Anda di halaman 1dari 7

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 10 April 2022

Prapaskah VI (Bulan Diakonia – Aksi Pangiu’)

TEGUH SEPERTI GUNUNG BATU


Matoto` Susi Batu Laulung

Bacaan Mazmur : Mazmur 31:10-19


Bacaan 1 : Yesaya 50:4-11 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Filipi 2: 1-11
Bacaan 3 : Lukas 22:14-23
Nas Persembahan : Mazmur 52:11
Petunjuk Hidup Baru : Yesaya 50:7
Tujuan:
1. Jemaat memahami kekuatan seorang hamba dalam menjalankan tugas
2. Jemaat teguh dalam menjalani hidupnya saat menghadapi tantangan

Suspense :
Lead :
Salah satu kalimat Ahok yang sangat menarik ketika membacakan Pledoinya dalam
persidangan yang menimpa dirinya kala itu adalah: “Walaupun saya difitnah dan dicaci maki,
dihujat karena perbedaan iman dan kepercayaan saya, saya akan tetap melayani dengan kasih”.
Lalu apa hubungannya kalimat Ahok ini dengan bacaan firman Tuhan kita hari ini, secara
khusus dalam Yesaya 50:4-11.

Punch Line :
Saudara....bacaan kita hari ini, berlatarbelakang masa pembuangan (Deutro Yesaya) yang
bernubuat tentang penyelamatan dari Allah melalui seorang Hamba Tuhan bagi Umat yang
terbuang.
Mengapa Israel harus dibuang. Karena mereka telah gagal menyatakan diri sebagai
murid, sebagai umat Allah yang sejati. Hamba Tuhan yang setia memperkatakan pengajaran
Tuhan, dan mendengarkan Taurat/Firman/Pengajatan dari Tuhan. Mereka gagal menjaga
ketaatan hidup kudus sebagai umat Allah.
Karena itu, apa yang Tuhan mau sebagai murid, sebagai umat-Nya, sebagai hamba-Nya
yang mesti kita tahu dan kita miliki agar bisa menjadi seorang murid/hamba Tuhan yang sejati?
1. Bahwa Tuhan itu memperlengkapi kita sebagai murid-Nya dengan lidah dan pendengar
seperti seorang murid.
Apa artinya lidah dan pendengaran seorang murid. Apa pentingnya ini?

1
Saudara....mendengar dan berkata-kata, adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Seseorang, tidak dapat berkata-kata dengan jelas, dengan benar, jika ia tidak mendengar
dengan jelas dan dengan benar.
Ilustrasi:
Seorang yang maaf terlahir tuli, pasti akan tidak bisa bicara. Orang biasa bilang bisu. Bahasa
makassarna disebut orang pepe.
Saudara...Tuhan memberi kepada hamba-Nya ‘lidah’ seorang murid. Berarti diberikan
sebuah alat komunikasi yang dipakai untuk berkomuniaksi dengan Tuhan dan sesamanya.
Tapi, lidah itu harus dipakai menjadi sumber kebaikan bagi orang lain. Bukan sumber
kejahatan, dusta, kesombongan, dlsbg. Dalam konteks nabi Yesaya, lidah dipakai untuk
memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu.
Lidah seorang murid/lidah hamba Tuhan itu haruslah lidah yang ketika mengeluarkan
kata-kata yang dia keluarkan, kalau dinilai, kata Amsal 10:20, nilainya setinggi perak pilihan.
Lidah seorang murid itu, kalau berkata-kata, kata-katanya itu membawa
kesehatan/kesejukan/obat yang menyenangkan hati bagi orang yang mendengarnya (Ams.
12: 8). Dan lidah seorang murid itu, ketika berkata-kata, kata-katanya itu, berisi pengetahuan
yang benar (Ams. 15: 2).
Saudara...bukankah lidah seorang murid itu semuanya ada pada Yesus? Sang Guru
Kehidupan kita? Semua kata-katanya itu, ketika kita baca di dalam Alkitab, semua bernilai
tinggi. Kata-katanya menyehatkan, membuat hati yang terluka, pahit, sedih, menjadi kuat,
sembuh, penuh pengharapan. Bahkan semua kata-katanya berisi pengetahuan.
Coba lihat kata-kata Yesus dalam khotbah di Bukit dalam Matius Pasal 5-7. Semua kata-
katanya begitu kuat. Nilainya punya bobot yang sangat tinggi. Pernah nda dengar orang
bilang: ‘kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu’. (Mat. 5:44-
45). Pernah dengar orang bilang begitu? Hanya Yesus. Yang paling sering orang bilang,
we...kalau na sakitiko, lawanki. Masa moko na kasih begitu. Na pandeng entengnu mamo.
Lalu, apakah Yesus lakukan apa yang Dia katakan? Dia lakukan bos. Waktu di kayu
Salib, apa yang Yesus katakan? Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa
yang mereka perbuat. (Luk. 23:34). Bro...org itu sudah laukan yang jahat, bahkan perbuatan
yang tidak manusiawi kepada Yesus. Tapi Yesus bilang apa: Ya Bapa, ampunilah mereka.
Yesus doakan bos. Itu lidah seorang murid. Setiap kata-katanya punya nilai yang bukan

2
biasa-biasa. Menyehatkan hati, menyenangkan hati. Dan mengandung pelajaran hidup yang
penting.
Contoh lagi kata-kata Yesus: ‘marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban
berat, Aku akan memberikan kelegaan kepada-Mu’ (Mat. 11:28). Tapi ada banyak orang
Kristen, yang kalau sudah tahu ada anggota yang masalahnya sudah menjadi rahasia umum,
justru bukannya memberikan saudara kita itu penguatan, meringankan bebannya, justru yang
dilakukan malah menambah beban saudara kita yang sedang dalam pergumulan, sedang jatuh
dalam dosa itu, dengan menggosipkannya. Menjauhinya. Jangan.
Apalagi kata-kata Yesus: “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah
kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” Tapi kalau kita,
biasanya banyak orang lain di mulut, lain di hati. Kan ada lagunya itu: ‘lain di mulut lain di
hati’.
Jemaat...milikilah hati seorang murid. Bangun dalam dirimu sebuah cita-cita, saya ingin
menjadi murid yang kata-katanya sama seperti gurunya. Kata-kata yang ku keluarkan punya
nilai yang tinggi, menyehatkan/menyenangkan hati orang yang mendangarnya dan berisi
pengetahuan. Bukan omong kosong. Bukan juga asbun. Asal bunyi.
Saatnya perbanyak komunikasi dengan keluarga, setiap hari bangun sapaan yang
menyenangkan, yang membahagiakan mereka. Sehingga setiap pagi, seisi rumah kita
mendengarkan kata-kata indah, menguatkan, menyegarkan, dan mereka boleh mengawali
harinya dengan suasana hati yang penuh sukacita. Paling tidak kalau saudara tipikal orang
yang pendiam, yang kaku untuk menyapa, berilah senyum yang paling indah yang saudara
miliki, sambil menganggukkan kepalamu. Tanpa berkatapun, orang akan menyambut
sukacita senyuman yang saudara lepas dengan tulus dan sukacita. Tapi, kalau diawal pagi
saja mereka sudah mendengar kalimat-kalimat yang menyakitkan, percaya atau tidak,
sepanjang harinya, jika dia tidak menguasai rasa sakit hatinya, maka sepanjang hari itu,
suasana harinya yang akan dilihat hanyalah kegelapan. Sepanjang harinya hanya akan dilalui
dengan perasaan jengkel dan mudah marah.
Karena itu, bu...pak...kalau ngomel, ngomellah dengan kata-kata yang membangun.
Mungkin saudara jengkel dengan sikap suami. Atau siterimu. Atau anak-anakmu hari itu, tapi
keluarkanlah kata-kata yang membangun, menyehatkan dan memberi pengetahuan. Jangan
asal ngomel. Sampai semua hal yang tidak perlu diungkap, diungkap juga. Anak-anak bisa

3
sakit hati. Suami pun bisa sakit hati. Saudarapun saya yakin pasti juga sakit hati. Karena lama
kelamaan, anakmu tidak betah di rumah. Suamipun tidak betah di rumah. Isteripun tidak
betah dirumah. Dan saudara akan merasa tidak ada yang mau menghormati dirmu. Merasa
sudah tidak dihargai lagi di dalam rumah. Itu karena kata-kata saudara yang tidak
membangun dan sering menyakitkan.
2. Selain itu, Tuhan juga memberikan kepada hamba-Nya, sikap yang mendengar seperti
seorang murid. Karena itu, bagi Tuhan betapa pentingnya seorang murid itu mendengarkan
dengan baik pengajaran guru-Nya. Jadi mendengar seperti seorang murid artinya, sikap hidup
yang mau belajar dari apa yang gurunya ajarkan. Perkatakan. Karena iut, gairah seorang
murid itu apa? Dia selalu mau belajar, belajar dan belajar. Dia mau belajar apapun.
Saudara...kalau mau jujur, seringloh kita ini bodoh. Dan saking bodohnya kita, maka
sombonglah kita. Karena tidak tahu apa itu pintar. Kita pikir kita pintar. Akitabnya, kita
susah sekali diajak omong. Kita pikir kita sudah yang paling pintar. Kita pikir kita sudah
yang paling hebat/luar biasa. Itulah yang paling bahaya.
Seorang preman tulen, bukan garangnya, tapi otaknya. Itu makanya kalau difilm-film
aktion, mafia yang jago-jago itu hebat setengah mati itu. Dia terlihat tenang-tenang saja,
tahu-tahu orang sudah lewat (dibunuhnya). Tidak kayak preman-preman lorong, disentuh
sedikit, langsung emosi, bawa parang, bawa badi, manamoko, ku bunuhko. Pas dilapor,
ditangkap polisi, nangis. Itu bodoh.
Mendengar seperti seorang murid, itu dia belajar dari realita, dia langsung tahu, oh ini
kehendak Tuhan. Kenapa dia tahu bahwa ini loh kehendak Tuhan, ini loh yang tuhan mau,
karena sebelum dia bertindak, mengambil langkah, sikap, dia terus bertanyan, bertanya dan
bertanya kepada Tuhan. Apa yang harus dia buat di tengah-tengah realita hidup sperti ini.
Bukan marah-marah. Bukan mencak-mencak. Bukan so pintar. Bukan sok tahu segalanya.
Tapi selalu bertanya, bertanya dan bertanya kpd Tuhan. Nanti setlah tidak ada lagi yg dia
tanyakan kepada Tuhan, barulah dia bertindak.
Karena itu, mendengar seperti seorang murid itu artinya dia mau terus berusaha mengerti
apa kehendak Tuhan setiap hari dalam hidupnya dan melakukan kehndak Tuhan itu dalam
hari-hri hidupnya. Ketika dia senang, dia berusaha mngerti mengapa Tuhan buat dia senang
hari ini. Kalau menangis, dia berusah mengerti apa kehendak Tuhan sehingga kesedihan dia
harus alami, kegagalan harus ia hadapi, bahkan berusaha mengerti kehendak Tuhan:

4
mengapa Covid 19 masih harus terjadi di masa-masa kita akan merayakan Jumat Agung dan
Paskah? Dlsbg.
Ilustrasi:
Akhir-akhir ini, beberapa keluarga menjalani hidup rasanya berat. BBM naik. Minyak
goreng naik. Daging sampai tulang-tulang juga naik. Tak lupa kepala dan kaki ayam juga naik.
Semua naik. Makanya tensi juga ikut-ikutan naik. Di berbagai persoalan hidup ini, saya mau
katakana kepada kita sekalian: mengandalkan kekuatan kita, kita tidak sanggup. Tapi pengenalan
akan Tuhan, membuat kita mengandalkan Tuhan yang hidup, yang Ajaib itu. Dan kita tahu, Dia
pasti menolong kita. Dia buat selalu indah pada waktunya. Dan karena kita tahu, Tuhan selalu
membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya, maka kita belajar mengerti bahwa Tuhan tidak
mungkin terlambat menolong kita. Tapi Tuhan juga tidak pernah terlalu cepat menolong kita.
Karena itu, keindahan waktu Tuhan itu apa? Belajar dengan tenang menanti pertolongan Tuhan
sesuai dengan waktu yang telah iatetapkan.
Saudara…memang berat menjalani hidup akhir-akhir ini. Tapi keluarga Kristen yang
mengandalkan Tuhan, akan berlutut bersama, bertelut bersama di hadapan Tuhan, berdoa
bersama, merenungkan firman Tuhan bersama, meminta hikmat Roh Kudus dalam keteduhan,
untuk apa yang mereka akan lakukan di tengah-tengah hidup yang penuh pergumulan. Sehingga
mereka tidak akan pernah menggadaikan imannya. Di derita, dipergumulan, disakit-penyakitpun,
murid Tuhan Yesus, anak-anak Tuhan, hamba Tuhan akan tetap bersinar dan menjaga kemuliaan
Nama TUHAN-NYA.
Saudara…semakin banyak saudara mengerti kehendak Tuhan, semakin kuat filtermu
memilah, semakin kokoh-teguh seperti gunung batu-api dan sangat selektif diri kita utnuk tahu:
mana yang benar, mana yang salah, mana yang baik, mana yang menyesatkan. Saudara tahu,
ah...ini berita gossip. Ah...ini hoax. Ah...ini terlalu banyak basa-basinya. Ah..ini informasi
sampah, Dlsbg.
Tapi pak pendeta…bagaimana kalau saya sudah sepenuh hati melayani, lalu saya
dituduh, diceritai yang bukan-bukan. Masa saya harus tutup mulut. Sakit hati ki pak. Capek-
capek maki melayani, dikasih begitu jaki orang. Lebih baik barenti.
Saudara…kalau saudara masih menyebut dirimu sebagai hamba Tuhan. Tirulah apa yang
hamba Tuhan ini lakukan ketika dia dicela, dihinakan, diludahi, dipermalukan oleh orang-orang
yang tidak mau mendengar ajaran dari Tuhan yang ia ajarkan!

5
Perhatikan ayat 6. Firman Tuhan katakan: 6Aku memberi punggungku kepada orang-
orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak
menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.
Apa artinya ini?
Hamba ini justru secara sukarela membiarkan dirinya sendiri untuk menderita pelecehan
yang merendahkan ini. Di tengah pelecehan ini, Hamba ini tidak menangis, menjerit bahkan
meratap bahkan berseru agar Tuhan membalas dendam pada para penganiayanya (berlawanan
dengan Yeremia). Tidak ada.
Tapi apakah itu berarti hamba Tuhan ini menganggap serangan, pukulan, dan penghinaan
sebagai hal yang Tuhan benarkan? Sehingga itu berarti Tuhan justru ada di pihak lawannya?
Karena tidak membela hambaNya yang diperlakukan tidak adil, yang dilecehkan ini? Bukan
seperti itu.
Tapi di sini yang mau diperlihatkan adalah bahwa hamba Tuhan ini memiliki hubungan
dekat dengan Tuhannya, yang sekaligus menunjukkan bahwa Tuhan tidak menentangnya.
Karena itu dalam ayat 7, hamba Tuhan ini berkata: 7Tetapi Tuhan ALLAH menolong
aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan
gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Dan di sini kita melihat dengan jelas: Hamba Tuhan ini tunduk pada Tuhan, dengan
sukarela-menjalani tanggunjawabnya sekalipun harus mengalami penghinaan ini, pelecehan ini,
penodaan ini, yang sebenarnya diapun menyadari, bahwa dia tidak pantas menerima ini semua-
karena dia orang yang tidak berdosa. Dia tidak melakukan kesalahan apapun yang membuat
dirinya pantas dicela-dihina diperlakukan seperti itu.
Karena itu di ayat 7 sekalipun hamba ini menderita berat, dalam penderitaannya itu, Dia
tetap meyakini bahwa Tuhan yang dia sembah, "Tuhan Yang Berdaulat" (seperti dalam
50:4,5,9)-lah yang "akan membantu/menolong dirinya" (dari Kata: ‫‘ עזר‬azar. Pengucapan: aw-
zar’ ). Yang akan membenarkan dirinya.
Saya pikir…itulah nafas ilahi, pesan ilahi yang terkandung ketika Ahok menulis suratnya:
Tuhan tidak tidur. Gusti ora sare. 'Put your hope in the lord now and always'. ('Letakkan
harapanmu pada tuan sekarang dan selalu'. Bnd. Mazmur 131 ayat 3). Kalau dalam iman saya,
saya katakan 'lord will work out his plan for my life' ('Tuhan akan menjalankan/menyelesaiakan
rencananya untuk hidupku' (bnd. Mazmur 138 ayat 8a). Ahok percaya: kalau manusia tidak

6
membenarkan dirinya, Tuhan pasti yang akan membenarkannya. Karena dia tidak pantas dihina,
dicela, dinodai sedemikian rupa. Karena itu, dalam membacakan pledoinya, seperti yang telah
saya katakan di awal khutbah tadi, Ahok berkata: “Walaupun saya difitnah dan dicaci maki,
dihujat karena perbedaan iman dan kepercayaan saya, saya akan tetap melayani dengan kasih”.
Dari hamba Tuhan ini, dari Ahok kita dapat melihat imannya kepada Allah menjadikan dia teguh
seperti gunung api.
Karena itu saudara…selama menjadi pendeta, ketika ada orang ribut, saya selalu
berusaha untuk tidak memihak. Bahwa karena tidak memihak, saya kadang jadi diributi orang.
Apa boleh buat. Jika ya katakan ya, jika tidak hendaklah katakan tidak. Lebih dari itu berasal
dari si jahat. Itu pesan Tuhan Yesus. Dan itu yang harus saya lakukan. Maka saya hanya
mengataan ya di atas ya, dan tidak di atas tidak. Dan jika saya tidak disukai orang, tidak masalah.
Itu konsekuensi ketaatan seorang murid pada kehendak Sang Gurunya. Dirimu harus teguh,
seteguh gunung api untuk memperkatakan kebenaran.
Tapi mungkin ada yang memandang saya dan berkata. Pak pendeta, saya saat ini sedang
sakit berat pak. Bagaimana saya bisa memiliki pendengaran seorang murid, mengerti kehendak
Tuhan? Bu..pak...kalau engkau sakit, disakitmu, saudara harus jadi berkat. Tidak ada sakit yang
terlalu mahal. Tidak ada sakit yang terlalu murah. Kalau dokter bilang saudara akan sembuh,
pujilah Tuhan. Kalau dokter bilang umurmu tinggal beberapa bulan, tetap puji Tuhan. Ucapan
dokter, tidak boleh mengganggu bahagiamu bersama Tuhan. Amin? Imanmu akan kasih dan
karunia Tuhan Yesus yang menyelamatkan dan membawamu pada hidup yang kekal itu, akan
menguatkan dan meneguhkan dirimu seperti gunung batu untuk menjalani hidup. Termasuk
sakit-penyakit dan pergumulan hidup ini dalam satu pengharapan: di sana… di hari-hari yang
saudara katakan berat itu, saudara akan baik-baik saja sebab ada Tuhan yang tersalib di Kalvari
itu, Tuhan di dalam Yesus Kristus yang penuh kasih dan menyelematkan itu.
Power Statement :
Saudara...teruslah taat belajar memperkatakan yang Tuhan kehendaki, belajar mengerti
kehendak Tuhan dalam segala kondisi hidupmu. Maka engkau mudah memilah mana yang
benar, mana yang tidak sesuai kehendak Tuhan, sehingga engkau teguh seperti gunung batu dan
tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran, tidak akan mudah disesatkan
oleh rupa-rupa peristiwa yang tidak mengenakkan, yang menyakitkan termasuk di dalam
persitiwa yang menggembirakan sekalipun. TUHAN YESUS SAYANG KITA SEMUA. AMIN.

Anda mungkin juga menyukai