Selama berabad-abad, ke-2 istilah ini telah menimbulkan begitu banyak perdebatan di
dalam pengajaran iman Kekristenan. Dan dari kedua macam pandangan ini, timbullah
2 kubu yang berbeda di dalam Tubuh Kristus, yaitu pihak yang pro-dikotomi dan
pihak yang pro-trikotomi. Tentu saja kedua kubu ini, masing-masing memiliki
alasannya tersendiri.
Sebenarnya ke-2 istilah itu adalah untuk menggambarkan komposisi yang menyusun
seorang manusia. Pendapat yang mengatakan bahwa manusia hanya terdiri dari 2
unsur, yaitu: unsur materi (tubuh) dan unsur rohani (jiwa atau roh) disebut: dikotomi.
Sedangkan pendapat yang menyatakan bahwa manusia terdiri dari 3 unsur,
yaitu: tubuh, jiwa, dan roh, disebut: trikotomi. Agar lebih, coba kita bahas kedua
istilah itu secara terpisah.
DIKOTOMI
Dikotomi menyatakan bahwa manusia hanya terdiri dari 2 unsur saja, yaitu: tubuh dan
jiwa (atau roh) saja. Dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara jiwa dan roh, sebab
keduanya diyakini sebagai unsur yang sama, yaitu yang bersifat rohani. Contoh gereja
dikotomi: Reformed Church, Methodist, gereja2 tradisi, dll.
Tentang anak-anak manusia aku berkata dalam hati: "Allah hendak menguji mereka
dan memperlihatkan kepada mereka bahwa mereka hanyalah binatang." Karena nasib
manusia adalah sama dengan nasib binatang, nasib yang sama menimpa mereka;
sebagaimana yang satu mati, demikian juga yang lain. Kedua-duanya mempunyai
nafas (bahasa asli: roh) yang sama, dan manusia tak mempunyai kelebihan atas
binatang, karena segala sesuatu adalah sia-sia. Kedua-duanya menuju satu tempat;
kedua-duanya terjadi dari debu dan kedua-duanya kembali kepada debu. Siapakah
yang mengetahui, apakah nafas (roh) manusia naik ke atas dan nafas (roh) binatang
turun ke bawah bumi. (Pengkhotbah 3:18-21)
TRIKOTOMI
Yang mula-mula mempopulerkan trikotomi adalah Watchman Nee (1903-1972)
seorang hamba Tuhan dari China, melalui bukunya yang diterbitkan dalam 3 volume
dan berjudul: “Spiritual Man”. Ia menyatakan bahwa sebenarnya manusia terdiri
dari 3 unsur, yaitu: tubuh, jiwa, dan roh. Lebih jauh dikatakan bahwa tubuh terdiri
dari tulang, daging, darah, panca indra dan organ-organ tubuh. Sedangkan jiwa terdiri
dari rasio, emosi, dan kemauan. Binatang berbeda dari manusia, sebab binatang hanya
terdiri dari tubuh dan jiwa saja, tanpa hati nurani. Contoh gereja trikotomi: gereja
Pantekosta, karismatik, dll.
Manusia berbeda dengan binatang, karena binatang hanya punya tubuh dan jiwa,
sedangkan manusia memiliki roh, sehingga ia menjadi satu-satunya makhluk
hidup yang memiliki kesadaran akan eksistensi dirinya, sifat religius, dan dapat
berhubungan dengan penciptanya.
Bila roh dan jiwa sama, mengapa di Alkitab sering dibedakan dalam
pemakaiannya. Contohnya Ibrani 4:12, sendi dan sumsum, serta pertimbangan
(rasio / logika) dan pikiran hati (moral / nurani) menggunakan analogi yang
berbeda, jelas jiwa dan roh juga berbeda. Dan untuk Tuhan hanya digunakan kata
Roh saja, kalau sama, kenapa Roh Kudus tidak pernah disebut Jiwa Kudus?
Bantahan dari pihak dikotomi:
Manusia berbeda dengan binatang, bukan karena perbedaan pada roh atau jiwanya,
melainkan karena manusia diciptakan oleh Tuhan menurut gambaran-Nya sendiri
(peta dan teladan), tetapi binatang tidak. Jadi ada jiwa manusia dan jiwa binatang.
Tuhan disebut Roh karena Alkitab yang mengatakannya begitu. Kalau Alkitab dari
semula menyebut Roh Kudus sebagai Jiwa Kudus, tentu sekarang kita juga akan
menggunakan kata ‘Jiwa Kudus’.
Sebaliknya gereja-gereja trikotomi sangat maju dalam hal spiritisme, namun masalah
doktrin kurang kuat dan lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman
rohani. Terkadang pengalaman dijadikan sebagai pengajaran atau doktrin. Gereja-
gereja semacam ini sangat mudah menyerap semua pengajaran baru, terutama bila ada
bumbu-bumbu penyedap seperti mujizat, kesembuhan ilahi, tanda-tanda ajaib /
supranatural, dll. Memang gereja semacam ini bertumbuh sangat cepat dan dahsyat,
tetapi karena kurang kokoh dalam dasar kebenaran dan berpegang pada Alkitab,
akibatnya gereja bisa dengan mudah disesatkan oleh nabi-nabi palsu yang justru akan
banyak muncul pada akhir zaman seperti dikatakan Alkitab.
Pengetahuan akan kebenaran saja, atau menyembah dalam roh saja tidak cukup bagi
orang Kristen, karena hafal seluruh ayat Alkitab atau setiap detik berbahasa roh juga
bukanlah hal yang paling Tuhan inginkan dari gereja-Nya. Firman mengatakan bahwa
kita harus menyembah-Nya di dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:23-24).
Perbedaan pemahaman tersebut tentu saja akan membuat perbedaan di dalam kita
mengerti kebenaran. Untuk lebih memudahkan dalam memahami alasan ini, mari kita
umpamakan manusia itu seperti sepotong kue buatan ibu saya. Setelah makan kue ibu,
saya mengatakan kepada adik saya bahwa kue itu rasanya manis, tetapi adik tidak
setuju. Ia berpendapat bahwa kue itu tidak hanya manis, tetapi juga sedikit asin. Saya
bilang manis itu sama saja dengan asin, sebab keduanya tidak kelihatan, dan sama-
sama memberi rasa enak pada kue itu. Namun adik saya bilang tidak sama, sebab
manis itu rasa gula, sedangkan asin itu rasa garam. Kami sama-sama ngotot, dan
karena perdebatan itu, kami berdua bukan hanya stress, masing-masing semakin
percaya bahwa idenyalah yang paling benar. Tetapi anehnya, perbedaan pendapat
kami itu tidak membuat rasa kue buatan ibu berubah, bentuknya, rasanya, dan
teksturnya juga tetap sama.
Lalu apa hubungannya dengan ke-2 istilah tadi? Manusia ‘khan bukan kue?
Ini hanya sebuah perumpamaan saja. Alkitab memang tidak memberi penjelasan yang
absolut mengenai komposisi manusia, sehingga ketika kita berusaha menyelidikinya
dengan mengandalkan nalar dan penafsiran kita sendiri, maka mungkin saja kita
membuat kesimpulan yang kurang tepat. Dan dari kesimpulan yang kurang tepat itu,
tentu akan timbul masalah ketika kita hendak memutlakkannya bagi semua orang.
Walaupun perbedaan dalam dikotomi dan trikotomi tidak akan mempengaruhi kasih
Kristus bagi umat-Nya dan keselamatan jiwa orang percaya, namun mempunyai
pengaruh yang cukup signifikan di dalam pengenalan akan kebenaran dan praktek
iman. Sama halnya dengan kue buatan saya dengan buatan adik saya. Mungkin buatan
adik saya, lebih mirip kue buatan ibu, tetapi karena komposisinya yang berbeda, maka
hasil yang didapatkan juga tidak sama. Tetapi kalau diharuskan untuk memilih,
sebagai orang Kristen yang berusaha mencari kebenaran, saya akan memilih
trikotomi.
Mengapa?
Sebab Alkitab tidak pernah dengan tegas menyatakan bahwa jiwa sama saja dengan
roh. Sebaliknya, Ibrani 4:12 menyatakan bahwa jiwa dan roh memang sangat mirip
dan erat kaitannya, sehingga sangat sulit untuk dipisahkan / dibedakan. Tetapi, sulit
bukan berarti tidak bisa. Dari ayat itu pula, bisa diketahui bahwa untuk
memisahkannya harus dengan pertolongan Firman Tuhan.
Oke, mari kita coba. Sebelumnya, kita kumpulkan dahulu sebanyak mungkin Firman
yang berhubungan dengan roh dan jiwa di seluruh Alkitab:
Dengan sekian banyak informasi yang tersedia di dalam Alkitab, maka kita bisa
mendapatkan beberapa pengetahuan dan fakta penting, yaitu antara lain:
Definisi dikotomi kita kenal yang selama ini ternyata kurang tepat. Dikotomi hanya
benar jika untuk menjelaskan bahwa manusia terdiri 2 bagian yaitu: bagian yang
kelihatan (tubuh) dan bagian yang tidak kelihatan (jiwa & roh). Tetapi bila dikatakan
bahwa jiwa sama saja dengan roh, dalam hal ini dikotomi menjadi keliru, sebab pada
kenyataannya jiwa memang tidak sama dengan roh, dan Tuhan bukan hanya Roh saja,
tetapi juga memiliki jiwa dan tubuh.
Definisi trikotomi juga tidak sepenuhnya benar, karena ternyata binatang juga
memiliki roh. Serta pemahaman bahwa rasio, perasaan, dan keinginan adalah bagian
dari jiwa juga tidak sepenuhnya benar, sebab ada yang namanya keinginan roh dan
keinginan daging. Ada perasaan roh, perasaan jiwa, dan perasaan daging, serta ada
pula pengetahuan roh dan pengetahuan jiwa.
Berdasarkan semua informasi dan firman Tuhan yang di atas, maka saya akan
mencoba membuat sebuah kesimpulan, yaitu: bahwa jiwa tidak sama dengan roh.
a. Tubuh adalah bagian yang paling luar dan merupakan bagian materi (fisik /
jasmani), karena itu tubuh memiliki banyak keterbatasan, sehingga ia menjadi yang
paling kurang penting. Tubuh identik dengan daging, dan sifat-sifatnya kita sebut sifat
daging. Daging memiliki perasaan: sakit, haus, lapar, lelah, pusing, dll. Keinginan
daging sering diidentikkan dengan hawa nafsu yang disebut juga sebagai perbuatan
daging (perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan
diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dsb. Gal
5:19-20) Keingingan daging berseteru dengan keinginan roh, karena keinginan daging
adalah maut, sedangkan keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera (Rom. 8:6).
Karena itu keinginan daging berlawanan dengan kehendak Tuhan, maka keingingan
daging tidak dapat takluk kepada hukum Tuhan (Rom 8:7). Ilmu yang mempelajari
tubuh daging disebut: anatomi, dan kedokteran.
b. Jiwa adalah bagian tengah yang menghubungkan antara tubuh dengan roh. Jiwa
lebih penting daripada tubuh, karena jiwa memiliki potensi yang lebih besar yang
melampaui keterbatasan tubuh. Setiap jiwa mewakili satu pribadi dan identik dengan
akal budi. Segala sesuatu yang dialami tubuh diterima oleh jiwa dan dapat
mempengaruhi roh, demikian pula segala sesuatu yang dialami oleh roh, dapat
dimanifestasikan oleh tubuh juga disalurkan melalui jiwa. Tubuh dan roh dapat saling
mempengaruhi tetapi harus melewati jiwa sebagai medianya. Jiwa memang identik
dengan akal budi (rasio), tetapi jiwa tidak sama dengan akal budi, sebab akal budi
adalah bagian dari jiwa. Jiwa dapat bertumbuh dengan pendidikan, ilmu pengetahuan,
pelatihan, dll. Jiwa juga memiliki keinginan: misalnya haus akan pengetahuan,
kebenaran, dll. Selain itu jiwa juga memiliki perasaan, contohnya: penasaran, rasa
ingin tahu, jatuh cinta, sedih, bad mood, berharap, terharu, dll. Ilmu yang mempelajari
hal-hal yang berhubungan dengan jiwa: psikologi atau filsafat.
c. Roh adalah bagian terpenting dari komposisi manusia, karena ia memiliki potensi
yang jauh lebih besar bila dibandingkan dengan jiwa dan tubuh. Roh manusia adalah
pemberian Tuhan dan merupakan bagian dari Roh Tuhan (Kej 2:7). Roh manusia
punya keinginan yaitu menuruti kehendak Tuhan, sehingga hati nurani selalu ingin
yang baik, maka roh dikatakan penurut, tetapi daging lemah (Mat.26:41). Roh punya
pengetahuan (rasio) yaitu: mengenai apa yang baik dan berkenan kepada Tuhan, tetapi
telah terkontaminasi oleh dosa melalui pengetahuan jiwa akan apa yang jahat setelah
tubuh manusia terkutuk karena kejatuhan Adam dan Hawa di Taman Eden (Kej.
2:17). Ilmu yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan roh: kebatinan,
perdukunan atau paranormal.
Setelah tahu akan perbedaan tersebut, lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?
Sadarilah bahwa perbedaan itu telah menimbulkan penyakit di dalam tubuh Kristus,
sehingga perlu segera diobati. Janganlah kita saling merendahkan dan menganggap
diri sendiri paling benar, karena Tuhan punya rencana yang indah dibalik semua itu.
Terimalah dengan rendah hati dan lemah lembut kebenaran yang dapat
memerdekakan kita, supaya kasih Kristus dan kuasa-Nya bekerja lebih efektif di
dalam setiap gereja yang menjadi anggota tubuh-Nya.
Gereja dikotomi harus belajar hal-hal yang berhubungan dengan alam spiritual dan
penyembahan dalam roh dari gereja trikotomi supaya Tuhan menambahkan lagi
karunia-karunia rohani demi pembangunan gereja Kristus di akhir zaman.
Gereja trikotomi harus belajar mendalami firman Tuhan dan menggali Alkitab dari
gereja dikotomi, supaya memiliki dasar-dasar iman dan kebenaran yang lebih kuat,
sehingga tidak mudah mengalami penyesatan yang semakin hebat di zaman akhir ini.
Setiap kita yang telah membaca artikel ini harus semakin rajin membaca dan
merenungkan firman Tuhan supaya jiwa kita bertumbuh pengetahuan yang
bermanfaat bagi roh kita. Roh kita harus selalu dibangun dengan hubungan yang
akrab dengan Roh Kudus, hidup senantiasa dipimpin oleh Roh, bukan oleh keinginan
daging. Bagaimanapun sulitnya, tubuh harus terus-menerus dilatih untuk menjalankan
firman (memikul salib), dan selalu takluk di bawah keinginan Roh (menyangkal diri).
Baik roh, jiwa, maupun tubuh kita harus dibangun di dalam kekudusan supaya terjadi
seperti yang Paulus katakan di I Tesalonika 5:23 – “Semoga Allah damai sejahtera
menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa, dan tubuhmu terpelihara
sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Sedapat mungkin, bagikanlah berkat yang sudah Anda terima melalui artikel ini
kepada sebanyak mungkin orang-orang Kristen yang Anda kasihi. Semoga Tuhan
memberkati Anda semua dengan sukacita dan damai sejahtera yang semakin
berlimpah.(http://kristenemasmurni.blogspot.com)