Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PAPER / PROYEK KELAS

MANUSIA

(STRUKTUR MANUSIA)

Oleh :

Rehuel Obed Edom Purwoto

Menisa Laia

Ilhani Ratna Viyanti Halawa

Diserahkan kepada :

Ibu Relly Tri Cahaya, M.Mis

Sebagai bagian tugas dari mata kuliah

Antropologi dan Hamartologi

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI INDONESIA SURABAYA

Surabaya, 11 Februari 2020


STRUKTUR MANUSIA

Apakah manusia terdiri dari dua atau tiga bagian? Apakah kita terbagi antara tubuh,
jiwa, dan roh atau tubuh, jiwa-roh? Manusia dimaksudkan berhubungan dengan Allah dan
dengan demikian Allah menciptakan kita baik dengan aspek materi maupun non materi.
Aspek materi ini yang berwujud dan hanya ada ketika seorang itu hidup secara jasmani.
Aspek non-materi ini yang tak berwujud: jiwa, roh, kecerdasan, kehendak, hati nurani, dan
sebagainya.

Apakah bedanya antara jiwa dan roh? Adalah penting dipahami bahwa keduanya
membahas bagian non materi manusia, namun hanya "roh" yang berhubungan dengan
perjalanan manusia dengan Allah. "Jiwa" membahas perjalanan manusia di dunia ini.

Apakah jiwa dan roh berbeda? Ataukah mereka sama? Pada umumnya Gereja Timur
(Pantekosta, Karismatik, dan lain-lain) percaya bahwa manusia adalah trikotomi yaitu terdiri
dari tubuh, jiwa, dan roh. Pada awalnya Bapak-bapak Gereja Yunani dan Alexandria
memegang pandangan ini, termasuk origen, Clement dari Alexandria. Gereja Barat
(Reformed Church, Methodist, Gereja-gereja tradisi, dan lain-lain) dipihak lain memegang
posisi dikotomi dimana manusia hanya terdiri dari tubuh dan jiwa seperti Agustin dan
Anselm memegang pandangan ini.

 Pandangan Dikotomis.
o Berasal dari kata Yunani dicha (dua) dan temno (memotong). Jadi manusia
adalah keberadaan yang terdiri dari dua bagian tubuh dan jiwa.
o Pandangan ini didasarkan pada Kej. 2:7 dan Ay. 27:3, dimana kata-kata jiwa
dan roh dapat digunakan secara bergantian (Kej. 41:8 dengan Maz. 42:6 dan
Ibr. 12:23 dengan Wahyu 6:9, tubuh dan jiwa (atau roh) bersamaan disebut
sebagai kesatuan dari keseluruhan pribadi tersebut).
o Alasan yang umumnya dipergunakan untuk mendukung dikotomi:
 Memang di Alkitab ada kata roh dan jiwa, tetapi selalu
menggambarkan sesuatu yang sama, yaitu bagian yang kelihatan dan
yang tidak kelihatan. Tubuh fisik adalah bagian luar yang kelihatan,
sedangkan jiwa adalah bagian dalam yang tak kelihatan.
 Kalau jiwa dan roh itu tidak sama dan jika rasio, emosi, dan kemauan
adalah bagian dari jiwa, mengapa Tuhan yang adalah Roh juga
memiliki rasio, emosi, dan kemauan?
o Bantahan dari pihak Trikotomi :
 Yang bersifat fisik tidak selalu kelihatan, contohnya udara, walaupun
adalah benda materi, tetapi ia tidak kelihatan. Dan yang tidak kelihatan
juga belum tentu hanya ada 1 macam saja, roh dan jiwa tetap berbeda,
walalupun keduanya sama-sama tidak kelihatan.
 Tuhan memiliki rasio, perasaan, dan keinginan, sebab Dia adalah Roh
di atas segala roh. Walaupun Tuhan adalah Roh, tetapi Dia adalah
pencipta, sedangkan manusia adalah ciptaan, jadi kualitasnya berbeda.
 Pandangan Trikotomi.
o Berasal dari kata Yunani tricha (tiga) dan temno (memotong). Jadi manusia
adalah keberadaan yang terdiri dari tiga bagian yaitu tubuh, jiwa, dan roh.
o Pandangan ini didasarkan pada 1 Tes. 5:23, Ibr. 4:12, 1 Kor. 2:14-3:4
(mengusulkan tiga klasifikasi, yaitu natural (daging), kamal (jiwa), dan rohani
(spiritual).
o Alasan yang umumnya dipergunakan untuk mendukung trikotomi:
 Manusia berbeda dengan binatang, karena binatang hanya punya tubuh
dan jiwa, sedangkan manusia memiliki roh, sehingga ia menjadi satu-
satunya makhluk hidup yang memiliki kesadaran akan eksistensinya
sendiri, sifat religius, dan dapat berhubungan dengan penciptanya.
 Bila roh dan jiwa sama, mengapa di Alkitab sering dibedakan dalam
pemakaiannya. Contohnya Ibr. 4:12, sendi dan sumsum, serta
pertimbangan (rasio/logika) dan pikiran hati (moral/nurani)
menggunakan nalogi yang berbeda, jelas jiwa dan roh juga berbeda.
Dan untuk Tuhan hanya digunakan kata Roh saja, kalau sama, kenapa
Roh Kudus tidak pernah disebut Jiwa Kudus?
o Bantahan dari pihak dikotomi:
 Manusia berbeda dengan binatang, bukan karena perbedanaan pada roh
atau jiwanya, melainkan karena manusia diciptakan oleh Tuhan
menurut gambaranNya sendiri (peta dan teladan), tetapi binatang tidak.
Jadi ada jiwa manusia dan jiwa binatang.
 Tuhan disebut Roh karena Alkitab yang mengatakan begitu. Kalau
Alkitab dari semula menyebut Roh Kudus sebagai Jiwa Kudus, tentu
sekarang kita juga akan menggunakan “Jiwa Kudus”
 Pandangan multisegi. Meskipun jiwa dan roh merupakan istilah yang biasa digunakan
untuk menjabarkan natur manusia yang non materi, ada sejumlah tambahan istilah
yang menjabarkan natur non fisikal manusia. Jadi, natur non materi manusia dapat
dimengerti sebagai banyak segi. Paling sedikit ada empat istilah untuk menjabarkan
natur non materi manusia, seperti:
o Hati, menjabarkan intelektual (Mat. 15:19-20), juga sebagai kehendak
manusia (Rm. 10:9-10, Ibr. 4:7).
o Hati Nurani, ditempatkan Allah sebagai saksi, karena dipengaruhi oleh
kejatuhan hati nurani dapat ditipu dan tidak dapat dipercaya (Rm. 2:15).
o Akal Budi (Pikiran), akal budi orang tidak percaya telah tercemar (Rm. 1:28),
dibutakan oleh setan (2 Kor. 4:4), digelapkan dan sia-sia (Ef. 4:17-18). Dalam
diri orang percaya, ada pembaharuan akan budi (Rm. 12:2) yang
memampukan mengasihi Allah (Mat. 22:37).
o Kehendak, kehendak orang tidak percaya menuruti keinginan daging (Ef. 2:2-
3), sedangkan orang percaya diberi kemampuan untuk merindukan melakukan
kehendak Allah (Rm. 6:12-13). Pada waktu pertobatan, orang percaya
diberikan natur baru yang memampukan dia untuk mencintai Allah dengan
segenap hati, akal budi dan kehendak.
DAFTAR PUSTAKA

 Teologi Sistematika 2 (Doktrin Manusia) – Louis Berkhof


 Teologi Sistematika – Henry C. Thiessen
 Teologi Sistematis Pengetahuan Lanjutan Bagi Kaum Awam dan Anggota Gereja –
Ichwei G. Indra
 Teologi Dasar 1 (Panduan Populer untuk Memahami Kebenaran Alkitab) – Dr.
Charles C. Ryrie

Anda mungkin juga menyukai