewata yang unggul,
luwih/ terkena kesusahan, kamu itu,
kena ing papa sireku/ yang menyempurnakanku,
kang nampumakken ing wang/ Indra Bayu namaku yang
Endra Bayu namaningsun kang sebenarnya,
satuhu/ saat raksasa si Rukmakala,
duk ditya si Rukmakala/ dan Rukmaka namaku.
lawan Rukmuka ran mami//
/h.10/

22. Sira angulati tirta/ 22. Kamu mencari air,


pituduhe Dhanyang Duma duk petunjuk Dhanghyang Duma
nguni/ dahulu,
nyata na banyurip iku/ tuture sungguh ada air hidup itu,
Resi Duma/ kata Resi Duma,
nanging dudu ing kene tetapi tidak di sini tempatnya,
panggonanipun/ kamu kembalilah, pastikan,
sira baliya ngatasna/ tempat yang sebenarnya.
enggone ingkang sayekti//

23. Duk miharsa Wrekudara/ 23. Saat mendengar, Wrekudara,


kendel sarwi wagugen terdiam dan hatinya susah,
tyasireki/ lalu segera pergi,
saksana wahu sumemprung/ kembali ke Astina,
mantuk marang Ngastina/ tidak diceritakan di jalan,
tan winarna ing marga tiba di Astina,
Ngastina rawuh/ pada waktu yang sama ketika
pendhak ing dina semana/ pergi,
kang aneng ngarsa narpati// yang di hadapan sang raja.

- 26 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

24. Kadya duk angkate Sena/ 24. Seperti saat Sena berangkat,
Resi Duma Bisma miwah Resi Duma, Bisma dan para raja,
paraji/ dan para keluarga pejabat tinggi,
Ian pra santana gung agung/ raja di Awangga Mandraka,
nateng Ngwongga Mondraka/ Sangkuni dan Sindukala di
Sangkuni Ian Sindukala aneng depan,
ngayun/ Sudarma, Suronggakala,
Sudarma Suronggakala/ Suwirya Kurawa yang sakti,
Suwirya Kurawa sekti//

25. Rahaden Rekadurjaya/ 25. Raden Rekadurjaya,


Raden Jayasusena munggeng Raden Jayasusena di depan,
ngarsi/ terkejut atas kedatangannya,
kagyat wahu praptanipun/ sang Arya Wrekudara,
sang Arya Wrekudara/ semua terkejut, pejabat tinggi
samya kaget bagekken kabeh menyambut,
wong agung/ aduh, adikku datang,
babo ariningsun prapta/ aku pikir telah mendapat hasil.
antuk karya sun watawis//

26. Yayi mas ngempek kewala/ 26. Dinda hanya mengambil,


lakunira sayekti antuk kardi/ perjalananmu pasti mendapat
sang Resi Duma sumambung/ hasil,
paran ta lakunira/ sang Resi Duma menyambung,
Wrekudara pukulun datan bagaimana perjalananmu?
kapangguh/ Wrekudara, hamba tidak ketemu,
inggih wukir Condramu /h.ll/ di gunung Candramuka itu,
ka/ hanya bertemu dua raksasa.
mung ditya kalih pinanggih//

- 27 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

27. Rukmuka Ian Rukmakala/ 27. Rukmuka dan Rukmakala,


sampun sirna kalih kawula keduanya sudah hilang saya
banting/ banting,
dene ditya amrih lampus/ karena kedua raksasa mencari
sikara ing kawula/ mati,
wukir kabeh ngong balengkrah (sehingga) mengganggu saya,
tan kepangguh/ seluruh gunung saya bongkar
paduka tuduh kang nyata/ tidak ketemu,
sampun amindho karyani// paduka beri petunjuk yang benar,
jangan mengulangi pekerjaan.

28. Sang Duma ngarangkul sigra/ 28. Sang Duma segera merangkul,
babo babo lagi ingsun ayoni/ aduh, aduh, sedang aku inginkan,
katemenane mring guru/ kesungguhannya kepada gum,
mengko wus kalampahan/ sekarang sudah dijalankan,
nora mengeng ngantepi tidak jelas menjalankan petunjuk
tuduhing guru/ gum,
mengko iki sun wawarah/ sekarang aku beritahu, tempat
enggone ingkang sayekti// yang sebenarnya.

29. Iya telenging samudra/ 29. Yaitu di tengah samudra,


yen sirestu guru pun bapa jika kamu sungguh ingin
yakti/ menghormati gum,
ngesuk teleng samudra gung/ masuk dasar samudra luas,
Wrekudara turira/ Wrekudara berkata,
sampun menggah neng jangankan di dasar samudra luas,
telenging samudra gung/ meskipun di atas surga,
wontena nginggiling swarga/ dasarnya tujuh bumi.
dhasare kang sapta bumi//

- 28 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

30. Mongsa ajriha palastra/ 30. Tidak akan takut mati,


anglakoni tuduh sang menjalankan petunjuk sang
maharesi/ maharsi,
iya babo sutengulun/ aduh, anakku,
yen iku pinanggiya/ jika itu dapat ditemukan,
bapa kakinira kang wus padha ayah dan leluhurmu yang sudah
lampus/ mati,
besuk uripe neng sira/ nanti hidupnya ada padamu,
Ian sira punjul ing bumi// dan kamu unggul di bumi.

31. Tan ana aji utama/ 31. Tidak ada aji utama,
sirna kasor kawengku ing sirna (karena) kalah dikuasai
sireki/ olehmu,
Prabu /h.12/ Ngastina Prabu Astina menyambung,
sumambung/ aduh, aduh, adikku,
dhuh adhuh arining wang/ bagaimana caranya di jalan,
kaya paran pratikele neng karena sangat berbahaya,
dalanggung/ tempat air suci itu.
dene kaliwat agawat/
prenahe kang tirta ening//

32. Aja sira kaya bocah/ 32. Jangan kamu seperti anak-anak,
tingkahira Wrekudara nahuri/ Wrekudara menjawab,
heh Kurupati wakingsun/ He, Kurupati, diriku
srahena ing j awata/ akan kuserahkan kepada dewa,
aywa malang tumolih lilakna jangan cemas, relakan itu,
iku/ jangan bersedih hati,
aywa garentes ing manah/ namun lebih baik jika selamat.
pirang bara yen basuki//

- 29 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

33. Iya yayi mugantuka/ 33. Iya dinda, semoga akan


lakunira pitulunging dewadi/ mendapat,
pamit Arya Sena sampun/ pertolongan dewa dalam
mring Duma mring sang nata/ perjalananmu,
ing Ngastina sigra mesat Arya Sena sudah pamit,
lampahipun/ kepada Duma dan sang raja,
saking pura pan wus medal/ di Astina, segera pergi,
nedya umantuk rumiyin// dan sudah keluar dari istana,
hendak pulang dahulu.

34. Matur ing raka Ngamarta/ 34. Memberitahu kepada kakaknya


kuneng Wrekudara ingkang di Amarta,
lumaris/ begitulah Wrekudara sedang
agantya ingkang winuwus/ berjalan,
nagari ing Ngamarta/ ganti yang diceritakan,
sahangkate Wrekudara negara di Amarta,
kesahipun/ setelah kepergian Wrekudara,
dene tan kena ingampah/ karena tidak dapat dihalangi,
kalangkung denya prihatin// sungguh sangat prihatin.

35. Sang aprabu Darmaputra/ 35. Sang Prabu Darmaputra,


miwah Dananjaya Ian ari dan Dananjaya serta kedua
kalih/ adiknya,
saputra sagarwanipun/ bersama anak dan istrinya,
prihatin watir ing tyas/ prihatin dan cemas dalam hati,
dadya rembug utusan ngaturi bermusyawarah mengirim utusan
weruh/ untuk memberitahu,
saking sungkawanya dahat/ karena sangat sedihnya,
marang Prabu Dwarawati// kepada Prabu Dwarawati.
/h.13/

- 30 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

36. Mesat caraka Ngamarta/ 36. Utusan Amarta pergi,


mawa surat ing marga tan membawa surat, tidak diceritakan
winarni/ dijalan,
ing Dwarawati prapta wus/ sudah tiba di Dwarawati,
katur ing sri narendra/ diserahkan kepada sang raja,
serat saking Ngamarta surat dari Amarta dibaca di dalam
sinuksmeng kalbu/ hati,
kagyat garjiteng wardaya/ terkejut di dalam hati,
Mahaprabu Harimurti// Mahaprabu Harimurti.

37. Datan sakeca ing driya/ 37. Tidak tenang di dalam hati,
angundhangi wadya budhal memanggil pasukan, sang raja
sang aji/ berangkat,
sawadya kuswa kasusu/ seluruh pasukan terburu-buru,
ing marga tan winarna/ tidak diceritakan di jalan,
ing Ngamarta lampahnya sang perjalanan sang raja tiba di
nata rawuh/ Amarta,
kagyat amethuk busekan/ terkejut menjemput tergopoh-
Yudhistira Ian para nil gopoh,
Yudistira dan adik-adiknya.

38. Wusnya ngabekti sadaya/ 38. Setelah semua menyembah,


samya tata lenggah aneng jro kemudian duduk di dalam istana,
puri/ Prabu Darmaputra berkata,
Prabu Darmaputra matur/ dan Arya Dananjaya,
mwang Arya Dananjaya/ dengan air mata asal mulanya,
saha waspa ing madya kepada kakaknya, sang raja,
wasananipun/ sang raja Darmanata.
katur ing raka sang nata/
Dha<r>manata sri bupati//

- 31 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

39. Ngandika narendra Kresna/ 39. Raja Kresna berkata,


yayi prabu aywa sungkaweng dinda prabu jangan bersedih hati,
galih/ perkara adikmu itu,
prekara arinireku/ Ki Arya Wrekudara,
Ki Arya Wrekudara/ meskipun tahu bahwa itu tipu
nadyan wruha silih yektining muslihat,
pangapus/ dijalani dengan bersungguh-
ing tingkah pan nora cidra/ sungguh,
den pasrah ing batharadi// diserahkan kepada dewa agung.

40. Wong anedya puruhita/ 40. Orang yang hendak berguru,


ujar becik upama den alani/ berkata baik jika di jahati,
santosa ing batharagung/ kokoh karena dewa agung,
ingkang nedya bencana/ yang ingin mengganggu,
mongsa wurung nemu pasti akan mendapat balasan
wawales ing pungkur/ kemudian hari,
pu /h.14/ nagi ing aturira/ begitu ucapannya,
marang Prabu Dwarawati// kepada Prabu Dwarawati.

41. Yen prapta ari paduka/ 41. Jika adik paduka datang,
mila matur datan wande maka berkata pasti akan mencari,
ngulati/ pasukannya berpesta makan dan
kawula bujana nayub/ tayub,
kaestokna jeng kaka/ disetujui oleh sang kakak,
yen sampuna kakang prabu jika sudah, kanda prabu lalu
nunten rawuh/ datang,
yekti barubah-barubah/ sungguh bingung,
rayi tuwan sadayeki// semua adik tuan ini.

- 32 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

42. Lagyeca imbal wacana/ 42. Saat sedang berbincang-bincang,


praptanira wong agung kedatangan orang besar dari
Jodhipati/ Jodipati,
gumuruh samya angrubung/ semua ramai mengerubungi,
atur trustha ning driya/ memberitahu senang hatinya,
Dananjaya lawan Nakula Dananjaya dan adiknya, Nakula,
rinipun/ dan Pancawala, Sumbadra,
mwang Poncawala Sumbadra/ Drupadi dan Srikandi.
Drupadi miwah Srikandhi//

43. Samya rerem sungkawanya/ 43. Kesedihannya menjadi reda,


angandika sang Prabu sang Prabu Harimurti berkata,
Harimurti/ lah, sebaiknya dinda prabu,
lah suwawi yayi prabu/ meneruskan makan,
nutugna abujana/ Wrekudara segera berkata keras,
sigra Wrekudara sru tidak usah makan,
pamuwusipun/ sebab aku tidak menunggu.
nora susah abujana/
pan ingsun nora ngenteni//

44. Marang pabojananira/ 44. Atas makanannya,


praptaningsun among atur kedatanganku hanya
udani/ memberitahu,
pan iya ngong nuli wangsul/ sebab aku akan segera kembali,
miwah mring sira Kresna/ dan kepada Kresna,
pan kapareng ingsun iki aturi jika diizinkan aku akan beritahu,
wruh/ (aku) akan ke dasar samudra,
arsa mring teleng samudra/ mencari sinom nya air.
ngupaya sinoming warih//oo//

- 33 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

III. SINOM III. SINOM


1. Ing tuduhe Dhanyang Duma/ 1. Atas petunjuk Dhanghyang
angulati toy a urip/ /h.15/ Durna,
goning telenging samudra/ mencari air kehidupan,
iku arsa sun ulati/ tempatnya di dasar samudra,
matur kang para ari/ itu yang ingin aku cari,
adhuh kakang sampun- adik-adiknya berkata,
sampun/ aduh kanda, sudahlah,
punika dene lomba/ itu hanya tipuan,
tan pantes dipun lampahi/ tidak pantas dijalani,
duk miharsa jantung Prabu saat mendengarnya,
Yudhistira// Prabu Yudistira tertegun.

2. Umatur dhateng kang raka/ 2. (Dia) berkata kepada sang kakak,


ri sang Prabu Harimurti/ sang Prabu Harimurti,
paran ing karsa paduka/ bagaimana kehendak tuan?
rayi sampeyan puniki/ adikmu ini,
tan kenging den alangi/ tidak dapat dihalangi,
Kresna kendel tan pamuwus/ Kresna diam tak berkata,
langkung pangungunira/ dia sangat tertegun,
bingung tan nahuri inggih/ bingung dan tidak mengiyakan,
ing ature sang sri atas perkataan sri Batanakawarsa.
Batanakawarsa//

- 34 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

3. Sigra Prabu Yudhistira/ 3. Prabu Yudistira segera,


amengkul dhateng kang rayi/ memluk adiknya,
Arjuna lawan Nakula/ Arjuna dan Nakula,
Sadewa samya nangisi/ Sadewa, semua menangisi,
Poncawala Durpadi/ Pancawala dan Drupadi,
Sumbadra Srikandhi ngayun/ Sumbadra dan Srikandi di depan,
gubel samya karuna/ memeluk, semua bersedih,
miwah nata Harimurti/ dan raja Harimurti,
anderwili mituturi Bayuputra// berkata menasehati sang
Bayuputra.

4. Samya nangis ampah-ampah/ 4. Semua menangis menghalang-


tan keguh ginubel tangis/ halangi,
Dananjaya nyekel asta/ (namun) tidak goyah ditangisi,
suku kalih asta kalih/ Dananjaya memegang tangan,
raden kalih nyepengi/ kedua kaki kedua tangan,
sarwi sru panangisipun/ kedua raden memegangi,
Kresna kang munggeng sambil mengeraskan tangisannya,
ngarsa/ Kresna yang di depan,
Srikandhi Sumbadra nangis/ Srikandi Sumbadra menangis,
kinipatken sadaya sami dikibaskan semua tergeletak.
kaplesat//

- 35 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

5. Amberot sang /h.16/ 5. Sang Wrekudara memberontak,


Wrekudara/ tidak dapat dipegangi,
datan kena den gujengi/ pergi dan sudah jauh jalannya,
ngingar lampahe wus tebah/ seperti ditinggal mati,
kadya tinilar ngemasi/ seluruh yang ditinggal,
sagunge kang kawuri/ semua ingin menyusul,
apanta samarsa nusul/ takut larangannya,
ajrih pangampahira/ sang Prabu Harimurti,
ing sang Prabu Harimurti/ semua menjadi diam tertegun.
dadya kendel sadaya wayang
wuyungan//

6. Saenggon-enggon karuna/ 6. Di semua tempat bersedih,


sagunging pra santanestri/ seluruh kerabat perempuan,
kakunge ngadhep sadaya/ yang lelaki semua menghadap,
mring sang Prabu Harimurti/ pada sang Prabu Harimurti,
tan pegat mituturi/ tiada putus menasehati,
sadaya samya andheku/ semua menunduk,
dadya wahu kang raka/ akhirnya sang kakak tadi,
makuwon sajroning puri/ tinggal di dalam istana,
kawuwusa wahu kang adreng diceritakan yang sedang berjalan
ing lampah// cepat.

- 36 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

7. Sahira saking jro kutha/ 7. Selepas dari dalam kota,


tumulya manjing wanadri/ lalu masuk ke dalam hutan,
tan kesthi durgameng awan/ tidak dipikirkan bahaya di jalan,
tan ana baya kaesthi/ tidak ada bahaya yang dipikirkan,
sagung wong tepi siring/ orang-orang di pinggir jalan,
gawok ing pandulunipun/ kagum atas penglihatannya,
lampahe Arya Sena/ jalannya Arya Sena,
lir naga krura ngajrihi/ seperti naga marah yang
anrang baya tuhu amrih ing menakutkan,
agesang// menempuh bahaya mencari
kehidupan.

8. Kayon kanyut ing maruta/ 8. Kayu-kayu terbawa angin,


sumyak ing swara ni ratri/ ramai suara di malam hari,
kadya ngalap sekar mekar/ seperti mengambil bunga mekar,
samangrona mawor riris/ yang berdaun bercampur hujan,
anjrahning sarwa sari/ jatuhnya segala bunga,
karirisan marbuk arum/ terkena hujan menjadi harum,
jongga kumuning sumyar/ jangga, kemuning menyebar,
angsana pudhak kasi /h.17/ lir/ angsana, pandan tertiup,
tinon kadya kang wentis dilihat seperti betis yang
kesisan sinjang// sinjangnya tersingkap,

- 37 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

9. Sore tikbra ta ning driya/ 9. Sore sedih dalam hatinya,


sahira saking nagari/ perginya dari kerajaan,
jonggareret mawurahan/ jonggareret bersahutan,
kadya napa ring sang brangti/ seperti menyapa pada yang sedih,
mrak munya aneng wuri/ merak bersuara di belakang,
barungan Ian peksi cucur/ bersama dengan burung cucur,
lir aken ing wangsula/ seperti hendak menyuruh pulang,
kidang mangsul saking ngarsi/ kijang kembali dari depan,
kadyanapu sruning sangsayeng seperti menyapu kesedihan hati.
wardaya//

10. Rĕsrĕs munya asahuran/ 10. Resres berbunyi bersahutan,


yayah kadya matuturi/ terdengar seperti menasehati,
bĕbĕluk dares lan dokan/ be be Ink, dares, dan dokan,
anambĕr-nambĕr wiyati/ menyambar-nyambar di udara,
anglir ngadhang ing margi/ seperti menghalangi di jalan,
wangsula sang amalad kung/ agar yang sedang sedih pulang,
kongkang neng rong lir kongkang di sarang seperti
rĕntang/ terluka,
mamarah upaya sandi/ memberitahu usaha rahasia,
endrajala tanduke karti tipu daya pekerjaan dalam
sampeka// perang,

- 38 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

11. Diwasaning diwangkara/ 11. Matahari semakain tenggelam,


tistis samya tengah wengi/ semua menjadi dingin di tengah
kadhasih munya timbangan/ malam,
musthi kang gangneya muni/ kedasih berbunyi selaras,
mangun oning salirning/ pasti gangneya itu berbunyi,
kaya mawarah lir lampus/ semua bentuk menghanyutkan,
upaya Dhanyang Duma/ seperti memberitahu seperti mati,
tan tuhu amrih basuki/ usaha Dhanghyang Duma,
mapa karana kadurgamaning tidak sungguh mencari selamat,
awan// apa yang menyebabkan bahaya di
jalan.

12. Suwida sarkareng asta/ 12. Jari manis di tangan,


ri ana Sanghyang Bayeki/ adanya Sanghyang Baya ini,
anut ujunging aldaka/ mengikuti puncak gunung,
denira lumaris aris/ diaberjalan pelan,
purwa ngima rekteki/ di timur kabut merah,
sirat-sirat wus kadulu/ samar-samar sudah terlihat,
wismane sang Baruna/ /h.18/ rumahnya sang Baruna,
manitih ing jalanidhi/ naik di samudra,
keksi praba sang maharsi terlihat cahaya sang maharsi
dipaning rat// cahaya dunia.

- 39 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

13. Ana rikang peksi mij ah/ 13. Ada seekor burung mij ah,
anyepak pangan munyasri/ makanan tersedia berbunyi
sasmita kinen wangsula/ merdu,
ri sang kasasayeng ragi/ pertanda disuruh untuk pulang,
mrak munya aneng wuri/ pada yang sedang kesusahan,
bamngan kang peksi cucur/ merak bersuara di belakang,
lir aken awangsula/ bersama dengan burung cucur,
kidang wangsul saking ngarsi/ seperti hendak menyuruh pulang,
alun andres gumulung kijang kembali dari depan,
anempuh parang// gelombang deras bergulung
menerjang karang.

14. Sumyak lir surak ing aprang/ 14. Ramai seperti sorak sorai dalam
mepek sangsaya kaesthi/ perang,
karang mungkul kawistara/ mendekat semakin dingini,
dangu wun-awun nawengi/ terlihat karang yang menjulang,
ana kang kadya esthi/ gerimis yang lama menutupi,
karang mongol angliman jrum adayang seperti gajah,
/ karang menonjol seperti gajah
prapta sang Wrekudara/ duduk,
umadeg tepining tasik/ sang Wrekudara datang,
mangu mulat tumon trunaning berdiri di tepi samudra,
udaya// tertegun melihat kealamian
samudra.

- 40 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

15. Omb ak angemb ang gel agah/ 15. Ombak seperti bunga gelagah,
manduka karang mangsuli/ menumbuk karang lalu kembali,
kadya nambrama kang prapta/ seperti menyambut yang datang,
wangsula sang among ragi/ agar sang pengembara pulang,
gora reh anekani/ gemuruh mendatangi,
gora rug guntur gumuntur/ menggelegar susul menyusul,
manulak mawalikan/ mendorong bergantian,
sang moning munadikani/ yang kesusahan berkata dalam
sangsayeng tyas emut warahe hati,
kang raka// sedih hatinya karena ingat
nasehat sang kakak.

16. Tuhu darma komandaka/ 16. Sungguh pekerj aan dusta,


tuduhira sang maharsi/ petunjuk sang maharesi,
yen wangsula dahat merang/ jika pulang sangat malu,
enget ujarireng nguni/ ingat ucapannya dahulu,
suka matiyeng tasik/ lebih baik mati di samudra,
mangkana /h.19/ wahu kadulu/ begitulah bam terlihat,
palwa awarna-warna/ perahu berwarna-warni,
kumelap sangjalanidhi/ samudra bercahaya,
ting karethap kadya pancak berkerlip seperti pancak
sumamburat// memancar,

- 41 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

17. Lengleng ulat ing udaya/ 17. Hatinya menj adi kagum,
rencananing tyas kalingling/ ditanya kehendak hatinya,
nglangut datan pawatesan/ termenung tanpa henti,
sang moning lir tugu manik/ yang sedang kesusahan seperti
lun ageng gigirisi/ tugu manik,
langgeng anggalong ombak besar menakutkan,
gumulung/ senantiasa dating bergulung-
toya muncar analang/ gulung,
kikising gisik kaeksi/ air memancar mengalir,
wedhinya lir ingsining kang tepi samudra dilihat,
sekar-sekar// pasirnya seperti isi bunga-bunga.

18. Sangsang ingkang lembak- 18. Ombak-ombak yang tersangkut,


lembak/ Seperti cemara lepas dari,
lir cemara uwal saking/ gulungan kain yang lepas,
ukeling tyas sinjang lukar/ tidak diceritakan dalam tulisan,
tan wuwusen ing tulis/ isi samudra, apapun
isining kang jaladri/ keindahannya,
pira-pira langenipun/ indah sekali di dalam air,
raras rum ing jro toya/ panjang jika diceritakan dalam
panjang winarna ing tulis/ tulisan,
Wrekudara tan kundur eraming Wrekudara tiada habis
driya//oo// kekagumannya.

- 42 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

IV. DURMA IV. DURMA


1. Musthi tyasira Arya 1. Hati Arya Wrekudara fokus,
Wrekudara/ bahaya tidak dilihat,
ing baya tan kaeksi/ jika tidak menemukan,
yen tan amanggiya/ air yang membuat baik,
toya reh tatamarta/ karena mati di samudra,
awit palastra ing tasik/ melawan sampai mati,
mangsah bek pejah/ melawan dengan perlahan masuk.
mangsah gumregut manjing//

2. Ing samudra wiraganira 2. Di samudra perbuatannya ikhlas,


legawa/ Air menyentuh kaki,
banyu sumaput wentis/ memenuhi badannya,
meleg angganira/ ombak menyebar,
alun pan sumamburat/ menyembur dan menutupi muka,
sumembur muka nampeki/ berhenti di badan,
mi /h.20/ badan tenggelam dalam air.
geg ing ongga/
maket jongga neng warih//

3. Emut ing tyas ana ji jala 3. Hatinya ingat ada aji jala sengara,
sengara/ ombak besar menakutkan,
lun ageng gigilani/ dengan lincah ke tengah,
kadgada manengah/ sang Wrekudara,
sira sang Wrekudara/ keletihan kakinya berselonjor,
say ah gejojor kang wentis/ tidak diperhatikan,
datan kahetang/ ada yang diceritakan.
kuneng wonten kawarni//

- 43 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

4. Kang naga geng kyat ing rat 4. Naga sangat besar penyembur
panembur nawa/ nyawa,
wisanira duk prapti/ bisanya saat datang,
krura mangikikan/ galakmenjerit,
katon kambang kumambang/ terlihat seperti mengambang-
gengnya saparbata siwi/ ambang,
galak kumelap/ besarnya seperti anak gunung,
sumembur angajrihi// galak berkelebat,
menyembur menakutkan.

5. Lir kinebur samudra solah 5. Samudra seperti diterjuni oleh


prakempa/ tingkah sangar,
kagyat duk aningali/ terkejut saat melihat,
Arya Wrekudara/ Arya Wrekudara,
iki babaya prapta/ Ini bahaya yang datang,
eram umiyat gengneki/ kagum melihat besarnya,
datan antara/ tidak lama,
kotbuta anekani// ada yang datang dengan marah.

6. Kadya guntur kumebur 6. Seperti guntur menghunjam


ingkang samudra/ samudra,
prabawanira atri/ pembawaannya ramai,
mangap kadya guwa/ mulut membuka seperti gua,
siyung mingis gumilat/ taring runcing mengkilat,
sumawur wisa lir riris/ bisa menyebar seperti hujan,
manahut krura/ dengan marah menggigit,
mulet kadya ambanting// membelit seperti membanting.

- 44 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

7. Nengah pan kasangsang 7. Tersangkut di tengah dibelit


kapulet ing naga/ naga,
angres sang Bayusiwi/ Sang Bayusiwi kesulitan,
wisane sang naga/ bisa sang naga,
tumampeg mukanira/ mengenai mukanya,
kewran ing tyas cipta mati/ hatinya sedih dan menyangka
sayah pinolah/ ing naga mobat akan mati,
mabit// keletihan di bawa,
oleh naga terbanting-banting.

8. Sariranya kempu /h.21/1 8. Tubuhnya habis dililit oleh naga,


ginubet ing naga/ hanya leher yang masih tersisa,
mung jongga ingkang meksih/ semakin ke tengah,
sangsaya manengah/ semua perahu menyingkir,
sagung kang palwa giwar/ menyangka badai datang,
nyana poncamba prapti/ prahara salah,
prahara salah/ perahu takut sudah menjauh.
giris palwa wus nebih//

9. Lir sinapon palwa tan ana 9. Perahu seperti disapu tidak ada
katingal/ yang terlihat,
wahu kang amrih jurit/ tadi yang sedang berperang,
sayah Arya Sena/ Arya Sena letih,
emut sang amikara/ ingat pada yang mengganggu,
cinubles kanaka aglis/ cepat ditusuk dengan kuku,
kang munggeng ongga/ yang ada di badannya,
pasah rahnya dres mijil// tembus darahnya memancar
keluar.

- 45 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

10. Poncanaka manjing awake 10. Pancanaka masuk ke badan sang


kang naga/ naga,
tatas pating saluwir/ tembus robek,
rah mijil lir udan/ darah keluar seperti hujan,
abang toyeng samudra/ air samudra menjadi merah,
sapandeleng kanan kering/ sepenglihatan kanan kiri,
toya dadya rah/ air menjadi darah,
naga geng wus ngemasi// naga besar sudah mati.

11. Sirna dening Sena sadaya pan 11. Mati oleh Sena,
suka/ semua menjadi senang,
saisiningjeladri/ seluruh isi samudra,
wahu kawuwusa/ tadi akan diceritakan,
ri sang murwe parasdya/ pada yang punya keinginan,
wruh lakune sang kaswasih/ tahu pekerjaan yang sedang
sang amurweng rat/ bersedih,
praptane sang amamrih// yang menguasai dunia,
datangnya yang punya maksud.

12. Dinuta tan uninga jatining 12. Diutus namun tidak tahu
lampah/ maksudnyanya,
tirtamarta mahening/ air suci jernih,
mapan tan paharah/ karena tanpa arah,
tirta kang wruh ing tirta/ air yang tahu tentang air,
suksma sinuksma wingit/ lembut meresap,
tangeh manggiya/ mustahil akan menemukan,
yen tan nugraha yekti// jika bukan benar-benar anugrah.

- 46 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

13. Kuneng sanalika wuwusen 13. Dan diceritakan Pandawa,


Pendhawa/ sungguh sangat prihatin,
dahat denya prihatin/ semakin dipikirkan,
sangsa /h.22/ ya kagagas/ oleh saudaranya,
marang ing kadangira/ semua ingin menyusul,
arsa nusula prasami/ jangan ingkar,
aywa sulaya/ yen nemahana jika akan menemui kematian.
pati//

14. Samya gubel nunuwun kang 14. Semua terus meminta perintah,
pangandika/ sang Prabu Harimurti,
sang Prabu Harimurti/ dengan cara ditangisi,
samya tinangisan/ Raja Kresna,
sira narendra Kresna/ Hei, sudah jangan ada yang
heh wus aywana prihatin/ bersedih,
pan kadangira/ sebab saudaramu,
nora tumekeng pati// tidak akan mati.

15. Mai ah antuk kanugrahaning 15. Bahkan mendapat anugrah


jawata/ dewata,
besuk praptane suci/ nanti datangnya suci,
iya pan siniyan/ karena disayangi,
de sang Suksma Kawekas/ oleh sang Sukma Kawekas,
winenang aliru dhiri/ dapat mengganti diri,
raga bathara/ berbadan dewa,
putus ing tingal ening// tembus pandangan jernih.

- 47 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

16. Uwis padha mariya aywa 16. Sudahilah jangan bersedih,


sungkawa/ semua hatinya menjadi tenang,
inggar tyasira sami/ hilang kesedihannya,
sirna susahira/ karena tadi mendengar,
dene wahu miyarsa/ petunjuk yang sebenarnya,
pangandika kang sayekti/ dari sang kakak,
saking kang raka/ rajadi Dwarawati.
nata ing Dwarawati//

17. Yata malih wuwusen sang 17. Diceritakan lagi sang Wrekudara,
Wrekudara/ di dasar samudra,
neng telenging jeladri/ sudah ditemui,
sampun pinanggiyan/ oleh dewa kecil,
kalawan dewa bajang/ namanya Dewaruci,
paparabe Dewaruci/ seperti anak bermain,
lir lare dolan/ berkata dan bertanya pelan.
ngandika tatanya ris//

18. Heh ta Wrekudara apa 18. Hei Wrekudara apa yang kamu
karyanira/ kerj akan,
teka ing kene iki/ datang kesini,
apa sedyanira/ apa tujuanmu?
iya sepi ke /h.23/ wala/ di sini hanya sepi,
tan ana kang sarwa bukti/ tidak ada segala makanan,
mwang sarwa boga/ dan segala yang dimakan,
miwah busana sepi// serta pakaian tidak ada.

- 48 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

19. Among godhong aking yen 19. Hanya daun kering jika ada yang
ana kumleyang/ melayang,
tiba ing ngarsa mami/ jatuh di hadapanku,
iku kang sun pangan/ itu yang aku makan,
yen nora nora nana/ jika tidak, tidak ada,
garjita tyasnya miyarsi/ hatinya terkejut mendengar,
sang Wrekudara/ sang Wrekudara,
ngungun denya ningali// kagum melihatnya.

20. Dene bajang neng samudra tan 20. Karena ada anak kecil di samudra
parowang/ tanpa kawan,
cilik amenthik-menthik/ sangat kecil sekali,
iki ta wong apa/ ini orang apa?
gedhe sajenthiking wang/ besarnya sejari kelingkingku,
pangucape sru kumaki/ ucapannya keras dan kasar,
ladak kumethak/ lancang berlagak,
dene tapa pribadi// karena bertapa sendiri.

21. Lan maninge Wrekudara 21. Dan lagi Wrekudara yang datang,
ingkang prapta/ iya di sini,
iya ing kene iki/ banyak bahaya,
akeh poncabaya/ jika tidak bertaruh jiwa,
yen nora etoh pejah/ sungguh tidak akan sampai,
sayekti tan prapta ugi/ di sini, karena,
ing kene apan/ segalanya tiada.
sakalir sarwa mamring//

- 49 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

22. Nora urup lan ciptamu 22. Tidak sesuai dengan pikiranmu,
maripeksa/ tidak takut mati,
nora angeman pati/ suara ketinggian,
sabda kaluhuran/ di sini mana mungkin ada,
kene mongsa anaha/ sang Wrekudara kebingungan,
kewran sang Wrekudareki/ jawabnya,
sasahurira/ karena tidak tahu yang diperbuat.
dene tan wruh ing gati//

23. Dadya alon Wrekudara aturira/ 23. Wrekudara jadi menjawab pelan,
lah iya sira ugi/ dan kamu juga,
sang wiku lingira/ sang wiku, katanya,
lah iya sira uga/ dan kamu juga,
bebete Sanghyang Pramesthi/ keturunan Sanghyang Pramesti,
Hyang Girinata/ Hyang Girinata,
tura /h.24/ se kang sayekti// keturunan yang sebenarnya.

24. Saking Brama uwite kang para 24. Dari Brahma asalnya para raja
raja/ itu,
iya bapanireki/ itulah ayahmu,
turun saking Brama/ turun dari Brahma,
mencarken para raja/ menjadian para raja,
dene ibunira Kunthi/ sedangkan ibumu, Kunti,
kang darbe tedhak/ yang menurunkan,
iya sang Wisnumurti// yaitu sang Wisnumrti.

- 50 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

25. Mung patutan tetelu Ian 25. Hanya beranakkan tiga dengan
bapakira/ ayahmu,
Yudhistira pangarsi/ Yudistira pertama,
panenggake sira/ kedua yaitu kamu,
panengah Dananj aya/ terakhir Dananjaya,
kang roro patutan Madrim/ yang dua dengan Madrim,
jangkep Pandhawa/ genap Pandawa,
praptamu kene iki// datangmu kesini.

26. Iya Dhanyang Duma aken 26. Dhanghyang Durna yang


ngulatana/ menyuruh mencari,
tirta marta mahening/ air suci yang jernih,
iya gurunira/ yaitu gurumu,
kapituduh ing sira/ memberi petunjuk kepadamu,
iku kang sira lakoni/ itu yang kamu jalani,
mulane iya/ itulah sebabnya,
angel pratingkah iki// sulit pekerjaan ini.

27. Aja lunga yen tan weruh kang 27. Jangan pergi jika tidak tahu yang
pinaran/ didatangi,
lan aja mangan ugi/ dan jangan makan juga,
yen durung weruha/ jika belum tahu,
rasane kang pinangan/ rasanya yang dimakan,
aywa nganggo-anggo ugi/ jangan memakai juga,
lamun tan wruha/ jika tidak tahu,
apan ing busanadi// dengan pakaian yang bagus.

- 51 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

28. Weruha Ian tatakon bisane iya/ 28. Ketahuilah dan bertanya
lawan tatiron inggih/ sebabnya bisa,
dadi Ian tumandang/ dengan yang samar,
mengkono ing agesang/ jadilah bekerja,
ana jugul saking wukir/ begitulah dalam hidup,
arsa tuku mas/ ada pengganti dari gunung,
mring kemasan den wehi// ingin membeli emas,
ke pedagang emas diberi.

29. Lanceng kuning den ang /h.25/ 29. Lanceng kuning dianggap emas
gep kencana mulya/ mulya,
mengkono ingabekti/ begitulah disembah,
yen durung weruha/ jika belum tahu,
prenahe kang sinembah/ tempatnya yang disembah,
Wrekudara duk miharsi/ Wrekudara saat mendengar,
dheku noraga/ tertegun merenung,
dene sang wiku sidik// oleh sang wiku waskita.

30. Sarwi sila sentika andikanira/ 30. Dengan bersila, petunjuknya


sang Wrekudara met sih/ nyata,
nuwun jinatenan/ sang Wrekudara merajuk,
sintenta aran tuwan/ minta diberi nasehat,
dene neng ngriki pribadi/ siapakah nama tuan?
sang amurweng rat/ mengapa di sini sendiri,
ya ingsun Dewaruci// yang menguasai dunia,
akulah Dewaruci.

- 52 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

31. Matur alon pukulun yen 31. Berkata pelan, tuan jika
makatĕna/ demikian,
pun patik anuwun sih/ hamba memohon ampun,
ulun ingkang datan/ hamba yang tidak
wruh puruhiteng badan/ tahu pada yang dijadikan gum,
sasat sato wana inggih/ seperti binatang hutan,
tan montra-montra/ sungguh sanagta tidak
waspadeng badan suci// waspada dengan badan suci.

32. Langkung mudha punggung 32. Sangat bodoh dan dicela oleh
cinacad ing jagat/ dunia,
keksi-eksi ing bumi/ diperhatikan di bumi,
angganing curiga/ ibarat badan keris,
ulun tan pawerongka/ hamba tanpa warangka,
wecana kang tan pasiring/ ucapan yang tanpa tepi,
ya angandika/ lalu berkata pelan sang
aris sang Dewaruci//oo// Dewaruci.

- 53 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

V. DHANGDHANGGULA V. DHANGDHANGGULA
1. Lah ta Wrekudara dipun aglis/ 1. Lah Wrekudara, cepatlah,
lumebuwa guwa garbaning masuklah ke perutku,
wang/ terkejut mendengar ucapannya,
kagyat miharsa wuwuse/ Wrekudara tertawa,
Wrekudara gumuyu/ dengan terpingkal, katanya pelan,
pan angguguk turira aris/ karena tuan berbadan kecil,
dene paduka bajang/ hamba tinggi besar,
kawula gung luhur/ Wrekudara berbadan gunung,
Wrekudara a /h.26/ wak darimana jalannya saya masuk,
parbata/ kelingking mana mungkin cukup.
saking pundi margane kawula
manjing/
jenthik mongsa sedhenga//

2. Angandika malih Dewaruci/ 2. Dewaruci berkata lagi,


gedhe endi sira lawan jagad/ besar mana kamu dengan dunia?
kabeh iki sahisine/ semua ini dan seluruh isinya,
kalawan gunungipun/ dengan gunungnya,
samodrane alase sami/ samudra dan hutannya juga,
tan sesak lumebuwa/ tidak sesak meskipun masuk,
maring garbaningsun/ ke dalam perutku,
Wrekudara duk miharsa/ Wrekudara saat mendengar,
esmu ajrih kumel sandika tur dengan takut dan menyetujuinya,
neki/ masuk ke sang Rucidewa.
mengleng sang Rucidewa//

- 54 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

3. Iki dalan talingan ngong 3. Ini jalan telinga kiriku,


kering/ Wrekudara segera masuk,
Wrekudara manjing sigra- sudah tiba di dalam perutnya,
sigra/ melihat samudra besar,
wus prapta ing jro garbane/ tanpa tepi lalu termenung,
andulu samudra gung/ jauh terlihat samar,
tan patepi nglangut lumaris/ Dewaruci bertanya,
liyep adoh katingal/ hei, apa yang kamu lihat?
Dewaruci nguwuh/ sang Sena lalu berkata, sangat
heh apa katon ing sira/ jauh,
dyan umatur sang Sena inggih yang kulihat.
atebih/
katingal ing kawula//

4. Awang-awang kang kula 4. Awang-awang yang saya lihat,


tingali/ uwung-uwung jauh tak terkira,
uwung-uwung tebih tan hamba ke segala arah,
kantenan/ tersesat di utara selatan,
ulun saparan-parane/ timur barat tidak tahu,
amulet ing lor kidul/ atas, bawah, di depan,
wetan kilen nora udani/ dan di belakang,
ngandhap nginggil ing ngarsa/ hamba tidak tahu,
kalawan ing pungkur/ sangat bingung, sang Dewaruci
kawula datan uninga/ /h.27/ berkata,
langkung bingung ngandika jangan cemas hatimu.
sang Dewaruci/
aja maras tyasira//

- 55 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

5. Byar katingal ngadhep 5. Byar, dilihat menghadap


Dewaruci/ Dewamci,
Wrekudara sang wiku Wrekudara, sang wiku dilihat,
kawangwang/ cahayanya terlihat memancar,
umancur katon cahyane/ dan tahu utara dan selatan,
lawan wruh ing lor kidul/ timur barat sudah dilihat,
wetan kulon sampun kaheksi/ atas dan di bawah,
nginggil miwah ing ngandhap/ semua sudah terlihat,
pan sampun kadulu/ dan melihat matahari,
lawan andulu baskara/ hatinya lega dan sang wiku
eca tyase lawan sang wiku dilihat,
kaheksi/ di dunia terbalik.
aneng jagad walikan//

6. Dewaruci suksma ngandika 6. Dewaruci berkata pelan,


ris/ jangan berjalan, lihatlah,
aywa lumaku anduduluwa/ apa yang terlihat pada dirinya,
apa katon ing dheweke/ Wrekudara berkata,
Wrekudara umatur/ ada empat jenis warna,
wonten warni kawan prekawis/ terlihat oleh hamba,
katingal ing kawula/ semua tadi,
sadaya kang wahu/ sudah tidak terlihat,
sampun datan katingalan/ hanya empat jenis yang terlihat,
amung kawan prekawis hitam, merah, kuning, putih.
ingkang kaheksi/
ireng bang kuning pethak//

- 56 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

7. Dewaruci suksma ngandika 7. Dewaruci berkata pelan,


ris/ yang pertama kamu melihat
ingkang dhihin sira anon cahaya,
cahya/ sangat jelas (namun) tidak tahu
gumawang tan wruh arane/ namanya,
poncamaya puniku/ pancamaya itu,
saj atine ing tyas sayekti/ sesungguhnya di dalam hati,
pangareping sarira/ pemimpin badan,
tegesing tyas iku/ hati itu artinya,
ingaranan muka sipat/ dinamakan sifat yang terdepan,
kang anuntun marang sipat yang menuntun kepada sifat yang
kang sajati/ sejati,
ing sejatining sipa /h.28/ til dalam sejatinya sifat.

8. Mongka tinulat aywa lumaris/ 8. yang dilihat jangan pergi,


awasena rupa aja samar/ perhatikan rupanya jangan salah,
kuwasaning tyas empane/ tempat kuasanya hati,
tingaling tyas puniku/ yang dilihat oleh hati itu,
anengeri marang sejati/ menandai pada yang sejati,
enak sang Wrekudara/ sang Wrekudara senang,
amiharsa wuwus/ mendengar perkataan,
lagya medem tyas sumringah/ sedang tenang, hatinya senang,
dene ingkang ireng abang adapun yang hitam, merah,
kuning putih/ kuning, putih itu,
iku durgamaning tyas// itu bahayanya hati.

- 57 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

9. Sahisine jagat amepeki/ 9. Seluruh dunia memenuhi,


iya ati kang telung prakara/ hati yaitu tiga perkara,
pamurunging laku dene/ yang menghalangi laku, adapun,
kang bisa misah iku/ yang dapat memisah itu,
pasthi bisa awor ing gaib/ pasti dapat bersatu dalam gaib,
iku mungsuh ing tapa/ itu musuh dalam bertapa,
ati kang tetelu/ hati yang tiga,
ireng abang kuning samya/ hitam, merah, kuning, semua,
ingkang nyegah cipta karsa yang mencegah cipta karsa yang
kang lestari/ abadi,
pamoring suksma mulya// persatuannya sukma mulya.

10. Lamun nora kawilĕt ing katri/ 10. Jika tidak dibelit oleh ketiganya,
yĕkti sira maworing kawula/ sungguh kamu bersatu dengan
lĕstari ing panunggale/ hamba,
poma den awas emut/ abadi dalam persatuannya,
durgama kang munggweng ing oleh sebab itu agar awas dan
ati/ ingat,
pangwasaning wĕruha/ bahaya yang ada dalam hati,
wiji-wijinipun/ ketahuilah kekuasaannya,
kang irĕng luwih prayoga/ masing-masingnya,
pangwasane arĕngĕn sabarang yang hitam lebih baik,
runtik/ kekuasaannya mendengar semua
andadra ngombra-ombra// nafsu,
yang membara membabi-buta.

- 58 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

11. Iya iku ati kang ngadhangi/ 11. Yaitu hati yang menghalangi,
ambu /h.29/ ntoni marang menutupi kepada kebaikan,
kabĕcikan/ yang hitam itu pekerjaannya,
kang irĕng iku gawene/ adapun yang merah itu,
dene kang abang iku/ yaitu menunjuki nafsu yang tidak
iya tuduh nĕpsu tan bĕcik/ baik,
sakehing papenginan/ segala keingingan,
mĕtu saking iku/ keluar dari itu,
panasten panas baranan/ panas hati, iri dengki,
ambuntoni marang ati ingkang menutupi pada hati yang ingat,
eling/ pada kewaspadaan.
marang ing kawaspadan//

12. Dene iya kang arupa kuning/ 12. Adapun yang berupa kuning,
kuwasane kang gulang kekuasaannya yang melatih
sabarang/ semua,
cipta panarima kabeh/ cipta menerima semua,
panggawe amrih tulus/ perbuatan yang mencari tulus,
ati kuning ingkang ngandhĕgi/ hati kuning yang menghentikan,
mung panggawe pangrusak/ hanya perbuatan merusak,
binanjung jinurung/ didesak didorong,
mung kang putih iku nyata/ hanya yang putih itu nyata,
amung suci datan nika datan hanya suci tidak ini tidak itu,
niki/ berani berbuat kebaikan.
prawira tingkah arja//

- 59 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

13. kalĕstaren momoring kapti/ 13. Hanya itu yang bisa menerima,
iku mungsuh titiga/ pada tanda sejatining bentuk,
tur samya gung agung/ tempat menerima anugrah,
balane ingkang titiga/ yang dapat berbuat,
ingkang putih tan parowang kelanggengan bersatu dengan
amung siji/ keinginan,
mila agung kasoran// musuh tiga itu,
Lamun bisa iya nĕmbadani/ semuanya besar-besar,
marang susukĕr iya tĕlung ketiga itu adalah teman,
prakara/ yang putih tanpa teman hanya
sida ing kono pamore/ satu,
tan patuduhan iku/ maka kalah besar.

14. ing pamore kawula gu /h.30/ 14. Jika sampai dapat menghindari,
sti/ terhadap kotoran tiga jenis itu,
Wrĕkudara miharsa/ maka disitu bersatunya,
sĕngkud pamrihipun/ yang tak dapat ditunjukkan itu,
sangsaya birahinira/ bersatunya hamba dengan Tuhan,
saya marang kahuwisaning Wrekudara mendengar,
ahurip/ semangat ingin tahu,
sampurnaning panunggal// semakin bernafsu,
menuju pada akhir kehidpan,
sempurnanya penyatuan.

- 60 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

15. Sirna patang prakarana malih/ 15. Sirna empat bagian lagi,
urup siji wowolu kang warna/ tukar satu delapan warnanya,
Wrĕkudara aturnire/ kata Wrekudara,
punapa wastanipun/ apa namanya?
urup siji walu kang warni/ tukar satu delapan warnanya,
pundi ingkang sanyata/ bagaimana yang sebenarnya?
rupa kang satuhu/ bentuk yang sesungguhnya,
wontĕn kadya rĕtna muncar/ ada seperti permata memancar,
wontĕn kadya maya-maya ada seperti samar-samar
angebati/ mengagumkan,
wontĕn abra markata// ada yang (seperti) berlian
bersinar.

16. Mahbudingrat Dewaruci 16. Dewaruci yang menguasai dunia


angling/ berkata,
iya iku sajatining rupa/ itulah sejatinya bentuk,
saliring warna tĕgĕse/ segala warna artinya,
iyana ing sireku/ yaitu ada pada dirimu,
lawan ana ingsining bumi/ dan ada dalam isi bumi,
kang aneng angganira/ yang ada dalam badanmu,
lawan jagad agung/ dan dunia besar,
jagad cilik nora beda/ dunia kecil tidak berbeda,
purwa ana lor kulon kidul awalnya ada timur, utara, barat
puniki/ dan selatan,
wetan luhur mangandhap// timur atas dan bawah.

- 61 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

17. Miwah abang putih irĕng 17. Serta merah, putih, hitam, dan
kuning/ kuning,
iya uripe ingkang buwana/ itulah hidupnya dunia,
jagad cilik jagad gĕdhe/ dunia kecil dan dunia besar,
pan padha ingsĕnipun/ keduanya sama isinya,
tinimbangkĕn ing sira iki/ ditimbang pada dirimu,
yen ilang warnan ingkang/ jika hilang warnanya,
jagad sadayeku/ seluruh dunia itu,
saliring rupa /h.31/ tan ana/ segala bentuk tidak ada,
kinumpulkĕn aneng rupa kang dikumpulkan pada satu bentuk,
sawiji/ tidak lelaki tidak perempuan.
tan kakung tan wanudya//

18. Kadya tawon gumana puniki/ 18. Seperti lebah gumana ini,
ingkang asawang puputran yang terlihat puputran olehmu,
dĕnta/ ayo lihatlah itu,
lah payo dulunĕn kuwe/ Wrekudara melihat,
Wrĕkudara andulu/ yang seperti puputran gading,
ingkang kadya puputran cahaya memancar berkilauan,
gadhing/ bersinar seperti pelangi,
cahya mancur kumilat/ apakah itu?
tumeja ngunguwung/ bentuk zat yang hendak dilihat,
punapa inggih punika/ bentuk yang sejati.
warnining dat kang pinrih
dipun ulati/
kang sajatining rupa//

- 62 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

19. Anahuri aris Dewaruci/ 19. Dewaruci menjawab pelan,


iku dudu ingkang sira sĕdya/ itu bukan yang kamu tuju,
kang mumpuni ambĕg kabeh/ yang melampaui atas semua,
tan kĕna sira dulu/ tidak dapat kamu lihat,
tan parupa datan pawarni/ tanpa bentuk tanpa warna,
tan gatra tan satmata/ tak berbadan tak dapat dilihat,
iya tan padunung/ juga tanpa tempat tinggal,
mung dumunung ingkang hanya bertempat tinggal pada
awas/ yang awas,
mung sasmita aneng ing jagad hanya tanda pada dunia yang
mĕpĕki/ memenuhi,
dinumuk datan kĕna// tidak dapat dipegang.

20. Dene iku kang sira tingali/ 20. Adapun yang kamu lihat itu,
kang asawang puputran yang terlihat puputran mutiara,
mutyara/ yang cahaya berkaliauan,
ingkang kumilat cahyane/ menyala berkobar,
angkara-kara murup/ itulah pramana namanya,
pan pramana arane singgih/ hidupnya badan,
uripe kang sarira/ pramana itu,
pramana puniku/ bersatu dalam badan,
tunggal ana ing sarira/ tetapi tidak ikut senang dan
nanging datan milu suka lan sedih,
prihatin/ tempatnya ada di badan.
ĕnggene aneng raga//

- 63 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

21. Datan milu mangan turu 21. Tidak ikut makan dan juga tidur,
nĕnggih/ dan tidak ikut sengsara,
lawan nora milu lara /h.32/ jika itu pisah tempatnya,
lapa/ ragamu tak berdaya,
yen iku pisah ĕnggone/ badanmu lungkrah,
raganira ngalumpruk/ itulah yang berkuasa,
yenti lungkrah badanireki/ mengalami rasanya,
ya iku kang kawasa/ dihidupi oleh sukma,
nandhang rasanipun/ yaitu diberi anugrah merasakan
inguripan dening suksma/ hidup,
iya iku sinung sih anandhang diaku rasanya zat.
urip/
ingakĕn rahsaning dat//

22. Iku sinandhangkĕn ing sireki/ 22. Itu disematkan pada dirimu,
nanging kadya simbar neng tetapi seperti anggrek di
kĕkaywan/ pepohonan,
ana ing raga ĕnggone/ ada di badan tempatnya,
uripe pramaneku/ hidupnya pramana itu,
inguripan ing suksma dihidupi oleh sukma adanya,
nenggih/ menguasai badan,
misesa ing sarira/ sang pramana itu,
sang pramana iku/ jika mati ikut hilang,
yen mati milu kaleswan/ lalu jika hilang sukma badannya,
lamun ilang suksmane sarira hidupnya sukma mulya.
nuli/
uriping sukma mulya//

- 64 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

23. Sirna iku iya kang pinanggih/ 23. Sirna itu yang ditemui,
uriping suksma ingkang hidupnya sukma yang
sanyata/ sebenarnya,
kaliwatan upamane/ ibarat dilewati,
lir rahsa ning kamumu/ seperti sperma di daun kamumu,
kang prĕmana amrĕtandhani/ pramana memberi tanda,
tuhu tunggal pinongka/ sungguh menjadi tunggal,
jinatyan puniku/ itu diabadikan,
umatur sang Wrĕkudara/ sang Wrekudara berkata,
inggih pundi warninipun kang bagaimana bentuk yang
sayĕkti/ sebenarnya?
Dewaruci ngandika// Dewaruci berkata.

24. Nora kĕna iku yen sira mrih/ 24. Itu tidak dapat jika kamu tuju,
lawan kahanan samata-mata/ dengan keadaan semata-mata,
gampang angel pirantine/ gampang dan sulit perangkatnya,
Wrĕkudara umatur/ /h.33/ Wrekudara berkata,
kula nuwun pamĕjang malih/ hamba mohon pelajaran lagi,
inggih kĕdah uninga/ sungguh harus tahu,
babar pisanipun/ segalanya,
pun patik ngaturkĕn pĕjah/ hamba menyerahkan hidup,
ambĕbana anggen-anggen meminta pakaian yang pasti,
ingkang mĕsthi/ tuan jangan kesulitan.
sampun tuwan kangelan//

- 65 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

25. Yen makatĕn kula botĕn mijil/ 25. Jika demikian hamba tidak
sampun eca neng ngriki keluar,
kewala/ sudah enak di sini saja,
botĕn wontĕn sangsayane/ tidak ada kesusahannya,
tan niyat mangan turu/ tidak ingin makan dan tidur,
botĕn arip botĕn angĕlih/ tidak ngantyk dan tidak lapar,
botĕn ngrahos kangelan/ tidak merasa kesulitan,
botĕn ngĕrĕs linu/ tidak pegal linu,
amung nikmat lan mapangat/ hanya nikmat dan manfaat,
Dewaruci lingira iku tan kĕni/ kata Dewaruci, itu tidak boleh,
yen nora lan antaka// jika tidak dengan kematian.

26. Sangsaya sih sira Dewaruci/ 26. Dewaruci semakin kasihan,


marang ing kaswasih ing terhadap keinginan yang sedang
panĕdha/ kesusahan,
lah iya den awas bahe/ lah, kau perhatikan saja,
mring pamurunging laku/ pada yang menghentikan laku,
aywa ana karĕm sireki/ jangan kamu terhanyut,
den bĕnĕr kang waspada/ yang benar dan waspada,
ing anggĕpireku/ terhadap pikiranmu itu,
yen wus kasikĕp ing sira/ jika sudah kamu pahami,
aywa umung den nganggo jangan sombong, jika berkata
warah yen angling/ harus terarah,
iku reh papingitan// karena itu adalah rahasia.

- 66 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

27. Nora kĕna yen sira rasani/ 27. Tidak dapat kamu bicarakan,
lawan sama-samaning manusa/ terhadap sesama manusia,
yen nora lan nugrahane/ jika tidak dengan anugrahnya,
yen nora nĕdya padu/ jika tidak ingin bertengkar,
angrasani rarasan iki membicarakan cerita ini,
yateka kalahana/ semua itu kalahkanlah,
aywa kongsi banjur/ jangan sampai terlanjur,
a /h.34/ ywa ngadĕkkĕn sarira/ jangan meninggikan badan,
aywa krakĕt ing wisayaning jangan terbelit oleh godaan
ahurip/ hidup,
balik sikĕpĕn uga// ganti peganglah itu.

28. Wisayan ingkang marang ing 28. Godaan yang menuju kematian,
pati/ arahkanlah pada pemusatan
den kaesthi pamanthĕnging pikiran,
cipta/ bentuk yang sejatinya,
rupa ingkang sabĕnĕre/ meskipun dikeraskan dunia itu,
sinĕngkwa buwaneku/ hidup tidak ada yang
urip nora nana nguripi/ menghidupi,
datan antara mongsa/ tidak dapat berpisah,
iya ananipun/ itulah adanya,
mung dumunung ingkang hanya berada pada yang awas,
awas/ hanya tanda di dunia memenuhi,
mung sasmita aneng jagad tidak dapat dipisahkan.
angĕbĕki/
tan kĕna pisahĕna//

- 67 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

29. Datan waneh sangkanira 29. Tidak lain asalnya dahulu,


nguni/ tunggal yang membuat dunia,
tunggal sangakrĕtining mata dan mulutnya,
bawana/ ada pada dirimu,
pandulu pamiyarsane/ pendengarannya adalah sukma
pan aneng ing sireku/ yang utama,
pamriksane suksma kang yaitu tidak dengan telinga,
luwih/ penglihatannya,
iya tan lawan karna/ tidak dengan mata,
ing pandulunipun/ telinganya matanya yang dibuat
iya tan kalawan netra/ adanya pada dirimu.
karnanira netranira kang
kinardi/
anane aneng sira//

30. Lahiring suksma aneng sireki/ 30. Lahirnya sukma ada pada dirimu,
batining suksma kang aneng batinnya sukma yang ada
sira/ padamu,
iya mangkono patrape/ begitulah perbuatannya,
kadya wrĕksa tinunu/ seperti pohon dibakar,
ananing kang kukusing agni/ adanya asap dari api,
iya kalawan wrĕksa/ yaitu dengan pohon,
lir toya kalawan alun/ seperti air dengan ombak,
kadya menyak aneng puwan/ seperti minyak di dalam susu,
raganira ing reh obah lawan badanmu yang membuat gerak
osik/ dan goyah,
iya sarta nu /h.35/ graha// beserta dengan anugrah

- 68 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

31. Yen wruh aworing kawula 31. Jika mengetahui bersatunya


gusti/ hamba tuhan,
sarta suksma kang serta sukma yang dikehendaki,
sinĕdyahana/ oleh bentuk dalam badanmu
de warna neng sira gone/ tempatnya,
lir wayang sarireku/ badanmu seperti wayang,
saking dhalang solahing gerakan wayang dari dalang,
ringgit/ yang menjadi panggung dunia,
kang mongka panggung jagad/ layar sebagai badannya,
kĕlir badanipun/ bergerak jika digerakkan,
apolah lamun pinolah/ segala gerak berkedip,
sapolahe kumĕdhep myarsa mendengar dan melihat,
ningali/ berjalan dan berbicara.
tumindak lan angucap//

32. Kawisesa amisesa sami/ 32. Saling dikuasai dan menguasai,


datan antara paworing karsa/ tidak terpisah bersatunya
jĕr tan parupa rupane/ kehendak,
wus aneng ing sireku/ meski wujudnya tanpa bentuk,
upamane paesan jati/ sudah ada pada dirimu,
ingkang ngilo Hyang Suksma/ seperti kaca hias.
wayangan puniku/ yang mengaca Hyang Sukma,
kang ana sajroning kaca/ bayangan itu,
iya sira jĕnĕnging kawula iki/ yang ada di dalam kaca,
rupa sajroning kaca// itulah kamu sebagai hamba,
bentuk di dalam kaca.

- 69 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

33. Luwih gĕngnya kalĕpasan iki/ 33. Lebih besar kelepasan ini,
lawan jagad gĕdhe kalĕpasan/ dengan dunia besar kelepasan,
kalawan luwih lĕmbute/ serta lebih lembut,
salĕmbutaning banyu/ selembut air,
mĕksih lĕmbut kamuksan ugi/ masih lembut kemuksaan juga,
luwih alit kamuksan/ lebih kecil kamuksan,
saha liting tĕngu/ dengan kecilnya tengu,
pan mĕksih alit kamuksan/ masih tetap kecil kemuksaan,
liring luwih alit misesa sakalir/ ibarat lebih kecil menguasai
liring agĕng alitnya// segalanya,
perumpaan besar kecilnya.

34. Bisa nuksma ing lĕmbut lan 34. Dapat meresap dalam lembut dan
alit/ kecil,
kalimputan kabeh kang /h.36/ segala yang merangkak semua
rumangkang/ diliputi,
gumrĕmĕt iya tan pahe/ tidak ketinggalan yang melata,
kaluwiyan satuhu/ sungguh suatu kelebihan,
luwih denya ingkang nampeni/ lebih menerima,
tan kĕna ngandĕlĕna/ tidak dapat mengandalkan,
ing warah lan wuruk/ dalam petunjuk dan ajaran,
den bangĕt panguswanira/ perdalamlah pernafasanmu,
badanira wasuhĕn pragnyana badanmu cuci dengan mencari
ngungkih/ kebijaksanaan,
wruha rungsiting tingkah// agar tahu sulitnya pekerjaan.

- 70 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

35. Wuruk iku kang minongka 35. Ajaran itu yang menjadi biji,
wiji/ yang diajarkan yang menjadi
kang winuruk kang minongka papan,
papan/ seperti kacang dan kedele,
pama kacang lan kadhĕle/ disebarkan di batu,
sinĕbarna ing watu/ jika batunya tanpa tanah,
yen watune datan pasiti/ kehujanan kepanasan,
kodanan kĕpanasan/ pasti tidak tumbuh,
yĕkti nora thukul/ jika kamu bijaksana,
lamun sira wicaksana/ penglihatanmu hilangkan
tingalira sirnakna ananireki/ keadaanmu,
dadi tingale suksma// menjadi penglihatan sukma.

36. Rupanira swaranira nguni/ 36. Wajahmu, suaramu dahulu,


ulihĕna mring kang darbe kembalikan pada yang punya
swara/ suara,
jĕr sira ingangkĕn bahe/ karena kamu hanya mengaku
sisilih kang satuhu/ saja,
nanging aja duwe sireki/ sesungguhnya hanya meminjam,
pakarĕman kang liya/ namun kamu jangan mempunyai,
marang ing Hyang Agung/ keinginan yang lain,
dadi sarira pangeran/ kepada Hyang Agung,
obah mosikira iku dadi siji/ menjadi berbadan tuhan,
jĕr roro anggĕpira// segala tingkahmu itu menjadi
satu,
meskipun menurutmu dua.

- 71 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

37. Yen dadiya anggĕpira yĕkti/ 37. Jika sungguh menjadi


yen angrasa roro misih wawas/ anggapanmu,
kĕna ing rĕngu yĕktine/ jika merasa dua masih kawatir,
yen wus siji sawujud/ sebenarnya terkena oleh nafsu,
sakarĕntĕging tya /h.37/ s jika sudah tunggal wujud,
sayĕkti/ dalam setiap detak jantung
apa ciniptahana/ sebenarnya.
kang sinĕdya rawuh/ yang dinginkan datang,
wus kawĕngku aneng sira/ sudah ada dalam dirimu,
jagad kabeh jĕr sira kinarya seluruh dunia karena sebenarnya
yĕkti/ kamu yang dibuat,
gagĕnti den asagah// ganti yang disuguhi.

38. Yen wus mudhĕng pratingkah 38. Jika sudah paham pekerjaan ini,
kang iki/ sembunyikan dan tutupi,
den awingit sarta den asasab/ tutup bercampur tempatnya,
sasab amor panganggone/ tetapi dalam batinnya,
nanging ing batinipun/ setiap kedip tidak boleh lupa,
ing sakĕdhep tan kĕna lali/ luarnya tutupilah,
lahire sasabana/ pengetahuan empat perkara,
kawruh patang dhapur/ anggaplah semua,
padha anggĕpĕn sadaya/ kelimanya yang satu itu
kalimane kang siji iku prĕmati/ perhatikan,
kanggo ing kene kana// dipakai di sana dan di sini.

- 72 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

39. Liring mati sajĕroning urip/ 39. Seperti mati di dalam hidup,
iya urip sajĕroning pĕjah/ yaitu hidup di dalam mati,
urip bahe salawase/ hanya hidup selamanya,
kang mati iku napsu/ yang mati itu nafsu,
badan lahir ingkang nglakoni/ badan lahir yang menjalani,
katampan badan nyata/ diterima badan yang nyata,
pamoring sawujud/ bercampurnya dalam satu wujud,
pagĕhna ngrasa matiya/ pusatkan untuk merasa mati,
Wrĕkudara tyasira padhang hati Wrekudara terang menerima,
nampani/ wahyu kedatangan anugrah.
wahyu prapta nugraha//
apa yang dipikirkan?

40. Lir sasongka tawĕng ima riris/ 40. Seperti bulan tertutup kabut
praptaning wahyu ima nirmala/ hujan,
sumilak ilang rĕgĕde/ datangnya wahyu (seperti) kabut
angling malih tulya rum/ tak ternoda,
Dewaruci manis aririh/ tersibak hilang kotorannya,
tan ana aji paran/ berkata lagi seperti harum,
kabeh wus kawĕngku/ Dewaruci manis perlahan,
tan ana ingulatana/ tidak aji apapun,
kadikdayan kaprawiran wus semua sudah dikuasai,
kawingking/ tidak ada yang akan dicari,
kabeh reh /h.38/ ing ayuda// kekkuatan dan keberanian sudah
dilewati,
semua dikuasai dalam
peperangan.

- 73 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

41. Tĕlas wulangira Dewaruci/ 41. Sudah selesai ajaran Dewaruci,


Wrĕkudara ing tyas wus tan Wrekudara sudah tidak kawatir di
kewran/ dalam hati,
wruh marang gamane dhewe/ tahu terhadap senjatanya sendiri,
ardaning swara muluk/ nafsunya suara yang tinggi,
tan pahĕlar anjajah bangkit/ tanpa sayap dapat pergi ke mana-
sawĕngkon jagad driya/ mana,
uga wus kawĕngku/ seluruh dunia perasaan,
pantĕs pamatining basa/ juga sudah dikuasai,
upamane sĕkar maksih kudhup pantas sebagai pembunuh bahasa,
lami/ ibarat bunga masih kuncup lama,
mangkya sĕkar ambabar// sekarang bunganya tercium ke
mana-mana.

42. Tuwuh warnane lan gandaneki/ 42. Tumbuh warna dan aromanya,
wus kĕna kang ponca rĕtna sudah terdapat panca ratna,
mĕdal/ keluar,
saking ing guwa garbane/ dari dalam perutnya,
wus salin ngalamipun/ sudah ganti alamnya,
angulihi ngalame lami/ kembali ke alamnya yang lama,
Dewaruci wus sirna/ Dewaruci sudah lenyap,
mangkana winuwus/ begitulah diceritakan,
tyasira sang Wrĕkudara/ hati sang Wrekudara,
lulus saking gandaning kasturi lulus dari baunya kasturi,
jati/ tempatnya hati sudah hilang.
papaning tyas wus sirna//

- 74 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

43. Wus lĕksana salĕkĕring bumi/ 43. Sudah berjalan di seluruh bumi,
ujar bahe wruh patakonira/ ucapan saja tahu pertanyaannya,
niring wardaya malane/ tidak ada kotoran dalam hati,
mung panarima mungguh/ hanya menjadi penerimaan,
kadyanggane nganggo sutradi/ seperti memakai kain sutra yang
maya-maya kang slira/ bagus,
rehning kang sarwa lus/ badannya samar-samar,
sinuksma mas ingĕmasan/ disebabkan oleh yang serba
arja sotya sining sotya manik- halus,
manik/ diresapi oleh emas yang diemasi,
wruh pahekaning tingkah// mutiara yang indah dan permata,
tahu yang menipu perbuatan.

44. Mila sumping bra puspa 44. Oleh sebab itu bersumping bunga
krĕnadi/ indah,
winarnendah kinteki sumekar/ diwarnai indah (seperti) surat
kasturi jati namane/ mengembang,
pratondha /h.39/ datan kurup/ namanya kasturi sejati,
ing pangwikan kenaka lungit/ pertanda tidak sesuai,
angungkabi kabisan/ dalam pengetahuan kuku runcing,
kawruh tan katiru/ mengungkapkan kepandaian,
poleng bang bintulu lima/ pengetahuan tidak ditiru,
pan winarna gora kawilĕt tulya poleng merah biru lima,
sri/ sebab diwarnai besar dililit
lan tingal kampuhira// seperti indah,
dan lihat kainnya.

- 75 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

45. Mongka kahemut katon ing 45. Maka diingat yang terlihat
nguni/ dahulu,
titiga duk neng jroning kang tiga saat ada di dalam perut,
garba/ Dewaruci pengingatnya,
Dewaruci pangengĕte/ merah, kuning, dan hitam itu,
bang kuning irĕng iku/ penghalang laku yang
pamurunge laku ngadhangi/ menghadang,
kang aputih ing tĕngah/ yang putih di tengah,
sidaning pangangkuh/ menjadi sebagai perengkuh,
kalimeku kang ginanjar/ kelimanya itu yang diganjar,
wus kahasta sanalika aywa sudah dibawa seketika jangan
lali/ lupa,
ulun tuhu ambĕgnya// hamba sungguh hatinya.

46. Sangking sangĕte karya ling 46. Karena dengan sangat membuat
aling/ penutup,
pambikasing sumĕngah penghilang yang merasa curiga,
jubriya/ dipusatkan siang dan malam,
kaesthi siyang dalune/ sebab banyak mendengar,
pan kathah denya ngrungu/ perbuatan para resi,
pratingkahe kang para rĕsi/ yang terkena kesalahan,
kang samya kaluputan/ dalam pikirannya,
ing panganggĕpipun/ penyengat dalam
pangantub ing kawruhira/ pengetahuannya,
wus abĕnĕr wekasan mati tan sudah benar akhirnya mati tidak
dadi/ jadi,
kawilĕt ing tatapan// dikerjakan di pertapaan.

- 76 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

47. Ana ingkang mati dadya pĕksi/ 47. Ada yang mati menjadi burung,
among amrih pencokan hanya ingin mencari tempat
kewala/ hinggap saja,
kayu kang becik warnane/ kayu yang baik warnanya,
angsana nagasantun/ angsana nagasari,
tanjung ana ingkang waringin/ tanjung dan ada beringin,
kang aneng tĕngah pasar/ yang ada di tengah pasar,
ĕngku[k] mangkruk- burung engkuk menganggu-
mangkruk/ angguk,
angungkuli ing sapasar/ di atas seluruh pasar,
pindha-pindha kamukten sa seperti hanya mencari kemulyaan
/h.40/ pele pinrih/ yang kecil,
kasasar kabalasar// kesasar terjerumus.

48. Ana ingkang anitis paraji/ 48. Ada yang menitis pada para raja,
sugih rajabrana miwah garwa/ kaya harta dan istri,
ana kang nitis putrane/ ada yang menitis ke putranya,
putra kang arsa mĕngku/ putra yang akan menguasai,
karĕmĕne wong siji-siji/ keinginan masing-masing orang,
samyantuk kaluwiyan/ semua mendapat kelebihan,
ing panitisipun/ dalam penitisannya,
yen mungguh sang Wrĕkudara/ namun bagi Wrekudara,
dereng arsa among amrihing belum ingin mengumbar
pribadi/ keinginan sendiri,
sadayeku ingaran// semuanya itu dinamakan.

- 77 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

49. Tibaning kang pona kang tan 49. Jatuhnya yang sementara yang
pasthi/ tidak pasti,
durung jumĕnĕng janma belum menjadi manusia utama,
utama/ yang demikian itu sesungguhnya,
ingkang mĕngkono yĕktine/ perasaannya menemukan,
pangrasane anĕmu/ senang, kaya namun tidak tahu
suka sugih tan wruh ing yĕkti/ sebenarnya,
yen nuli nĕmu duka/ lalu jika menemui duka,
kabanjur kalantur/ terlanjur melantur,
sanggone nitis kewala/ hanya menitis sedapatnya saja,
tan pawĕkas kangelan tan tiada akhir kesulitan tidak
nĕmu hasil/ menemukan hasil,
tan bisa babar pisan// tidak bisa sama sekali.

50. Yen luputa anyakrabawani/ 50. Meskipun lepas memikirkan,


iya pakarĕman duk kang kuna/ yaitu keinginan pada jaman dulu,
ing mati maring tibane/ dalam kematian jatuhnya,
ing kono tibanipun/ di sana jatuhnya,
nora kuwat prapta ing pati/ tidak kuat sampai pada kematian,
keron pan kasamaran/ kerak karena tertutup,
maksih pawor sambu/ masih bercampur karena
abote olah kamuksan/ menyamar,
nora kĕna tolih bapa anak rabi/ beratnya melakukan muksa,
sajrone mrih wĕkasan// tidak dapat menengok ayah,
anak dan istri, di dalam mencari
pengakhiran.

- 78 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

51. Yen luputa pantakaning bumi/ 51. Meskipun lepas kematian dunia,
lĕhĕ[ng] si yen aywa dadi lebih baik jika tidak menjadi
janma/ /h.41/ manusia,
sato gampang pratingkahe/ hewan mudah pekerjaannya,
sirnane tan patutur/ hilangnya tanpa kesadaran,
pan wus aris bĕnĕr ing kapti/ karena sudah pelan sekali pada
langgĕng tan pakarana/ kehendak,
roga buwaneku/ langgeng tanpa sebab,
amĕnĕng tan kadya sela/ berbadan dunia itu,
ĕningira apan nora kadi warih/ diam tidak seperti batu,
prapta tan patuduhan// heningnya tidak seperti air,
datang tanpa dapat dijelaskan.

52. Lening pandhita ana 52. Selain pendeta ada yang


nganggĕpi/ menganggap,
ing kamuksan inggih pada muksa yang diharuskannya,
pĕksanira/ memelihara kependetaannya,
anj<a>ngkung kasutapane/ mengira dapat direngkuh,
nyana kĕna den angkuh/ tanpa petunjuk hanya tapanya
tan patuduh mung tapaneki/ saja,
tan pawit puruhita/ tanpa awal mencari guru,
suwung abaruwung/ kosong melompong,
mung tĕmĕn kaciptanira/ hanya pikirannya yang
durung antuk pratikĕl wuruk bersungguh-sungguh,
kang bĕcik/ belum dapat petunjuk perbuatan
pratingkah lalawora// yang baik, perbuatan campuran.

- 79 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

53. Tapanira kongsi raga runting/ 53. Tapanya sampai badan rusak,
wus mangkana denya mrih demikianlah dia mencari muksa,
kamuksan/ tidak sadar kematiannya,
datan patutur patine/ tidak percaya berhasil,
kamatĕngĕn tan pawuk/ oleh perbuatan yang abadi,
de pratikĕl ingkang lĕstari/ tapa itu sebagai,
tapa iku minongka/ ragi, karena hanya,
raragi pan amung/ ilmu yang menjadi ikan,
ngelmu kang minongka ulam/ tanpa ilmu apa iya, tidak jadi,
tan pangelmu apa iya nora jika ilmu tanpa tapa.
dadi/
yen ngelmu tan patapa//

54. Cĕmplang-cĕmplang nora 54. kurang rasa namun pasti terjadi,


wurung dadi/ asal tidak terikat oleh caranya
asal nora kawilĕt tatrapan/ mengerjakan,
kacagak sagung bekane/ ditiangai seluruh gangguan,
sayĕkti dadosipun/ sungguh jadinya,
apan akeh pandhita sandi/ karena banyak pendeta rahasia,
wuruke /h.42/ sinatĕngah/ ajarannya hanya setengah,
marang sahbatipun/ kepada temannya,
sabate landhĕp priyongga/ temannya tajam sendiri,
kang linĕmpit winĕdhar raose yang dilipat lalu dibuka
nuli/ rahasianya,
ngaturkĕn gurunira// menyerahkan pada gurunya.

- 80 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

55. Pamudhare mung grahitaneki/ 55. Pembukanya hanya perkiraannya


nguni-uni durung mambu saja,
warah/ sebelumnya belum mendapat
saking tan eca manahe/ petunjuk,
katur ing gurunipun/ karena tidak enak hatinya,
langkung ngungun manut yang diserahkan pada gurunya,
ngugĕmi/ sangat kagum turut mempercayai,
sinĕmatakĕn marang/ disematkan kepada,
pandhita gung agung/ pendeta yang besar,
wus pasthi anggĕp kang nyata/ sudah pasti menganggap nyata,
iku wahu nugraha tiba pribadi/ itu tadi anugrah jatuh sendiri,
sahbat ingaku anak// teman diaku anak.

56. Sinungga-sungga anggung 56. Dihormati dan selalu ditanya,


tinari/ kepada guru jika hendak
maring guru yen arsa mengajar,
mamĕjang/ tidak jauh tempatnya dekat,
tan tĕbih sinandhing gone/ teman menjadi guru,
sahbat atĕmah guru/ guru menjadi teman dalam batin,
guru dadya sahbat ing batin/ lepasnya perkiraan,
lĕpasing panggrahita/ anduk dan wahyu,
anduk sarta wahyu/ yaitu keduanya utama,
yeku utama kalihnya/ yang setengah belum sepenuhnya
kang satĕngah pandhita durung pendeta,
sayĕkti/ terburu-buru pengakuannya.
kasĕlak pangakunya//

- 81 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

57. Kudu tinut sahujare sami/ 57. Harus diikuti seluruh ucapannya,
dene ingkang lumaku adapun yang meminta disembah,
sinĕmbah/ tempatnya di puncak gunung,
neng pucaking gunung gone/ suaranya memanggil keras,
swaranira anguwuh/ memenuhi pertapannya ini,
angabĕki patapaneki/ jika ada orang yang datang,
yen ana wong kang marak/ pesannya ribut,
wĕkase abikut/ seperti gong yang dipukul,
lir gubar beri tinatab/ bergerontangan dibuka tanpa isi,
kumarampyang binuka datan yang berguru tidak mendapat
pahisi/ hasil.
tu /h.43/ na kang puruhita//

58. Aja kaya mangkono ahurip/ 58. Hidup jangan seperti itu,
badan iki dipun kadi wayang/ badan ini dijadikan seperti
kinudang neng panggu[ng] gone/ wayang,
arja tĕtali bayu/ dipuji-puji di panggung
padhang ingkang panggungireki/ tempatnya,
damar raditya wulan/ selamat bertalikan angin,
kĕlir ngalam suwung/ terang panggungmu ini,
kang anongga-nongga cipta/ pelita, matahari bulan,
dĕbog bumi tĕtĕpe adĕging layar, alam kosong,
ringgit/ yang menyangga-nyangga cipta,
sinongga mring kang nanggap// gedebog, bumi tempat berdirinya
Kang anaggap aneng dalĕm puri/ wayang,
datan mosik angolah sakarsa/ disangga oleh yang menanggap.
Hyang Pramana dhĕdhalange/
wayang pangadĕgipun/
ana kidul angalor tuwin/

- 82 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

59. Kang anaggap aneng dalĕm 59. Yang menanggap ada di dalam
puri/ rumah,
datan mosik angolah sakarsa/ tidak bergerak, mengerjakan
Hyang Pramana dhĕdhalange/ sekehendaknya,
wayang pangadĕgipun/ Hyang Pramana dalangnya,
ana kidul angalor tuwin/ wayang pemainnya,
mangkana kang sarira/ ada selatan dan utara,
ing sapolahipun/ lepasnya perkiraan,
pinolah akening dhalang/ anduk dan wahyu,
lumaku yen kinakonkĕn yaitu keduanya utama,
lambeh neki/ yang setengah belum sepenuhnya
linambehkĕn ing dhalang// pendeta,
terburu-buru pengakuannya.

60. Pangucape ingucapkĕn inggih/ 60. Ucapannya juga diucapkannya,


yen kumilat kinilatkĕn iya/ jika berkilat juga dikilatkan,
tinutur anuturke/ diceritai menceritai,
sakarsa karsanipun/ sekehendaknya,
kang anono[n]ton pinolah yang menonton juga digerakkan,
sami/ diperlihatkan oleh dalang,
tinonakĕn ing dhalang/ yang menanggap itu,
kang anangggap iku/ seluruh dunia mana mungkin
sajagad mongsana wruha/ akan tahu,
tan parupa kang nanggap tanpa bentuk yang menanggap di
aneng jro puri/ dalam rumah,
tan pawarna Hyang Suksma// Hyang Sukma tanpa warna.

- 83 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

61. Hyang Pramana denira 61. Hyang Pramana yang


ngaringgit/ menggerakkan wayang,
ngucapakĕn ing mengucapkan pada badannya,
sariranira//h.44/ tidak berbeda dalam
tan pahe ing patakane/ kematiannya,
wimbuh pan nora tumut/ ditambah karena tidak ikut,
ing sarira utamaneki/ dalam badan utamanya ini,
kang minyak munggeng minyak dalam susu,
puwan/ api di dalam kayu,
agni munggeng kayu/ nekat mati tidak ditunjuki,
andĕrpati tan katĕdah/ sang pramana seperti gosongnya
sang pramana lir gĕsĕnging kayu merah,
kayu pang brit/ landasannya seperti pohon.
landhĕsan pama wrĕksa//

62. Panggritane molah dening 62. Suaranya bergerak oleh angin,


angin/ gosongnya kayu keluar asapnya,
gĕsĕnging kayu kukuse mĕdal/ tidak lama apinya,
datan antara gĕnine/ api dan asap,
gĕni kelawan kukus/ semua keluarnya dari kayu,
saking kayu mijile sami/ demikianlah badan itu,
wruha eling duk kala/ dalam segala tingkahnya,
mula-mulanipun/ bergerak atas perintah dalang,
kabeh iki kang gumĕlar/ berjalan jika diperintah
pan saking etmanungsa tinitah melambai,
luwih/ dilambaikan oleh dalang.
apan ingangkĕn rahsa//

- 84 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

63. Mulya dhewe sagung kang 63. Mulia sendiri atas semua
dumadi/ makhluk hidup,
aja mengeng ciptanira tunggal/ jangan mundur ciptamu tunggal,
tunggal saparibawane/ sama segala tingkah polahnya,
isine buwaneku/ isi dunia itu,
anggĕp siji manungsa jati/ dianggap satu dalam manusia
mĕngku sagung kahanan/ sejati,
ing manusa iku/ menguasai segala keadaan,
den wruh wisesaning tunggal/ pada manusia itu,
anuksmani saliring jagad ketahuilah kuasanya tunggal,
dumadi/ merasuk pada semua makhluk
tekad kang wus sampurna// dunia,
tekad yang sudah sempurna.

64. Wus mangkana Wrĕkudara 64. Seteleh itu Wrekudara pulang,


mulih/ sudah merasuk ke dalam batin
wus tumameng ing batin yang terang,
lumarang/ badannya tidak lupa,
nora pangling sarirane/ pelesapan satu wujud,
panuksmaning sawujud/ yang di luar seperti penutup,
kang ing lahir sasab piningit/ karena sebagai kesatria,
reh sareh /h.45/ kasatriyan/ dikuasai dan dijalankan,
linakon winĕngku/ penyebabnya dunia perasaan,
pamurwaning jagad driya/ dikeluarkan namun batinnya
kalahiran batine nora kasilib/ tidak salah,
sato munggeng rimbagan// sudah sangat tepat sekali.

- 85 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

65. Pan wus tamat sĕrat Dewaruci/ 65. Sudah tamat serat Dewaruci,
sinĕrat kala dintĕn jumungah/ ditulis saat hati Jumat,
lĕgi kaping nĕm bĕlase/ Legi tanggal enam belas,
sawal alip kang tahun/ Sawal, tahun Alif,
wanci pukul satĕngah siji/ saat jam setengah satu,
tamating panurat/ ketahui ingat pada saat,
sangkalaning tahun/ awalnya,
lawang siwi naga tunggal/ semua ini yang digelar,
ingkang nurat priyanom karena dari manusia yang
kawĕlas asih/ ditakdirkan lebih,
saking Bagĕlen praja// sebab dibekali rasa.

66. Ing samangkya wontĕn ing 66. Saat ini ada di Betawi,
Batawi/ sedang menjalani pengajaran,
lagya anglakoni puruhita/ sekolah dokter Jawa,
sakolah dhoktĕr jawine/ ikut perintah guru,
nurut printahing guru/ mencari kebaikan namanya,
mangundi arjaning kang nami/ oleh sebab itu menulis,
milanira nanurat/ dibuat sebagai pelipur lara,
kinarya panglipur/ pikiran sangat gelap,
putĕking nala kalintang/ dalam dua bulan mendapat izin,
salĕbĕting dwi condra antuk dari pembesarnya.
prĕmise/
saking pangagĕngira//

- 86 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

67. Sakolahan ingkang nguwasani/ 67. Sekolahan yang menguasai,


mila ngantos samantĕn oleh sebab itu sampai sekian
laminya/ lama,
pan kinen sami angaso/ semua disuruh istirahat,
para murid sadarum/ para murid semuanya,
miwah kinen tuwi sudarmi/ juga disuruh mengunjungi
panĕdhane kang nurat/ orangtua,
dhumatĕng sĕdarum/ permintaan yang menulis,
kang maca tuwin kang myarsa/ kepada semuanya,
dipun agĕng pangaksamanira yang membaca serta yang
sami/ mendengar,
wit punggungnya kaliwat//oo// agar banyak permaafannya,
/h. 46/ karena sangat bodoh.

selesai ditulis,
dengan sengkalan tahun,
pintu, anak, naga, tunggal,
(9,1,81)
yang menulis pemuda yang
dalam kesedihan,
dari daerah Bagelen.

- 87 -
Daftar Pustaka

Behrend (ed.), T.E., 1998, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia:


Katalog induk naskah-naskah Nusantara Jilid 4. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia dan Ecole Francaise d’Extreme Orient.
Kramaprawira, 1880. Serat Dewarutji. Semarang: Van Dorp.
Mangunwijaya, 1928. Serat Dewaruci. Kediri: Tan Koen Swi.
Pigeaud, Theodore G. Th. 1967, Literature of Java: Catalogue Raisonne
Javanese Manuscripts in the Library of the University of Leiden and
Other Public Collections in the Netherland. The Hague: Martinus
Nyhoff.
Poerbatjaraka. (1952). Kapustakan Djawi. Djakarta: Penerbit Djambatan.
Poerwadarminta. (1939). Baoesastra Djawa. Groningen, Batavia: J.B Wolters.
Sudaryanto (Ed.). (1991). Tata Bahasa Baku Bahasa Jawa . Yogyakarta:
Dutawacana University Press.
West, M.L. (1973). Textual criticism and editorial technique, applicable to
Greek and Latin texts. Stutttgart: Teubner.
Zoetmulder, P.J. 1983, Kalangwan: Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang.
Jakarta. Penerbit Djambatan.

- 88 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

Catatan

3.9 suminggaha] sumigaha S

4.4 catheten] cathethen S 5.8 syakaratul] syakharatit S 6.6 temen]


themen S

7.1 Wrekudara duk puruhita ring] Wrekodara puruhita maring K;


Wrekodhara duk puruhita mring M 7.4 maring] marang K,M 7.5
Wrekudara mantuk wawarti] Wrekodara gya mantuk warti K;
Wrekodhara mantuk wewarti M 7.6 marang] maring M 7.7 pamit]
panggih K 7.8 sira prabu] sang aprabu K 7.9 mwang para ri katiga
nuju marengi] miwah ari katiga samya marengi K; kang para ri sadaya
nuju marengi 7.10 aneng ngarsaning raka] munggwing ngarsaning raka
K 8.1 Arya Sena matur ing rakaji] Arya Sena gya pamit rakaji K 8.5
duk miyarsa] amiyarsa K, M 8.6 cinipta prapteng naya] nyipta temah
babaya K; cinipta prapteng naya M 8.8 dyan] dan K 8.9 matur nembah]
nembah matur K 9.1 rilani] lilani K, M 9.2 rayi padukendra] ri dalem
punika K; rayi dalem kesahe punika M 9.3 datan] boten K 9.4 arya] ari
9.5 rilani] lilani K, M 9.6 watak] watan S; watak K.

9.8 pangendra sangsara] pangendra sangsaya K; mangendra sangsara


M 9.9 pasthi] Dhanyang K; Resi M 9.10 sirnane kang] sirnanipun K;
sirnane pra M 10.1 Wrekudara] Arya Sena K; Wrekodhara M 10.4 mong
sedya] wong nedya K, M 10.5 manunggale Hyang Otipati] panunggale
Hyang Otipati; panunggale Hyang Maha Suci M 10.7 sumemprung]
sumebrung K 10.8 sri narendra] sang aprabu K 10.9 mwang para ri
katiga ngungun tan sipi] miwah ari katiga angungun kadi K 10.10 lir
tinebak mong tuna] tinebak ing mong lepat K 11.1 tan winarna] tan

- 89 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

kawarna K.11.2 lampahira] lampahireng K 11.3 among] amung K 11.4


mung bajra sindhung riwut] ingiring sindhung lesus K 11.5 ambebener]
pan ambener K 11.6 munggeng ngarsa] munggwing ngarsa K 11.8
kagyat miris padedesan] kaget miris wong padesan K; kagyat miris
wong padesan 11.9 kang kaambah kapranggul dharodhog ajrih] kang
kapranggul andhodhok miris ningali K; kang kaambah kang kapranggul
dhodhok ajrih M 12.1 kathah segah tan ana tinolih] kweh pisegah pan
datan tinolih K; kathah pasegah dhatan tinolih 12.2 langkung andreng
prapteng Kurusetra] langkung adreng prapteng Kuruksetra K, M.

12.4 glising] glise K 12.6 pucak mubyar amuncar] pucak mutyara


muncar K, M 12.7 saking doh ngunguwung] sing mandrawa nguwung
K; sangking doh ngenguwung M 12.8 kumenyaring] gebyaring kang K;
kumembaring M 13.1 Suyudana] Duryudana K 13.2 Dhanyang Duma
prapteng jroning pura] Dhanyang Drona wus prapteng jro pura K;

Dhanyang Drona prapta ing jro pura M 13.3 Mandraka] Mondraka K, M


13.4 sang Sri Ngawongga tumut] ing Ngawongga tan kantun K; Prabu
Ngawongga tumut M 13.6 pra sami ingandikan] pra samya tinimbalan
K 13.7 prapteng jro kadhatun] wus prapteng kadhatun K; marang jro
kadhatun M 13.8 Sindusena] Sindunata K 13.9 Jayadrata] Jayajatra M
13.10 Ian] myang K 14.1 Raden Kuwirya Kurawa sekti ] Raden Kuwera
Korawa sami K 14.2 Rahaden Jayasusena] Raden Ariya Susena K 14.3
Raden Rekadurjayane] Durmaka Durjayane K 14.4 prapteng ngarsa
sang prabu] Burisrawa tan kantun K 14.5 mring] reh K; mrih M 14.6
sor] swuh K 14.9 aris] baris S

- 90 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

15.1 golong mangkana tur ira sami] golong pipis aturira sami K;
galong mangkono turira sami S 15.2 Raden Sudarma Luronggakara]
prasanta Ngastina sadaya K 15.3 anut rempeg samyature] rujuk rempeg
pirembage K 15.4 nanging sira sang prabu] sira ta sang aprabu M 15.5
Suyudana manggah ing galih] ing Ngastina menggah ing galih K;
Suyudana menggah ing galih M 15.6 datan pati ngarsakna] datan patya
ngarsakna K 15.7 ing cidrenireku] reh cidra ing laku K 16.1 obah kagyat
kang samya neng ngarsi] kagyat obah kang samya alinggih K; ebah
kagyat kang samya alinggih M 16.5 Dhanyang Drona sigra ngabekti]
marang Dhanyang Duma tur bakti K 16.6 rinangkul jangganira]
rinangkul lungayanya K 16.8 sira sida ngulatana] sira kaki apa sida K
16.9 ingkang tirta prawita sucining urip] angulati tirta sucining ahurip
K 16.10 yen iku kalakona] yen iku pinaggiya K 17.1 nirmala panggah
waseseng urip] wus sampuma ing agesang yakti K; nirmala panggih
wiseseng urip M 17.2 wus kapangku aji kang sampuma] nora nana
tumandhinga K; wus kawengku aji kang sampuma M 17.4 katuban
bapa biyung] ngahubi bapa babu K; ngahubi bapa biyung M

17.8 Arya Sena matur nembah] Wrekodara sahurira K 17.10 nunten


paduka tedahna] mugi dipun tedahna K 18.1 prenahipun kang er adi
ening] inggih nunten kawula lampahi K 18.2 sang Resi Duma Mojar
ing Sena] sapitedah sang resi gya mojar K; Resi Duma mojar marang
Sena M 18.3 adhuh putraningsun angger] adhuh anakingsun angger K
18.4 enggone kang toyanung] asanget parikudu K 18.5 pan ing wana
tikbra sareki] nucekaken badanireki K 18.7 sanget parikudu] enggone
kang banyu K 18.8 nucekaken badanira] pan ing wana Tikbrasara K
18.9 ulatana loring. Gadamadaneki] ulatana soring Gondamadaneki K,
M 18.10 ing wukir Condramuka] ing gunung Condramuka K 19.3 tuhu
er ning prawitane] tuhu awingit sanane K; tuhu er ing prawitane S 19.6

- 91 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

trustha sang Wrekudara] tustha sang Wrekodara K 19.8 mring Duma


mring Suyudana] mring Drona myang Duryudana K 19.9 angandika
sira Prabu Kurupati] angandika sang aprabu Kurupati K

20.1 bok kasasar denira ngulati] bok kasasar donirang ngulati K 20.2
dene panggonane tan tetela] panggonane ewuh tan tetela K 20.4 pepeka]
weweka S 20.6 umesat saking pura] sang Sena gya umesat K; amesat
saking pura M 20.7 sigra reh sumengkud] sing pura sumengkud K 20.8
kang kari aneng] kang tinilar neng K; kang maksih aneng M 20.9 sarwi
mesem Nateng Mondraka] samya mengsem nateng Mandraka K, M
20.10 polahe ika] polahe baya K 21.2 dene kanggonan reksasa krura]
kaunggwanan raksasa makrura K 21.5 ditya kalih] de ditya dwi K 21.8
ngrasa nutug ubayanya] ngrasantuk upayanira K 21.9 sukan-sukan
boja drawina menuhi] suka-suka bogandrawina menuhi K 1.1 sang
Wrekudara] sang Sena tandya K 1.2 lajeng ngambah] ngambah wana K
1.5 tirta erring pamungkas wekasing guru] meng tirta ning pamungkas
wekasing guru K 1.6 marga] margi S.

2.2 tembing] tambir S K 2.4 jurang pereng] jurang rejeng K 2.5 sarta]
sarya K, M 2.5 lumung] lumung S 2.6 mwang enggar katiban wreksa]
enggar katibanan warsa K; myang enggar katiban warsa K 3.2 pan
kang warsa ing mongsa catur asri] pan kawarsan ing masa catur asri
K 3.3 anjrah pamewah rum-arum] anjrah padma wah rum-arum K 3.5
bogem pudhak] bagem banas S 3.6 angsana] angsoka K 3.7 wilapa]
wilaja K, M 4.1 ingkang] kanang K 4.2 araras] mangraras K 4.3 argulo
sekar] argulo mawar K; argula mekar M 4.5 nagapuspa angsoka melathi
tanjung] nagapuspa malathi kalawan tanjung K 4.6 prabusetmata]
babusatmata S; prabuset miwah K 4.7 kanang kenonga kumuning]
kalak kananga kamuning K; lawan kananga kumuning 5.1 awan]

- 92 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

marga K 5.2 manambrama] anambrama K 5.3 umung] lumung S, M 5.4


angler] anglwir K 5.5 marga] margeng K 5.6 nrapatmaja] pastratmaja S;
Partatmaja K 5.7 lengleng ngulati toyaning] nglangut ngulati tirtadi K

6.4 inggaran kabaskaran] enggaring kabaskaran K, M 6.5 lir anunjang


kasandhung sukuning gunung] nerang nunjang manyandhung sukuning
gunung K; nerang nunjang kasandhung sukuning gunung M 6.6 galasah]
amblasah K; balasah K 7.1 saisining wana] saking sining wana K 7.2
poncawora] poncaroba S 7.3 kabarasat mawur] kabrasat kweh mawur
K 7.5 saking genge ampuhan sato kabentus] dening genge ampuhan
sato kabentus K 7.6 kidang-kidang malbeng jurang] kidang-kidang
matyeng jurang M 7.7 tibeng parang angemasi] tibeng parang kweh
ngemasi K 8.1

andaka keh tibeng jurang] andaka kweh krangkang-rangkang K 8.2


bujongga geng amrih mulet kang nguwit] bujongga geng kweh mulet
uwit-uwit K 8.3 rungkating wreksa karangkut] wreksa marungkad
karangkud K 8.6 ajar samya kapalajar] ajar-ajar kapalajar K 9.2
kuthetheran pathake pothar-pathir] kathetheran pothar-pothar pathir K
9.3 barangkang akeh mrekungkung] amerangkang kweh markungkung
K

9.4 sanget katisen] dahat katisen K 9.5 kaplayu] lumayu K; keplayu


M 9.6 welancang wewasi singsal] dalancang mangsi kasingsal K.,
M 10.1 kang muja] pamujan K 10.3 sari sugonda] sarining gonda K
10.5 prapteng wukir Condramuka] Sena prapteng Condramuka K
11.1 karempak] rinempak K; kageman M 11.2 balasah] amblasah K
11.3 toya] tirta K 12.1 dhinungkar] kadhungkar M 12.2 gigirisi] giri-
giri K 12.4 gandane] gandanireng K; gandaning M 12.5 katgada Sang

- 93 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

Rukmakala arsa metu] dam kadgada sang ditya dwi sareng metu K
12.6 ngerik angrik lir bathara] ngrik mangrik lir Sang Hyang Kala K
12.7 Berawa anggempur bumi] bira warsa gempur bumi K; Berawa ing
gempur bumi M.

13.1 lir] lwir K 13.2 lir lodra kalamurti] lwor Rodra Kalamurti K;
Kalarodramurti M 13.3 gumuruh] gumuntur K, M 13.5 wukir panggah
asm muwus] sela panggah sm muwus K; binandheming ing wukir asm
amuwus M 13.6 heh kok dhik ditya bebaya] heh ko ditya saha baya K
13.7 mursila karma mrih pati] dursila amamrih pati K 14.1 Rukmuka
Ian Rukmakala] sang Rukmuka Rukmakala K, M 14.2 asm muwus
manungsa mangko mati] sru denya ngling manusa mengko mati K 14.3
dursila budimu luput] dursila dhustha amuput K 14.4 dhustha ngrusak
goning wang] ngrusak wukir goning wang K 14.5 sang Wrekudara
tinubruk] Wrekodara gya tinubruk K 14.6 tan obah panggah] panggah
tan obah K 14.7 kinemah-kemah tan usik] sinebrak-sebrak tan osik
K; sinebrak-sebrak tan mosik M 15.1 datan tumama ing ongga] sela
tan tumameng ongga K, M 15.2 sirna] curna K,M 15.3 dadya anahut
sumebut] kadi andaka gumebrug K 15.6 sang Rukmuka angganira
anggalepung] Rukmakala angganira anggalepung 15.7 Rukmuka
sampun ngemasi] Rukmakala wus ngemasi K 16.1 Rukmakala ngrik
manrajang] Rukmuka mamuk manunjang K 16.2 wus] gyaK

16.4 sumyur rahnya sumebar] sumyur rah sumamburat K 16.5 sareng


pejah Rukmuka Rukmukaleku] sapejahe Rukmuka Rukmukala wus K
16.6 bangkene] wangkene K 16.7 jer samya jawata luwih] jer kalihna
dewa sami K 17.4 guwa] wukir K 17.5 yata wahu sang Bayutenaya
wuru] yata wahu sang Sena saya awuru K 17.7 toya tan ana pinanggih]
kang tirta datan pinanggih K 18.1 sadangunira ngupaya] dangu denya

- 94 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

ngupaya K 18.2 gunung-gunung kawur den obrak abrik] jurang gunung


alas den obrak abrik K 18.4 kendel soring mandera] ngadeg soring
mandira K, M 18.5 ngupaya] ngulati K 18.6 prawita dangu tan ana]
pawitra dangu tan panggya K; pawitra dangu tan angsal M 18.7 miyarsa
swara dumeling] nulya na swara dumeling K 19.1 darbe] duwe M 19.2
adhuh putuningsun liwat kaswasih] putoningsun liwat kawelas asih K
19.3 ngupaya nora kapangguh] ngulati datan katemu K 19.6 sangsayeku
polahira] sangsayeku polah ila S; sangsaya tuhu solahfia K

20.2 dene boten kaeksi dening kami] tan katingal amung swara kapyarsi
K 20.4 kawula gih sumongga] ulun inggih sumongga K 20.5 kepangguh]
katemu K 20.7 kami] mami K, M 21.2 ya katengsun karo jawata luwih]
wruhanira mas putu yeku mami K; iya ingsun karo jawata sami M 21.3
kena ing papa sireku] kena ing papa wak ingsun K; kena ing papa cintreku
M 21.4 kang nampumakken ing wang] sira kang nampurnakna K; kang
nampumakken sira M 21.5 namaningsun] araningsun K,M 21.6 duk
ditya si Rukmakala] yengsun ditya Rukmakala K 21.7 lawan Rukmuka
ran mami] lawan Rukmuka raksasi K 22.1 sira angulati tirta] sireku
ngulati toy a K; sira angulati toy a M 22.2 pituduhe Dhanyang Duma
duk nguni] pituduhe si Dhanyang Drona kaki K; pituduhe Dhanyang
Duma ing nguni M 22.3 nyata na banyurip iku] yaktine ya ana tuhu K
22.4 tuture Resi Duma] banyu sucining gesang K 22.5 nanging dudu
ing kene panggonampun] nanging ora ing kene panggonanipun K;
nanging nora ing kene panggonampun M 23.1 duk miharsa Wrekudara]
Wrekodara duk miyarsa K 23.2 kendel sarwi wagugen tyasireki] kendel
sarya wagugen ingkang galih K 23.4 mantuk] wangsul K

- 95 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

23.5 tan winarna] tan kawarna K 23.7 kang aneng ngarsa narpati] kang
wonten ngarseng narpati K; kang wonten ngarsa jro puri M 24.1 kadya
duk angkate Sena] kadi duk angkatnya Sena K 24.2 Resi Duma Bisma
miwah paraji] Resi Drona Bisma miwah parari K 24.3 Ian] myang K
24.5 Sangkuni Ian Sindukala aneng ngayun] Sangkuni Ian Jayadrata
munggwing ngayun K; Sangkuni Ian Sindurja samya neng ngayun
M 24.6 Sudarma Suronggakala] Sudarma Surenggakara K; Sudarma
Suronggakara M 24.7 Suwirya Kurawa sekti] Suwirya Korawa sakti K;
Kuwirya Kurawa sekti M 25.1 Rahaden Rekadurjaya] Durmuka lawan
Durjaya K 25.2 Raden Jayasusena munggeng ngarsi] Raden Jayasusena
munggwing ngarsi K 25.5 samya kaget bagekken kabeh wong agung]
samya mbagekken sadaya wong agung K 26.1 yayi mas] sun yayi K
26.2 lakunira sayekti antuk kardi] praptanira sayakti antuk kardi K 26.3
Resi Duma] Resi Drona K 26.4 paran ta] paran mas K 26.5 Wrekudara
pukulun datan kapangguh] Sena matur pukulun boten kapangguh K
26.6 inggih] gene M 26.7 mung ditya kalih pinanggih] mung kapanggih
ditya kalih K; mung ditya kalih kapanggih

27.1 Rukmuka Ian Rukmakala] ran Rukmuka Rukmakala K 27.2


sampun sirna kalih kawula banting] sampun sirna kalihna ulun banting
K 27.3 amrih] mamrih K 27.4 ing kawula] mring kawula K 27.5
ngong balengkrah tan kepangguh] sun balengkrah tan kapangguh K;
kabalengkrah tan katemu M 27.6 tuduh] tedah K 27.7 karyani] gaweni K,
M 28.1 sang Duma ngarangkul sigra] Dhanyang Drona ngrangkul sigra
K; sang Duma angrangkul sigra M 28.2 lagi] lagya M 28.3 katemenane]
kantepanira K 28.6 mengko iki] ya samengko K; iya mengko M 28.7
enggone ingkang sayekti] panggonane kang sayakti 29.1 iya telenging
samudra] yaktine neng tleng samodra K 29.2 yakti] kaki K, M 29.3
ngesuk teleng samudra gung] sukken mring tleng samodra gung K;

- 96 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

ngesung teleng samudra gung M 29.4 Wrekudara turira] Wrekodara


sahurna K 30.1 mongsa ajriha palastra] ulun mongsa ajriha pejah K
30.2 anglakoni tuduh sang maharesi] anglampahi ing pitedah sang yogi
K; anglakoni tuduh sang mahayekti M

30.5 lampus] lampul S 30.6 uripe neng sira] urip dening sira K 30.7
ing bumi] sabumi K 31.1 tan ana aji utama] tan ana aji tumama K, M
31.5 kaya paran pratikele neng dalanggung] kadi paran polahira neng
dalanggung K; kaya paran pratikelireng delanggung 31.7 ening] suci K
32.1 aja] aywa K 32.2 tingkahira] den prayitna K,M 33.3 wakingsun]
kakangku M 32.4 srahena ing jawata] pasrahna ing bathara K 32.5
lilakna iku] marang sadulur K; lilakna aku M 32.6 aywa garentes ing
manah] lara pati wis tan kena K 32.7 pirang bara yen basuki] manusa
darma nglakoni K 33.1 iya yayi mugantuka] iya dhi muga antuka K;
ya yayi muga antuka M 33.2 lakunira pitulunging dewadi] pitulunge
bathara kang linuwih K 33.3 pamit Arya Sena sampun] gya pamit Arya
Sena wus K 33.4 mring Duma mring sang nata] mring Drona myang
mring nata K 33.5 sigra mesat lampahipun] sigra umesat sumebrung
K 33.6 saking pura pan wus medal] dahat madrang lampahira K 33.7
nedya umantuk rumiyin] pan nedya mantuk rumiyin K; nedya amantuk
rumiyin M 34.1 matur ing raka Ngamarta] tur uning raka Ngamarta K
34.3 agantya ingkang winuwus] wahu ta ingkang winuwus K.

34.5 saangkate Wrekudara kesahipun] duk pamite Wrekodara kesahipun


K 34.7 denya] samya K, M 35.1 Darmaputra] Yudhistira K 35.3 saputra
sagarwanipun] ing saputra garwanipun K 35.4 watir] ngungun K; maras
M 35.5 rembug] rembag K 35.6 sungkawanya dahat] sungkawaning
driya K; sungkawa punika M 35.7 Dwarawati] Harimurti K 36.2 mawa]
mawi K, M 36.7 Mahaprabu Harimurti] Nata Prabu Dwarawati K; Sang

- 97 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

Aprabu Harimurti M 37.1 ing driya] tyasira K, M 37.3 sawadya kuswa


kasusu] ing sawadya kuswala nung K 37.5 ing Ngamarta lampahnya
sang nata rawuh] lampahira ing Ngamarta sampun rawuh K; ing
Ngamarta sang nata lampahnya rawuh M 37.6 kagyat] geger K; M 37.7
Yudhistira] Sri Ngamarta K

38.1 wusnya ngabekti sadaya] samya ngabakti sadaya K 38.2 samya]


wusnya K 38.5 madya] purwa K 38.6 sang nata] sadaya K, M 38.7
Darmanata sri bupati] maweh trenyuh ing panggalih K; ri sang Prabu
Harimurti M 39.3 prekara] solahe K; polahe M 39.5 nadyan wruha silih
yektining] nadyan silih weruha sangkaning apus K; nadyan silih sepuh
yektining pangapus M 39.6 ing tingkah pan nora cidra] tingkahe Korawa
cidra; ing tingkah Kurawa cidra M 40.1 wong anedya puruhita] wong
nedya apuruhita K 40.3 santosa ing batharagung] yen santosa tekadipun
K 40.4 nedya bencana] sedya bancana K 40.5 mongsa] nora K 40.7
Dwarawati] Harimurti 41.2 mila matur datan wande ngulati] miwah
lamun sande guru ngulati K; mila munjuk datan sande ngulati M 41.4
kaestokna] kaestrena K 41.5 kakang] kaka K, M 41.6 yekti barubah-
barubah] yakti ruhara sadaya K; yekti barubah kang manah M 41.7 rayi
tuwan sadayeki] inggih rayi dalem sami K

42.1 Jodhipati] Jadhipati S; Judhipati K 42.4 trustha] tustha K 42.5


Nakula rinipun] Nakula Sadewanipun K 42.6 Sumbadra] Subadra K
43.1 rerem] rerep K, M 43.3 lah suwawi] payo nuli K; mara payo M
43.4 nutugna abujana] lepasa abojana K 43.5 sigra Wrekudara sru
pamuwusipun] sigra Arya Wrekodara wuwusipun K 43.6 nora] away
K, M 43.7 ngenteni] nganteni K 44.2 praptaningsun among atur] ulih
ingsun amung asung K; karyaningsun mung arsa tur upeksi M 44.3
ngong nuli] anuli K; nulia wangsul M 44.4 sira] kakang K 44.5 aturi

- 98 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

wruh] aweh weruh K, M 44.7 ngupaya sinoming warih] wong anom


kudu nglakoni K

1.2 toya] banyu K 1.3 goning telenging] gone neng K; gone telenging
M 1.4 ulati] lakoni K, M 1.7 dene lomba] dede lampah K; dede lamba
M 1.9 jantung] sira K; jetung M 2.1 dhateng] marang K 2.2 ri Sang
Prabu Harimurti] sri narendra Prabu Yudhisthira K; ing narendra
Harimurti M 2.4 rayi sampeyan puniki] sumongga karsa kakaji K
2.5 alangi] pambengi K 2.8 tan nahuri inggih] datan anahuri K; tan
nahuri nenggih M 2.9 sang sri Batanakawarsa] arinya datan pinyarsa
K 3.1 sigra] tandya K 3.2 amengkul dhateng] angrangkul marang K
3.3 Arjuna lawan Nakula] Arjunakula Sadewa K; Arjuna Nangkula
Sdewa M 3.4 Sadewa samya nangisi] ing suku samya nangisi K, M 3.9
mituturi] pitutur mring K

4.1 samya] sarya K 4.4 suku kalih asta kalih] raden kalih ing suku
dwi K 4.5 raden kalih nyepengi] sarwi lara anangis K 4.6 sarwi sru
panangisipun] Kresna munggwing ngarsanipun K 4.7 Kresna kang
munggeng ngarsa] Srikandhi Ian Subadra K, M 4.8 Srikandhi Sumbadra
nangis] samya angrubung nangisi K 4.9 sami kaplesat] samya kasingsal
K 5.5 kang kawuri] ingkang kari K, M 5.6 samarsa nusul] arsa anusul
K; arsa sinusul M 5.7 ajrih] dahat K 5.8 ing sang Prabu] nata Prabu K;
sira Prabu M 5.9 sadaya] Pandhawa K 6.2 sagunging pra] sakathahe K
6.4 mring sang Prabu] ing narendra K, M 6.6 sadaya samya andheku]
kang rayi samyandheku K, M 6.9 kang adreng ing lampah] kang dreng
lampahira K

- 99 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

7.1 jro kutha] nagara K 7.2 tumulya manjing] nulya umanjing K; nulya
sru manjing M 7.3 kesthi] ketang K 7.4 kaesthi] kaaksi K 7.5 tepisiring]
tepiswiring K 7.8 lir] lwir K 7.9 tuhu amrih ing agesang] mamrih
tuhuning agesang K, M 8.1 kanyut] katub K, M 8.2 sumyak] sumuk M
8.3 ngalap sekar mekar] ngatag sekar-sekar K 8.4 samangrona] samirana
K 8.5 anjrah] panjrah K 9.1 tikbrataning] tikbraganing K; subrataning M
9.2 sahira saking] denya wus sah sing K 9.3 jonggareret] canggeretnong
K, M 9.6 barungan Ian] barung Ian kang K; barungan kang M 9.7
ing wangsula] awangsula K, M 9.8 mangsul] bali K; wangsul M 9.9
kadyanapu sruning sangsayeng wardaya] kadyana sruning sangsayeng
wardaya S; kadya napa marang sangsayeng wardaya K

10.1 res-res munya] kaga amyang K 10.2 yayah] sayah M 10.3 bebeluk
dares Ian dokan] babeluk dares Ian dokan K; bebeluk dares Ian wugan M
10.4 anamber-namber] manamber saking K 10.6 wangsula sang amalad
kung] wangsula ri sang malad kung K 10.9 endrajala tanduke] ing
dursila tanduke K; endrasila tan wuk ing M 11.2 tistis samya] titi somya
K,M 11.3 timbangan] mangraras K 11.4 musthikang gangneya muni]
nganyut-anyut manres galih K 11.5 oning salirning] aneng salwirning
K, M 11.6 kaya mawarah lir lampus] kadya mawarah mring lampus
K; kadya mawarah mrih lampus M 11.9 mapa karana kadurgamaning
awan] mawa kamandaka durgamaning awan K, M 12.2 ri ana] ri sira
K 12.4 denira] genira K 12.5 rekteki] rateki K 12.9 keksi praba sang
maharsi dipaningrat] kesi praba sang mahasi dipaningrat S

13.1 mijah] pejah S 13.2 anyepak pangan munyasri] anyengak-cangak


munya sri K, M 13.3 kinen] aken K; ken M 13.5 mrak munya aneng
wuri] sata wana munyajrit K, M 13.6 barungan kang peksi cucur]
wawarah ri sang moneng kung K, M 13.7 lir aken awangsula] manirah

- 100 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

wana pringga K, mangambah wana pringga M 13.8 kidang wangsul


saking ngarsi] kongas tepining udadi K, M 13.9 alun andres gumulung
anempuh parang] alun ageng gumuruh anempuh parang 14.2 mepek
sangsaya kaesthi] mrepek sangsaya kaaksi K; marpeki saya kaeksi M
14.3 mungkul] munggul K 14.4 dangu wun-awun nawengi] dan awun-
awun nawengi K; dan uwun-nawun nawengi M 14.5 esthi] asti K 14.6
karang mongol angliman jrum] karang mengeli mananjrum S; karang
mengo liman anjrum M 15.2 manduka] nanduk ing K; panduk ing
M 15.3 kadya] kadi K 15.6 gora rug guntur gumuntur] agra gumeter
gumuntur K 15.9 kang raka] pra kadang K; sang kaka M

16.1 tuhu darma komandaka] tuhu darma kaladaka S; tutur darma


ngamandaka K 16.3 dahat] arda K, M 16.4 enget] kangen K, M 16.8
kumelap] kumerab K, M 17.2 kalingling] kulingling K 17.3 nglangut
datan pawatesan] anglangut tan pawatesan M 17.4 sang moning lir]
sang moneng lwir K 17.5 lun ageng gigirisi] lun ageng gigilani K; alun
geng gegilani M 17.6 langgeng anggalong gumulung] golong-golong
pan gumulung K; langgeng agolong gumulung M 17.7 toya] wenya K
17.8 kikising gisik kaeksi] kikisik wingkis kaaksi K 17.9 wedhinya lir
ingsining kang sekar-sekar] wedhinya lir isining kang sekar mekar K,
M 18.3 tyas] dyah K, M 18.4 tan wuwusen ing tulis] tan wus ucapen
ingkang sri K; tan wus ucapen ing gendhing M 18.7 toya] tirta K 18.8
winarna ing tulis] yen winarneng tulis K 18.9 Wrekudara tan kundur]
datan nedya amundur K

1.4 tatamarta] tatadarma K; tirtamarta M 1.5 awit palastra ing tasik] tan
wrin palastra neng tasik K, M 1.6 mangsah gumregut] cancut magergut
K; cancut gumregut M 2.1 wiraganira legawa] wiraganya mawor toya K
2.2 banyu sumaput] sumaput wangkid K 2.4 sumamburat] sumarambah

- 101 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

K 2.5 muka nampeki] manampek rahi K 2.6 migeg ing ongga] maseseng
wanda K 2.7 maket jongga neng warih] migeg-migeg neng warih K;
waket jongga kang warih K 3.1 emut ing tyas ana ji jala sengara] enget
ing tyas kang aji jala sangara K; emut ing tyas ana aji jayasngara M
3.2 lun ageng gigilani] winatek wus patitis K; lun ageng anangkebi M
3.5 gejojor kang wentis] gagebyur ing warih K; genjor ingkang wentis
M 4.1 kang naga geng kyat ing rat panembur nawa] kang naga geng
angebat-ebati dahat K 4.1 wisanira duk prapti] rikalanira prapti K 4.4
katon lambing kumambang] ngambang katon gumawang K.

4.5 gengnya saparbata siwi] gora lwir parwata siwi K 5.1 solah] temah
K; molah M 5.7 kotbuta] krura ya K 6.1 kumebur ingkang samudra]
samodra mangaruhara K 6.2 prabawanira] suwaranira K 6.3 kadya]
kadi K 6.5 sumawur wisa lir riris] wisanya sumembur ngriris K 6.6
krura] darpa K 7.1 nengah pan kasangsang kapulet ing naga] amanengah
kasangsang pinulet naga K 7.2 angres] angles K 7.3 wisane sang naga]
wisanireng naga K 8.1 ginubet ing naga] ginubet sadaya K; ginubel
sadaya M 8.3 sangsaya manengah] saya winweng nengah K 8.4 sagung
kang palwa giwar] sagung palwa anggiwar K

8.5 nyana poncamba prapti] nyana poncawora prapti K 8.7 giris palwa
wus nebih] gusis palwa wus nebih K 9.1 lir sinapon palwa tan ana
katingal] lwir sinapon bahita wus tan katingal K 9.2 wahu kang amrih
jurit] wahu ta kang ajurit K 9.3 Arya Sena] Wrekodara K; Arya Bima M
9.4 emut sang amikara] yatna sang amongkara K 9.5 cinubles kanaka
aglis] dan cinubles kanaka glis K 9.6 kang munggeng ongga] angganing
naga K 10.1 poncanaka manjing awake kang naga] poncakanaka
manjing awake naga K; poncanaka manjing awaking sang naga M
10.3 rah mijil lir udan] rudira mrawayan K 10.6 toya] tirta K 11.1 sirna

- 102 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

dening Sena sadaya pan suka] sirna dening Bima sahadaya suka K 11.5
wruh lakune sang kaswasih] wruh laku kawelas asih K 11.6 amurweng
rat] marbudeng rat K 11.7 praptane sang amamrih] arda wlas ing sang
mamrih K.

12.1 dinuta tan uninga jatining lampah] dene datan uninga jatining
lampah K 12.2 tirtamarta mahening] titamarta mahening S 12.3 tan
paharah] tan paprenah K 12.4 tirta kang wruh] tirta kawruh K 13.1
kuneng sanalika wuwusen Pendhawa] kuneng gentya winursita pra
Pandhawa K 13.2 dahat denya prihatin] sakalangkung prihatin K 13.5
nusula] manusul K 13.7 yen nemahana pati] nadyan tumekeng pati K
14.1 samya gubel nunuwun kang pangandika] samyanggubel anuwun
kang pangandika K 14.2 sang Prabu Harimurti] nira Prabu Rimurti K
14.3 samya tinangisan] pan udrasa samya K 14.4 sira narendra Kresna]
angling narendra Kresna K 14.5 heh wus aywana prihatin] wus aywa
ana prihatin K; wus aywana kang prihatin M 14.6 apan kadangira]
apan kadangta K 15.1 jawata] bathara K 15.3 iya pan siniyan] pan ta
kinasihan K 15.4 de] mring K 15.7 putus ing tingal] aputus tingal K.

16.1 uwis padha mariya aywa sungkawa] marma uwis mariya ywa
na sungkawa K 16.7 nata ing Dwarawati] nata prabu Rimurti K 17.4
kalawan] awarni K 17.5 paparabe] paparab sang K 17.6 lir lare] lwir
rare K 17.7 ngandika tatanya ris] pangandikanira ris K 18.1 Wrekudara
apa karyanira] apa karyanira Wrekodara K 18.2 teka ing kene iki] tiba
ing ngarsa mami K 18.4 kewala] kaliwat K 18.5 tan ana kang sarwa
bukti] sunya datan ana bukti K 18.6 mwang] myang K 19.4 yen nora
nora nana] yen tan ana tan mangan K 19.5 garjita tyasnya] garjiteng
tyas duk K.

- 103 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

20.4 sajenthiking] jajenthiking K 20.4 sru kumaki] akumaki K 21.1


ingkang prapta] wruhanira K 21.4 pejah] jiwa K 21.4 prapta ugi] bangkit
prapti K 21.6 ing kene apan] lan kawruhanta K 21.7 sakalir] ing kene
K 22.1 ciptamu maripeksa] karsanta paripeksa K 22.3 sabda] nedya K
22.6 sasahurira] ing sahurira K 22.7 gati] jati K 23.2 lah iya sira ugi]
mongsa borong sang yogi K 23.4 lah iya sira uga] iya sira iku ta K 23.7
turase kang sayekti] piturune kang sayakti K; turase pan sayekti M.

24.1 raja] nata K 24.6 darbe] duwe K, M 24.7 iya] yeku K 25.1 bapakira]
bapanira K 26.1 iya Dhanyang Duma aken ngulatana] Dhanyang Drona
sira kinon ngulatana K 26.2 tirta marta mahening] banyurip tirta ening
K, M 26.3 iya] iku K, M 26.4 kapituduh ing] pituduhe mring K; pituduh
marang sira K 26.5 iku kang sira lakoni] temahan sira lakoni K; yeku
kang sira lakoni M 26.6 mulane iya] mulane tapa K 26.7 angel pratingkah
iki] angel tingkahing urip K; angel pratingkah urip M 27.1 aja lunga
yen tan weruh kang pinaran] aywa lunga yen tan wruh ingkang pinaran
K; aja lunga yen tan wruh ingkang pinaran M 27.2 Ian aja mangan ugi]
lawan aja abukti K 27.3 yen durung weruha] lamun durung wruha K;
yen durung wruha M

27.6 lamun tan wruha] yen durung wikan K; yen durung wruha M
27.7 apan ing busanadi] rane kang busanadi K; araning busaneki M
28.2 inggih] kaki K; nenggih M 29.1 lanceng] lancang K; dlancang
M 29.2 mengkono ingabekti] mangkonuga ngabakti K 29.3 weruha]
waskitha K 29.5 Wrekudara duk miharsi] dadya sasar iku kaki K 29.6
dheku noraga] Wrekodara K 29.7 dene sang wiku sidik] andheku duk
miyarsi K 30.1 andikanira] ing aturira K 30.2 sang Wrekudara met
sih] dahat denya mintasih K 30.3 nuwun jinatenan] anuwun jinatyan
K 30.4 sintenta aran tuwan] sinten jajuluk tuwan K 30.6 amurweng]
marbudeng K, M.

- 104 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

31.3 ulun ingkang datan] wit saking punggung tan K; ulun inggih datan
M 31.4 wruh puruhiteng badan] uning pruhiteng badan K 31.5 sasat
sato wana inggih] saksat sato awak mami K 31.7 waspadeng] uningeng
K 32.1 langkung mudha punggung cinacad ing jagat] sakalangkung
mudha cacad aneng jagat K 32.2 keksi-eksi ing bumi] keksi sesining
bumi K 32.5 wecana kang tan pasiring] wacana tan pasisiring K 32.6 ya
angandika] yata ngandika K 32.7 aris] manis K, M 1.1 lah ta Wrekudara
dipun aglis] lah mara Wrekudara aglis K 1.2 lumebuwa guwa garbaning
wang] umanjinga ing jro garbaning wang K 1.3 kagyat miharsa wuwuse]
Sena kapita ing tyase K 1.4 Wrekudara gumuyu] awasana gumuyu K
1.7 gung] geng K, M 1.8 Wrekudara awak parbata] inggih pangawak
prabata K 1.9 margane] margine K; marganing M.

2.1 angandika malih Dewaruci] Dewaruci angandika aris K 2.7 maring


garbaningsun] ing jro garbaningsun K 2.9 kumel] kucem K 3.9 dyan]
gya K 3.10 katingal ing kawula] tan wonten katingalan K, M 4.1 tingali]
lampahi K 4.4 amulet ing lor kidul] tan mulat ing lor kidul K, M 4.5
nora] boten K; datan M 4.6 ing] myang K 4.8 datan] boten K, M

5.3 umancur katon cahyane] katon umancur cahyane K 5.4 lawan]


tandya K; nulya M 5.5 kaheksi] udani K 6.1 Dewaruci suksma ngandika
ris] dewa suci suksma angling malih K 6.2 lumaku anduduluwa] lunga
manginget-ingetna K 6.3 katon ing] kang katon K 6.4 wonten warni
kawan prekawis] kang rumiyin ulun ningali K 6.5 katingal ing kawula]
cahya mancur gumawang K 6.6 sadaya kang wahu] tambet wastanipun
K 6.7 sampun datan katingalan] mene wus tan katingalan K 6.9 amung
kawan prekawis ingkang kaheksi] amung warni kawan prakawis kang
kaksi K 7.1 Dewaruci suksma ngandika ris] angandika dewa suksma
suci K.

- 105 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

7.9 kang anuntun marang sipat kang sajati] kang anonton marang sipat
kang linuwih K; kang anuntun marang sipat kang linuwih M 7.10
sĕjatining] kajatene K 8.1 mongka tinulat aywa lumaris] prastawakna
iku kang patitis K 8.2 awasĕna rupa aja samar] trus ing tingal ing rupa
ywa samar K 8.3 kuwasaning] pangwasaning K 8.4 tingaling tyas
puniku] wit tingal ing tyas iku K 8.7 amiharsa] dupi myarseng K 8.8
lagya medĕm tyas] lagya mesĕm wus K 8.10 iku] yeku K 9.1 sahisine
jagat amĕpĕki] pan isine jagad amĕpĕki K 9.5 pasthi] yakti K; yĕkti M
9.6 iku] yeku K 9.9 ingkang nyĕgah] ambuntoni K

10.2 yĕkti sira maworing kawula] yakti sida mulyaning sarira K 10.5
munggweng ing] dumunyeng K 10.7 wiji-wijinipun] siji-sijenipun K,
M 10.8 prayoga] prakosa K, M 10.9 pangwasane arĕngĕn] pagawene
kasĕrĕng K; panggawene asrĕngĕn M 11.3 kang irĕng iku gawene]
mumurung labda jiwane K 11.6 sakehing papenginan] ing sabarang
penginan K 11.10 marang ing] tuna ing K 12.1 dene iya] ana dene
K; apa dene M 12.2 kuwasane kang gulang] pangwasane nanggulang
K; kawasane nanggulang L 12.3 cipta panarima kabeh] cipta marang
kalastaren K ; cipta kang bĕcik dadine M 12.5 ingkang ngandhĕgi]
ingkang ngadhangi K; ngandhêg-andhêgi M

12.8 mung kang] ingkang K 12.9 amung suci datan nika datan niki]
ati antĕng mung suci tan ika iki K, M 12.10 prawira tingkah arja]
karĕm marang kraharjan K; prawira ing kaharjan M 13.1 amung] iya
K 13.3 nampani nugraha gone] anampani nugrahane K 13.5 kalĕstaren
momoring kapti] kalastaren pamoring kapti K; kalĕstaren pamoring
gaib M 13.6 iku mungsuh titiga] mungsuhe pan titiga K; iku mungsuhe
tiga M 13.8 balane ingkang titiga] tan kewran mamrih sarana K 13.9
ingkang putih] de kang putih K; kang aputih M 14.2 marang susukĕr iya

- 106 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

tĕlung prakara] mring susukĕr kang tĕlung prakara K; marang mungsuh


kang tĕlung prakara M 14.9 saya marang kahuwisaning ahurip] kacaryan
tyas marang wuwusing ahurip K 14.10 panunggal] kasidan K

15.2 kang warna] warnanya K, M 15.3 Wrĕkudara aturnire] sang


Wrĕkodara ature K, M 15.8 kadya] kadi K, M 15.9 wontĕn kadya maya-
maya angebati] wontĕn ingkang maya-maya angebĕti K 15.10 wontĕn]
miwah K 16.1 mahbudingrat Dewaruci angling] Dewasuksmanadi murti
angling K 16.2 rupa] tunggal K, M 16.5 lawan ana] tuwin iya K; kabeh
iki M 16.6 kang aneng] ginambar K, M 16.9 nora beda] tan prabeda K
16.10 luhur mangandhap] ruhur myang ngandhap K 17.1 abang putih
irĕng kuning] irĕng abang kuning putih K; abang irĕng putih kuning M
17.2 uripe ingkang] iku uriping K; panguriping M

17.7 sadayeku] kabeh iku K 17.8 saliring rupa] salwiring reka K, M


17.9 aneng] ana K, M 18.1 gumana puniki] gumanaku kaki K 18.2
ingkang asawang puputran] ingkang sawang lwir puputran K; kang
asawang putran-putran M 18.9 warnining dhat kang pinrih] warnenipun
dhat ingkang K; warnaning dat kang silih M 18.10 kang sajatining]
ing kajatining K; kang sayĕktining M 19.1 anahuri aris Dewaruci]
Dewaruci anahuri aris K 19.2 iku dudu] dudu iku K 19.3 ambĕg] jagad
K 19.8 mung dumunung ingkang awas] dumunung marang kang awas
K; mung dumunung mring kang awas M 19.9 ing jagad mĕpĕki] jagad
angĕbĕki K; jagad amĕpĕki M.

20.2 puputran mutyara] mutyara tumeja K 20.3 ingkang kumilat


cahyane] kumilat nguwung cahyane K 20.5 singgih] kaki K; nĕnggih
M 20.8 tungal ana ing sarira] atunggal dumunyeng ongga K 21.1
turu nĕnggih] miwah guling K 21.2 lawan] iya K 21.3 yen iku pisah

- 107 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

ĕnggone] lamun iku pisah gone K 21.4 raganira ngalumpruk] raga kari
ngalumpruk K 21.5 yĕkti] yenti S 21.5 lungkrah badanireki] lungkrah
kang jasad iki K; lungkrah badan puniki M 21.6 rasanipun] rahsa tuhu
K 21.9 iya iku sinung sih anandhang urip] tur sinung sih anandhang
urip sajati K; iya iku sinung sih sinandhang urip M 22.1 iku] yeku K
22.5 ing suksma] de suksma K

22.7 sang pramana iku] teks hilang S; ing wasananipun M 22.9 suksmane]
yitmane K; suksma ing M 22.10 uriping sukma mulya] inguripan de
suksma K; uriping suksma ana M 23.1 sirna iku iya kang pinanggih]
sasirnane ana nuli manggih K 23.2 suksma ingkang sanyata] suksmana
ingkang nyata K 23.3 upamane] papamine K 23.7 jinatyan puniku] jinis
tyas puniku S; jinaten satuhu K 23.9 warninipun kang sayĕkti] warnine
dhat kang sayakti K 23.10 Dewaruci ngandika] suksmadi murti nabda K
24.9 ambĕbana] ambĕncana S

25.1 yen makatĕn kula botĕn mijil] yen tan sinung ulun tan yun mijil
K 25.3 sangsayane] sangsarane K 25.4 niyat] nĕdya K 25.8 mapangat]
munfangat K; mupangat M 26.2 ing kaswasih ing panĕdha] kang
mrih asih ing panĕdya K 26.5 karĕm sireki] kita karĕmi K; karĕmireki
M 26.6 kang waspada] den waspada K, M 26.7 inganggĕpireku]
panganggĕpireku K, M 26.9 warah] parah K, M 27.2 lawan sama] lan
sasama K, M 27.4 nora] ana K, M.

27.7 aywa kongsi banjur] ywa kongsi babanjur K; ywa kong kĕbanjur M
27.8 away ngadekĕn sarira] away ngadekakĕn sira K 27.9 aywa krakĕt
ing wisayaning ahurip] yen karakĕt marang wisaning ahurip K; lan ywa
krakĕt marang wisayaning urip M 28.1 wisayan ingkang marang ing
pati] iya kawisayanireng pati K; kamisayan ingkang makripati M 28.2

- 108 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

den kaesthi pamanthĕnging cipta] den kahasta lan maning ciptanta K;


den kahasta pamanthĕnging cipta M 28.3 rupa ingkang sabĕnĕre] aywa
samar sajatine K 28.4 sinĕngkwa buwaneku] ing rupa kang satuhu K;
sinĕngkĕr buwaneku M 28.5 urip nora nana nguripi] kang sinĕngkĕr
ing buwaneki K 28.6 datan antara mongsa] urip tan pawangĕnan K;
datan ana rumongsa M 28.7 iya ananipun] tan taramangseku K; ing
kahananipun M 28.8 mung dumunung ingkang awas] ananing wus
aneng kita K; mung dumunung ing sarira M 28.9 mung sasmita aneng
jagad angĕbĕki] lan atunggal sasawa waswa tan kĕni K; tuhu tunggal
sasana lawan sireki M 28.10 tan kĕna pisahĕna] yen pisah ananira K;
tan kĕna pinisaha M 29.1 datan waneh sangkanira] sakanireng K; dipun
wĕruh sangkanira M 29.2 sangakrĕtining] pasangkrĕtining K; sawang
kartining M 29.4 pan aneng] wus ana K; wis ana M 29.5 pamriksane
suksma kang luwih] pamyarsane hyang suksma jati K; panduluning
suksma sajati M 29.6 iya tan lawan karna] pan datan mawa netra M
29.7 pandulunipun] pamiyarsanipun M 29.8 tan kalawan netra] datan
kalawan karna M 29.9 karnanira netranira] netranira karnanira M 29.10
anane aneng sira] iya wis aneng sira M

30.2 batining suksma kang aneng sira] batinira kang ana ing suksma
K; batining suksma uga neng sira M 30.3 iya mangkono patrape] kaya
mangkene ĕtrape K; mangkene ing pralambange M 30.4 kadya] kadi K,
M 30.6 iya] kukus M 30.7 alun] ulun K 30.8 menyak] menak S; lĕnga
K 30.8 aneng puwang] lawan puhan K, M 30.10 iya sarta nugraha]
sarta lawan nugraha K; yĕkti lawan nugraha M 31.1 yen wruh aworing
kawula gusti] kalamun wruh moring kula gusti K; yen pamoring kawula
lan gusti M 31.2 sarta] lawan M 31.3 de warnaneng sira gone] iya
aneng sira gone M 31.4 lir] lwir K 31.5 solah] polah 31.6 kang mongka
panggung jagad] mongka panggunge jagad K; minongka panggung

- 109 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

jagad M 31.10 tumindak lan angucap] tumindak saking dhalang M 32.1


kawisesa] winisesa K; kang misesa M 32.2 datan antara paworing karsa]
tan antara pamorireng karsa K 32.5 upamane paesan jati] pamirsane
rupa sajati M

32.8 kang ana sajroning kaca] iya sira ran kawula K 32.9 iya sira jĕnĕnging
kawula iki] iya sira jĕnĕnging manusa yakti K; mĕngko-mĕngko ngong
asung katrangan malih M 32.10 rupa sajroning kaca] sayaktine kawula
K; mangkene gampangira M 33.2 gĕdhe] agĕng K,M 33.5 kamuksan
ugi] prakara iki K, kamuksan iki M 33.8 pan mĕksih alit kamuksan]
waswa alit bab kamuksan K 33.9 liring luwih alit misesa sakalir] lire
luwih amisesa ing sakalir K; liring luwih amisesa ing sakalir M 33.10
liring agĕng] lire lĕmbut K, M 34.1 ing lĕmbut lan alit] ing agal myang
alit K; ing agal lan alit M 34.2 kalimputan] kasawaban K 34.3 gumrĕmĕt
iya tan pahe] kang gumrĕmĕt ya tan pahe K; gumrĕmĕt uga tan pahe
M 34.5 luwih denya ingkang nampeni] iya luwih dera nampeni 34.8
bangĕt] sangĕt K, M 34.9 pragnyana ngungkih] pragnyeng pangukih K

35.1 kang minongka] pan minongka K 35.2 kang minongka] upamane


K, M 35.4 sinĕbarna ing watu] den sĕbar aneng ing watu K; sinĕbar
munggwing watu M 35.8 wicaksana] bijaksana K 35.9 ananireki] tĕmah
satiti K 36.1 nguni] nuli K, M 36.2 darbe] duwe K, M 36.7 marang ing
Hyang Agung] marang Sanghyang Ruhur K; saka ing Hyang Agung
M 36.8 pangeran] bathara K 36.9 obah mosikira iku dadi siji] mobah
osikira wus sah dadi siji K; obah mosikira wus dadi siji M 36.10 jĕr roro
anggĕpira] ywa loro tingalira K; ywa loro anggĕpira M 37.1 yen dadiya
anggĕpira yĕkti] yen duweya anggĕp sira kaki K; lamun dadi anggĕpira
pĕsthi M 37.2 yen angrasa roro misih wawas] ngrasa loro dadi maksih
uwas K; yen ngrasa loro isih was-uwas M 37.5 sayekti] ireki K

- 110 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

37.9 jagad kabeh jĕr sira kinarya yĕkti] jagad kabeh jĕr sira kinarya
gĕnti K; ing sajagad jêr sira ingkang kinardi M 37.10 gagĕnti] marmane
K 38.1 pratingkah kang iki] ing pratingkah iki K; pratingkah puniki
M 38.5 ing sakĕdhep] sakarĕntĕg K; ing sakĕdhap M 39.1 liring mati
sajĕroning urip] lwire mati sajrone ngahurip K; liring mati sajroning
ngahurip M 39.2 urip sajĕroning pĕjah] urip ing sajroning pĕjah K;
urip ing sajroning palastra M 39.5 nglakoni] nampani K 39.8 pagĕhna]
pagene K, M 39.9 tyasira padhang nampani] padhang tyasira nampani
K; ing tyas padhang anampani M

40.1 tawĕng ima riris] katawĕngan riris K, M 40.2 praptaning wahyu


ima nirmala] prapteng wahyu kang ima nirmala K 40.4 tulya rum] sang
wiku K; amuwus M 40.5 manis aririh] wacana ririh K 40.9 kadikdayan
kaprawiran] kaprawiran kadikdayan K, M 40.10 kabeh] sanggya K;
sagung M 41.2 Wrĕkudara] Arya Sena K 41.3 wruh marang gamane
dhewe] wruh namane dhewe-dhewe K 41.6 driya] raya K, M 41.7 uga]
ongga K; sagung M 41.8 pantĕs pamatining] mantĕb pangrĕtining K;
mati pamartining M 41.9 upamane] sahenggane K, M 41.10 sĕkar]
mĕkar K 42.1 tuwuh warnane lan gandaneki] wimbuh warna lan gonda
ngebĕki K; wimbuh warna lawan gandaneki M

42.10 papaning tyas] panasing tyas K, M 43.2 patakonira] antakanira


K, M 43.5 kadyanggane] kadi gene K 43.7 rehning] rehnya K, M 43.8
ingĕmasan] ing kamasan K 43.9 sining sotya manik-manik] sinotya
manik-minanik K; sinotya ing manik-manik M 43.10 wruh pahekaning]
wruh kapenaking K; wruha pahening M 44.1 mila sumping bra puspa
krĕnadi] sarwa alus ing budinireki M 44.2 winarnendah] wananendah S;
warnendah lir kintaka sumĕkar M 44.5 ing pangwikan] kang pangwikan
K; ing kawikan M 44.9 gora kawilet] ing raga milĕt K; wiraga wilĕt
44.10 lan tingal] lancingan K; lancingan M

- 111 -
Suluk Dewaruci - Alih Aksara & Alih Bahasa

45.1 mongka kahemut katon ing nguni] mongka pemut pangemut duk
nguni K; mongka pangemut-emuting nguni M 45.2 jroning kang garba]
sajroning garba K; jroning gwa garba M 45.3 pangengĕte] pamengĕte
K 45.5 ngadhangi] kang yogi K; kang yĕkti M 45.6 kang aputih] mung
kang putih K 45.7 sidaning] sida de K 45.8 kalimeku] kalimanya K;
kalimane M 45.10 ulun tuhu ambĕgnya] poleng bintulu lima K; mituhu
anggĕpira M 46.1 sangking sangĕte karya ling aling] saking sangĕt
akarya ling aling K; sajatine duk laire nguni M 46.2 pambikasing
sumĕngah jubriya] Wrĕkodhara saking bungkusira M 46.3 kaesthi
siyang dalune] kaesthi siyang ratrine K; wus acawĕt sinjang poleng M
46.4 pan kathah denya ngrungu ] pan kathah genya ngrungu K; karsane
Sanghyang Guru M 46.5 pratingkahe kang para rĕsi] pratingkahe para
maharsi K; warna irĕng lan warna putih M 46.7 ing panganggĕpipun]
lĕkasing panggayuh K; poleng bang bintulu M 46.8 pangantubing
kawruhira] pangancabing kawruhira K; yeku kang minongka sabab
M 46.9 wus abĕnĕr wekasan mati tan dadi] pambengkasing sumĕngah
jubriya kibir M 46.10 kawilĕt ing tatapan] kawilĕt ing tatrapan K; kesthi
sadangunira M

64.2 wus tumameng ing batin lumarang] datan mengeng ing batin
gumawang K 64.5 kang ing lahir] nanging lahir K 64.8 driya] raya K
64.10 sato munggeng rimbagan] lwir satu ing rimbagan K.

- 112 -
Penerbit
Penerbit
PERPUSNAS
PERPUSNAS PRESS
PRESS
Jl.Jl.
Salemba
Salemba
Raya
Raya
No.
No.
28A
28A
Jakarta
Jakarta
hp://press.perpusnas.go.id
hp://press.perpusnas.go.id

Anda mungkin juga menyukai