Langkah-langkah belajar:
1) Berdoalah sebelum mulai belajar!
2) Bukalah Alkitabmu dan bacalah renungan firman Tuhan yang Gurumu berikan!
3) Selain ringkasan materi yang diberikan oleh gurumu, persiapkan juga Buku Paket
sebagai pendamping belajar!
4) Kerjakan setiap tugas ataupun latihan soal yang gurumu berikan, jangan menunda-
nunda ataupun menumpuk terlalu banyak tugas untuk dikerjakan, karena hal itu justru
akan membebani diri kalian!
5) Selamat belajar!
RENUNGAN
Dari Gembala Menjadi Raja Teladan
“Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1 Sam. 16:7)
Perjalanan hidup Daud sungguh menarik. Dari seorang gembala sederhana, ia akhirnya
menjadi raja. Bukan raja biasa, tetapi raja teladan. Selanjutnya ia dijadikan model dan kriteria
untuk mengukur kualitas semua raja Israel. Sampai pada zaman Yesus (bahkan sampai kini),
orang Yahudi tetap menantikan Mesias, raja ideal seperti Daud. Bagaimana perjalanan hidup
anak gembala sederhana itu, sampai pada puncak kejayaannya?
Daud muncul tak terduga ke pentas kekuasaan. Ia sama sekali tak punya andil di awal
karirnya. Israel sedang diperintah oleh Raja Saul. Akan tetapi, ALLAH tidak lagi berkenan. ALLAH
“menyesal” sudah menjadikan Saul sebagai raja Israel (1 Sam. 15:35). Maka, Ia menyuruh
Samuel diam-diam pergi mengurapi salah seorang anak Isai di Betlehem. Samuel pergi
membawa misi khusus dan rahasia ini. Isai memanggil 7 anak lelakinya. Samuel yang sudah
pernah mengurapi Saul, sekarang pun memakai kriteria yang lama: penampilan fisik. Maka,
begitu melihat Eliab, si sulung yang paling tinggi dan rupawan, Samuel langsung yakin:
“Sungguh di hadapan TUHAN berdiri orang yang diurapi-Nya.” Akan tetapi, TUHAN langsung
mengoreksi sang nabi: “Jangan pandang rupanya atau perawakannya yang tinggi, sebab Aku
telah menolaknya. Bukan seperti yang dilihat manusia, sebab manusia melihat apa yang di
depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” Tujuh anak Isai dihadirkan, taka da yang terpilih.
Kriteria lama sang nabi dimentahkan TUHAN.
TUHAN punya kriteria sendiri. Ia memilih raja yang “berkenan di hati-Nya” (1 Sam.
13:14). Ia memilih Daud, si bungsu yang dilupakan dan tidak masuk hitungan, bahkan oleh
ayahnya sendiri. Ia dianggap belum sungguh-sungguh lelaki, belum layak disebut laki-laki
dewasa, maka tidak pantas menjadi tentara, apalagi diurapi menjadi raja. Raja adalah
pahlawan, panglima pasukan, jagoan yang selalu menang dan mengalahkan lawan. Figur raja
ideal kuat, perkasa, penakluk yang membuat lawan gemetar. Tetapi, ternyata bagi ALLAH raja
itu anak gembala. Yang tidak diperhitungkan manusia, justru yang dipilih dan diberdayakan
ALLAH. ALLAH memilih siapa saja yang “berkenan di hati-Nya”, bukan tokoh terkenal di mata
manusia dan panggung dunia. ALLAH melihat hati yang tulus mau melayani, bukan hati yang
haus mempromosikan diri. ALLAH melihat hati yang tahu diri, yang terbuka untuk diperbarui,
bukan yang gemar berbesar hati dan berkoar-koar tentang prestasi.
Itulah cara kerja dan cara pandang TUHAN dalam memilih manusia: Ia memilh orang
dianggap lemah dan tidak diperhitungkan manusia. Mengapa? Supaya terbukti-nyata bahwa
Dialah yang berkarya, bukan prestasi dan kehebatan manusia, yang biasanya mudah sekali
diklaim, dipamerkan dan dibanggakan! Misi dan perutusan kita adalah inisiatif-Nya. Karya
pelayanan kita pun bukan prestasi kita. Itu semua semata-mata bukti karya-Nya di dunia. Kita
hanya alat anugerah-Nya.
Bagi ALLAH, pemimpin dan utusan-Nya harus bermental gembala, bukan raja. Raja
adalah simbol penguasa rakyat, gembala adalah penjaga kawanan. Raja sering mengorbankan
rakyatnya demi kuasa dan jabatannya. Gembala biasanya rela mati demi kawanannya. Raja
biasanya terkenal, tetapi dia sendiri tidak mengenal semua rakyatnya, selain para sahabat dan
kroninya. Lain halnya gembala: ia mengenal kawanannya satu per satu, bahkan memanggil
mereka dengan namanya. Kawanannya pun mengenal suara gembala mereka. Ada relasi
personal dan mendalam, yang ditandai dengan komitmen dan pengorbanan. Itulah kualitas-
kualitas yang diinginkan TUHAN dalam diri pemimpin dan utusannya. Tuhan Yesus memberkati.
MATERI
BAB III
NILAI-NILAI KRISTIANI
Seorang anak tidak akan belajar mengasihi bila ia sendiri tidak pernah menerima kasih
sayang terlebih dulu dari orang-orang yang ada di lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga.
Jelaslah bahwa peranan keluarga penting dalam mengajarkan nilai-nilai Kristen. Dalam Bab IV
kita akan melanjutkan pembahasan dengan mengkhususkan bagaimana orang tua mendapat
tugas dan tanggung jawab istimewa untuk mengasuh dan mendidik anak mereka.
Kini pelajari petunjuk praktis tentang bagaimana menampilkan kesan yang positif bagi
orang lain (Donachy, 2014).
1. Jadilah diri sendiri, jangan mencoba-coba meniru penampilan atau gaya bicara, gaya
rambut, dan gaya-gaya lainnya dari orang lain. Orang-orang lain akan cepat menangkap
bahwa ini suatu kepurapuraan.
2. Tampilkan senyuman. Tidak ada yang menolak untuk mendapatkan senyuman dari
orang lain.
3. Ketika berbicara, tataplah mata lawan bicara kalian. Bukan dengan pandangan
merendahkan atau ketakutan, tetapi dengan pandangan yang ramah.
4. Bila memang kalian akan bertemu seseorang pada waktu yang telah ditentukan,
hadirlah beberapa menit sebelumnya. Artinya, kalian menghargai waktu yang dia
siapkan untuk bertemu. Kelihatannya ini adalah hal yang sepele, tetapi bila kalian
muncul terlambat, orang itu akan menangkap kesan bahwa kalian tidak cukup
menghargai dirinya. Tentu kalian tidak ingin menimbulkan kesan negatif padanya,
bukan?
5. Saat melakukan percakapan, jangan berfokus pada topik menceritakan diri sendiri,
kecuali memang kalian berada dalam posisi yang ditanya atau yang diminta bercerita.
Percakapan yang berpusat pada diri sendiri menunjukkan bahwa pembicaranya ingin
menarik perhatian orang lain pada dirinya. Janganlah mempertahankan tingkah laku
seperti inI.
ASSESMEN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang lengkap dan jelas!
1. Tuliskan tiga tindakan yang mencerminkan penerapan dari kesembilan buah-buah Roh!
2. Jelaskan lima petunjuk praktis tentang bagaimana menampilkan kesan yang positif kepada
orang lain?
3. Jelaskan yang dimaksud orangtua merupakan guru yang pertama dan utama untuk anak-
anaknya!
4. Kesabaran merupakan salah satu dari nilai yang penting dalam diri seseorang. Sebutkan
minimal tiga akibat jika nilai kesabaran tidak ada dalam kehidupan seseorang!
5. Betapa pentingnya nilai-nilai Kristiani bagi kehidupan seseorang, karena nilai-nilai
tersebutlah yang menjadi tolak ukur kualitas hidup seseorang. Sebutkan minimal tiga yang
akan kamu lakukan untuk menanamkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan pribadimu!