Nim : 14.2841
Mata Kuliah : Seminar Proposal
Dosen Pengampu : Pdt. Dr Rospita Siahaan (DP I)
Pdt. Dr. Robinson Butarbutar (DP II)
1. Pendahuluan
1.1 Latar belakang Masalah dan Alasan Memilih Judul
Surat Roma merupakan surat yang dituliskan oleh Paulus yang memiliki cukup
banyak pengajaran dan juga etika kehidupan didalam komunitas. Surat tersebut dituliskan
meski Paulus belum pernah mengunjungi kota Roma sebagai bagian daripada misinya (Roma
1:10). Di dalam surat tersebut pasal 1-8 menjelaskan mengenai pengajaran yang merujuk
kepada murka Allah, kebenaran Allah dan juga penjelasan akan kehidupan kekrisetenan. Pada
pasal 9-11 surat Roma merujuk kepada masa depan Israel dan bangsa-bangsa di dalam
kerangka rencana Allah akan umatnya, dan pasal 12-15 menjelakan mengenai nasihat-nasihat
kehidupan komunitas di Roma sebagai bagian dari komunitas Allah. 1 Di dalam surat Roma
Ini terdapat keunikan yang cukup menarik dimana pasal 9-11 memberikan sebuah konsep
akan masa depan dan pemilihan Allah atas umat-Nya yang masih belum percaya terhadap
Kristus, dan pada saat yang sama banyak muncul gesekan antara Israel dan bangsa-bangsa
sebuah ketimpangan.2 Di dalam tulisan ini saya akan menuliskan fokus utama yang terdapat
di dalam pasa 11:11-25 yang merujuk kepada kemurahan Allah terhadap bangsa-bangsa dan
yang sangat menarik untuk dibahas, terlebih perjumpaan antara Israel dan bangsa-bangsa
Lain. Hal ini terkait dengan kemurahan Allah atas bangsa-bangsa lain dan Israel, dimana
ternyata melalui kemurahan tersebut Allah membentuk pemenuhan kepada umat Allah yang
sejati. Didalam rekonstruksi kemurahan Allah atas bangsa-bangsa dan Israel, Paulus
memberikan konsep retorika yang cukup membingungkan. Hal tersebut terlihat dimana di
dalam kemurahan tersebut bangsa Israel harus digambarkan sebagai bangsa yang melakukan
berbagai pelanggaran, penolakan sebagai jalan missi kepada bangsa-bangsa lain sehingga
proses penyelamatan kepada Israel itu sendiri dengan membangkitkan cemburu kepada Israel
menurut daging (Roma 11:14). Didalam hal ini maka muncul pertanyaan mengapa bentuk
pelanggaran, kejatuhan dan juga penolakan yang dilakukan oleh bangsa Israel menjadi begitu
penting terhadap penerimaan dan kekayaan bagi bangsa-bangsa lain? Sebenarnya penyataan
Allah terhadap sejarah keselamatan Israel dapat dilihat didalam sudut pandang yang positif,
Hal ini perlu diteliti di mana sebenarnya maksud Paulus melihat ketersandungan
menjadi jalan penyelamatan dan missi kepada orang-orang bukan Israel. Melalui
penyelamatan kepada orang bukan Israel, missi secara tidak langsung ditujukan kepada
orang-orang Israel itu sendiri.3 Pada surat Roma 11:11-25 ini memang yang menjadi
keutamaan missi keselamatan adalah seolah-olah kepada bangsa-bangsa, namun disisi lain
ada rekonstruksi teguran dan juga penegasan yang begitu keras kepada bangsa-bangsa itu
3
Ben Witherington, Darlene Hyatt, Pauls Leter To The Romans: A social Rhetorical Interpretaton, (Michigan:
Wm. Eerdmans Publishing Company, 2004), 268
Hal lain yang menjadi latar belakang masalah terkait dengan kemurahan Allah
terdapat didalam Ayat 23 tetapi mereka pun akan dicangkokkan kembali jika mereka tidak
tetap dalam ketidakpercayaan mereka, sebab Allah berkuasa untuk mencangkkokkan mereka
kembali. Pernyataan ini cukup memberikan makna yang sangat bertentangan dengan makna
kemurahan Allah kepada bangsa-bangsa yang harus taat dan juga hidup didalam kebenaran
dan juga hidup melalui penerimaan kepada Allah. Bentuk pernyataan ini hendak menjadi
sebuah bentuk pertanyaan bagiamana sebenarnya konsep kemurahan Allah dan kekuasaan
Allah menerima orang-orang yang tidak percaya yang berasal dari Israel itu sendiri.
terhadap keselamatan dan juga status pemenuhan mereka sebagai umat Allah? Didalam hal
ini perlu diteliti bagiamana sebenarnya pemilihan Allah atas kuasa dan juga kemurahan Allah
terhadap pencangkokkan kembali yang dilakukan oleh Allah kepada mereka yang masih
belum percaya dan tinggal didalam ketidakpercayaan tersebut sehingga seolah-olah mereka
mendapatkan status dan perlakuan khusus dari Allah terkait dengan keselamatan yang ada.
Terkait dengan kemurahan Allah, maka perlu direkonstruksi ulang doktrin Paulus di
dalam Roma 4:17, 21 yang menujukkan bagiamana sebenarnya Allah memiliki kekuasaan
atas pemilihan kemurahan kepada bangsa-bangsa dan Israel. James Dunn menyatakan ada
didalam Pasal 3 dengan sangat jelas dikatakan bahwa orang-orang Yahudi memiliki
kekhususan dan kelebihan dihadapan Allah. Di dalam hal ini perlu dilihat sebenarnya
rekonstruksi seperti apa yang menjadi bentuk pemahaman Paulus akan kemurahan Allah atas
kepada Allah. Kemurahan Allah akan amat Allah dimulai dari kasih Allah kepada Umat yang
4
James D.G Dunn, Roman 9-16: Word Biblical Commentary Volume 38, (Dallas, Texas: Word Books Publisher,
1988), 666
menolak akan kebenarannya, penerimaan akan bangsa-bangsa lain dan seluruh Israel akan
Ketika membicarakan mengenai kemurahan Allah pada Roma 11:11-25, maka Paulus
memberikan metafora yang cukup menarik dengan menggambarkan bangsa-bangsa dan Israel
menggambarkan beberapa kelompok yang hendak direkonstruksi oleh Paulus yakni Israel
menurut Pilihan Kasih Karunia (11:5) Israel yang tegar (26), Israel yang terjatuh dan
melakukan pelanggaran dan menurut daging (11:11, 14) serta orang-orang Bukan Israel
secara etnis. Pemahaman mengenai identitas ini di latarbelakangi perjumpaan antara Yahudi
identitas Yahudi melalui hukum Taurat sebagai bentuk identitas mereka. 6 Terlebih di Roma
sendiri muncul identitas lemah dan kuat setelah adanya pengusiran yang dilakukan oleh
Klaudius pada Tahun 49 sebagai latar belakang ketegangan di Roma antara Yahudi dan Non
Yahudi.7
Ranting-ranting (Rom 11:18) yang digambarkan oleh Paulus terhadap 3 jenis Pohon Zaitun
itu yakni ἀγριέλαιος Pohon Zaitun Liar (Rom 11:17), καλλιέλαιον/ Pohon Zaitun Budidaya
(Rom 11:24) dan ἐλαίᾳ/ Pohon Zaitun Murni (Rom 11:24 BGT). Dalam Hal ini Paulus
memunculkan Istilah Elaia (Bnd ayat 17) sebagai sebuah gambaran dari pohon Zaitun yang
murni dan menjadikan itu sebagai sebuah gambaran dari komunitas atau Umat Allah yang
sejati. Perkembangan pembedaan jenis Pohon Zaitun ini memberikan pertanyaan mengapa
Paulus dengan sengaja mengelompokkan komunitas yang ada di Roma sebagai bagian
5
Magnus Zetterholm, Approaches To Paul: A student Guides To Recent Scholarship, (Fortress Press:
Minneapolis, 2009), 154
6
Matthew Thiessen, Paul and The Gentle Problem, (Oxford University Press: UK, 2016), 48
7
Stanley E Porter, Paul and His Opponents, (Social Biblical Literature: Atalanta, 2005), 154
daripada Pohon Zaitun dan apa Kaitannya dengan kemurahan Allah ditengah-tengah bangsa
dan Israel?
Hal yang berikutnya yang menjadi latar belakang adalah siapakah yang sebenarnya
nanti akan menerima keselamatan dan kemurahan Allah sebagai sebuah penetapan
kemurahan Allah kepada umat di tengah-tengah perbedaan dan juga pergejolakan akan
penolakan dan pelanggaran yang ada? Terlebih di dalam Roma 11:11-25 Paulus dengan
sangat jelas menujukkan pemisahan dan pemilihan Allah melalui konsep pencangkokan
kepada umat Allah meskipun kemurahan Allah diberikan kepada bangsa-bangsa dan Israel.
Di dalam hal ini teks Roma 11:11-25 Paulus seolah-olah memberikan beberapa
konsep rangkaian kelayakan dari Umat Allah tersebut yang di dasarkan kepada pemilihan dan
juga pemisahan Umat Allah tersebut melalui pohon zaitun yang digambarkan oleh Paulus.
Ben withetherington menyatakan jika nenek moyang adalah akarnya, maka Israel adalah
komunitas dari cabang-cabang tersebut dan bahkan orang yang masih belum percaya
8
adalah bagian dari cabang ciptaan Allah. Sejarah keselamatan nenek moyang Israel
merupakan sebuah penggambaran dari konsep doktrin Paulus, yang menekankan bukti Iman
dan kemurahan Allah akan status Umat Allah yang nyata. Konsep pohon zaitun, roti sulung
yang kudus dan konsep mengenai nenek moyang menjadi bentuk penegasan pemisahan dan
juga pemilihan, yang menujukkan bagiamana sebenarnya kriteria daripada status dan
Maka pada konteks masa kini siapakah yang sebenarnya disebut sebagai Umat Allah
yang beroleh kemurahan Allah? Dan bagiamana relevansi Roma 11:11-25 ini terkait dengan
perjumpaan keberagaman yang ada di Indonesia terlebih atas kemurahan Alah terhadap
8
Ben Witherington, Darlene Hyatt, Pauls Leter To The Romans, 270
Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis akan menuliskan tulisan ini lebih dalam
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka yang menjadi rumusan
- Bagiamana kemurahan Allah menjadi bagian dari pemilihan dan juga pemisahan
dan penerimaan daripada Israel adalah kehidupan dari antara orang Mati?
pemisahan umat Allah terhadap Israel dan Bangsa-bangsa melalui Metafora Paulus
- Menjelaskan alasan Paulus membandingkan Pelanggaran Israel sebagai jalan
keselamatan dan penerimaan daripada Israel adalah kehidupan dari antara Orang Mati
- Untuk menjelaskan Relevansi Roma 1:11-25 terhadap konteks kehidupan kekristenan
masa kini
Adapun Manfaat dari penulisan ini adalah hendak menujukkan bahwa Allah memiliki
kemurahan kepada Bangsa-bangsa dan Israel didalam Roma 11:11-25. Namun dibalik
kemurahan tersebut ada pemisahan dan juga pemilihan terlebih kepada orang-orang bukan
Israel. Kemurahan Allah ini berguna bagi jemaat yang ada di Roma untuk tidak hidup di
dalam pertikaian dan juga kehancuran perbedaan Identitas yang ada. Adapun manfaat yang
pemilihannya dan penolakannya terhadap umat Allah. Setiap manusia tidak perlu
bidang Perjanjian Baru terkait dengan kemurahan Allah dan pembentukan identitas
umat Allah.
c. Bagi gereja, tulisan ini diharapkan mampu memberikan konsep dan juga sumbangsih
pemikiran akan berbagai tantangan dan juga gesekan diantara Umat Allah terkait
akan perjumpaan Umat Allah sebagai dasar berpikir bahwa setiap masyrakat beroleh
Adapun ruang Lingkup atau batasan dari tulisan ini ialah dibatasi pada konteks Roma
11:11-25 dan penafsiran yang terkait dengan penafsiran Roma 11:11-25 melalui sudut
menggali bentuk-bentuk dari lapisan kehidupan yang terjadi pada masa itu dengan melihat
berbagai sudut pandang yang dikembangkan Oleh Vernon K Robbins9 dan menjadi bentuk
pengajaran dari dosen STT HKBP yakni Pdt. Dr Rospita Siahaan terhadap penafsiran studi
Biblika. Penafsiran ini mencoba merekonstruksi berbagai lapisan-lapisan konteks yang dapat
ditemukan didalam sebuah teks sehingga membentuk sebuah penafsiran yang terperinci
dengan melihat lapisan-lapisan teks tersebut. lapisan-lapisan teks ini nantinya yang akan
membentuk sudut pandang yang rinci mengenai penafsiran yang ada terlebih didalam bentuk
Adapun pembagian daripada metode tafsir sosio retorika yang akan saya gunakan
didalam tulisan ini adalah sebagai berikut : Inner Texture, Intertexture, Social and cultural
texture (Tekstur sosial dan budaya), Ideological Texture (Tekstur ideologi) dan Sacred
1.7 Hipotesis
Roma 11:11-25 ini merupakan teguran dan juga penegasan kepada bangsa-bangsa untuk
tidak bermegah oleh karena kemurahan Allah berlaku untuk mencangkokkan Israel kembali
Adapun sistematika yang akan dituliskan didalam penafsiran tafsir sosio Retorika ini
9
Vernon K Robin, Exploring The Texture Text: A guide Socio-Rhetorical Interpretaton, (Harrisburg: Trinity Press
International, 1996)
10
Vernon K Robin, Exploring The Texture Text: A guide Socio-Rhetorical Interpretaton, Vii-Viii
Didalam Bab 1 akan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan Tulisan, manfaat tulisan, ruang lingkup tulisan, metodologi penelitian, Hipotesis dan
sistematika penulisan.
Dalam Bab 2 penulis akan menjelaskan menjelaskan mengenai studi kata yang meliputi
etimologi, terminology kata kunci didalam penulisan sebagai pendukung dan dasar berangkat
penulisan ini. Bab 2 ini juga akan menjelaskan mengenai studi Surat Roma meliputi
peredaksian surat Roma, kontes sosial, budaya serta keagamaan yang berkembang pada masa
itu untuk membantu memahami konteks dan permasalahan yang ada sesuai dengan konteks
Dalam Bab 3 akan menjelaskan mengenai metode apakah yang akan digunakan oleh
penulis dalam rangka merekonstruksi penafsiran yang ada sehingga membentuk pemahaman
dan penafsiran yang lebih jelas dan terperinci. Tulisan ini akan menggunakan tafsiran sosio
retorika yang dikembangkan oleh Vernon K Robin dengan melihat berbagai lapisan konteks
dan juga lapisan kehidupan yang ada pada masa itu untuk memudahkan penafsiran melihat
berbagai konteks yang masih belum terlihat dengan jelas sehingga mampu menjelaskan titik-
Dalam Bab 4 akan membahas mengenai penafsiran dengan menggunakan metode tafsir
kebutuhan teks, sehingga teks akan mengungkapkan berbagai konteks dan juga berbagai
ini nantinya akan digunakan untuk menafsirkan teks tersebut secara terbuka dengan berbagai
Dalam Bab 5 akan menjelaskan mengenai kontekstualisasi dan juga relevansi teologi dari
hasil penafsiran Roma 11:11-25 untuk memahami mengenai makna pemenuhan umat Allah
melalui identitas Etnon dan Israel terhadap konteks Indonensia terlebih gereja dengan
berbagai aliran diperhadapkan dengan konteks Israel masa kini yang penuh dengan polemic
Bab 6 akan membahas mengenai kesimpulan dari seluruh hasi tulisan yang ada
Daftar Kepustakaan
1. Bray, Gerald (ed)., Romans: Ancient Christian Commentary on Scripture: New Testament
VI, (Illionis: Intervarsity Press, 2005)
2. Dunn, James D.G., Romans 1-8: Word Biblical Commentary Volume 38, (Dallas: Word
Books Publisher, 1988)
3. Elliot, Neil (Ed.), Documents and Image For The study of Paul, (Minneapolis: Fortress
Press, 2011)
4. Elliott, Neil., The Rhetoric of Romans: Argumentative constraint and Strategy and Pauls
Dialogue with Judaism, (England: Sheffield Academic Press, 1990)
5. Fillipo, Belli., Argumentation and Use of Scripture in Romans 9-11, (Roma: Gregorian&
Biblical Press, 2010)
6. J Moo, Douglas, The Epistel To The Romans, ( Michigan: Wm. Eerdmans Publishing
Company, 1996)
7. J. Selvidge, Marla., Exploring The New Testament; second edition, (New Jersey: Prentice
Hall, 2003)
10. Kruse, Colin G., Paul s Letter To The Romans: The Pillar New Testament Commentary,
(Michigan: Wm. Eerdmans Publishing Company, 2012)
11. Murray, John., The Epistle To The Romans, (Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing
Company, 1965)
12. Oakes, Peter., Reading Romans in Pompei: Pauls Letter at Ground Letter, (Minneapolis:
Fortress Press, 2009)
13. Porter , Stanley E (ed)., Paul and His Opponents, (Leiden: Koninklije NV, 2005)
14. Richardson, Neil., Pauls Language About God, (England: Sheffeld Academic Press ltd,
1994)
15. Riesner, Rainer., Paul,s Early Period: Chronology, Mission Strategy, Theology,
(Michigan: Wm. Eerdmans Publishing Company, 1998)
16. Robertson, Paul M., Paul s Letter and Contemporary Greco-Roman Literarture:
Theorizing New Taxonomy, (London: Brill, 2016)
17. Schnelle, Udo., Apostle Paul: His Life and Theology, (Grand Rapid: Bakker Publishing,
2003)
Sumber Jurnal
1. Esler, Philip F., Ancient Oleiculture and Ethnic Differentation: The Meaning Of the
Olive-Tree image In Romans 11, Journal for the Study of the New Testament , No 26.1,
2003: 103-124
2. Gordon, Benjamin d., On The Sanctity Of Mixtures and Branches: Two Halakic Sayings
In Romans 11:16-24, Jornal Bblical Literature, No 2, 2016: 355-368
3. Johnson, Dan G. The Structure and Meaning Romans 11, Catholic Biblical Quarterly
46, 1998: 91-103
5. Staples, Jason A, What Do The Gentile Have To Do With All Israel? a Fresh Look at
Romans 11:25-27. Juornal Of Biblical Literature, 130 No 2, 2011 : 371-390
6. Steyn, Gert J, “Observation on the Text Form Of the Minor Prophets Quotation in
Romans 9-11, Journal Study Of The New Testament Vol 38, 2015: 49-67
7. Story, Lyle, An Inclusive Olive- Tree (Romans 11:11-24), American Theological Inquiry
3 No 2 jul 2010: 85-97