DoakuKepada Mu
Bagian 114
Bagian 114
Edisi 24 Mei – 5 Juni 2021
Penulis:
~ Tim Banas DK
Editor:
~ Espe
Setting:
~ Desy
Diterbitkan oleh:
Lembaga Perencanaan dan Pembinaan Pendidikan
Sinode Gereja Kristen Jawa Indonesia (LP3S)
Tahun 2021
Kata Pengantar
Ravi Zacharias menulis sebuah buku menarik. Judulnya, The Grand Weaver:
How God Shapes Us Through the Events of Our Lives” Kurang lebih, itu bisa
diterjemahkan “Sang Penenun Agung: Bagaimana Tuhan membentuk Kita
Melalui Beragam Peristiwa dalam Hidup Kita”.
Melalui buku itu, Ravi menandaskan bahwa Tuhan tidak tinggal diam.
Ia memiliki rencana yang indah dalam hidup kita. Untuk mewujudkan
rencananya itu, Ia bekerja layaknya seorang penenun. Tapi, Ia bukan
sembarang penenun. Ia Sang Penenun Agung. Penenun yang begitu hebat
dalam menenun kehidupan setiap orang. Ia menenunnya dengan
menggunakan semua peristiwa dalam hidup kita.
Yang menarik, Ia tidak bekerja sendirian. Melainkan, Ia melibatkan
semua orang untuk ikut berperan serta. Karena itu, kita tak boleh menjalani
hidup sesuka hati. Sebab, berbagai hal yang kita lakukan, itu bisa menjadi
bagian dari karya Sang Penenun Agung itu. Baik itu karya-Nya untuk diri kita,
maupun untuk orang lain.
Buku renungan ini mengajak pembaca, khususnya kaum muda, untuk
menyadari karya Sang Penenun Agung itu. Baik itu melalui pengalaman diri
sendiri maupun pengalaman orang lain. Baik itu pengalaman kekinian
maupun masa lampau. Baik itu pengalaman jasmani maupun rohani. Itu
semua direfleksikan dalam terang Alkitab. Jadi, buku kecil ini mengajak
pembaca untuk membiasakan diri merenungkan kehidupan sesehari sebagai
kesempatan ikut serta bekerja bersama Sang Penenun Agung. Melalui hal itu,
kiranya kaum muda terbantu dalam tumbuh kembang menjadi pribadi yang
tidak sembarangan dalam menjalani hidup.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan rekan-rekan
yang telah terlibat dalam penyediaan naskah, penyiapan dan pendistribusian
buku renungan ini. Jerih lelah merekalah yang membuat buku kecil ini bisa
sampai di hadapan pembaca. Selamat menggunakan buku ini. Kiranya nama
Tuhan dimuliakan. Selamat menaati protocol kesehatan. Salam sehat dan
semangat!
FORMULIR PENULIS RH
Nama : ………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………
………………………………………………………
No. Telepon/HP : ………………………………………………………
Pekerjaan : ………………………………………………………
………………………………………………………
___________________
(..……………………………………)
Doa: Tuhan, jauhkan kami dari sikap suka menutup diri. Mampukan kami
menerima teguran-Mu, berupa perbaikan dan koreksi dari orang-
orang di sekitar kami. Baik itu peringatan dari orang tua, nasihat
guru, saran teman dekat, maupun kritik dari orang lain. Amin.
K adang Rosa suka mengingat masa lalu. Mungkin kalian pun begitu.
Tapi, Rosa tidak suka bernostalgia. Rosa tidak suka melarikan diri
dari masa kini. Bila mengenang masa lalu, ia lebih suka menjadikannya
sebagai “guru”. Maksudnya, masa lalu, ia jadikan sarana untuk belajar
agar menjadi lebih baik; bukan untuk melarikan diri dari tantangan
masa kini.
Bicara tentang masa lalu, orang-orang Ibrani kuno cenderung
memuja masa lalu. Padahal, mereka memiliki masa lalu yang buruk. Pada
masa lalu, mereka hidup sebagai budak di Mesir. Mereka hidup sangat
menderita. Mereka tidak menikmati kemerdekaan hidup. Mereka
dipaksa bekerja tanpa ada kesejahteraan. Lantas, Tuhan membebaskan
mereka. Dalam perjalanan keluar dari Mesir mereka mengalami banyak
kesulitan. Karena itu, mereka menginginkan kembali ke Mesir, hidup
sabagai budak. Bahkan mereka meragukan pertolongan Tuhan.
Memang, masa lalu kadang terasa indah. Sementara itu, masa
sekarang bisa jadi terasa sulit dan menjengkelkan. Namun, semestinya
itu tidak membuat kita menyesali masa kini. Sikap menyesali masa kini
hanya akan membuat kita cengeng. Akibatnya, kita tidak berani menghadapi
kenyataan hidup. Bahkan, bisa juga itu membuat kita menyalahkan Tuhan.
Mengenang masa lalu, kadang perlu. Tapi, pastikan, bahwa itu
bukan untuk lari dari kenyataan masa kini. Mengenang masa lalu itu bisa
berguna. Syaratnya, itu kita jadikan sebagai guru. Yaitu, sarana belajar agar
kita lebih siap menghadapi berbagai tantangan masa kini dan masa depan.
Doa: Tuhan, jauhkan kami dari cara hidup asal-asalan. Mampukan kami
membiasakan diri belajar mendisiplin diri. Sehingga, kami memiliki
hidup yang bermutu, membahagiakan, dan inspiratif, Amin.
Doa: Tuhan, siapa pun orang yang Engkau hadirkan di sekitar kami,
itulah sesama kami. Mampukan kami membiasakan diri belajar
mengasihi mereka semua tanpa pandang bulu, Amin.