Anda di halaman 1dari 66

RENUNGAN REMAJA

ISSN 0853 - 0917

YAYASAN KOMUNIKASI BERSAMA

Penanggung jawab:
Pdt. Arliyanus Larosa

Pemimpin Redaksi:
Pdt. Rumenta Santyani Manurung

Redaktur Pelaksana:
Sri Sembiring, S.Th.

Editor:
Elly Diah Praptanti, S.Si. Teol.

Penulis:
Pdt. Semuel Akihary
Pdt. Andy Gunawan

Artistik:
Victory Valentino J.W.

Alamat:
Graha Arteri Mas, Kav. 19 - 20
Jl. Panjang no. 68
Kedoya-Jakarta 11520

Telepon:
+6221 583 03398
+6221 583 03498

Website:
www.ykb-wasiat.org
E-mail:
tfc@ykb-wasiat.org

Persembahan Kasih Melalui:


BCA Bidakara
A/C 450 305 2990
a.n Yayasan Komunikasi Bersama

Pembayaran melalui:
Bank Mandiri Jakarta - Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing

BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
H ai Best Teens, salam jumpa kembali dalam renungan PELITA Teens
for Christ edisi November-Desember 2023! Semoga renungan-
renungan sepanjang tahun ini memberi kekuatan dan penghiburan
dalam menghadapi tantangan hidup ini.

Dalam renungan bulan November, Pdt. Semuel Akihary (GKI


Samanhudi) mengajak kita untuk mengenali dan menerima diri.
Mulai dari mempertanyakan siapa diri kita sesungguhnya, belajar
mengenali kekuatan dan keterbatasan diri, mengatur emosi, menjalani
kehidupan dan mencari maknanya, juga berusaha menampilkan
diri berdasarkan potensi dan bukan berdasarkan kepura-puraan.

Selanjutnya, dalam renungan bulan Desember, Pdt. Andy Gunawan


(Pendeta Tugas Khusus Klasis Priangan dengan jabatan Sekretaris
Umum BPMK GKI Klasis Priangan) mengajak kita untuk menelusuri
kisah-kisah kelahiran Yesus yang tersebar di keempat Injil. Dalam
menyambut kelahiran Yesus penting untuk membuka “kardus
hati”. Mungkin ada bagian-bagian hati kita yang mulai mengeras
dan membeku sehingga kita perlu memohon: “Ya Tuhan, aku ingin
menyambut hari kelahiran-Mu dengan membuka hatiku.”

Selamat membuka hati untuk merenungkan firman Tuhan dan


melakukan firman itu dengan pertolongan Roh Kudus.

“Selamat Natal!”

Teens Team
Renungan PELITA Teens for Christ menggunakan kertas yang ramah lingkungan guna mendukung upaya pelestarian alam
1
Rabu, 1 November 2023

Siapakah Aku?
Kejadian 1:26-29
Maka Allah menciptakan
manusia itu menurut gambar-
Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki Berbicara tentang “siapakah aku?” biasanya
dan perempuan berkaitan dengan identitas diri seseorang.
diciptakan-Nya mereka.
Pertanyaan ini mengarahkan kita untuk makin
(Kejadian 1:27) memahami dan mengenal siapa diri kita dan latar
belakang kehidupan kita. Pertanyaan sederhana,
tetapi sangat penting untuk didalami. Pengenalan
akan diri sendiri menjadi pintu bagi kita untuk
lebih mengenal dunia dan setiap orang yang
berelasi dengan kita.
Alkitab memberikan dasar yang sangat
penting bagi seorang Kristen untuk memahami identitasnya. Teks Alkitab hari ini
memberikan gambaran tentang bagaimana Tuhan Allah menciptakan manusia
menurut gambar-Nya. Artinya, dalam diri manusia terdapat sifat-sifat Allah yang
menjaga perjalanan hidup manusia di dalam dunia. Sifat-sifat Allah itu misalnya:
penuh kasih, adil, pengampun, dan sabar. Ketika orang Kristen menghidupi sifat-
sifat Allah yang ada dalam dirinya, maka ia akan mewujudnyatakan gambar Allah
secara nyata. Dengan begitu, setiap orang dapat melihat bagaimana Allah bekerja
dan hidup dalam kehidupan seorang Kristen. Teks Alkitab hari ini menegaskan
identitas kita sebagai seorang Kristen, yaitu manusia yang diciptakan menurut
gambar Allah. Karena itu, jika ditanya: Siapakah aku? Kamu dapat menjawab
bahwa aku adalah manusia yang diciptakan menurut gambar Allah. Dalam diriku
terdapat sifat-sifat Allah yang harus aku hidupi.
Best Teens, identitas semacam ini memberikan kepada kita rasa percaya
diri untuk menerima diri kita sebagai ciptaan Allah yang baik. Ia menciptakan
semua dengan sangat baik, termasuk dirimu. Dengan memahami dan menghayati
firman Tuhan hari ini, kamu belajar menjadi pribadi yang menghargai diri sendiri
sebagaimana adanya sebagai seorang ciptaan Allah yang diciptakan menurut
gambar-Nya. You are so special as God’s creation!

2
Kamis, 2 November 2023

Kuat dan Lemah


1 Korintus 12:7-11

Tetapi kepada tiap-tiap orang


dikaruniakan penyataan Roh
untuk kepentingan bersama. “Tak ada gading yang tak retak” merupakan salah
satu peribahasa yang berarti tidak ada manusia
(1 Korintus 12:7)
yang sempurna. Termasuk juga bahwa sekuat-
kuatnya manusia pasti ada kelemahannya dan
selemah-lemahnya manusia pasti ada kekuatannya.
Kekuatan dan kelemahan bagaikan dua sisi mata
uang yang ada dalam diri seseorang.
Kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus
menasihatkan mereka untuk memahami bahwa
Tuhan memberi karunia kepada masing-masing
orang untuk dipakai demi kepentingan bersama. Bersamaan dengan itu, kita pun
dapat memahami bahwa melalui pemberian karunia itu, orang-orang tertentu memiliki
kelebihan atau kekuatan di dalam dirinya yang tidak dimiliki oleh orang lain. Bisa jadi
apa yang dikaruniakan Tuhan kepada orang lain, tidak dimiliki orang-orang tertentu
juga. Artinya bahwa tiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan. Oleh karena Tuhan
memberikan karunia, maka ada yang memiliki kekuatan untuk berkata-kata dengan
hikmat ataupun pengetahuan dan ada juga yang tidak dapat melakukannya. Situasi
seperti ini menunjukkan kepada kita bahwa kelebihan dan kekurangan adalah hal
yang pasti ada dalam diri seseorang. Justru hal itu dibutuhkan supaya manusia
dapat saling melengkapi, mendukung, dan melayani dalam hal-hal yang baik.
Best Teens, caramu memandang kelemahan dan kekuatan dalam dirimu akan
menentukan bagaimana kamu menerima keadaan dirimu. Sadarilah bahwa setiap
orang, termasuk kamu, memiliki kelebihan dan kekurangan. Belajarlah untuk menerima
setiap kelemahan dan bersyukurlah atas kekuatan dirimu. Gunakan semua itu untuk
menjalin relasi yang baik dengan orang lain. Dalam relasi yang saling mendukung
satu sama lain, kekuatanmu dapat menyempurnakan kelemahan orang lain, dan
kelemahanmu disempurnakan oleh kekuatan orang lain.

3
Jumat, 3 November 2023

Mengelola Kritik
Keluaran 18:13-24
Musa mendengarkan
perkataan mertuanya itu dan
dilakukannyalah segala yang
dikatakannya. Tahukah kamu bahwa cara kita merespons kritik
(Keluaran 18:24 )
mencerminkan kualitas diri kita? Ada orang jika
dikritik selalu mencari pembelaan, tidak terima,
bahkan bersikap emosional. Namun, ada juga
orang yang mau menerima dan mengelola kritik
dengan baik. Jika kritik itu benar, ia menjadikannya
sebagai pembelajaran. Namun, jika kritik itu tidak
benar, ia menjadikannya sebagai peringatan.
Kira-kira kamu termasuk tipe orang yang mana?
Teks Alkitab hari ini mengisahkan bagaimana
Musa, seorang pemimpin besar Israel saat itu, mengelola “kritik” dari mertuanya.
Dalam ayat 17 kita menemukan bagaimana Yitro mengkritik Musa berkaitan dengan
pengaturan penanganan masalah orang Israel: “Tidak baik seperti yang kaulakukan
itu ….” Kritik dari Yitro tidak membuat Musa emosi atau tersinggung karena
kritikannya diikuti oleh nasihat dan masukan-masukan yang baik bagi Musa dalam
menjalankan kepemimpinannya. Musa memperhatikan dan mempertimbangkan dengan
sungguh-sungguh kritikan dari Yitro. Karena dirasa baik, Musa pun melakukannya,
sebagaimana tertulis dalam nats kita: “Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu
dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya.” Musa tidak antikritik meskipun ia
memiliki posisi yang tinggi, ia menerima kritikan dan saran dari mertuanya dengan
sikap rendah hati.
Best Teens, mendengar, mempertimbangkan, dan menerima kritik dan saran dari
orang lain bukanlah hal yang mudah. Butuh kedewasaan dan kerendahan hati. Mungkin
kamu tidak suka dikritik atau dinasihati orangtua, guru, atau kakak pembimbing di
gereja. Kisah Musa hari ini mengajak kamu untuk tidak antikritik sekaligus melihat
hal-hal baik dalam tiap kritikan atau saran yang diterima. Terimalah dan respons
semua itu sebagai kesempatan untuk bertumbuh. Ingatlah pesan: dipuji tidak terbang,
dikritik tidak tumbang.

4
Sabtu, 4 November 2023

Pura-Pura
Amsal 13:4-8
Ada orang yang berlagak
kaya, tetapi tidak
mempunyai apa-apa, ada
pula yang berpura-pura Ada kalimat bijak yang mengatakan bahwa menjadi
miskin, tetapi hartanya
banyak.
kurang dari diri sendiri adalah kesengsaraan, tetapi
menjadi diri sendiri adalah kekuatan dan keutuhan.
(Amsal 13:7) Ungkapan bijak ini mengingatkan dan menyadarkan
kita untuk tidak berpura-pura dalam berelasi dengan
orang lain. Menjadi diri sendiri dan tidak berusaha
menjadi “orang lain” hanya agar dipuji atau diakui.
Memang benar bahwa hidup yang berpura-pura
atau memakai “topeng” sungguh melelahkan. Siapa
pun yang melakukannya tidak akan mengalami
kegembiraan yang sejati.
Penulis Kitab Amsal mengatakan bahwa ada orang kaya yang berpura-pura
miskin dan ada orang miskin yang berlagak kaya. Berpura-pura miskin dapat menjadi
sikap yang kurang terpuji ketika menghindari upaya menolong orang lain. Di sisi lain,
orang yang miskin, tetapi berlagak kaya cenderung memaksakan diri, bahkan dapat
melakukan apa saja untuk mewujudkan ambisinya. Kedua sikap ini sama buruknya.
Penulis Kitab Amsal menekankan pada sikap kepura-puraan di antara keduanya.
Baik mereka yang memiliki kekayaan maupun tidak, harus hidup sebagaimana
adanya tanpa berpura-pura, apalagi demi tujuan tertentu yang tidak berkenan kepada
Tuhan. Kita diajak untuk menjadi diri sendiri. Kita bisa saja hidup berpura-pura dan
menipu manusia. Namun, bukankah Tuhan mengetahui segalanya? Tidak ada yang
tersembunyi di hadapan-Nya!
Best Teens, ketika kamu memiliki kepercayaan diri, maka kamu akan memiliki
harapan akan masa depan yang lebih baik. Berbagai kemungkinan yang ada di masa
depan akan bisa kamu raih dengan berjuang. Jika kamu percaya pada dirimu sendiri,
kamu juga akan bisa hidup secara seimbang sesuai keadaanmu yang sebenarnya,
tanpa berpura-pura menjadi orang lain. Hidup dalam kepura-puraan itu sungguh
melelahkan, maka bebaskanlah dirimu dari hal itu.

5
Minggu, 5 November 2023

Enjoy Your Life!


Rut 2:1-17

Pergilah ia, lalu sampai di


ladang dan memungut
jelai di belakang Banyak orang berpikir bahwa menikmati hidup itu
penyabit-penyabit ....
hanya dapat dilakukan ketika mereka melakukan
(Rut 2:3 ) hobi, berwisata ke luar negeri, membeli barang-
barang yang diinginkan, dan lain sebagainya.
Kita jarang menemukan orang yang menikmati
hidup dengan mengerjakan aktivitas sehari-hari.
Aktivitas sehari-hari sering dianggap sebagai
rutinitas yang membosankan dan melelahkan
sehingga orang perlu untuk melakukan hal lain
yang menyenangkan agar dapat menikmati
hidupnya.
Kisah Rut yang kita baca hari ini menunjukkan bahwa ia mampu menikmati
hidup dalam rutinitas sebagai seorang pemungut sisa berkas gandum di ladang
Boas. Rut menikmati hidupnya sebagai seorang janda yang dengan setia menjaga
Naomi, mertuanya. Itu semua dilakukan oleh karena Rut telah mengenal Allah Israel
melalui Naomi. Rut menikmati hidupnya secara baik dengan melakukan pekerjaan
sehari-hari. Rut mampu menikmati hidup karena rasa syukurnya kepada Allah yang
terus menjaga dan memeliharanya. Ia berfokus pada apa yang sudah ada padanya
dan bukan pada apa yang tidak dimilikinya. Itulah mengapa ia melakukan semua
rutinitasnya dengan baik dan setia sehingga Allah memberkati kehidupannya.
Best Teens, terkadang kita terjebak dalam tuntutan kepada diri sendiri untuk
menikmati hidup seperti yang dijalani orang lain: makan-makan, berlibur, dan lain
sebagainya. Kita mencoba menikmati hidup dengan serangkaian rencana yang
belum ada atau belum kita miliki. Padahal, di sekitar kita ada begitu banyak hal
yang Tuhan sediakan dan dapat dipakai sebagai sarana untuk menikmati hidup
dengan bahagia. Melakukan dengan gembira berbagai aktivitas di rumah bersama
keluarga, mengisi waktu senggang bersama teman sekolah, atau berbagi hidup dalam
kelompok kecil di gereja dapat menjadi pilihan kita dalam menikmati kehidupan.

6
Senin, 6 November 2023

Makna Hidup
Filipi 3:1b-10
Tetapi apa yang dahulu
merupakan keuntungan
bagiku, sekarang kuanggap
rugi karena Kristus. Victor Frankl adalah saksi sejarah tragedi pembunuhan
massal orang Yahudi pada masa Adolf Hitler. Ada
(Filipi 3:7)
kisah menarik dari Frankl yang tertuang dalam
bukunya “Man’s Search for Meaning”. Frankl
mengisahkan bagaimana ia bertahan hidup dalam
kamp penyiksaan Nazi Jerman, dan bagaimana ia
memaknai hidupnya. Di tengah penderitaan yang
luar biasa, Frankl mengunjungi teman sebangsanya
untuk terus menguatkan mereka. Ia memberi motivasi
untuk tetap bertahan dan jangan pernah putus asa.
Ia meneguhkan dan mengajak mereka melihat penderitaan sebagai kesempatan untuk
menjadi lebih kuat. Frankl merasa bahwa semangat dan harapan hidupnya makin
meningkat setiap kali ia menguatkan orang-orang saat itu. Dalam cara itulah ia mampu
memaknai hidupnya.
Paulus pun memiliki cara dalam memberi makna bagi hidupnya. Pertama-tama, ia
menerima diri dan pengalaman masa lalunya yang kelam. Ia mengaku sebagai penganiaya
jemaat Tuhan. Ia tidak menyangkal sisi gelapnya di masa lalu. Namun, hidupnya menjadi
bermakna ketika berjumpa dengan Yesus. Karena itu, Paulus mengatakan bahwa setelah
mengenal Kristus, segala sesuatu yang dulunya ia anggap untung dan penting, sekarang
tidak lagi. Kemegahan dan kebanggaan dunia yang dulu ia kejar, kini dianggapnya sampah
karena pengenalan akan Kristus yang lebih mulia daripada segalanya. Bagi Paulus,
hidupnya menjadi bermakna ketika Kristus hadir dalam kehidupannya.
Best Teens, memaknai hidup merupakan hal penting sebab melaluinya kamu
memiliki “lentera jiwa” yang menerangi perjalanan hidupmu. Bagaimana kamu menjalani
hidupmu dan sebagai apa orang akan mengenalmu sangat bergantung pada bagaimana
kamu memaknai kehidupanmu. Kiranya pengenalanmu akan Tuhan memberi makna
yang akan terus menunjukkan arah hidupmu. Pengenalan akan Tuhan kiranya terus
mengubahkanmu menjadi versi terbaik sesuai yang Tuhan inginkan.

7
Selasa, 7 November 2023

Self Concept
Efesus 2:1-10
Karena kita ini buatan
Allah, diciptakan dalam
Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, Konsep diri atau yang biasa dikenal dengan self
yang dipersiapkan Allah
sebelumnya.
concept adalah gambaran yang kita miliki tentang
diri sendiri. Citra ini berkembang dalam beberapa
(Efesus 2:10) cara, termasuk melalui interaksi kita dengan
orang-orang yang penting dalam hidup kita.
Konsep diri adalah bagaimana kita memandang
perilaku, kemampuan, dan karakteristik unik kita.
Keyakinan seperti “Saya adalah teman yang baik”
atau “Saya adalah orang yang baik” merupakan
bagian dari konsep diri secara keseluruhan.
Persepsi diri sangat penting karena memengaruhi motivasi, sikap, dan perilaku
kita. Hal itu juga memengaruhi perasaan kita tentang orang yang kita pikirkan,
termasuk apakah kita kompeten atau apakah kita memiliki harga diri.
Paulus memberi latar belakang dan dasar konsep diri bagi orang Kristen.
Ia menjelaskan bahwa dahulu kita semua sudah mati oleh karena dosa dan
pelanggaran, tetapi Allah yang penuh rahmat menghidupkan kita bersama-sama
dengan Kristus. Melalui pengajaran ini, Paulus mau menyampaikan bahwa hanya
oleh kasih karunia Allah, kita diselamatkan dan dikaruniai hidup yang kekal.
Allah memberi kita konsep diri yang baru sebagai orang yang ditebus melalui
pengurbanan Kristus. Itulah sebabnya Paulus menegaskan bahwa kita ini buatan
Allah dan diciptakan dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan baik, yang telah
disediakan Allah. Dalam konsep diri yang baru, Allah menghendaki kita melakukan
perbuatan-perbuatan baik.
Best Teens, iman dalam Tuhan Yesus menentukan siapa kita dan apa yang
harus kita kerjakan. Hal ini memberikan konsep diri yang sangat positif dalam
rangka penerimaan terhadap diri kita. Kita perlu terus memantapkan langkah iman
bersama Tuhan agar konsep diri yang dibangun menjadikan kita pribadi yang luar
biasa bagi kemuliaan-Nya.

8
Rabu, 8 November 2023

Self Insight
Mazmur 51
Sebab aku sendiri sadar
akan pelanggaranku,
aku senantiasa bergumul
dengan dosaku. Self insight merupakan bentuk pemahaman atas
(Mazmur 51:5)
diri sendiri secara mendalam. Self insight dapat
dipahami sebagai kesadaran diri (self awareness),
yakni kemampuan untuk mengamati dan secara
akurat mengidentifikasi pikiran, perasaan dan
dorongan dalam diri, serta menentukan apakah
semua itu didasarkan pada kenyataan atau tidak.
Mengembangkan kesadaran diri memiliki banyak
manfaat, terutama dalam mengelola emosi atau
memahami kelemahan diri serta bersikap realistis
tentang apa yang dapat kita capai. Tujuan utama self insight adalah meningkatkan
kesadaran atas hal-hal buruk dalam diri dan keinginan kuat untuk melakukan perubahan
ke arah kondisi yang lebih baik.
Mazmur 51 dipahami sebagai doa pengakuan dosa Daud berkaitan dengan
perbuatannya yang salah dengan Batsyeba dan kejahatannya pada Uria. Daud sungguh
menyadari kesalahannya kepada Tuhan. Ia sadar akan pelanggaran dan kesalahannya.
Oleh sebab itu, Daud memohon pengampunan dan belas kasihan Tuhan. Daud memohon
agar Tuhan menerimanya kembali dan menyucikannya. Ia bertekad menjadi versi terbaik
sebagaimana kehendak Tuhan baginya. Tekad itu dapat dilihat di ayat 15, “Maka aku
akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran ....” Daud
sadar akan dosanya dan memiliki tekad yang kuat untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Best Teens, Daud memiliki self insight yang sangat baik sehingga ia dapat
mengevaluasi diri dan mengambil keputusan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Melalui
kesadaran dirinya, Daud belajar dari kegagalan di masa lalu untuk mentransformasi diri
agar terus berubah. Bagaimana dengan kamu? Sudahkah kamu juga mengevaluasi diri
secara sadar dan mendalam untuk menemukan hal-hal yang perlu diubah agar menjadi
lebih baik? Jadilah pribadi yang berani mengakui keburukan diri dan bersemangat untuk
memperbaikinya. Tuhan memampukanmu!

9
Kamis, 9 November 2023

Self Presentation
Yohanes 12:1-8
“Mengapa minyak narwastu
ini tidak dijual tiga ratus dinar
dan uangnya diberikan
kepada orang-orang Perkembangan teknologi digital yang pesat
miskin?” membawa dampak tersendiri bagi manusia,
(Yohanes 12:5) khususnya dalam penggunaan media sosial.
Terjadi fenomena di mana para pengguna media
sosial berusaha menampilkan versi terbaik dari
dirinya. Apa yang mereka tampilkan merupakan
upaya membentuk citra diri sebagaimana yang
mereka ingin orang lain lihat dari mereka. Situasi
ini dikenal dengan istilah self presentation. Dengan
kata lain, presentasi diri mengacu pada usaha
seseorang dalam menampilkan diri untuk membentuk cara orang lain memandang
mereka. Hal ini juga berkaitan dengan cara mengekspresikan diri dan berperilaku
untuk menciptakan kesan yang diinginkan. Sayangnya, apa yang ditampilkan di media
sosial adalah citra diri yang terlalu positif. Akibatnya, banyak pengguna media sosial
menjadi tidak autentik. Apa yang diunggah di media sosial sebenarnya berbeda
dengan kenyataan.
Dalam konteks yang tidak persis sama, teks Alkitab hari ini mengisahkan tentang
self presentation Yudas melalui kata-katanya yang terlihat bijak, ketika Maria meminyaki
kaki Yesus dengan minyak narwastu yang mahal. Menurut Yudas, tindakan itu adalah
pemborosan sebab jika dijual, uangnya dapat diberikan kepada orang miskin. Yudas
terlihat sangat bijak, bukan? Namun, Yesus mengenal betul siapa Yudas. Apa yang
dikatakan tidak sesuai dengan perilaku hidup sebenarnya. Yudas adalah seorang
yang cinta uang dan korup saat dipercaya sebagai bendahara para murid.
Best Teens, kamu harus bijak dalam menggunakan media sosial. Usahakanlah
supaya tidak terjebak dalam presentasi diri yang keliru hanya karena ingin mendapatkan
banyak like dan komentar baik, tetapi kenyataannya tidak original atau autentik.
Jadilah diri sendiri. Presentasikan diri di media sosial apa adanya sehingga kamu
menjadi sehat, baik secara mental maupun spiritual.

10
Jumat, 10 November 2023

Self Love
Mazmur 139:13-16
Sebab Engkaulah yang
membentuk buah
pinggangku, menenun aku
dalam kandungan ibuku. Belakangan ini banyak pembicaraan dan
(Mazmur 139:13)
pembahasan yang berkaitan dengan self love.
Konsep apakah itu? Self love atau mengasihi
diri sendiri adalah suatu keadaan penghargaan
terhadap diri sendiri yang tumbuh dari tindakan
mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan
spiritual kita. Mencintai diri sendiri berarti
menghargai kesejahteraan dan kebahagiaan
diri sendiri. Mencintai diri sendiri berarti
menjaga kebutuhan diri dan tidak mengorbankan
kesejahteraan kita hanya untuk menyenangkan orang lain. Namun, perlu diingat
bahwa self love sangat berbeda dengan egosentrisme atau individualisme yang
memusatkan segala sesuatu hanya pada diri sendiri dan tidak peduli dengan
orang lain.
Pemazmur mengungkapkan bahwa betapa dahsyat Tuhan membentuk kita di
dalam kandungan ibu kita. Ia membentuk kita sedemikian rupa dan menjaga kita
dengan begitu baik. Pemazmur hendak menyatakan betapa Tuhan menjadikan
kita berharga di mata-Nya, sehingga kita pun patut menghargai diri sendiri
sebagai ekspresi rasa syukur kita kepada Tuhan. Mengasihi diri sendiri secara
tepat – sama seperti mengasihi sesama – berarti mengasihi Tuhan juga.
Best Teens, orang yang mampu mengasihi dirinya sendiri secara tepat,
mengerti bahwa ia adalah ciptaan Tuhan yang berharga, unik, dan dikasihi
Tuhan. Kesadaran semacam ini mendorong seseorang untuk tidak akan hidup
sembarangan dan menyia-nyiakan waktu dan kehidupannya. Ia akan memastikan
bahwa ia hidup benar di hadapan Tuhan karena ia tahu dirinya berharga. Kamu
perlu mengembangkan diri dalam persepsi ini sehingga kamu memiliki kasih yang
cukup untuk diri sendiri: mengasihi dirimu dan mensyukurinya sebagai ciptaan Tuhan
yang sempurna, serta menjaga tubuhmu dan memberi apresiasi bagi diri sendiri.

11
Sabtu, 11 November 2023

Self Commitment
2 Korintus 4:1-12
Kami senantiasa membawa
kematian Yesus di dalam
tubuh kami, supaya
kehidupan Yesus juga Dalam konsep tentang penerimaan diri, kita
menjadi nyata di dalam
tubuh kami. berhadapan dengan keputusan-keputusan yang
dibuat demi membawa kebaikan pada diri maupun
(2 Korintus 4:10) dampaknya bagi orang lain. Agar suatu keputusan
yang dibuat dapat berjalan dengan baik dan
maksimal, dibutuhkan komitmen. Komitmen pada
diri sendiri (self commitment) merupakan komitmen
seseorang terhadap makna hidup yang telah ia
tetapkan sebelumnya, yang membawa seseorang
pada hidup yang lebih bermakna dan mendalam.
Pada gilirannya, self commitment itu berkaitan erat dengan disiplin diri.
Salah satu tokoh dalam Alkitab yang memiliki komitmen diri paling kuat adalah
Rasul Paulus. Kegigihan dan disiplin rohani dalam dirinya membuat ia mampu
menjalankan misi pemberitaan Injil meskipun harus menghadapi begitu banyak
tantangan. Teks Alkitab hari ini menjelaskan bagaimana pengalaman-pengalaman
negatif bisa dimaknai dari sudut pandang yang lebih positif. Ditindas, tetapi tidak
terjepit; dianiaya, tetapi tidak ditinggal sendirian; dihempaskan, tetapi tidak binasa.
Semua itu dapat dijalani karena komitmen iman dalam diri kepada Tuhan. Dasar
dari komitmen, tekad, dan disiplin diri itu adalah menyatu dengan Tuhan Yesus
dalam seluruh perjalanan hidup (ay. 10). Tanpa ini, rasanya mustahil Paulus
dapat tetap gigih dalam komitmen diri yang berapi-api untuk pemberitaan Injil.
Best Teens, self commitment memampukan kamu untuk disiplin menjaga
hal-hal berharga untuk dicapai. Hal itu juga menolong kamu untuk tetap fokus
pada apa yang menjadi tujuan. Bagaimana memulainya? Kamu perlu menetapkan
tujuan apa yang ingin dicapai. Tujuan itu dinyatakan dalam serangkaian rencana
aksi, yang diwujudkan kemudian. Rumusnya sederhana: mulailah dari ha-hal
kecil; mulailah dari diri sendiri; mulailah dari sekarang. Selamat berkomitmen,
ya! Kamu pasti bisa.

12
Minggu, 12 November 2023

FOMO
Efesus 5:15-21
Karena itu, perhatikanlah
dengan saksama,
bagaimana kamu hidup,
janganlah seperti orang Fear Of Missing Out atau lebih dikenal dengan FOMO
bebal, tetapi seperti orang
arif, dan pergunakanlah merupakan gejala yang mulai ditemukan pada tahun
waktu yang ada .... 2004. Secara sederhana FOMO berkaitan dengan
(Efesus 5:15, 16) perilaku takut ketinggalan informasi tentang sesuatu
atau seseorang. Akibatnya, seseorang terdorong
bahkan memaksa dirinya untuk terus terhubung
secara sosial, umumnya di dunia maya. Dampaknya
bisa positif maupun negatif. Secara positif, FOMO
membuat seseorang tetap update informasi sehingga
tidak ketinggalan. Namun, dampak negatifnya cukup
memprihatinkan, yakni waktu produktif kita terpakai hanya untuk stalking media sosial
orang lain. Bahayanya, orang lalu membandingkan diri dengan pihak lain sehingga
muncul perasaan iri hati, cemburu atau merasa tidak layak.
Penulis Surat Efesus mengingatkan kita supaya hidup secara baik dan benar sebagai
anak-anak terang. Tidak perlu ikut-ikutan hanya supaya tidak dicap kudet (kurang
update). Hidup seperti orang arif dan bukan orang bebal. Bebal di sini berarti tidak
berpengetahuan sehingga mudah diombang-ambingkan oleh berbagai ajaran maupun
tren yang salah. Teks Alkitab hari ini juga mengingatkan kita supaya menggunakan
waktu yang ada karena hari-hari ini adalah jahat. Artinya, waktu yang adalah anugerah
Tuhan dipakai secara bijaksana, tidak asal-asalan atau sesuka hati.
Best Teens, tidak salah jika kamu tidak ingin ketinggalan informasi tertentu. Namun,
kamu pun perlu menata diri dalam menjalani hidup dan waktu yang Tuhan anugerahkan
sehingga gejala FOMO tidak menjeratmu. Benarlah kata orang bijak, semua yang
berlebihan itu tidak baik. Kamu perlu belajar menjaga keseimbangan dalam semua
hal yang dikerjakan atau dialami. Berinteraksi di dunia maya agar tidak dicap kudet
bukanlah hal yang salah. Namun, perlu diingat untuk terus menjaga pikiran dan hati,
serta menata waktu secara bijaksana.

13
Senin, 13 November 2023

Si Tukang Pamer
Pengkhotbah 3:10-15
Dan bahwa setiap orang
dapat makan, minum dan
menikmati kesenangan
dalam segala jerih Meningkatnya jumlah pengguna media sosial,
payahnya, itu juga adalah
pemberian Allah. khususnya Instagram, membawa dampak baru
munculnya fenomena flexing. Flexing adalah
(Pengkhotbah 3:13) perilaku yang menunjukkan bahwa seseorang
sangat membanggakan sesuatu yang dilakukan atau
dimiliki, biasanya dengan cara yang mengganggu
atau membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Gampangnya, orang yang melakukan flexing dapat
disamakan dengan si tukang pamer. Sayangnya,
fenomena ini menuju ke arah yang negatif, yaitu pamer
kekayaan, uang, liburan mahal, barang branded, dan lain-lain, meskipun belum tentu
seindah kenyataannya. Kalau begitu, bagaimana kita bersikap terhadap fenomena ini?
Kebiasaan flexing membuat seseorang berpusat pada diri sendiri dan beranggapan
bahwa semua pencapaiannya adalah hasil kerja kerasnya. Orang seperti ini akan terjebak
dalam sikap sombong, bahkan merendahkan orang lain. Menikmati hasil kerja keras
tentu bukanlah hal yang salah. Namun, perlu diingat nasihat penulis Kitab Pengkhotbah
bahwa semua jerih payah itu adalah pemberian Allah, berkat Tuhan bagi kita. Karena
itu, yang harus kita tunjukkan dan saksikan adalah karya-karya Tuhan dalam hidup
kita, dan bukanlah materi yang kita punya.
Best Teens, gaya hidup yang penuh pencitraan dan serba mewah telah menjadi
hal yang dianggap lazim di media sosial saat ini. Orang berlomba memamerkan dirinya
hanya demi mendapatkan pengakuan, penerimaan, dan pujian. Jadilah bijak dengan
tidak bermegah atas pencapaian atau materi yang kita miliki karena semua hal yang
kita miliki adalah berkat Tuhan. Hal yang terpenting bukanlah pujian dan pengakuan
manusia atas diri kita, melainkan dari Tuhan. Belajarlah dari langit, yang tidak perlu
mengatakan bahwa dirinya tinggi. Namun, setiap orang yang menatap ke langit, akan
mengakui ketinggiannya.

14
Selasa, 14 November 2023

Emosi
Yakobus 1:19-25

... sebab amarah manusia


tidak mengerjakan
kebenaran di hadapan Emosi adalah pola reaksi yang sifatnya kompleks,
Allah. melibatkan pengalaman, perilaku maupun keadaan
(Yakobus 1:20) fisik seseorang. Emosi adalah cara individu
menanggapi masalah atau situasi yang mereka
anggap penting secara pribadi. Emosi yang timbul
dalam diri seseorang dipengaruhi oleh keadaan-
keadaan tertentu. Misalnya, sukacita ketika
seseorang menerima kabar baik atau ketakutan
ketika ia merasa terancam. Emosi memiliki pengaruh
yang besar dalam kehidupan manusia karena dapat
datang dan pergi kapan pun, di mana pun, dan terjadi pada siapa pun.
Alkitab banyak berbicara tentang bentuk-bentuk emosi yang dihubungkan
dengan cara pengelolaan dan dampaknya dalam kehidupan beriman dan
persekutuan. Salah satunya terdapat dalam teks Alkitab hari ini. Rasul Yakobus
mengajarkan bahwa amarah, sebagai salah satu bentuk emosi, tidak mengerjakan
kebenaran di hadapan Allah. Kata “amarah” mengacu pada keadaan emosi yang
tidak terkendali dan menguasai seseorang sehingga tidak lagi mampu berpikir
logis dan tenang. Dalam situasi ini, semua bentuk reaksi bersifat negatif dan tentu
tidak mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan. Agar tidak terjebak dalam amarah
semacam ini, Yakobus menasihatkan supaya kita menerima firman Tuhan dengan
hati yang lemah lembut.
Best Teens, emosi kamu dapat berubah-ubah setiap saat. Biasanya bergantung
pada bagaimana kamu bereaksi terhadap situasi di sekitarmu atau perasaan dalam
dirimu. Karena itu, mengelola emosi dengan baik merupakan kunci keberhasilan
menjadi pribadi yang tenang. Jika kamu mampu menguasai emosi dalam dirimu,
berarti kamu dapat menguasai dirimu dengan baik. Dengan kemampuan menguasai
diri, kamu akan bisa mengelola dan merespons situasi-situasi dalam hidupmu
dengan bijak.

15
Rabu, 15 November 2023

Binatang Buas
1 Petrus 2:1-10
Karena itu buanglah segala
kejahatan, segala tipu
muslihat dan segala macam
kemunafikan, kedengkian Ibarat sebuah perjalanan spiritual, hati kita
dan fitnah.
bagaikan sebuah hutan belantara. Di dalam
(1 Petrus 2:1) hutan itu terdapat banyak binatang buas. Ini
merupakan gambaran tentang hal-hal negatif
di dalam diri yang masih terus kita simpan.
Sama seperti binatang buas yang berbahaya,
hal-hal ini pun dapat membahayakan kehidupan
kita. Itu sebabnya hal-hal negatif ini harus
kita musnahkan agar hidup kita menjadi aman
dan damai.
Rasul Petrus mengajak pembacanya, termasuk kita, untuk membuang
segala bentuk kejahatan, tipu muslihat, kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
Inilah binatang buas yang bisa jadi ada dalam diri dan harus dihancurkan.
Tetap memeliharanya dapat berakibat fatal bagi diri sendiri. Supaya kita mampu
menyingkirkan binatang-binatang buas yang ada, Rasul Petrus mengajak kita
untuk datang kepada Tuhan dan mengecap kebaikan-Nya yang memulihkan
dan menyelamatkan. Sebagai gantinya, kita dapat memelihara kasih karunia
dan kehendak Tuhan dalam diri sehingga kita dapat menjadi batu hidup yang
dipakai untuk menjadi berkat.
Best Teens, banyak orang dengan sadar membiarkan binatang buas hidup
di dalam dirinya. Iri hati, amarah, kepahitan, kebencian dan sebagainya, adalah
hal-hal negatif yang dapat membinasakan. Mereka yang membiarkan hal-hal
negatif tetap berada di dalam dirinya, sebenarnya sedang menunggu kehancuran
dirinya sendiri. Coba kamu renungkan dan temukan, binatang buas apa yang ada
dalam dirimu! Buka hatimu dan minta Tuhan memampukanmu untuk membuang
dan menghancurkan semuanya. Hiduplah menjadi remaja Kristen yang sejati;
yang hati, pikiran dan hidupnya bersih dari hal-hal yang dapat membinasakan.
Dengan hati yang bersih, kamu dapat dipakai Tuhan sebagai jalan berkat-Nya.

16
Kamis, 16 November 2023

Berdamai
Roma 12:9-21

Janganlah kamu kalah


terhadap kejahatan, tetapi
kalahkanlah kejahatan Ada kisah menarik dari Nelson Mandela, presiden
dengan kebaikan! kulit hitam pertama Afrika Selatan dan peraih Nobel
(Roma 12:21) Perdamaian. Saat Mandela ditahan di penjara,
seorang petugas melakukan perbuatan yang sangat
menghina kehormatan seorang manusia. Mandela
digantung terbalik dengan kepala di bawah, lalu ia
dikencingi oleh petugas penjara itu. Setelah bebas
dan terpilih menjadi presiden Afrika Selatan, Mandela
mengundang petugas tersebut datang ke istana
presiden. Ketika ditanya mengapa ia melakukan
hal itu, Mandela menjawab bahwa perlakuan petugas penjara inilah yang membuatnya
bisa menjadi seorang presiden, karena penjara telah membentuknya menjadi pribadi
yang kuat dan tabah. Kisah Nelson Mandela ini menunjukkan bahwa ia telah mampu
berdamai dengan diri sendiri dan orang-orang yang pernah membuatnya menderita.
Kepada orang Kristen di Roma yang sedang berjuang dalam mempertahankan
imannya, Paulus menasihati mereka agar tidak kalah dan mengikuti cara hidup dunia.
Meskipun mengalami penderitaan dan hal-hal yang tidak menyenangkan, jangan
terjebak untuk membalas kejahatan berdasarkan hawa nafsu manusia. Iman Kristen
mengajarkan agar kita membalas kejahatan dengan kebaikan. Kejahatan yang dibalas
dengan kejahatan akan mengakibatkan perseteruan yang tak ada hentinya. Namun,
jika kejahatan dibalas dengan kebaikan, pada akhirnya kejahatan akan bisa dikalahkan.
Membalas kejahatan dengan kebaikan dilakukan atas dasar pemahaman bahwa kita
telah lebih dulu dikasihi Tuhan.
Best Teens, hidup berdamai dengan pengalaman, situasi, atau orang-orang yang
menyakiti kita adalah perkara yang sulit. Namun, kehidupan kita akan menjadi baik
jika dipenuhi kedamaian dan cinta kasih. Hidup dalam kasih dan kedamaian bukanlah
pilihan, melainkan gaya hidup. Kasih Tuhanlah yang akan memampukan kita hidup
dalam damai dengan sesama.

17
Jumat, 17 November 2023

Support System
Roma 16:1-7
Sampaikan salam kepada
Priskila dan Akwila, teman-
teman sekerjaku dalam
Kristus Yesus. Mereka telah Desmond Tutu, uskup kulit hitam pertama Afrika
mempertaruhkan nyawanya
untuk hidupku.
Selatan, pernah berkata, “Jika kita terlihat lebih
tinggi dari orang lain, itu bukan karena kita hebat,
(Roma 16:3-4) melainkan karena kita digendong di atas pundak
orang lain.” Melalui perkataan ini, Tutu hendak
menegaskan bahwa sehebat apa pun seorang
manusia, ia tetap membutuhkan orang lain. Tidak
ada kesuksesan yang diraih hanya karena diri
sendiri. Segala keberhasilan di dunia ini adalah
hasil kerja bersama, kerja kolaborasi. Tidak ada
manusia super karena kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain.
Pekerjaan pelayanan Paulus menunjukkan bahwa misi Allah di dunia
membutuhkan kerja sama dan dukungan dari banyak pihak. Paulus senantiasa
mengingat teman-teman pelayanannya yang telah menjadi support system
baginya dalam melayani Tuhan. Secara khusus, Priskila dan Akwila, dua pribadi
yang mendukung pelayanan Paulus baik secara materi maupun nonmateri.
Paulus mengatakan bahwa suami istri ini telah mempertaruhkan nyawa mereka
untuk hidupnya. Dukungan yang mereka berikan tidak main-main. Mereka rela
melakukan apa pun untuk menopang pekerjaan pekabaran Injil yang dilakukan
Paulus. Oleh kasih karunia Allah, keberhasilan misi pekabaran Injil yang Paulus
lakukan menjadi bukti keberhasilan bersama.
Best Teens, pada hakikatnya, Tuhan menciptakan manusia untuk saling
mendukung dalam menjalani kehidupan di dunia. Tidak ada manusia yang dapat
hidup sendiri. Sehebat dan sekuat apa pun manusia pasti membutuhkan orang
lain. Bisa jadi support system kamu adalah keluarga, para sahabat, ataupun
teman-teman remajamu di gereja. Mereka memberikanmu dukungan, perhatian,
semangat dan dorongan, serta apresiasi untuk semua hal yang kamu upayakan.
Bersyukurlah untuk kehadiran mereka.

18
Sabtu, 18 November 2023

Let It Go
2 Samuel 12:18-23
“Tetapi sekarang ia sudah
mati, mengapa aku harus
berpuasa? … Aku yang
akan pergi kepadanya, Biasanya, menahan sesuatu itu terkadang
tetapi ia tidak akan kembali menyakitkan. Menahan kantuk, lapar, beban yang
kepadaku.”
dipikul atau bahkan menahan perasaan terhadap
(2 Samuel 12:23) seseorang. Oleh sebab itu, menjadi penting untuk
belajar melepaskan atau let it go . Konsep ini
berkaitan dengan kesediaan diri untuk merelakan
dan mengikhlaskan hal-hal yang pernah kita miliki
terpisah dari kita. Dengan melepaskan, kita belajar
untuk tidak terikat pada hal-hal yang tidak lagi
menjadi bagian dari hidup kita.
Teks Alkitab hari ini menunjukkan bagaimana Daud bisa letting go terhadap
perasaan sedih dan berduka yang dialaminya. Ketika anaknya dalam keadaan
sakit, ia berdoa dan berpuasa dengan sungguh. Sampai-sampai para pegawainya
mengkhawatirkan kondisi Daud. Namun, ketika ia mendengar kabar bahwa sang
anak telah mati, ia berdiri dari perkabungannya, membersihkan tubuhnya, bertukar
pakaian, sujud di hadapan Tuhan, lalu makan. Bagi Daud, anaknya yang telah mati
tidak akan kembali kepadanya sehingga tidak ada alasan untuk terus-menerus
berkabung. Daud merelakan kematian anaknya. Ia tidak menggenggam kematian
anaknya dalam duka yang berlarut. Daud paham betul bahwa apa yang ditentukan
Tuhan adalah yang terbaik bagi dirinya.
Best Teens, tidak selamanya menggenggam sesuatu itu baik. Jika kita terus
menyimpan perasaan negatif, sedih, kecewa, atau putus asa atas hal-hal yang telah
berlalu, hal itu tidak akan membantu kita untuk menjadi sosok yang lebih baik. Belajar
dari firman Tuhan hari ini, kamu perlu melatih diri untuk tidak membiarkan hal-hal
negatif menguasai kehidupanmu. Kamu perlu belajar melepaskan dan mengikhlaskan
saat semua perasaan itu mengganggu. Belajar untuk menerima diri yang lama sambil
terus berusaha untuk menjadi lebih baik. Dengan begitu, kamu menjadi pribadi yang
terus bergerak maju.

19
Minggu, 19 November 2023

Berpikir Positif
Filipi 4:2-9
... semua yang benar, semua
yang mulia, semua yang adil,
semua yang suci, semua yang
manis, semua yang sedap Pakar komunikasi dan kepemimpinan John C.
didengar, semua yang disebut
kebajikan dan patut dipuji, Maxwell pernah berkata demikian: “Setiap kali
pikirkanlah semuanya itu. kamu membuat kesalahan, jangan mengungkit
semua yang salah dengan dirimu sendiri; katakan
(Filipi 4:8)
pada diri sendiri bahwa kamu membayar harga
untuk pertumbuhan dan bahwa kamu akan belajar
untuk melakukan yang lebih baik di lain waktu.
Setiap hal positif yang dapat kamu katakan
kepada diri sendiri akan membantu.” Perkataan
Maxwell hendak mengarahkan kita pada sesuatu
yang penting, yaitu berpikir positif. Kita diajak untuk melihat sisi baik dari semua
hal buruk yang kita alami. Sebab, segala sesuatu di dunia ini selalu memiliki
dua sisi, baik dan buruk, positif dan negatif. Apa yang kita cari, itulah yang kita
temukan. Jika kita melatih diri untuk menemukan sisi positif dari setiap peristiwa,
kita akan menemukannya.
Melalui nasihatnya ini, Paulus mengingatkan kita untuk memikirkan semua
yang baik dan positif. Semua yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar,
kebajikan dan yang patut dipuji, pikirkan semua itu. Pola pikir yang positif akan
menghasilkan tindakan yang positif. Paulus sendiri terus mengusahakan hal itu
dalam hidupnya. Saat menulis surat ini, Paulus sedang berada dalam penjara,
menghadapi tuntutan hukuman mati karena pemberitaan Injil. Walau demikian,
ia tetap berpikir positif dan mengajarkan hal yang sama.
Best Teens, dengan memikirkan hal-hal yang baik dan benar, kita mampu
memelihara damai sejahtera yang Tuhan karuniakan kepada kita. Sebaliknya, jika
kita memikirkan hal-hal yang tidak baik, pikiran, hati, dan hidup kita juga akan
dipenuhi oleh hal-hal yang buruk. Ketakutan, kekhawatiran, dan pikiran-pikiran
negatif lain akan menguasai pikiran kita. Akibatnya, kita akan kehilangan damai
sejahtera yang sudah Tuhan anugerahkan. So, look for the good. Believe the good.

20
Senin, 20 November 2023

Merayakan
Keberhasilan
... Engkau menyambut dia
Mazmur 21
dengan berkat melimpah;
Engkau menaruh mahkota
dari emas tua di atas Perayaan atau selebrasi dalam hidup merupakan
kepalanya.
sebuah penanda atas sebuah pencapaian atau
(Mazmur 21:4) anugerah Tuhan. Setiap kali kita meraih sesuatu
yang baik, hal itu bisa menjadi alasan untuk
melakukan perayaan. Untuk setiap pencapaian
yang berarti dalam hidup, kita telah membuat
pengorbanan dan mengatasi rintangan di
sepanjang jalan. Karena itu, penting bagi kita
untuk mengakui perjalanan tersebut sambil
bersyukur atas atas apa yang telah dicapai.
Mazmur 21 merupakan Mazmur perayaan atas keberhasilan atau kemenangan
raja. Jika kita melihat pasal 20, ada doa dari segenap umat Israel untuk
kemenangan raja. Sementara teks Alkitab hari ini, menunjukkan bahwa
kemenangan itu telah diperoleh karena berkat Tuhan. Inilah alasan segenap
umat Israel merayakan keberhasilan itu. Menariknya, dalam perayaan ini,
Tuhan menjadi pusat rasa syukur dan sukacita. Artinya, mereka memahami
bahwa kemenangan yang diperoleh raja adalah berkat penyertaan Tuhan. Dari
sini kita dapat mengerti bahwa merayakan keberhasilan merupakan bentuk
ungkapan syukur kepada Tuhan.
Best Teens, merayakan keberhasilan-keberhasilan kecil memiliki efek
positif bagi fisik dan mental kita. Namun, ingatlah bahwa perayaan ini bukan
untuk meninggikan diri, bukan juga pesta pora. Perayaan ini adalah ungkapan
syukur kita kepada Tuhan. Keberhasilan yang dirayakan dalam rasa syukur
dapat mendorong kita untuk membuat tujuan baru yang ingin dicapai. Seiring
waktu, proses yang terjadi akan membuat kita mengalami hasil yang luar biasa
dalam pola pikir yang sehat dan sukses. Sebagai hasilnya, kita menjadi yakin
pada kemampuan diri kita sendiri bahwa Tuhan memberkati dan menyertai tiap
usaha dan kerja keras yang kita lakukan. Be proud of yourself!

21
Selasa, 21 November 2023

Belajar dari
Kegagalan
Hakim-Hakim 11:1-11
... di sana berkumpullah
kepadanya petualang-
petualang yang pergi
merampok bersama-sama Alexander Graham Bell, Thomas Alva Edison,
dengan dia.
Kolonel Sanders, J.K. Rowling adalah tokoh-
(Hakim-hakim 11:3) tokoh dunia dengan perjalanan hidup yang
inspiratif. Sebelum meraih sukses, mereka telah
berulang kali mengalami kegagalan. Mereka
semua memiliki satu kesamaan, yaitu mereka
tidak menyerah saat mengalami kegagalan.
Setiap kali gagal, mereka akan mencoba lagi.
Kisah mereka menegaskan ungkapan bijak
bahwa kegagalan merupakan sukses yang
tertunda.
Teks Alkitab hari ini berkisah tentang Yefta, seorang pahlawan yang dilahirkan
dari seorang ibu berkarakter buruk. Karena hal itu, Yefta dan keluarganya
diusir dari Gilead ke tanah Tob dan menjadi perampok. Yefta telah gagal
menjalani hidup yang baik di mata Tuhan. Namun, teks Alkitab hari ini tidak
berhenti pada kegagalan Yefta. Kisah Yefta berakhir dengan keberhasilannya
menjadi pemimpin yang membawa kemenangan atas bangsa Midian dengan
pertolongan Tuhan. Yefta mengambil kesempatan baik yang diberikan tua-tua
Gilead kepadanya. Pada akhirnya Yefta menjadi hakim atas Israel. Yefta tidak
terpuruk dalam kegagalan, tetapi melihat peluang untuk menjadi pribadi yang
berhasil. Ia memiliki tekad yang kuat untuk menjadi lebih baik.
Best Teens, kegagalan tidak menentukan siapa kamu, jika kamu mau terus
berjuang menjadi pribadi yang lebih baik. Bisa jadi kamu pernah gagal di
mata pelajaran atau lomba tertentu. Mungkin kamu pun pernah gagal menjadi
anak yang menghargai dan menghormati orang lain. Jadikan kegagalanmu
sebagai pijakan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih unggul dan berhasil.
Kegagalan adalah bagian kecil dari kisah besarmu. Hanya karena kamu belum
menemukan cara untuk berhasil tidak berarti bahwa kamu gagal! Keep it going.

22
Rabu, 22 November 2023

Zona Nyaman
Matius 17:1-8
“Tuhan, betapa bahagianya
kami berada di tempat ini.
Jika Engkau mau, biarlah
kudirikan di sini tiga kemah, Pengenalan pada diri sendiri menjadi kunci utama
satu untuk Engkau, satu untuk dalam konsep tentang penerimaan diri. Dengan
Musa dan satu untuk Elia.”
mengenal diri secara baik, seseorang akan mampu
(Matius 17:4) mengerti apa yang diinginkannya, tahu kelebihan dan
kekurangan diri, serta hal apa yang membuatnya
bahagia atau tidak. Untuk sampai pada keadaan
ini, seseorang perlu banyak terlibat dalam berbagai
aktivitas melalui kegiatan yang produktif dan positif.
Untuk itu, orang harus keluar dari zona nyaman
untuk mencoba hal-hal baru secara positif.
Teks Alkitab hari ini menceritakan tentang Yesus dimuliakan di atas gunung.
Petrus merasa sangat berbahagia dan menikmati pengalaman spiritual itu sehingga
ia mengusulkan untuk tetap tinggal dan mendirikan kemah bagi Yesus, Musa, dan
Elia. Usulan Petrus ini menunjukkan bahwa tetap berada di atas gunung telah menjadi
area nyaman baginya sehingga ia enggan pergi dari tempat itu. Namun, Tuhan Yesus
tidak menyetujui usul Petrus. Sebaliknya, segera setelah pemuliaan Yesus, mereka
semua turun dari gunung dan berhadapan dengan realita hidup yang sesungguhnya:
berbagai tantangan dan kesulitan yang perlu diselesaikan.
Best Teens, hidup di zona nyaman dapat diibaratkan seperti berada dalam
penjara. Sebuah penjara di mana potensi kita terkungkung dalam empat dinding.
Kita bisa memilih untuk melampaui zona nyaman dan mencapai kemampuan kita
yang lebih tinggi, atau tetap terpaku di dalam zona nyaman dan menjadi stagnan.
Jadilah pribadi yang ikut mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang positif.
Cobalah aktivitas ekstrakurikuler baru untuk mengenali potensimu, apa yang kamu
sukai, dan apa yang kamu kuasai. Makin kamu mengenal dirimu, maka kamu akan
memiliki kesempatan yang besar untuk dapat menerima diri apa adanya. Sangat
penting untuk mendorong batas-batas zona nyamanmu agar kamu dapat terus belajar
dan bertumbuh menjadi pribadi yang makin baik.

23
Kamis, 23 November 2023

Be Mindful
Matius 6:25-34
“Sebab itu janganlah kamu
kuatir akan hari besok, karena
hari besok mempunyai
kesusahannya sendiri. Anthony de Mello, dalam salah satu bukunya
Kesusahan sehari cukuplah berjudul “Awareness” mengungkapkan bahwa
untuk sehari.”
banyak orang hidup, tetapi mati. Mereka hidup,
(Matius 6:34) tetapi hidup dalam ketidaksadaran. Orang makan,
bekerja, bersekolah, tetapi semua itu dilakukan
dalam ketidaksadaran. Artinya bahwa semua
berlangsung secara mekanik; hanya rutinitas dan
kehilangan pemaknaan. Padahal, upaya memberi
makna membuat seseorang sadar dan fokus pada
apa yang dijalani dan menikmatinya dengan baik.
Dalam psikologi, konsep ini dikenal dengan istilah mindfulness , yakni keadaan
mental yang dicapai dengan memfokuskan kesadaran seseorang pada saat ini,
sambil dengan tenang mengakui dan menerima perasaan, pikiran, dan sensasi tubuh.
Melalui khotbah di bukit, Yesus mengajarkan tentang bagaimana menikmati
saat ini secara sadar (mindful). Yesus hendak mengatakan bahwa Allah memelihara
hidup manusia dengan berkat dan penyertaan-Nya. Karena itu, jangan menyusahkan
diri dengan hal-hal yang sudah lewat atau sesuatu yang belum terjadi. Nikmati
hari ini, jalani dan lakukan semua yang terbaik saat ini. Kekhawatiran akan hari
besok tidak membawa kebaikan apa pun. Yesus berkata, “Carilah dahulu Kerajaan
Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Utamakan Tuhan, bangun relasi dengan-Nya, rasakan kehadiran-Nya, alami
perjumpaan dengan-Nya, maka kita akan mengalami ketenangan, fokus, dan
sadar menjalani saat ini.
Best Teens, di tengah dunia yang terus membuatmu sibuk dengan banyak hal,
menjadi fokus, sadar, dan menikmati setiap “saat ini” adalah pilihan yang tepat.
Mindful dapat menjadi sarana memaknai apa pun yang kamu kerjakan. Bebaskan
pikiranmu dari hal-hal yang mengganggu supaya kamu menjadi lebih tenang dan
memiliki sudut pandang yang jernih. Be mindful; enjoy your ‘now’.

24
Jumat, 24 November 2023

... janganlah takut, sebab


I am Sure
Aku menyertai engkau, Yesaya 41:8-10
janganlah bimbang, sebab
Aku ini Allahmu; Aku akan
meneguhkan, bahkan
akan menolong engkau; “Aku orang yang baik dan peduli.” “Aku mampu
Aku akan memegang mencapai kesuksesan dalam hidup.” “Ada orang-
engkau dengan tangan
kanan-Ku yang membawa orang yang mencintaiku dan akan ada saat
kemenangan. aku membutuhkan mereka.” “Aku pantas untuk
(Yesaya 41:10)
bahagia.” “Aku dapat belajar hal-hal baik dan
penting dari kesalahan yang aku buat.” Kalimat-
kalimat ini merupakan bentuk penerimaan diri
dan penghargaan atas kemampuan yang dapat
diupayakan oleh diri sendiri. Hal ini biasa dikenal
dengan istilah self affirmation atau afirmasi diri,
yakni suatu upaya untuk memotivasi diri dan pengingat dalam bentuk pernyataan-
pernyataan positif untuk diri sendiri.
Dalam terang iman Kristen, afirmasi diri semacam ini terjadi karena kita yakin
akan penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Ketika bangsa Israel berada di tengah
keterpurukan akibat pembuangan ke Babilonia, Tuhan meyakinkan dan meneguhkan
hati mereka supaya tidak dikuasai ketakutan dan kebimbangan. Penyertaan Tuhan
meneguhkan. Genggaman tangan Tuhan memberi kemenangan. Israel diajak
untuk berani dan kuat menjalani tantangan yang ada. Mereka didorong untuk
melihat hal-hal baik oleh karena Tuhan ada bersama-sama dengan mereka. Ketika
menghadapi ancaman dalam situasi pembuangan, mereka dimotivasi oleh Tuhan
untuk tetap melihat diri dan situasi secara positif. Tuhan menjadi jaminan mereka.
Best Teens, adakalanya kamu tidak yakin pada diri sendiri. Bisa jadi kata-
kata negatif dari orang lain melemahkan motivasi dan semangatmu untuk terus
maju dan berkarya. Firman Tuhan hari ini dapat memberi inspirasi kepada kamu
untuk tetap yakin pada kemampuan diri sendiri sebab Tuhan ada besertamu.
Keyakinan diri bahwa “aku bisa” timbul karena kamu yakin Tuhan memegangmu
dan meneguhkanmu. Sebagaimana bangsa Israel, Tuhan adalah jaminanmu juga.
Yuk yakin pada diri sendiri!

25
Sabtu, 25 November 2023

Self Forgiveness
Roma 5:1-11
Sebab jikalau kita, ketika
masih seteru, diperdamaikan
dengan Allah oleh kematian
Anak-Nya, lebih-lebih
kita, yang sekarang telah Salah satu keponakan saya pernah menangis
diperdamaikan, pasti akan
diselamatkan oleh hanya karena salah satu nilai ujiannya turun tiga
hidup-Nya! poin dari sebelumnya. Biasanya ia mendapat
nilai sempurna 100, tetapi kali ini ia mendapat
(Roma 5:10)
nilai 97. Hal itu membuatnya sedih, marah,
dan menyalahkan diri karena tidak sempurna
menjawab salah satu soal. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam upaya untuk menjadi yang terbaik
– nilai tertinggi di sekolah, menjadi juara, dan
lain-lain – seseorang terkadang bersikap terlalu
keras pada diri sendiri. Mereka menyalahkan diri, bahkan tidak mengampuni diri
untuk kesalahan atau kekeliruan yang dilakukan. Akibatnya, mereka terjebak dalam
emosi negatif yang bisa melemahkan.
Self forgiveness atau pengampunan pada diri sendiri dilakukan berdasarkan
pemahaman kita tentang pengampunan Allah. Yang dibutuhkan pertama-tama
adalah pengampunan Allah melalui karya pendamaian Anak-Nya, Yesus Kristus.
Pengampunan Allah ini bukan hanya memampukan kita untuk mengampuni orang
lain, melainkan juga mengampuni diri sendiri. Pengampunan Allah menjadi akses
bagi pengampunan kita terhadap diri sendiri dan sesama.
Best Teens, mengampuni diri sendiri bukanlah hal yang mudah. Kamu mungkin
pernah memiliki pengalaman melakukan sesuatu yang disesali. Mungkin kamu
menyakiti seseorang yang disayangi atau gagal mencapai standar yang ditetapkan
untuk diri sendiri. Apa pun yang terjadi, mungkin sulit bagi kamu untuk move on dari
apa yang kamu lakukan dan terus memikirkannya. Pengampunan diri membutuhkan
perubahan dalam cara kamu memandang dirimu sendiri. Ubahlah rasa bersalah,
malu, dan marah terhadap dirimu sendiri dengan empati, kasih sayang, dan cinta
terhadap diri sendiri. Dengan demikian, pandangan kamu tentang diri akan menjadi
lebih baik. Semua itu didasarkan pada pemahaman bahwa Tuhan mengasihi kamu.

26
Minggu, 26 November 2023

Mentor
1 Timotius 1:1-2

... kepada Timotius, anakku


yang sah di dalam iman .... Johari Window merupakan konsep yang
(1 Timotius 1:2) dikembangkan oleh Joseph Luft dan Harry
Ingham (1955) tentang bagaimana seseorang
mengenali potensi dirinya. Menurut konsep itu,
terdapat salah satu sisi buta dalam diri kita
yang tidak bisa kita lihat dengan baik, tetapi
dapat dilihat oleh orang lain. Kehadiran orang
lain akan menolong kita untuk memahami dan
mengenali potensi yang Tuhan karuniakan bagi
kita. Dalam hal ini kita membutuhan seorang
mentor yang dapat berjalan bersama sekaligus membimbing kita agar makin
mengenali potensi-potensi tersembunyi di dalam diri.
Timotius merupakan anak rohani dari Paulus. Itu sebabnya Paulus menyebut
Timotius sebagai “anakku yang sah di dalam iman”. Perjumpaan mereka berdua
terjadi di kota Listra ketika Paulus melakukan pemberitaan Injil di kota itu. Rupanya
kepribadian Timotius membuat Paulus terkesan sehingga sejak saat itu Timotius
berada dalam bimbingan Paulus. Bagi Timotius, Paulus bukan hanya berperan
sebagai guru, melainkan juga sebagai mentor. Melalui Paulus, Timotius banyak belajar
tentang karakter, potensi diri, dan kepemimpinan. Potensi diri dan kepemimpinan
Timotius diasah dan dibentuk di bawah bimbingan sang mentor. Pada akhirnya,
Timotius dikenal sebagai seorang muda yang cakap dalam memimpin jemaat.
Best Teens, terkadang dalam diri kita masih ada area buta, yaitu potensi kita
yang masih tersembunyi. Di titik inilah kamu membutuhkan orang lain, seorang
mentor atau kakak pembimbing yang dapat membantumu mengenali karunia
Tuhan melalui potensi dalam dirimu. Ketika area buta makin sempit, potensimu
makin terlihat sehingga pada akhirnya kamu dapat memandang dirimu secara
berbeda; penuh semangat dan penerimaan bahwa kamu bisa dan mampu.
Tuhan menolongmu!

27
Senin, 27 November 2023

Berat Mulut
Keluaran 4:10-17
“Ah Tuhan, aku ini tidak
pandai bicara, dahulu pun
tidak dan sejak Engkau
berfirman kepada hamba-Mu Ada orang yang menganggap dirinya hebat dan
pun tidak, sebab aku berat
mulut dan berat lidah.”
tinggi. Namun, ada juga orang yang menganggap
dirinya rendah sehingga tidak mampu melihat
(Keluaran 4:10) potensi-potensi dalam dirinya. Mereka cenderung
rendah diri, merasa tidak mampu dan tidak layak
untuk melakukan sebuah tugas dan tanggung
jawab.
Musa pernah berada pada titik rendah diri dan
merasa tidak mampu ketika Tuhan memanggil dan
mengutusnya untuk memimpin Israel keluar dari
Mesir. Ia merasa tidak pandai bicara, berat mulut dan lidah. Dalam konteks kita,
Musa merasa bahwa dirinya tidak memiliki keterampilan komunikasi yang baik.
Namun, Musa lupa satu hal, bahwa yang memanggil dan mengutusnya adalah
Tuhan. Tuhan juga yang akan memperlengkapi dan menuntunnya menjalani tugas
perutusan itu. Penegasan penyertaan Tuhan dapat dilihat dalam ayat 12, “Aku
akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.”
Ketika Tuhan memilih Musa, Ia tahu bahwa Musa mampu menjalankan tugas itu.
Best Teens, sikap seperti Musa banyak terjadi dalam kehidupan kita. Banyak
remaja yang merasa belum layak, tidak mampu, tidak pandai, dan lain sebagainya,
ketika diajak mengambil bagian dalam pelayanan atau menjalankan tanggung
jawab tertentu. Jika kamu memandang diri terlalu rendah, potensi-potensi dalam
dirimu tidak akan terlihat. Perjalanan Musa mengajakmu untuk melihat diri
secara seimbang dan layak. Seseorang yang menerima dirinya secara baik akan
merespons berbagai tugas dan kepercayaan yang diberikan kepadanya dengan
lebih positif. Mungkin saja kamu menyadari bahwa dirimu memiliki keterbatasan
tertentu, tetapi bersamaan dengan itu kamu pun dengan rendah hati mau terus
belajar dan mengembangkan diri. Tuhan akan selalu memberkati mereka yang
mau berusaha.

28
Selasa, 28 November 2023

Kompas
1 Korintus 9:24-27

Sebab itu aku tidak berlari


tanpa tujuan dan aku bukan
petinju yang sembarangan Ketika seorang pendaki atau penjelajah kehilangan
saja memukul. arah di tengah hutan belantara, salah satu alat
(1 Korintus 9:26) yang berperan penting adalah kompas. Kompas
dapat memberi arah yang menentukan pergerakan
selanjutnya. Dengan bantuan kompas, seorang
penjelajah tahu ke arah mana ia harus melanjutkan
perjalanan untuk mencapai tujuan. Karena tanpa
tujuan yang jelas, seorang yang tersesat akan
berjalan tanpa arah dan membuang energi dengan
percuma.
Paulus adalah salah satu rasul yang banyak berbicara tentang arah dan
tujuan, khususnya dalam kehidupan iman. Ia mengumpamakan dirinya sebagai
pelari dan petinju. Seorang pelari tidak akan berlari tanpa tujuan dan seorang
petinju tidak akan sembarangan memukul. Ia penuh perhitungan dan perencanaan,
serta tahu kapasitas dan kemampuan dirinya. Ia mengukur setiap tindakannya.
Di sini Paulus menegaskan tentang pentingnya memiliki arah dan tujuan. Tanpa
hal ini, seorang Kristen akan tersesat dalam menjalani hidup beriman dan mudah
diombang-ambingkan oleh berbagai macam pengajaran yang menyesatkan.
Best Teens, penetapan tujuan adalah proses penting dalam menentukan masa
depan agar dapat memotivasi dirimu untuk mengubah visi menjadi kenyataan.
Proses menetapkan tujuan akan membantumu menentukan arah yang tepat.
Dengan mengetahui secara tepat apa yang ingin kamu capai, kamu akan tahu
ke mana harus memusatkan upaya untuk mencapainya. Dengan menetapkan
tujuan, kamu akan memiliki visi jangka panjang dan motivasi jangka pendek. Hal
ini menolongmu untuk berfokus pada pengetahuan yang ada, serta membantumu
dalam mengatur waktu dan sumber daya sehingga dapat mengisi hidupmu dengan
sebaik-baiknya. Namun, jangan pernah lupa untuk melibatkan Tuhan dalam setiap
langkah hidupmu.

29
Rabu, 29 November 2023

“Terserah”
2 Tesalonika 2:13-17
Sebab itu, berdirilah teguh
dan berpeganglah pada
ajaran-ajaran yang kamu
terima dari kami, baik secara Kata “terserah” sering muncul ketika seseorang
lisan, maupun secara tertulis.
harus memilih. Bisa jadi kata itu menjadi favorit
(2 Tesalonika 2:15) banyak orang karena dapat mempersingkat
waktu dan membuat mereka tidak perlu berpikir
panjang untuk memilih sesuatu. Terkadang,
“terserah” menjadi jawaban paling mudah di
tengah kebingungan atau ketidakmampuan
seseorang untuk memutuskan di antara banyak
pilihan yang tersedia.
Di tengah gempuran berbagai ajaran sesat
dalam jemaat di Tesalonika, Paulus menasihatkan kepada mereka agar tetap
teguh pada pengajaran yang telah diterima dari para rasul. Mereka diajak supaya
tidak mudah terombang-ambing oleh berbagai pengajaran. Mereka diminta supaya
tidak bingung dengan banyak pemikiran dan filsafat yang muncul saat itu. Kata
kuncinya adalah “berpeganglah”. Dengan kata lain, Paulus mengajak jemaat
Tesalonika supaya memiliki pendirian dan sikap yang tegas untuk memilih hidup
di dalam Tuhan dan firman-Nya. Pilihan ini didasarkan pada keselamatan yang
telah diterima sebagai anugerah Allah bagi setiap orang yang percaya. Nasihat
dan ajaran Paulus bagi jemaat di Tesalonika juga berlaku bagi kita.
Best Teens, kata “terserah” dapat memiliki banyak makna, bergantung pada
situasi dan kondisi, serta kepada siapa kata itu diucapkan. Namun, dalam
konteks tertentu, kata itu dapat berarti masa bodoh atau menyerahkan keputusan
tertentu di tangan orang lain. Kamu perlu terus mengembangkan diri menjadi
pribadi yang mampu mengambil keputusan untuk dirimu sendiri. Usahakanlah
untuk tidak menyerahkan kepada orang lain keputusan yang seharusnya kamu
ambil sendiri. Dengan begitu, kamu belajar untuk mengandalkan kemampuan
dan pendirianmu sendiri. Selain itu, kamu pun belajar menjadi pribadi yang
bertanggung jawab.

30
Kamis, 30 November 2023

You Are So Special


Ulangan 32:9-12
“Didapati-Nya dia di suatu
negeri, di padang gurun, di
tengah-tengah ketandusan
dan auman padang Dalam sebuah latihan untuk pertunjukan orchestra,
belantara. Dikelilingi-Nya dia
dan diawasi-Nya, dijaga-Nya
tiba-tiba sang conductor menghentikan proses
sebagai biji mata-Nya.” berlatih. Hal itu dilakukan karena conductor tidak
mendengar suara alat musik triangle sebagai
(Ulangan 32:10)
pengiring dan pengatur tempo dalam sebuah partitur
lagu. Ketika ditanya mengapa pemain triangle
berhenti memainkan alat musik itu, ia menjawab
bahwa dibandingkan para pemain lain, ia merasa
tidak berarti dan tidak penting. Dibandingkan piano,
saksofon, drum, biola dan lainnya, ia berpikir bahwa
triangle adalah alat musik yang tidak membawa pengaruh besar dalam orchestra.
Menanggapi hal itu, sang conductor mengatakan bahwa dalam orchestra semua alat
musik memiliki keunikan masing-masing. Dentingan triangle memberi kesan anggun
dan penanda tempo sebuah lagu. Tanpanya, sebuah irama menjadi tidak indah.
Kitab Ulangan pasal 32 menggambarkan bagaimana Musa membuat nyanyian
pengajaran untuk mengingatkan bangsa Israel tentang penyertaan Tuhan yang
tetap menjaga perjalanan mereka di tengah berbagai tantangan dan ancaman.
Israel dijagai Tuhan sebagai biji mata-Nya, bukan karena mereka hebat, melainkan
karena Tuhan sendirilah yang telah memilih bangsa itu menjadi umat-Nya. Nyanyian
Musa hendak mengingatkan Israel supaya tidak hidup sembarangan karena mereka
adalah bangsa yang berharga bagi Tuhan. Hal ini pun berlaku bagi kita. Kita harus
percaya bahwa kita pun adalah biji mata Tuhan.
Best Teens, biji mata dianggap sebagai organ tubuh yang penting. Semua
manusia akan menjaga dan melindungi biji matanya dengan baik. Betapa kita harus
bersyukur ketika Tuhan menganggap kita sebagai biji mata-Nya. Tuhan selalu menjaga,
memelihara, mengawasi, dan melindungi kita sebagaimana seorang menjaga biji
matanya. Hal ini menunjukkan bahwa kita semua, termasuk kamu, adalah pribadi
yang spesial. Bersyukurlah untuk dirimu, dan berbanggalah di dalam Tuhan.

31
Jumat, 1 Desember 2023

Membuka Kardus Hati


Markus 1:1-5
“Lihatlah, Aku menyuruh
utusan-Ku mendahului Engkau,
ia akan mempersiapkan jalan
bagi-Mu; ada suara orang
yang berseru-seru di padang Bulan Desember akhirnya datang juga. Ada beberapa
gurun: Persiapkanlah jalan
untuk Tuhan, luruskanlah jalan perasaan istimewa yang sulit dijelaskan dengan
bagi-Nya” .... kata-kata: senang karena akan menyongsong tahun
baru; gelisah karena akan menghadapi banyak
(Markus 1:2-3)
ujian sekolah; terharu karena mengingat tentang
kelahiran Tuhan Yesus. Persiapan adalah kunci
dari keberhasilan. Jika kamu ingin menikmati Natal
di tahun 2023 ini, kamu perlu membuat persiapan-
persiapan. Injil Markus pun tidak ingin buru-buru
menampilkan sosok Yesus dalam pembukaan
Injilnya. Ia menampilkan sosok yang lain terlebih dahulu.
Markus mengawali tulisannya dengan sosok Yohanes Pembaptis. Yohanes
tahu bahwa Sang Mesias akan segera muncul, tetapi ia tidak ingin umat Tuhan
menyambut-Nya dengan hati yang hampa. Ia menyerukan: “Bertobatlah dan berilah
dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu” (ay. 4). Untuk mempersiapkan
kedatangan Sang Mesias, maka Yohanes perlu mempersiapkan suatu umat yang
telah bertobat, yakni umat yang bersedia dibaptis. Pada zaman dahulu, pembaptisan
adalah upacara yang harus dijalani oleh seseorang untuk bisa bergabung dalam
komunitas tertentu. Saat seseorang memberi diri dibaptis berarti ia siap untuk
bergabung dalam komunitas yang hidup dalam pertobatan, yakni komunitas yang
siap menyambut kedatangan Mesias.
Best Teens, kamu bisa mempersiapkan Natal dengan membuka kardus pohon
Natal, tetapi lebih penting lagi adalah membuka “kardus hati”. Mungkin ada bagian-
bagian dari hatimu yang mulai mengeras dan membeku. Kamu bisa berdoa begini:
“Tuhan, aku ingin menyambut hari kelahiran-Mu dengan membuka hatiku.” Membuka
hati adalah awal pertobatan. Pertobatan tidak harus diartikan sesuatu yang fantastis
dan heboh, tetapi bisa dalam bentuk perubahan-perubahan kecil yang membuktikan
bahwa kamu telah mengawali proses pertobatan.

32
Sabtu, 2 Desember 2023

Konten Hidup
Markus 1:7-8
Inilah yang diberitakannya:
“Sesudah aku akan datang
Ia yang lebih berkuasa dari
padaku; membungkuk dan Saat ini media sosial banyak diisi oleh orang-orang
membuka tali kasut-Nya pun yang melakukan tindakan konyol “demi konten”.
aku tidak layak.”
Ada beberapa remaja yang nekat menantang maut
(Markus 1:7) dengan tiba-tiba menghentikan truk yang tengah
melaju. Aksi yang konyol ini telah memakan korban,
bahkan sampai ada yang tewas tertabrak. “Demi
konten,” demikian kata mereka saat ditanya. Konten
yang “keren” ini diharapkan mendapatkan banyak
penonton dan membuat mereka populer. Namun,
popularitas semacam ini tidak bertahan lama.
Banyak orang yang datang kepada Yohanes untuk dibaptis karena mengira ia
adalah Mesias. Tidak sulit bagi Yohanes untuk memanfaatkan situasi ini meraup
popularitas demi keuntungan dirinya sendiri. Namun, ia tahu bahwa popularitas
semacam ini bagaikan uap kopi panas. Saat Sang Mesias yang sejati datang,
lenyaplah uap itu. Yohanes tahu siapa dirinya di hadapan Allah: ia adalah hamba
atau pelayan yang “membungkuk dan melepaskan tali kasut Sang Mesias pun
tidak layak”. Singkatnya, ia lebih sibuk membuat “konten” Sang Mesias ketimbang
“konten” dirinya. Yohanes cukup tahu diri dan tidak ingin mengambil popularitas
Sang Mesias demi keuntungan dirinya sendiri.
Best Teens, sedikit banyak kita mungkin merasakan dorongan untuk “diakui
eksistensinya”. Manusiawi, kok. Namun, dorongan itu jangan sampai berlebihan.
Gunakanlah akal sehat, jangan sampai hanya demi popularitas sesaat kita harus
mengorbankan nyawa. Lebih daripada itu, kita harus menyadari bahwa “konten”
terbaik yang harus kita bangun adalah “konten” untuk memuliakan nama Tuhan.
Kita harus sadar bahwa kita adalah hamba-hamba Tuhan yang dipanggil untuk lebih
banyak memperkenalkan eksistensi Tuhan ketimbang eksistensi diri kita sendiri.
Percayalah, kita akan punya kepuasan hidup yang lebih sejati saat konten hidup
kita terisi oleh kepentingan Tuhan.

33
Minggu, 3 Desember 2023

Betulkah Aib?
Lukas 1:5-25
“Inilah suatu perbuatan
Tuhan bagiku, dan sekarang
Ia berkenan menghapuskan
aibku di depan orang.” Best Teens, di sekitar kita banyak kondisi sesama
(Lukas 1:25)
yang sering kali dianggap sebagai aib oleh
masyarakat (“aib” KBBI: “malu” “noda”, “cela”,
“salah, keliru”). Misalnya, orang yang pernah
menjalani hukuman penjara, orang yang memiliki
kekurangan fisik, atau mengidap penyakit tertentu
seperti HIV/AIDS. Stigma bahwa mereka adalah
aib sering kali dapat menjadi tekanan sosial
bagi mereka karena merasa bahwa dirinya tidak
diterima oleh lingkungannya.
Salah satu tekanan sosial dalam masyarakat Yahudi yang juga dianggap
sebagai aib adalah jika seorang istri tidak mampu memberikan keturunan. Hal
ini dialami oleh Elisabet, istri Imam Zakharia. Ia sudah berusia senja, tetapi
tidak memiliki anak. Tekanan akan lebih berat jika suaminya meninggal terlebih
dahulu. Namun, Allah menaruh belas kasihan dan menganugerahkan kepada
mereka seorang anak laki-laki yang dinamai Yohanes. Perhatikan apa yang
dikatakan Elisabet setelah ia punya anak: “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku,
dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang” (ay. 25). Hal
ini membuktikan bahwa Kerajaan Allah hadir untuk menegakkan kebenaran dan
keadilan, termasuk mengangkat aib seseorang.
Best Teens, tidak hanya pada zaman dahulu, bahkan pada masa kini pun
kelemahan atau kekurangan tertentu masih dianggap sebagai aib, noda, dan
kesalahan. Tidak jarang mereka ini menjadi sasaran perundungan. Sungguh
menyedihkan, bukan? Banyak kisah dalam Injil berupaya untuk membebaskan
orang-orang yang cacat, kerasukan setan, pemungut cukai, dan orang berdosa
dari beban aib dan kutuk. Bukannya menjauhi atau menganggap rendah kelemahan
mereka, kita justru dipanggil untuk memberitakan Injil yang membebaskan mereka
dari beban aib yang selama ini menekan.

34
Senin, 4 Desember 2023

Berencana dan
Berjaga-jaga
Matius 1:22
Hal itu terjadi supaya genaplah
yang difirmankan Tuhan oleh
nabi .... Saat saya menulis renungan ini, saya sedang
berada di akhir tahun 2022, saat di mana pandemi
(Matius 1:22)
Covid-19 sudah mulai reda dan situasi sudah
mulai normal. Namun, saya tidak tahu seperti
apa situasi saat kamu membaca renungan ini.
Sebagai manusia, saya memiliki keterbatasan
untuk mengetahui masa depan, tetapi saya
berharap pandemi sudah berakhir dan situasi
kehidupan masyarakat sudah kembali normal.
Jika manusia terbatas, tidak demikian halnya
dengan Allah. Kelahiran Yesus Kristus, Mesias, telah dinubuatkan Allah ratusan
tahun sebelumnya. Ayat yang dikutip oleh Matius, “Sesungguhnya, anak dara
itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki ...” sumbernya dari
tulisan Nabi Yesaya (Yes. 7:14). Kapan Nabi Yesaya menuliskan hal ini? Sekitar
abad tahun 700-an Sebelum Masehi. Wow, ada rentang waktu tujuh abad! Nabi
Yesaya bukan main tebak-tebakan, melainkan menyatakan nubuatan Allah yang
melampaui waktu. Salah satu keajaiban inilah yang membuat kita harus yakin
bahwa Alkitab kita bukanlah karya manusia, melainkan Allah yang mampu melihat
peristiwa menembus waktu.
Best Teens, secanggih apa pun manusia, tidak mungkin dapat menciptakan
mesin waktu yang bisa melihat masa depan dengan akurat. Kita tidak mengetahui
apa yang akan terjadi di masa mendatang. Hal ini sering kali menimbulkan
kekhawatiran kita akan hal-hal yang belum tentu terjadi. Akibatnya, kita sering kali
berpikir terlalu jauh atau terlalu berat ( over thinking ). Untuk mencegah terjadinya
hal buruk yang kita khawatirkan, maka kita harus membuat perencanaan karena
hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah berjaga-jaga. Kita harus mempersiapkan
masa depan dengan membangun sikap dan kebiasaan yang baik, serta terus
mengembangkan diri.

35
Selasa, 5 Desember 2023

Daftar Silsilah
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak
Tidak Penting?
Daud, anak Abraham ... Jadi Matius 1:1-17
seluruhnya ada: empat belas
keturunan dari Abraham
sampai Daud, empat belas
keturunan dari Daud sampai Tahukah kamu bahwa ada beberapa suku di
pembuangan ke Babel, Indonesia yang menganggap penting urusan
dan empat belas keturunan
dari pembuangan ke Babel silsilah? Misalnya, suku Batak yang mampu
sampai Kristus. menelusuri jejak leluhur mereka hingga belasan,
bahkan puluhan generasi. Demikian pula para
(Matius 1:1, 17)
bangsawan yang hidup di daerah tertentu di
Pulau Jawa masih mencatat silsilah keluarga
mereka. Seseorang yang meninggal akan
dimakamkan di pekuburan bangsawan setelah
hasil penelusuran silsilah membuktikan bahwa
ia adalah keturunan bangsawan.
Kamu mungkin merasa heran mengapa Matius memulai Injil-Nya dengan
menjelaskan sebuah silsilah. Namun, hal ini penting agar pembaca Injil Matius
mengetahui dengan jelas siapa Yesus dan dari mana Ia berasal. Sosok yang
penting seperti Yesus akan ditelusuri asal-usulnya hingga puluhan generasi
sebelumnya. Matius memulai pernyataan dengan tegas bahwa Yesus adalah
anak (keturunan) dari Daud, dan anak (keturunan) dari Abraham. Matius harus
membuktikan kepada para pembaca aslinya (orang-orang Yahudi), bahwa
garis keturunan Yesus ini memenuhi syarat sebagai Mesias sesuai dengan
nubuat Kitab Suci (lih. mis. Mzm. 89:3-4; Yes. 11:1-16). Yesus bukanlah bayi
dari dunia antah-berantah yang tak tercatat. Ia memiliki silsilah yang sangat
jelas. Dengan demikian, salah satu prasyarat bagi seorang Mesias terpenuhi.
Best Teens, data dan fakta sejarah bisa menjadi hal yang makin menguatkan
iman kita. Alkitab menyajikan banyak data dan fakta yang mendukung keyakinan
iman kita. Alkitab memang bukan buku sejarah, tetapi peristiwa yang tertulis
di dalamnya selaras dengan catatan sejarah. Fakta-fakta dalam Alkitab
bukan untuk membuat imanmu guncang, sebaliknya makin kokoh dan dapat
dipertanggungjawabkan.

36
Rabu, 6 Desember 2023

Mencoreng
Muka Sesama
Karena Yusuf suaminya, Matius 1:18-19
seorang yang tulus hati dan
tidak mau mencemarkan
nama isterinya di muka
umum, ia bermaksud
Pernahkah kamu mendengar istilah body shaming?
menceraikannya dengan Body shaming adalah tindakan mempermalukan
diam-diam. seseorang dengan membuat ejekan atau komentar
(Matius 1:19)
negatif tentang tubuh seseorang. Ya, body
shaming merupakan salah satu contoh dari sikap
mempermalukan orang lain. Kita tertawa di atas
penderitaan orang lain. Yuk kita belajar dari
seorang pemuda yang melakukan hal sebaliknya!
Yusuf (diperkirakan berusia sekitar 17-
19 tahun) bertunangan dengan Maria yang
masih sangat muda (diperkirakan berusia sekitar 12-14 tahun). Pertunangan
sepasang remaja ini adalah hasil perjodohan orangtua, yang merupakan tradisi
pada masa itu. Hubungan pertunangan ini sangat kuat dan hanya bisa putus
melalui perceraian, walaupun mereka belum hidup sebagai suami istri. Yusuf
terkejut mendapati Maria sedang mengandung. Yusuf tentu berhak untuk marah
dan menceritakan “dosa” ini ke seluruh kampung, yang berakibat Maria bisa
kehilangan muka, bahkan nyawa. Namun Yusuf, pemuda yang tulus hati ini,
tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum. Karena itu, ia berencana
untuk menceraikan Maria secara diam-diam.
Best Teens, spiritualitas itu tidak hanya bicara soal hubungan kita dengan
Allah, tetapi juga bagaimana kita memperlakukan sesama. Hati-hatilah ketika
kamu berencana untuk menceritakan sesuatu yang dapat mempermalukan orang
lain, meskipun menurut kamu itu hanya bercanda. Belajarlah menahan diri untuk
tidak melakukan tindakan yang bisa mempermalukan orang lain. Demikian juga
ketika kamu mau mengkritik seseorang, lakukanlah dengan diam-diam agar ia
tidak menjadi malu atau bahkan menjadi bahan gosip atau tertawaan. Menjaga
kehormatan sesama adalah salah satu wujud mengasihi sesama seperti mengasihi
diri sendiri.

37
Kamis, 7 Desember 2023

Untuk Berani,
Dibutuhkan
Rasa Takut
Matius 1:20
“... janganlah engkau takut
mengambil Maria sebagai
isterimu ....” Nelson Mandela (1918-2013) adalah orang
kulit hitam pertama yang menjadi presiden
(Matius 1:20) Afrika Selatan (1994-1999). Puluhan tahun
dari hidupnya, termasuk mendekam di penjara
selama 27 tahun, didedikasikan untuk berjuang
melawan politik apartheid (sistem politik yang
mendiskriminasi orang kulit hitam). Entah
sebesar apa ketakutan yang ia hadapi dalam
melawan sistem apartheid ini. Namun, secara
ajaib ia berhasil melewatinya. Ia pernah
berkata: “Pemberani bukanlah orang yang tidak merasa takut, tetapi mampu
mengatasinya.”
Ketika Yusuf berencana untuk menyelamatkan kehormatan Maria dengan
menceraikan secara diam-diam, malaikat Tuhan berpesan agar ia tetap
mengambil Maria sebagai istrinya sebab ia mengandung dari Roh Kudus.
Apa yang disampaikan malaikat ini tentu saja sangat menenangkan, tetapi
bukan berarti masalah selesai. Maria tetap akan mendapatkan sorotan buruk
dari masyarakat. Yusuf pun mungkin akan direndahkan oleh lingkungannya
karena tetap mengambil Maria sebagai istri. Ketakutan dan masalah tidak
hilang saat ia mendengarkan perintah Tuhan, tetapi ia memutuskan untuk
menghadapinya.
Best Teens, dibutuhkan keberanian untuk melakukan hal yang benar.
Hanya mereka yang berani melakukan hal benar yang akan dipakai Tuhan
untuk melakukan kehendak-Nya. Keberanian itu baru ada harganya ketika ada
ketakutan. Apa artinya keberanian jika tidak ada ketakutan? Apa artinya iman
jika tidak ada keraguan? Takut itu wajar. Namun, kamu perlu melatih dirimu
untuk menang atas ketakutan. Rengkuhlah iman dan keyakinan. Beranilah
melakukan hal yang baik dan benar.

38
Jumat, 8 Desember 2023

Nama Itu Berarti


Matius 1:21
“Ia akan melahirkan anak
laki-laki dan engkau akan
menamakan Dia Yesus,
karena Dialah yang akan Siapa namamu? Apakah kamu tahu apa arti
menyelamatkan umat-Nya
dari dosa mereka.”
namamu? Kalau belum tahu, bertanyalah kepada
orangtuamu. Ada orangtua yang memberi nama
(Matius 1:21) anaknya berkaitan dengan nama bulan atau
kejadian tertentu saat ia dilahirkan. Ada juga
orangtua yang memberikan nama karena memiliki
harapan tertentu dalam kehidupan sang anak.
Orang Yahudi sendiri ketika memberikan nama
anak selalu mempertimbangkan kondisi pada
waktu itu atau harapan yang melekat pada anak
tersebut. Untuk menangkap makna dan pesan yang terkandung di dalamnya, maka
kita perlu menelusuri nama asli seseorang.
Malaikat Tuhan yang menampakkan diri kepada Yusuf menyuruhnya untuk
memberi nama “Yesus” pada bayi yang ada dalam kandungan Maria. Sebab, kata
malaikat itu, “Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”
Sayangnya, nama “Yesus” (bahasa Indonesia) atau “Jesus” (bahasa Inggris) bukan
mengacu pada bahasa aslinya, melainkan transliterasi dari bahasa Yunani: “Iesous”.
Nama “Iesous” ini tidak menunjukkan arti “Allah menyelamatkan”. Namun, jika kita
menelusuri bahasa Ibrani (bahasa asli orang Israel) yang digunakan masyarakat
pada waktu itu, Yesus itu punya nama asli “Yeshua”. Nama ini mirip dengan “Yoshua”
atau “Yesaya”. Ketiga nama tersebut memiliki arti yang sama: Allah menyelamatkan.
Ketika orang-orang memanggil-Nya dengan sebutan “Yeshua”, teringatlah Ia dengan
misi dan panggilan hidup-Nya yang melekat dalam nama-Nya.
Best Teens, dunia membutuhkan penyelamatan dari Allah. Mengapa? Sebab,
dunia sedang jatuh ke dalam kuasa dosa. Mereka yang akan binasa oleh karena
keberdosaannya ini membutuhkan Juruselamat, yakni Yeshua alias Yesus. Hanya
melalui Sang Juruselamat “Yeshua” inilah kita mendapatkan pemulihan hubungan
dengan Allah sebab Ia adalah Allah yang menyelamatkan.

39
Sabtu, 9 Desember 2023

Allah Hadir
Matius 1:23-25
“Sesungguhnya, anak dara
itu akan mengandung dan
melahirkan seorang anak
laki-laki, dan mereka akan
menamakan Dia Imanuel” Pernahkah kamu mengalami kekecewaan
– yang berarti: Allah
menyertai kita. atau kekhawatiran? Siapakah yang kamu
harapkan untuk menemani kamu pada saat
(Matius 1:23) hal-hal itu terjadi? Orang itu pasti sosok
yang penting buat kamu, bukan? Anak balita
yang takut keluar kamar karena gelap akan
mencari orangtua atau saudaranya untuk
menemaninya. Dalam situasi sulit, tentu kamu
akan meminta pertolongan kepada orang yang
terdekat dan bukan kepada orang asing yang
belum kamu kenal.
Matius mengutip Kitab Yesaya saat berkata: “Sesungguhnya, anak dara
itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka
akan menamakan Dia Imanuel - yang berarti: Allah menyertai kita” (Yes.
7:14). Nabi Yesaya melayani umat Israel pada saat mereka sedang dalam
kondisi kacau. Negeri ini dihancurkan oleh bangsa Babel (tahun 721 SM
Israel Utara dan tahun 586 SM Israel Selatan). Sebagian besar penduduknya
diangkut ke Babel. Semua itu terjadi karena dosa yang mereka perbuat
kepada Allah. Dalam kondisi terpuruk ini, Allah tidak meninggalkan mereka.
Meskipun Ia menghukum mereka karena keberdosaan mereka, Allah Sang
Imanuel tetap mengasihi dan menemani mereka melewati masa-masa sulit
sampai mereka mengalami pembebasan.
Best Teens, setiap manusia pernah mengalami masa sulit. Dalam masa
sulit kita membutuhkan pertolongan dari orang lain untuk menyertai kita
dalam menghadapinya. Dalam masa sulitmu, Allah tidak akan pernah
membiarkanmu sendirian. Ia menyertai kamu melalui teman, sahabat, atau
keluargamu. Seperti janji-Nya, Ia adalah Sang Imanuel, yang selalu hadir
di sepanjang sejarah umat-Nya dan di setiap peristiwa dalam kehidupanmu.

40
Minggu, 10 Desember 2023

Apa yang
Membuatmu
Tersungkur?
“Di manakah Dia, raja orang Matius 2:1-2
Yahudi yang baru dilahirkan
itu? ... kami datang untuk
menyembah Dia.” Jika kamu tinggal di kota-kota besar seperti
Jakarta, mungkin kamu sulit melihat bintang-
(Matius 2:2) bintang di langit. Polusi yang tinggi membuat
langit Jakarta tertutup oleh kabut asap. Sesekali
kamu perlu mencoba mendaki gunung, melihat
langit dan alam ciptaan-Nya dengan kondisi alam
yang bersih dari polusi, untuk membangkitkan
rasa takjub terhadap ciptaan Allah ini. Ketika
kita sungguh-sungguh takjub akan sesuatu, pasti
muncul rasa kagum dan respons tertentu dalam
diri kita. Inilah yang terjadi dalam diri orang-orang Majus saat melihat sebuah
bintang istimewa di langit.
Orang Majus adalah kaum terpelajar yang berasal dari Timur. Mereka termasuk
golongan masyarakat yang sangat terhormat, yaitu para pemimpin/elit agama.
Mereka mempelajari ilmu astronomi, yang membuat mereka meyakini bahwa
fenomena alam bisa menjadi penanda sebuah sejarah dunia. “Bintang Raja”
yang mereka lihat mendorong mereka untuk mengikutinya hingga ke Yerusalem.
Rasa ingin tahu mereka begitu besar sehingga mereka rela menempuh perjalanan
jauh demi menjumpai dan menyembah Raja yang ditunjukkan oleh bintang yang
mereka ikuti.
Best Teens, kapan terakhir kali kamu merasa takjub akan Allah karena
menyaksikan ciptaan-Nya? Memang bukan “bintang Raja” yang kita saksikan,
tetapi bukankah alam ini adalah mahakarya Ilahi yang luar biasa? Pemazmur
berkata, “Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang
yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?” (Mzm.
8:4-5). Setiap hari Allah menunjukkan perbuatan tangan-Nya yang ajaib, tidakkah
itu membuat hati kita takjub dan ingin menyembah-Nya? Luangkanlah waktu untuk
merenungkan keajaiban karya-Nya.

41
Senin, 11 Desember 2023

Satu Gunung,
Dua Macan
Matius 2:8
“Pergi dan selidikilah dengan
seksama hal-hal mengenai
Anak itu dan segera sesudah
kamu menemukan Dia, Ada pepatah Tiongkok berkata: “Dalam
kabarkanlah kepadaku
supaya aku pun datang sebuah gunung, tidak boleh ada dua macan.”
menyembah Dia.” Artinya, tidak boleh ada dua raja dalam satu
kerajaan karena akan ada dua kepentingan
(Matius 2:8)
yang saling berbenturan. Hal ini akan
menyebabkan kehancuran. Raja Herodes
diibaratkan sebagai “macan” tunggal di
gunung Yehuda. Ia tidak ingin ada macan
lain di gunung itu. Meskipun macan itu
baru anak, tetap saja itu menjadi ancaman
baginya.
Pada saat bangsa Yahudi sedang dijajah oleh bangsa Romawi,
pemerintah menempatkan macan Romawi bernama Herodes (julukannya:
Herod the Great). Kelahiran seekor Anak Macan Yahudi (baca: raja Yahudi)
ini adalah ancaman. Setelah mendapatkan informasi bahwa raja baru ini
lahir di Betlehem, ia menyuruh mereka mencari-Nya ke Betlehem. “Kalau
sudah ketemu, beritahukan kepada saya supaya saya juga menyembah-
Nya,” demikian siasat Herodes. Tentu kita tahu itu hanyalah akal licik
dari Herodes yang bernafsu membunuh-Nya.
Best Teens, t a h u k a h k a m u , j i k a k i t a s u d a h m e n y e r a h k a n d i r i p a d a
Tuhan, itu berarti kita bersedia tunduk pada kehendak-Nya. Percaya
pada Yesus itu berarti hidup seturut kehendak-Nya dan merelakan hati
untuk diatur oleh Tuhan. Kita harus bersedia menjadikan Kristus sebagai
pemilik kekuasaan yang lebih besar atas seluruh kehidupan kita. Mengakui
Yesus sebagai Raja bukanlah hanya sebuah pengetahuan kognitif belaka,
melainkan juga merupakan gaya hidup orang percaya yang merelakan
hidupnya dipimpin oleh Yesus. Kristus adalah satu-satunya “Sang Macan”
yang boleh menguasai hidup kita.

42
Selasa, 12 Desember 2023

Persembahan
Matius 2:9-12
Mereka pun membuka
tempat harta bendanya
dan mempersembahkan
persembahan kepada-Nya, Beberapa tahun yang lalu, seorang teman yang
yaitu emas, kemenyan dan pulang dari China memberikan berbagai jenis teh
mur.
berkualitas tinggi kepada saya. Ia menghormati
(Matius 2:11) saya sehingga memberikan pemberian yang
sangat berharga tersebut. Sebab, bukankah
jika kita respek kepada seseorang, kita tidak
akan memberikan kado atau pemberian yang
sembarangan? Begitu juga jika kita mengenal
Tuhan dengan sungguh-sungguh, yang terbaiklah
yang kita berikan kepada-Nya.
Orang-orang Majus melanjutkan perjalanan mereka ke Betlehem. Bintang
Raja yang mereka lihat muncul kembali dan berhenti di atas tempat di mana Anak
itu berada. Perjalanan mereka yang sangat jauh akhirnya membuahkan hasil.
Mereka kemudian segera membuka tempat persembahan dan mempersembahkan
emas, kemenyan, dan mur. Ada berbagai tafsiran makna dari ketiga jenis
persembahan ini. Namun untuk saat ini, cukuplah bagi kita untuk memahami
bahwa persembahan ini menunjukkan betapa besar dan agungnya Anak ini. Ia
bukanlah manusia biasa. Bahkan, Ia lebih dari raja Yahudi. Anak ini adalah Raja
di atas segala raja. Orang-orang Majus ini tahu siapa Anak yang ada di hadapan
mereka. Sikap hormat yang mereka tunjukkan adalah hasil dari pengenalan
mereka terhadap Anak tersebut.
Best Teens, rasa takjub, hormat dan persembahan kita kepada Tuhan
berbanding lurus dengan pengenalan kita kepada-Nya. Jika kita mempunyai
pengenalan yang benar akan Tuhan, tentu kita ingin memberikan yang terbaik
kepada-Nya. Ketika kita ingin memberikan sesuatu kepada sahabat dekat,
bukankah kita akan memikirkan dan mempersiapkan yang terbaik? Jika demikian,
terlebih lagi kepada Tuhan. Belajarlah terus tentang pribadi dan ajaran-Nya,
maka kita akan memiliki sikap hormat seperti orang-orang Majus ini.

43
Rabu, 13 Desember 2023

Allah yang Merapuh


“Bangunlah, ambillah Anak Matius 2:13-15
itu serta ibu-Nya, larilah
ke Mesir dan tinggallah di
sana sampai Aku berfirman
kepadamu, karena Herodes Pernahkah kamu membayangkan, mengapa
akan mencari Anak itu untuk
membunuh Dia.” Yesus tidak datang sebagai seorang penguasa
atau dari keluarga bangsawan? Atau setidaknya,
(Matius 2:13) mengapa Ia tidak lahir dalam kondisi yang
“normal”: lahir dalam damai dan tenang seperti
bayi-bayi lain pada umumnya? Mengapa Ia
harus menjadi buronan si raja keji? Mengapa
sukacita dan ketakjuban Yusuf dan Maria karena
kunjungan orang-orang Majus harus dirusak
oleh terror pembunuhan dari penguasa Yudea?
Mungkin kita tidak bisa membayangkan betapa tegang dan paniknya
Yusuf dan Maria saat itu. Tanpa ditutup-tutupi, malaikat Tuhan mengatakan
bahwa Herodes hendak membunuh anak mereka. Mereka harus segera
meninggalkan Betlehem dan pergi ke Mesir, sebuah negeri yang sangat jauh
dan asing, sambil membawa anak mereka yang belum genap 2 tahun. Betapa
besar risiko yang mereka hadapi pada saat itu. Kondisi mereka benar-benar
dalam bahaya.
Best Teens, Allah yang berinkarnasi menjadi manusia adalah Allah yang
merapuh. Ia rela menempatkan diri-Nya dalam situasi yang lemah, berbahaya,
dan berisiko. Bahkan, Ia rela menempatkan hidup-Nya dalam kuasa perlindungan
dari sepasang suami istri yang masih sangat muda. Dengan demikian, Ia
dapat memahami kerapuhan-kerapuhan manusia: ketakutan, kekecewaan,
kegelisahan, dan berbagai kelemahan. Kerapuhan yang dimaksud bukan
untuk membiarkan diri atau mengizinkan hidup kita dikuasai dosa. Pola pikir
seperti ini justru merupakan sikap tidak bertanggung jawab. Ada kerapuhan
yang tidak dapat kita ubah dan kita harus belajar menerima dan berdamai
dengannya; tetapi ada pula kerapuhan yang harus kita hadapi dengan melatih
disiplin diri. Dapatkah kamu membedakannya?

44
Kamis, 14 Desember 2023

Raja Berdarah
Dingin
Matius 2:16-18
“Terdengarlah suara di Rama,
tangis dan ratap yang amat
sedih; Rahel menangisi anak-
anaknya dan ia tidak mau Herodes Agung (77 SM-4 SM) adalah seorang
dihibur, sebab mereka tidak
ada lagi.” raja yang memberikan kontribusi besar bagi
pembangunan kota Yerusalem (Yudea). Namun,
(Matius 2:18) ia juga seorang yang sangat kejam. Ia pernah
memerintahkan membunuh kedua anaknya
sendiri dari pernikahannya yang kedua dengan
Mariamne Hasmonean. Tidak hanya itu, karena
dikuasai rasa curiga akan dikhianati, istrinya
itu pun dibunuhnya. Herodes Agung merasa
paranoid terhadap ancaman bagi kekuasaannya
( insecure ). Karena itu, tak heran, membunuh bayi-bayi di Betlehem yang
berusia di bawah 2 tahun bukanlah hal berat bagi Herodes yang berdarah
dingin ini.
Dalam teks Alkitab hari ini, diceritakan bahwa Herodes sangat marah. Ia
merasa dikelabui oleh orang-orang Majus karena mereka tidak kembali ke
Yerusalem memberikan informasi tentang kelahiran raja Yahudi. Karena itu,
tanpa ragu-ragu ia memerintahkan pengawalnya untuk melakukan tindakan
yang sangat sadis. Malam itu, Betlehem menjadi kota yang berdarah. Para
orangtua yang berduka tidak mau dihibur karena hati mereka sangat pedih.
Best Teens, sejarah membuktikan bahwa kebencian terhadap sesama
manusia bisa menuntun pada kejahatan kemanusiaan yang sangat serius.
Misalnya, Adolf Hitler karena kebenciannya, tega membunuh jutaan orang
Yahudi. Rasa benci bisa muncul dengan tiba-tiba dan tidak diinginkan.
Kebencian sangat berbahaya sekaligus sangat berlawanan dengan jiwa dari
Natal. Karena itu, waspadalah jika di hatimu ada kebencian. Momen Natal
adalah kesempatan untuk menghadirkan kasih dan pengampunan. Maka,
izinkanlah Kristus memadamkan api kebencian dengan aliran kasih anugerah-
Nya agar kehidupanmu mengalami kedamaian.

45
Jumat, 15 Desember 2023

Bertaruh Hidup
Matius 2:19-23
Setibanya di sana ia pun
tinggal di sebuah kota yang
bernama Nazaret. Hal itu terjadi
supaya genaplah firman yang
disampaikan oleh nabi-nabi, Film berjudul “Freedom Writers” (2007)
bahwa Ia akan disebut: Orang menceritakan perjuangan seorang guru bernama
Nazaret.
Erin Gruwell mengajar sebuah kelas yang isinya
(Matius 2:23) adalah para siswa yang “sulit” dididik. Mereka
adalah orang kulit hitam, Latin, dan Asia, yang lahir
dan dibesarkan dalam lingkungan gangster yang
sarat dengan narkoba, kekerasan, dan kriminalitas.
Kelas tak berpengharapan itu akhirnya dapat
diselamatkan berkat cinta dan kegigihan sang
guru. Dalam kenyataan, keberhasilan seperti ini
sangatlah langka. Mari melihat pengalaman Yusuf dan Maria yang harus membawa
putra mereka keluar dari Mesir dan kembali masuk dalam komunitas umat Allah.
Menurut Alkitab, setelah Herodes Agung wafat, putranya, Herodes Arkhelaus
(anak dari Herodes Agung dan Malthace, perempuan Samaria) menjadi raja dan
memerintah atas Yudea, Samaria, dan Idumea. Mendengar hal itu, Yusuf pun
menjadi takut untuk kembali ke Yudea. Namun, setelah mendapat nasihat melalui
mimpi, Yusuf dan keluarga akhirnya pergi ke Galilea, di kota Nazaret. Nazaret ini
adalah sebuah kota yang paling kuat memelihara hukum Taurat dan tradisi Yahudi
dari antara semua kota di Israel.
Best Teens, memilih komunitas tempat kamu bergabung adalah sebuah
pertaruhan hidup. Orangtuamu tahu hal ini. Karena itu, mereka mengupayakan agar
kamu hidup di lingkungan yang baik dan aman. Memang bisa saja kasus seperti
“Freedom Writers” terjadi, tetapi itu sangat langka. Agar kamu dapat bertumbuh
seturut kehendak Tuhan, kamu perlu mencari teman atau komunitas yang dapat
menolong kamu bertumbuh, termasuk komunitas atau teman online. Berteman
dengan siapa saja tidak berarti tak boleh membuat batasan yang tegas terhadap
teman-teman yang bisa memberikan pengaruh buruk. Jadi, bijaksanalah memilih
komunitasmu karena itu merupakan pertaruhan masa depanmu.

46
Sabtu, 16 Desember 2023

Cukup Tahu
Ekornya Saja?
Yohanes 1:1-3
Pada mulanya adalah Firman;
Firman itu bersama-sama
dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah ... Segala sesuatu Bisakah kamu mengenali sapi cukup dengan
dijadikan oleh Dia ....
memegang ekornya saja? Bisakah kamu
(Yohanes 1:1-3) mengenali sifat temanmu hanya dengan
mendengar dari satu orang saja? Mungkin
bisa, tetapi pengenalanmu pasti tidak akan
utuh, bukan? Pernahkah kamu berpikir
bahwa Injil itu ditulis dalam empat versi
supaya pembaca mendapatkan gambaran
yang lebih utuh? Empat orang ini melihat
dan mendengar hal yang sama, tetapi bisa
jadi apa yang mereka tuliskan tidak sama persis karena perbedaan cara
mereka menanggapi informasi.
Tahukah kamu bahwa Injil Yohanes adalah Injil yang paling berbeda?
Di saat ketiga Injil lainnya cenderung menyusun kisahnya secara runtut dan
menyoroti kemanusiaan Yesus, Injil Yohanes lebih banyak menyajikan tentang
keallahan Yesus. Itulah sebabnya, Yohanes mengawali tulisan Injilnya dengan
berkata: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan
Allah dan Firman itu adalah Allah.” Ketiga ayat ini menekankan bahwa Yesus
sejatinya adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi. Ia tidak lebih rendah
dari Allah Bapa sebab Ia bersama-sama dengan Allah sejak mulanya. Yesus
bukanlah ciptaan dari Allah, melainkan Ia adalah Allah itu sendiri.
Best Teens, segala sesuatu membutuhkan proses. Mungkin saja sejak
kecil kamu sudah mendengar kisah tentang kelahiran Yesus. Kini di saat
kamu sudah remaja, pasti pengenalanmu akan Yesus sudah lebih utuh. Injil
Yohanes ingin memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang diri Yesus,
yaitu bahwa Ia yang pernah terancam nyawanya oleh Raja Herodes dan lahir
dalam kesederhanaan adalah Sang Firman yang berkuasa. Ia pada mulanya
bersama-sama dengan Allah; dan Ia adalah Allah Pencipta.

47
Minggu, 17 Desember 2023

Gelap Mengundang
Kejahatan
Yohanes 1:4-9
Terang itu bercahaya di dalam
kegelapan dan kegelapan itu
tidak menguasainya. Beberapa kali saya mengunjungi sebuah
(Yohanes 1:5) mal yang cukup dekat dengan rumah. Suatu
hari saya mendengar bahwa tempat parkir
mal tersebut kini dipasangi banyak lampu.
Mengapa? Ternyata beberapa hari sebelumnya
telah terjadi perampokan. Pihak manajemen
mal memutuskan untuk memasang banyak
lampu sehingga tempat parkir menjadi terang
benderang. Kegelapan memang mengundang
kejahatan karena kegelapan membuat kejahatan
tidak terlihat. Itulah sebabnya, aksi-aksi kejahatan biasanya dilakukan dalam
kondisi yang gelap.
Gelap tidak dapat menyatu dengan terang. Gelap itu ada karena ketiadaan
terang. Gelap akan hilang saat ada terang. Yesus yang disebut sebagai Sang
Firman adalah Terang. Kita diingatkan tentang dunia sebelum diciptakan:
“Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya ...”
(Kej. 1:2). Allah menciptakan dan menghadirkan terang sebelum ciptaan yang
lainnya hadir. Yohanes mengatakan terang ini bercahaya di dalam kegelapan
dan kegelapan itu tidak menguasainya. Sama seperti gelap hilang ketika terang
hadir, demikian juga kuasa dosa akan dilenyapkan oleh kebenaran.
Best Teens, satu-satunya cara agar kita bisa mengalahkan dosa adalah
dengan menghadirkan Kristus, Sang Terang. Saat kamu hidup dalam dosa,
kamu memilih kegelapan. Kamu takut ketahuan. Kamu tidak ingin orangtua
atau keluargamu mengetahuinya. Kamu ingin menyembunyikannya, bahkan
dari Tuhan. Namun, kamu pasti tidak merasakan damai sejahtera, bukan?
Natal adalah tentang hadirnya terang yang mengusir kegelapan. Jika kita ingin
memiliki hidup, kita harus memiliki Sang Terang itu. Hanya Dialah Sumber
Terang yang mampu mengusir gelapnya dosa.

48
Senin, 18 Desember 2023

Seperti Kucing Liar


Yohanes 1:10-13
Tetapi semua orang yang
menerima-Nya diberi-Nya
kuasa supaya menjadi anak-
anak Allah, yaitu mereka yang Mungkin tidak banyak orang yang memperhatikan
percaya dalam nama-Nya ....
atau menyadari besarnya populasi kucing liar di
(Yohanes 1:12) lingkungan perumahan kota-kota besar. Di tempat itu
terkadang tampak beberapa ekor kucing berkeliaran.
Bahkan, ada larangan untuk memberi makan kucing
liar. Kucing-kucing liar yang tidak ada pemiliknya
biasanya tidak berkalung, sementara kucing yang
memakai kalung berarti ada pemiliknya. Tidak
seperti kucing liar, kucing yang bertuan dipelihara
dan dirawat oleh tuannya. Di sinilah perbedaan
nasib kucing-kucing itu.
Allah kerap digambarkan sebagai gembala dan umat-Nya sebagai domba
peliharaan-Nya, demikian juga bangsa Israel adalah domba gembalaan-Nya.
Sayangnya, hubungan yang tidak harmonis antara Yesus dengan para pemimpin
agama Yahudi menunjukkan betapa besar penolakan mereka kepada Yesus. Yohanes
berkata, “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya
itu tidak menerima-Nya” (ay. 11). Paulus menggambarkan mereka sebagai “cabang
pohon zaitun yang dipatahkan” sementara orang non-Israel sebagai “tunas liar yang
dicangkokkan dan mendapat bagian dalam akar pohon zaitun” (Rm. 11:17).
Best Teens, seperti kucing liar, kita bagaikan anak yang terbuang: tanpa pemilik,
tanpa pengasuh, tanpa orangtua, dan tanpa perlindungan. Kita lapar, haus, telanjang,
tetapi tidak ada yang memperhatikan. Itulah keadaan kita sebelum menjadi milik
Kristus. Namun, Allah memanggil kita dan mengajak kita untuk masuk dalam rumah-
Nya. Jika kita merespons panggilan-Nya, kita akan menjadi anak-anak-Nya. Kita
diajak untuk hidup dalam anugerah dan berkat-Nya. Kita adalah “orang-orang yang
diperanakkan bukan dari darah atau daging ... melainkan dari Allah” (ay. 13). Nah,
kamu juga perlu menjadi sahabat bagi sesamamu yang kesepian karena merasa tidak
memiliki atau dimiliki. Apakah kamu punya teman seperti itu? Jadilah berkat baginya!

49
Selasa, 19 Desember 2023

Yesus, Manusia
Berdaging
Yohanes 1:14
Firman itu telah menjadi
manusia, dan diam di antara
kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan Apakah kamu pernah berpikir mengapa kamu
yang diberikan kepada-Nya
sebagai Anak Tunggal Bapa ....
merawat dan menjaga tubuhmu? Mungkin kamu
berpikir supaya tubuhmu sehat. Tidak salah,
(Yohanes 1:14) sih. Namun, tahukah kamu bahwa ternyata
tubuh kita ini adalah hal yang kudus di hadapan
Tuhan? Meskipun tubuh jasmani kita bersifat
fisik dan materi, ia memiliki realitas rohani.
Bahkan, Tuhan Yesus pun tak segan-segan
mengambil rupa manusia untuk menjalankan
misi penyelamatan-Nya. Jika tubuh manusia itu
bersifat “kurang rohani”, untuk apa Yesus mengambil rupa dalam manusia yang
berdarah dan berdaging?
Sayangnya, pada zaman Rasul Yohanes berkembang sebuah ajaran yang
disebut gnostisisme. Ajaran ini mengatakan bahwa manusia itu pada dasarnya adalah
jiwa yang terperangkap dalam tubuh. Jiwa atau roh itu baik, sementara tubuh atau
materi itu jahat. Bahkan, ada yang kemudian menyiksa tubuhnya agar ia terbebas
dari kejahatannya. Namun, Yohanes melawan ajaran ini. Ia berkata bahwa Sang
Firman itu telah menjadi manusia (daging). Kalau memang benar tubuh itu jahat,
mengapa Sang Firman itu mau menjadi manusia? Yohanes tidak setuju dualisme ini.
Best Teens, kamu cenderung menggambarkan Yesus sebagai apa: Allah atau
manusia? Yesus adalah Allah, sekaligus manusia. Keallahan Yesus tidak hilang saat
kita membicarakan atau memikirkan kemanusiaan-Nya, demikian pula sebaliknya.
Natal adalah tentang Allah yang menjadi manusia yang lengkap: punya darah, daging,
dan berperasaan. Ia adalah manusia yang bisa mengalami kelemahan-kelemahan
seperti: lapar, haus, lelah, sakit, takut, bahkan kecewa. Ia adalah manusia yang
seutuhnya seperti kita. Hanya dengan cara menjadi manusia seutuhnya, maka
Yesus dapat menjangkau kita. Maukah kamu menyambut jangkauan tangan Sang
Anak Manusia ini?

50
Rabu, 20 Desember 2023

Lebih Utama
dari Semua
... sebab hukum Taurat Yohanes 1:15-17
diberikan oleh Musa, tetapi
kasih karunia dan kebenaran
datang oleh Yesus Kristus. Lain dulu lain sekarang. Jika saya menyebutkan
(Yohanes 1:17)
tokoh-tokoh idola anak remaja zaman saya,
kamu mungkin mengernyitkan dahi. Demikian
pula, ketika kamu menyebutkan tokoh-tokoh
idolamu, misalnya para penyanyi K-pop, giliran
saya yang mengangkat bahu. Setiap individu
atau komunitas biasanya punya satu atau
beberapa tokoh yang dikagumi dan memberikan
pengaruh besar. Tahukah kamu, siapa salah
satu tokoh yang paling dikagumi oleh bangsa
Yahudi? Ia adalah Musa.
Musa istimewa sedikitnya karena dua hal: (1) Membawa bangsa Israel
keluar dari Mesir; (2) Mengajarkan hukum Taurat. Hukum Taurat menjadi
tuntunan gaya hidup yang harus dijalani oleh umat Allah. Bukan hanya bagi
umat Israel saja, melainkan juga bagi umat Kristen sampai hari ini. Dalam ayat
17, Yohanes tidak bermaksud untuk meniadakan atau mempertentangkan taurat
Musa dengan anugerah dalam Kristus. Justru Yohanes mau menunjukkan bahwa
Musa memberikan kesaksian tentang Yesus (lih. Yoh. 5:46). Yohanes juga
mau menunjukkan keutamaan Tuhan Yesus melampaui Musa dan semua bapa
leluhur bangsa Israel lainnya.
Best Teens, apakah kamu mempunyai idola atau orang yang sangat kamu
kagumi? Mungkin orang itu adalah artis, guru, motivator, youtuber , atau mungkin
orangtuamu. Kamu boleh mengidolakan seseorang selama tidak berlebihan karena
sebagai manusia, mereka juga memiliki kelemahan. Yesus adalah Allah Sang
Pencipta yang menjadi manusia. Oleh karena itu, di antara semua tokoh yang
kamu kagumi, Tuhan Yesus haruslah menjadi figur yang paling memengaruhi
kehidupanmu, sebab di dalam-Nya kamu telah menerima kasih karunia. Jadikanlah
Dia sebagai tokoh yang paling memengaruhi kehidupanmu.

51
Kamis, 21 Desember 2023

Menemukan Allah
Yohanes 1:18
Tidak seorang pun yang
pernah melihat Allah; tetapi
Anak Tunggal Allah, yang ada
di pangkuan Bapa, Dialah “Inventing Anna” (2022) adalah serial drama yang
yang menyatakan-Nya. berangkat dari kisah nyata. Serial yang diputar
(Yohanes 1:18) Netflix ini menceritakan ambisi Anna Delvey untuk
membangun yayasan fashion bergengsi di daerah
elit New York City. Dengan mengaku sebagai anak
konglomerat dari Jerman dan selalu berpenampilan
layaknya seorang sosialita tajir, Anna hampir saja
berhasil mendapatkan pinjaman dan donasi jutaan
dollar untuk membangun impiannya. Namun,
seorang jurnalis perempuan akhirnya berhasil
menyingkapkan identitas Anna yang sebenarnya. Ya, seorang jurnalis mungkin
mampu menyingkapkan rahasia yang tersembunyi, tetapi tak ada seorang pun yang
mampu menyingkapkan misteri Allah.
Dalam teologi Kristen, penyingkapan diri Allah secara khusus (wahyu khusus)
hanya dimungkinkan melalui dua jenis penyingkapan: (1) Firman Allah dalam Kitab
Suci dan; (2) Firman Allah dalam diri Yesus Kristus. Yohanes mengatakan tidak
seorang pun pernah melihat Allah. Sosok-Nya tak terungkap oleh siapa pun. Hanya
Yesus, Anak Tunggal Allah, yang dapat menyingkapkan Sang Bapa. Wujud paling
nyata dari pribadi Allah adalah Yesus Kristus. Melalui-Nya, kita dapat mengetahui
dan mengenal Allah yang sebenar-benarnya.
Best Teens, Natal adalah penyingkapan Allah dalam diri Yesus sebab Yesus
adalah Sang Firman yang menjadi manusia. Pencarian akan Allah menjadi pencarian
yang mustahil jika tidak melalui Yesus. Sebab, sejatinya ini adalah penyingkapan
yang dikerjakan oleh Allah, bukan manusia. Meski demikian, bukan berarti kita
hanya pasif menunggu ilham datang dari langit. Kita perlu berupaya aktif mengenal
Yesus dan firman-Nya yang tertulis dalam Kitab Suci. Sesungguhnya, perjalanan
spiritualitas kita adalah perjalanan inventing God tanpa akhir. Tugas kita adalah
mengupayakan pertumbuhan rohani dalam perjalanan iman sepanjang umur kita.

52
Jumat, 22 Desember 2023

Kisah Ahmed
Mohamed
Karena itu, setelah aku
menyelidiki segala peristiwa
Lukas 1:1-4
itu dengan seksama
dari asal mulanya, aku
mengambil keputusan untuk Pada tanggal 14 September 2015, seorang
membukukannya dengan siswa SMU McArthur, Irving, Texas, bernama
teratur bagimu ....
Ahmed Mohamed (14 tahun) ditangkap. Ia
(Lukas 1:3) dicurigai merakit bom. Kok bisa? Begini ceritanya:
Mohamed yang kreatif dan hobi otak-atik ini
suatu hari merakit jam digital di sebuah kotak
pensil. Setelah berhasil maka dengan bangga ia
bawa ke sekolah hendak ditunjukkannya kepada
guru bahasa Inggris. Namun, ia tidak mendapat
respons yang diharapkan. Sang guru mengira itu
bom rakitan! Anak yang malang ini disuruh ke kepala sekolah dan diinterogasi
polisi selama 1,5 jam. Akhirnya, ia dibebaskan karena terbukti tidak melakukan
kejahatan. Prasangka negatif akan membawa petaka!
Berbeda dengan ketiga penulis Injil lainnya, Lukas membuka tulisannya
memakai gaya seorang jurnalis. Lukas tahu ada banyak orang berusaha untuk
membuat berita tentang kehidupan hingga kebangkitan Yesus. Lukas memutuskan
untuk “menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya ...
supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu
sungguh benar” (ay. 3-4). Lukas, sang jurnalis, tidak mau menuliskan berita
Yesus itu berdasarkan kabar angin, tetapi berdasarkan fakta dan kebenaran.
Best Teens, media sosial sebenarnya baik jika yang diberitakan adalah
kenyataan, serta tidak digunakan secara berlebihan. Sayangnya, tidak sedikit
karakter dan hidup seseorang rusak, bahkan hancur karena pemberitaan yang
salah ( hoax ). Tidak sedikit pula mindset kita yang negatif terhadap kelompok
tertentu terbentuk seperti kisah Ahmed Mohamed di atas. Berhati-hatilah
dengan yang kamu tulis dan baca. Milikilah mental seorang jurnalis: (1) Bebas
dari prasangka; (2) Tidak mudah percaya dengan berita; (3) Tidak mudah
membuat/meneruskan berita.

53
Sabtu, 23 Desember 2023

Adil Sejak dari


Pikiran
Lukas 1:26-38
Kata malaikat itu kepadanya:
“Jangan takut, hai Maria,
sebab engkau beroleh kasih
karunia di hadapan Allah.” Apakah kamu tahu istilah “sindrom minoritas”?
Sederhananya, sindrom minoritas adalah gejala
(Lukas 1:30)
berupa perasaan rendah diri atau inferior
karena identitas dirinya sebagai minoritas dalam
masyarakat. Mereka ini biasanya suka pasrah
saja ketika dirundung atau diperlakukan tidak
adil; dan hal itu diterima sebagai “kewajaran”.
Pramoedya Ananta Toer (1925-2006), sastrawan
Indonesia, pernah berkata, “Seorang terpelajar
harus sudah berbuat adil sejak dari pikiran.”
Lukas berupaya untuk menghadirkan keadilan tanpa melihat mayoritas
atau minoritas. Berbeda dengan Matius yang mengarahkan lampu sorot ke
sosok Yusuf, Lukas memilih untuk memberikan panggung kepada Maria. Matius
menceritakan firman Tuhan yang datang kepada Yusuf, Lukas menceritakan
malaikat yang datang kepada Maria. Kedua kisah itu tidak salah, hanya
berbeda sudut pandang. Maria mendapatkan salam yang spesial dari malaikat
Gabriel: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau” (ay.
28). Bahkan, gadis ini lebih percaya pada pemberitaan malaikat daripada
Zakharia, seorang imam kepala. Lukas ingin menunjukkan bahwa sejatinya
Allah tidak membedakan.
Best Teens, kamu pernah merasa berkecil hati karena jenis kelamin, agama,
status sosial, asal kota atau kesukuanmu? Apakah kamu merasa “layak”
diperlakukan dengan tidak adil? Atau sebaliknya, kamu berada dalam posisi
pihak “mayoritas” yang merasa “di atas angin” atas sesamamu yang minoritas?
Tuhan tidak menghendaki kita memelihara sindrom yang tidak sehat ini. Selama
kita tidak bisa terbebas dari sindrom ini, kita tidak mungkin memiliki keadilan
dan kebenaran dalam hidup. Tidak perlu menunggu kita dewasa untuk bertindak
adil, tetapi mulailah sejak dini, sejak dari pikiran kita.

54
Minggu, 24 Desember 2023

Nyanyian Maria
Lukas 1:39-56
“Ia menurunkan orang-orang
yang berkuasa dari takhtanya
dan meninggikan orang-orang
yang rendah ....” Beberapa waktu lalu ramai diberitakan
(Lukas 1:52)
peristiwa pelecehan seksual terhadap
beberapa gadis. Para gadis ini berasal dari
keluarga miskin sehingga tidak punya cukup
kekuatan untuk melawan atau melaporkan
kejahatan yang mereka alami. Itu adalah
contoh fenomena yang menunjukkan bahwa
dunia ini sering kali berpihak kepada orang
kaya dan penguasa.
Nyanyian Maria adalah sebuah seruan
syukur atas datangnya keselamatan dari Allah yang nyata melalui kebenaran
dan keadilan. “Magnificat” atau “Nyanyian Maria” sarat dengan pesan teologis.
Perikop ini kerap dipakai dalam liturgi-liturgi gereja kuno, jarang kita jumpai
dipakai dalam liturgi gereja-gereja masa kini. Isi dari nyanyian ini pertama-
tama adalah pujian atau penyembahan kepada Allah, Sang Penguasa dunia.
Hal yang menarik adalah pada bagian kedua Maria mengangkat isu sosial,
yaitu ketidakadilan. Maria melihat dunia kerap berpihak kepada orang kaya
dan berkuasa. Maria memuji Allah karena kedatangan-Nya akan memulihkan
keadaan ini.
Best Teens, malam ini kita telah memasuki Natal. Di malam ini, kita tidak
hanya diajak untuk mengingat tentang kasih dan anugerah keselamatan Allah.
Kita juga diajak untuk mengingat bahwa keselamatan itu juga datang pada
masa kini, yakni dalam wujud perhatian Allah kepada mereka yang selama
ini terabaikan. Keselamatan Allah tidak hanya bicara tentang kehidupan
pascakematian, tetapi juga tentang mewujudkan keadilan di tengah-tengah
dunia. Apa artinya keselamatan dalam Kristus jika ketidakadilan dibiarkan
merajalela? Dunia membutuhkan kita untuk menyatakan keselamatan ini:
di sini, di dunia ini; bukan di dunia yang akan datang.

55
Senin, 25 Desember 2023

Setelah Pohon
Natal Kembali
... ia melahirkan seorang anak Dilipat
laki-laki, anaknya yang sulung, Lukas 2:1-7
lalu dibungkusnya dengan
lampin dan dibaringkannya di
dalam palungan, karena tidak Apakah kamu sadar bahwa sebagian besar hidup
ada tempat bagi mereka di manusia tersusun atas hal-hal yang biasa-
rumah penginapan.
biasa? Oke, memang ada peristiwa khusus
(Lukas 2:7) seperti kenaikan kelas, ulang tahun, baptisan,
dan lain-lain. Kalau kamu sudah dewasa, ada
tambahan lain seperti menikah, punya anak,
mendapat pekerjaan atau gaji pertama, dan
lain-lain. Namun, peristiwa-peristiwa itu mengisi
sedikit sekali bagian di hidup kita. Demikian pula
pohon Natal hanya terpasang setahun sekali.
Kelahiran Yesus juga tidak menunjukkan hal-hal yang terlampau istimewa. Ia
lahir di kota kecil bernama Betlehem, bukan Yerusalem, kota metropolitan. Bayi
Yesus ini pun tidak mendapatkan tempat yang lebih baik selain dari palungan
(tempat makan ternak). Maklum saja, pada waktu itu orang-orang asli Betlehem
yang merantau ke berbagai tempat harus kembali ke kota asal mereka. Kota
kecil itu mendadak ramai dan rumah-rumah penuh sesak. Sang Bayi ini lahir
tanpa menikmati hak istimewa layaknya seorang anak raja.
Best Teens, hari ini, 25 Desember 2023, adalah hari yang istimewa, bukan?
Saat ini kasus Covid-19 sudah reda, jemaat yang hadir di gereja makin ramai.
Mal-mal dan tempat makan tampak meriah. Suasana rumah juga meriah karena
pekikan gembira saat membuka kado. Namun beberapa hari kemudian, situasi
akan kembali normal. Pohon Natal kembali dilipat, dan orang kembali pada
rutinitasnya. Tentu baik bagi kita untuk merayakan hari penting seperti Natal.
Namun, tak kalah penting adalah bagaimana kita mengisi hari-hari biasa yang
jumlahnya jauh lebih banyak. Apa artinya Yesus “hidup hanya sehari” (yaitu
saat Natal), tetapi tidak dalam keseharian? Mari kita hayati Natal, tak hanya
pada saat merayakannya, tetapi terlebih juga di hari-hari sesudahnya. Selamat
Natal 2023!

56
Selasa, 26 Desember 2023

Nyanyian Zakharia
Lukas 1:67-80
“Dan engkau, hai anakku,
akan disebut nabi Allah Yang
Mahatinggi; karena engkau
akan berjalan mendahului Tentu kamu tidak asing dengan istilah flexing ,
Tuhan untuk mempersiapkan
jalan bagi-Nya ....” kan? Flexing adalah perilaku memamerkan harta
di media sosial. Apakah harta yang dipamerkan
(Lukas 1:76) itu benar-benar miliknya sendiri, pinjaman, atau
sekadar gambar editan, sering kali tidak jelas.
Para pelaku flexing umumnya memiliki pengaruh
yang besar sehingga tak heran banyak orang
yang tertipu. Para pelaku flexing adalah contoh
orang yang terlihat sukses dengan cepat, kaya,
berpenampilan menarik, dan terkenal. Kesuksesan
instan seperti ini jelas bukanlah kehendak Allah.
Orangtua Yohanes tahu bahwa Yohanes memiliki misi yang khusus. Zakharia,
sang ayah, mengutip beberapa kata penting: melawat, membawa kelepasan, tanduk
keselamatan, terlepas dari tangan musuh, pengampunan dosa, rahmat, dan belas
kasihan. Dengan itu, Zakharia hendak menggambarkan bahwa kehidupan Yohanes
Pembaptis adalah penggenapan atas janji keselamatan dari Allah pada umat-
Nya, setelah ratusan tahun mereka dijajah oleh bangsa asing. Meskipun Yohanes
merupakan anak satu-satunya dan disayangkan akan menempuh hidup yang
berisiko, Zakharia menyadari bahwa sukses Yohanes adalah ketika ia menjadi nabi
yang “... akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya.”
Best Teens, tidak sedikit para pelaku flexing kemudian dipenjara karena terbukti
melakukan penipuan. Namun, sebagian dari masyarakat kita sudah terlanjur
keracunan makna sukses yang salah. Alkitab menceritakan bahwa akhirnya Yohanes
mati muda (Luk. 9:7-9). Yesus pun demikian. Namun demikian, sesungguhnya,
mereka sukses karena telah menggenapi rencana Allah dalam hidupnya. Panjang
pendeknya usia, kaya atau miskin, terkenal atau tidak, bukanlah tanda-tanda
kesuksesan sejati. Kesetiaan dalam menggenapi rencana Allah adalah tanda
sukses sejati.

57
Rabu, 27 Desember 2023

Matius dan Lukas


Tidak Kompak?
“Hari ini telah lahir bagimu Lukas 2:8-20
Juruselamat, yaitu Kristus,
Tuhan, di kota Daud ...
Kamu akan menjumpai
seorang bayi dibungkus Menurut kamu, perayaan Natal itu terbaik dilakukan
dengan lampin dan
terbaring di dalam
dengan cara bagaimana? Kalau kamu jadi panitia,
palungan.” kamu ingin merayakan Natal secara sederhana atau
meriah? Dari kedua pilihan itu, mana yang menurut
(Lukas 2:11-12)
kamu paling tepat? Matius dan Lukas adalah dua
Injil yang ingin memberitakan Natal dengan cara
yang berbeda. Matius ingin menonjolkan keagungan
dan kemewahan melalui kehadiran orang-orang
Majus dan persembahannya. Adapun Lukas lebih
memilih menceritakan kesederhanaan.
Kali ini kesederhanaan itu ia tunjukkan dengan menghadirkan para gembala
dan palungan. Gembala adalah profesi yang sangat umum dijumpai dalam
masyarakat Yahudi. Para gembala ini mewakili golongan masyarakat yang rendah
dan termasuk pekerja kasar. Namun sungguh mengherankan, Allah memberitakan
kelahiran Sang Juruselamat kepada mereka. Bahkan, tidak tanggung-tanggung,
mereka mendengarkan nyanyian bala tentara surga! Ketika mereka menceritakan
pengalaman yang menakjubkan ini, semua orang yang mendengarnya sangat
keheranan. Bagaimana mungkin peristiwa mahabesar ini diberitakan kepada para
gembala?
Best Teens, kesederhanaan tidak selalu berarti meniadakan makna; kemewahan
pun tidak selalu berarti buruk. Sebagian dari kita atau gereja ingin merayakan Natal
dengan sederhana, sebagian lain ingin merayakan dengan lebih meriah dan megah.
Sebagian ingin merayakan dengan anggaran sedikit, sebagian lagi ingin merayakan
dengan anggaran besar. Baik meriah maupun sederhana, keduanya sah-sah saja
untuk kita pilih. Yang terpenting adalah siapa yang menjadi pusat perayaan kita.
Matius menggambarkan kelahiran Yesus dengan cara yang berbeda dengan Lukas.
Namun, keduanya memiliki kesamaan: Yesus menjadi pusat pemberitaan mereka.
Bagaimana dengan perayaan kamu? Siapa yang menjadi pusat perayaan Natalmu?

58
Kamis, 28 Desember 2023

Jika Tubuh
Dan ketika genap waktu
Tanpa Kerangka
pentahiran, menurut Lukas 2:21-24
hukum Taurat Musa,
mereka membawa
Dia ke Yerusalem untuk Dunia fotografi masa kini sangat berbeda
menyerahkan-Nya kepada dengan zaman dahulu: dari analog menjadi
Tuhan, seperti ada tertulis
dalam hukum Tuhan .... digital; dari serba manual menjadi serba
otomatis; dari kamera/lensa serba besar
(Lukas 2:22-23)
dan berat menjadi kamera/lensa super
ringan dan kecil. Walaupun ada begitu
banyak perubahan, kerangka utama fotografi
tidak berubah dari zaman ke zaman, yakni
misalnya bagaimana menentukan tingkat
kecerahan yang baik. Demikian pula dengan
tradisi. Terpaan modernitas memang tak terhindarkan. Namun, komunitas
yang mengizinkan modernitas menggilas habis tradisi adalah sama seperti
membiarkan tubuh tanpa kerangka. Tidak ada bentuk lagi.
Orangtua Yesus dan orang-orang di Israel sangat memelihara tradisi.
Dalam teks Alkitab hari ini, ada dua tradisi yang mereka jalankan, yaitu
sunat dan penebusan anak sulung. Sunat adalah tanda identitas yang
menyatakan perjanjian antara Allah dan umat-Nya yang dilakukan dengan
memotong sebagian kulit kathan bayi laki-laki saat berusia delapan hari
(Kej. 17). Maknanya mirip dengan baptisan anak yang dipraktikkan oleh
gereja. Sementara, penebusan anak sulung adalah tebusan yang diberikan
orangtua sang anak kepada Allah sebagai ganti atas anak sulung (Bil.
18:15-16).
Best Teens, tradisi yang dihidupi di gereja selama ratusan tahun telah
menjaga identitas kita. Hidup dalam tradisi ini tentu bukan demi tradisi
itu sendiri, melainkan demi menjaga nilai-nilai kebenaran dan kebaikan
agar tetap hidup dalam komunitas gereja. Tanpa tradisi, hilanglah identitas
kita. Gereja memang harus hidup di tengah dunia, tetapi tradisi sebagai
kerangkanya tetap harus dijaga agar tubuh gereja tak kehilangan bentuknya.

59
Jumat, 29 Desember 2023

Siapa yang Bisa


Melihatnya?
“Sekarang, Tuhan,
Lukas 2:25-32
biarkanlah hamba-Mu
ini pergi dalam damai
sejahtera, sesuai dengan Serangan Covid-19 mula-mula terjadi pada
firman-Mu, sebab mataku awal tahun 2020. Saat kasus masih sedikit,
telah melihat keselamatan
yang dari pada-Mu ....” masyarakat masih tenang-tenang. Namun, ketika
jumlah penderita meningkat secara tajam, orang
(Lukas 2:29-30)
mulai panik. Apalagi ketika toko, restoran, mal,
gereja, sekolah dan perkantoran mendadak harus
ditutup. Kegiatan bersama mulai dari main voli di
lapangan kampung hingga olimpiade dibatalkan.
Perekonomian lumpuh, lesu, dan tanpa harapan.
Serangan itu terjadi dengan begitu tiba-tiba dan
tidak ada orang di muka bumi ini yang menyangka kejadian tersebut. Tidak pernah
tebersit dalam benak kita bahwa akan datang suatu masa di mana memakai masker
menjadi hal biasa.
Simeon adalah seorang yang benar dan saleh. Ia adalah seorang imam yang
sedang melayani saat kedua orangtua Yesus datang memberikan kurban persembahan.
Mereka dikejutkan dengan cara Simeon menyambut anak mereka. Secara gamblang,
Simeon menyatakan bahwa anak mereka adalah Kristus, Sang Mesias, Dia Yang
Diurapi. Mungkin tidak lama setelah perjumpaan itu Simeon meninggal. Ia baru
melihat seorang bayi kecil yang lemah. Namun, keyakinannya akan penyataan Roh
Kudus memampukan Simeon untuk melihat apa yang belum terlihat.
Best Teens, tidak selamanya hidup kita akan selalu baik-baik saja. Kamu bisa
saja mengalami hari terburuk dalam hidupmu. Jika saat ini orangtuamu punya bisnis
atau pekerjaan yang baik, belum tentu selamanya akan seperti itu. Sebaliknya, apa
yang saat ini buruk tidak selamanya buruk. Tidak ada orang yang bisa mengetahui
apa yang akan terjadi dalam kehidupan di masa mendatang. Namun, ada perbedaan
besar antara mereka yang memiliki iman dan yang tidak memilikinya. Kehidupan
sudah berakhir sejak harapan itu sirna. Karena itu, sertakan iman dan harapan
dalam jerih lelahmu.

60
Sabtu, 30 Desember 2023

Ibu yang Berduka


Lukas 2:33-38
“Sesungguhnya Anak
ini ditentukan untuk
menjatuhkan atau
membangkitkan banyak
orang di Israel ... dan suatu
pedang akan menembus “Apa cita-citamu?” tanya saya kepada anak-anak
jiwamu sendiri –, supaya remaja yang ikut katekisasi. Beberapa anak
menjadi nyata pikiran hati
banyak orang.” menjawab, “Saya ingin membahagiakan orangtua.”
Beberapa anak mengangguk-anggukkan kepala,
(Lukas 2:34-35) tanda setuju. Terdengar mulia, bukan? Namun,
jika pertanyaan ini dilontarkan kepada Yesus
saat Ia remaja, menurutmu kira-kira apa
jawaban Yesus? Akankah Ia menjawab: “Aku
ingin membahagiakan Maria, ibu-Ku?” Lantas,
benarkah sang ibu bahagia melihat anaknya
ini? Mungkin iya, mungkin tidak.
Tidak ada tokoh yang lebih galau daripada Maria, ibu Yesus. Beberapa kali
Lukas mencatat Maria bertanya-tanya, bingung, dan tidak mengerti. Anaknya yang
sulung ini sepertinya lebih banyak menimbulkan pertanyaan daripada jawaban.
Suatu ketika ia merasa bangga bahwa seorang imam bernama Simeon dan
wanita saleh bernama Hana menubuatkan hal-hal hebat yang akan dikerjakan
oleh anaknya. Namun, ia juga diliputi kebingungan dan dukacita ketika Simeon
berkata bahwa anaknya seperti sebuah pedang yang akan menembus jiwanya.
Pernyataan ini menjadi petunjuk akan apa yang diterima Maria karena anaknya:
bukan sukacita, melainkan dukacita. Kita yang membaca kisah Yesus tentu tahu
bahwa Ia akan mati disalibkan. Meski demikian, dukacita yang dialami Yesus
pada akhirnya akan mendatangkan sukacita bagi Allah dan dunia.
Best Teens, sejak awal Allah mempersiapkan Maria untuk menghadapi hal-
hal terburuk yang akan menimpa anaknya. Anaknya bukanlah anak yang biasa.
Ia punya misi khusus yang jauh berbeda dengan harapan atau impian para ibu
pada umumnya. Ia harus merelakan anaknya untuk menjadi seperti yang Allah
kehendaki. Lalu, bagaimana dengan kamu: Apakah kamu sudah rela melepaskan
agenda pribadimu agar kamu dapat dipakai untuk kepentingan Allah?

61
Minggu, 31 Desember 2023

Ingin Langsing?
Lukas 2:39-40

Anak itu bertambah besar


dan menjadi kuat, penuh
hikmat, dan kasih karunia Banyak orang ingin menjadi langsing. Begitu
Allah ada pada-Nya. katanya. Apakah kamu juga? Ada yang berkurang
(Lukas 2:40) puluhan kilogram hanya dalam hitungan bulan.
Fantastis! Namun tak jarang, berat badannya
rebound ke titik awal, bahkan bisa lebih berat
dari sebelumnya. Mengapa? Mungkin saja
karena sebagian orang terlalu terobsesi dengan
berat badan. Mengubah berat badan memang
bisa hanya dalam waktu beberapa minggu.
Bagaimana dengan mengubah gaya hidup?
Menurutmu, apakah lebih sulit?
Yesus adalah Allah, tetapi juga manusia seutuhnya. Sebagai manusia,
Yesus bertumbuh makin besar dan kuat. Sejak kecil, Yesus juga belajar
bersama anak-anak Yahudi lainnya di Sinagoge, yang merupakan rumah
ibadah sekaligus sekolah bagi anak-anak orang Yahudi. Bersama anak-anak
lainnya Ia duduk mendengarkan pengajaran para rabi Yahudi. Pertumbuhan
fisik, intelektual, dan kerohanian Yesus tidak “jatuh dari langit” dalam kondisi
sudah kuat dan berhikmat. Selama puluhan tahun, Ia bertumbuh secara normal
dalam komunitas Yahudi.
Best Teens, sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2024. Tidak jarang kita
memanfaatkan momentum ini untuk membuat resolusi, tetapi kerap gagal bahkan
sejak dari awal tahun baru. Kita belajar bahwa berubah dan bertumbuh itu tidak
akan terjadi dalam waktu semalam. Pertumbuhan fisik yang benar dan sehat
bukan soal menurunkan berat badan, melainkan lebih pada proses mengubah
gaya hidup secara berkelanjutan. Demikian pula pembentukan penguasaan
diri, hikmat dan karakter tidak terjadi dalam waktu semalam. Sambutlah tahun
2024 dengan komitmen untuk bertumbuh dengan benar. Kiranya cinta dari
Sang Firman yang menjadi manusia itu menyertai kita menjalani tahun 2024!

30
62

Anda mungkin juga menyukai