Anda di halaman 1dari 1

MID SEMESTER SINOPTIK

Nama : Zakarias Gusi Jata

NPM : 18. 75. 6499

Konvik : Ritapiret

MATIUS 11: 20-24


23
Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau
akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat
yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.

Perikop Matius 11: 23 menampilkan kecaman Yesus terhadap kota Kapernaum yang
tidak bertobat. Sebagai sejarawan, Yesus membandingkan kota Kapernaum dengan kota
Sodom yang tidak taat (lih. Kej. 19:1-29)1. Dalam perikop ini (Mat. 11.20-24), terdapat
pararelisme sinonim:// apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? / Tidak, engkau akan
diturunkan sampai ke dunia orang mati!; Pertama, terdapat bentuk keterikatan dari kedua
kalimat tersebut, yakni bentuk kalimat pertama sebagai pertanyaan, sedangkan bentuk
kalimat kedua sebagai jawaban atas bentuk kalimat pertama. Kedua, kata engkau yang
merujuk pada kota Kapernaum. Ketiga, kesamaan kata kerja: // dinaikkan / diturunkan yang
ditulis dalam bentuk kata kerja pasif. Keempat, keterangan tempat: // langit / dunia orang
mati menunjukkan posisi Kapernaum dalam perbandingannya dengan penjelasan dalam
perikop Kej. 19:1-29 tentang kejatuhan kota Sodom akibat ketidaktaatan tehadap Yahwe. 2
Pada perikop ini (Mat. 11: 23), terdapat kalimat diturunkan sampai ke dunia orang mati.
Kalimat ini juga terdapat dalam Yesaya 14: 11 tentang ejekan kepada raja Babel yang hilang
kemegahannya, sebab Tuhan menyayangi Yakub dan bangsa Isarel3. Dalam perjanjian baru
kalimat diturunkan sampai ke dunia orang mati menunjukkan konsekuensi jika tidak bertobat
dan tidak mengikuti Yesus. Pesan teologi yang terkandung dalam perikop ayat ini adalah
setiap pertobatan dan mengikuti Yesus mengantarkan orang pada kemuliaan di langit (surga),
sebaliknya tidak bertobat dan tidak mengikuti Yesus mengantar orang pada kegelapan ( dunia
orang mati). Kita diajak untuk bertobat dan mengikuti Yesus demi mencapai keselamatan.

1
Dianne Bergant, CSA, dan Robert J. Karris, OFM (ed)., Tafsir Alkitab Perjanjian Lama (Jogjakarta:
Kanisius, 2006, Cetakan V), hal. 58.
2
Jhon Skinner, D. D Hon. M. A., Critical and Exegetical Commentary on Genesis ( Edinburgh: T, & T, Clark
LTD), hal. 306.
3
Daniel J Harrington, S. J (ed)., Sacra Pagina Series: The Gospel of Matthew (Minnesota: The Liturgical
Press), hal. 164.

Anda mungkin juga menyukai