Anda di halaman 1dari 2

Etika Kristen: Pengajaran Sidi HKBP Muara Padang

Etika Kristen merupakan sikap terhadap kasih Allah yang menyelamatkan kita (bnd. 1
Yoh. 4:19). Kehidupan etis merupakan cara hidup dalam persekutuan dengan Tuhan. Titik
tolak berpikir Etika Kristen adalah iman kepada Bapa yang telah menyatakan diri di dalam
Tuhan Yesus Kristus. Dalam konteks iman Kristen ukuran apa yang baik adalah segala
sesuatu yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Bagaimana orang Kristen mengetahui kehendak
Tuhan ? yaitu dari FirmanNya yang tertulis di dalam Alkitab. Maka, orang kristen dapat
menanggapi kasih Allah melalui apa yang dituliskan dalam Alkitab.

Berikut ini beberapa etika yang akan kita bahas yaitu :

1) Etika Bergaul

2) Etika Berpacaran

Menahan diri

lihat materi pak Sukanto

3) Etika Menggunakan Waktu

Amsal 4 : 23

Dasar utama etika dapat diungkapkan dalam berbagai cara.


a. Keserupaan dengan Allah. Tujuan akhir proses etika ialah supaya serupa dengan gambar
Anak Allah (Rm 8:29; 2 Kor 3:18; Flp 3:21). Karena inilah tujuannya, maka gambar Anak
Allah harus terus-menerus mengatur seluruh kelakuan manusia. Berdasarkan alasan ini
maupun alasan-alasan lainnya, maka Tuhan Yesus sebagai teladan mutlak menjadi tolok
ukur. Yesus murni kudus, tidak menyusahkan, tanpa cacat, tidak berbuat dosa: melalui
teladan hidup-Nya kita dengan cara yg tak ada taranya diperhadapkan kepada tuntutan
kekudusan dan kebenaran. Bahkan apa yang dikerjakanNya secara khas dikemukakan sebagai
teladan bagi kita, bahwa kita patut mengikuti jejak-Nya (bnd Mat 20:25-28; Mrk 10:42-
45; Flp 2:6-8; 1 Ptr 2:21-24); bukan dalam arti bahwa kita harus mengikuti Dia melakukan
pekerjaan yg sangat khusus dan khas itu, melainkan dalam arti bahwa kita tanpa pamrih harus
mengikuti Dia taat dalam ketaatan-Nya yg tanpa reserve kepada kehendak BapakNya, dalam
panggilan yg diserukan kepada kita.
Karena Yesus ialah gambar Allah, maka kecocokan atau keserupaan dengan Yesus sekaligus
adalah keserupaan dengan gambar Allah. Itulah sebabnya mengapa keserupaan dengan Bapak
dijadikan ukuran kelakuan orang percaya. Yesus meringkaskannya sebagai peraturan dalam
KerajaanNya, 'haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapak-mu yg di sorga adalah
sempurna' (Mat 5:48). Sebagai makhluk yg diciptakan Allah menurut gambar-Nya, tugas kita
tidak kurang sekelumit pun untuk berupaya mencapai kesempurnaan yg selaras dengan
kesempurnaan Allah Bapak, yaitu ukuran dan tujuan dari tuntutan etika. Keserupaan dengan
Bapak itulah yg dimaksud oleh Yohanes tatkala ia berkata, 'Setiap orang yg menaruh
pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yg adalah suci' (1 Yoh 3:3).
b. Ketaatan kepada perintah-perintah Allah. Prinsip dasar ini tertera dalam hubungan manusia
dengan Allah sejak permulaan. Larangan di Eden (Kej 2:17) meringkaskannya; pemeriksaan
terhadap Adam sesudah kejatuhannya ke dalam dosa menyoroti dia dengan tajam sekali (Kej
3:11); kutuk kepada Adam mendaftarkan hukumannya (Kej 3:17). Penyataan penebusan
mengambil bentuk pemerintahan berdasarkan perjanjian, dan menaati suara Allah dan ajaran-
ajaran-Nya adalah jawaban Israel kepada janji-janji-Nya (bnd Kej 17:10; Kel 19:5; 20:1-17;
24:7). Yesus sendiri mengukuhkan prinsip dasar ini waktu Dia berkata, 'Jikalau kamu
mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu' (Yoh 14:15). Dan Yohanes, yg
mengetahui kehendak Tuhan-nya, mengulangi hal yg sama, 'Inilah tandanya, bahwa kita
mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya' (1 Yoh 2:3; bnd Rm 6:16-
17; 2 Kor 10:5; Ibr 5:9).
c. Menyenangkan hati Allah. Tak ada pertimbangan yg lebih tinggi bagi pikiran orang saleh
daripada kerinduan 'menjadi' dan 'berbuat' sehingga menyenangkan hati Allah. Henokh hidup
bergaul dengan Allah (Kej 5:22) dan penghormatan yg diberikan kepadanya ialah ia
'berkenan kepada Allah' (Ibr 11:5). Paulus dalam Rm 12:2 memulai penerapan ajaran yg
diuraikannya sebelumnya dengan menekankan prinsip dasar ini. Ia membela perilakunya
sendiri dengan mengatakan bahwa prinsip ini merupakan dasar yg menentukan arah hidupnya
(1 Tes 2:4; bnd Gal 1:10; 1 Tes 4:1). Kedudukan Yesus sekaligus Tuan dan Tuhan terjalin
padu dengan prinsip dasar ini. Yesus mati, hidup dan bangkit kembali 'supaya Ia menjadi
Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup' (Rm 14:9; bnd Flp 2:9-
11). Pelayanan kita terhadap Yesus sebagai Tuhan adalah jaminan bahwa kita sudah berkenan
kepada Allah (Rm 14:18). Dalam memohon berkat penulis Ibr tak mungkin memohonkan
sesuatu yg lebih besar daripada 'kiranya [Allah] memperlengkapi kamu dengan segala yg
baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yg berkenan
kepada-Nya oleh Yesus Kristus' (Ibr 13:21).
Dari sudut mana pun soal ini dipandang, selalu dapat disimpulkan bahwa kegairahan supaya
kita selaras dan sesuai dengan kehendak Allah yg sudah dinyatakan itu, adalah prinsip utama
dasar hidup menurut Alkitab.

Etika yg dituntut dan dibenarkan Alkitab, sumbernya ialah iman kepada Allah, pacunya ialah
kasih, asas yg menentukan arahnya ialah Taurat Allah, dan tujuan yg merajainya ialah
kemuliaan Allah. Inilah ukurannya secara ringkas dan semuanya padu yg satu merasuki lain.

Anda mungkin juga menyukai