Anda di halaman 1dari 2

Firman Tuhan

Minggu, 14 April 2019

Kehendak-Mulah yang terjadi (Lukas 22:39-46)

Tema : “Kehendak-Mulah yang terjadi” (Lukas 22:39-46)

Tujuan :

- Anak-anak tahu bahwa Tuhan Yesus rela dan patuh mengikuti kehendak Allah Bapa

- Anak-anak mau belajar memahami kehendak Allah

- Anak-anak mau berdoa dan berserah kepada kehendak Allah

Opening :

Kelas kecil:

Siapkan pushpin atau paku sebagai alat peraga pengantar sebelum masuk firman

Saya membuka cerita penyaliban dengan membawa sebuah paku payung. Paku yang biasa digunakan
untuk menempel hasil karya anak-anak di papan spons. Tidak ada pembahasan atau pengingatan
mengenai cerita di minggu sebelumnya (mengenai penangkapan Yesus dan lain-lain).

Setelah menunjukkan dan menjelaskan mengenai benda yang saya bawa, bahwa benda itu adalah
paku payung, saya menawarkan, adakah anak yang bersedia untuk ditusuk tangannya dengan paku
payung?

Ya, paku payung, paku yang kecil. Respon anak-anak biasanya ada yang iseng bilang mau, tetapi ketika
saya ingin menancapkan paku tersebut di tangan anak yang menjawab bersedia, anak tersebut
langsung menarik tangannya. Ada juga anak yang baru disentuh telapak tangannya dengan ujung
paku, langsung menarik tangannya.

Bila hal ini ditawarkan kepada saya, yang seorang guru sekolah minggu pun, saya akan ragu dan kalau
tidak terpaksa tidak akan mau secara sukarela menusukkan paku ke tangan.

Cerita Alkitab:

Baca dari Lukas 22:39-46 (http://pepak.sabda.org/16/mar/2005/anak_tuhan_yesus_ditangkap)

Putarkan video https://www.youtube.com/watch?v=YoGow-q-BOw

Salah satu kisah yang sangat sedih dalam Alkitab adalah kisah Yesus di Taman Getsemani. Disini
diceritakan pada malam sebelum kematian-Nya, Tuhan Yesus meminta Bapa-Nya, “... jikalau Engkau mau,
ambillah cawan ini dari pada-Ku.” Namun, Tuhan Yesus menyambung doa-Nya dengan berkata, "tetapi
bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."

Tuhan Yesus merasakan tekanan yang tak terhingga saat berdoa, bahkan sampai berkeringat darah.
Namun, Ia tetap setia pada kehendak Bapa, menjadi Juruselamat manusia. Bagi Allah Bapa sendiri tentu
sebuah pengorbanan yang besar menyerahkan anakNya untuk mati di kayu salib. Bagi Yesus sendiri,
meskipun dalam kemanusiaan-Nya ada ketakutan tetapi Ia tetap menjalaninya

Renungan :

Hal Berdoa

Tuhan Yesus sendiri berdoa. Dalam Alkitab banyak diceritakan tentang Tuhan Yesus berdoa, baik itu
sendiri maupun bersama-sama dan di berbagai tempat. Pada malam sebelum Ia disalibkan, Tuhan Yesus
berdoa di taman Getsemani. Disini Tuhan Yesus berdoa mengungkapkan apa yang dirasakanNya kepada
Allah Bapa, apa yang diinginkan kemanusiaanNya, namun Ia menyerahkan keputusan Allah Bapa yang
terjadi. Hal yang dapat kita pelajari disini adalah:

Berdoa, merupakan sebuah kewajiban bagi setiap orang percaya. Setiap orang percaya haruslah tahu dan
suka berdoa, dalam setiap keadaan hidupnya. Bagaimanapun seorang yang mengikuti Tuhan Yesus
harusnya mencontoh apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus.

Seringkali kita berdoa ingin terlepas dari beban atau masalah, tetapi lupa untuk menyerahkan kepada
kehendak Tuhan melainkan mengharapkan agar Tuhan mengikuti kehendak kita.
Memahami kehendak Allah

Tuhan Yesus tahu kehendak Allah dalam hidupnya, sehingga walaupun sangat menderita, Ia tidak menolak
kehendak Allah dalam hidupnya. Dari sini dapat kita pelajari bahwa seharusnya kita belajar untuk
memahami kehendak Allah dalam kehidupan kita. melalui FirmanNya kita belajar bahwa Allah
menghendaki kita menjadi berkat dan terang bagi orang lain. Itu berarti kita harus bersedia berkorban
untuk memberikan kebaikan bagi orang lain. Dalam hal ini tentu bukan menyerahkan nyawa (kecuali kalau
harus begitu) tetapi setidaknya mengorbankan waktu, tenaga atau kesenangan kita untuk dapat
menlayani dan menoloing orang lain adalah wujud nyata dari kehendak Allah dalam kehidupan kita.
mintalah juga dalam doa, kemampuan dan kerelaaan kita untuk melakukan semua itu.

Tuhan Yesus rela mati untuk menebus dosa kita sebagai anugerah terbesar yang Tuhan berikan

Apa yang menjadi tujuan utama kedatangan Tuhan Yesus, terlaksana saat kematianNya di kayu salib dan
kemudian bangkit pada hari yang ke tiga. Tanpa ini semua, maka kepercayaan orang Kristen adalah sia-
sia. Semua ini dilakukan Tuhan Yesus tanpa paksaan, melainkan dengan kerelaan sebagai kepatuhan dan
keyakinan akan rencana Allah Bapa bagi keselamatan umat manusia. Karena ini sangat pantas bagi semua
orang yang diselamatakan untuk menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Tuhan Yesus sebagai
Juruslamat yang mendamaikan manusia dengan Allah Bapa.

Sambungkan ke alat peraga paku di awal

Apa yang Yesus lakukan untuk kita, bukan sekedar untuk memenuhi pengetahuan. O yang namanya Yesus
itu disalib toh. Tetapi menyadarkan bahwa apa yang Ia lakukan sudah demikian besarnya. Ia harus
mengalami siksaan untuk menebus dosa kita.

Karena kasih, tangannya harus ditembus dengan paku yang besar.

Karena kasih Nya kepada kita yang berdosa .

Pengorbanannya bisa hanya menjadi kisah Paskah yang setelah beberapa minggu kemudian menjadi
"basi", atau bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk mengerti bahwa hidup yang kita jalani adalah hidup yang
sudah ditebus. Ditebus dengan sesuatu yang mahal.

Karena itu seburuk apapun hidup kita, jalankan dengan sebaik mungkin

Masih ada waktu untuk kembali ke jalan yang benar bila selama ini kita berjalan di jalan yang salah.

Anda mungkin juga menyukai